Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Depl

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Deplesi,Revaluasi dan Pelaporan ini dengan baik.Tak lupa Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2,Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini telah kami buat dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Akuntansi
Keuangan Menengah 2.Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tetang Deplesi,Revaluasi dan Pelaporan.
Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila ada salah kata yang
kurang berkenan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta,27 Maret 2016

Penulis

1


DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….….1
Daftar Isi……………………………………………………………………………....2
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang………………………………………………………….……...4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….………..4
C. Tujuan dan Manfaat………………………………………………….………...4
BAB II (PEMBAHASAN)
A. DEPLESI
1. Definisi Deplesi……………………………………………………………5
2. Dasar dalam penetapan Deplesi………………………………………...…6
3. Metode perhitungan Deplesi…………………………………………...….7
4. Rumus mencari besarnya Deplesi per unit…………………………...……7
5. Contoh kasus Deplesi………………………………………………...……7
B. REVALUASI
1. Definisi Revaluasi……………………………………………………..…...8
2. Tujuan,manfaat dan Kendala Revaluasi………………………………..….8
3. Kelebihan dan Kekurangan Revaluasi……………………………….….…9
4. Dasar Hukum Revaluasi………………………………………………..…..9

5. Syarat Revaluasi…………………………………………………………..10
6. Prosedur Revaluasi………………………………………………………..11
7. Contoh Kasus Revaluasi…………………………………………………..13
C. PELAPORAN
1. Definisi Pelaporan………………………………………………………….15
2. Pihak yang memerlukan informasi Akuntansi……………………………..16
3. Definisi Laporan Keuangan………………………………………………..17
4. Jenis Laporan Keuangan……………………………………………..……17
5. Tujuan Laporan Keuangan………………………………………………...19
6. Karakteristik Laporan Keuangan…………………………………………..21

2

BAB III (PENUTUP)
Simpulan………………………………………………………………………….22

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….....23

3


BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Dengan adanya penyusutan yang dialami sebuah benda baik alami atau tidak dan
dapat diperbarui atau tidak,maka diperlukan sebuah perhitungan untuk mengetahui
berapa penyusutan yang dialami oleh benda tersebut.Penyusutan untuk benda alami yang
tidak dapat diperbarui yaitu disebut dengan Deplesi.
Selain mengetahui tentang penyusutan sebuah benda,perlu juga untuk mengetahui
tentang penilaian kembali sebuah aset di dalam perusahaan.Dengan mengetahui aset apa
saja yang bisa dinilai kembali kita bisa mengelompokkan aset-aset tesebut dalam
berbagai kelompok atau golongan.Dengan demikian kita bisa menilai sebuah aset
berdasarkan kelompok atau golongan sehingga dapat dipilah-pilah mana aset yang
sangat penting dan aset yang penting saja.
Setelah diadakannya berbagai kegiatan yang berkenaan dengan keuangan tersebut,kita
bisa menyusun sebuah laporan keuangan yang berguna untuk mengevaluasi apakah
terjadi keuntungan atau justru kerugian dalam perusahaan kita.Dengan adanya laporan
keuangan kita bisa mengintrospeksi kegiatan yang telah dilakukan menguntungkan atau
justru merugikan untuk selanjutnya kita perbaiki agar sesuai dengan tujuan perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan tentang Deplesi?
2. Bagaimana penjelasan tentang Revaluasi?
3. Bagaimana penjelasan tentang Pelaporan?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui dan memahami penjelasan dari Deplesi
2. Mengetahui dan memahami penjelasan dari Revaluasi
3. Mengetahui dan memahami penjelasan dari Pelaporan

