BAB I PENDAHULUAN - Makalah Asal Usul Desa Dayu Sumber

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang

  Asal Usul Desa Dayu Sumber adalah Cerita yang banyak diketahui semua orang Desa tersebut, karena asal usul Nama Desa Dayu Sumber merupakan cerita / sejarah yang membawa Desa Tersebut menjadi Desa terkenal Karena pada saat itu Desa Dayu Sumber hanya bernama Desa Sedayu, dan akirnya Nama Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber, Karena pada saat jaman belanda diDesa Sedayu ada Sumber Mata Air yang sangat luar biasa Sumber Mata Airnya, sampai – sampai Sumber Mata Air tersebut bisa membuat Desa Sedayu menjadi banjir, dan akirnya semua orang menyebut Desa Sedayu menjadi Dayu Sumber, karena adanya Sumber Mata Air yang luar biasa.

  1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana asal usul terjadinya nama Desa Dayu Sumber ? 2) Bagaimana alur cerita dari segi tokoh dan Apa yang memperkuat sehingga kebaikan melawan keburukan akirnya terjadilah nama Desa Dayu Sumber ?

  1.3. Tujuan Pembahasan

  Mengetahui asal usul nama Desa Dayu Sumber, sehingga kita bisa menambah wawasan tentang asal usul Desa kita sendiri , dan bisa menjadi referensi bagi penulis sekaligus untuk memenui tugas dari dosen pembimbing kita Bapak Asep A, M, Pd

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Alur Cerita / Asal usul Desa Dayu Sumber

  Cerita ini diceritakan oleh mantan kepala Desa Dayu Sumber yang bernama Mohamad Nasir. Pertama pada waktu diadakan panitia kepala Desa mekanisme – mekanisme sudah jauh berbeda dengan mekanisme pada sekarang ini. Waktu itu Desa Dayu Sumber bernama Desa Sedayu.

  Pada saat pemilihan kepala Desa tersebut langsung dihadiri oleh Ndoro Marlan kalau sekarang ini bernama Bupati yang ada dikabupaten kediri. Setelah itu pada waktu diadakan pemilihan calon kepala Desa. Colon – calon tersebut sudah mempunyai pendukung masing – masing dan pendukung – pendukung calon kepala Desa itu bertolak belakang. pada waktu itu calon kepala Desa ada Dua orang yaitu : Delan, dan, Bandi.

  Pada waktu penghitungan suara tidak sesuai dengan jumlah penduduk Desa tersebut, Setelah diseleksi ternyata ada Dua warga yang tidak menggunakan hak pilih mereka yaitu Deler dan Painten, ternyata mereka satu pasangan suami istri, Deler dan Painten itu adalah pembantunya Ndoro Marlan, Setelah dicari kesana kemari dari ujung Desa barat sampai ujung timur.

  Sampai ujung utara keselatan akirnya ditemukan Deler dan Painten suami istri tersebut mereka lagi menjaga bebek yang ada disungai. Dan bebek tersebut adalah miliknya Ndoro Marlan, Akirnya kedua suami istri tersebut dibawa kebalai Desa setempat beserta barang bukti yaitu bebek. Kemudian Ndoro Marlan tadi bertanya kepada Deler dan Painten mengapa kamu tidak menggunakan hak pillih kamu sebagai warga Desa Sedayu,

  Deler dan Painten menjawab: “ Karena saya takut besok bebek Ndoro Marlan tidak akan bertelor kalau hari ini tidak dilepaskan disungai “

  Karena Deler dan Painten begitu setianya kepada Ndoro Marlan, akirnya Ndoro Marlan memberikan jabatan sebagai kepala Desa Sedayu, dan semua penduduk patu terhadap keputusan Ndoro Marlan tanpa ada yang protes, seharusnya yang mejabat sebagai kepala Desa Sedayu adalah Delan karena Delan mendapatkan suaranya lebih banyak dibandingkan pendukung suara Bandi, akirnya Delan bersupa Desa Sedayu akan mendapatkan musibah karena ulah penduduk mereka sendiri yang tidak ada keadilan bagi Delan, tidak lama kemudia Desa tersebut ada Sumber Mata Air yang sangat luar biasa besarnya, sampai – sampai Desa Sedayu banjir, dan akirnya Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber.

