Kata kunci: keaktifan dalam OSIS, kemandirian belajar, tanggung jawab sosial Pendahuluan - DAMPAK KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

  

DAMPAK KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH

TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR

DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

  oleh:

  

Djem Bangun Mulya & Iin Indriyani

  Prodi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Islam Nusantara, Bandung

  

ABSTRAK

  Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan wadah kegiatan peserta didik di sekolah bersama dengan jalur pembinaan lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan/peserta didik. Penelitian ini berkisar seputar kegiatan OSIS dan dampaknya terhadap kemandirian dan tanggung jawab sosial peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program yang dikembangkan OSIS terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek; keaktifan peserta didik dalam OSIS terlihat dari partisipasinya dalam mengikuti kegiatan OSIS pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; kemandirian belajar peserta didik yang aktif dalam OSIS cukup tinggi dan mereka dapat mengatasi sendiri hambatan dalam belajarnya; dan tanggung jawab sosial peserta didik juga sangat tinggi, hal ini dibuktikan dari keikutsertaannya dalam kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan.

  Kata kunci: keaktifan dalam OSIS, kemandirian belajar, tanggung jawab sosial Pendahuluan

  Pada dasarnya, pendidikan formal tidak hanya menekankan kepada pengembangan ranah kognitif peserta didik, melainkan juga pengembangan ranah afeksi dan keterampilan secara utuh yang akan mempengaruhi dirinya dalam menunaikan kemandirian sebagai peserta didik dan tanggung jawab sosialnya. Salah satu upaya yang dilakukan sekolah yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam kegiatan organisasi sekolah. OSIS merupakan wadah organisasi peserta didik di sekolah dan berperan sebagai wahana untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik.

  Setiap organisasi memiliki karakteristik. Abdulsyani (2012: 117) menyatakan bahwa ada enam karakteristik yang harus dimiliki organisasi, diantaranya :

  1. Rumusan dan batas-batas operasional organisasi jelas. Artinya dalam organisasi terdapat tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan kepentingan bersama.

  2. Memiliki identitas yang jelas. Orga nisasi pada umumnya selalu mempunyai identitas yang jelas, biasanya bersifat kolektif dan disesuaikan dengan unsur–unsur informasi mengenai organisasi, tujuan khusus dari pembentukan organisasi, tempat organisasi, dan sebagainya.

  3. Formal membership, status dan role. organisasi menetapkan para anggotanya secara formal. Penjabaran tugas biasanya secara tertulis dan terperinci untuk menghindari tugas dan tanggung jawab yang tumpang tindi ( overlapping)

  4. Bersifat relatif langgeng organisasi berlaku cukup lama dan biasanya ditetapkan masa- masa berlakunya

  5. Adanya daftar anggota. Keanggotaan dari organisasi biasanya tercatat secara jelas

  6. Adanya program kerja. Organisasi pada umumnya selalu mempunyai program kerja dalam rangka mencapai tujuannya.

  Pasal 4 ayat (2) Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan menjelaskan bahwa OSIS merupakan organisasi resmi di sekolah dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain. Tujuan pembinaan tersebut antara lain : mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu (bakat, minat, dan kreativitas), mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat, dan menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).

  Keaktifan dalam OSIS diharapkan berdampak positif terhadap kepribadian peserta didik karena dalam OSIS terdapat banyak kegiatan yang akan dilakukan, baik rutin maupun insidental untuk merealisasikan tujuan pembinaan peserta didik seperti di atas. Kegiatan tersebut juga dilaksanakan dengan tujuan melatih sikap dan mental peserta didik agar mempunyai tanggung jawab yang tinggi, baik tanggung jawab yang bersifat pribadi sebagai peserta didik maupun tanggung jawab yang bersifat sosial. Selain itu, keaktifan peserta didik dalam OSIS akan menumbuhkan kemandirian belajar karena semakin peserta didik aktif dalam organisasi, waktu yang digunakan untuk belajar semakin berkurang. Untuk itu, peserta didik harus memiliki kemandirian belajar untuk mengatasi keterbatasan waktu belajarnya.

