EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT, 2010 Frans Yosep Sitepu, Antonius Suprayogi, Dibyo Pramono ABSTRACT - EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI
Hiperkiposis
1990) menunjukkan bahwa peningkatan kiposis dan
Peningkatan bobot payudara memberikan
Keywords: Evaluation, Surveillance, DHF, Singkawang
lordosis di tulang belakang akan berbertambah seiring
8 kontribusi terhadap ketidakseimbangan postural
dengan kemajuan kehamilan.
selama bersalin. Mereka cenderung menarik ke bagian
PENDAHULUAN
penduduk, CFR: 0.53%, tahun 2008 IR : 77,63/100.000
Hiperlordosis
penduduk, CFR : 1,47%, tahun 2009 mengalami Lordosis progresif merupakan gambaran yang
depan tubuh bagian atas yang akhirnya jatuh menjadi
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan
peningkatan IR : 538,52/100.000 penduduk, CFR : khas pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi
hiperkiposis dan mungkin menjadi masalah. Paru-paru
salah satu penyakit menular yang masih tetap menjadi
1,06%, dan tahun 2010 IR: 58,57/100.000 penduduk, posisi anterior uterus yang membesar, lordosis
dan tubuh bagian depan (tulang rusuk dan interkostalis, serta diafragma) cenderung tertekan
masalah kesehatan masyarakat. Penyebaran penyakit ini
cenderung semakin meluas terutama di negara-negara
CFR: 2,80% (gambar 1).
menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai
bawah. Terdapat peningkatan mobilitas sendi
sehingga mengganggu pernafasan. Dengan
berkembang
peningkatan ketegangan fasia anterior toraks,
Serangan DBD dapat berakibat luas yang dapat
sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis selama
meningkatkan ketegangan jalan masuknya udara
menimbulkan kerugian material dan moral yang paling
kehamilan, kemungkinan akibat perubahan hormonal. Mobilitas tersebut mungkin menyebabkan perubahan
toraks. Perbaikan respirasi yang menggunakan
fatal dapat mengakibatkan kehilangan nyawa atau kematian . DBD sering terjadi di negara-negara tropis 3,4
postur ibu, dan selanjutnya mengakibatkan rasa tidak
diafragma perut akan mendorong kembang kempis
dan sub tropis termasuk di Indonesia . DBD di Indonesia 5
nyaman di punggung bagian bawah, terutama pada
dada dan membantu sirkulasi tulang belakang dan drainase, secara bertahap meningkatkan mekanisme
merupakan salah satu emerging disease dengan insiden
akhir kehamilan. Selama trimester akhir kehamilan,
kompensasi postural. (Averril Morgan, komunikasi
yang meningkat dari tahun ke tahun. DBD pertama kali
rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami
pribadi, 2008). 8
dilaporkan di Surabaya dan Jakarta tahun 1968 dengan
pada ekstremitas atas. Hal ini kemungkinan
Case Fatality Rate (CFR) 41,3% dan pada tahun 1997
merupakan akibat lordosis nyata yang disertai dengan
Pola otot Hiperkiposis:
DBD telah menyerang semua provinsi di Indonesia.
fleksi anterior leher dan merosotnya gelang bahu, yang
Hipertonik terdapat pada otot sternocleidomastoids,
Kota Singkawang merupakan daerah endemis
kemudian akan menimbulkan traksi pada nervus
6 Gambar 1. Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR)
trapezius atas, suboccipitals, levator skapula,
DBD dimana kasus DBD terjadi setiap tahun . Pada
ulnaris dan medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964) DBD dari Tahun 2007-2010
4 scalenes, pectoralis mayor dan minor, subclavius ??,
tahun 2007 Incidence Rate (IR) DBD : 106,74/100.000
cit: Cunningham et.al., 2001 .
seratus anterior, intercostalis anterior, splenii,
Berat badan meningkatkan beban kerja
supraspinatus, infraspinatus, teres minor.
tambahan pada tulang belakang bagian bawah,
*Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Hipotonik terdapat pada otot rhomboids, trapezius,
bagian bawah erectae spinae dan kelompok
** Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat *** Field EpidemiologyTraining Program (FETP) Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
28 BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2012 : 26-29 28 BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2012 : 26-29
Untuk menunjang upaya pengendalian DBD di
Cara Analisis Data
wanita dengan berat badan normal kenaikannya
bagian depan promontorium kemudian ke caudal di surveilans khusus yaitu berupa kegiatan pengamatan
diharapkan 0,4 kg per minggu. Untuk wanita dengan
Analisis dengan cara deskriptif untuk masing-
ventral os sacrum. Pada daerah setinggi vertebrae DBD. Dari pengamatan sepintas, pelaksanaan
berat badan lebih, kenaikan berat badannya adalah 0,3
masing variabel.
4 sacralis ke 2 didapati titik berat badan, selanjutnya ke pengamatan DBD di Kota Singkawang telah berjalan
kg dan untuk wanita dengan berat badan kurang
b. Intervensi
kenaikannya adalah 0,5 kg.
caudal di antara articulatio coxae kanan dan kiri di
Kenaikan berat badan selama kehamilan normal
cukup baik, tetapi masih ada yang perlu mendapat
Rancangan Intervensi
tengah-tengah axis transversal (garis penyokong
umumnya sekitar 10 sampai 13 kg, terdiri dari sekitar 3
perhatian yaitu ketidaklengkapan, ketidaktepatan, dan
Melakukan review surveilans epidemiologi DBD
badan), kemudian ke caudal di antara kedua articulatio
kg dari bayi, 1 kg untuk rahim, 0.5 kg untuk plasenta, 4
ketidakteraturan data surveilans DBD di DKK
kepada petugas surveilans DKK Singkawang dan
genus, kemudian ke caudal di antara kedua articulatio
kg untuk penyediaan darah meningkat dan sekitar 4 kg
Singkawang dan Puskesmas.