2.2. Terem

  A = Ndoro Marlan a1 = Deler, dan Painten, pasangan suami istri a2 = Tuhan Yang Mahaesa a3 = Delan b = Bandi b1 = Bapak Sarkam b2 = Bapak Samat b3 = Mbah Moksom c = Mbah Karjan c1 = Pak Yudah c2 = Pak Agos c3 = Pak Sukamto d = Bapak Manji d1 = Orang Desa

  2.3. fungsi

  x = Keburukan x1 = Melanggar Adat y = Kebaikan y1 = patuh z = Keadilan z1 = Menghukum

  2.4. Alur Cerita Dari Segi Tokoh

  Kode khusus N = Asal usul Desa Dayu Sumber, Alur Cerita dapat digambarkan : N = (a1) y1 : (a) : (x1) :: (d1):; (z1) ; (a2) // (a,), (x1,), ::, (a2,) ::(z1,); (a1,) :;,, (a3,) :: (a,), < (d1,) .>:: (a2,) //

  Tindakan Ndoro Marlan yang semenang – menang terhadap Delan dan Bandi akibatnya mendapat hukuman, karena Deler dan Painten patuh terhadap Ndoro Marlan, akirnya semua orang kampong mendapat hukuman karena perbuatanya keburukan Ndoro Marlan. Yang semaunya mengambil keputusan sepihak. Tanpa memikirkan orang lain,

  2.5. Alur Cerita Dari Segi Fungsi

  kalau kita llihat dari segi tokohnya saja, maka alur cerita ini akan tampak sebagai berikut : N = (a1) ; (a) ;; (a1) ; (a2) ;; (a2) ;; (a) :; (x1) // (d1) + (a3) } ; (z) : + (a2) :; {(z1)

  • ;; (d1) Karena tindakan Ndoro Marlan yang melanggar adat timbul penyesalan berupa hukuman dari tuhan, Desa tersebut muncullah Sumber Mata Air yang sangat luar biasa, sampae Desa semua penduduk Desa Sedayu panik, takut karena terjadi banjir dantidak surut – surut, akirnya kepala Desa Sedayu memutuskan untuk menutup Sumber Mata Air tersebut dengan mendatanfkan tujuh truk pasir, dan akirnya nama Desa Sedayu Tersebut menjadi Desa Dayu Sumber. Jika dililhat dari segi fungsinya, maka maka akan terlihat alur cerita sebagai berikut : N = (y1) : (x1) ;: (z) : (x1) :; (z1) // (x,x2) + (z) ; (z2) 2.6. Fungsi Kebaikan Melawan Keburukan.

  (a1) y1 + (a2) z1 + (a3) z1 + (a3) > (a1) x1 + (d1) z1 Disini fungsi keadilan terhadap hakikit hidup manusia tampak sangat menonjol. Sesuai dengan kodrat hidup bahwa segala sesuatu yang diperolah seseorang sebenarnya merupakan hasil dari perbuatanya sendiri. Hal ini tampak jelas pada: Tindakan Ndoro Marlan yang melanggar adat hasilnya ialah dapat hukuman dari tuhan.

  Tindakan Ndoro Marlan yang seenaknya mengambil keputusan akirnya terjadilah banjir diDesa Sedayu. Akirnya muncullah nama Desa Dayu Sumber.

  1). Ndoro Marlan, laki – laki, bersetatus tinggi, berwatak jelek 2). Deler dan Painten, bersetatus renda, patuh terhadap majikan

2.7. Lampiran Cerita

  Cerita ini diceritakan oleh mantan kepala Desa Dayu Sumber yang bernama Bapak Mohamad Nasir. Pertama pada waktu diadakan panitia kepala Desa mekanisme – mekanisme sudah sangat jauh berbeda dengan mekanisme pada sekarang ini. Waktu itu Desa Dayu Sumber bernama Desa Sedayu. Pada saat pemilihan kepala Desa tersebut langsung dihadiri oleh Ndoro Marlan kalau sekarang ini bernama Bupati yang ada dikabupaten kediri.

