Latihan Isometrik Bermanfaat Menurunkan Menurunkan
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
Latihan Isometrik Bermanfaat Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Helpful Isometric Exercise Lowers Blood Pressure in Patients Hypertension
Tua Parlindungan1, Arti Lukitasari1, Mudatsir2
1
2
Magister Keperawatan, Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Abstrak
Masalah kesehatan yang terjadi pada pasien hipertensi adalah bagaimana penerapan perawatan diri yang benar agar
penyakit hipertensi dapat dikendalikan dan terhindar dari komplikasi. Latihan isometrik bermanfaat menurunkan tekanan
darah istirahat sistolik dan diastolik. apabila dilakukan secara teratur, selain itu manfaat tambahan memperbaiki massa
otot dan kekuatan tubuh bagian atas dan bawah, penurunan lemak tubuh, meningkatkan kepadatan tulang, mencegah
patah tulang, dan peningkatan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan isometrik
terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain quasi ekspriment, dengan
rancangan pretest dan postest desain. Pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling dengan jumlah 37 responden
kelompok intervensi dan 37 responden kelompok kontrol. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 September s/d
20 November 2015 di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, latihan isometrik dilakukan 3 kali dalam seminggu
selama 9 minggu. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan isometrik terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi (P = 0.002). Dengan demikian sangat dianjurkan pada penderita hipertensi dengan menggunakan
latihan isometrik untuk menurunkan tekanan darah baik dilakukan sendiri maupun kombinasi dengan olahraga yang
dinamis sebagai bagian dari rejimen perawatan yang komprehensif. Latihan isometrik sangat baik pada usia 35-55 tahun
tersebut lebih beresiko mengalami hipertensi sehingga dapat mempertahankan tekanan darah secara mandiri dan
terkontrol.
Kata Kunci: latihan isometrik, tekanan darah, penderita hipertensi
Abstract
Health problems that occur in hypertensive patients is how the application of the right of self-care that hypertension can be
controlled and avoid complications. Useful isometric exercise lowers blood pressure resting systolic and diastolic. if done
regularly, in addition to the additional benefits improve muscle mass and upper body strength and lower, decrease body
fat, increase bone density, prevent fractures, and improved quality of life. The purpose of this study was to determine the
effect of isometric exercise on reducing blood pressure of hypertensive patients. This study uses a quasi ekspriment design,
with pretest and posttest design. Sampling by means of purposive sampling with 37 respondents 37 respondents
intervention group and control group. This study was conducted on 21 September s / d 20 November 2015 in the district of
Banda Sakti Lhokseumawe, isometric exercise performed three times a week for 9 weeks. Results showed no effect of
isometric exercise on reducing blood pressure in patients with hypertension (P = 0.002). Thus highly recommended in
patients with hypertension by using isometric exercises to lower blood pressure by themselves or in combination with a
dynamic sport as part of a comprehensive treatment regimen. Isometric exercise is very good at the age of 35-55 years are
more at risk of developing hypertension in order to maintain blood pressure and controlled independently
Keywords: isometric exercise, blood pressure, patients with hypertension.
Korespondensi:
* Tua Parlindungan, Magister Keperawatan, Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh, Email: parlind.sinambela@yahoo.com
71
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
myocardium, stroke, gagal ginjal, dan kematian
Latar Belakang
jika tidak dideteksi secara dini dan dirawat
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan
secara
darah sistolik dan/atau diastolik yang tidak
mempunyai keinginan
normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak
pengontrolan tekanan darah penderita yang
pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai
akan mengurangi beban penyakit penderita
dengan usia dan jenis kelamin. Namun
(James , 2014).
tepat, penderita
hipertensi harus
untuk menjaga dan
umumnya, sistolik yang berkisar dari 140-160
mm Hg dan diastolik antara 90-95 mm Hg
Faktor-faktor yang berkaitan dengan hipertensi
dianggap merupakan garis batas hipertensi.
antara lain penebalan dinding arteri, yang
Diagnosa hipertensi sudah jelas pada kasus
mengurangi
dimana tekanan darah sistolik melebihi 160
penurunan elastisitas arteri serta faktor gaya
mmHg dan diastolik melebihi 95 mm Hg.
hidup seperti merokok, obesitas, konsumsi
Penderita
tidak
alkohol yang berlebihan, kurang berolah raga,
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun.
peningkatan kadar kolestrol darah, dan stres
Masa laten ini menyelubungi perkembangan
yang berkepanjangan.(Kozier, 2010).
hipertensi
mungkin
ukuran
lumen
arteri,
dan
penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya non-
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi
spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.
hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia
Kalau hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak
yang
dirawat, maka akan mengakibatkan kematian
didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4
karena payah jantung, infark miokardium,
persen, sedangkan yang pernah didiagnosis
stroke,
tenaga kesehatan atau sedang minum obat
atau
payah
ginjal.
