Pengembangan Sistem Informasi 3 Pilar Dalam Penyelesaian Perkara Tilang Di Kota Kediri Menggunakan RESTful Web Service

  

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3525-3532 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi 3 Pilar Dalam Penyelesaian Perkara

Tilang Di Kota Kediri Menggunakan RESTful Web Service

1 2 3 Pramuditya Ananta Nur , Adam Hendra Brata , Agi Putra Kharisma

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

  Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas, prasarana, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya. Meski telah diatur dalam Perundang-undangan, masih banyak pelanggaran lalu lintas yang terjadi. Pengguna jalan yang melanggar lalu lintas akan dikenakan denda berupa tilang. Mekanisme penyelesaian perkara tilang melibatkan tiga lembaga penegak hukum yaitu Kepolisian Negara RI, Mahkamah Agung RI dan Kejaksaan RI. Di kota Kediri ketiga instansi pemerintahan tersebut membuat nota kesepahaman bersama yang dikenal dengan Surat Keputusan bersama Tiga Pilar dalam penyelesaian perkara tilang. Tetapi ditemukan beberapa permasalahan yaitu pengaturan data yang tidak terorganisir, pembuatan laporan yang memakan waktu, kurangnya informasi yang diterima masyarakat, dan sulitnya akses informasi kepada instansi pemerintahan lain di kota Kediri. Oleh karena itu dibuatlah sistem informasi Tiga Pilar menggunakan RESTful web service yang diharapkan memudahkan proses bisnis yang ada. Implementasi dilakukan menggunakan Spring Boot framework sebagai web service dari sistem dan AngularJs untuk menghubungkan antara client dan web service yang dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian validasi, pengujian unit, pengujian data integrity, dan pengujian

  

usability . Hasil dari pengujian validasi dan pengujian unit menghasilkan nilai 100%, dan hasil pengujian

usability dengan Software Usability Scale (SUS) menghasilkan nilai 72,5 dengan nilai effectiveness

  90,9%.

  Kata kunci: Perkara Tilang, Spring Boot, AngularJs, RESTful web service

Abstract

  

The traffic and the transportation is an unified system which is consist of the traffic, the public

transportation, the traffic network, the infrastructure, the vehicles, the drivers, the road user and also

it’s management. Although there is a certain regulation about the traffic, there are still a lot of traffic

violation. The road user or the driver who violate the traffic will get such kind of ticket. The mechanism

of the settlement of traffic violation involved three law government institutions. They are Indonesian

National Police, Supreme Court of Indonesia and Attorney Office. In Kediri, they create a memorandum

of understanding (MoU) which is known as the “Surat Keputusan bersama Tiga Pilar” in settlement the

traffic violation cases. But there are some problems appear, like data that are not well organized,

making reports that take time, the lack of information for the citizens, and also the difficulties in

accessing the information to other government institutions in Kediri. Sistem Informasi Tiga Pilar was

created using RESTful web service in order to make all of the business process in each institutions

become easier. Implementation is done using Spring Boot framework as the web service of the system

and AngularJs to connect between client and web service. Testing is done by using validation testing,

unit testing, data integrity testing, and usability testing. The result of validation testing and unit testing

is 100%, and usability test result with Software Usability Scale (SUS) is 72,5 with effectiveness value

90,9%.

  Keywords: Traffic violation, Spring Boot, AngularJs, RESTful web service

  Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu 1.