4

BAB II
(PEMBAHASAN)
A. DEPLESI
1. Definisi Deplesi
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang
bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah
ekonomi geografi yang digunakan dalam dunia pertambangan untuk menyatakan
penyusutan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya
bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dan lain-lain.Deplesi terkadang juga di gunakan
dalam ilmu biologi sebagai penganti istilah penyusutan,berkurangnya jumlah suatu

senyawa organik yang terjadi dalam sel.Kata deplesi digunakan jika penyusutan yang
terjadi tidak bersifat merugikan tetapi mempunyai manfaat bagi bagian-bagian yang
menerima hasil dari penyusutan tersebut.Jadi,dapat disimpulkan dari semua
pengertian di atas bahwa Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas
bumi, dan lain-lain.
Sejalan dengan ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun
dan nilai properti akan terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti
dengan properti yang serupa jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya
sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang
dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga
operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesi jumlah yang dibebankan untuk
biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya
perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi
normalnya.

5

2. Dasar dalam penetapan Deplesi
a. Biaya pra-eksplorasi

Adalah biaya yang terjadi sebelum hak legal untuk mengeksplorasi wilayah
tertentu dilakukan.Biaya ini merupakan biaya prospek untuk memprediksi
keberadaan sumber daya mineral di suatu wilayah tertentu.Biaya ini diakui
sebagai beban saat terjadi.
b. Biaya eksplorasi dan evaluasi
Biaya eksplorasi adalah biaya yang berhubungan dengan pemerolehan hak dengan
eksplorasi,melakukan studi-studi topografis,geologis,geokemis dan geofisis ;
eksplorasi,penyampelan dan aktivitas pengevaluasian kelayakan teknis dan
komersial penambangan sumber daya mineral.Sedangkan evaluasi adalah suatu
proses dalam menyediakan informasi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
tersebut telah dicapai.
c. Biaya pengembangan
Biaya pengembangan meliputi :
1. Peralatan berwujud
Termasuk semua transportasi dan peralatan berat lainnya yang diperlukan
untuk menambang sumber daya serta menyiapkannya untuk produksi atau
pengiriman. Karena aktiva ini dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran
atau penambangan ke lokasi lainnya maka biaya peralatan berwujud biasanya
tidak diperhitungkan dalam dasar deplesi.Peralatan harus dikelola terpisah
layaknya aset tetap.

2. Biaya pengembangan tak berwujud
Dianggap sebagai bagian dasar deplesi. Biaya ini adalah untuk pos-pos seperti
biaya pengeboran, terowongan, gua, dan sumur yang tidak memiliki
karakteristik berwujud tetapi diperlukan dalam menambang sumber daya
alam.Biaya pengembangan tak berwujud harus dipertimbangkan sebagai
komponen penentuan deplesi.
d. Biaya Restorasi atau perbaikan
Perusahaan kadang memerlukan biaya yang substansial untuk merestorasi
(perbaiki)properti kembali seperti semula setelah dilakukannya aktivitas
menambang sumber daya alam.Biaya ini termasuk komponen basis perhitungan
deplesi.Umumnya,Pemerintah mewajibkan perusahaan ekstraksi sumber alam
untuk membuat program restorasi lahan tambang.
6

3. Metode perhitungan Deplesi
a. Metode

Biaya

Satuan deplesi ditentukan dengan membagi basis harga dengan jumlah satuan

tersisa yang masih dapat ditambang atau dipanen. Pengurangan deplesi dihitung
sebagai hasil perkalian antara jumlah satuan terjual pada tahun tersebut dengan
satuan deplesi dalam dolar. Diterapkan untuk semua tipe properti yang dikenai
deplesi dan lebih umum digunakan.
b. Metode

persentase

Deplesi dihitung sebagai suatu persentase dari pendapatan kotor, asalkan jumlah
yang dibebankan tidak melebihi 50% dari pendapatan bersih (100% untuk properti
gas dan minyak) sebelum pengurangan deplesi. Digunakan untuk hampir semua
tipe tambang logam, deposit geotermal, dan tambang batubara, tapi tidak untuk
sumber hutan. Jika metode persentase diterapkan untuk suatu properti, beban
deplesi