(Price
and
Wilson,2005)
didapat
melalui
jawaban
pernah
hipertensi sendiri sebesar 9,5 persen. Jadi,
terdapat 0,1 persen penduduk yang minum
Salah satu penyakit tidak menular yang banyak
obat
dialami oleh masyarakat yaitu hipertensi.
didiagnosis hipertensi oleh nakes. Prevalensi
Hipertensi merupakan kondisi paling umum
hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
yang terlihat pada tingkat perawatan primer
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8
dan
dapat
memicu
terjadinya
infark
72
sendiri,
meskipun
tidak
pernah
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
persen, tertinggi Bangka Belitung 30,0% diikuti
bahwa jumlah kasus penderita hipertensi
Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Selatan
sebanyak 1040 orang terdiri dari laki-laki
30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, Jawa Barat
sebanyak 468 orang sedangkan perempuan
29,4% dan daerah Aceh 21,8%. Jadi cakupan
sebanyak 881 orang. Januari sampai dengan
nakes hanya 36,8 persen, sebagian besar
Maret 2015 jumlah
(63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
sebanyak 583 orang yang terdiri dari sebagai
terdiagnosis. Prevalensi DM, hipertiroid, dan
berikut laki-laki sebanyak 203 orang sedangkan
hipertensi pada perempuan cenderung lebih
perempuan sebanyak 380 orang. (Puskesmas
tinggi dari pada laki-laki (Depkes RI, 2013).
Banda Sakti, 2015)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Latihan
Lhokseumawe pada tahun 2014,
bahwa
memerlukan kekuatan otot tubuh baik untuk
peringkat pertama dari jumlah kasus dari10
latihan pemanasan atau untuk program latihan
penyakit tidak menular di kota Lhokseumawe
rehabilitasi. Latihan isometrik dapat mencegah
adalah hipertensi, diabetes militus, asma,
terjadinya atrofi otot (Sumaryanti, 2009).
osteoporosis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik,
Latihan isometrik berkaitan dengan perubahan
stroke, penyakit jantung koroner, angina
hemodinamik akut yang meliputi peningkatan
pektoris, Gagal ginjal kronik, dan kanker
tekanan darah sistolik, diastolik, dan rata-rata
payudara.
Penderita hipertensi di kota
tekanan darah arterial, dan juga meningkatkan
Lhokseumawe sebanyak 7664 orang, terdiri
denyut jantung dan curah jantung. Tidak ada
dari laki-laki 3582 orang sedang perempuan
perubahan pada resistensi vaskular perifer atau
sebanyak 4082 orang. Januari sampai dengan
menurun. Disebabkan latihan isometrik bukan
Maret 2015 jumlah pengunjung penderita
merupakan
hipertensi sebanyak 2265 orang terdiri dari
panduan komite nasional dan internasional
laki-laki
sedangkan
tidak dianjurkan untuk pasien hipertensi. Akan
perempuan sebanyak 1294 orang (Dinkes Kota
tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa
Lhokseumawe, 2015).
latihan
sebanyak
971
orang
isometrik
latihan
isometrik
penderita hipertensi
adalah
latihan
aerobik,
atau
yang
maka
resistensi
oleh
tidak
meningkatkan tekanan darah istirahat dan
Data laporan Puskesmas Kecamatan Banda
seringkali justru sedikit menurunkan tekanan
Sakti Kota Lhokseumawe pada tahun 2014
darah,
73
yang
bisa
dioptimalkan
dengan
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
pemberian obat antihipertensi. Selain tekanan
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
darah, latihan isometrik juga bermanfaat untuk
mengetahui pengaruh latihan isometrik pada
memperbaiki massa otot, kekuatan
tubuh
penderita hipertensi di Kecamatan Banda Sakti
meningkatkan
kota Lhokseumawe. Penelitian terkait latihan
kepadatan tulang, dan mengurangi resiko
isometrik dapat menurunkan tekanan darah
fraktur tulang (Chrysant, 2010).