   PENDAHULUAN kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas,

  angkutan jalan, jaringan lalu lintas, prasarana,

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

3525 kendaraan, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya. Meski telah diatur dalam Perundang-undangan, masih banyak pelanggaran lalu lintas terjadi di jalan raya oleh para pengguna jalan. Pengguna jalan yang melanggar lalu lintas akan dikenakan denda berupa tilang. Mekanisme penyelesaian perkara tilang melibatkan tiga lembaga penegak hukum yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia, Mahkamah Agung RI dan Kejaksaan RI. Ketiga aparatur hukum ini memiliki kewenangan berbeda. Kepolisian Negara RI berwenang dalam penyidikan tindak pidana lalu lintas dan angkutan jalan (UU nomor 22 tahun 2009 pasal 260). Selanjutnya penyidik memasukkan data pada lembar kerja dan melimpahkan berkas perkara tilang dalam bentuk file kepada Pengadilan Negeri setempat. Pengadilan Negeri berwenang memutus setiap perkara pelanggaran tilang (UU nomor 48 tahun 2009). Selanjutnya bagian Kepaniteraan Pidana akan melimpahkan berkas tilang serta file kepada Kejaksaan Negeri setempat. Kejaksaan berwenang sebagai eksekutor atas putusan hakim.

  Di kota Kediri, sebagai representasi Kepolisian Negara RI adalah Kepolisian Resort Kediri Kota, sebagai representasi Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negeri Kediri dan sebagai representasi Kejaksaan Agung adalah Kejaksaan Negeri Kediri. Ketiga lembaga ini merupakan penyelenggara pengelolaan perkara pelanggaran lalu lintas. Untuk menindaklanjuti Perma Nomor 12 tahun 2016 dan program e- tilang, tiga lembaga ini membuat nota kesepahaman bersama yang dikenal dengan Surat Keputusan Bersama Tiga Pilar dalam penyelesaian perkara tilang. Dari hasil observasi penulis pada 3 lembaga tersebut ditemukan beberapa permasalahan, yaitu pengaturan data yang tidak terorganisir, pembuatan laporan yang memakan waktu, kurangnya informasi yang diterima masyarakat, dan sulitnya akses informasi kepada instansi pemerintahan lain di kota Kediri. Dari permasalahan tersebut, penulis membuat sebuah solusi yaitu dengan mengembangkan sistem informasi Tiga Pilar sehingga diharapkan dapat mempermudah pelayanan penyelesaian perkara tilang antara ketiga instansi yang berwenang di kota Kediri.

  Dengan dikembangkannya sistem ini.

  Dari pemaparan latar belakang diatas, dibuatlah rumusan masalah yaitu bagaimana analisis, perancangan, dan implementai sistem informasi Tiga Pilar yang mewadahi antara kepolisian, pengadilan, da kejaksaan di kota

  Kediri untuk penanganan tilang? Bagaimana hasil pengujian sistem informasi tiga pilar yang telah dibuat? Dan bagaimana hasil tingkat kemudahan sistem informasi Tiga Pilar yang dibuat?

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: mengetahui hasil analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi Tiga Pilar yang mewadahi antara kepolisian, pengadilan, dan kejaksaan di kota Kediri untuk penanganan tilang, mengetahui hasil pengujian sistem informasi Tiga Pilar, dan mengetahui tingkat kemudahan sistem informasi Tiga Pilar.

  Pada penelitian ini memiliki manfaat yaitu: bagi penulis untuk mempraktikkan ilmu yang didapat selama perkuliahan khususnya dibidang rekayasa perangkat lunak, bagi instansi untuk memabntu mempermudah penyelesaian perkara tilang, dan bagi pembaca sebagai bahan acuan dalam merancang perangkat lunak yang memiliki keterkaitan dengan penelitian.

  Penelitian ini memiliki batasan masalah yaitu: sistem informasi yang dirancang khusus untuk tiga pilar di kota Kediri, web service yang digunakan menggunakan arsitektur REST, dan platform device yang digunakan berbasis web.

  2. KAJIAN TEORI

  2.1. Representational State Transfer (REST)

  REST merupakan standar arsitektur komunikasi yang dikenalkan pada tahun 2000 oleh Roy Fielding, pada arsitektur REST menggunakan client-server. (Feridi, 2016). Dalam arsitektur REST, REST server menyediakan sumber daya (resources) yang dapat berupa data atau apapun, REST client akan mengakses resources tersebut. Setiap resources yang ada diidentifikasi oleh Universal Resource Identifier (URI). Resources tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk teks, Javascript Object Notation (JSON), ataupun Extensible Markup Language (XML). (Richardson, Ruby, 2016).

