TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL Revisi .docx

TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL
“ANALISA DOKUMENT IMPORT DALAM
PANDANGAN INTERNASIONAL ( STUDY
KASUS PT. LUNG MAKMUR ABADI )”

DOSEN PENGAJAR
IBU SITI MARYAMA SE,MM
OLEH
ARIF PRASETIO – 3013.02.3019
NOVEL PRIYONO – 2013.02.3000
AULIA FIRLI – 2013.02.3002
BAMBANG SETIYAWAN – 2013.02.3027

1

BAB 1.
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat menampilkan Indonesia sebagai
bagian dari komunitas global. Hal ini tidak terlepas dari pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin maju dari waktu ke
waktu, sehingga pada akirnya menuntut pembangunan hubungan luar negeri

yang dapat mensejajarkan kedudukan bangsa indonesia
bangsa
misalnya

lain

di dunia. Salah

satunya

dalam

hal

dengan bangsa-

perdagangan

dunia,


kegiatan ekspor impor. Ekspor adalah perdagangan dengan cara

mengirimkan barang dari dalam negeri keluar negeri wilayah pabean dengan
ketentuan yang berlaku, Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan
barang dari luar negeri kedalam wilayah pabean indonesia dengan memenuhi
ketentuan yang berlaku.
Transaksi ekspor impor barang kemancanegara ternyata mengandung risiko
cukup besar. Apalagi dalam sistem perdagangan modern seperti saat ini, risiko
yang dihadapi para eksportir bertambah, salah satunya adalah risiko kegagalan
pembayaran yang mungkin saja terjadi dalam suatau transaksi ekspor, begitu
juga sebaliknya importer juga mempunyai resiko salah satunya dalam hal
penerimaan barang.

2

Beberapa resiko kegagalan yang mungkin timbul, antara lain importir
mengalami kebangkrutan alias pailit, keterlambatan pembayaran karena tidak
diperkenankan

transfer


devisa

oleh

pemerintah

negara

importir,

diberlakukannya peraturan lain dalam pembayaran impor, pembatalan izin
impor, atau karena ada perang yang terjadi di negara importir, sehingga
pembayaran batal.
Dalam kaitannya dengan pembangunan bidang perdagangan dan perindustrian,
Pemerintah memberikan keleluasaan kepada para pengusaha untuk dapat
melakukan kegiatan yang dapat menunjang usaha mereka. Salah satunya
dalam hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kegiatan impor, salah
satu konsekuansi dari impor ini adalah adanya pembebasan Bea masuk kepada
pihak impor (importer).

Seiring dengan perkembangan pembangunan pada sektor perindustrian dan
perdagangan yang demikian pesatnya akhir-akhir ini meningkatkan arus lalu
lintas keluar masuk barang ke wilayah Indonesia. Dalam hubungan dengan
penerimaan negara dari sektor pajak, peningkatan lalu lintas barang yang
masuk ke wilayah Indonesia atau berakibat pada meningkatnya pendapatan
negara yang berasal dari pengenaan bea masuk atas barang-barang impor
yang di masukan oleh importir.

Meningkatnya arus lalu lintas barang yang masuk ke wilayah Indonesia
menimbulkan berbagai macam pelanggaran di bidang kepabeanan maka dari
itu Direktorat Jendral Bea dan Cukai berusaha

untuk

mengantisipasi

pelanggaran

yang


terjadi

dan

sedapat

mungkin

menghilangkannya hal ini dapat dilakukan dengan menyempurnakan prosedur
impor

baik

dalam

hal

kedatangan

barang,


pengangkutan

pembongkaran barang, penimbunan maupun pengeluaran barang.

barang,
Tahap

pengangkutan barang adalah tahap yang penting karena dalam tahap ini
akan menentukan apakah barang impor tersebut telah memenuhi prosedur
yang berlaku atau tidak, sehingga barang tersebut akan dapat di keluarkan
atau tidak dari daerah pabean.
Pengeluaran barang impor dari daerah pabean tergantung dari kepentingan
importir barang itu sendiri. Barang-barang tersebut ada yang untuk dipakai dan
di impor sementara. Jenis impor yang di tetapkan oleh undang-undang
kepabeanan

ada

2


(dua)

yaitu

impor

untuk

dipakai

dan

impor

sementara/diekspor kembali. Sehingga prosedur yang berlaku pada setiap
barang impor itu berbeda-beda dan pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat
Bea dan Cukai yang telah ditunjuk dalam jabatan tertentu berdasarkan undangundang. Berikut identifikasi jenis impor yang di tetapkan oleh undang-undang
kepabeanan :


Tabel I. 1
Pengertian dan Perbedaan Jenis Impor
No.
1.

