ISU-ISU PENTING DALAM PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  

Teknik Penyajian

dan Pembahasan

Hasil Penelitian

  

Teknik Penyajian

dan Pembahasan

Hasil Penelitian mustikalukmanarief mustikalukmanarief

  Agenda Paparan Agenda Paparan

  I. ISU-

  ISU PENTIN G

  I. ISU-

  ISU PENTIN G II.

  III.

  IV. IV.

II. III.

  

ISU-ISU PENTING DALAM

PENYAJIAN DAN

PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

  

ISU-ISU PENTING DALAM

PENYAJIAN DAN

PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

  1. Penyajian dan pembahasan hasil

  1. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting penelitian merupakan bagian terpenting dan tak terpisahkan dari suatu Struktur dan tak terpisahkan dari suatu Struktur Penelitian (Bagian IV). Penelitian (Bagian IV).

   Bagian ini sangat krusial menentukan  Bagian ini sangat krusial menentukan keberhasilan suatu proyek penelitian karena keberhasilan suatu proyek penelitian karena menyajikan, menginterpretasikan dan menyajikan, menginterpretasikan dan

membahas hasil penelitian sesuai dengan

membahas hasil penelitian sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian, rumusan masalah dan tujuan penelitian, pernyataan/hipotesis, basis teoritis dan pernyataan/hipotesis, basis teoritis dan model penelitian, serta desain penelitian model penelitian, serta desain penelitian yang telah diajukan pada bab-bab (bagian) yang telah diajukan pada bab-bab (bagian)

  

Struktur dan Siklus Penelitian

Struktur dan Siklus Penelitian

  Penelitian dan Alat Ukur

  Keterbatas an dan Usulan untuk riset selanjutany a

  Kesimpulan dan Implikasi Hasil Riset

  Kesimpulan dan Implikasi Hasil Riset

  Penyajian dan Pembaha san Hasil

  Penyajian dan Pembaha san Hasil

  Kelayakan model dan normalitas data

  Ukur Kelayakan model dan normalitas data

  Model Penelitian dan Alat

  Penelitian Model

  Rumusan Masalah

  Obyek atau Sampel

  Sampel Penelitian

  Penelitian Obyek atau

  Proposisi atau Hipotesis

  Penelitian Pernyataa n,

  Pernyataa n, Proposisi atau Hipotesis

  Tujuan Penelitian

  Tujuan Penelitian

  Rumusan Masalah

  Keterbatas an dan Usulan untuk riset selanjutany a

  2. Penyajian hasil penelitian dan

  2. Penyajian hasil penelitian dan pembahasannya harus relevan dan pembahasannya harus relevan dan mampu menjawab: mampu menjawab:

    Rumusan masalah dan tujuan riset

  Rumusan masalah dan tujuan riset yang telah diajukan yang telah diajukan

   Proposisi/hipotesis yang telah  Proposisi/hipotesis yang telah dinyatakan (H atau H ) a dinyatakan (H atau H a )

  

 Relevansi hasil riset dengan basis

 Relevansi hasil riset dengan basis

teoritis dan hasil riset sebelumnya, teoritis dan hasil riset sebelumnya, serta cerita konteks lingkungan serta cerita konteks lingkungan

  3. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian harus disesuaikan dengan pendekatan riset yang digunakan

  3. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian harus disesuaikan dengan pendekatan riset yang digunakan

  e n d e k a t a n

  R is e t

  R is e t

  S t u di k a s u s

  re s e ar h, ri s et p u st a k

  a, dl l

  a n tit a tif

  / S ai n tif ik

  / p o si ti vi s m s

  ( D e s k ri p tif d a n p r e s k ri p tif

  )

  Paradigma Ilmu Sosial Burrel & Morgan (1989)  PARADIGMS

   Positivist paradigm

   Interpretivist paradigm

   Critical paradigm

   Postmodernist paradigm, and

   (Feminist paradigm)  Penelitian alternatif/kualitatif termasuk ke 4 di atas kecuali positivist  PARADIGMS

   Positivist paradigm

   Interpretivist paradigm

   Critical paradigm

   Postmodernist paradigm, and

   (Feminist paradigm)  Penelitian alternatif/kualitatif termasuk ke 4 di atas kecuali positivist

  Perbedaan paradigma Riset Perbedaan paradigma Riset Positivist vs non-positivist Positivist vs non-positivist NON-POSITIVIST POSITIVIST NON-POSITIVIST