  Setelah itu pada waktu diadakan pemilihan calon kepala Desa Sedayu, Colon

  • – calon tersebut sudah mempunyai pendukung masing – masing dan pendukung – pendukung calon kepala Desa itu bertolak belakang dengan calon – calon kepala Desa Sedayu, pada waktu itu calon kepala Desa Sedayu ada Dua orang yaitu : Delan, dan Bandi,

  Sebelum Delan dan Bandi mau mencalonkan ingin menjadi kepala Desa Sedayu hubungan silahturahmi Delan sama keluarga Ndoro Marlan kurang baik, karena Ndoro Marlan ingin mempererat hubungan persaudaraan dengan keluarga Delan, yaitu adik kandung perempuan satu – satunya Delan yang bernama Jinem ingin dijadiakn istri mudanya Ndoro Marlan, berhubung adik kandungnya Delan yang bernama Jinem pada waktu itu masi duduk dibangkuk sekolah SPG, kalau sekarang masi duduk bangkku SMA, jadi Ndoro Marlan merasa belum pantas untuk memperistrinya,

  Memang sudah lama Ndoro Marlan ingin menyunting Jinem, sejak Jinem masi duduk dibangku sekolah PGA, kalau sekarang sama saja dengan duduk dibangku SMP atau MTS, pada waktu itu Ndoro Marlan jujur bicar langsung sama Delan kalau Jinem sudah lulus dari sekolah, Ndoro Marlan ingin memperistri dengan kedudukan istri mudanya, pada waktu itu Delan belum bisa memberi keputusan sama Ndoro Marlan, karena Delan juga sadar kalau Ndoro Marlan orangnya sangat kejam dan keras dan suka mengambil keputusan sepihak tanpa memintak keputusan dari kedua belah pihak,

  Sejak Ndoro Marlan mrngininkan Jinem, Ndoro Marlan sering berbuat baik kepada kelurga Delan, Ndoro Marlan sering memberi hadiah – hadiah yang sangat besar nilainya, yang berupa perhiyasan, kerbau, ataupun juga memberi sebidang tanah yang luasnya hampir lebarnya selebar Desa Sedayu, tapi hadiah – hadiah tersebut tidak perna diterima oleh Delan atau Jinem, karena mereka sadar kalau sampek diterima hadiah tersebut Jinem tidak melanjutkan sekolah lagi, pasri akan diajak menikah,

  Dengan menolak secara halus Delan atau Jinem, bilang sama Ndoro Marlan, kalau sudah waktunya pasti akan mererima semua hadiah – hadiah tersebut, karena mereka merasa tidak pantas mererima semua hadiah yang sangat besar nilainya bagi Delan dan Jinem, tapi menurut Ndoro Marlan semua hadiah itu tidak ada nilainya apa

  • – apa dibandingkan semuanya apa yang diinginkan,

  Tidak terasa hari berganti minggu dan minggu berganti bulan dan bulanpun berganti tahun tibalah waktunya Jinem lulus dari SPG, akirnya Ndoro Marlan melamar Jinem, dengan membawa lima ekor kerbau, beberpa gram perhiyasan, dan semua bahan makanan pokok, serta lengkap dengan alat untuk memasaknya, tapi jinem tidak mererima lamaran Ndoro Marlan dengan alasan Jinem belum ingin menika masi ingin sendiri, masi ingin mengabdi kepada kakaknya dulu yaitu Delan, karena selama ini kakanya Delan yang menyekolahkan, karena Delan sama Jinem sudah tidak punya orang tua lagi, kedua orang tua mereka meniggal dunia karena kecelakakan, waktu mau berangkat naik haji,

  Orang tua mereka kecelakakan waktu naik kapal, kapal yang ditumpangin tenggelan karena kapal yang ditumpanginya membentur karang, begitu juga dengan Jinem sudah janji sama kedua orang tuanya, sebelum Jinem menjadi guru Jinem tidak akan menika, dengan alasan seperti itulah Jinem menokal lamaran Ndoro Marlan,

  Sejak saat itu juga Ndoro Marlan lamaranya atau keinginginya tidak diterima sama Jinem, Ndoro Merlan mempunyai dendam yang sangat besar, Ndoro Marlan merasa harga dirinya diinjak – injak sama keluarga Delan, tapi dalam kelurga Delan tidak merasa kalau atas keputusan adinya Jinem, menolak tidak mau dinikaihnya, yang membuat sakit hatinya Ndoro Marlan, yang tidak perna sembu sampai kapanpun,