harus

dihitung

dengan


kedua

metode. Beban yang lebih besar dapat digunakan untuk mengurangi basis properti.
4. Rumus mencari besarnya Deplesi per unit
Total Biaya – Nilai sisa
Total estimasi hasil yang diperoleh
5. Contoh Kasus Deplesi
PT Latanusa memperoleh hak untuk menggunakan tanah seluas 1000 are di daerah
Gunung Kidul untuk mengeksplorasi sumber minyak.Proyek ini dikenal dengan
proyek A.Biaya sewa yang dikeluarkan untuk proyek A sebesar Rp 100.000.000 ,
biaya eksplorasi yang berkaitan langsung dengan penemuan sumber alam tersebut
sebesar Rp 1.200.000.000.Diperkirakan sumber daya mineral yang ditemukan tersebut
akan menghasilkan 1.000.000 barrel minyak,maka deplesi per barrel dihitung sebagai
berikut :
-

Biaya sumber daya mineral = Rp 1.500.000.000

-


Nilai residu

-

Taksiran unit tersedia

-

Tarif deplesi dihitung sebagai berikut :

= Rp 0
= 1.000.000 barrel

Rp 1.500.000.000 – Rp 0
1.000.000 barrel

=

Rp 1.500 per

7

Jika PT Latanusa mengekstraksi sebanyak 50.000 barrel pada tahun pertama,deplesi
untuk tahun ini adalah Rp 1.500 x 100.000 barrel = Rp 150.000.000.
Ayat Jurnal untuk mencatat deplesi adalah :
Sediaan minyak

Rp 150.000.000

Deplesi Akumulasian

Rp 150.000.000

B. REVALUASI
1. Definisi Revaluasi
Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan
adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset
tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab
lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai
yang wajar.
2. Tujuan,Manfaat dan Kendala Revaluasi
a. Tujuan Revaluasi
Tujuan penilaian kembali aset tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan
dapat melakukan perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga
mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang sebenarnya.
b. Manfaat Revaluasi
Revaluasi aktiva tetap mempunyai manfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu:
1. Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai
akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal
2. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai
aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham (saham bonus)
3. Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai dampak membaiknya beberapa
rasio keuangan perusahaan,khususnya yang ditunjukkan oleh debt to assets
ratio dan debt to equity ratio
8

4. Penghematan pajak yang terjadi sebagai akibat bertambah besarnya nilai
penyusutan aktiva,yang dapat memberikan penghematan pajak sebesar 30%
dari nilai tambah penyusutan.Sementara keuntungan dari revaluasi aktiva
hanya dikenakan pajak final sebesar 10%
c. Kendala Revaluasi
Kegiatan revaluasi ini tergolong kegiatan yang tidak mudah untuk
dilaksanakan dan memerlukan biaya yang besar untuk membayar jasa penilai.
3. Kelebihan dan Kekurangan Revaluasi
a. Kelebihan Revaluasi
- Neraca akan menunjukkan posisi kekayaan yang wajar sehingga pemakai
laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan tepat.
- Selisih lebih penilaian kembali juga akan meningkatkan struktur modal sendiri,
yang artinya perbandingan antara pinjaman (debt) dengan modal sendiri (equity)
atau DER membaik.
- Dengan membaiknya DER, perusahaan dapat menarik dana melalui pinjaman
dari pihak ketiga maupun emisi saham.
b. Kekurangan Revaluasi
- Naiknya beban penyusutan aktiva tetap yang dibebankan dalam laba rugi atau
dibebankan ke harga pokok produksi.
- Dari sisi perpajakan, selisih lebih yang diakibatkan dari revaluasi aktiva tetap
merupakan objek pajak yang dikenai pajak final 10%.
4. Dasar Hukum Revaluasi
a. Undang-undang RI nomor 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
*Pasal 4 huruf m : yang menjadi objek pajak penghasilan adalah selisih lebih
karena penilaian kembali aktiva.
*Pasal 11 ayat (5) : apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva
maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian
kembali aktiva tersebut.

