Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)
JMP Online Vol 2, No. 2, 173-190. © 2018 Kresna BIP.
Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481
p-ISSN 2614-7254
PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU 1) 2) Dra. Suryani , Didi Pianda, S.T., MSM. 1) 2) SMK Negeri 3 Lhokseumawe , SMK Negeri 6 Lhokseumawe
INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK
Dik irim : 22 Februari 2018 Penelitian ini dilak ukan bertujuan untuk mengetahui Revisi pertama : 05 Maret 2018 bagaimana pendapat guru terhadap Kinerja yang ada di SMK Diterima : 06 Maret 2018 Negeri 3 Lhok seumawe. Data yang digunak an dalam Tersedia online : 06 Maret 2018 penelitian ini adalah data ordinal yaitu pendapat para guru 41
(empat puluh satu) orang responden guru di SMK Negeri 3 Lhok seumawe, selanjutnya dianalisis secara k ualitatif dengan Kata Kunci : Intelektual, Motivasi Kerja, Kinerja Guru menggunakan k onsep-k onsep teoritis melalui studi k epustakaan dan secara k uantitatif dengan peralatan analisis , 2) hasil penelitian dengan menggunakan Korelasi Regresi teuk [email protected]
Berganda diperoleh bahwa hubungan antara variabel dependen Kinerja Guru (Y) dengan variabel independen, Kemampuan intelek tual (X1), Motivasi Kerja (X2). Pengaruh Kemampuan Intelektual dan motivasi terhadap k inerja guru di SMK Negeri 3 Lhok seumawe adalah: Fak tor Kemampuan Intelek tual (X 1 ) dengan nilai k oefisien sebesar -0,236, Fak tor Motivasi Kerja (X 2 ) dengan nilai k oefisien sebesar 0,099. Kemampuan Intelektual dan Motivasi Kerja terhadap Ki nerja Guru di SMK Negeri 3 Lhok seumawe, berdasark an pengaruh k emampuan intelek tual dan motivasi k erja dapat disimpulk an bahwa k e dua indik ator tersebut sangat berpengaruh secara signifik an terhadap k inerja guru. Dengan mengetahui faktor- fak tor yang paling berpengaruh k inerja guru akan membantu pihak sek olah dalam meningk atk an k inerja guru.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu Negara. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Malaysia telah menjadikan pendidikan sebagai faktor strategis dalam menciptakan kemajuan bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu Negara menjadi Negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai- nilai budaya sebagai kegiatan pewaris budaya dari suatu generasi ke generasi yang lain. Nilai- nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi terdahulu sampai ke generasi sekarang dan ke depan. Perkembangan zaman menuntut pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas. Daya saing Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara maupun perdagangan bebas sangat ditentukan oleh outcome dari pembinaan SDM- nya. Salah satu upaya negara dalam pemenuhan SDM level menengah yang berkualitas adalah pembinaan pendidikan kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk satuanda jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan hasil belajar yang diakui sama/ setara SMP/MTs.
Menurut Evans (dalam Muliaty, 2007: 7) pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain. Sebelumnya, Menurut Evans sebagaimana dikutip Muliati (2007:7) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain. Lebih lanjut, Djohar (2007:1285) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adala h suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik menjadi tenaga kerja profesional dan siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada prinsipnya visi dan misi sekolah kejuruan adalah terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMK yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. Dengan menyiapkan lulusan yang mampu dan berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang professional muda. Untuk mewujudkan misi tersebut dibutuhkan pendekatan sistem pembelajaran yang khusus artinya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan, bahwa kinerja guru belum optimal. Sehingga persoalan kinerja guru menjadi perhatian yang cukup serius oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Lhokseumawe. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya secara rutin supervisi ke setiap sekolah, diberikannya kesempatan yang cukup luas bagi guru yang akan studi lanjut, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para guru, seminar dan seba gainya. Selain itu, berdasarkan hasil survei pendahuluan di sekolah yang akan dijadikan objek penelitian, peneliti menemukan data jumlah guru pengampu mata pelajaran dan guru kelas sebesar 24,4% belum sesuai antara pendidikan dengan bidang pekerjaan. Dan untuk peraturan jam mengajar yang telah ditetapkan setiap guru mengajar 24 jam/minggu, yang idealnya adalah 18 jam/minggu tatap muka, dalam kenyataannya sebanyak 81,3% guru mengajar melebihi dari standar yang telah ditetapkan.