  Kemandirian belajar merupakan kemampuan peserta didik dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata tanpa bergantung pada orang lain. Dalam hal ini, peserta didik mampu belajar sendiri, dapat menetukan belajar yang efektif dan mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri. Selain itu, kemandirian belajar juga akan membentuk sikap peserta didik yang mengarah pada kesadaran belajar sendiri atau belajar mandiri tanpa banyak pengaruh dari orang lain. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brookfield dalam Yamin (2011: 107) bahwa “belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan peserta didik secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya”.

  Sardiman dalam Achmad (2008) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar meliputi:

  a. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan

  c. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan d. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru e. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar f. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain. Selain kemandirian belajar, aktifitas OSIS juga berdampak terhadap tanggung jawab sosial peserta didik, yaitu kewajiban individu untuk melakukan sesuatu yang

  (social responsibility)

  bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas ( http://www.wikipedia.com ). Tanggung jawab sosial tersebut dapat bermakna sebagai kemampuan manusia dalam berkehidupan bermasyarakat. Peserta didik selain sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial harus dibiasakan bertanggung jawab atas dirinya dan lingkungannya karena dalam kegiatan sehari-hari peserta didik melakukan interaksi dengan masyarakat sekitarnya.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan “tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu” sedangkan “sosial adalah yang menyangkut masyarakat”. Tanggung jawab di dalam kehidupan sosial diistilahkan dengan tanggung jawab sosial dan secara sederhana mengandung makna adanya suatu keharusan bagi manusia untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat tuntutan keharusan tersebut biasanya diikat dan diatur dalam bentuk nilai-nilai atau norma yang berlaku di dalam kehidupan kelompok yang bersangkutan. Menurut Simorangkir dalam Anih ( 2005: 155) : bahwa “tanggung jawab sosial berarti memelihara dengan baik sesuatu di sekeliling kita serta kesediaan untuk melakukan adanya kesadaran akan akibatnya bagi orang lain dan masyarakat serta tindakan yang diwujudkan akan selalu disadari oleh rasa kasih sayang dan saling menghormati, saling menghargai, saling memahami, dan saling memiliki”.

  Adapun yang menjadi indikator tanggung jawab sosial dalam penelitian ini yaitu tanggung jawab sosial peserta didik di lingkungan sekolah, yaitu :

  1. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan yang bersifat kemanusiaan, seperti : mengadakan bakti sosial atau penggalangan dana.

  2. Peduli dengan lingkungan sosial, terutama di sekolah yaitu terhadap guru, staf Tata Usaha dan teman-temannya secara harmonis.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 2 Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metoda penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan melalui tahap persiapan (orientasi), pelaksanaan (eksplorasi) dan tahap akhir (member chek). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran tentang : program OSIS yang dikembangkan, keaktifan peserta didik dalam kegiatan OSIS, kemandirian belajar peserta didik yang aktif dalam kegiatan OSIS, dan tanggung jawab sosial peserta didik yang aktif dalam kegiatan OSIS.

  Hasil Data Lapangan

  Program OSIS yang dikembangkan di SMA PGRI 2 Kota Bandung terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek. Program jangka panjang yang dikembangkan adalah : memperingati hari besar agama, mengikuti lomba di luar sekolah, mengadakan bazar di sekolah, dan mengadakan bakti sosial. Sedangkan program jangka pendek yang dikembangkan disesuaikan dengan program kerja pengurus OSIS pada periode berjalan, antara lain : menertibkan peserta didik ketika upacara bendera setiap hari Senin, mengadakan lomba di lingkungan sekolah, memperingati hari besar nasional.

  Program OSIS yang dikembangkan lebih dititik beratkan pada kreatifitas peserta didik dan lebih memberikan peluang bagi peserta didik untuk mengeluarkan ide- ide yang mereka miliki sehingga peserta didik terus berinovasi untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah bakat dan minat mereka. Hal tersebut sesuai dengan visi OSIS SMA PGRI 2 Bandung yaitu menjadikan organisasi siswa intra sekolah yang dapat mencetak peserta didik yang mandiri dan kreatif.