9

b. Keputusan Dirjen Pajak KEP-519/PJ/2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang Tata
Cara Prosedur Pelaksanaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk
Tujuan Perpajakan
c. Keputusan Menteri Keuangan RI No. 486/KMK.03/2002 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali
Aktiva Perusahan untuk Tujuan Perpajakan.
5. Syarat Revaluasi
a. WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan). Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan tidak termasuk WP yang
dapat melakukan revaluasi.
b. Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum
melakukan revaluasi. Kewajiban pajak tersebut adalah :
a. SPT Masa atau Tahunan, sepanjang belum ada SKP.
b. SKP, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum ada
keputusan keberatan.
c. Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan belum ada
putusan Banding dari pengadilan pajak.
d. Keputusan PK dari MA.
e. STP, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan / penghapusan
sanksi administrasi atau pembetulan kembali pembetulan STP, tetapi
belum mendapatkan keputusan.
c. Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang berada di Indonesia dan
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang
merupakan obyek pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat direvaluasi
sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak berwujud tidak dapat direvaluasi.
d. Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva, dapat
dilakukan setiap tahun atau satu kali dalam setahun. Dilakukan oleh perusahaan
penilai yang mendapat ijin pemerintah.
e. Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau Penilai yang mendapat ijin
dari Pemerintah. Penilaian kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan nilai pasar
atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali.
10

f. Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya maka Direktorat Jendral Pajak dapat menetapkan kembali nilai
revaluasi. Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat persetujuan dari
KPP, kemudian dilakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak dapat melakukan koreksi
nilai revaluasi, dengan hasil :
1. Nilai revaluasi lebih rendah daripada harga pasar
2. Nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar.
Apabila nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar maka terdapat Selisih Lebih
Revaluasi, yaitu Nilai Pasar ( Nilai Revaluasi ) dikurangi Nilai Buku Fiskal pada awal
bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi sebesar 10 % Final setelah
dikurangi / dikompensasi terlebih dulu dengan sisa kerugian fiskal.
Kompensasi Rugi Fiskal :
a. Tidak lebih dari 5 tahun.
b. Kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal berdasarkan SPT WP.
c. Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan keberatan.
g. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang terutang 10% dapat
dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak dilakukan penilaian kembali
aktiva tetap. PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit sebesar 20%.
6. Prosedur Revaluasi
Prosedur permohonan revaluasi :
a. Wajib pajak (WP) yang dapat mengajukan permohonan untuk melakukan
penilaian kembali aktiva tetap adalah WP Badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap tidak termasuk WP yang memperoleh ijin menyelenggarakan
pembukuan dengan mata uang asing.
b. Syarat-syarat pengajuan permohonan :
1. WP dapat mengajukan permohonan dengan syarat telah memenuhi semua
kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak
dilakukannya penilaian kembali.
2.

Aktiva tetap yang dapat dinilai kembali adalah aktiva tetap berwujud yang
terletak atau berada di Indonesia yang dimiliki dan dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.

3. Penelilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian altiva tetap
perusahaan termasuk aktiva tetap yang sudah pernah dilakukan penilaian
11

kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dan hanya dapat dilakukan
penilaian kembali paling banyak satu (1) kali dalam satu tahun buku.
4. WP yang melakukan penilaian kembali aktiva tetap wajib mengajukan
permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah yang membawahi KPP tempat
WP terdaftar (KPP domisili) paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal
dilakukan penilaian kembali aktiva tetap dengan melampirkan :
a. Fotokopi surat ijin usaha jasa penilai yang dilegalisir oleh instansi
8pemerintah yang berwenang untuk menerbitkan surat ijin usaha
tersebut.
b. Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli penilai profesional
yang diakui pemerintah.
c. Daftar Penilaian Kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan
perpajakan.
d. Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali
aktiva tetap yang telah diaudit oleh akuntan publik.
e. Surat keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat
WP terdaftar.
5. Permohonan WP yang terlambat diajukan atau tidak dilengkapi dengan
lampiran sampai dengan batas waktu sebagaimana diatur tidak dapat
dipertimbangkan.
6. Apabila permohonan WP menurut hasil penelitian telah memenuhi persyaratan
formal dan material, maka Kepala Kantor Wialayah wajib menerbitkan
Keputusan persetujuan atau penolakan Direktur Jendral Pajak paling lambat
30 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan WP.
7.