  POSITIVIST

  Uraian Uraian Objective Subjective, created,

  Social Reality “out there” interpreted Rationale, Creators,

  Human Beings without free will assigning meaning Deductive Inductive

  Science Nomothetic Ideographic Understand

  Research Purpose Explain, predict holistically

  Burrel & Morgan Burrel & Morgan

  Subjective & Objective Subjective & Objective Dimension Dimension Subjectivist Objectivist Subjectivist Objectivist Approach to

  Approach to Approach to Approach to Social Science

  Social Science Social Science Social Science

  ONTOLOGY Nominalism

  Realism Nominalism

  Realism

  Nominalism Realism

  EPISTEMOLOGY Anti-Positivism

  Positivism Positivism

  Anti-Positivism Positivism

  Voluntarism Determinism

  Determinism

  Voluntarism HUMAN NATURE Determinism

  Ideographic Nomothetic

  Ideographic Nomothetic

  METHODOLOGY

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

   Focuses on human beings and real social phenomenon.

   Research questions are understood comprehensively.

   Produces holistic knowledge, instead of generalization.

   

  Getting inside the real social Getting inside the real social phenomena phenomena

  IN WAYS  

  Based on the researcher’s Based on the researcher’s intellectual & stock of knowledge intellectual & stock of knowledge

MACAM-MACAM METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

   Qualitative Intuitive

   Dan lain-lain

   Library study (research)

   Symbolic – Interactionisme

   Participant Observation

   Ethno methodology

   Action research/science

   Discourse Analysis

   Grounded theory

   Case study

   Ethnography

   Phenomenology

   Focus Group Discussion

   Critical (perspective) research

   Life History

   Historiography

   Narrative

   Hermeneutic

  

PENYAJIAN

HASIL PENELITIAN

PENYAJIAN

HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian yang perlu disajikan (Riset Kuantitatif)

  Hasil Penelitian yang perlu disajikan (Riset Kuantitatif)

  Hasil Pengujia n Asumsi Klasik

  Hasil Pengujia n Asumsi Klasik

  Hasil Statistik Deskripti f

  Hasil Statistik Deskripti f

  Hasil Pengujia n Hipotesis

  Sesuai Model Empirisn ya

  Hasil Pengujia n Hipotesis

  Sesuai Model Empirisn ya

  Ringkasa n Hasil Penelitia n:

  Ringkasa n Hasil Penelitia n: Hasil Pengujian Asumsi Klasik Hasil Pengujian Asumsi Klasik

  • Memaparkan hasil pengujian asumsi Memaparkan hasil pengujian asumsi
  • klasik tentang kelayakan variabel, model klasik tentang kelayakan variabel, model penelitian dan data penelitian yang penelitian dan data penelitian yang digunakan digunakan
  • Asumsi klasik yang digunakan: Asumsi klasik yang digunakan:
  •  Uji Normalitas data  Uji Normalitas data 

  Uji Multikolinearitas  Uji Multikolinearitas  Uji Heteroskedastisitas  Uji Heteroskedastisitas

  Keterangan Alat Uji Kriteria Keterangan

  Uji Normalitas data uji Kolmogorov- Smirnov

  Hasil Sig. Uji Kolmogorov- Smirnov >  = 0,05

  Data terdistribusi normal

  Uji Multikolinearitas

  Tolerance (T),

  VIF Jika T > 0,1 dan

  VIF < 10 Tidak terjadi multikolinearita s

  Uji Heteroskedastisit as uji Glejser Sig. 

  (koefsien variabel regresi) >  = 0,05

  Tidak terjadi heteroskedasita s

  

Kriteria Pengujian Asumsi Klasik

Kriteria Pengujian Asumsi Klasik Hasil Statistik Deskriptif Hasil Statistik Deskriptif

  

1. Memaparkan gambaran nilai Minimum (Min.)

  

1. Memaparkan gambaran nilai Minimum (Min.)

dan maksimum (Max.) dari observasi sampel dan maksimum (Max.) dari observasi sampel untuk Variabel Penelitian tertentu yang diuji untuk Variabel Penelitian tertentu yang diuji

  2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari

  2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari keseluruhan observasi untuk suatu variabel keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu penelitian tertentu

  

3. Memaparkan nilai deviasi standar (Std. Dev)

  

3. Memaparkan nilai deviasi standar (Std. Dev)

dari keseluruhan observasi untuk suatu dari keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu variabel penelitian tertentu