  Pemakaian format JSON sebagai response lebih populer dibandingkan dengan XML hal ini karena performas JSON yang lebih baik, tidak memerlukan parsing

  XML serta tidak memerlukan header untuk pertukaran datanya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamad, Saad, Abed mengenai perbandingan ukuran pesan dan waktu antara SOAP dan REST untuk penggabungan string dan penjumlahan float yang dapat dilihat pada gambar 1.

  Gambar 1 Perbandingan ukuran pesan dan waktu antara SOAP dan REST untuk penggabungan string dan penjumlahan float. Sumber: (Hamad, Saad, Abed, 2009)

2.2. Spring Boot

  case

  Pengujian dilakukan ketika sistem telah diimplementasikan dan digunakan untuk menguji kebutuhan fungsionalitas ataupun non fungsionalitas yang didefinisikan pada tahap analisis kebutuhan dan tahapan implementasi. Adapun jenis pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validasi, pengujian unit dengan menggunakan JUnit dan Jasmine, pengujian usability dengan Software Usability Scale (SUS) dan pengujian data integrity dengan swagger.

  kode program Spring Boot, dan AngularJs, dan implementasi antarmuka halaman.

  physical data model diagram , implementasi

  Implementasi merupakan pembangunan aplikasi berdasarkan pada rancangan perangkat lunak yang telah dibuat. Pada tahapan ini dilakukan implementasi basis data dengan

  halaman yang akan digunakan untuk memodelkan sistem yang akan diimplementasikan.

  business process model notation , entity relationship diagram , class diagram, dan sequence diagram , serta perancangan antarmuka

  Perancangan sistem digunakan untuk mendefinisikan secara rinci kebutuhan- kebutuhan dari sistem sebagai acuan implementasi. Pada perancangan sistem dibuat

  dan skenario use case untuk menjelasakan secara detail dari kebutuhan.

  Analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk mengetahui secara detail apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Pada analisis kebutuhan sistem dibuat diagram use

  Spring Boot merupakan sebuah framework Java yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web dan aplikasi enterprise. Spring Boot merupakan framework baru yang dibuat untuk mempermudah bootstrapping dan pengembangan pada aplikasi Spring (Woods, 2014). Kelebihan Spring Boot jika dibandingkan dengan framework lain, pada Spring Boot memberikan berbagai macam fitur yang mengutamakan kebutuhan bisnis modern. Pada Spring Boot memberikan fleksibilitas untuk melakukan konfigurasi beans dengan berbagai cara seperti XML, Annotations, dan JavaConfig. Selain itu pada Spring Boot mudah digunakan karena kemampuan manajemen transaksi basis data, serta menyederhanakan integrasi dengan

  IT dan operator pengadilan, dan pada instansi kejaksaan dengan kepala sub bagian pidana dan hukum, serta operator kejaksaan. Dari wawancara dan observasi didapatkan gambaran umum sistem dan file-file pendukung jalannya bisnis proses yang sekarang sudah ada

  Wawancara dan observasi dilakukan pada masing-masing instansi untuk mengetahui permasalahan dan gambaran umum sistem yang sudah ada. Wawancara yang dilakukan pada instansi kepolisian dengan operator kepolisian, pada instansi pengadilan dengan administrator

  Pada penelitian, penulis menggunakan Agile software development lifecycle. Penggunaan SDLC ini dilakukan meliputi tahap observasi dan wawancara, studi literatur, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, pengujian, dan pengambilan kesimpulan dan saran. Metode agile digunakan sebagai SDLC dalam pengembangan perangkat lunak pada penelitian karena sifatnya yang lebih fleksibel jika terjadi perubahan yang diminta oleh user ataupun stakeholder terkait. Metodologi penelitian ditunjukkan pada gambar 3.