Apabila setelah lewat batas waktu 30 hari kerja Kepala Kantor Wilayah
belum menerbitkan Keputusan persetujuan atau penolakan, maka permohonan
WP dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah wajib menerbitkan
keputusan paling lambat tiga (3) hari setelah tanggal berakhirnya batas waktu
tersebut.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan revaluasi :
1.

Revaluasi parsial atau menyeluruh
Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya melakukan revaluasi atas sebagian
aktiva tetap yang ada atas pertimbangan perusahaan. Bagi perusahaan perkebunan,
12

revaluasi tanah tidaklah menarik karena selisih revaluasi akan terkena pajak final
sebesar 10% padahal tanah tidak disusutkan sehingga tambahan biaya penyusutan
tahun-tahun berikutnya hanya dari selisih lebih revaluasi atas aktiva tetap selain
tanah. Karena hal tersebut maka perusahaan lebih untung jika tidak merevaluasi
tanah.
2.

Pembayaran PPh 10% yang bersifat final
Bagi perusahaan yang akan melakukan

revaluasi perlu melakukan

penghitungan apakah membayar PPh 10% itu lebih menguntungkan dibanding
dengan tariff PPh badan sebesar 25%. Aktiva tetap yang sudah direvaluasi dan
biaya penyusutan akan mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP). Umur aktiva
akan kembali seperti semula, meskipun sebenarnya telah digunakan lebih dari
separuh umur.
3.

Pembayaran pajak lebih dari lima (5) tahun untuk perusahaan yang melakukan
penggabungan.

 Perencanaan Pajak Terhadap Revaluasi Aktiva Tetap
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan pajak terhadap
revaluasi aktiva tetap antara lain :
a) Kondisi perusahaan
b) Laba dan rugi perusahaan
c) Dampak revaluasi, dan
d) Apakah perusahaan mempunyai atau tidak mempunyai rugi fiskal.
7. Contoh kasus Revaluasi
Revaluasi Hotel Montana Dua Malang
Selisih nilai pada aktiva tetap sebelum dan sesudah revaluasi sebesar Rp.
5.420.090.031,24. Dari selisih revaluasi tersebut dikenakan pajak 10% bersifat final,
sehingga pajak yang harus dibayar akibat adanya revaluasi adalah sebesar Rp.
542.009.003,12. Selisih revaluasi akan tampak pada neraca sisi pasiva di bagian
modal. Sedangkan pengaruhnya terhadap laporan laba rugi perusahaan terlihat pada
biaya usaha pada poin depresiasi aktiva tetap.


Perhitungan penghematan pajak

nilai komersial per 31 Desember 2001 sebagai berikut :
-

Tanah Rp 900.000.000.
13

-

Bangunan permanent (20 tahun) Rp 1.200.000.000.

-

Akumulasi penyusutan bangunan 7 tahun (Rp 420.000.000)

-

Peralatan dan kendaraan kelompok 2 Rp 1.600.000.000.

-

Akumulasi penyusutan peralatan dan kendaraan 7 tahun (Rp 1.400.000.000).