  4. Hasil Statistik Deskriptif perlu disajikan

  4. Hasil Statistik Deskriptif perlu disajikan dalam bentuk tabel dalam bentuk tabel

  Contoh-1 Contoh-1

  Statistik Deskriptif (N=204) Statistik Deskriptif (N=204) CAR = θ + θ LABA + θ D + θ D + θ D + θ LD + θ AKB + ε 1 it 2 1 3

2

4 3 5 6 Variabel Minimum Maximu Mean Std. m Deviation

  CAR -0.11 0.04 -0.0117 0.02499 LABA -9.96 16.45 -0.0155 ( 1)

  0.00 1.00 0.4508 2.55238 D 1

  0.00 1.00 0.3990 (2) D 2

  0.00 1.00 0.4974 0.49887 D 3

  

Penjelasan Contoh-1

(1) Nilai minimum dan maksimum dari CAR (cummulative abnormal returns) saham dari 204 perusahaan adalah -0,01 dan 0,04 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar

  • 0,0017 dan deviasi standar sebesar 0,025 (2) Nilai minimum dan maksimum LABA dari

    204 perusahaan adalah -9,96 dan 16,45

    dengan nilai mean sebesar -0,0155 dan deviasi standar sebesar 0,025

VARIABEL N Minimum Maximu m Mean

  Std. Deviation Rit Awal

  • .00461 .00520 .0003640 .00180191 Pertumbuh an 110
  • .00589 .00933 .0000648 .00221764 Dewasa 103
  • .00262 .00475 .0006263 .00152907 Penurunan 111
  • .00717 .00629 .0001110 .00216474 Panel 418 -.00477 .00933 .0002894 .00178753

  103

  VARIABEL N Minimum Maximu m

  Mean Std.

  Deviation LBK Awal 103

  • 28.66510 20.7300
  • .2376396 5.42028556 Pertumbuh an 110
  • 20.89820 22.1824

  6

  • .2406712 3.67065215 Dewasa
  • 6.08580 25.9624 .6303278 3.56528628

  7

  

Contoh 2

Statistik Deskriptif

Contoh 2

Statistik Deskriptif

  

Penyajian Hasil Pengujian Hipotesis

Penyajian Hasil Pengujian Hipotesis

  

1.Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel,

  

1.Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel,

grafk atau diagram alir grafk atau diagram alir

  

2. Menyajikan hasil pengujian terhadap kelayakan

  

2. Menyajikan hasil pengujian terhadap kelayakan

  2

  2

  2

  2

model penelitian (Nilai F-test, Sig.F, R , Adj.R ).

model penelitian (Nilai F-test, Sig.F, R , Adj.R ).

  Keterangan: Keterangan:

Sig.F = Signifkansi model. Suatu model regresi dikatakan layak

Sig.F = Signifkansi model. Suatu model regresi dikatakan layak

digunakan sebagai model penelitian apabila nilai Sig.F-nya

digunakan sebagai model penelitian apabila nilai Sig.F-nya

signifkan pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. signifkan pada level 0,01, 0,05 atau 0,1.

  2

  2

  2

  R , Adj.R = menunjukkan seberapa besar kekuatan daya penjelas (explanatory power) dari variabel-variabel penjelas (explanatory power) dari variabel-variabel

2 R , Adj.R = menunjukkan seberapa besar kekuatan daya

  3. Menyajikan hasil pengujian regresi untuk

  3. Menyajikan hasil pengujian regresi untuk masing-masing variabel mencakup: masing-masing variabel mencakup:

  Keterangan terkait simbol dari model penelitian Keterangan terkait simbol dari model penelitian untuk masing-masing variabel penelitian untuk masing-masing variabel penelitian (konstanta dan simbol variabel) (konstanta dan simbol variabel)

   Nilai koefsien  (arah/sign) untuk masing-  Nilai koefsien  (arah/sign) untuk masing- masing variabel. masing variabel.

   Nilai koefsien  yang positif menunjukkan  Nilai koefsien  yang positif menunjukkan variabel independen (VI) berpengaruh positif variabel independen (VI) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (VD). terhadap variabel dependen (VD).

   Sebaliknya, apabila koefsien  bernilai  Sebaliknya, apabila koefsien  bernilai negatif maka VI berpengaruh negatif terhadap VD negatif maka VI berpengaruh negatif terhadap VD

  Nilai t menunjukkan besaran nilai t-test Nilai t menunjukkan besaran nilai t-test statistikal dari suatu VI (magnitude). statistikal dari suatu VI (magnitude).

