BAB I PENDAHULUAN - Makalah Penilaian Hasil Kerja

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional sebagai pembaharuan dan pengembangan dari kurikulum KBK. KTSP diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan secara lebih mandiri, kreatif, berpikir secara logis dan lebih kritis. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan seperti di atas, siswa membutuhkan lingkungan belajar dimana mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata, mengungkapkan ide-ide yang bisa mengembangkan kreativitas mereka. Hal ini berarti kegiatan belajar mengajar dan sistem penilaian (asesmen) harus terpadu.

  Guru yang seharusnya berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa di dalam kelas justru lebih banyak mendominasi kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siswa yang seharusnya lebih aktif justru lebih banyak diam dan hanya mendengarkan. Hal ini berakibat akan menghambat daya kreatifitas dan daya kritis siswa. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan mengajar yang dapat lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. . Dan hasil yang optimal akan diperoleh jika para siswa yang tergabung dalam kelompok saling membantu dan memotivasi. Kondisi ini akan tercipta dari suasana saling memiliki, saling menerima, saling membantu dan saling memperhatikan satu sama lain (Suparno : 2001). menurut Romiszowski dalam Mulyono (1999), hasil belajar dapat dikelompokkan dalam dua macam : a. Pengetahuan, yaitu : 1. Pengetahuan tentang fakta.

  2. Pengetahuan tentang prosedur.

  3. Pengetahuan tentang konsep.

  4. Pengetahuan tentang prinsip.

  b. Keterampilan, yang terdiri dari empat kategori 1. Keterampilan berfikir ( kognitif ).

  2. Keterampilan untuk bertindak ( motorik ).

  3. Keterampilan bersikap dan bereaksi.

  4. Keterampilan berinteraksi.

  Penilaian hasil kerja merupakan kelanjutan dari penilaian kinerja yang selalu berkesinambungan bertujuan mengetahui sampai dimana keberhasilan siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dengan menggunakan pengetahuan dan informasi yang dimilikinya

1.2. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment)?

  2. Bagaimana langkah-langkah penilaian hasil kerja ?

  3. Bagaimana pengelolaan penilaian hasil kerja ?

1.3. Tujuan

  Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Penilaian Hasil Kerja (Product

  Assessment)

  2. Untuk mengetahui apa saja tahapan dalam Membuat Suatu Hasil Kerja

  3. Untuk mengetahui pemgelolaan penilaian hasil kerja

  

BAB II

PEMBAHASAN b.1. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar

  Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

  Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika- matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

  Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.

  Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.

  Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

  Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.

  b.2. Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment) Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap ketrampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.

  Terdapat dua tahapan penilaian yaitu: Pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa.

  Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, kayu plastik, dan hasil karya seni seperti berupa lukisan, gambar, dan patung.

  b.2.1. Tahapan dalam Membuat Suatu Hasil Kerja

  Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau

  perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh

  siswa, berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa saja melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.

  1) Tujuan Dilakukannya Penilaian Hasil Kerja

  Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak tejadi kekliruan dalam menyusun kisi-kisi instrumen penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:  Menilai penguasaan ketrampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari ketrampilan berikutnya.

   Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/kelas di sekolah kejuruan.  Menilai ketrampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

  2) Perencanaan dalam Menilai Hasil Kerja Siswa

  Ketika menentukan penilaian hasil kerja, guru harus memperhatikan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Diperlukan beberapa kriteria untuk mengetahui sampai sejauhmana tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja yang akan dipilih guru untuk penilaian: a. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan kompetensi yang diukur serta penilaian didasarkan pada seluruh aspek kompetensi, bukan pada salah satu aspek saja.

  b. Jumlah dan obyektivitas hasil kerja Penilaian hasil kerja yang obyektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai. 3) Pengelolaan hasil kerja

  Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penialaian secara sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut.  Batasan perencanaan/perancangan. Diberikan untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja, serta diperlukan untuk mempermudah guru menilai ketrampilan/kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

   Merinci langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru menilai kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.  Merinci langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja. Agar siswa memfokuskan diri pada langkah yang akan dinilai.

   Menyusun kriteria penilaian secara jelas. 4) Penilaian dan pencatatan hasil kerja siswaAnekdotal, catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama dan menggunakan peralatan secara aman.