  Ide-ide yang dikemukakan peserta didik mengenai suatu kegiatan akan ditampung oleh pengurus OSIS yang selanjutnya dirumuskan dalam rapat pleno pengurus dan dimasukkan ke dalam program kerja seksi bidang tertentu. Dalam hal ini ada 10 seksi bidang (sekbid) di mana setiap sekbid memiliki program kerja masing–masing yang telah dirumuskan bersama pembina dan ketua OSIS. Kesepuluh seksi bidang tersebut beserta program kerjanya adalah : a. Seksi Bidang Keagamaan : (a) memperingati hari-hari besar Islam (maulid nabi, isra mi’raj nabi Muhammad, perayaan 1 Muharram; (b) mengadakan infaq Jum’at bagi seluruh peserta didik; (c) mengadakan pesantren kilat pada bulan Ramadhan yang diikuti oleh semua peserta didik; (d) mengadakan halalbihalal yang diikuti oleh seluruh peserta didik, guru-guru dan staf tata usaha; (e) mengadakan keputrian pada hari jum’at bagi peserta didik perempuan dan shalat Jum’at berjama’ah bagi peserta didik laki-laki; dan mengadakan belajar mengaji bagi peserta didik yang belum lancar membaca Al-Quran.

  b. Seksi Bidang Kedisiplinan : (a) pemeriksaan atribut pada saat upacara; dan (b) menertibkan barisan peserta didik ketika upacara bendera.

  c. Seksi Bidang Wawasan Bela Negara dan Nasionalisme : memperingati hari-hari besar nasional (hari guru, hari kemerdekaan, hari pahlawan) d. Seksi Bidang Olahraga dan Kesenian : (a) mengadakan PORAK (pekan olahraga antar kelas) yang dilaksanakan 6 bulan sekali; dan (b) mengadakan PENSI (pentas seni) yang dilaksanakan menjelang liburan semester.

  e. Seksi Bidang Kepemimpinan dan Karakter Bangsa : (a) mengadakan latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) yang dilaksanakan untuk peserta didik yang aktif dalam OSIS; dan (b) mengadakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru yang bertujuan untuk lebih mengenal almamater sekolahnya f. Seksi Bidang Kewirausahaan : (a) mengadakan bazar di lingkungan sekolah SMA

  PGRI 2 Kota Bandung; dan (b) meningkatkan dan mengaktifkan koperasi siswa (KOPSIS) yang menyediakan kebutuhan peserta didik.

  g. Seksi Bidang Kesehatan : (a) pengadaan UKS; dan (b) mengadakan lomba kebersihan antar kelas.

  h. Seksi Bidang Kebudayaan dan Sastra : (a) mengadakan PENSI (pentas seni) modern dan tradisional. Pentas seni modern meliputi : band dan dance sedangkan pentas seni tradisional meliputi : jaipong, drama Sunda, musik tradisonal Sunda; (b) mengadakan pekan bahasa; dan (c) menyemarakkan majalah dinding (mading) sekolah. i. Seksi Bidang Teknologi dan Informasi : (a) pembuatan website OSIS SMA PGRI 2

  Kota Bandung; dan (b) mengadakan gotong-royong membersihkan laboratorium komputer j. Seksi Bidang Bahasa Inggris : mengadakan lomba pidato antar kelas, cerpen bahasa Inggris dan mading bahasa Inggris.