2.

Jenis
Impor
Impor
untuk
dipakai

Pengertian

Perbedaan

Memasukkan
barang § Dimiliki/dikuasai oleh
kedalam daerah pabean orang yang berdomisili di

dengan
tujuan
untuk Indonesia
dipakai,
atau §
Tidak dimaksudkan
Memasukkan barang ke diekspor kembali
dalam daerah pabean § Permanen
untuk
dimiliki
atau § BM dan PDRI dilunasi
dikuasai oleh orang yang §
Tidak dalam
berdomisili di Indonesia
pengawasan pabean

Impor
Memasukkan barang ke
sementara dalam daerah pabean
dan benar-benar

dimaksudkan untuk
diekspor kembali paling
lama 3 (tiga) tahun

§ Tidak dimiliki/dikuasai
oleh orang yang berdomisili
di Indonesia
§
Dimaksudkan untuk
diekspor kembali
§ Jangka waktu tertentu
§
Seluruh/sebagian BM
dan PDRI ditangguhkan
§
Dalam
pengawasan
pabean

Sumber : www.beacukai.go.id


Pelaksanaan kegiatan impor di suatu negara harus berpedoman pada undang-undang
yang berlaku, untuk itu jika tidak maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar
bagi negara dan dapat mempengaruhi kelancaran yang sedang di laksanakan, serta
tidak kalah pentingnya akan mempersulit

negara Indonesia untuk dapat

mensejajarkan dirinya dengan negara-negara lain yang ada di dunia.

BAB 2.
Perumusan masalah
Untuk memudahkan pembahasan masalah serta pemahamanya maka penulis
merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1.

Syarat – syarat Pemerintah menetapkan dokumen import.

2.

Bagaimanakah tata laksana impor barang pada PT. LUNG MAKMUR ABADI
selaku perusahaan yang bergerak di bidang jasa Trading Accesoris HVAC ?

BAB 3.
 Syarat – syarat dokumen import yang ditetapkan oleh
Pemerintah
prosedur import barang resmi
yang diijinkan untuk melakukan importasi barang hanyalah perusahaan yang mempunyai
nomor identitas kepabeanan (nik) atau nomor registrasi importir (spr). bila sebuah
perusahaan ingin mendapatkan fasilitas ijin impor, maka perusahaan tersebut terlebih dahulu
harus mengajukan permohonan ke direktorat jendral bea dan cukai untuk mendapatkan nik/
spr.
adapun perusahaan yang belum mempunyai nik/ spr maka hanya diijinkan melakukan
importasi sekali saja.
persyaratan tambahan yang juga harus dipenuhi sebelum perusahaan melakukan importasi
adalah harus mempunyai angka pengenal impor (api) yang dikeluarkan oleh kementerian
perdagangan. apabila perusahaan belum mepunyai api dan berniat melakukan importasi
harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan impor tanpa api.
berikut ini diagram dari prosedur impor di indonesia :

 Syarat-syarat Kelengkapan Dokumen dan Prosedur Import:
*Surat Ijin Usaha Perusahaan ( SIUP )
* Angka Pengenal Impor ( API )
* Sertifikat Registrasi Pabean ( SRP )
* Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
* Tanda Daftar Perusahaan ( TDP )
* Nomor Pengenal Importir Khusus ( NPIK )
* Importir Terdaftar ( IT )
* Invoice / Packing List Barang Impor
* Purchasing Order ( PO) / Sales Contract
* Surat Kuasa
* Dokumen Pengiriman Barang Impor ( AWB / Bill of Lading )

 Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di indonesia
adalah sebagai berikut :
1. importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.
2. setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka l/c di bank devisa dengan
melampirkan po mengenai barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar bank
ke bank luar negeri untuk menghubungi supplier dan terjadi perjanjian sesuai
dengan perjanjian isi l/c yang disepakati kedua belah pihak.
3. barang–barang dari supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan untuk
diajukan.
4. supplier mengirim faks ke importer document b/l, inv, packing list dan beberapa
dokumen lain jika disyaratkan (serifikat karantina, form e, form d, dsb)
5. original dokumen dikirim via bank / original kedua ke importir
6. Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika importir
mempunyai Modul PIB dan EDI System sendiri maka importir bisa melakukan
penginputan dan pengiriman PIB sendiri. Akan tetapi jika tidak mempunyai maka
bisa menghubungi pihak PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk
proses input dan pengiriman PIB nya.
7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan pajak yang
lain yang akan dibayar. Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen
kelengkapan yang diperlukan di dalam PIB.
8. Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar ditambah
biaya PNBP
9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan
Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)
10. Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data
Elektronik (PDE)
11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single Window
(INSW) untuk proses validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses
verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.
12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan
pembetulan PIB dan mengirimkan ulang kembali data PIB
13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan dikirim
ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.
14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian dokumen PIB
dan Analizing Point di SKP