Kemampuan intelektual adalah sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan untuk memecahkan permasalahan baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan. Sehingga dengan berfikir secara rasional ini seorang guru akan mampu untuk bertindak secara terarah dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Motivasi adalah daya pendorong atau penggerak dalam diri seorang individu untuk bertindak. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan/ kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan tugasnya. Kinerja Guru adalah hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuannya mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini kinerja guru yang dimaksud adalah kinerja guru dalam proses belajar mengajar yaitu penampilan guru dalam mengelola PBM dari membuka sampai menutup pelajaran.
Kondisi di lapangan pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe adalah masih banyak guru yang belum memiliki kinerja yang optimal. Kinerja guru masih dirasakan belum memuaskan. Hal ini terbukti dengan adanya supervisi rutin, adanya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para guru, dan seminar yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu guru. Selain itu untuk jumlah jam mengajar guru sebanyak 81,3 % belum sesuai standar. Masalah kinerja guru tidak bisa lepas dari masalah latar belakang pendidikan dan relevansinya dengan mata pelajaran yang diampunya, jumlah jam mengajar, kesejahteraan dan pengalaman.
Dari permasalahan yang terungkap diatas, maka peneliti menduga tinggi rendahnya kinerja guru ditentukan oleh kemampuan Intelektual dan motivasi kerja yang dimiliki oleh setiap guru. Kemampuan intelektual adalah sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan untuk memecahka n permasalahan baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan. Sehingga dengan berfikir secara rasional ini seorang guru akan mampu untuk bertindak secara terarah dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Kemampuan Intelektual seseorang menunjukkan tingkat kecerdasan. Sedangkan motivasi kerja merupakan kekuatan pendorong bagi seorang guru untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan. Semakin tinggi kemampuan intelektual dan motivasi kerja seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Negeri 3 Lhokseumawe Kota Lhokseumawe. Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi masukan bagi guru dan lembaga terkait untuk lebih memperhatikan kinerja guru agar lebih ditingkatkan. Dengan kinerja guru yang optimal maka pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa dan mutu pendidikan juga semakin baik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1) Seberapa besar pengaruh kemampuan intelektual terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe?.
Memberikan masukan Kepada Sekolah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Lhokseumawe dan Provinsi Aceh sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan intelektual motivasi dan kinerja guru. 3)
Kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
b.
Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.
Sementara itu, Robbin (2007: 57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor (Robbin, 2007:57) yaitu: a.
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
KAJIAN PUSTAKA Kemampuan Intelektual
Sebagai informasi bagi kalangan pendidikan atau akademik untuk merangsang pihak lain yang akan mengandakan penelitian dengan kajian yang sama di masa yang akan datang.
Dapat menambah pemahaman, wawasan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. 2)
2) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe?.
Adapun manfaat yang Penulis harapkan dalam penelitian ini adalah 1)
Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui besarnya pengaruh bersama kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe. 3)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan intelektual terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe. 2)
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah 1)
Tujuan Penelitian
3) Seberapa besar pengaruh bersama kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe?.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang atau sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan untuk memecahkan permasalahan baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Intelektual
Menurut Purwanto (2009:57) faktor- faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual seseorang antara lain :
1. Pembawaan Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri- ciri yang dibawa sejak lahir. “Batas kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh.
Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
2. Kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing- masing.
3. Pembentukan Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4. Minat Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang untuk menjadi guru mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
5. Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode- metode yang tertentu dalam memecahkan masalah
- –masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Fungsi Kemampuan Intelektual dalam Meningkatkan Kinerja
Profesi guru adalah profesi intelektual yang mencakup mengajar, melatih, membimbing, membaca, meneliti dan menulis. Kemampuan intelektual yang dimiliki oleh seseorang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang sehingga ia akan lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan selama bekerja, lebih cepat mengembangkan kemampuan diri dan akhirnya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga dengan kemampuan intelektualnya seorang guru akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Motivasi Kerja
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya potensi bawahan agar mau bekerja secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi kerja terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan kerja. Menurut McDonald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2011: 158) “motivation is an
energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory
goal reaction”. “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Menurut Hamzah B. Uno (2008: 1) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Marno (2008: 22) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing- masing individu.
Berdasarkan definisi diatas, dalam penelitian ini motivasi kerja didefinisikan sebagai suatu yang mendorong seseorang untuk bekerja dan mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana motivasi kerja guru adalah sesuatu yang mendorong seorang guru untuk melaksanakan atau melakukan tindakan serta menye lesaikan tugas-tugas dengan baik yang merupakan tanggung jawabnya sebagai guru di sekolah demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Teori-Teori Motivasi Kerja 1. Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Iklim Sehat oleh Herzberg.
Herzberg berpendapat bahwa ada dua faktor ekstrinsik dan instrinsik yang
mempengaruhi seseorang bekerja. (a) Faktor ekstrinsik (hygienes) adalah hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan kehidupan pribadi. (b) Faktor instrinsik (motivator) adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasaan kerja dan meningkatkan prestasi atau hasil kerja individu.
Menurut siswanto (2009:137), motivasi seseorang akan ditentukan motivatornya, yang meliputi: prestasi (Achievement), penghargaan (Recognition), tantangan (Challenge), tanggungjawab (Responsibility), pengembangan (Development), keterlibatan (Involvement), dan kesempatan (Opportunity).
Dalam teori motivasi herzberg, faktor- faktor motivator meliputi: prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang. Antara lain (a) Prestasi (achievment) adalah kebutuhan untuk memperoleh prestasi di bidang pekerjaan yang ditangani. Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai kebutuhan “need” dapat mendorongnya mencapai sasaran. (b) Pengakuan (recoqnition) adalah kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari pimpinan atas hasil karya/hasil kerja yang telah dicapai. (c) Tanggung jawab (responbility) adalah kebutuhan untuk memperoleh tanggung jawab di bidang pekerjaan yang ditangani (d) Kemajuan (advencement) adalah kebutuhan untuk memperoleh peningkatan karier (jabatan). (e) Pekerjaan itu sendiri (the work it self) adalah kebutuhan untuk dapat menangani pekerjaan secara aktif sesuai minat dan bakat. (f) Kemungkinan berkembang (the possibility of growth) adalah kebutuhan untuk memperoleh peningkatan karier.
2. Teori Motivasi Prestasi Kerja David Mc Clelland
Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan yaitu: (a). Kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat; (b). Harapan dan keberhasilannya; dan (c). Nilai insentif yang terletak pada tujuan.
Menurut Mc Clelland kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah kerja dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) Kebutuhan akan prestasi, karyawan akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk hal itu diberi kesempatan, seseorang menyadari bahwa dengan hanya mencapai prestasi kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang besar, dengan pendapatan yang besar ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. (b) Kebutuhan akan afiliasi seseorang karena kebutuhan afiliasi akan memotivasi dan menge mbangkan diri serta memanfaatkan semua energinya. (c) Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan ini merupakan daya penggarak yang memotivasi semangat kerja seorang karyawan. Ego manusia yang ingin berkuasa lebih dari manusia lainnya akan menimbulkan persaingan, persaingan ini oleh manajer ditumbuhkan secara sehat dalam memotivasi bawahannya supaya termotivasi untuk bekerja giat.
Kedudukan Motivasi Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Motivasi kerja erat hubungannya dengan kinerja atau performansi seseorang. Pada dasarnya motivasi kerja seseorang itu berbeda-beda. Ada motivasi kerjanya tinggi dan ada motivasi kerjanya rendah, bila motivasi kerjanya tinggi maka akan berpengaruh pada kinerja yang tinggi dan sebaliknya jika motivasinya rendah maka akan menyebabkan kinerja yang dimiliki seseorang tersebut rendah. Jika guru mempunyai motivasi kerja tinggi maka ia akan bekerja dengan keras, tekun, senang hati dan dengan dedikasi tinggi sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kinerja Guru
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan professional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasionalberkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Direktorat Tenaga Pendidik Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional (2008) mengemukakan hal- hal yang harus diperhatikan dalam mengukur kinerja guru yaitu: perencanaan program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi atau penilaian pembelajaran.