Puskesmas. Penekanan pada review adalah dengan
talocruralis, selanjutnya berakhir pada bidang tumpuan
untuk jaringan meningkat dan cadangan lemak dalam
Melihat kegawatan penyakit ini, maka sudah
menyepakati alur sistem surveilans, pengumpulan
di antara telapak kaki kanan dan kiri. Pada sikap ini
antisipasi untuk menyusui. Tuntutan dan kelelahan pada
seharusnyalah sistem pencatatan dan pelaporan guna
data, pengolahan dan penyajian serta analisis data.
inklinasi pelvis (miring panggul) adalah kurang-lebih
otot tulang belakang dan panggul, stress pada ligamen
keperluan perencanaan, pencegahan dan pemberantasan 6 Untuk pengolahan, penyajian serta analisis data sebesar 60 derajat.
tulang belakang dan panggul akan mempengaruhi
DBD harus didukung oleh suatu sistem yang handal pula,
ditekankan pada pengolahan data individu
Postur diartikan sebagai stabilitas tegak tubuh
terjadinya misalignment tulang belakang dan sendi
yakni suatu sistem surveilans yang dapat menyediakan
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, tempat
manusia saat berdiri di atas dua kaki. Postur tubuh
sacroiliaca yang dapat menambah kurva vertebrae
data dan informasi yang akurat, valid dan up to date.
tinggal dengan analisis wilayah sebaran. Untuk
5 sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
lumbar maupun thoraks .
vertebrae (ruas tulang belakang), M. paraspinalis (otot
TUJUAN
meningkatkan jangkauan akseptabilitas, sensitivitas, spesifisitas dan representatif di dalam
punggung) dan proyeksi berat badan tubuh. Dalam Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
Rumusan Masalah
mendukung kemampuan bediri tegak, tubuh kegiatan, hambatan, tantangan dan kelemahan-
review tersebut petugas dibekali informasi tentang
Pertambahan berat badan pada wanita hamil
membutuhkan keseimbangan. Sistem tuas pertama kelemahan sistem surveilans DBD di Kota Singkawang
DBD dan cara analisis berhubungan dengan DBD.
baik dari perkembangan uterus maupun payudara pada
umumnya terjadi di bagian frontal tubuh, wanita hamil
merupakan pinsip yang diaplikasikan pada postur
Metode Intervensi
Kalimantan Barat.
sering tidak menyadari bahwa berat yang sebagian besar
tubuh tegak manusia. Vertebrae sebagai pengumpil
Metode intervensi yang dilakukan berupa on the job
BAHAN DAN CARA
di depan tersebut, namun seorang wanita hamil ketika
(o) berada diantara gaya otot paraspinal (m) dengan
training kepada petugas di DKK Singkawang dan
berdiri masih tetap dapat mempertahankan sikap
proyeksi gaya berat tubuh (w/ cg). Kualitas gaya tarik
a. Evaluasi
Puskesmas. Materi yang diberikan berupa sistem
(postur) sehingga tidak tertelungkup. Berdasarkan
otot paraspinal (m) sangat menentukan stabilitas
postur tubuh. Penambahan berat badan yang disertai Rancangan evaluasi sistem surveilans DBD di Kota
Rancangan Evaluasi
surveilans DBD, pengumpulan, pengolahan dan
uraian dimaksud maka dapat dirumuskan permasalahan:
dengan perubahan proyeksi central gravity ke depan Singkawang adalah observasional deskriptif yang
penyajian, serta analisis data DBD.
Mengapa wanita hamil tidak telungkup (terjatuh) ke
meningkatkan beban yang ditanggung otot dilakukan dengan cara melakukan wawancara
Cara Evaluasi
depan ?
paraspinal dan vertebrae sebagai pengumpil. Inilah
1. Evaluasi Jangka Pendek
menggunakan alat bantu kuesioner.
Bahan dan Metode
awal dari keluhan nyeri punggung saat berdiri. Pada
Evaluasi jangka pendek dilakukan dengan
Bahan penulisan artikel ini adalah literatur dan
kondisi kronis, tubuh melakukan kompensasi dengan
Subjek Evaluasi
menggeser posisi vertebrae sebagai pengumpil (o) Subjek penelitian adalah seluruh petugas pengelola
cara melaksanakan pre test dan post test kepada
cara yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi
lebih ke depan mengikuti pergeseran central gravity program Pencegahan dan Pemberantasan (P2) DBD
petugas pengelola program P2 DBD DKK
literatur dan telaah literatur dari berbagai sumber yang
dan penambahan berat tubuh (w). Sudut antara ruas di DKK Singkawang dan Puskesmas.
Singkawang dan Puskesmas, bertujuan untuk
berhubungan dengan kehamilan dan postur tubuh wanita
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata
hamil.
vertebrae berubah sehingga postur tubuh juga berubah
tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
Pembahasan
Variabel yang Dievaluasi
meski tetap mampu berdiri tegak. Contoh nyata
intervensi. Tingkat keberhasilan dilihat dari adanya
Sikap berdiri biasa (fundamental) adalah tubuh
adalah pada penderita obesitas sentral, wanita hamil Variabel yang dievaluasi meliputi variabel input,
peningkatan pengetahuan petugas surveilans
dalam keadaan keseimbangan labil. Pada sikap ini
process, dan output dan atribut-atribut surveilans.
dan tumor abdomen.
hampir tidak ada otot-otot yang bekerja. Keseimbangan
Peningkatan distensi abdomen yang membuat Variabel input: tenaga, sarana dan dana, variabel
sebelum dilakukan review DBD dibandingkan
dengan setelah dilakukan review DBD. Kemudian
ini terjadi karena titik berat badan dan garis berat badan
panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut process: aktifitas pengumpulan, pengolahan,
dan peningkatan beban berat badan pada akhir analisis dan interpretasi data serta penyebaran
hasilnya dilakukan analisis dengan menggunakan
terdapat dalam satu bidang frontal yang melalui tengah-
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (re- informasi, variabel output: hasil-hasil dari proses
uji statistik paired t test. Hasil evaluasi dapat
tengah kedua articulatio atlanto occipitalis, kedua
dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan
articulatio humeri, kedua articulatio coxae, kedua
alignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita manajemen data seperti adanya tabel, grafik, dan
pengetahuan dengan membandingkan nilai rata-rata
articulatio genus, dan kedua articulatio talocruralis.
bergeser ke depan. Kurva lumbosakrum normal harus rekomendasi. Sedangkan atribut sistem surveilans
(mean) keduanya.
Titik berat badan pada bidang frontal ini terletak di atas
semakin melengkung dan di daerah servikodorsal harus meliputi: akseptabilitas, sensitivitas, nilai prediktif
membentuk kurvatura (fleksi anterior kepala positif, kerepresentatifan, dan ketepatan waktu.
garis penyokong berat badan (garis transversal yang
2. Evaluasi Jangka Menengah
menghubungkan articulatio coxae kanan dan kiri, dan
berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan.