15. Jika data benar akan dibuat penjaluran
16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB)
17. Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik terhadap barang
impor oleh petugas Bea dan Cukai. Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB
dan jika tidak benar maka akan dikenakan sanksi sesuai undang-undang yang
berlaku.
18. Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan
pencetakan SPPB melalui modul PIB
19. Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen asli dan
SPPB



Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah
antara lain :
1. Impor baru
2. Profil Importir High Risk
3. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
4. Barang Impor Sementara
5. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
6. Ada informasi intelejen/ NHI
7. Terkena sistem acak / Random
8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari
negara yang berisiko tinggi



TATA CARA IMPORT BARANG RESMI

Pada dasarnya import barang mempunyai dasar Hukum
UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 17 Tahun 2006;
Kep. Menkeu No. 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Kep. Menkeu No.
112/KMK.04/2003;
Kep. DJBC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan
di Bidang Impor yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan DJBC No. P42/BC/2008.







bidang Import atau Kepabeanan
BC atau bea cukai sering disebut kepabeanan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengawasan atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar
Daerah Pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.
Sedangkan import adalah Kegiatan memasukan barang ke dalam Daerah Pabean
Pabean
Setelah kita mengetahui Import maka kita harus mengetahui daerah pabean adalah
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di
atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen
yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.
Barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean diperlakukan sebagai BARANG
IMPOR dan terutang Bea Masuk
Kawasan Pabean
Barang import biasaya akan masuk melalui Kawasan Pabean , sedangkan Kawasan
pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di di pelabuhan laut,Bandar
udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya
berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Impor untuk di pakai :
Memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean dengan tujuan untuk dipakai; atau
Memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh
orang yang berdomisili di Indonesia.
Syarat Pengeluaran barang Impor untuk dipakai setelah diserahkan :
Pemberitahuan Pabean dan dilunasi Bea Masuk dan PDRI;
Pemberitahuan pabean dan Jaminan; atau
Dokumen pelengkap pabean dan jaminan.

Penjaluran
 JALUR MERAH, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang
Impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen
setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB);
 JALUR HIJAU, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang
Impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen
setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB);
 JALUR KUNING, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang
Impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen
sebelum penerbitan SPPB;
 JALUR MITA Non-Prioritas;
 JALUR MITA Prioritas.
o Kriteria jalur Merah :
Importir baru;
Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi (high risk importir);
Barang impor sementara;
Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II;
Barang re-impor;
Terkena pemeriksaan acak;
Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah;
Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal
dari negara yang berisiko tinggi.
o Kriteria jalur Hijau :
Importir dan importasi yang tidak termasuk dalam kriteria sebagaimana

dimaksud dalam kriteria jalur merah
o Kriteria jalur Prioritas :
Importir yang ditetapkan sebagai Importir Jalur Prioritas
o Pemeriksaan Pabean :
Jalur Merah dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang;
Jalur Hijau hanya dilakukan penelitian dokumen;
Jalur Prioritas tidak dilakukan Pemeriksaan Pabean sebagaimana yang
dilakukan terhadap jalur merah atau hijau.
o Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Biasa
P-07/BC/2007 tentang Pemeriksaan Fisik barang Impor
Pemeriksaan dengan alat Hi-co scan X-ray
KEP 97/BC/2003
Penegasan DJBC (terlampir)
Pemeriksaan di lapangan/gudang importir
P-07/BC/2007 tentang Pemeriksaan Fisik barang Impor








Pemeriksaan Fisik Barang
terdapat 4 tingkatan pemeriksaan fisik :
Mendalam – barang diperiksa 100%
Sedang – barang diperiksa 30 %
Rendah – barang diperiksa 10%
Sangat rendah – barang diperiksa di gudang importir (importir jalur
prioritas)
pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeiksa barang secara merata
sesuai dengan % pemeriksaan terhadap keseluruhan barang.