  Selain program kerja yang dilaksanakan untuk anggota OSIS, pihak sekolah juga mempunyai program khusus bagi para pengurus yaitu LDKO (latihan dasar kepemimpinan OSIS) yang dilaksanakan setelah pemilihan pengurus dan sekaligus pelantikan pengurus OSIS yang baru. Dalam LDKO tersebut ada beberapa kegiatan yang harus diikuti pengurus yaitu: mentoring keorganisasian dan pemberian materi yang disampaikan oleh pembina OSIS, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, guru BK dan wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana. Materi yang disampaikan meliputi: materi kepemimpinan, materi motivasi dan cara mengatur waktu. Tujuan diadakannya LDKO tersebut yaitu menjadikan pengurus OSIS memiliki jiwa kepemimpinan dan pandai mengelola waktu. Selain LDKO ada juga program khusus dari dinas pendidikan untuk ketua OSIS yaitu LKS (latihan kepemimpinan siswa) se-Kota Bandung yang diadakan di Rindam III Siliwangi.

  Dalam program kerja OSIS terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara rutin dan insidentil. Kegiatan rutin meliputi kegiatan mingguan, semesteran, dan tahunan. Program mingguan meliputi lomba kebersihan antar kelas dilaksanakan 2 minggu sekali, infaq Jumat, shalat jumatan berjama’ah, tadarus Al Quran dan keputrian setiap hari Jumat, lomba sikap diam setiap upacara; program semesteran meliputi pekan olah raga antar kelas (PORAK) dan pentas seni (Pensi) setiap semester, sedangkan program rutin tahunan meliputi perayaan hari besar nasional dan hari besar Islam.

  Kegiatan yang bersifat insidentil yaitu kegiatan yang hanya sewaktu-waktu, seperti lomba-lomba eksternal maupun lomba internal. Lomba eksternal meliputi: lomba sikap diam se-Kota Bandung, lomba Paskibra, dan lomba keterampilan baris-berbaris (LKBB). Sedangkan lomba internal meliputi: lomba sikap diam ketika upacara dan lomba kesenian Sunda serta PERSAMI (perkemahan Sabtu Minggu)

  2. Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan OSIS

  Jenis keaktifan yang dilaksanakan peserta didik dalam OSIS di antaranya:

  a. Berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi b. Mengikuti rapat yang diselenggarakan rutin setiap seminggu sekali, setiap hari Selasa.

  c. Memberikan sumbangsih pemikiran pada saat rapat rutin OSIS.

  d. Mengikuti ekstrakurikuler yang diadakan setiap hari Sabtu.

  Keaktifan peserta didik dalam OSIS terkadang dapat mengganggu pelajaran tapi hal tersebut tidak mematahkan semangat peserta didik untuk aktif berorganisasi. Peserta didik menyatakan bahwa aktif dalam OSIS ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positif meliputi: banyak pengalaman, menambah pengetahuan dan wawasan, melatih kepercayaan diri, menambah teman, mempererat hubungan dengan guru maupun dengan kakak kelas. Dampak negatifnya antara lain: berkurangnya waktu istirahat, mengganggu waktu belajar, ketinggalan materi yang diajarkan. Untuk menanggulangi dampak negatif dari keaktifan dalam OSIS tersebut, peserta didik mengatur waktu antara belajar dan berorganisasi secara berimbang. Namun, apabila belajar dengan kegiatan organisasi bentrok, maka peserta didik membuat prioritas dengan mendahulukan yang terpenting yang tidak bisa ditunda.

  3. Kemandirian Belajar Peserta Didik yang Aktif Dalam Kegiatan OSIS

  Peserta didik yang aktif dalam OSIS memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Hal tersebut terlihat pada saat pergantian pelajaran, peserta didik tersebut menyiapkan bahan- bahan pelajaran sesuai jadwal dan tidak keluar kelas, melakukan aktifitas belajar seperti: membaca, mencatat, dan merangkum materi ketika waktu luang. Peserta didik selalu membuat perencanaan belajar sebelum kegiatan OSIS dilaksanakan, biasanya belajar kelompok dengan teman sekelas sehingga apabila tidak mengikuti pembelajaran karena ada kegiatan OSIS tidak terlalu sulit bagi peserta didik untuk mengejar materi yang tertinggal. Selain itu, peserta OSIS juga mendapat bimbingan dari pembina OSIS dan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan tentang cara mengatur waktu antara belajar dengan berorganisasi sehingga meskipun mereka aktif berorganisasi tidak mengabaikan tugas mereka sebagai pelajar. Selain itu, peserta didik juga dapat mengatasi masalah dalam belajarnya sendiri.