  Nilai t tersebut biasanya kemudian dibandingkan Nilai t tersebut biasanya kemudian dibandingkan dengan nilai t-tabel. Apabila t-test > t-tabel, maka dengan nilai t-tabel. Apabila t-test > t-tabel, maka

pengaruh VI terhadap VD adalah signifkan pada level

pengaruh VI terhadap VD adalah signifkan pada level

0,01, 0,05 atau 0,1. Demikian pula sebaliknya 0,01, 0,05 atau 0,1. Demikian pula sebaliknya

  

Nilai Sig. menunjukkan tingkat signifkansi

Nilai Sig. menunjukkan tingkat signifkansi

nilai t dari suatu VI terhadap VD. nilai t dari suatu VI terhadap VD.

  

Suatu VI dikatakan memiliki pengaruh yang

Suatu VI dikatakan memiliki pengaruh yang signifkan terhadap VD apabilai nilai Sig.-nya berada signifkan terhadap VD apabilai nilai Sig.-nya berada pada level 0,01, 0,05, atau 0,1 pada level 0,01, 0,05, atau 0,1

  

Contoh

Ha1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi

laba (D ), kualitas laba (D ), laba ditahan (LD) dan arus kas

1 3

bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham

  CAR = θ + θ LABA + θ D + θ D + θ D + θ LD + θ AKB + ε CAR = θ + θ LABA + θ D + θ D + θ D + θ LD + θ AKB + ε 1 it 1 it 2 2 1 1 3 3 2 2 4 4 3 3 5 5 6 6 Variabel B t Sig.

  • 0.014 -3.928 0.000 Constant (θ ) 0.154 1.945 0.053 (2) LABA (θ )
  • 1 0.067 0.818 0.414 (3) D (θ ) 1 2 0.175 2.517 0.013

      D (θ ) 2 3

    • 0.080 -1.114 0.267 D (θ )
    • 3 4<
    • 0.161 -2.311 0.022 (4) LD (θ )
    • 5 0.043 0.626 0.532 AKB (θ ) 6

        

      INTERPRETASI dan

      PEMBAHASAN

        

      INTERPRETASI dan

      PEMBAHASAN

      HASIL PENELITIAN

      HASIL PENELITIAN

        

      Tujuan Interpretasi dan Pembahasan hasil

      Tujuan Interpretasi dan Pembahasan hasil

      penelitian penelitian

        1. Menjawab permasalahan dan tujuan

        1. Menjawab permasalahan dan tujuan

      penelitian, serta proposisi/hipotesis

      penelitian, serta proposisi/hipotesis

      yang telah diajukan yang telah diajukan

        2. Menginterpretasikan hasil penelitian

        2. Menginterpretasikan hasil penelitian dari setiap variabel dan dari setiap variabel dan mengintegrasikan kesesuaiannya mengintegrasikan kesesuaiannya dengan propisisi/hipotesis yang telah dengan propisisi/hipotesis yang telah diajukan (mendukung atau tidak diajukan (mendukung atau tidak mendukung hipotesis) mendukung hipotesis)

        3. Mengaitkan kesesuaian temuan

        3. Mengaitkan kesesuaian temuan

      penelitian dengan prediksi teoritis

      penelitian dengan prediksi teoritis

      dari suatu teori yang menjadi basis dari suatu teori yang menjadi basis

        (temuan riset mendukung teori riset

        (temuan riset mendukung teori riset atau tidak mendukung suatu teori atau tidak mendukung suatu teori tertentu) tertentu)

        4.Mengaitkan kesesuaian hasil riset

        4.Mengaitkan kesesuaian hasil riset dengan hasil-hasil riset sebelumnya dengan hasil-hasil riset sebelumnya (mendukung atau tidak mendukung hasil (mendukung atau tidak mendukung hasil riset siapa saja).

        

      4. Mendiskusikan hasil riset yang bertentangan

        

      4. Mendiskusikan hasil riset yang bertentangan

      dengan prediksi dari basis teori yang dengan prediksi dari basis teori yang

      mendasari perumusan hipotesis atau hasil-

      mendasari perumusan hipotesis atau hasil-

      hasil riset sebelumnya. hasil riset sebelumnya.

        

      Perlu dibahas secara mendalam dan logis apa

        Perlu dibahas secara mendalam dan logis apa saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya terjadinya hasil yang bertentangan (anomali) terjadinya hasil yang bertentangan (anomali)

      tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya.

      tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya.