istirahat. Di Kecamatan Banda Sakti kota
bagian
atas
dan
bawah,
Lhokseumawe belum pernah dilakukan latihan
Manfaat dari latihan isometrik adalah sebagai
isometrik pada penderita hipertensi untuk
berikut peningkatan otot dalam jumlah besar,
menurunkan tekanan darah. Alasan tersebut
meningkatkan kekuatan tubuh bagian atas dan
peneliti tertarik untuk mengetahui Pengaruh
bawah,
tulang.
Latihan Isometrik Terhadap Tekanan Darah
Perubahan yang sangat bermanfaat bagi pasien
Pada Penderita Hipertensi di Kecamatan Banda
yang lebih tua dan membuat mereka lebih
Sakti Kota Lhokseumawe.
meningkatkan
kepadatan
mobile serta meningkatkan kualitas hidup
dengan
latihan
isometrik.
Berdasarkan
Metode
perubahan tersebut bahwa latihan isometrik
dapat dikombinasikan dengan olahraga yang
Pada penelitian ini digunakan quasi ekspriment
dinamis dianjurkan pada penderita hipertensi
Rancangan yang digunakan adalah nonrandom
dan menjadi bagian dari rejimen perawatan
with control pretest postest. Rancangan ini
yang komprehensif. (Greenwich, 2010)
terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok
intervensi
dan
Penelitian yang dilakukan oleh (Baross, Willes,
kelompok
perlakuan
and Swaine, 2013) menyatakan bahwa latihan
latihan isometrik sedangkan kelompok kontrol
isometrik telah menunjukkan pengurangan
tidak
tekanan
diberikan pre test dan pos test
darah
istirahat.
Keuntungan
diberikan,
kelompok
kontrol.
diberikan
tetapi
Pada
penerapan
keduanya
tetap
melakukan latihan isometrik dalam jangka
waktu pendek secara kontinyu (2 menit),
Populasi penelitian ini adalah semua penderita
menyebabkan tekanan darah dan denyut
hipertensi
jantung mencapai nilai yang stabil.
Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe..
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Jumlah populasi pasien hipertensi tahun 2015
74
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
adalah sebanyak 583 orang dan yang masuk
responden > 1.500.000 – 3.000.000 yaitu 17
dalam kriteria inklusi 91 orang.
orang (45,9%), sedangkan distribusi frekuensi
paling
banyak
pada
kelompok
kontrol
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian
responden dengan usia 46-55 tahun yaitu
ini dengan menggunakan Purposive sampling
sebanyak
atau Judgmental sampling yaitu memilih
responden PNS/TNI dan IRT sebanyak 20 orang
subyek berdasarkan kriteria dan pertimbangan
(54%), penghasilan responden > 1.500.000 –
pribadi peneliti. Dalam penelitian ini, jumlah
3.000.000 yaitu 22 orang (59,5%).
sampel
sebanyak
37
responden
20
orang
Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
No
Karakteristik
1.
Umur
Intervensi
Frekuens (%)
i
perlakuan.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banda
Kota
Lhokseumawe.
pekerjaan
untuk
kelompok kontrol dan 37 responden kelompok
Sakti
(54,1%),
Penelitian
2.
Kontrol
Frekuens (%)
i
- 35 – 45 Tahun
17
45,9
17
45,9
- 46 – 55 Tahun
20
54,1
20
54,1
Jenis Kelamin
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
- Laki-laki
23
62,2
18
48,6
November 2015
- Perempuan
14
37,8
19
51,4
-
-
-
-
- SLTP
11
29,7
4
10,8
- SLTA
19
51,4
18
48,6
- PT
7
18,9
15
40,5
- PNS/TNI
11
29,7
10
27,0
- WIRASWASTA
5
13,5
7
18,9
- PETANI
5
13,5
6
16,2
Tabel 1. Berdasarkan table 1 dapat diketahui
- NELAYAN
5
13,5
4
10,8
bahwa distribusi frekuensi yang paling banyak
- Ibu
Rumah
Tangga (IRT)
Penghasilan
11
29,7
10
27,0
- < 1.500.000,-
7
18,9
-
-
- > 1.500.000 3.000.000,- > 3.000.000,-
17
45,9
22
59,5
13
35,1
15
40,5
3.