  Dan pada waktu itu Delan mau mencalonkan jadi kepala Desa Sedayu Delan harus menjuwal sebidang tanah dan lima ekor karbau pada waktu itu tanahnya dijuwal dengan harga satu meternya enam ratus lima puluh Rupiyah, dan pada waktu itu jumlah luas tanahnya Delan lebarnya delapan meter dan panjangnya lima belas meter, jadi Delan pada waktu itu Cuma mendapatkan uang sebanyak tuju puluh delapan ribu ribu rupiyah, dan kerbaunya satu ekor dijuwal dengan harga tiga ribu lima ratos rupiyah, Deler menjual kerbau lima ekor mendapatkan uang tuju belas ribu lima ratos rupiyah, jadi modal Deler untuk mencalonkan kepala Desa, harus menjual sebidang tanah dan kerbaunya semuanya mendapatkan uang sembilan puluh lima ribu lima ratos rupiyah,

  Sedangkan Bandi menjual kerbau tiga ekor dan juga sebidang tanah, pada waktu itu Bandi Cuma mendapatkan uang enam puluh delapan ribu lima ratos rupiyah, karena modalnya sedikit dibandingkan modal kepunyakan Delan, makanya Bandi tidak bisa memenangkan mencalonkan kepala Desa Sedayu, karena modalnya lebih banyak Delan dibandingkan modalnya Bandi,

  Karena pada waktu itu penduduk kampung Desa Sedayu juga mengalami kekurangan ekonomi, makanya mereka memilih kepala Desa bukan karena kebaikn sosok calon seorang pemimpin Desa yang baik, tapi penduduk Desa Sedayu memilih calon kepala Desa dengan melihat jumlah uang yang akan diberikan jika mereka menggunakan hak pilihnya untuk memperbanyak jumlah suara pendukungnya,

  Setelah semua warga Desa Sedayu sudah menggunakan haknya untuk memilih salah satu dari calon kepala Desa Sedayu yaitu Delan dan Bandi, akirnya calon pemilihan kepala Desa Sedayu dimenangkan oleh Delan, karena suara lebih banyak dibandingkan dari suara pendukung Bandi, tapi Pada waktu penghitungan suara tidak sesuai dengan jumlah penduduk Desa tersebut / Desa Sedayu.

  Setelah diseleksi ternyata ada Dua warga yang tidak menggunakan hak pilih mereka adalah Deler dan Painten mereka satu pasangan suami istri, Deler dan Painten itu adalah pembantunya Ndoro Marlan, akirnya Ndoro Marlan untuk memutuskan mencarinya sampei ketemu,

  Setelah dicari kesana kemari dari ujung Desa barat sampai ujung timur, Sampai dari ujung utara keselatan akirnya ditemukan Deler dan Painten suami istri tersebut menjaga bebek yang ada disungai. Dan bebek tersebut adalah miliknya Ndoro Marlan, Akirnya kedua suami istri tersebut dibawa kebalai Desa setempat beserta barang bukti yaitu bebek.

  Kemudian Ndoro Marlan bertanya kepada Deler dan Painten mengapa kamu tidak menggunakan hak pillih kamu sebagai warga Desa Sedayu, Deler dan Painten menjawab “ Karena saya takut besok bebeknya Ndoro Marlan tidak akan bertelor kalau hari tidak dilepaskan disungai “

  Karena kepatuhan dan perhatian Deler dan Painten / pasangan suami istri tersebut, kepada Ndoro Marlan dan juga selama pengabdianya, akhirnya Ndoro Marlan, memberikan kekuasanya kepada Deler dijadikan kepala Desa Sedayu. Ndoro Marlan memberi pengumuman kepada semua warga Desa setempat Lurahnya yaitu Deler, tanpa ada yang protes semua warga Desa tersebut setuju keputusan Ndoro Marlan, dan akirnya semua warga pulang kerumahnya masing - masing, para wargapun patuh terhadap Deler, karena keputusan Ndoro Marlan tadi,

  Seharusnya yang menjadi kepala Desa Sedayu adalah Delan, karena pendukung suara Delan lebih banyak dibandingkan pendukung suara Bandi, tapi atas keputusan Ndoro Maran yang jadi kepala Desa Sedayu adalah Deler, karena kesetianya terhadap Ndoro Marlan tadi, dan akirnya Delan bersumpah suatu saat nanti Desa Sedayu akan selalu mendapatkan musibah,

  Karena modal yang sudah dikeluarkan Delan tidak sedikit, Delan harus menjual semua apa yang dimilikinya termasuk menjual tanah dan kerbaunya tersebut, Delan bisa menerima keputusan Ndoro Marlan asalkan dengan satu syarat yaitu modal yang sudah dikeluarkan harus dikembalikan lagi dengan jumlah yang sudah dikeluarkan oleh Delan.