   Skala penilaian analitis, penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria. Digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan dan tahap akhir.

   Skala penilaian holistik, penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Digunakan untuk penilaian pada tahap akhir, seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

  b.2.2. Instrumen penilaian hasil; kerja

  a. Daftar cek (check-list) Daftar cek dapat pula digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa di luar situasi ujian. Misalnya, digunakan pada saat siswa melakukan praktikum, sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar.

  Contoh: Praktek membuat kerajinan dari barang bekas No. Aktivitas Cek

  1. Perencanan awal membuat kerajinan dari barang bekas

  P

  2. Mengambil tempat untuk membuat kerajinan dari barang bekas

  ……

  3. Mempersiapkan bahan yang akan digunakan

  ……

  4. Pemakaian alat dalam membuat kerajinan dari barang bekas

  ……

  5. Kreatifitas jenis dan bentuk kerajinan

  ……

  6. Penyelesaian kerajinan yang sudah ditentukan

  ……

  b. Skala penilaian (rating-scale) Daftar penilaian dapat dibuat dalam bentuk daftar penilaian biasa yang menggunakan angka atau dalam bentuk skala penilaian. Contoh penilaian

  kinerja siswa dalam membuat kerajinan dari barang bekas No. Aktivitas Yang Diamati Penilaian

  1. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan 1 2 3 4 5

  2. Memilih tempat yang tepat 1 2 3 4 5

  3. Mempersiapkan bahan yang akan digunakan 1 2 3 4 5

  4. Pemakaian bahan dan alat yang sesuai dengan 1 2 3 4 5 perencanaan

  5. Kerjasama dalam pelaksanaan 1 2 3 4 5

  c. Rubrik Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon (jawaban) siswa terhadap pertanyaan open-ended. Rubrik juga dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa. Menurut Heddens & Speer (1995), rubrik merupakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai tulisan terhadap butir open-ended. Rubrik memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan hasil kerja atau kinerja yang ditunjukkan siswa. Contoh;

  Nilai Kriteria

  4  Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan diujikan.

  Amat Baik  Mengumpulkan informasi awal yang relevan

 Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara detail.

   Memilih alat dan bahan yang tepat  Mengajukan saran perbaiakan yang tepat untuk kebuituhan tersebut

  3  Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam penyelidikan Baik

 Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan

 Memilih alat dan bahan yang cocok  Mengajukan saran perbaiakan penyelidikan tersebut 2  Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar Cukup  Memilih alat dan bahan yang cocok  Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat

  1  Terdapat banyak kelemahan dari rencana penyelidikan yang dibuat Kurang  Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai  Tidak menyadari adanya kelemahan yang dibuat  Tidak dapat mengajukan gagasan yang secara benar Sangat  Belum memahami langkah penyelidikan Kurang  Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai

BAB III PENUTUP Kesimpulan Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap ketrampilan siswa

  dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Penilaian hasil kerja atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

3.2. Saran

  Pelaksanaan penilaian hasil kerja akan sukses apabila ada komitmen oleh semua warga sekolah atau antara guru dan siswa. Adapun kriteria-kriteria tugas dalam penilaian hasil kerja :  Mengarah pada tujuan pembelajaran umum, tujuan khusus, dan materi dalam kurikulum.

   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pikiran dan pemahamannya dalam situasi masalah dan tidak meminta jawaban tunggal.  Memberikan kesempatan untuk menilai proses-proses yang ada dalam tugas.  Realistis, menarik, dan merangsang berfikir.  Mewakili tujuan yang akan dinilai, generalisasinya dapat digunakan untuk mengetahui kinerja siswa.  Lebih menekankan pada kedalaman materi dari pada keluasannya, dan lebih menekankan pada penguasaan dari pada kecepatannya.  Lebih bersifat open-ended dari pada terstruktur secara ketat.  Tidak algoritmis, yaitu tidak mempunyai suatu alur dalam penyelesaiannya, khususnya yang tampak pada awal tugas.  Dapat menimbulkan pertanyaan baru atau masalah lain.

DAFTAR PUSTAKA

  Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya. Gerson Raturmanan, Tanwey & Theresia Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang

  

Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa Univer

http//: . id evaluasi hasil kerja diakses pada tanggal 20 juni 2009 at 19.23

  pm