  Gambar 2 Diagram arsitektur Spring Boot 3.

  membuat sistem micro-service yang reusable dan scalable. Diagram arsitektur pada Spring Boot framework ditunjukkan oleh gambar 2.

  layer-layer nya jelas dan dapat digunakan untuk

  Spring Boot pada penelitian ini digunakan sebagai bagian backend yang digunakan untuk membuat web service. Pada Spring Boot sendiri

  ORM, Struts, JSF, dan lainnya (Katamreddy, 2016).

  framework Java lain seperti JPA/Hibernate

METODOLOGI PENELITIAN

  Wawancara tilang (UU nomor 48 tahun 2009). Selanjutnya dan Observasi bagian kepaniteraan pidana akan memasukkan putusan hakim kedalam lembar kerja dan melimpahkan berkas tilang dan barang bukti serta file data tilang kepada kejaksaan negeri Studi Literatur setempat. Kejaksaan berwenang sebagai eksekutor atas putusan hakim dan melakukan pengembalian barang bukti yang ditahan setelah Analisis pelanggar membayarkan denda tilang. kebutuhan

  4.2. Identifikasi Aktor

  Aktor merupakan gambaran siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Hasil dari Perancangan Sistem identifikasi aktor dapat dilihat pada tabel 1.

  Tabel 1 Aktor dari Sistem Informasi Tiga Pilar Implementasi Tidak Nama aktor Deskripsi User Aktor umum yang belum melakukan autentikasi kedalam sistem, aktor ini ditunjukkan untuk Pengujian masyarakat umum yang mengakses sistem. Administrator aktor yang telah melakukan autentikasi dan memiliki autorisasi Apakah sudah sesuai kebutuhan? penuh untuk mengakses sistem baik dari kepolisian, pengadilan, Ya dan kejaksaan. Operator Kepolisian Adalah aktor yang telah Pengambilan melakukan autentikasi kesimpulan saran dan dan memiliki autorisasi penuh pada pihak kepolisian. Gambar 3 Diagram alir metodologi penelitian Operator Pengadilan Adalah aktor yang telah

4. ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM melakukan autentikasi

  dan memiliki autorisasi

  4.1. Gambaran Umum Aplikasi penuh pada pihak Pengadilan.

  Gambaran umum aplikasi saat ini kepolisian akan melakukan pemeriksaan

  Operator Kejaksaan Adalah aktor yang telah

  terhadap pengendara, apabila terbukti terjadi

  melakukan autentikasi

  pelanggaran maka penyidik akan mencatat

  dan memiliki autorisasi

  identitas dan jenis pelanggaran yang dilakukan

  penuh pada pihak pada surat bukti pelanggaran (tilang) serta Kejaksaan.

  menyita barang bukti (UU nomor 22 tahun 2009

  pasal 260). Selanjutnyaa penyidik memasukkan

  4.3. Kebutuhan Fungsional dan Non

  data pada lembar kerja dan melimpahkan berkas

  Fungsional

  perkara tilang dalam bentuk file kepada Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan pengadilan negeri setempat. Pengadilan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya berwenang memutus setiap perkara pelanggaran

  repository layer

  ,

  Tabel 2 Daftar kebutuhan non fungsional No Kode Fungsi Nama Fungsi Deskripsi

  1 TP-NF-01 Usability Sistem harus didesain agar mudah dan nyaman digunakan oleh pengguna.

  Pada sistem ini terdapat antarmuka yang digunakan untuk berkomunikasi antara pengguna dan sistem yang dibuat. Pada antarmuka halaman user

  5.2. Perancangan Antarmuka

  Gambar 4 Diagram perancangan package arsitektur Spring Boot

  model diwakili oleh package entity yang dapat dilihat pada gambar 4.