  Tapi Ndoro Marlan tidak mau menyetujui persyaratan apa yang sudah ditawarkan oleh Deler, malahan Deler beserta kelurganya diusir dari kampung Desa Sedayu, karena Ndoro Marlan meganggap Delan tidak patuh dengan keputusan Ndoro Marlan, yaitu keputusan sepihak dari Ndoro Marlan, tapi didalam hati Delan semua keputusan itu pasti akan mendapatkan balasan karena jabatan tersebut termasuk jabatan yang merampas hak milik orang lain, yaitu dengan cara memaksa.

  Tidak lama kemudian kepala Desa Sedayu dipimpin Deler, tapi pada waktu selama Deler menjabat jadi kepala Desa Sedayu Desa tersebut tidak aman seperti sebelum - sebelumnya, Desa tersebut selalu medapatkan musibah yaitu seperti jembatan sering putus, selalu ada pencuru pada waktu malam hari, tananam pertanian tidak ada menghasilkan, dan tananam selalu diserang hama / penyakit, dan mungkin itu semua juga hukuman karma, karena tidak melihat sedikitpun derita yang dialami oleh Delan karena perbuatan Ndoro Marlan yang semaunya dalam mengambil keputusan,

  Setelah masa jabatanya lima sampai enam tahun Deler akhirnya meninggal dunia karena banyak pikiran Desanya yang selalu mendapatkan musibah yang tidak perna berhenti, dan selalu ada cobaan – cobaan yang membuat Deler merasa tidak mampu lagi untuk menjabat jadi kepala Desa Sedayu, tidak lama kemudian diadakan kepala kepala Desa lagi yang dimenangkan oleh Bapak Sarkam / Lurah Sarkam, akirnya Lurah Sarkam menjabat selama enam tahun saja karena Lurah Sarkam mendapaat gangguan jiwa / stres, setelah beberapa tahun diadakan pemilihan lagi kepala Desa dimenangkan oleh Bapak Samat, atau Lurah Samat,

  Selama lurah Samat menjabat kepala Desa Sedayu rumah tanggan lurah Samat selulu mendapatkan cobaan – cobaan yang membuat istrinya yang salalu sakit, begitu juga dengan anak – anak lurah Samat, akirnya Lurah Samat juga ikut sakit akirnya meninggal dunia karena penyakit komplikasi,

  Itu juga tidak lama kemudian diadakan pemilihan lagi dimengkan oleh Mbah Moksom kemudian Mbah Moksom kecelakakan waktu pulang dari kantor kepala Desa, akhirnya meninggal dunia, padahal Mbah Moksom baru menjabat kepala Desa Sedayu belum ada dua tahun, dan pada kecelakakan juga tidak terlalu para,

  Setelah meninggalnya Mbah Maksom Desa Sedayu tidak ada yang mau mencalonkan menjadi kepala Desa karena takut terjadi apa - apa yang dialami oleh mantan – mantan Desa Sedayu yang dilihat dari segi meniggalnya selalu tidak wajar dan juga tidak tahan lama menjabat jadi kepala Desa Sedayu,

  Akirnya semua warga Desa Sedayu sepakat untuk mengadakan upacara yang sangat besar – besaran yaitu empat hari empat malam yang diadakan dirumahnya Ndoro Marlan, dan menyembeleh dua ekor kerbau, dan juga setiap malam harinya ada pertunjukan wayang kulit yang dimulai sore sampai pagi, berturut – turut, bertujuan supaya Desa Sedayu tidak ada lagi musibah dan kepala Desa Sedayu tidak mendapatkan kejadian - kejadian yang tidak wajar, dan ada kepala Desa yang bisa membuat warga setempat menjadi aman,

  Setelah diadakan upacara tadi, Kemudian ada beberapa warga Desa Sedayu memutuskan untuk mencalonkan menjadi kepala Desa, akirnya diadakan pemilihan lagi dimenangkan oleh Mbah Karjan, Mbah Karjan menjabat selama kurang lebih 36 tahun. Setelah itu Mbah Karjan menyerahkan jabatanya karena usianya sudah lanjut kemudia digantikan sementara yaitu Pak Yudah pada tahun 75. kemudian diadakan pemilihan lagi dimenangkan oleh Pak Agos menjabat selama 10 tahun kemudian digantikan oleh Pak Sukamto menjadi 3 periode selama 15 tahun. Dari tahun 1001 – 2007. dan akhirnya digantikan kepala Desa yang baru yaitu Bapak Manji sampai sekarang ini.