        

      Apakah ada keterbatasan dalam pengunan

        

      Apakah ada keterbatasan dalam pengunan

      variabel, data, model pengujian dan basis teoritis

      variabel, data, model pengujian dan basis teoritis

      penelitian sehingga menyebabkan hasil penelitian penelitian sehingga menyebabkan hasil penelitian bertentangan dengan prediksi teori atau hasil-hasil bertentangan dengan prediksi teori atau hasil-hasil riset sebelumnya? riset sebelumnya?

        6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil

        6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian terhadap basis teoritis dan penelitian terhadap basis teoritis dan

      temuan-temuan sebelumnya, kebijakan

      temuan-temuan sebelumnya, kebijakan

      yang sudah dilakukan dan praktik yang yang sudah dilakukan dan praktik yang dijalankan. dijalankan.

        7. Bila memang hasil penelitian dinilai

        7. Bila memang hasil penelitian dinilai sudah akurat dan krusial , peneliti dapat sudah akurat dan krusial , peneliti dapat mengajukan modifkasi teori atau model mengajukan modifkasi teori atau model yang sudah ada atau mengajukan teori yang sudah ada atau mengajukan teori atau model baru yang relevan disertai atau model baru yang relevan disertai dengan asumsi-asumsi dan penalaran dengan asumsi-asumsi dan penalaran

        

      Contoh penelitian empiris

      Ha1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi

      laba (D ), kualitas laba (D ), laba ditahan (LD) dan arus kas

      1 3

      bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham

        CAR = θ + θ LABA + θ D + θ D + θ D + θ LD + θ AKB + ε .…. CAR = θ + θ LABA + θ D + θ D + θ D + θ LD + θ AKB + ε .…. 1 it 1 it 2 2 1 1 3 3 2 2 4 4 3 3 5 5 6 6 (14) (14) Variabel B t Sig.

      • 0.014 -3.928 0.000 Constant (θ ) 0.154 1.945 0.053 (2) LABA (θ )
      • 1 0.067 0.818 0.414 (3) D (θ ) 1 2 0.175 2.517 0.013

          D (θ ) 2 3 anoma

          anoma

        • 0.080 -1.114 0.267 D (θ )
        • 3 4 li

            li

          • 0.161 -2.311 0.022 (4) LD (θ )
          • 5 0.043 0.626 0.532 AKB (θ ) 6

              

            Penjelasan

            Penjelasan

              (1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4,509 dengan nilai Sig-F (1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4,509 dengan nilai Sig-F sebesar 0,000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan sebesar 0,000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan

              2

              2

              sebagai model empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj.R sebagai model empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj.R sebesar 0,099 menunjukkan bahwa daya penjelasan dari sebesar 0,099 menunjukkan bahwa daya penjelasan dari variabel kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba variabel kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D ), kualitas laba (D ), laba ditahan (LD) dan arus kas

              1

              3

              (D ), kualitas laba (D ), laba ditahan (LD) dan arus kas

              1

              3

              bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham (VD) adalah 9,9%; sementara selebihnya (90,1%) saham (VD) adalah 9,9%; sementara selebihnya (90,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain. dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

              (2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefsien 0,154 (2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefsien 0,154 dengan besaran nilai t adalah 1,945 dan Sig sebesar 0,053. dengan besaran nilai t adalah 1,945 dan Sig sebesar 0,053.

              Hasil tersebut menunjukkan kandungan laba berpengaruh Hasil tersebut menunjukkan kandungan laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham dan positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham dan secara statistik signifkan pada level 10% secara statistik signifkan pada level 10%

              (3) Timeliness publikasi laba (D 1 ) memiliki nilai koefsien (3) Timeliness publikasi laba (D ) memiliki nilai koefsien

              1 0,067 dengan besaran nilai t adalah 0,818 dan nilai Sig 0,067 dengan besaran nilai t adalah 0,818 dan nilai Sig sebesar 0,414. sebesar 0,414.

               Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba  Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik tidak signifkan pasar saham, tapi secara statistik tidak signifkan

              (4) Laba ditahan (LD) memiliki nilai koefsien -0,161 (4) Laba ditahan (LD) memiliki nilai koefsien -0,161 dengan besaran nilai t adalah -2, 311 dan nilai Sig dengan besaran nilai t adalah -2, 311 dan nilai Sig sebesar 0,022. sebesar 0,022.