Alat Ukur
Evaluasi jangka menengah dilakukan
sekaligus merupakan axis transversal articulatio
Gambar postur wanita hamil seperti tampak pada Menggunakan kuesioner terstruktur dengan
dengan cara melaksanakan observasi dan
coxae). Garis berat berjalan lurus ke caudal dalam
gambar 1.
melakukan wawancara dan observasi langsung
wawancara terhadap petugas pengelola program P2
bidang frontal tersebut dimulai dari vertex (tempat
kepada subjek penelitian.
DKK Singkawang dan Puskesmas, kegiatan
tertinggi dari kranium) diteruskan pada bagian tengah
dilaksanakan setelah 2 (dua) bulan setelah intervensi
articulatio atlanto occipitalis, terus ke caudal pada
dilakukan, dengan tujuan untuk melihat hasil
columna vertebra cervicalis, terus ke caudal di sebelah ventral columna vertebrae thoraxales, kemudian ke
6 BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2012 : 5-10
Postur Pada Wanita Hamil.........(Paryono)
ARTIKEL ARTIKEL
POSTUR PADA WANITA HAMIL
pelaksanaan kegiatan surveilans di DKK
Petugas di DKK Singkawang mengumpulkan
Singkawang dan Puskesmas.
data kasus DBD dari rumah sakit (RS) dengan cara
*Paryono
HASIL DAN PEMBAHASAN
dijemput langsung. Laporan dari RS akan ditabulasi untuk diteruskan kepada masing-masing
Hasil Evaluasi Variabel Input
petugas di tingkat Puskesmas agar segera
a. Ketenagaan
dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE). Pengumpulan dan pengolahan data telah dilakukan
dengan menggunakan komputer. Tidak ada Introduction : Pregnancy effects in changes on all body systems leading to a new balance women and maternal adaptation.
ABSTRACT
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap subjek penelitian diketahui bahwa pendidikan tertinggi
software khusus untuk pengolahan data, hanya Weight gain in pregnant women from both the uterus and breast development generally occurs at the front of the body, but
adalah Diploma III (50%), hanya sebesar 33,3%
menggunakan microsoft excel dan microsoft words. when standing they were still able to maintain a posture that does not face. The purpose of this article is to examine the
petugas yang sudah pernah mendapat pelatihan
Kelemahan yang terjadi adalah kurangnya reasons why pregnant women do not fall to front and how the good attitude of the pregnant woman's body.
mengenai surveilans DBD, selebihnya (66,7%)
koordinasi dan kerja sama dari RS untuk dapat Materials and Methods : Material of this article are literatures related to pregnancy and the pregnant woman's body
petugas belum pernah mendapatkan pelatihan sama
melaporkan kasus DBD kepada DKK Singkawang, posture, and they were collected by literature's study and literary study.
sekali. Sebesar 83,3% petugas mengerjakan tugas
sehingga sering terjadi keterlambatan penanganan Discussion : Increased abdominal distension that makes tilting the pelvis forward, decreased abdominal muscle tone and
rangkap, hal ini membuat kegiatan surveilans tidak
oleh Puskesmas. Penyajian hasil data yang telah increase weight gain in late pregnancy requires a readjustment spinal curvature. Woman's center of gravity shifts forward.
sesuai dengan semestinya dan menyebabkan waktu
dikumpulkan dan diolah belum baik karena masih Lumbosakrum normal curve should be more curved and the curvature of the servikodorsal be formed to maintain balance.
mereka menjadi terbagi sehingga menyebabkan
terbatas pada tabel dan grafik saja belum Assessment of anterior view, lateral and posterior body should include an understanding of the physical structures such as 7 surveilans mejadi kurang optimal .
pelaksanaan semua komponen dari sistem
menggunakan spotmap dikarenakan keterbatasan joints and muscles as well as how the meridian pathways. To compensate for the anterior position of the enlarged uterus,
kemampuan petugas dalam menggunakan software lordosis shifting center of gravity to the back of the lower limbs. There is an increased sacroiliac joint mobility,
b. Sarana
spotmap seperti epi info, belum dilakukan sakrokoksigeal, and pubic joints during pregnancy, possibly due to hormonal changes. Individual assessments will be
Ketersediaan larvasida untuk pengendalian jentik
pengolahan berdasarkan stratifikasi kelurahan required to determine the pattern of muscle for every person, especially for those who have musculoskeletal problems.
nyamuk Aedes aegypti belum mencukupi
DBD, musim penularan, kecenderungan situasi Conclusions and Recommendations : The size of the stomach in a pregnant woman, then the gravity of the body changes.
kebutuhan. Ketersediaan swingfog mencukupi
dimana setiap Puskesmas terdapat 2 (dua) buah
DBD, grafik maksimal-minimal kasus DBD. Data
belum disajikan berdasarkan orang (person), your posture as follows: head up 8 Seluruh Puskesmas dan juga DKK Singkawang tempat (place) dan waktu (time) .
Body to be biased toward the rear, but this position makes your back hurt. Advice for pregnant women in order to maintain mesin yang dapat dioperasikan dengan baik.
b. Analisis serta rekomendasi tindak lanjut Keyword : Posture, Pregnancy, Women.
telah memiliki semua jenis buku pedoman dan
formulir program P2 DBD. Ketersediaan alat
Telah dilaksanakan analisis perkembangan
pengolah data (komputer) masih kurang. Sebanyak
Pendahuluan
penyakit dalam bentuk tabel dan grafik menurut Pada saat seorang wanita dirinya merasa hamil
kehamilan kapasitas uterus dapat mencapai 500
2 66,7% puskesmas belum memiliki komputer
sampai 1000 kali lebih besar daripada saat tidak hamil.
tempat kejadian dan menginformasikan hasilnya ke
tersendiri untuk pengolahan data DBD, masih
akan terjadi beberapa perubahan. Kehamilan
Setelah konsepsi payudara meningkat
semua unit pelayanan Puskesmas. Hal yang sama
menggunakan komputer Puskesmas yang
menyebabkan terjadinya perubahan seluruh sistem tubuh
ukurannya dan pigmentasi areolar makin gelap. Kelenjar
juga dilakukan oleh petugas di Puskesmas, yaitu
digunakan oleh semua program. Sarana transportasi
wanita akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan
sebacea pada permukaan areolar (tuberkel Montgomery)
melaksanakan analisis berdasarkan kelurahan/desa
masih menggunakan kendaran roda 2 (dua) atau
oleh plasenta sehingga terjadi keseimbangan baru dan
menjadi makin menonjol, yang menghasilkan sekresi
sebagai pelaksanaan Pemantauan Wilayah
sepeda motor. Ketersediaan sarana transportasi
adaptasi ibu. Perubahan yang paling besar terjadi pada
protektif yang melumasi puting susu dan areolar.
Setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan dini
dirasakan masih kurang, hanya petugas pengelola
sistem genetalia perempuan, karena merupakan tempat
Perubahan akibat kehamilan ini mengakibatkan
DBD di daerahnya. Namun analisis data belum
3 program P2 DBD di DKK Singkawang dan 1 (satu)
tumbuh-kembangnya hasil konsepsi yang terus berlanjut
peningkatan berat rata-rata 360 gram. Selama trimester
ditampilkan dalam bentuk peta (map) berdasarkan
buah Puskesmas yang memiliki sarana transportasi.
sampai aterm di dalam uterus.
IR menurut area geografis maupun peta klasifikasi Pada wanita yang tidak hamil, uterus merupakan
kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.
c. Dana
daerah rawan DBD.
struktur yang hampir padat dengan berat kurang lebih 70
Petugas surveilans telah melaksanakan analisis gram serta rongga bervolume 10 mililiter. Uterus akan
Kadar hormon luteal dan plasenta pada masa hamil
Untuk menunjang kegiatan surveilans DBD di Kota
tahunan DBD, namun belum diarahkan kepada
miningkatkan proliferasi duktus laktiferus dan jaringan
Singkawang didanai oleh APBD Pemerintah Kota
transisi epidemiologi, distribusi kasus, kematian membesar menjadi seberat 1000 – 10 gram setelah
mengalami perkembangan yang dahsyat, dapat
lobulus-alveolar, sehingga pada palpasi payudara teraba
Singkawang. Besaran dana belum sesuai dengan
dan hubungannya dengan faktor risiko, hamil sehingga mampu menampung janin dengan berat
penyebaran nodul kasar.
yang dibutuhkan. Dana APBD yang dialokasikan
perkembangan program, perubahan lingkungan, rata-rata 3000 – 3500 gram. Selama hamil uterus berubah
Kenaikan berat badan optimal tergantung pada
dari tahun ke tahun fluktuatif, dana tersebut juga
dan hasil penelitian/penyelidikan. Analisis dan bentuk menjadi sebuah organ muskular berdinding
tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua
lebih banyak diprioritaskan kepada hal-hal teknis
kenaikan berat badan banyak disebabkan oleh kenaikan
interpretasi data oleh petugas masih perlu relatif lebih tipis dengan kapasitas yang mampu untuk
berupa peralatan tetapi kurang kepada
organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester
ditingkatkan agar dapat membuat rekomendasi menampung janin, plasenta dan cairan amnion. Volume
pengembangan kemampuan petugas berupa
ketiga yang mempengaruhi kenaikan berat badan adalah
tindak lanjut yang lebih tajam 7,9,10 . total uterus saat aterm rata-rata sekitar 5 liter, tetapi dapat
pertumbuhan janin. Pada trimester pertama kenaikan
pelatihan-pelatihan.
berat badan rata-rata adalah antara 1 sampai dengan 2 kg
c. Umpan balik
mencapai 20 liter atau lebih, sehingga pada akhir
pada wanita. Untuk trimester kedua dan ketiga pada
Dalam hal ini adalah adanya kerja sama antara * Dosen Poltekkes Surakarta
Hasil Evaluasi Variabel Process
a. Pengumpulan dan pengolahan data
unit surveilans baik DKK Singkawang maupun
Evaluasi dan Implementasi Sistem Surveilans................(Sitepu, et.al) BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2012 : 26-29
4. Samuel, P.P and Tyagi, B.K.,. Diagnostic methods melaksanakan validasi data. Yang terjadi selama ini
Puskesmas dengan unit terkait untuk
Singkawang terjadi setiap 3 (tiga) tahun sekali.
yang lebih lama untuk menghindari timbulnya
for detection & isolation of dengue viruses from kurangnya koordinasi dan sharing data antara setiap
Bila memiliki sensitivitas yang baik maka KLB DBD
hasil positif palsu.
vector mosquitoes. Indian J Med Res 123: 615-628. program yang ada. Kurangnya umpan balik ini 7,9 mengalami penanganan yang lebih baik .
tersebut dapat diprediksikan sebelumnya sehingga
Selama ini, surveilan vektor Dengue khususnya
di Indonesia hanya didasarkan pada indeks entomologis,
mengakibatkan sistem surveilans DBD berjalan 5. Haematological Malignancy Diagnosis Service
sedangkan deteksi virus pada vektor belum banyak
(HMDS). Histology and Immunocytochemistry. kurang baik .
c. Nilai prediktif positif
dikembangkan. Di sisi lain, deteksi virus Dengue pada
Nilai prediktif positif sistem surveilans DBD
tubuh vektor sebetulnya merupakan salah satu bagian
Available from: www.hmds.org.uk/histology.html.
d. Distribusi data
di Kota Singkawang sudah baik. Pemastian diagnosis
yang penting dalam kegiatan survei epidemiologi
6. Umniyati, S.R,. Teknik Imunositokimia dengan level Puskesmas dan juga kepada Dinas Kesehatan
Data jumlah kasus DBD telah didistribusikan ke
kasus DBD dilakukan oleh dokter di RS dengan
penyakit Demam Berdarah Dengue.
Antibodi Monoklonal DSSC7 untuk Kajian Provinsi Kalimantan Barat dengan rutin dalam
memperhatikan gejala klinis dan pemeriksaan
11 Uji imunositokimia SBPC dengan antibodi
Patogenesis Infeksi dan Penularan Transovarial bentuk laporan bulanan. Masih belum dilaksanakan
laboratorium sesuai dengan kriteria WHO .
DSSE10 dapat dijadikan salah satu metode deteksi virus
Virus Dengue serta Surveilansi Virologis Vektor penyebarluasan informasi dengan membuat
d. Keterwakilan
pada spesies vektor virus Dengue. Metode ini terbukti
Dengue, Disertasi untuk derajat Doktor dalam Ilmu laporan/tulisan dalam bentuk buletin epidemiologi
akurat dan handal serta memiliki sensitifitas dan
Dilihat dari aspek keterwakilan, sistem
spesifisitas yang tinggi untuk mendeteksi virus Dengue-
Kedokteran, Program Pascasarjana, Universitas
surveilans DBD di Kota Singkawang masih banyak
yang diterbitkan secara berkala minimal 4 (empat)
3 pada nyamuk Ae.aegypti. Pemeriksaan ini juga relatif
Gadjah Mada, Yogyakarta. 2009.
