PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

  PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Oleh: Siti Nuraeni, M.Pd 12/02/2018

  Terminologi (istilah) Etimologi (asal mula):

  • Ruh atau jiwa tidak dapat Psyche berarti jiwa atau diamati, sulit diukur , sulit ruh.. Logos berarti ilmu.

  ditelaah secara ilmiah, Psikologi adalah ilmu yang adalah perilaku organisme mempelajari jiwa atau ruh sebagai wujud adanya jiwa.

  • Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan

  Psikologi adalah study ilmiah proses mental organisme tentang prilaku dan proses mental (Santrock,Psikologi Pendidikan,2008, (Jakarta,Pt B.Latar Belakang Historis , sosiologi, dan psikologi

  Tokoh Psikologi Pendidikan 1. Democritus 2. Plato & Aristoteles 3. John Amos Comenius 4. Jean Jaques Rousseau 5. Johann Heinrich Pestalozzi 6. Johann Friedrich Herbart 7. Fridrich Frobel 8. Sir Francis Galton 9. William James 10. Granville Stanley Hall

Democritus

  

  In the fith century B.C.,

  Democritus, ior example,

  wrote on the advantages conierred by schooling and the infuence oi the home on learning (Watson, 1961).

  Demokritos (460 SM - 370 SM)

Plato & Aristoteles

  

  Plato (427 SM - 347 SM)

  the nature oi learning;

  

  the means and methods oi teaching;

  

  the relations between teacher and student;

  

  the role oi the teacher;

  Plato and Aristotle discussed the iollowing

  educational psychology topics (Adler, 1952; Watson, 1961):

  

  the possibilities and limits oi moral education;

  

  the iormation oi good character;

  

  the training oi the body and the cultivation oi psychomotor skills;

  

  the kinds oi education appropriate to diferent kinds oi people;

  

  the efects oi music, poetry, and the other arts on the development oi the individual;

John Amos Comenius (1592- 1671)

  

  Seorang ahli pendidikan dari Ceko

  

  Bapak Pendidikan Modern

  

  Anak jangan dianggap sbg miniatur orang dewasa

  

  Pembelajaran hendaknya dapat menarik perhatian anak, lakukanlah dgn menggunakan alat peraga sehingga anak dapat mengamati, mengalami,

Jean Jaques Rousseau (1712-1778)

  

  Seorang pemikir dari Perancis

  

  “Segala-galanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, segala- galanya memburuk dalam tangan manusia.”

  

  Campur tangan orang tua/orang dewasa thd. Perkembangan anak dapat menimbulkan masalah jika hal itu tidak dilakukan dengan hati-hati.

  

  Para pendidik hendaknya membekali dirinya dengan pengetahuan tentang

Johann Heinrich Pestalozzi (1746– 1872)

   Seorang pendidik dari Swiss

   Berusaha meningkatkan pendidikan di masyarakat dgn cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak.

   Menganjurkan agar pendidikan untuk anak disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak.

   Menyarankan agar proses pembelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang

  

Johann Friedrich Herbart (1776-1841)

  He not only may be considered the frst voice oi the modern era oi psychoeducational thought, but his disciples, the

  Herbartians, played a crucial

  role in preparing the way ior the scientifc study oi education. They wrote about what we now call schema

  theory, advocating a cognitive

  psychology ieaturing the role

  Herbartians (para murid

Herbart)

  

  Herbartians promoted teaching by means oi a logical progression oi learning, a revolutionary idea at the end oi the 19th century. They promoted the fve iormal steps ior teaching virtually any subject matter: 1. preparation (oi the mind oi the student), 2. presentation (oi the material to be learned), 3. comparison, 4. generalization, and 5. application.

  

  It was the Herbartians who frst made pedagogical technique the iocus oi scientifc study, pointing the way, eventually, to the feld oi research on teaching,

Fridrich Frobel (1782 – 1852)

   Seorang pendidik dari Jerman

   Ia mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak).

   Menurut Frobel, taman kanak-kanak merupakan tempat bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya cipta, dan

  

Granville Stanley Hall (1844 –1924)

  In 1887, Hall iounded the American Journal oi Psychology, and in 1892 was appointed as the frst president oi the American Psychological Association

  

  He was instrumental in the development oi educational psychology, and attempted to determine the efect adolescence has on education.

Sir Francis Galton (1822 – 1911)

   Galton's inquiries into the mind involved detailed recording oi people's subjective accounts oi whether and how their minds dealt with phenomena such as mental imagery. To better elicit this iniormation, he pioneered the use oi the questionnaire.