             Hasil tersebut menunjukkan Laba ditahan berpengaruh

             Hasil tersebut menunjukkan Laba ditahan berpengaruh

            negatif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham,

            negatif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik signifkan pada level 5%. tapi secara statistik signifkan pada level 5%.  Hasil ini anomali atau bertentangan dengan prediksi Hasil ini anomali atau bertentangan dengan prediksi teori relevansi nilai yang menyatakan bahwa Laba di teori relevansi nilai yang menyatakan bahwa Laba di

            tahan berpengaruh positif meningkatkan relevansi nilai

            tahan berpengaruh positif meningkatkan relevansi nilai laba untuk pasar saham laba untuk pasar saham Penyajian Hasil Riset Preskriptif Penyajian Hasil Riset Preskriptif

            • Riset yang bertujuan memaparkan data-data hasil

            • Riset yang bertujuan memaparkan data-data hasil

              penelitian yang telah diolah tanpa melalui penelitian yang telah diolah tanpa melalui pengujian asosiasi, relasi atau kausalitas pengujian asosiasi, relasi atau kausalitas statistikal atau ekonometrika... statistikal atau ekonometrika...

            • Data yang disajikan bisa hanya bersifat statistik
            • Data yang disajikan bisa hanya bersifat statistik

              

            deskriptif (Min, Max, Mean dan Deviasi Standar)

            deskriptif (Min, Max, Mean dan Deviasi Standar)

            • Hasil analisis disajikan dalam bentuk visualisasi
            • Hasil analisis disajikan dalam bentuk visualisasi

              seperti tabel, grafk, gambar, diagram, bagan alir, seperti tabel, grafk, gambar, diagram, bagan alir, dll dll

            • Visualisasi hasil penelitian harus diinterpretasikan

            • Visualisasi hasil penelitian harus diinterpretasikan

              dan dibahas sesuai dengan permasalahan dan dan dibahas sesuai dengan permasalahan dan

              

            Contoh Hasil Riset Preskriptif

              1.Judul:

            Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan

            Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Rakyat

              2. Pertanyaan penelitian:

            (1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun

            terakhir?

            (2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10

            tahun terakhir? (3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian (usaha) terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun terakhir? (4)Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan pengangguran?

              1.Judul:

            Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan

            Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Rakyat

              2. Pertanyaan penelitian:

            (1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun

            terakhir?

            (2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10

            tahun terakhir? (3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian (usaha) terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun terakhir? (4)Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan pengangguran?

            3. Variabel penelitian

              3. Variabel penelitian 

            Kinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai

            Kinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai

            PDRB setiap tahun

              PDRB setiap tahun   Tren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat

            Tren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat

            pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t.0) pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t.0)

            dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai

            dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai

            PDRB tahun sebelumnya (t-1) PDRB tahun sebelumnya (t-1)

                Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari

            Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari

            nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya 

              Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin,  Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin, tingkat keparahan kemiskinan (P1) dan tingkat tingkat keparahan kemiskinan (P1) dan tingkat kedalaman kemiskinan (P2) kedalaman kemiskinan (P2) 

              Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran  Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran terbuka terbuka 

              Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat  Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat

            diproksikan dengan nilai Indeks Koefsien Gini (IKG) yang

            diproksikan dengan nilai Indeks Koefsien Gini (IKG) yang

              

            4. Penyajian Hasil Penelitian:

              

            4. Penyajian Hasil Penelitian:

              

            1. Tren kinerja perekonomian ( PDRB Harga Berlaku)

              

            1. Tren kinerja perekonomian ( PDRB Harga Berlaku)

            Jateng periode 2002-2012 (dalam trilyun Rp)

            Jateng periode 2002-2012 (dalam trilyun Rp)