Penilaian Kinerja Guru
Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan- patokan tertentu. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses belajar mengajar. Diknas sampai saat ini belum melakukan perubahan yang mendasar tentang standar kinerja guru, dan secara garis besarmasih mengacu pada rumusan 12 kompetensi dasar yang harus dimiliki guru yaitu: (1). menyusun rencana pembelajaran; (2). melaksanakan pembelajaran; (3). menilai prestasi belajar; (4). melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi bbelajar peserta didik; (5). memahami landasan kependidikan; (6). Memahami kebijakan pendidikan; (7). memahami tingkat perkembangan siswa; (8). Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran; (9). Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan; (10). Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan; (11). Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran; dan (12). Mengembangkan profesi ( Depdikbud, 2007:8).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Mangkunegara (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja atau prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation), secara rinci kedua faktor tersebut a.
Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, seseorang yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk pekerjaannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dengan kata lain, seseorang akan lebih mudah untuk menunjukkan kinerja yang terbaik jika ia memiliki kemampuan.
b.
Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang agar terarah untuk mencapai tujuan organisasi. selain faktor kemampuan, faktor motivasi juga akan mempengaruhi kinerja seseorang, karena faktor inilah yang dapat menggerakkan diri seseorang untuk dapat bekerja sesuai dengan tujuan organisasi.
Menurut Barnawi dan Arifin (2012) kinerja guru tidak terwujud dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari guru itu sendiri, contohnya ialah kemampuan, keterampilan, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru, pengalaman lapangan dan latarbelakang keluarga. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar guru seperti gaji, sarana dan prasarana, lingkungan kerja fisik dan kepemimpinan.
Selanjutnya menurut Mangkuprawira dan Aida (dalam Yamin & Maisah, 2010) faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja guru terdiri dari faktor intrinsik guru (personal/individu) meliputi unsur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap guru.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa kinerja guru tidak akan terwujud dengan sendiri, tetapi terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang penting adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri yaitu meliputi kemampuan menjadi guru, motivasi menjadi guru, keterampilan mengajar, kepribadian yang menyenangkan.
KERANGKA BERPIKIR
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Kemampuan Intelektual (X 1 ) 1.Kemampuan
ry.x
1 2.
Ketrampilan Kinerja Guru (Y) 1.
Kemampuan 2. Inisiatif
2 3.
Ketepatan Waktu
R y. x
1. x
2
4.Kualitas Hasil Kerja 5. Komunikasi
Motivasi Kerja (X 2 ) 1.
Kebutuhan akan prestasi 2. Kebutuhan akan pengakuan 3. Pekerjaan sendiri
ry.x
Tanggung jawab 5. Kebutuhan untuk kemajuan
2 4.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Lhokseumawe semester genap tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dimulai sejak bulan Januari hingga bulan Juli 2017. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti yang dikemukakan Masri
(2008: 21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud: (1)
Singarimbun
penjajagan (Eksploratif), (2) deskriptif, (3) Penjelasan (eksplanatory), yakni menjelaskan hubungan kausal pengujian hipotesis, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang dan (6) penelitian operasional,(7) pengembangan indikator- indikator sosial. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan kepustakaan dan studi lapangan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner.
Jenis penelitian survei ini menfokuskan pada pengungkapka n hubungan kausal antara variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabe l penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah kemampuan intelektual (X
1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) terhadap kinerja guru (Y).
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007). Sedangkan Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda- benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 3 Lhokseumawe.
