Investigasi Performasi Voice Over Internet Protocol (VoIP) Pada Jaringan Wireless Dengan Menggunakan Server Elastix

  pISSN: 2252 – 486X Prasetyo : Investigasi Performasi Voice Over… eISSN: 2548

   Abstrak — Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah salah satu bentuk komunikasi suara dengan menggunakan internet protocol sebagai media transportasi untuk berkomunikasi. Dalam satu dekade terakhir, teknologi ini merupakan salah satu teknologi penting di dalam dunia telekomunikasi selain perkembangan media telekomunikasi dari jaringan kabel ke jarigan nirkabel. Namun, perkembangan media telekomunikasi ini juga menimbulkan beberapa tantangan untuk teknologi VoIP. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa teknologi nirkabel ini memang memberikan solusi untuk masalah jarak dan fleksibilitas. Namun, ada hal yang harus kita berikan perhatian khusus, yaitu dari segi kualitas (QoS). Dalam penelitian ini, kami fokus membahas tentang Implementasi VoIP menggunakan server elastix dan menggunakan jaringan nirkabel dengan harapan bahwa penelitian ini bermanfaat dalam perkembangan teknologi Voice over IP melalui jaringan nirkabel..

  Penggunaan telepon berbasis VoIP memberi banyak keuntungan terutama dari segi biaya jelas lebih murah dibandingkan menggunakan Public Switched Telephone Network (PSTN) atau jaringan telepon tetap (dengan kabel), karena jaringan IP bersifat global. VoIP dapat dipasang di sembarang Ethernet dan IP address, tidak seperti PSTN yang harus mempunyai port tersendiri di sentral atau PBX [3]. Pertama, secara bisnis, komunikasi jarak jauh yang dilakukan melalui PSTN harus melalui operator-operator Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) atau Sambungan Langsung Internasional (SLI), yang membebankan ongkos yang tidak murah [3]. Memanfaatkan teknologi VoIP mengurangi biaya komunikasi sampai 70%, karena VoIP menggunakan jaringan internet dalam komunikasinya. Kedua, secara teknologi, VoIP relatif hemat bandwidth karena kemampuan kompresinya [3].

  Teknologi VoIP merupakan kabar baik bagi pengguna telepon, karena pengguna dapat berkomunikasi tanpa harus menggunakan pulsa telepon dalam jaringan VoIP [2]. VoIP dapat diimplementasikan pada suatu perusahaan, kantor, kampus, atau perumahan melalui jaringan lokal. Biasanya suatu kantor atau kampus sudah memiliki komputer pada tiap divisi bahkan pada tiap ruang kerja, kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mempermudah komunikasi antar divisi [2]. Penggunaan komputer di sini menjadi hal yang sangat penting, karena VoIP yang akan dibangun hanya membutuhkan jaringan wireless, komputer, head phone, dan sound card, bahkan untuk sebuah smartphone tidak memerlukan perangkat tambahan apapun [2].

  Pada era sekarang, ada sekitar satu miliar pengguna saluran PSTN dan dua miliar telepon seluler di Dunia yang menggunakan sistem PSTN. Dalam waktu dekat, kita akan melihat migrasi menuju ke jaringan VoIP.hal ini bisa dilihat dari trend semakin banyaknya pengguna VoIP, Misalnya ada lebih dari delapan puluh juta pelanggan Skype; aplikasi komersial VoIP yang sangat populer dan 55 juta per hari panggilan dalam aplikasi what’s app call. VoIP telah mendapatkan popularitas karena lebih banyak keuntungan yang dapat ditawarkan daripada sistem PSTN terutama suara yang ditransmisikan dalam bentuk digital yang memungkinkan VoIP untuk menyediakan lebih banyak fitur. Namun, VoIP masih mengalami beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan pengguna ketika mengimplementasikan sistem VoIP.