              600 556.48

              Nilai PDRB terus Nilai PDRB terus 498.76 meningkat dari meningkat dari

              500 444.7 tahun ke tahun tahun ke tahun

              392.99 400 362.95 318.43

              281.98 300 234.45 193.45

              200 151.97171.88 100 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

            2. Tren kinerja Nilai PDRB Harga Berlaku Per Sektor Usaha Jateng Periode 2002-2012 (dlm triliun Rp)

              200 Pertanian Pertambangan

              180 &amp; Penggalian

              160 Industri Pengo- lahan

              140 Listrik Gas &amp;

              120 Air Bersih Konstruksi B 100 R D

              Perdagangan, P

              80 Hotel &amp; Restoran

              60 Pengangkutan

              40 dan Komu- nikasi

              20 Keuangan, Real estat &amp; Jasa Persh.

            3. Tren Prosentase (%) Kontribusi Per Sektor Usaha Terhadap PDRB Jateng Periode 2002-2012

              5.00

              10.00

              15.00

              20.00

              25.00

              30.00

              35.00

              40.00

              P ro se n ta se

              2

              2

              1

              1

              3

              3

            4. Tren Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PRDB) Jateng dan Nasional Periode 2002-2012

              7

              6

              5

              4 Pilgub R B Pilgub

              Krisis D Krisis

              Pilgub P Pilgub

              3

              ekonom ekonom i i

              2

              1

               5a. Tren Pertumbuhan Sektor Pertanian, Pertambangan &amp; Penggalian dan Industri Pengolahan Periode 2002-2012

              18 Ada pola kenaikan Ada pola kenaikan signifkan 3 tahunan

              16 signifkan 3 tahunan pada Industri pada Industri

              Ada pola ke- Pengolahan naikan yang sig-

              Pengolahan

              14 nifkan 4 tahunan pada sektor Per-

              12 tanian a n

              10 P e rt u m b u h

              8

              6

              4

              2

              5b.Tren Pertumbuhan Sektor Liistrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, dan PHR Periode 2002-2012

            14 PHR trennya

              PHR trennya bertumbuh bertumbuh

              12 dalam 5 dalam 5 tahun tahun terakhir terakhir

              10 a n h

              8 b u P e rt u m

              6

              4

              2

              

            5c. Tren Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers dan Jasa-jasa Periode 2002-2012

            20

              15

              10 a n h u u m b

              5 P e rt 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

            • 5

              6a. Implikasi Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan dan Pengangguran

            25 Pertumbuha

              Pertumbuha n ekonomi n ekonomi berimplikasi berimplikasi positif positif

              20

              menurunka menurunka n jumlah n jumlah kemiskinan kemiskinan dan

              15 dan

              penganggur penganggur an terbuka an terbuka dlm 5 tahun dlm 5 tahun

              10

              terakhir terakhir

              5

              

            6b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan

              6b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan

              

            (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jateng 2007-2012

              (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jateng 2007-2012

              

            Pertumbuhan ekonomi berdampak positif menurunakan indeks

            Pertumbuhan ekonomi berdampak positif menurunakan indeks

            keparahan dan kedalaman kemisikinan

            keparahan dan kedalaman kemisikinan

              7 6.56

              6.19

              5.72

              6

              5.36

              5.25

              4.86

              5

              3.83

              4

              3.39

              2.96

              3

              2.56

              2.49

              2.27

              2

              1.08

              0.9

              0.74

              0.66

              1

              0.6

              0.53 2007 2008 2009 2010 2011 41153

              7. Tren Rasio Gini Jateng dibanding

              7. Tren Rasio Gini Jateng dibanding Propinsi lain di Jawa Periode 2008- Juni 2012 Propinsi lain di Jawa Periode 2008- Juni 2012

              Propinsi 2008 2009 2010 2011 Juni- 2012 DKI 0,33 0,36 0,36 0,44 0,42 Jakarta Jawa 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41 Barat Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39 Jawa 0,31 0,32 0,34 0,38 0,38 Tengah

              

            Pembahasan Hasil Penelitian

            Pembahasan Hasil Penelitian

              

            1. Nilai PDRB Jateng terus meningkat selama 10 tahun

            terakhir sehingga dapat disimpulkan bahwa tren

            kinerja perekonomian Jateng terus meningkat

              2. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian,

            listrik, gas dan air, dan sektor keuangan dan real

            estat yang berfuktuasi nilainya, nilai dari enam

            sektor usaha lainnya terus meningkat dari tahun

            ke tahun.

              3. Sektor Industri pengolahan, PHR dan Pertanian

            memberi kontribusi terbesar dalam pembentukan

            PDRB Jateng dari tahun ke tahun, disusul sektor

              4. Semua sektor usaha mengalami tren pertumbuhan positif di atas 4% per tahun. Sektor Pertanian terindikasi mengalami siklus tren

            kenaikan/penurunan dalam 4 tahunan

            5. Kecuali pada tahun terjadinya krisis

              ekonomi, tren kinerja perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Jateng cenderung meningkat dalam 10 tahun terakhir

              6. Tren kinerja perekonomian dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat berdampak positif menurunkan kemiskinan dan pengangguran terbuka

              7. Tren kinerja dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat ternyata meningkatkan kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat di

              