  Ada berbagai cara yang peserta didik lakukan untuk mengejar materi yang ketinggalan, di antaranya sebagai berikut: menanyakan pada teman sekelas, menanyakan langsung pada guru bidang studi, mengakses internet, dan meminjam buku ke perpustakaan. Di samping itu, peserta didik juga tidak membuang waktu luang begitu saja, mereka memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan teman tentang materi yang belum dimengerti.

  4. Tanggung Jawab Sosial Peserta Didik Didik yang Aktif Dalam Kegiatan OSIS

  Dalam kehidupan sehari-hari peserta didik berinteraksi dengan teman, guru, tata usaha, petugas sekolah dan masyarakat. Peserta didik yang aktif dalam OSIS memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi karena dalam OSIS ditanamkan sikap tanggung jawab melalui kegiatan yang dilaksanakan. Tanggung jawab sosial peserta didik yang aktif dalam OSIS terlihat dari keikutsertaannya dalam kegiatan yang bersifat sosial dan bersifat kemanusiaan, seperti bakti sosial. Kegiatan sosial yang mereka ikuti yaitu bakti sosial di Panti Asuhan Tunas Melati, yaitu membagikan sembako dan uang kepada anak yatim piatu. Selain bakti sosial ada juga kegiatan lain yaitu pengadaan uang kencleng yang dilakukan rutin setiap hari Jumat. Uang tersebut digunakan untuk kegiatan sosial seperti: menjenguk teman yang sakit dan menyantuni warga sekolah yang terkena musibah. Kegiatan sosial lain yang diikuti yaitu berpartisipasi membagikan daging kurban ke masyarakat. Hal tersebut mereka lakukan karena dorongan dari dalam diri dan dalam OSIS diajarkan kepedulian terhadap sesama sebagai bentuk tanggung jawab sosial, baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

  Partisipasi peserta didik dalam kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan yaitu terlibat langsung dari proses perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan tahap akhir kegiatan yaitu evaluasi. Selain itu, wujud dari rasa tanggung jawab sosial peserta didik yaitu berpartisipasi terhadap lingkungan sosial seperti menjaga keamanan, ketertiban dan kekeluargaan di sekolah. Cara yang mereka lakukan untuk menjaga lingkungan sosial di sekolah diantaranya: a. Memberikan contoh yang baik kepada orang terdekat dengan cara mentaati tata tertib sekolah dan tidak melanggar peraturan sekolah, sehingga teman terdekat juga akan melakukan hal yang sama.

  b. Saling menghargai dengan sesama teman, guru, petugas dan warga sekolah.

  c. Menjalin silaturahmi dengan guru, adik kelas maupun kakak kelas untuk mempererat kekeluargaan dan menjalin komunikasi yang baik.

  d. Menegur apabila ada teman yang melanggar ketertiban sekolah, sehingga teman akan menyadari dan tidak mengulangi kesalahannya.

  Selain itu, jika di sekolah atau di kelas terjadi keributan maka mereka berusaha melerai bahkan mereka tidak segan-segan menegur dan memperingatkan teman yang membuat keributan. Sejauh ini peserta didik yang aktif dalam OSIS dapat berkomunikasi dengan baik dengan teman maupun guru. Apabila terjadi konflik dengan guru atau teman maka hal pertama yang mereka lakukan adalah mengklarifikasi masalah, setelah itu mereka meminta maaf atas kesalahannya sehingga konflik tersebut tidak berlarut-larut dan komunikasi dapat kembali berlangsung dengan baik.