  ENDAHULUAN Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah salah satu teknologi penting pada perkembangan telekomunikasi. VoIP adalah sebuah cara untuk membuat panggilan telepon dengan cara melakukan konversi suara menjadi sebuah paket untuk dikirimkan melalui jaringan berbasis packet-switched .VoIP merupakan satu teknologi telekomunikasi yang mampu melewatkan layanan komunikasi dalam jaringan Internet Protocol sehingga memungkinkan antar pengguna berkomunikasi suara dalam jaringan IP [1]. Pada awalnya, komunikasi suara menggunakan jaringan PSTN dimana jaringan ini berbasis circuit-switched yang membutuhkan jalur khusus dalam prosesnya. Lebih jauh lagi, Internet pada awalnya digunakan untuk mengirimkan lalu lintas data, dan internet sebenarnya kurang cukup memadai untuk transmisi lalu lintas real-time seperti VoIP.

  P

  Kata Kunci — VoIP, nirkabel, elastix, QoS Abstract — Voice over Internet Protocol (VoIP) is a form of voice communication by using internet protocol as a transportation medium. In the recent years, this technology is one of the important technologies in the world of telecommunications, in addition to the development of telecommunications media from cable networks to wireless networks. However, the development of this telecommunication medium also poses several challenges for VoIP technology. As we already know that this wireless technology does provide solutions to the problem of distances and flexibilities, but there are many things that we should pay special attentions, such as the quality of services. (QoS). In this study, we focus on discussing the implementation of VoIP using Elastix on wireless networks and expected that this research is useful in the development of Voice over IP technology over wireless networks. Keywords: VoIP, wireless,e lastix, QoS I.

  

  

Investigasi Performasi Voice Over Internet Protocol (VoIP)

Pada Jaringan Wireless Dengan Menggunakan Server

Elastix

  1

  2 Email :

  , Politeknik Kediri

  1

  2 Politeknik Negeri Banyuwangi

  1 , Toga Aldila Cinderatama

  Junaedi Adi Prasetyo

  Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, keterbatasan Prasetyo dan Cinderatama pISSN: 2252 – 486X eISSN: 2548

  akses pada jaringan wireline sudah teratasi dengan adanya wireless. Penggunaan perangkat mobile seperti smartphone dan laptop juga semakin berkembang, jadi sudah seharusnya sistem VoIP dapat digunakan saat ini [2].

  Penelitian ini dibuat untuk membangun jaringan VoIP dengan teknologi wireless menggunakan server elastix. Setelah implementasi selesai, dilakukan sebuah pengukuran komponen QoS ,seperti delay, jitter, packet loss. Hasil pengukuran ini diharapkan berguna untuk perkembangan teknologi VoIP.

  a. VOIP Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu mengirimkan data suara, video dan data yang berbentuk paket secara realtime dengan jaringan yang menggunakan Internet Protocol (IP) [4].

  Tujuan pengimplementasian VoIP adalah untuk menekan biaya instansi (perusahaan, sekolah, rumah sakit, dll) maupun individu dalam melakukan komunikasi jarak dekat maupun jarak jauh (interlokal/ SLI). Penekanan biaya itu dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan data yang sudah ada. Sehingga apabila ingin membuat jaringan telekomunikasi VoIP tidak perlu membangun infrastruktur baru yang biasanya memerlukan biaya yang besar. VoIP dalam penerapannya menggunakan sistem jaringan LAN dan didukung protokol-protokol VoIP. Beberapa standarisasi protokol komunikasi pada teknologi VoIP adalah SIP (Session Initiation Protocol) dan IAX2 (Internet Asterisk eXchange 2).