            ASPEK-ASPEK KRUSIAL

            dan SALAH KAPRAH

              

            ASPEK-ASPEK KRUSIAL

            dan SALAH KAPRAH

            DALAM PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

            DALAM PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

            1.Dalam penelitian empiris yang menguji atau

              1.Dalam penelitian empiris yang menguji atau menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel- menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel- variabel tertentu yang secara teoritis diprediksikan variabel tertentu yang secara teoritis diprediksikan berpengaruh positif/negatif terhadap suatu variabel berpengaruh positif/negatif terhadap suatu variabel dependen, fokus pembahasannya terutama dependen, fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai koefsien Beta ( ) variabel, diarahkan pada nilai koefsien Beta ( ) variabel, setelah itu baru dilihat nilai signifkansinya. setelah itu baru dilihat nilai signifkansinya.

              

             Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan

             Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan

            menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefsien  (positif atau negatif) yang dihasilkan, dari nilai koefsien  (positif atau negatif) yang dihasilkan, setelah itu baru dikaitkan dengan tingkat signifkansinya. setelah itu baru dikaitkan dengan tingkat signifkansinya.

              Misalnya: Misalnya: Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap indeks prestasi siswa. indeks prestasi siswa. Ha2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil Ha2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil

              2 . Dalam penelitian empiris yang menguji atau

              2 . Dalam penelitian empiris yang menguji atau menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel- menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel-

            variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan dan

            variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan dan

            praktik diprediksikan berpengaruh positif/negatif praktik diprediksikan berpengaruh positif/negatif

            secara signifkan terhadap suatu variabel dependen,

            secara signifkan terhadap suatu variabel dependen,

            fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai

            fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai

            koefsien Beta ( ) variabel dan tingkat signifkansinya. koefsien Beta ( ) variabel dan tingkat signifkansinya.

                Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefsien  (positif atau negatif) dan tingkat signifkansinya. nilai koefsien  (positif atau negatif) dan tingkat signifkansinya.

              Misalnya: Misalnya: Ha1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan Ha1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan kemiskinan berpengaruh positif secara signifkan menurunkan kemiskinan berpengaruh positif secara signifkan menurunkan jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan

              3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan

              3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan

            pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah

            pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah

            (sign) dari nilai koefsien  variabel (positif/negatif) dan level (sign) dari nilai koefsien  variabel (positif/negatif) dan level signifkansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan signifkansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan berpengaruh signifkan apabila nilai p-value atau Sig.-nya berpengaruh signifkan apabila nilai p-value atau Sig.-nya

            berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya

            berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya

            lebih besar dari level itu, maka tidak signifkan. lebih besar dari level itu, maka tidak signifkan.

              Salah kaprah: Salah kaprah:

              1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefsien

              1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefsien variabel, tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga variabel, tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang diambil seringkali salah kesimpulkan yang diambil seringkali salah

              2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat

              2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat signifkansi dengan  = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat signifkansi dengan  = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat signifkansi variabel di atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan signifkansi variabel di atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan tidak signifkan. Akibatnya, kesimpulan salah. Harus disadari tidak signifkan. Akibatnya, kesimpulan salah. Harus disadari bahwa  = 0,05 merupakan level of confdence atau tingkat bahwa  = 0,05 merupakan level of confdence atau tingkat keyakinan yang moderat terhadap data yang digunakan dalam keyakinan yang moderat terhadap data yang digunakan dalam penelitian, bukan merupakan tolok ukur level signifkansi (Sig.)

            4. Apabila hasil pengujian hipotesis ditolak atau

              4. Apabila hasil pengujian hipotesis ditolak atau tidak didukung secara empiris, maka perlu tidak didukung secara empiris, maka perlu dicermati secara mendalam apakah terjadi dicermati secara mendalam apakah terjadi kekeliruan dalam: kekeliruan dalam: 

              Perumusan proposisi atau hipotesis  Perumusan proposisi atau hipotesis  Penggunaan basis teoritis atau grand theory  Penggunaan basis teoritis atau grand theory  Proses sampling dan normalitas data

               Proses sampling dan normalitas data  Penggunaan variabel penelitian yang tidak tepat  Penggunaan variabel penelitian yang tidak tepat  Penggunaan instrumen penelitian yang tidak  Penggunaan instrumen penelitian yang tidak realiabel realiabel

             Penggunaan model penelitian, alat uji serta tolok

              

             Penggunaan model penelitian, alat uji serta tolok