  Pembahasan

  Organisasi merupakan wadah aktivitas manusia yang di dalamnya terdapat interaksi antar individu untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pada hakekatnya, suatu organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan program kerja, seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi dalam Suryosubroto (2009: 286) “program kerja adalah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Begitu pula OSIS yang merupakan organisasi di lingkungan sekolah, memiliki program kerja yang akan dilaksanakan. Menurut Wursanto (2005: 55) “program kerja berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi dua yaitu: program jangka panjang dan program jangka pendek”. Begitu pun di SMA PGRI 2 Bandung, OSIS melaksanakan program jangka panjang dan jangka pendek. Program kerja tersebut berasal dari ide dan kreatifitas peserta didik. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai visi OSIS yaitu mencetak peserta didik yang mandiri dan kreatif. Oleh karena program tersebut berasal dari peserta didik maka dalam pelaksanaannya pun mendapat dukungan penuh dari peserta didik, sehingga program kerja dapat berjalan lancar.

  Perumusan program kerja melibatkan beberapa pihak terkait seperti: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, pengurus OSIS, dan perwakilan kelas. Untuk itu, program kerja yang tersusun memiliki sifat-sifat khusus, diantaranya:

  a. Program kerja organisasi merupakan program kerja yang disepakati bersama seluruh anggota.

  b. Program kerja harus dapat menampung aspirasi kebutuhan anggota c. Program kerja harus dapat diterima oleh semua pihak sehingga dalam pelaksanaannya akan memperoleh dukungan penuh baik dari anggota ataupun pembinanya d. Untuk mewujudkan program kerja sesuai dengan keinginan anggota, maka diperlukan keikutsertaan seluruh perwakilan kelas dalam menyusun program keja tersebut.

  Program kerja OSIS yang telah disusun dan disepakati bersama berlaku 1 tahun, untuk selanjutnya akan mengalami perubahan setelah pergantian pengurus OSIS yang baru. Selain itu, ada juga program kerja dari dinas pendidikan untuk pengurus OSIS seperti: LDKO dan LKS. Dalam program kerja berisi berbagai macam kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk selanjutnya, kegiatan tersebut dimasukkan ke dalam program kerja seksi bidang masing-masing. Kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dibagi menjadi 2 macam kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang sudah dijadwalkan terlebih dahulu dan bersifat rutin diadakan. Kegiatan rutin yang diadakan oleh OSIS di SMA PGRI 2 Kota Bandung yaitu terdiri dari kegiatan per minggu, per bulan dan per tahun. Sedangkan kegiatan insidentil merupakan kegiatan yang sifatnya tidak rutin, hanya sesekali diadakan sesuai dengan aspirasi yang berkembang atau disebabkan adanya instruksi dari pihak sekolah. Kegiatan insidentil yang diadakan OSIS SMA PGRI 2 Kota Bandung berupa perlombaan dan seminar.

  Setiap organisasi, sekecil apapun lingkupnya, membutuhkan partisipasi atau keaktifan dari anggotanya. Demikian juga dengan OSIS, Organisasi ini juga membutuhkan keaktifan dari anggotanya yaitu peserta didik. Keaktifan peserta didik dapat terlihat dari partisipasi atau aktifitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan OSIS. Menurut Sanjaya (2007: 101) “aktifitas tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non fisik seperti mental, intelektual, dan emosional”. Jadi aktifitas yang dilakukan dapat berupa sumbangan tenaga, waktu, dan pikiran sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program.

  Tahap perencanaan kegiatan dilakukan untuk merencanakan kegiatan agar berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, terdiri dari: penentuan kegiatan dan pembentukan panitia kegiatan. Tahap pelaksanaan merupakan tahap diselenggarakannya kegiatan yang telah disusun bersama. Sedangkan tahap evaluasi merupakan tahap penilaian kegiatan, terhadap kekurangan dan kelebihan kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat memperbaikinya pada kegiatan yang akan datang.