7. Rosen, L., and D.J. Gubler. The use of mosquitoes cetak maupun elektronik . 10
data pasien yang kurang lengkap, seperti nama
kali setahun dalam bentuk buletin baik dalam bentuk
lebih mudah dan murah, serta dapat dilakukan di
pasien, nama orang tua (ayah), alamat pasien, tanggal
laboratorium sederhana.
to detect and propagate Dengue viruses. Am. J.
dirawat dan tanggal keluar dari RS. Hal ini
Dengan mengetahui tingkat kepadatan dan juga
trop. Med. Hyg. 21:1153-1160. 1974.
mengakibatkan proses tindak lanjut berupa
Hasil Evaluasi Variabel Output
infection rate vektor Dengue di suatu area diharapkan
8. Mendoza, MY., Benito, J.S.S., Mendoza, H.L.,
Martinez, S.H. and Del Angel, R.M. A Putative Evaluasi yang dilakukan terhadap variabel output
penyelidikan epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh
dapat membantu dalam menentukan potensi penularan
Receptor for Dengue Virus in Mosquito Tissue: adalah hasil-hasil dari proses manajemen data seperti
petugas surveilans Puskesmas terhadap kasus DBD
virus Dengue di area tersebut. Selain itu dengan
Localization of a 45-KDA Glycoprotein. adanya tabel, grafik, rekomendasi. Berdasarkan hasil
menjadi terkendala dikarenakan kesulitan
mengetahui infection rate pada spesies vektor Dengue
Am.J.Trop.Med. Hyg; 67(1): 76-84. 2002. evaluasi diketahui bahwa telah dilaksanakan penyajian
menemukan tempat tinggal yang jelas.
juga dapat digunakan sebagai panduan dalam menyusun
9. Leake, C.J. 1992. Arbovirus-vector interactions and dalam bentuk tabel dan grafik DBD namun untuk hal
e. Ketepatan waktu
Sistem Kewaspadaan Dini untuk mencegah KLB
vector specificity. Parasitol. Today. (8): 123-7 rekomendasi masih kurang. Penyajian masih dilakukan
Untuk atribut ketepatan waktu diketahui
Demam Berdarah Dengue.
10. Taylor, C.R., and Shi, S.R. Practical issues: fixation,
processing and antigen retrieval. In: C.R. Taylor maksimal.
secara manual dan juga masih belum dilaksanakan secara
bahwa sudah cukup baik karena laporan baik dari
segi ketepatan maupun kelengkapan yang dilakukan
Kesimpulan
selama ini telah mencapai 100%.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa
and Richard J.C. (ed.), Immunomicroscopy A
teknik imunositokimia menggunakan antibodi DSSE10
Diagnostic Tool for the Surgical Pathologist, 3rd
Hasil Evaluasi Atribut-atribut Sistem Surveilans
Hasil Evaluasi Intervensi Jangka Pendek
mampu mendeteksi antigen virus Dengue-3 pada
edition, p. 71-74. Elsevier Inc, Philadelphia, USA.
nyamuk Aedes aegypti yang diinfeksi secara
a. Akseptabilitas
Hasil evaluasi sesaat dari review surveilans
11. Miller, R.T. True positive vs. false positive staining. Dalam hal akseptabilitas masih perlu
epidemiologi DBD yang dilakukan terhadap petugas
intrathorakal. Antigen virus Dengue-3 dapat terdeteksi
The Focus Immunohistochemistry. p. 1-2. 2001. ditingkatkan mengingat masih rendahnya informasi
DKK Singkawang dan Puskesmas, menunjukkan hasil
mulai hari ke-2 pasca inokulasi.
12. Mount, S.L., and Cooper, K. Beware of biotin: a mengenai DBD yang diperoleh Puskesmas. Pihak
bahwa mean post test meningkat dibandingkan dengan
source of false-positive immunohistochemistry. Puskesmas hanya mendapatkan informasi mengenai
mean pre test. Untuk melihat apakah memang terdapat
Saran
Current Diagn Pathol. 7: 161-167. 2001. kasus DBD berdasarkan laporan dari DKK
perbedaan antara nilai 2 mean maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji paired t test.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
13. Singh, A.P. Use of immunohistochemistry. Singkawang. Informasi tersebut kemudian ditabulasi
mengenai kemungkinan penyebab positif palsu
from : dan didesiminasi oleh petugas kepada masing-
Available
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai sig. (2-
misalnya dengan penambahan biotin blocking kit atau
http://boneandspine.com/musculoskeletalpatholog masing puskesmas untuk mendapat tindak lanjut.
tailed) sebesar 0,001 (p<0,05), hal ini berarti terdapat perbedaan pengetahuan petugas sebelum dilakukan
menambah durasi pencucian pada waktu proses
pewarnaan sediaan head squash.
y/immunohistochemisty/ . 2008.
b. Sensitivitas
intervensi dengan sesudah dilakukan intervensi.
Belum memiliki sensitivitas yang baik dalam
Daftar pustaka
Petugas surveilans merupakan ujung tombak
mengetahui kasus DBD yang terjadi. Kasus DBD
1. World Health Organization. Vector Control for
terhadap pelaksanaan program surveilans, maka
yang terjadi diketahui berdasarkan laporan dari RS,
Containment of Epidemics. WHO Regional Office
peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas
bukan dari hasil pelacakan oleh petugas surveilans di
for South-East Asia. 2001
merupakan kebutuhan yang prioritas sehingga dapat
masyarakat (active case finding). Belum baiknya
2. Wuryadi, S. Surveillance Virus Dengue di Beberapa
melaksanakan tugasnya dengan optimal berupa
sensitivitas surveilans DBD di Kota Singkawang
Kota di Indonesia. Badan Penelitian dan
mengumpulkan data, analisis, interpretasi dan penyajian
terlihat dengan terjadinya KLB DBD pada tahun
Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan.
informasi yang dapat dijadikan acuan pengembilan
2009 dengan IR: 538,52/100.000 penduduk, CFR :
Jakarta. 2004
tindakan/respons, baik respons segera maupun respons
1,06% padahal bila dilihat dari pengalaman tahun-
3. Sungkar S. Bionomik Aedes aegypti, vektor Demam
terencana .
tahun sebelumnya pola peningkatan kasus DBD di
Berdarah Dengue. Majalah Kedokteran Indonesia; 4 (55): 384-389. 2005.