Sedangkan (Riduwan 2007: 56), mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar perkiraan, maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Pengambilan sampel dalam penelitian ini merupakan pengambilan sampel secara acak untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang digunakan berdasarkan pendapat Riduwan. Dalam penelitian ini, semua populasi dijadikan sampel, hal ini untuk menentukan secara tepat keadaan populasi yang jumlahnya sedikit. Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: dengan dokumentasi, wawancara dan kuisioner (daftar pertanyaan). Pengolahan data menggunakan regresi berganda dengan program SPSS rumusannya adalah :
1
1
2
2 Y = a + b X + b X + e
Keterangan : Y = Kinerja Guru X1 = Kemampuan Intelektual X2 = Motivasi Kerja a = Konstanta
= Koefisien regresi b1…b3 e = Kesalahan pengganggu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Variabel Penelitian Gambaran Ke mampuan Intelektual
Dalam penelitian ini variabel yang dikemukan sebanyak 10 indikator antara lain kelincahan mental berpikir dari segala arah, fleksibel konsep, latar belakang yang merangsang, kecakapan, bekerja keras, pantang menyerah, mampu berkomunikasi, rasa ingin tahu tentang pengetahuan, terbuka dan menerima informasi atau gagasan baru, arah hidupnya mantap dan mandiri, menjalankan tugas. Berikut ini adalah jawaban para responden dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Gambaran Ke mampuan Intelektual
Frekuensi Jawaban Persentase Jawaban No Uraian Responden Responden (%) S TS TS RR S SS S TS TS RR S SSKelincahan mental 1 berpikir dari segala 7 - 15 - - -
19 17,1 36,6 46,3 arah Latar belakang yang
2
5
21 15 12,2 51,2 36,6 - - - - merangsang
3 Kecakapan
- 4 Bekerja Keras
10
12 - 19 24,4 29,3 46,3 - -
3 46,3 - - 46,3
19 - 19 - 7,3
5 Pantang menyerah
5
20 - 16 12,2 48,8 - - - 39,0
Mampu 6.
7
15 - 19 46,3 - 17,1 36,6 - - berkomunikasi Rasa ingin tahu 7. 6 -
20 - 15 - 14,6 48,8 36,6 - tentang pengetahuan Terbuka dan
8. menerima informasi - -
15
12 14 36,6 29,3 34,1 - atau gagasan baru Arah hidupnya mantap
9. - - 3 -
19 19 7,3 46,3 46,3 - dan mandiri
10 Menjalankan tugas
10
12 19 24,4 29,3 46,3
Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2017) Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa tanggapan responden yaitu Kelincahan mental berpikir dari segala arah, frekuensi ragu-ragu oleh 7 orang responden (17,1 %) dan menyatakan setuju 15 orang responden (36,6%) sedangkan selebihnya 19 orang responden (46,3 %) yang menyatakan sangat setuju dengan tanggapan tersebut. Latar belakang yang merangsang, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Kecakapan, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Bekerja keras, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Pantang menyerah, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sa ngat setuju. Mampu berkomunikasi, tanggapan ini ragu-ragu oleh 7 orang responden (17,1%), yang menyatakan setuju 15 orang responden (36,6%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Rasa ingin tahu tentang pengetahuan, tanggapan ini ragu- ragu oleh 6 orang responden (14,6%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 15 orang responden (36,6%). Terbuka dan menerima informasi atau gagasan baru, tanggapan ini ragu-ragu oleh 15 orang responden (36,6%), yang
Sanggup berkorban untuk kemajuan sekolah.
Pekerjaan itu merupakan pilihan/keinginan sendiri.
10
12 19 24,4 29,3 46,3 7.
Kesungguhan melaksanakan tugas
3
19 19 - - 7,3 46,3 46,3 8.
5
5
20 16 12,2 48,8 39,0 9.
Kesempatan meningkatkan pengetahuan
7
15 19 - - 17,1 36,6 46,3
10 Peluang pendidikan lanjut
6
20 15 - - 14,6 48,8 36,6 Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2017)
21 15 12,2 51,2 36,6 6.