  Kegiatan peserta didik dalam OSIS adalah kegiatan yang merupakan seperangkat pengalaman belajar yang memiliki nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian. Karena keaktifan peserta didik dalam OSIS juga membawa dampak positif bagi peserta didik seperti: banyak pengalaman, menambah pengetahuan dan wawasan, melatih kepercayaan diri, menambah teman, memperat hubungan dengan guru maupun dengan kakak kelas. Selain dampak positif yang dirasakan peserta didik yang aktif dalam OSIS juga merasakan dampak negatif diantaranya: kurang waktu istirahat, mengganggu waktu belajar, ketinggalan materi yang diajarkan.

  Keberhasilan belajar peserta didik menjadi dambaan banyak pihak yaitu: peserta didik, guru, orang tua, sekolah, masyarakat bahkan negara. Namun, untuk mencapai keberhasilan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, diperlukan suatu proses untuk mencapainya. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik selama proses belajar berlangsung, adalah realitas yang tidak bisa dihindari. Proses belajar yang dilalui peserta didik menyebabkan perubahan dalam perilaku peserta didik. Pembentukan perilaku tersebut didapat dari pendidikan, pengalaman dan ketrampilan. Aspek terpenting yang harus dimiliki peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar yaitu kemandirian belajar.

  Kemandirian belajar merupakan kondisi aktifitas belajar yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila peserta didik aktif mengendalikan sendiri segala sesuatu yang dikerjakan dan mengevaluasinya secara berkesinambungan.

  Kemandirian belajar menuntut keaktifan pada saat sebelum, sedang, dan setelah proses pembelajaran dilakukan, apalagi bagi peserta didik yang aktif dalam kegiatan OSIS. Pada saat sebelum proses pembelajaran, diperlukan persiapan diri dan persiapan tentang segala sesuatu yang dibutuhkan. Sebagai contoh, peserta didik harus melakukan pengecekan, apakah ada pekerjaan rumah, apakah sudah dikerjakan, dan persiapan apa yang diperlukan pada saat proses pembelajaran.

  Pada saat pembelajaran, peserta didik melakukan penyiapan fisik dan mental, misalnya kesiapan untuk konsentrasi dalam hal : mendengarkan, mecatat, melihat, melakukan pembahasan, kerja sama dan diskusi. Sedangkan pada saat setelah pembelajaran di kelas, peserta didik melakukan evaluasi tentang apa yang akan dan harus dilakukan, terutama karena sebagian waktu mereka telah terpakai untuk kegiatan OSIS. Untuk menebus ketertinggalannya, peserta didik harus aktif menanyakan kepada guru atau teman sekelas atau meminjam buku catatan teman dan dipelajari pada waktu teman sekelas sudah pulang. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan ekstra yang sudah biasa dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kegiatan ganda.

  Di SMA PGRI 2 Kota Bandung, kegiatan ekstra yang dilakukan peserta didik yang aktif dalam OSIS adalah : a. Peserta didik membuat perencanaan belajar sebelum ada kegiatan OSIS. rencana belajar yang dibuat yaitu belajar dengan teman sekelas.

  b. Mencari sumber belajar sendiri baik dari buku, internet, maupun bertanya pada teman.

  c. Menggunakan waktu luang untuk berdiskusi dengan teman tentang materi yang belum dipahami Pada fitrahnya manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hal tersebut dapat menimbulkan interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Adanya interaksi dalam kehidupan sehari hari dapat melahirkan tanggung jawab. Tanggung jawab yang pikul manusia terbagi menjadi 4 macam yaitu:

  1. Tanggung jawab kepada Tuhan

  2. Tanggung jawab kepada diri-sendiri

  3. Tanggung jawab kepada masyarakat 4. Tanggung jawab kepada negara. Dari keempat tanggung jawab tersebut akan dibagi menjadi tanggung jawab yang bersifat pribadi dan tangggung jawab yang bersifat sosial. Tanggung jawab pribadi merupakan kewajiban untuk menanggung segala sesuatu atas dirinya sendiri. Sedangkan tanggung jawab sosial menekankan kewajiban untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas.