  

Galton's study oi human abilities ultimately led to the ioundation oi

  diferential psychology and the formulation of the frst mental tests. Throughout his research Galton

William James (1842 – 1910)

   Father oi American psychology

   Ahli flsaiat pragmatisme

   Ia menyatakan bahwa kesadaran adalah suatu iungsi yang bersumber dari pengalamam murni. Pengalamam murni adalah perubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan refeksi manusia pada masa depan.

  Menurut James kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh pengalaman.

   kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktii, selektii, bertujuan, yang dengannya manusia membentuk sebuah

Alfred Binet (1857 – 1911)

  

  Was a French psychologist who invented the frst practical intelligence test, the Binet-Simon scale

Psikologi Dengan Pendidikan

  

Mendidik berarti membantu peserta didik

agar mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan

   Peserta didik merupakan makhluk bio- psiko-sosio-spiritual.

   Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan.

   Pendidikan dilakanakan berdasarkan:

  

E. Pengertian Psikologi

Pendidikan

  Psyche = jiwa, Logos = ilmu

  

  Ilmu yang mempelajari masalah kejiwaan peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

  

  Studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia (Witherington).

   Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus & terapan. 

  Cabang dari psikologi yang mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologis dalam menyelesaikan persoalan pendidikan (American People of Encyclopedia)

  

  Psikologi pendidikan adalah ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan (Santrok)

  Pentingnya Psikologi

Dalam Pendidikan

  

  Psikologi membantu pendidik memahami karakteristik kognitii, aiektii, dan psikomotorik peserta didik secara integral.

  

  Pendidik mampu memahami keunikan peserta didik sesuai karakteristik psikologik masing masing.

  

  Pendidik mampu mengatasi masalah belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusii serta menyenangkan bagi peserta didik.

  

Kontribusi Psikologi

Terhadap Pendidikan

  Perubahan anak didik dalam proses pendidikan.

   Pengaruh pembawaan & lingkungan atas hasil belajar.

   Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.

   Pengaruh kondisi sosial terhadap belajar.  Pengaruh interaksi pendidik dan peserta didik. 

  Pengaruh perbedaan individu terhadap

Defnisi dan Tujuan Pendidikan

  Menurut F.H. Phenix “Education is the process where by persons intentianally guide the development oi persons”

  Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak2, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

  

Defnisi dan Tujuan

Pendidikan

Menurut TAP MPR NO. V/MPR/1973

   Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk

   mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah

   Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003

   mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktii mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Defnisi dan Tujuan Pendidikan

  Pendidikan adalah tuntunan, pimpinan,

   bimbingan yang dilakukan secara sadar (sengaja) oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang. Tuntunan, pimpinan, dan bimbingan

   tersebut dilakukan dengan maksud membantu perkembangan si terdidik ke arah tujuan tertentu. Bahwa kegiatan pendidikan (interaksi

   pendidik dengan peserta didik) dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah

  Pendidikan Bagi

Pendidikan

  PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM KURIKULUM PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PROGRAM PEND. PROGRAM PEND. PSIKOLOGI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN SISTEM SISTEM PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN

  

Ruang Lingkup Psikologi

Pendidikan

  Gejala-gejala kejiwaan yang meliputi: 1.

  Perhatian 2. Ingatan 3. Fantasi 4. Berfkir 5. Motivasi dsb

   Perbedaan individu: 1.

  Inteligensi 2. Minat dan bakat 3.

  

Kontribusi Psikologi Pendidikan

Bagi Pengembangan Kurikulum

  Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

  

  Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek :

  1.

  karakteristiik psikologis peserta didik; 2. kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks;

  3.

  pengalaman belajar siswa; 4. hasil belajar (learning outcomes), dan 5. standarisasi kemampuan siswa.

  

  Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi psikologis peserta didik.

  Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi

Pengembangan Program Pendidikan

  

  misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. tidak bisa lepas dari aspek psikologis peserta didik;

  

  Penentuan jurusan atau program;

  

  Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik.

  Kontribusi Psikologi Pendidikan

Bagi Pengembangan Sistem

Pembelajaran

  

  Pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan;

  

  Pemilihan model-model pembelajaran;

  

  Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran;

   Penentuan alokasi waktu belajar dan embelajaran.