  Teknologi VoIP bekerja dengan cara mengubah suara yang merupakan sinyal analog menjadi sinyal digital yang dapat dikirimkan melalui jaringan yang memanfaatkan IP. Setelah diubah menjadi sinyal digital, kemudian ditranslasikan ke dalam paket-paket IP yang kemudian ditransmisikan melalui jaringan. Gambar.1 memperlihatkan cara kerja VoIP, dimana terjadi pertukaran data suara antara dua pengguna [5]

  Gambar 1 : Proses Pertukaran Data Suara Antara Pengguna

  Pada dasarnya, sistem VoIP dapat dikonfigurasi dalam mode berikut; PC ke PC, Telephony to Telephony dan PC to Telephony. VoIP terdiri dari tiga komponen penting di dalamnya, yaitu: CODEC (Coder / Decoder), packetizer dan playout buffer. Di sisi pengirim, sinyal suara analog dikonversi menjadi sinyal digital dan dikompresi ,lalu kemudian disandikan ke dalam format yang telah ditentukan menggunakan codec yang ditentukan. Ada berbagai codec suara yang dikembangkan dan distandardisasi oleh organisasi International Telecommunication Union Telecommunication (ITU-T) seperti G.711, G.729, dan GSM. Selanjutnya, proses packetization dilakukan yang meng-fragment suara yang di- encode menjadi ukuran paket yang sama.

  Untuk dapat melaksanakan tugasnya menyalurkan sinyal suara, VoIP harus didukung oleh beberapa komponen yaitu Terminal,Gateway VoIP, Multipoint Control Unit (MCU), Gatekeeper, dan Quality of service (QoS) VoIP [6].

  Selanjutnya, di setiap paket, beberapa header protokol dari lapisan yang berbeda dilampirkan pada suara yang dienkode. Header protokol yang ditambahkan ke paket suara adalah Protokol Transportasi Waktu Nyata (RTP), Protokol. Datagram Pengguna (UDP), dan InternetProtokol (IP) serta header lapisan data link. Selain itu, RTP dan Real-Time Control Protocol (RTCP) dirancang pada lapisan aplikasi untuk mendukung aplikasi real-time. Meskipun protokol transport TCP umumnya digunakan di internet, protokol UDP lebih disukai di VoIP dan aplikasi real-time sensitif lainnya.

ANDASAN TEORI

II. L

  Salah satu faktor yang paling memengaruhi kualitas VoIP adalah codec-decoder (codec) [7]. Codec merupakan algoritma untuk melakukan kompresi data suara yang bertujuan mengurangi jumlah byte yang dikirimkan dalam jaringan. Penggunaan codec yang tepat pada implementasi VoIP merupakan salah satu hal yang menentukan dalam pencapaian kualitas komunikasi VoIP [7]. Sedangkan decoder adalah algortima yag digunakan sebaliknya,yaitu untuk merubah bit yag dikonversi tadi menjadi bentuk suara

  b. Wireless 802. 11 Wireless LAN adalah salah satu teknologi nirkabel yang sudah terstandar dan menjadi komponen penting dalam jaringan panggilan suara nirkabel pada saat ini. Arsitektur jaringan ini sebenarnya sama dengan Lokal Area Network (LAN),hanya saja untuk transmisi menggunakan frekuensi radio (RF) atau Inframerah (IR) dan tidak melalui kabel fisik / kabel, dan pada sub-layer MAC, teknologi ini menggunakan protokol standar yang berbeda. Keuntungan dari jaringan nirkabel adalah mobilitas, kesederhanaan, skalabilitas, kemampuan dan biaya efektivitas.

  Secara sederhana, jaringan nirkabel memungkinkan sebuah node untuk dapat berkomunikasi dengan satu sama lain secara nirkabel dan dapat dikonfigurasi dengan dua cara yaitu: peer to peer dan infrastructure. Dalam mode peer to peer (P2P), setiap node bisa berkomunikasi secara langsung dengan node lainnya. Sedangkan pada metode infrastruktur, sebuah node harus melalui sebuah access point untuk berkomunikasi dengan node yang lain.

  Gambar 2 : Perbandingan Standar 802.11 [8] Jadi ketika ada terminal yang ingin mengirim paket ke 3.