8 BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2012 : 5-10 Pemeriksaan Virus Dengue-3..............(Widiastuti, et al) 25 8 BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2012 : 5-10 Pemeriksaan Virus Dengue-3..............(Widiastuti, et al) 25
Gambar 2 di atas memperlihatkan bahwa pada
yang terinfeksi.
Hasil Evaluasi Intervensi Jangka Menengah
tersangka DBD per RW/dusun, menentukan musim yang seolah-olah merupakan imuno reaksi positif dari
Nyamuk betina dewasa dapat terinfeksi virus
Evaluasi jangka menengah dilakukan dengan cara
penularan dan mengetahui kecenderungan antigen Dengue. Namun bila dibandingkan dengan
dari manusia selama aktivitas blood feeding. Virus yang
pengamatan langsung kepada petugas di DKK
penyakit. Analisis data DBD dilakukan bertujuan sediaan B, dapat teramati bahwa bercak coklat pada
teringesti oleh nyamuk betina pertama kali akan
Singkawang dan Puskesmas serta melakukan
untuk memprediksi trend DBD yang terjadi di sediaan A tidak terdapat pada lapisan yang sama dengan
bereplikasi di midgut kemudian menuju ke hemocoele
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
masyarakat, dengan demikian dapat dilakukan sel jaringan otak. Berbeda dengan sediaan B, dimana
dan hemolymph yang memiliki akses ke jaringan nyamuk
Berdasarkan hasil evaluasi, maka didapatkan hasil
upaya pencegahan serta penanggulangan DBD. bercak coklat yang timbul terlihat menempel dengan sel-
yang lain. Selanjutnya, virus akan bereplikasi di kelenjar
sebagai berikut :
saliva dan setelah beberapa hari nyamuk yang terinfeksi
Analisis dan interpretasi data yang baik sebaiknya
1. Pengumpulan data
sel jaringan otak. Sedangkan pada Gambar 2C warna
disamping melihat faktor-faktor risiko juga granula coklat yang timbul terlihat tidak spesifik
tersebut akan menularkan virus ke manusia yang lain
menggunakan perbandingan data tahun sebagaimana yang timbul pada sediaan yang positif
selama proses blood feeding berikutnya (Leake).
Petugas surveilans lebih aktif dalam
sebelumnya atau data pencapaian tingkat provinsi antigen pada gambar 2D. 10 imunositokimia SBPC mulai dapat terlihat pada inkubasi menginformasikan kepada petugas Puskesmas. maupun nasional .
Hasil positif antigen Dengue-3 dengan deteksi
mengumpulkan data kasus DBD dan
Pembahasan
hari ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa imunositokimia
Petugas puskesmas melaksanakan active case
4. Penyebarluasan informasi/pemanfaatan data Deteksi antigen Dengue pada sediaan head
SBPC dengan antibodi DSSE10 (1:50) dapat mendeteksi
finding di masyarakat di sekitar tempat tinggal
Sistem surveilans DBD telah mengumpulkan squash pertama kali dikembangkan oleh Rosen dan
antigen Dengue pada nyamuk Ae.aegypti secara lebih
kasus, aktif melaksanakan PE dan pelaksanaan
7 Gubler dengan berbasis direct fluorescensce antibody 7,910 awal sebelum siklus hidup virus dalam tubuh nyamuk fogging focus bila diperlukan . data DBD dan mengolahnya menjadi informasi technique (DFAT). Hasil positif antigen Dengue dapat
berlangsung secara sempurna. Foote menyatakan bahwa
yang dilaporkan secara rutin ke Puskesmas, DKK
2. Pengolahan dan penyajian data
berupa gambaran granula fluorescens yang menyebar
virus Dengue memerlukan masa inkubasi paling sedikit 8
Singkawang dan Dinas Kesehatan Provinsi
Petugas surveilans telah melakukan
dan adanya fluorescens kehijauan di bagian sitoplasma
hari di dalam tubuh nyamuk sebelum dapat ditularkan
Kalimantan Barat. Penyebarluasan informasi
mengenai DBD sangat penting dilaksanakan baik sel otak. Pada penelitian ini deteksi antigen Dengue-3
pengolahan dan penyajian data baik dalam bentuk
dalam bentuk yang virulen kepada inang manusia.
secara lintas program maupun lintas sektor untuk pada sediaan head squash dilakukan dengan metode
grafik maupun tabel, namun belum melakukan
Pada penelitian ini hasil positif palsu yang
penyajian data dalam bentuk peta (map). Penyajian
imunositokimia SBPC. Gambaran positif antigen yang
ditemukan tidak terlalu banyak (Tabel 1), namun
dapat meningkatkan upaya pencegahan dan
data dalam bentuk grafik berdasarkan kasus DBD
dihasilkan antara lain berupa granula-granula coklat
timbulnya hasil positif palsu tetap harus diperhatikan dan
penanggulangan DBD di Kota Singkawang.
hanya sebatas berdasarkan umur, waktu
yang menyebar di sekitar sel-sel otak .
dikaji secara lebih dalam untuk menghindari kesalahan
Te r d a p a t p e n i n g k a t a n p e n y e b a r l u a s a n
informasi/pemanfaatan data yang dilakukan oleh Deteksi antigen Dengue-3 dengan metode
minggu/bulan/tahun, sedangkan dalam bentuk
dalam identifikasi sediaan hasil pewarnaan
petugas surveilans DBD Kota Singkawang imunositokimia SBPC ini menggunakan organ caput dari
tabel berupa kasus DBD per kelurahan/desa namun
imunositokimia. Hasil positif palsu pada uji
belum membuat grafik maksimal minimal. Dalam
nyamuk Ae.aegypti. Hal yang mendasari adalah adanya
imunositokimia dapat terjadi karena beberapa faktor,
dibandingkan sebelum dilakukan intervensi.
hal penggunaan teknologi, pengolahan dan
reseptor untuk virus Dengue pada sel-sel yang berada di
yang pertama adanya reaksi warna yang tidak spesifik
Penyebarluasan informasi/pemanfaatan data
penyajian data masih menggunakan software yang
organ caput nyamuk dari genus Aedes. Mendoza
yang disebabkan oleh keberadaan peroksidase endogen
(diseminasi) dalam bentuk laporan kepada atasan,
10 sederhana yaitu menggunakan microsoft excel
mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya diketahui
yang dihasilkan oleh jaringan dan sel normal . Pada
feedback kepada sumber data maupun kepada siapa
belum menggunakan epi info maupun SPSS.