  

Kontribusi Psikologi Pendidikan

Bagi Sistem Evaluasi Pendidikan

  Penentuan teknik evaluasi (teknik tes atau teknik non tes);

  

  Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan perbuatan, serta objektii atau subjektii);

  

  Penentuan mengenai waktu pelaksanaan dan evaluasi

  12/02/2018

  

TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Teknik Tes Teknik Non Tes

  Dilakukan dengan alat yang Dilakukan dengan alat

valid dan reliabel; tertentu, misalnya kuesioner,

pedoman wawancara, pedoman observasi dst;

  Dipilih untuk mengumpulkan Dipilih untuk mengumpulkan

data mengenai kemampuan data mengenai iakta ataupun

akademik, bakat, minat, opini; kecerdasan; Dilakukan dengan mengikuti Teknik non tes terdiri dari :

  

Karakteristik Anak Usia Prasekolah

(<6 Tahun)

 setiap anak unik

   dunia anak adalah dunia bermain

   setiap karya anak berharga

   setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya secara bebas

   setiap anak berhak memilih media ekspresi yang diinginkannya

   setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan

   anak memasuki tahap Praoperasional menurut Piaget. Anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Masih menggunakan penalaran intuitii bukan logis.

  Dan cenderung egosentris.

  

Hakikat Anak Usia Dini, oleh Bredecam

dan Copple, Brener, serta Kellough  Anak bersiiat unik.  Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.  Anak bersiiat aktii dan enerjik.  Anak itu egosentris. 

Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal

   Anak bersiiat eksploratii dan berjiwa petualang.  Anak umumnya kaya dengan iantasi.  Anak masih mudah irustrasi.  Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.  Anak memiliki daya perhatian yang pendek.  Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. 

  

Orientasi Psikologis Pembelajaran

Anak Usia Pra Sekolah

  Memperhatikan kebutuhan anak secara holistik dan kebutuhan spesifk anak.

   Memperhatikan budaya dan lingkungan di mana anak hidup/dibesarkan

   Mendasarkan pada tahap-tahap tumbuhkembang anak.  Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak. 

  Memahami karakteristik anak dan mengimplementasikannya di dalam proses pedidikan mereka.

   Tujuan: Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan: “ Fisik, intelektual, emosional, moral & agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusii, demokratis & kompetitii.

   Pembelajaran: Belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan.

   Menumbuh kembangakan Emosi pada anak:

  a. Bersikap empati pada anak, b. Mendengarkan ungkapan emosi pada anak, c. Mengungkapkan emosi lewat kata-kata, d. Mendengarkan musik indah dan teratur.

  Pertanyaan?

  

Karakteristik Anak Sekolah Dasar

(6-12 thn)

  Anak sudah bisa bekomunikasi, tetapi masih belum dapat mengungkapkan secara sempurna apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan.

   Masalah emosional yang biasa timbul : 1). Malas belajar sebenarnya karena perasaan / emosi yang tidak tenang / takut. 2). Lebih senang bermain daripada belajar karena suasana rumah yang tidak nyaman atau hubungan dengan anggota keluarga yang tidak menyenangkan.

   Anak senang mencoba hal-hal baru. Orang tua jangan salah mengembangkan bakat yang dimiliki dan bidang minat yang perlu diarahkan.

  

Anak memasuki tahapan operasional konkrit (usia 7–11 tahun) menurut

Jean Piaget. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersiiat konkret

   Anak mulai belajar  bagaimana caranya  belajar dan mulai menerima beban pengetahuan. 

  Proses Tahap Operasional Konkrit Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.

  Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

  

Klasifkasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifkasi serangkaian benda menurut

tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda- benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk

bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek

lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

  Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

  Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai

contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air

dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan

isi cangkir lain.

  Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh,

  

Pembelajaran Anak

Usia SD

  Anak usia SD Senang bermain

  Anak usia SD Senang bergerak

  Anak usia SD Senang bekerja dalam kelompok

  Anak usia SD Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung

   Anak usia SD Anak cengeng

   Anak usia SD Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain

   Anak usia SD Senang diperhatikan

   Anak usia SD Senang meniru

  

Karakteristik Anak Sekolah Menengah

  Anak memasuki tahap Operasional Formal, memiliki kemampuan untuk (SMP dan SMA) (11 thn – Dewasa) berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari iniormasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.

   Anak mulai belajar  bagaimana caranya  memahami apa yang mereka pelajari, bukan sekedar mengetahui. Fungsi otak berpikir harus mulai diseimbangkan dengan otak emosional. artinya, kesiapan mental untuk memahami pengetahuan  harus seimbang dengan kesiapan mental  untuk menerima pengetahuan yang harus dipahami.

  

Anak memasuki masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja yang sangat

mengguncang emosional: semua hal. disukai, semua hal pun di benci, semua hal diingini, semua hal pun tak dipedulikan.

   Anak senang mencoba hal–hal baru. 

  

Pada masa SMP anak mulai mencari jati dirinya, siapa dia?, dari mana dia

berasal?, ke mana dia akan menuju? (cita-cita).