  Nada dering akan berbunyi di penerima. terminal lain, paket akan dikirim ke AP,dan paket aka 4.

  Jika penerima menerima panggilan tersebut, maka diteruskan ke tujuan. Di setiap terminal, salah satu standar penerima akan mengirimkan pesan OK pada VoIP server. WLAN IEEE 802.11 protokol dikerahkan. Ada beberapa 5.

  VoIP server akan meneruskan message OK kepada protokol 802.11 yang digunakan dalam standar pengirim. WLAN,diantaranya: 802.11a yang menggunakan frekuensi 6.

  Telepon pengirim akan memberikan message 5GHz dan data rate 54Mbps. Juga ada standar 802.11b yang acknowledge (ACK) ke VoIP server. mendukung frekuensi 2.4GHz dan 11Mbps atau 802.11g 7.

  VoIP server akan meneruskannya kemesin tujuan yang mendukung 2.4GHz dan 54 Mbps, dan 802.11n benar. mendukung 2,4 atau 5 GHz dan 150Mbps. Biasanya standar 8.

  Setelah proses pembentukan sambungan ini terbentuk, ini dituliskan dalam bentuk hubungan komunikasi suara akan terjadi. “a”,”b”,”g”,”n”.

  c. Elastix VoIP Elastix adalah open source software yang menyatukan fungsi IP PBX, email, IM, faks, dan dalam satu software.

  Tujuannya adalah untuk menggabungkan semua alternatif komunikasi tersebut untuk dipakai di sebuah perusahaan/instansi. Elastix diinstal pada CentOS Linux dan memiliki banyak fitur/fungsi tersedia: IP Telephony, Server Email, Server Faks, Konferensi, Server Pesan Instan,dll. Paket perangkat lunak tersebut diwujudkan dengan fungsi PBX yang sangat penting di Elastix.

  Gambar 4 : Sistem Pemanggilan Dalam VoIP [9]

  e. Kelebihan VoIP Beberapa kelebihan VoIP adalah sebagai berikut : 1.

  Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet maka biaya percakapan menjadi sangat rendah [3].

  2. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Seperti memanfaatkan jalur internet atau bandwidth yang telah di sewa ke ISP, sehingga tidak diperlukan lagi tambahan biaya atau menekan biaya percakapan telepon yang masihmenggunakan

  Gambar 3 : Fitur Operating System Elastix

  jalur Public Switched Telephone Network (PSTN) Telkom ( Fix line ) [3]. Elastix didistribusikan oleh Linux dan mudah 3. diadministrasikan Karena adanya web interface yang user Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan majunya teknologi penggunaan friendly. Elastix juga dapat digunakan untuk perangkat telepon bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi sangat analog dengan menambahkan adapter dan juga perangkat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara lainnya berkat protokol SIP dan IAX yang diterapkan Asterisk. hanya membutuhkan sekitar 8kbps bandwidth [3]. Penggunaan Elastix per server disarankan untuk organisasi, 4. institusi dan perusahaan dengan jumlah extension maksimal Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada. Dengan adanya gateway bentuk 300 dan perkiraan jumlah percakapan simultan maksimal 90. jaringan VoIP bisa disambungkan dengan PABX yang ada dikantor. Komunikasi antar kantor bisa d. Sistem Pemanggilan VoIP menggunakan pesawat telepon biasa [3].