5 Kesesuaian pekerjaan dengan pendidikan
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa tanggapan responden yaitu Prestasi belajar siswa, ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2 %) dan menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) sedangkan selebihnya 15 orang responden (36,6 %) yang menyatakan sangat setuju dengan tanggapan tersebut. Prestasi sekolah, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Pengakuan atas prestasi yang dicapai, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden
21 15 - - 12,2 51,2 36,6
menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 14 orang responden (34,1%). Arah hidupnya mantap dan mandiri, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%). Menjalankan tugas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%)
Gambaran Motivasi Kerja
Dalam penelitian ini variabel yang dikemukan sebanyak 10 indikator antara lain Prestasi belajar siswa, Prestasi sekolah, Pengakuan atas prestasi yang dicapai, Keinginan diakui keberadaannya, Kesesuaian pekerjaan dengan pendidikan, Pekerjaan itu merupakan pilihan/keinginan sendiri, Kesungguhan melaksanakan tugas, Sanggup berkorban untuk kemajuan sekolah, Kesempatan meningkatkan pengetahuan, Peluang pendidikan lanjut. Berikut ini adalah jawaban para responden dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Gambaran Motivasi Kerja
No Uraian Frekuensi Jawaban Responden Persentase Jawaban Responden (%) S TS TS RR S SS S TS TS RR S SS1 Prestasi belajar siswa
5
2 Prestasi sekolah
20 16 - - 12,2 48,8 39,0
10
12 19 - - 24,4 29,3 46,3
3 Pengakuan atas prestasi yang dicapai
3
19 19 - - 7,3 46,3 46,3
4 Keinginan diakui keberadaannya
5
(46,3%) menyatakan sangat setuju. Keinginan diakui keberadaannya, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Kesesuain pekerjaan dengan pekerjaan tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Pekerjaan itu merupakan pilihan/keinginan sendiri, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Kesungguhan melaksanakan tugas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Sanggup berkorban untuk kemajuan sekolah, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Kesempatan meningkatkan pengetahuan, tanggapan ini ragu-ragu oleh 7 orang responden (17,1%), yang menyatakan setuju 15 orang responden (36,6%) dan 19 orang responden (46,3%). Peluang pendidikan lanjut, tanggapan ini ragu-ragu oleh 6 orang responden (14,6%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 15 orang responden (36,6%).
Gambaran Kinerja Guru
Dalam penelitian ini variabel yang dikemukan sebanyak 18 indikator antara lain Penguasaan materi, Penguasaan Metode pengajaran, Kemampuan berkomunikasi dengan siswa, Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar, Kemampuan menilai hasil belajar siswa, Mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, Berpikir positif yang lebih baik, Mewujudkan kreatifitas, Pencapaian prestasi, Pemanfaatan waktu kedatangan, Pemanfaatan waktu pulang, Keefektifan pembelajaran, Penguasaan materi pembelajaran, Kepuasan siswa, Pemahaman siswa, Mutu penyampaian materi, Penguasaan keadaan kelas Berikut ini adalah jawaban para responden dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Gambaran Kinerja Guru
Frekuensi Jawaban Persentase Jawaban Responden Responden (%) No Uraian STS TS RR S ST STS TS RR S ST1 - - 3 19 19 - 7,3 46,3 46,3 - Penguasaan materi Penguasaan Metode pengajaran
2
- 5 21 15 - 12,2 51,2 36,6 - - Kemampuan berkomunikasi 3 - 10 12 19 - 24,4 29,3 46,3 - - dengan siswa Kemampuan menggunakan
4 - - 3 19 19 - 7,3 46,3 46,3 - media dan sumber belajar Kemampuan menilai hasil
- 5
- 5 20 16 - 12,2 48,8 39,0 -
belajar siswa Mendorong keterlibatan siswa
6
- 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6 - dalam pembelajaran Berpikir positif yang lebih baik
7
- 10 12 19 - 24,4 29,3 46,3 - -
Lanjutan Tabel 3. Gambaran Kinerja Guru Mewujudkan kreatifitas
8
- 3 19 19 - 7,3 46,3 46,3 - - Pencapaian prestasi
9
-
Pemanfaatan waktu kedatangan10 - - - 10 12 19 - 24,4 29,3 46,3
Pemanfaatan waktu pulang 11 - - 12,2 51,2 36,6 - 5 21 15 - Keefektifan pembelajaran- 5 21 15 - 12,2 51,2 36,6 -
12 - - 10 12 19 - 24,4 29,3 46,3 - Penguasaan materi
13
- 3 19 19 - 7,3 46,3 46,3 - - pembelajaran. Kepuasan siswa
14
- 5 21 15 - 12,2 51,2 36,6 - - Pemahaman siswa 15 - 10 12 19 - 24,4 29,3 46,3 - - Prestasi siswa
16
- 3 19 19 - 7,3 46,3 46,3 - - Mutu penyampaian materi
-
17
12,2 48,8 39,0 - - 5 20 16 - Penguasaan keadaan kelas
18
- 5 21 15 - - - 12,2 51,2 36,6
Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2017) Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa tanggapan responden yaitu Penguasaa materi frekuensi ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3 %) dan menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) sedangkan selebihnya 19 orang responden (46,3 %) yang menyatakan sangat setuju dengan tanggapan tersebut, penguasaan metode pengajaran, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju.