saja yang membutuhkan, termasuk lintas sektor, protein dengan berat molekul 45 kDa ditemukan pada
reseptor spesifik untuk virus Dengue, yang berupa
penelitian ini telah dilakukan usaha meminimalisasi
lintas program dan kepada masyarakat luas. organ caput, thorax dan abdomen dari nyamuk
reaksi tersebut dengan menambahkan peroxidase
Pengolahan dan penyajian data telah
Dengan diseminasi informasi, masing-masing Ae.aegypti. 8
blocking solution untuk menghilangkan aktivitas
dilakukan oleh seluruh petugas hal ini berguna
pihak akan dapat mengetahui dan sadar akan Pada uji imunositokimia SBPC yang dilakukan
peroksidase endogen, namun kemungkinan pada
untuk meningkatkan kualitas dari sistem surveilans.
kondisi DBD di wilayahnya, sehingga dapat di penelitian ini, antigen Dengue-3 yang terlokalisir di
beberapa sampel aktivitas peroksidase endogen belum
Dalam hal pengolahan data masih belum maksimal
membantu mengurangi kemungkinan penyebaran sel-sel jaringan otak akan berikatan dengan antibodi
dapat dihilangkan sepenuhnya.
dilakukan dengan pendekatan prinsip-prinsip
Faktor kedua, yang mungkin menjadi penyebab
surveilans epidemiologi yaitu analisis
DBD.
monoklonal anti dengue DSSE10. Uji klasifikasi
hasil positif palsu, adalah terjadinya ikatan yang tidak
kependudukan berdasarkan tempat, waktu, orang
Data, informasi dan rekomendasi yang berdasarkan metode ELISA menunjukkan bahwa
merupakan hasil dari kegiatan surveilans DBD antibodi monoklonal DSSE10 termasuk klas IgG1.
spesifik antara komponen streptavidin dengan biotin
dan golongan risiko tinggi serta menggunakan
sebaiknya disampaikan kepada pihak-pihak yang Antibodi ini menunjukkan imunoreaktivitas yang kuat
endogen yang terdapat pada sel
. Biotin merupakan
indakator-indikator rate, proporsi, ratio.
dapat melakukan tindakan penanggulangan DBD terhadap antigen Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, dan
vitamin yang berperan sebagai koenzim dan terlibat
3. Analisis dan interpretasi data
atau upaya peningkatan program kesehatan, pusat- Dengue-4, dan tidak menunjukkan reaksi silang dengan
dalam transfer CO . Ziegler menyatakan bahwa enzim 2
Walaupun masih belum maksimal namun
pusat penelitian dan pusat-pusat kajian serta antigen Japenese encephalitis, maupun antigen
yang mengandung biotin ditemukan dalam sel-sel
petugas telah melaksanakan analisis dan
pertukaran data dalam jejaring surveilans Chikungunya berdasarkan metode ELISA .
neurosekretori pada corpora cardiaca dan di otak
interpretasi data DBD. Analisis dilakukan
serangga.
berdasarkan orang (person) dan tempat (place) 7,12 epidemiologi .
Adanya antibodi DSSE10 yang berikatan
Faktor ketiga yang kemungkinan berpengaruh
sementara berdasarkan waktu (time) belum
dengan antigen Dengue-3 ini akan dikenali oleh antibodi
pada timbulnya hasil positif palsu adalah faktor
dilaksanakan dengan baik.
SIMPULAN
sekunder berlabel biotin. Selanjutnya dengan
pencucian. Sediaan head squash nyamuk cenderung
penambahan konjugat streptavidin yang dilabel enzim
1. Pelaksanaan sistem surveilans DBD di Kota horse radish peroxidase dan larutan substrat kromogen,
lebih tebal dan banyak terkotori oleh artifak dari sisa-sisa
Analisis dan interpretasi data ini dapat
Singkawang Kalimantan Barat masih perlu maka antigen tersebut dapat terdeteksi dengan
jaringan, berbeda dengan sediaan apus darah dan kultur
membantu untuk pemantauan mingguan, laporan
ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan munculnya granula berwarna kecoklatan di sekitar sel
sel yang monolayer. Sehingga untuk preparat head
mingguan wabah, laporan bulanan program
squash mungkin membutuhkan durasi waktu pencucian
P2DBD, penentuan desa/kelurahan rawan,
sumber informasi lain mengenai DBD di
24 BALABA, Vol. 8, No.01, Jun 2012: 21-25
Evaluasi dan Implementasi Sistem Surveilans................(Sitepu, et.al) Evaluasi dan Implementasi Sistem Surveilans................(Sitepu, et.al)
J.F.L.(2003) Explatory temporal and spatial distribution
T abel 1. H asi pe eri saa Imunositoki ia SBPC pa a l m k n m d
nya uk m Ae.aegypt i ya g iinfeksi intrathor kal n d a diperlukan kelengkapan data pasien, termasuk
peningkatan pencarian kasus secara aktif, serta
analysis of dengue notifications in Boa Vista,
Roraima, Brazilian Amazon, 1999-2001. Dengue
denga v rus De gue 3. ni n -
kejelasan tempat tinggal.
Buletin, vol. 27, pp. 63-80.
Inkubasi (hari)
Jumlah Hasil Imunositokimia SBPC
2. Faktor penyebab kelemahan sistem surveilans DBD
3. Chinnock, P. (2008) Alternate hypothesis on the
sampel
Positif Negatif
di Kota Singkawang antara lain masih terdapat
pathogenesis of dengue hemorrhagic fever
0 (nyamuk normal)
35 3 32
tenaga surveilans yang sama sekali belum pernah
(DHF)/dengue shock syndrome (DSS) in dengue virus infection. Available from :
1 5 0 mendapat pelatihan mengenai surveilans (66,7%), 5 banyak petugas yang memiliki tugas rangkap
http://www.tropika.net/svc/review/Chinnock2008
(83,3%), ketersediaan alat pengolah data masih
0710ReviewDHF [Accessed 22 August 2010].
kurang (66,7%), sarana transportasi masih kurang
4. Lloyd, L.S (2003) Strategic report 7. Best practices
a G mb r 1. Foto mik oskopis pada perbesar n 100 10 ha il a r a x s
for dengue prevention and control in the Americas. Environmental health project. Office of Health,
p engeatan mengunakn metode c g a 5 5 1 4 rangkaian kegiatan surveilans terutama komponen
(66,7%), belum semua petugas melaksanakan
sistem surveilans.