Pendidikan
- SD
Hasil
Distribusi frekuensi karakteristik responden
seperti
4.
umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dapat dilihat pada
4
pada kelompok intervensi adalah responden
dengan usia 46 - 55 tahun yaitu sebanyak 20
orang ( 54,1%), Jenis kelamin laki-laki 23 orang
Pekerjaan
(62,2%), Pendidikan SLTA 19 orang (51,4%),
pekerjaan
responden
PNS/TNI
dan
Distribusi tekanan darah responden sebelum
IRT
dan
sebanyak 22 orang (59,4%), penghasilan
75
sesudah
perlakuan
pada
kelompok
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
intervensi dan kontrol dapat dilihat pada Tabel
Pada tabel 4.4 di atas diketahui nilai rata-rata
2 berikut ini
tekanan darah penderita hipertensi setelah
diberikan perlakuan pada kelompok intervensi
Tabel. 2 Distribusi frekuensi tekanan darah responden
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol (N=74)
Intervensi
No
Tekanan
darah
1. 120/80 140/90
mmHg
Total
terjadi penurunan dari 2.00 menjadi 1.76,
dengan standar deviasi 0.435. Hasil statistik
didapatkan nilai P = 0.002, berarti ada
Kontrol
perbedaan yang signifikan tekanan darah
Pretest
Postest
Pretest
Postest
F
%
F
%
F
%
F
%
penderita hipertensi waktu sebelum dan
-
-
9
24,3
-
-
2
5,4
sesudah diberikan perlakuan.
37 100
28
75,7
37
100
35
94,6
37 100
37
100
37
100
37
100
Sedangkan analisis bivariat perbandingan nilai
rata-rata tekanan darah penderita hipertensi
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada
pretest dan postest kelompok kontrol dapat
kelompok intervensi terjadi penurunan tekanan
darah
menjadi
normal
dilihat pada Tabel 4 berikut ini
(120/80-
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
Latihan Isometrik Bermanfaat Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Helpful Isometric Exercise Lowers Blood Pressure in Patients Hypertension
Tua Parlindungan1, Arti Lukitasari1, Mudatsir2
1
2
Magister Keperawatan, Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Abstrak
Masalah kesehatan yang terjadi pada pasien hipertensi adalah bagaimana penerapan perawatan diri yang benar agar
penyakit hipertensi dapat dikendalikan dan terhindar dari komplikasi. Latihan isometrik bermanfaat menurunkan tekanan
darah istirahat sistolik dan diastolik. apabila dilakukan secara teratur, selain itu manfaat tambahan memperbaiki massa
otot dan kekuatan tubuh bagian atas dan bawah, penurunan lemak tubuh, meningkatkan kepadatan tulang, mencegah
patah tulang, dan peningkatan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan isometrik
terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain quasi ekspriment, dengan
rancangan pretest dan postest desain. Pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling dengan jumlah 37 responden
kelompok intervensi dan 37 responden kelompok kontrol. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 September s/d
20 November 2015 di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, latihan isometrik dilakukan 3 kali dalam seminggu
selama 9 minggu. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan isometrik terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi (P = 0.002). Dengan demikian sangat dianjurkan pada penderita hipertensi dengan menggunakan
latihan isometrik untuk menurunkan tekanan darah baik dilakukan sendiri maupun kombinasi dengan olahraga yang
dinamis sebagai bagian dari rejimen perawatan yang komprehensif. Latihan isometrik sangat baik pada usia 35-55 tahun
tersebut lebih beresiko mengalami hipertensi sehingga dapat mempertahankan tekanan darah secara mandiri dan
terkontrol.