  diwakili oleh package repository, dan domain

  dilakukan oleh sistem (Pujianto, 2009). Adapun kebutuhan fungsional dari sistem tidak ditampilkan disini karena keterbatasan panjang paper, hanya dijelaskan berapa banyak kebutuhan fungsional dari masing-masing aktor. Kebutuhan fungsional pada iterasi pertama untuk aktor user sebanyak 3, aktor administrator sebanyak 8, aktor operator kepolisian sebanyak 12, aktor operator pengadilan sebanyak 16, dan aktor operator kejaksaan sebanyak 8. Sedangkan untuk kebutuhan non fungsional dari sistem sebanyak 2 yang dapat dilihat pada tabel 2. Setelah dilakukan iterasi kedua ternyata terdapat penambahan kebutuhan fungsional pada aktor operator kepolisian sebanyak 1, dan aktor operator pengadilan sebanyak 3.

  • – data tilang terdapat beberapa komponen yaitu nomor merupakan nama dari sistem, nomor 2 merupakan link halaman, nomor 3 merupakan link untuk masuk ke sistem, nomor 4 merupakan judul dari sistem, nomor 5 merupakan merupakan dropdown untuk menampilkan berapa jumlah data yang ingin ditampilkan. Nomor 6 merupakan input tanggal putusan, nomor 7 merupakan tombol untuk filter data, nomor 8 merupakan tombol untuk menghapus filter data, nomor 9 untuk melakukan pencarian data dan nomor

2 TP-NF-02 Data

  Boot, yaitu web layer diwakili oleh package

  controller , service layer diwakili oleh package service implementation

  repository, package service implementation, dan package controller . Pada package entity berisi object relational mapping (ORM) class yang

  Implementasi kode program sesuai dengan kebutuhan fungsional yang ada. Implementasi dilakukan pada package entity, package

  6.1. Implementasi Kode Program

  6. IMPLEMENTASI

  Gambar 5 Perancangan antarmuka halaman user – data tilang

  11 untuk menampilkan data tilang. Perancangan antarmuka dapat dilihat pada gambar 5.

  Integrity Sistem harus dapat memastikan bahwa data hanya bisa diakses, diubah, atau dihapus oleh aktor yang memiliki hak akses.

5. PERANCANGAN

5.1. Perancangan Arsitektur

  Sistem informasi Tiga Pilar ini dibangun dengan mengikuti diagram arsitektur pada Spring Boot yang kurang lebih terdapat 4 layer.

  Web layer digunkan sebagai media komunikasi

  antara user dengan sistem, service layer merupakan business logic dari sistem, repository

  layer digunakan untuk mengakses basis data,

  dan domain model yang merupakan objek-objek yang biasanya merepresentasikan basis data (ORM). Pada penelitian ini dibuat beberapa

  packae yang mewakili dari arsitektur Spring

  case yang dibuat.

  Dan menghasilkan jalur independen sebanyak 4. Kemudian dibuatlah test case dan pengujian dengan menggunakan JUnit berdasarkan test

  package repository diimplementasikan untuk

  melakukan akses ke basis data dan mengextends dari JPARepository atau CrudRepository dari sistem. package service implementation digunakan sebagai business logic dari sistem, dan package controller akan dipetakan menjadi URI dari web service yang akan diakses oleh AngularJs.

6.1. Implementasi Kode Program

  Implementasi antarmuka pengguna menampilkan antarmuka yang telah diimplementasikan pada sistem. Implementasi antarmuka dapat dilihat pada gambar 6 yaitu halaman user

  Gambar 7 flow graph method upload(file)

  akan dipetakan menjadi basis data oleh sistem,

  • – data tilang untuk menampilkan data tilang kepada masyarakat.