Infectious Diseases and Nutrition Bureau for Global
imu ositokim a BPC d ngan ntibodi pri er n i S e a m
Health, US Agency for International Development,
DS E10 (1:50) m mp rlih tkan r aks p sitif S e e a e i o 7 17 17 0
SARAN
Washington DC.
pada nyamuk Ae.ae ypti g ya g iinf ksi viru n d e s
5. Supartha, I.W. (2008) Pengendalian terpadu vektor
1. Perlu dilakukan bimbingan teknis tentang
Deng e-3 eng n m sa inkubasi 2 hari ( ), 3 hari u d a a A Pada pem eri ksaan imunosi o im a dalam tk i surveilans epidemiologi, P2M, khususnya DBD
virus demam berdarah dengue, Aedes aegypti (Linn.)
penelitian ini juga ditemu an beber pa sed aan yang k a i secara berjenjang yaitu dari Dinas Kesehatan
dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae).
( B), ari (C), 5 h ri (D), 6 ha i (E) 7 hari (F) se ta 4h a r r
m enunjukkan hasil p sitif p lsu (Tabel 1), yai u e iaa o a tsd n Provinsi Kalimantan Barat ke DKK Singkawang
Makalah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah 3-
head qua h s s dari n amuk ang tida di nfe si irus y y k i k v dan puskesmas serta unit pelayanan kesehatan yang
kont ol po itif y itu sel C6/3 yan diinfeksi v rus r s a 6 g i
6 September 2008, Denpasar.
De gue 3 dengan masa inkubasi 4 hari (DS E10 n - S De gue-3 namu n nm enun ukk n imunoreaks pos ti . j a i if terdapat di Kota Singkawang. Dengan melakukan
6. Dinkes Kota Singkawang (2011) Laporan surveilans
5 1: ) ( ) dan reaksi neg tif pad k ntro negati G a ao l f Me ki un e ikian, secara d t l sediaan h ad squash sp dm ei e bimbingan teknis maka akan lebih cepat diketahui
dinas kesehatan kota singkawang tahun 2010.
yang m mperlihatkan hasil positif palsu t t p dapat e ea permasalahan sistem surveilans yang ada di
Singkawang.
d ibedakan d ngan sediaan yang ositif me gandung e p n lapangan misalnya pelatihan software analisis data,
n amuk y Ae.aegypti yang tidak diinfeksi vir s u
7. Teutsch, S.M., Churchill, R.E. (2000), Principles
ant gen. edi an yang menunjukkan h s l po it f pa su i S a ai si l software pemetaan/Geographical Information
and Practice of Public Health Surveillance, Oxford
Dengue (H)
University Press, New York.
disajikan dalam Gambar 2.
System (GIS).
8. Gordis, L. (2004) Epidemiology third edition.
2. Tetap melakukan koordinasi dengan petugas
Elsevier Saunders, Philadelphia.
Puskesmas secara periodik dan berkesinambungan,
Gambar 1 m enun ukk n bahwa pada s dia n j a e a
head qua h s s nya uk yang diinfek i irus Dengue-3 m sv A sehingga setiap permasalahan yang ada di lapangan B
9. Gubler, D.J. (2010) The global threat of emergent/re-
emergent vector-borne diseases. In: Atkinson, P.W.
dapat diketahui secara dini dan dilakukan upaya
terl hat adanya re ksi po it f yang berupa butiran- i a si
ed. Vector Biology, Ecology and Control. New York :
pemecahan masalahnya.
bu iran seperti pasir yang b rwar a o lat an ter e a t e n ck d sbr
Springer, pp. 39-62.
di n a a jari gan ota . Sediaan kontrol n g t f dan ead atr n k eai h
10. Depkes (2003), Keputusan Menteri Kesehatan s uas q h n amuk yang tidak di nfeksi vi u Deng e 3 y i rs u-
UCAPAN TERIMA KASIH
Republik Indonesia No.
m mperlihatkan rea si negatif b rupa si oplasma sel e k e t
1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Dinkes
y ang b rwar a biru dan tidak d utir n pasir erwarna e n aab a b
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kab. Singkawang, Ka. Bidang P2P, dan Ka.Sie P2
coklat di sekitar sel-sel j ringa tak. a no
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
beserta staf dan seluruh kepala Puskesmas. Seluruh
Pemer ksaa mu ositokimia i ni n S BP dengan C
11. Depkes (2005), Pencegahan dan Pemberantasan
subjek penelitian yang turut membantu jalannya
a G mbar 2. oto mikro kopi pada erb sar n 100x10 sediaan F s s p e a penelitian.
antibodi p imer DSSE10 (1:50) r m ampu me deteksi n
Demam Berdarah Dengue di Indonesia,
in eks vir s Dengue-3 ulai m s inkubasi hari ke-2 f i u m aa .
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
head squash yang m nunjukk n hasil posit f p lsu e a i a
Hasil pem rik a n imun sitoki ia S PC pada nyamu e sa o m B k
12. Depkes (2003), Keputusan Menteri Kesehatan
a d ri yamuk ang tid k diinfeksi virus Dengue n y a
DAFTAR PUSTAKA
yang d in eks virus Deng e 3 d saji an pad T bel 1 if i u- i k aa .
Republik Indonesia No. 1479/MENKES/SK/X/2003
(A); C), da po itif antig n dari nyamuk ya g ( n s e n
dii fek i vir s De gue dengan masa i kub si 7 n s u n n a D.H., Green, S., Rothman, A.L., Vaughn, D.W.,
1. Endy, T.P., Chunsuttiwat, S., Nisalak, A., Libraty,
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
hari (B) (D). ;
Ennis, F.A. (2002) Epidemiology of inapparent and
Penyakit Tidak Menular, Departemen Kesehatan RI,
symptomatic acute dengue virus infection: a
Jakarta.
prospective study of primary school children in Kamphaeng Phet, Thailand. American Journal of Epidemiology, vol. 156, No.1, pp. 40-51.
2. Freitas, M.G.R., Tsouris, P., Sibajev, A., Weimann, E.T.S., Marques, A.U., Ferreira, R.L., Moura,
10 BALABA Vol. 8, No. 01, Jun 2011 : 5-10 Pemeriksaan Virus Dengue-3..............(Widiastuti, et al) 23