  5. Sistem panggilan dalam VoIP dapat diuraikan seperti pada Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar. Contoh di Indonesia Gambar 4. Pada Gambar 4 tersebut dapat kita lihat gambaran adalah VoIP Rakyat [3]. sederhana dari SIP request seperti INVITE, ACK, SIP response 6. seperti 100 INVITE dan 300 OK [5]. Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC sambung ke telepon biasa, IP phone handset [3]. Sebuah Berikut adalah gambaran proses pada Gambar 4: smartphone android juga bisa digunakan karena sudah

  1. Pengirim akan mengirimkan sinyal INVITE ke VOIP mendukung teknologi wireless. server.

  2. Proxy server akan meneruskan message INVITE kepada penerima. pISSN: 2252 – 486X Prasetyo : Investigasi Performasi Voice Over… eISSN: 2548

  Prasetyo dan Cinderatama pISSN: 2252 – 486X eISSN: 2548 f. Kekurangan VoIP

  3 Hardisk 500 GB

   Pengukuran Rx pada Pengguna

  IV HASIL DAN ANALISA Berikut adalah hasil pengukuran yang didapatkan : a.

  Gambar 7 : Tampilan Pengaturan Mode Wireless WR 841 N

  IP Address Access Point, DHCP untuk client dan pemilihan mode wireless yang akan digunakan dalam setiap pengambilan data. Jadi, set iap standar “b”,”g” dan “n” akan digunakan dan diuji satu persatu dalam pengambilan data QoS VoIP dan hasilnya akan ditampilkan pada grafik di bab selanjutnya. Gambar 7 adalah contoh pengaturan untuk pemilihan mode wireless.

  Pengaturan yang dilakukan disini adalah pengaturan

  Tabel 2 : Spesifikasi Access Point WR 841 N

  Untuk Access Point, yang digunakan pada peneltian ini adalah type TP Link WR-841N dengan spesifikasi sebagai berikut :

  Gambar 6 : Hasil Pengukuran Menggunakan VQ Manager

  Karena pada peneltian sebelumnya, server mamapu melayani denga baik untuk <6 jumlah panggilan bersamaan [10]. Berikut adalah tampilan VQ manager ketika sedang melakukan pengambilan data QoS dari komunikasi yang sedang berlangsung.

  Untuk pengukuran performansi, kita menggunakan VQ Manager sebagai program untuk mengetahui kualiatas VoIP. Program ini diinstal pada server dan digunakan untuk mengukur kualitas QoS (delay,jitter,packet loss) dari komunikasi yang sedang berlangsung. Panggilan bersamaan yang diukur hanya sebanyak empat panggilan bersamaan

  4 LAN Realtek PCIe Family Controller Server tersebut diinstal dengan Elastix yang sudah di bundle dengan IP PBX, sehingga nantinya kita tidak perlu menginstal paket tambahan lagi. Proses instalasi bisa dilihat pada panduan instalasi Elastix yang ada pada website.

  8 GB

  Berikut beberapa kekurangan VoIP 1.

  2 RAM

  1 Prosesor Core i3 2.2 GHz

  Tabel 1: Spesifikasi VoIP Server No Spesifikasi Keterangan

  Sistem yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari sebuah server dan 8 client yang berupa smartphone. Server adalah sebuah computer dengan spesifikasi:

  Gambar 5 : Implementasi Sistem

  III IMPLEMENTASI SISTEM Berikut adalah implementasi system yang dibuat untuk penelitian ini :

  5. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik Telkom [3].

  4. Peralatan penunjang yang masih relatif mahal [3].

  3. Kualitas suara juga tergantung dari banyaknya paket atau pengguna internet dalam satu jalur yang sama [3].

  2. Perlu dilakukan perjanjian dengan lawan bicara yang hendak menggunakan voip dalam hal tersambungnya ke jalur internet [3].

  Kualitas suara tidak sejernih Telepon biasa, dikarenakan faktor bandwidth yang dimiliki [3].

  Pengukuran Rx pada pengguna harus dilakukan Karena untuk mengetahui jarak maksimal dan optimal pengguna dengan access point. Pada pengukuran ini, kami menggunakan software free wifi analyzer yang ada di playstore android panggilan, maka nilai rata rata dari delay komunikasi dengan menggunakan smartphone Sony Xperia Z3 untuk pertama,komunikasi kedua dan komunikasi ketiga akan semua pengguna. diambil nilai reratanya.