  Pengujian unit adalah pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa implementasi telah sesuai dengan yang diinginkan melalui pengujian algoritma. Unit yang dimaksud disini adalah sebuah method yang dibuat yang melakukan satu fungsi utama dan tidak memanggil method lain yang dibuat. Pada pengujian unit untuk web service menggunakan JUnit dan pada AngularJS menggunakan Jasmine. Tahapan untuk melakukan pengujian unit ini adalah membuat

  effectiveness menggunakan rumus yang tertera

  Gambar 6 Implementasi antarmuka halaman user – data tilang

  72,5. Dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibangun mudah dan nyaman digunakan untuk aktor.

  effectiveness 90,9% dan nilai dari SUS adalah

  Usability Scale (SUS) (Brooke, 2013) menggunakan kuisioner dengan 10 pertanyaan, sistem yang dapat dikatakan mudah dan nyaman digunakan adalah sistem yang memiliki nilai SUS lebih dari sama dengan 68. Pertanyaan kuisioner SUS dapat dilihat pada tabel 3. Hasil dari pengujian usability menghasilkan nilai

  usability sendiri dengan metode System

  pada gambar 8, menurut Jeff Sauro sistem yang memiliki nilai effectiveness lebih dari sama dengan 78% dapat dikatakan memiliki usability yang bagus (Mifsud, 2015). Untuk pengujian

  Pengujian usability dilakukan untuk mengetahui seberapa tingkat kemudahan dan kenyamanan sistem oleh pengguna. Pada pengujian usability, responden akan diminta untuk menyelesaikan beberapa task yang telah diberikan dan mengisikan kuisioner setelah menyelesaikan task, responden yang diambil pada pengujian ini ada 5 yaitu administrator, operator kepolisian, operator pengadilan, operator kejaksaan, dan masyarakat umum. Dari penyelesaian task dapat diketahui tingkat keefektifan dari sistem dengan menghitung

  basic path dan menentukan cyclomatic complexity , kemudian menentukan test case dan

  7.3. Pengujian usability

  Hasil dari cyclomatic complexity adalah 4 dengan rumus V(G) = E-N+2. Didapatkan jalur independen yaitu: Jalur 1: 1-2-3-4-8 Jalur 2: 1-2-3-5-6-8 Jalur 3: 1-2-5-6-8 Jalur 4: 1-2-5-7-8.

7. PENGUJIAN

  7.1. Pengujian validasi

  Pengujian validasi dilakukan untuk memastikan telah mencakup semua kebutuhan fungsional pada tahapan analisis kebutuhan. Dari hasil pengujian validasi didapatkan hasil dengan nilai pengujian 100%.

  7.2. Pengujian unit

  baru dilakukan pengujian dengan JUnit. Disini diambil contoh flow graph dari method upload(file) yang dapat dilihat pada gambar 7. skenario use case untuk memudahkan dalam memahami dan mengembangkan sistem.

  Pada tahap perancangan sistem informasi

  Gambar 8 Rumus perhitungan nilai effectiveness

  Tiga Pilar dibuat perancangan diagram sequence untuk menjelaskan secara detail alur dari sistem,

  Tabel 3 template pertanyaan kuisioner SUS

  perancangan entity relationship diagram untuk merancang basis data yang akan digunakan,

  No Pertanyaan

  perancangan arsitektur dan perancangan kelas, serta perancangan antarmuka sebagai rancangan antarmuka kepada pengguna sebelum

  1 Saya pikir saya akan sering menggunakan diimplementasikan. aplikasi ini.

  Pada tahap implementasi dibuat Physical

  Data Model Diagram untuk

  2 Saya pikir ada beberapa fitur dalam aplikasi

  mengimplementasikan basis data yang yang membuat saya kerepotan. digunakan, pada implementasi kode program dibuat menggunakan Spring Boot framework