  Peserta didik yang aktif dalam OSIS di SMA PGRI 2 Kota Bandung menunjukkan tanggung jawab sosial yang cukup tinggi dengan sesama, bahkan dalam interaksi dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas yang dilakukan peserta didik seperti sebagai berikut ini.

  a. Peserta didik mengikuti berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial ke masyarakat.

  b. Berpartisipasi dalam menjaga ketertiban, keamanan dan lingkungan sekolah c. Menjalin komunikasi dengan guru dan teman untuk mempererat silaturahmi.

  d. Mengklarifikasi masalah apabila terjadi komunikasi yang kurang baik dengan guru maupun teman.

  Kesimpulan

  1. Program OSIS yang dikembangkan di SMA PGRI 2 Kota Bandung terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek yang dimasukkan dalam program kerja masing-masing seksi bidang. Program kerja berasal dari aspirasi dan kreatifitas peserta didik yang dibangun atas kesepakatan bersama seluruh anggota dengan kesepakatan Pembina OSIS.

  2. Keaktifan peserta didik dalam OSIS terlihat dari partisipasinya dalam kegiatan OSIS mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program di samping rutin mengikuti rapat mingguan, semesteran dan tahunan. Keaktifan tersebut memberikan dampak yang mengganggu waktu belajar. Namun demikian, ada dampak positifnya dalam membentuk sikap dan mental yang kuat, disiplin, dan menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik.

  3. Kemandirian belajar peserta didik yang aktif dalam OSIS cukup tinggi, karena mereka selalu berusaha untuk mengatasi masalah belajarnya sendiri dengan membuat perencanaan belajar, mencari sumber belajar dari buku, internet dan bertanya, serta menggunakan waktu luang untuk berdiskusi dengan teman dan bertanya kepada guru.

  4. Tanggung jawab sosial peserta didik yang aktif dalam OSIS cukup tinggi. Hal ini terlihat dari keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan OSIS yang bersifat kemanusiaan, berpartisipasi menjaga keamanan, ketertiban dan kekeluargaan di sekolah.

  Daftar Pustaka Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara.

  Achmad, Ida Farida. 2008. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

  Anih, Euis. 2005. Pembinaan Tanggung Jawab Sosial Melalui Pendidikan Umum. Bandung : Tesis UPI. Tidak dipublikasikan. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Osis. Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Social_responsibility [diakses 8 Januari 2015]. Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada Press

Dokumen yang terkait

39 PERANAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH BENGKULU DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN PROGRAM SIARAN BERITA “PEKARO” RBTV oleh : Juliana Kurniawati Kundori Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRAK - PERANAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH BENGK

0 7 17

29 ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRACT - ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA

0 0 9

SIKAP GURU PKn TERHADAP PERUBAHAN KURIKULUM PKn PADA SMP DI PEKANBARU (DITINJAU DARI NILAI-NILAI KEBANGSAAN)

0 0 18

Kata Kunci : Pemilihan Kepala Daerah, Dinasti Politik, Penyimpangan Pendahuluan - TAFSIR POLITIK: GEJALA DEMOKRASI VERSUS DINASTI PADA PILKADA SERENTAK 2015

0 0 12

Kata Kunci: Keaksaraan Fungsional, life skill, perempuan Pendahuluan - PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN AKRET BERBASIS LIFE SKILL PADA PEREMPUAN PEDESAAN

0 0 8

Kata Kunci : persepsi, masyarakat, Pemilu2014, demokrasi. Pendahuluan - PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PENYELENGGARAAN PEMILU

0 0 8

Kata kunci: Model Pembelajaran, Keaktifan Siswa, Berfikir Kritis Pendahuluan - MODEL PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 0 8

MODEL PROJECT CITIZEN DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 2 10

Kata kunci : kurikulum 2013, holistik, komprehensif, kontekstual Pendahuluan - KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA RUMPUN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN NORMATIF

0 0 10

Kata Kunci : Pendidikan Politik, Partisipasi Masyarakat, Pendahuluan - TARBIYAH ISLAMIYAH SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN POLITIK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

0 0 7