Pembayaran
o Pembayaran Biasa :
semua pembayaran dilakukan di Bank Devisa Persepsi
o Pembayaran di Bea dan Cukai hanya diperbolehkan dalam hal
Tidak terdapat bank devisa persepsi
o Untuk barang impor awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang
penumpang.
Pemberitahuan Pabean
PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG (PIB), dibuat dengan MODUL IMPORTIR/PPJK
DOKUMEN PELENGKAP PABEAN :
o Invoice
o Packing List
o Bill of Lading/ Airway bill
o Polis asuransi
o Bukti Bayar BM dan PDRI (SSPCP)
o Surat Kuasa , Jika Pemberitahu PPJK
Perijinan / Tata Niaga
Jenis
Melekat kepada subjek (importir), misalnya NPIK
Melekat kepada objek (barang) misalnya ijin ML (makanan luar) dari BPOM

Prinsip umum : Perijinan harus ada pada saat importir mengajukan PIB
Untuk Jalur Prioritas, karena tidak dilakukan pemeriksaan dokumen dan fisik didepan,
maka ijin dianggap telah dipenuhi.

BAB 4.
 Bagaimanakah tata laksana impor barang pada PT. LUNG
MAKMUR ABADI selaku perusahaan yang bergerak di bidang
jasa Trading Accesoris HVAC ?

PT. LUNG MAKMUR ABADI
Pre – Insulated Duct & HVAC Accessories

Office & Workshop:
Taman Tekno BSD, Sektor XI Blok M No. 16
Tangerang 15310 – INDONESIA
Telp : (+62) 21-75882609 Fax : (+62) 21-75882610
Email: [email protected]

PT. Lung Makmur Abadi berdiri sejak 22 Desember 2005, dimana
telah mensuplai produk-produk kami ke banyak proyek HVAC di
Indonesia
VISI
Menjadi Perusahaan Inovatif di Dunia HVAC.
MISI
Secara berkesinambungan meningkatkan Sumber Daya
Manusia sehingga menghasilkan produk - produk HVAC yang
Inovatif, Handal, dan Ramah Lingkungan.

KEBIJAKAN PERUSAHAAN
“Selalu memberikan pelayanan yang terbaik, guna
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memberikan produk
yang terbaik dari segi kualitas barang, ketepatan waktu serta
pelayanan purna jual yang cepat dan tepat.”
PT.Lung Makmur Abadi adalah perusahaan yang bergerak
dibidang Agen / Distributor Pre – Insulated Duct & HVAC
Accessories.
Dengan produk – produk sebagai berikut :

PT. Lung Makmur Abadi sebagai supplayer dan agen tunggal spring mounting merk
Tomahawk dari perusahaan Vibratech Industries SDN. BHD. di Malaysia biasa melakukan
transaksi jual - beli ( Import Barang ), serta terdaftar sebagai perserta

Di PT. Lung Makmur barang yang dibeli dari Vibratech dijual dan dipasarkan kembali di
Indonesia di Project – Project, berikut beberapa project di Indonesia yang menggunakan
produk

Tomahawk periode 2011 sampai dengan 2014 akhir.

No
Country
1
2011
2
2011
3
2011
4
2011
5
2012
6
2012
7
2012
8
2012
9
2012
10
2013
11
2013
12
2013
13
2013
14
2013
15
2013
16
2013
17
2013
18
2013
19
2013
20
2013
21
2013
22
2013
23
2013

Project Name
Year

The Bali Stone

Bali

RS. USU Medan

Sumatera Utara

Gramedia
Plaza Indonesia
Tang City
Hotel Aston Jogja

Jakarta
Jakarta
Tangerang
Jogja

PTC Makasar

Sulawesi selatan

Lapiaza Gading

Jakarta

Unilever Office

Jakarta

Plaza Majestik

Jakarta

Krakatau Steel

Banten

Hotel Batam

Batam

RS.Pamulang

Tangerang

RS. Mayapada

Jakarta

Alamanda Tower
Hotel Keraton
Indonesian Power
Molex Ayus

Jakarta
Jakarta
Jakarta
Tangerang

Plaza Indonesia

Jakarta

RS Pertamina

Jakarta

Mall Jayapura

Papua

Cipinang Mall

Jakarta

CFPP Merak

Banten

44
2013
45
2013
46
2013
47
2013
48
2013
49
2013
50
2013
51
2013
52
2013
53
2013
54
2013
55
2013
56
2013
57
2013
58
2013
59
2013
60
2013
61
2013
62
2013
63
2013
64
2013
65
2013
67
2013
68
2013
69
2013
70

Aston Samarinda
Pasar ciplak kali malang
RS Betshaida
Gedung Allianz
PT. Torabika Eka Semesta
PT. Ikapharmindo
Hotel Novotel Extention