  3 Saya rasa aplikasi ini mudah digunakan.

  dan AngularJs yang hanya diambil beberapa

  method yang dianggap penting dalam sistem

  4 Saya pikir bahwa saya membutuhkan informasi Tiga Pilar. bantuan seseorang untuk mengoperasikan

  Dari hasil pengujian unit didapatkan hasil aplikasi ini. dengan nilai 100%, hasil pengujian validasi sebesar 100%, hasil pengujian usability dengan

  Saya pikir bahwa fitur yang ada dalam

  5 aplikasi sudah terintegrasi dengan baik. effectiveness task completion sebesar 90,9% dan

  hasil SUS sebesar 72,5 dapat disimpulkan bahwa

  6 Saya menemukan ketidak konsistensian

  sistem informasi Tiga Pilar sudah valid dan pada aplikasi ini. mudah untuk digunakan.

  7 Saya pikir bawa orang-orang akan dengan

  8.2. Saran mudah menggunakan aplikasi ini.

  Saran yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan untuk membantu

  8 Saya pikir aplikasi ini sangat sulit untuk

  pengembangan sistem ini antara lain: digunakan.

  Diperlukan penyesuaian user interface

  9 Saya merasa nyaman menggunakan aplikasi

  dengan user sehingga sistem lebih mudah ini. digunakan, hal ini dikarenakan hasil dari nilai SUS masih diambang bawah dan ada beberapa

10 Saya harus belajar banyak hal dulu sebelum task yang tidak bisa diselesaikan oleh aktor.

  menggunakan aplikasi ini.

  Perlunya buku panduan penggunaan sistem informasi Tiga Pilar ini bagi para operator ataupun pelatihan bagi para operator sehingga operator jadi lebih mengetahui bagaimana cara

8. KESIMPULAN DAN SARAN penggunaan dari sistem yang telah dibuat.

  Untuk penelitian selanjutnya ruang lingkup

8.1. Kesimpulan

  penelitian dapat ditambah dengan instansi Kesimpulan diambil berdasarkan hasil pemerintah lain yang memiliki wewenang dalam analisis kebutuhan, perancangan sistem, penyelesaian perkara tilang di kota Kediri. implementasi sistem, dan pengujian sistem yang telah dilakukan. Maka dapat ditarik simpulan

  9. DAFTAR PUSTAKA

  sebagai berikut: BROOKE, J. 2011. SUS

  • – A quick and dirty Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang usability scale. Redhatch Consulting dilakukan, sistem informasi Tiga Pilar memiliki Ltd. United Kingdom.

  47 kebutuhan fungsional pada iterasi pertama, penambahan 4 kebutuhan fungsional pada iterasi FERIDI. 2016. Mengenal RESTful Web kedua, dan 2 kebutuhan non fungsional. Selain Service. itu dibuat diagram business process model http://www.codepolitan.com/mengenal-

  notation (BPMN), dan use case diagram, serta

  restful-web-services. Diakses 19 Maret

  2017. KAINULAINEN, P. 2014. Understanding

  Spring Web Application Architecture: The Classic Way. https://www.petrikainulainen.net/softw are-development/design/understanding- spring-web-application-architecture- the-classic-way/. Diakses 20 November 2017. KATAMREDDY, S. 2016. Why Spring Boot?. https://dzone.com/articles/why- springboot. Diakses 08 Agustus 2017.

  MIFSUD, J. 2015. Usability Metrics

  • – A Guide to Quantify the Usability of Any System. https://usabilitygeek.com/usability- metrics-a-guide-to-quantify-system- usability/. Diakses 20 November 2017.

  PUJIANTO. 2009. Analisis Kebutuhan Sistem.

  RICHARDSON, P., & RUBY, S. 2007.

  RESTFUL Web Services, O’Reilly, United States of America. WOODS,

  D. 2014. Exploring Micro- Frameworks: Spring Boot. https://www.infoq.com/articles/microfr ameworks1-spring-boot. Diakses

  5 Oktober 2017. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

  Angkutan Jalan. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

  Undang-Undang Republik Indonesia nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.