Kata Kunci: latihan isometrik, tekanan darah, penderita hipertensi
Abstract
Health problems that occur in hypertensive patients is how the application of the right of self-care that hypertension can be
controlled and avoid complications. Useful isometric exercise lowers blood pressure resting systolic and diastolic. if done
regularly, in addition to the additional benefits improve muscle mass and upper body strength and lower, decrease body
fat, increase bone density, prevent fractures, and improved quality of life. The purpose of this study was to determine the
effect of isometric exercise on reducing blood pressure of hypertensive patients. This study uses a quasi ekspriment design,
with pretest and posttest design. Sampling by means of purposive sampling with 37 respondents 37 respondents
intervention group and control group. This study was conducted on 21 September s / d 20 November 2015 in the district of
Banda Sakti Lhokseumawe, isometric exercise performed three times a week for 9 weeks. Results showed no effect of
isometric exercise on reducing blood pressure in patients with hypertension (P = 0.002). Thus highly recommended in
patients with hypertension by using isometric exercises to lower blood pressure by themselves or in combination with a
dynamic sport as part of a comprehensive treatment regimen. Isometric exercise is very good at the age of 35-55 years are
more at risk of developing hypertension in order to maintain blood pressure and controlled independently
Keywords: isometric exercise, blood pressure, patients with hypertension.
Korespondensi:
* Tua Parlindungan, Magister Keperawatan, Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh, Email: parlind.sinambela@yahoo.com
71
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
myocardium, stroke, gagal ginjal, dan kematian
Latar Belakang
jika tidak dideteksi secara dini dan dirawat
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan
secara
darah sistolik dan/atau diastolik yang tidak
mempunyai keinginan
normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak
pengontrolan tekanan darah penderita yang
pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai
akan mengurangi beban penyakit penderita
dengan usia dan jenis kelamin. Namun
(James , 2014).
tepat, penderita
hipertensi harus
untuk menjaga dan
umumnya, sistolik yang berkisar dari 140-160
mm Hg dan diastolik antara 90-95 mm Hg
Faktor-faktor yang berkaitan dengan hipertensi
dianggap merupakan garis batas hipertensi.
antara lain penebalan dinding arteri, yang
Diagnosa hipertensi sudah jelas pada kasus
mengurangi
dimana tekanan darah sistolik melebihi 160
penurunan elastisitas arteri serta faktor gaya
mmHg dan diastolik melebihi 95 mm Hg.
hidup seperti merokok, obesitas, konsumsi
Penderita
tidak
alkohol yang berlebihan, kurang berolah raga,
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun.
peningkatan kadar kolestrol darah, dan stres
Masa laten ini menyelubungi perkembangan
yang berkepanjangan.(Kozier, 2010).
hipertensi
mungkin
ukuran
lumen
arteri,
dan
penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya non-
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi
spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.
hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia
Kalau hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak
yang
dirawat, maka akan mengakibatkan kematian
didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4
karena payah jantung, infark miokardium,
persen, sedangkan yang pernah didiagnosis
stroke,
tenaga kesehatan atau sedang minum obat
atau
payah
ginjal.
(Price
and
Wilson,2005)
didapat
melalui
jawaban
pernah
hipertensi sendiri sebesar 9,5 persen. Jadi,
terdapat 0,1 persen penduduk yang minum
Salah satu penyakit tidak menular yang banyak
obat
dialami oleh masyarakat yaitu hipertensi.
didiagnosis hipertensi oleh nakes. Prevalensi
Hipertensi merupakan kondisi paling umum
hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
yang terlihat pada tingkat perawatan primer
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8
dan
dapat
memicu
terjadinya
infark
72
sendiri,
meskipun
tidak
pernah
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
persen, tertinggi Bangka Belitung 30,0% diikuti
bahwa jumlah kasus penderita hipertensi
Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Selatan
sebanyak 1040 orang terdiri dari laki-laki
30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, Jawa Barat
sebanyak 468 orang sedangkan perempuan
29,4% dan daerah Aceh 21,8%. Jadi cakupan
sebanyak 881 orang. Januari sampai dengan
nakes hanya 36,8 persen, sebagian besar
Maret 2015 jumlah
(63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
sebanyak 583 orang yang terdiri dari sebagai
terdiagnosis. Prevalensi DM, hipertiroid, dan
berikut laki-laki sebanyak 203 orang sedangkan
hipertensi pada perempuan cenderung lebih
perempuan sebanyak 380 orang. (Puskesmas
tinggi dari pada laki-laki (Depkes RI, 2013).