  Gambar 10 : Hasil Pengukuran Rata-rata Delay dengan Variasi Jumlah Panggilan Bersamaan

  Dari hasil pengukuran delay pada Gambar 10 dapat dijelaskan bahwa jumlah panggilan mempengaruhi nilai delay dari suatu komunikasi VoIP. Semakin banyak jumlah panggilan,

  Gambar 8 : Pengukuran Rx di Smartphone

  maka semkain tinggi nilai delay pada jaringan. Namun, untuk standar N, hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi kualitas dikarenakan nilai delay masih berada di bawah nilai batas minimal delay,yaitu 300 ms.

  c.

   Pengukuran Jitter

  Jitter merupakan variasi dari delay atau selisih antara delay pertama dengan delay selanjutnya.

  Gambar 9 : Hasil Pengukuran Rx Pengguna Berbanding dengan Jarak

  Gambar 9 adalah hasil pengukuran sinyal yang diterima oleh pengguna smartphone dengan variasi jarak sebagai hasil pengukuran. Terdapat tiga grafik, yaitu “b”,”g”, dan”n” (standar wifi). Disini dapat kita lihat bahwa sinyal yang diterima pengguna dengan menggunakan tiga standar wifi tersbut hasilnya relatif sama. Contohnya pada pengukuran dengan jarak 20 meter, dengan ketiga mode tersebut

  Gambar 11 : Hasil Pengukuran Rata-rata Jitter dengan Variasi Jumlah

  menghasilkan hasil sekitar -63 dBm. Namun, pada pengukuran

  Panggilan Bersamaan

  dengan jarak 60 m, ketika menggunakan standar n, smartphone Hasil pengukuran jitter juga tidak jauh berbeda denga kesulitan untuk menerima sinyal dari access point. Ini hasil pengukuran delay. Nilai jitter akan naik jika jumlah dikarenakan bahwa standar n mengurangi power transmitnya panggilan meningkat dikarenakan meningkatnya variasi delay. dikarenakan efek peningkatan kecepatan pada standar n. Dapat

  Pada Gambar.10 sangat jelas bahwa wireless mode “n” lebih disimp ulkan bahwa standar “b” lebih baik untuk fungsi jarak, baik untuk mengatasi jitter pada VoIP. namun ini tidak terlalu signifikan. Karena itu untuk pengukuran selanjutnya menggunakan VQ Manager, kami menggunakan

  d.

   Pengukuran Packet Loss

  jarak 20 meter agar pengukuran QoS kami tidak terlalu Pengukuran packet loss dilakukan untuk mengetahui berapa dipengaruhi oleh faktor jarak. Codec yang kami gunakan dalam persentasi paket yang hilang ketika dilakukan komunikasi pada pengukuran QoS adalah G.711 dengan bandwith 64 Kbps. jaringan VoIP. Packet Loss ini sangat penting Karena jika terlalu tinggi / diatas 10% , maka kualitas VoIP dianggap jelek.

  b.

   Pengukuran Delay

  Pengukuran delay dilakukan dengan mengambil nilai rata rata jika panggilan lebih dari dua panggilan. Jadi jika ada tiga pISSN: 2252 – 486X Prasetyo : Investigasi Performasi Voice Over… eISSN: 2548 Prasetyo dan Cinderatama pISSN: 2252 – 486X eISSN: 2548

  Gambar 12 : Hasil Pengukuran Rata-rata Packet Loss Dengan Variasi Jumlah Panggilan Bersamaan

  D. F. J. Patih, H. Fitriawan and Y. Yuniati, “Analisa Perancangan Server VOIP (Voice Internet Protocol) dengan Opensource Asterisk VPN (Virtual Private Network) Sebagai Pengaman Jaringan Antar Client,

  ” Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, vol. 12, no. 1, pp. 112-121, 2014. [10]

  Y. Yuniati, H. Fitriawan and D. F. J. Patih, “Analisa Perancangan Server VoIP (Voice Internet Protocol) Dengan Opensource Asterisk Dan VPN (Virtual Private Network) Sebagai Pengaman Jaringan Antar Client,

  [Accessed 5 25 2018]. [9]

  L-Com, “L-Com,” L-COm Global Connectivity, 17 5 2016. [Online]. Available: com.com/content/Article.aspx?Type=N&ID=10638.