  Batas Desa Dayu Sumber adalah sebelah utara Desa Woromarto kecamatan Purwoasri, sebelah selatan Desa Sawahan kecamatan Perak, sebelah timur Desa Ndawan kecamatan Purwoasri dan sebelah barat Desa Karang pakis kecamatan Purwoasri juga. DiDesa ini dulu pada zaman belanda ada kejadian aneh yaitu belanda banjir karena adanya Sumber Mata Air yang tidak perna surut Sumbernya, ataupun itu juga sumpah janjinya Delan dulu

  Karena tidak ada keadilan bagi Delan, yang seharusnya menjabat sebagai kepala Desa, karena keputusan dari satu pihak yaitu Ndoro Marlan, akirnya Delan tidak jadi menjabat kepala Desa Sedayu, dan jabatan tersebut diberikan kepada Deler, karena kesetianya terhadap majikanya yaitu Ndoro Marlan,

  Lalu akhirnya Sumber Mata Air itu ditutup dengan tuju truk pasir tapi juga tidak bisa menutupi Sumber Mata Air tersebut, akirnya kepala Desa Sedayu mintak pendapat dari para normal atau orang pintar, Desa tersebut diadakan upacara lagi yang sangat besar – besaran yaitu tuju hari tuju malam dengan menyembeleh seratus ekor ayam jantan yang berwarna putih mulus, dan satu ekor kerbau yang jantan dan usianya diatas lima tahun, akirnya para warga tersebut menerima anjuran para normal atau orang pintar tersebut, dan dara ayam sama kerbau tersebut dijadikan satu, lalu untuk menutupi Sumber Mata Air dengan tambahan Pasir sebanyak sepuluh trek,

  Akirnya Sumber Mata Air tersebut tidak ada lagi Sumbernya (mati). dan Alangkah indahnya apabila sumber itu masi ada saat ini, mungkin bisa dimanfaatkan oleh masyarkat Desa setempar untuk dijadiak bendungan dan airnya dialirkan disungah – sungah. Karena sumber yang sangat besar itu tadi, maka orang – orang Desa tersebut menyebutnya dengan nama Desa Dayu Sumber.

BAB III PENUTUP

  3.1. SIMPULAN

  Dari segi cerita asal usul terjadinya Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber karena terjadinya adanya ketidak adilan yang dilakkukan oleh Ndoro Marlan atau Bupati, terhadap Delan sehingga setiap kali mengadakan pemilihan kepala Desa tidak bisa tahan lama dan selalu mendayun – dayun yang sesuai dengan nama Desa sebelum Dayu Sumber, yaitu Sedayu,

  Karena pembantunya yang bernama Deler dan painten terlalu patuh dan mengabdi kepada Ndoro Marlan akirnya Deler dan painten tanpa mencalonkan menjadi kepala Desa, pasangan suami tersebut dijadiakan kepada Desa, seharusnya yang menjadi kepala Desa iru Delan. Akirnya keputusan sepihak oleh Ndoro Marlan diDesa tersebut muncullah Sumber Mata Air yang sangat luar biasa, sampek Sumber Mata Air tersebut bisa menyababkan Desa Sedayu Menjadi Banjir, dan akirnya Desa Tersebut dinamakan Desa Dayu Sumber.

  3.2. SARAN

  Dalam adanya makala ini, penulis berharap kepada pembaca agar bisa mengetahui bagaiman asal mula cerita nama Desa Dayu Sumber, maka jika ada kata atau tuilisan kami yang salah, kami sebagai penulis mohon maaf, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang berkomentar merupakan suatu hal yang berharga dan sangat berarti bagi kami, semoga segala I`tikad dan ihtiyar yang kita lakukan selalu mendapat Ridho dan Rahmad dari Allah SWT. Amiin.