Banda Sakti, 2015)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Latihan
Lhokseumawe pada tahun 2014,
bahwa
memerlukan kekuatan otot tubuh baik untuk
peringkat pertama dari jumlah kasus dari10
latihan pemanasan atau untuk program latihan
penyakit tidak menular di kota Lhokseumawe
rehabilitasi. Latihan isometrik dapat mencegah
adalah hipertensi, diabetes militus, asma,
terjadinya atrofi otot (Sumaryanti, 2009).
osteoporosis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik,
Latihan isometrik berkaitan dengan perubahan
stroke, penyakit jantung koroner, angina
hemodinamik akut yang meliputi peningkatan
pektoris, Gagal ginjal kronik, dan kanker
tekanan darah sistolik, diastolik, dan rata-rata
payudara.
Penderita hipertensi di kota
tekanan darah arterial, dan juga meningkatkan
Lhokseumawe sebanyak 7664 orang, terdiri
denyut jantung dan curah jantung. Tidak ada
dari laki-laki 3582 orang sedang perempuan
perubahan pada resistensi vaskular perifer atau
sebanyak 4082 orang. Januari sampai dengan
menurun. Disebabkan latihan isometrik bukan
Maret 2015 jumlah pengunjung penderita
merupakan
hipertensi sebanyak 2265 orang terdiri dari
panduan komite nasional dan internasional
laki-laki
sedangkan
tidak dianjurkan untuk pasien hipertensi. Akan
perempuan sebanyak 1294 orang (Dinkes Kota
tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa
Lhokseumawe, 2015).
latihan
sebanyak
971
orang
isometrik
latihan
isometrik
penderita hipertensi
adalah
latihan
aerobik,
atau
yang
maka
resistensi
oleh
tidak
meningkatkan tekanan darah istirahat dan
Data laporan Puskesmas Kecamatan Banda
seringkali justru sedikit menurunkan tekanan
Sakti Kota Lhokseumawe pada tahun 2014
darah,
73
yang
bisa
dioptimalkan
dengan
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
pemberian obat antihipertensi. Selain tekanan
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
darah, latihan isometrik juga bermanfaat untuk
mengetahui pengaruh latihan isometrik pada
memperbaiki massa otot, kekuatan
tubuh
penderita hipertensi di Kecamatan Banda Sakti
meningkatkan
kota Lhokseumawe. Penelitian terkait latihan
kepadatan tulang, dan mengurangi resiko
isometrik dapat menurunkan tekanan darah
fraktur tulang (Chrysant, 2010).
istirahat. Di Kecamatan Banda Sakti kota
bagian
atas
dan
bawah,
Lhokseumawe belum pernah dilakukan latihan
Manfaat dari latihan isometrik adalah sebagai
isometrik pada penderita hipertensi untuk
berikut peningkatan otot dalam jumlah besar,
menurunkan tekanan darah. Alasan tersebut
meningkatkan kekuatan tubuh bagian atas dan
peneliti tertarik untuk mengetahui Pengaruh
bawah,
tulang.
Latihan Isometrik Terhadap Tekanan Darah
Perubahan yang sangat bermanfaat bagi pasien
Pada Penderita Hipertensi di Kecamatan Banda
yang lebih tua dan membuat mereka lebih
Sakti Kota Lhokseumawe.
meningkatkan
kepadatan
mobile serta meningkatkan kualitas hidup
dengan
latihan
isometrik.
Berdasarkan
Metode
perubahan tersebut bahwa latihan isometrik
dapat dikombinasikan dengan olahraga yang
Pada penelitian ini digunakan quasi ekspriment
dinamis dianjurkan pada penderita hipertensi
Rancangan yang digunakan adalah nonrandom
dan menjadi bagian dari rejimen perawatan
with control pretest postest. Rancangan ini
yang komprehensif. (Greenwich, 2010)
terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok
intervensi
dan
Penelitian yang dilakukan oleh (Baross, Willes,
kelompok
perlakuan
and Swaine, 2013) menyatakan bahwa latihan
latihan isometrik sedangkan kelompok kontrol
isometrik telah menunjukkan pengurangan
tidak
tekanan
diberikan pre test dan pos test
darah
istirahat.
Keuntungan
diberikan,
kelompok
kontrol.
diberikan
tetapi
Pada
penerapan
keduanya
tetap
melakukan latihan isometrik dalam jangka
waktu pendek secara kontinyu (2 menit),
Populasi penelitian ini adalah semua penderita
menyebabkan tekanan darah dan denyut
hipertensi
jantung mencapai nilai yang stabil.
Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe..
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Jumlah populasi pasien hipertensi tahun 2015
74
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
adalah sebanyak 583 orang dan yang masuk
responden > 1.500.000 – 3.000.000 yaitu 17
dalam kriteria inklusi 91 orang.
orang (45,9%), sedangkan distribusi frekuensi
paling
banyak
pada
kelompok
kontrol
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian
responden dengan usia 46-55 tahun yaitu
ini dengan menggunakan Purposive sampling
sebanyak
atau Judgmental sampling yaitu memilih
responden PNS/TNI dan IRT sebanyak 20 orang
subyek berdasarkan kriteria dan pertimbangan
(54%), penghasilan responden > 1.500.000 –
pribadi peneliti. Dalam penelitian ini, jumlah
3.000.000 yaitu 22 orang (59,5%).
sampel
sebanyak
37
responden
20
orang
Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
No
Karakteristik
1.
Umur
Intervensi
Frekuens (%)
i
perlakuan.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banda
Kota
Lhokseumawe.
pekerjaan
untuk
kelompok kontrol dan 37 responden kelompok
Sakti
(54,1%),
Penelitian
2.
Kontrol
Frekuens (%)
i
- 35 – 45 Tahun
17
45,9
17
45,9
- 46 – 55 Tahun
20
54,1
20
54,1
Jenis Kelamin
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
- Laki-laki
23
62,2
18
48,6
November 2015
- Perempuan
14
37,8
19
51,4
-
-
-
-
- SLTP
11
29,7
4
10,8
- SLTA
19
51,4
18
48,6
- PT
7
18,9
15
40,5
- PNS/TNI
11
29,7
10
27,0
- WIRASWASTA
5
13,5
7
18,9
- PETANI
5
13,5
6
16,2
Tabel 1. Berdasarkan table 1 dapat diketahui
- NELAYAN
5
13,5
4
10,8
bahwa distribusi frekuensi yang paling banyak
- Ibu
Rumah
Tangga (IRT)
Penghasilan
11
29,7
10
27,0
- < 1.500.000,-
7
18,9
-
-
- > 1.500.000 3.000.000,- > 3.000.000,-
17
45,9
22
59,5
13
35,1
15
40,5
3.
Pendidikan
- SD
Hasil
Distribusi frekuensi karakteristik responden
seperti
4.
umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dapat dilihat pada
4
pada kelompok intervensi adalah responden
dengan usia 46 - 55 tahun yaitu sebanyak 20
orang ( 54,1%), Jenis kelamin laki-laki 23 orang
Pekerjaan
(62,2%), Pendidikan SLTA 19 orang (51,4%),
pekerjaan
responden
PNS/TNI
dan
Distribusi tekanan darah responden sebelum
IRT
dan
sebanyak 22 orang (59,4%), penghasilan
75
sesudah
perlakuan
pada
kelompok
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN : 2338-6371
Parlindungan, Lukitasari, Mudatsir
intervensi dan kontrol dapat dilihat pada Tabel
Pada tabel 4.4 di atas diketahui nilai rata-rata
2 berikut ini
tekanan darah penderita hipertensi setelah
diberikan perlakuan pada kelompok intervensi
Tabel. 2 Distribusi frekuensi tekanan darah responden
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol (N=74)
Intervensi
No
Tekanan
darah
1. 120/80 140/90
mmHg
Total
terjadi penurunan dari 2.00 menjadi 1.76,
dengan standar deviasi 0.435. Hasil statistik
didapatkan nilai P = 0.002, berarti ada
Kontrol
perbedaan yang signifikan tekanan darah
Pretest
Postest
Pretest
Postest
F
%
F
%
F
%
F
%
penderita hipertensi waktu sebelum dan
-
-
9
24,3
-
-
2
5,4
sesudah diberikan perlakuan.
37 100
28
75,7
37
100
35
94,6
37 100
37
100
37
100
37
100
Sedangkan analisis bivariat perbandingan nilai
rata-rata tekanan darah penderita hipertensi
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada
pretest dan postest kelompok kontrol dapat
kelompok intervensi terjadi penurunan tekanan
darah
menjadi
normal
dilihat pada Tabel 4 berikut ini
(120/80-