  IEEE 802.11, ” Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi, vol. 5, no. 1, pp. 85-96, Juni 2014. [8]

  G. F. Nama and H. D. Septama, “Analisis Performansi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Berbasis Session Initiation Protocol (SIP) Pada Jaringan Wireless LAN

  Volume II, no. 1, pp. 19-27, Februari 2015. [7]

  E. Prasetyo, “Implementasi VoIP (Voice Over Internet Protokol) Pada Jaringan LAN (Local Area Network) Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin, ” Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS), vol.

  [6]

  Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan, vol. 1, no. 1, pp. 42-48, 2012.

  ”

  [5]

  Gambar.12 adalah hasil pengukuran packet loss dengan jumlah panggilan bersamaan untuk masing masing standar wireless. Dapat kita lihat bahwa packet loss untuk mode “n” sangat kecil. Hal ini terjadi karena pada mode “n”, bandwith jaringan yang disediakan sangat besar dan bahkan melebihi dari jumlah bandwith yang dibutuhkan oleh empat panggilan bersamaan pada VoIP. Pada mode b,nilai loss sangat besar atau mendekat nilai maksimum rekomendasi ITU-T untuk VoIP dikarenakan bandwith pada mode “b” maksimum hanya 10 Mbps.

  Computer Berbasis Freeware Menggunakan Session Initiation Protocol, ” Jurnal Artificial, ICT Research Center UNAS, vol. 3, no. 1, pp. 50-59, 2009.

  [4] M. I. Wahyuddin, “Implementasi VOIP Computer To

  A. T. Wibowo and T. Windarti, “Implementasi Teknologi VoIP Dan E-Jabber Memanfaatkan Infrastruktur Jaringan Komputer (WIFI), ” Jurnal Teknologi, vol. 7, no. 1, pp. 6-11, 2014.

  [3]

  “Implementasi Dan Analisis Jaringan Wireless Voip Dengan Manajemen Routerboard Di Politeknik Negeri Malang, ” Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807), vol. 1, no. 1, pp. 85-97, Mei 2015.

  [2] J. A. Prasetyo, Y. H. P. Isnomo and M. Kusumawardani,

  Pada Jaringan Nirkabel Berbasis Raspberry Pi, ” KINETIK, vol. 2, no. 2, pp. 83-88, 2017.

  [1] R. Handayani, “Voice Over Internet Protocol (VOIP)

  EFERENSI

  R

  V. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa mode wireless sangat mempengaruhi kualitas dari kinerja VoIP. Jika kita ingin memperbesar jarak,maka mode “b” adalah pilihan paling tepat karena coverage area mode ini lebih besar daripada mode “g” atau “n”. Tetapi jika kita membutuhkan panggilan VoIP dengan kualitas bagus, maka mode “n” adalah pilihan paling tepat karena bandwith yang dimiliki sangat besar. Jumlah pengguna juga harus kita perhitungkan dalam implementasi system VoIP ini dikarenakan jika jumlah pengguna sedikit, maka kemungkinan jumlah panggilan bersama juga lebih sedikit. Jika jumlah pengguna sedikit,tetapi kita menggunakan mode “n” hanya akan membuang bandwith yang tersedia.

  E. Najwaini and A. Ashari, “ Analisis Kinerja Voip Server pada Wireless Access Point, ” IJCCS, vol. 9, no. 1, pp. 89- 100, 2015.