Kemampuan berkomunikasi dengan siswa, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (66,3%) menyatakan sangat setuju. Kemampuan menilai hasil belajar siswa, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (49,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Brpikir positif yang lebih baik, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Mewujudkan kreatifitas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Pencapaian prestasi, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Pemanfaatan waktu kedatangan, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Pemanfaatan waktu pulang, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Keefektifitas pembelajaran, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Penguasaan materi pembelajaran, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Kepuasa siswa, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Pemahaman siswa, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Prestasi siswa, ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Mutu Penyampaian materi, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (49,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Dan penguasaan keadaan kelas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju
Hasil Analisis Regresi
Hasil analisis regresi antara kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Estimasi Perhitungan Regresi Berganda
Standar t Nama variabel B t tabelF. Sig Error hitung
Kostanta 78,701 11,018 1,269 3,245 0,503
- 3,245 Kemampuan Intelektual (X
1 ) -0,236 0,240 0,332
0,983 Motivasi Kerja (X
2 ) 0,99 0,212 0,467 3,245 0,643 Predictor : (Costant)
Koefisien Korelasi (R)
a 2 : 0,161 Kemampuan Intelektual (X 1 )
Koefisien Determinasi (R ) : 0,026 Motivasi Kerja (X )
2 Ajdusted (R)
: -0,025 Dependen Variabel F hitung
: 0,503 Kinerja Guru (Y) F tabel
: 3,245
F. Sig
a
: 0.000 Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2017)
Dari hasil estimasi diatas, melalui hasil perhitungan regresi berganda maka di peroleh parameter untuk masing- masing variabel dapat di lihat sebagai berikut:
Y = 78,701 - 0,236 X 1 + 0,990X
2 Artinya nilai kostanta sebesar 78,701 artinya jika Kemampuan Intelektual (X
1 ),
dan motivasi kerja (X
2 ) dianggap konstan, maka besarnya kinerja guru di SMK Negeri
3 Lhokseumawe adalah sebesar 78,701. Koefisien regresi Kemampuan Intelektual (X
1 ) sebesar 0,236 artinya bahwa setiap 1 % perubahan kemapuan intelktual secara
relatif akan menurun perubahan pada kinerja guru sebesar 23,6 %. dan Koefisien regresi motivasi kerja (X
2 ) sebesar 0,990 artinya bahwa setiap 1 % perubahan
motivasi kerja secara relatif akan meningkat perubahan pada kinerja guru sebesar 99,0 %. dan dengan asumsi faktor- faktor lain dianggap tetap.
2 a.
) Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R
Koefisien Korelasi (R) sebesar 0,026 atau 2,0% yang bermakna bahwa kemampuan intelektual dan motivasi kerja mempunyai hubungan erat dengan variabel
2
terikat dalam hal ini adalah kinerja guru. Koefisien Determinan (R ) sebesar -0,025 atau 2,0% ini mencerminkan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen atau dengan kata lain bahwa kemampuan variabel bebas hampir sempurna dalam menjelaskan variabel bebas relatif dominan mempengaruhi variabel terikat.