Kalimantan Timur
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta

PT Molex Ayus

Tangerang

PT. Aqua Solok

Sumatera Barat

Pertamina Tuban
The Centro Broadway
Mall Balik Papan
WTC II Office
Giant Pondok Indah
Life Style Bintaro Exchange
Cyber II Office
Pakubuwono House
Holiday in Sunter
Senayan Square

Jawa Timur
Jakarta
Kalimantan Timur
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta

Bank Mega Square Kuningan

Jakarta

Grand Metropolitan bekasi

Jakarta

Freeport
The Westin Nusa Dua
Neo Hotel
The Winsor
Makasar Town Square

Papua
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Sulawesi selatan

94
2014
95
2014
96
2014
97
2014

TORABIKA II
G3TV
One Bell Park
PT. Roda Nurmala

Tangerang
Jakarta
Jakarta
Jakarta

Contoh alur Import barang dari PT. Lung Makmur Abadi ( Indonesia ) ke
Vibratech ( Malaysia ) berdasarkan document yang diberikan oleh pihak
( Kantor ) Lung Makmur.
1. PT Lung Makmur Abadi melakukan pemesanan barang ke Vibratech, biasanya
melalui email, fax atau phone ( membuat Purchase Order )
2. Setelah itu oleh Vibratech dibuatkan Sales Order / Sales Contract.
3. Setelah Sales Order disetujui oleh kedua belah pihak maka oleh vibratech akan
mempersiapkan barang yang akan dikirim. Jika barang belum ready PT. Lung
Makmur Siap untuk menunggu sesuai waktu yang telah di sepakati.
4. Pengiriman barang dapat dilakukan melalui laut maupun udara sesuai degan
kebutuhan barang di proyek .
5. Setelah semuanya ready Pihak Vibratech akan menerbitkan Invoice, Packing List,
BL, Form D serta sales contract untuk proses pengeluaran barang di Indonesia.
6. Di dalam Sales Contract berisi cara Pembayaran adalah 80% setelah barang
diterima ( oleh PT Lung Makmur ), sisanya 20% dibayar 60 hari setelah
pembayaran pertama.
7. Bank devisa Vibratech di Malaysia adalah MALAYAN BANKING BERHAD, sedangkan
di PT Lung Makmur menggunakan Bank PANIN untuk melakukan pembayaran
8. Dokumen B/L ( Bill of landing ) beserta beserta dokumen pendukung lainnya seperti
Packing List akan dikirim melalui jasa pos atau kiriman kilat setelah barang selesai
di proses di Malaysia.
9. Pihak Vibratech tidak bertanggung jawab apabila terjadi Force Majuro yang
menyebabkan gagalnya pengiriman barang ke Lung Makmur, tetapi pihak
Vibratech akan segera menginformasikan kepada pihak Lung Makmur apabila
terjadinya Force Majuro.
10.Setelah dokumen yang dikirimkan pihak Vibratech diterima oleh pihak Lung
Makmur maka dokumen tersebut di kirimkan kepada pihak PPJB yang mengurus
Custom Clearent barang.
11.Pihak PPJK ( Pengusaha Pengurus Jasa Kepabean ) juga mengurus asuransi
perjalanan barang / Marine Insurance untuk Total Loss Clause ( Cargo )
12.Pihak PPJK akan menerbitkan PIB ( surat pemberitahuan import barang ) dan
melakukan pembayaran pajak Import serta bea masuknya.
13.Setelah pajak dibayarkan di lakukan proses custom Clearent sampai diterima SPPB
( Surat pemberitahuan Pengeluaran barang ) & dilakukan pengiriman barang ke PT.
Lung Makmur Abadi.
14.Setelah barang sampai dan diterima oleh Lung makmur, maka dilakukan
pembayaran sesuai dengan perjanjian di Sales Contract

BAB 5.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Semua prosedur yang dilakukan oleh PT. Lung Makmur dalam melakukan Import
barang sudah sesuai dangan regulasi yang diatur oleh pemerintah
Sebenarnya harga jual barang Import dapat ditekan jika praktek “Ekonomi mahal di
Indonesia bisa di tekan bahkan dihapuskan”. DUNIA ini rusak bukan karena banyaknya
orang jahat tetapi karena saat ini orang mbiarkan dan tidak perduli
terhadap
pengrusakan dan kejahatan tersebut.
Saatnya untuk berubah mulai dari diri sendiri dan lingkungan disekitar kita untuk
selalu menegakkan Amal Makruf Nahi Munkar, katakanlah kebenaran walaupun itu pahit