Hasil penilaian sesuai harga pasar
-

Tanah Rp 3.960.000.000

-

Bangunan Rp 2.420.000.000

-

Peralatan / kendaraan Rp 920.000.000

Prediksi laba tahun 2002 (sebelum penyusutan) : Rp 350.000.000
 Jika melakukan revaluasi
Aktiva

Nilai Buku

Harga Pasar

Selisih

Tetap

(dalam Rp)

(dalam Rp)

Revaluasi

Tanah

900.000.000

(dalam Rp)
3.960.000.000 3.060.000.000

Bangunan

780,000,000

2.420.000.000 1.640.000.000

Peralatan

200,000,000 920.000.000

Lebih

720.000.000

dan
Kendaraa
n
1.880.000.000
PPh final

5.420.000.000
542.000.000

10%
Laba
Rp 350.000.000
Penyusutan
Bangunan = Rp 3.960.000.000 x 5%
(Rp 198.000.000)
Peralatan&kendaraan = Rp920.000.000 x (Rp 115.000.000)
12,5%
Penghasilan Kena Pajak
Pajak PPh badan 25%
Jumlah pajak yg harus dibayar

Rp
37.000.000
Rp
9.250.000
Rp 551.250.000

 Jika tidak melakukan revaluasi
Laba
Penyusutan
Bangunan
Peralatan&kendaraan
Penghasilan Kena Pajak
Pajak PPh badan 25%

Rp 350.000.000
(Rp 60.000.000)
(Rp 20.000.000)
Rp 270.000.000
Rp 67.500.000

14

C. Pelaporan
1. Definisi Pelaporan
Pelaporan

adalah

suatu

kegiatan

yang

dilakukan

bawahan

untuk

menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah
dilakukan selama satu periode tertentu.
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan
dan penyampaian informasi keuangan.Aspek-aspek tersebut antara lain : lembaga
yang terlibat,misalnya,penyusunan standar,badan pengawas dari pemerintah atau
pasar modal,peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima
umum).Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian
informasi.
Pelaporan adalah aktivitas yang berlawanan arah dari pengawasan.Jika
pengawasan dilakukan oleh pihak atasan untuk mengetahui semua hal yang
menyangkut pelaksanaan kerja bawahan,sedangkan pelaporan adalah jawaban dari
kegiatan pengawasan tersebut.
Laporan yang disampaiakan kepada atasan tidak harus berupa uraian lengkap
seperti memorandum akhir jabatan,atau tidak juga seperti lapran penelitian yang
wujudnya tebal dengan sistematika baku,tetapi dapat disusun mulai dari bentuk yang
paling sederhana sampai yang paling lengkap.

2. Pihak-pihak yang memerlukan informasi Akuntansi
Pemakai informasi akuntansi dibagi menjadi :
a. Pihak Internal
Pihak Internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.Manajemen
adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat
untuk mengambil keputusan yang baik dan benar.Contohnya, seperti manajer
yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan
membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.
b. Pihak Eksternal
15

1. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan
apakah akan menanamkan modalnya atau tidak.Jika dalam prediksi investor
akan memberikan keuntungan yang baik,maka investor akan menyetorkan
modal ke perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
2. Pemegang Saham/pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan
membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh
mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan.Pemegang saham
akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika
perusahaan untung besar.
3. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada
pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan
perusahaan.
4. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan
mungkin akan meminjam uang pada kreditur seperti meminjam uang di
bank,berhutang barang pada supplier/pemasok.Kreditur akan memberikan
dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan
memiliki potensi yang besar untuk merugi.
5. Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan yang mungkin saja
akan menggunakan laporan/informasi auntansi suatu organisasi,seperti para
karyawan,serikat

pekerja,auditor

akuntan

public,polisi,pelajar/mahasiswa,wartawan dan banyak lagi lainnya.
3. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.Laporan
Keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
4. Jenis Laporan Keuangan
Jenis Laporan Keuangan yang diakui oleh IAI maupun FASB adalah :
16

a. Neraca
Neraca adalah bagaian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada
suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan
posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.Neraca terdiri dari 3
unsur,yaitu aset,kewajiabn dan ekuitas.
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan
entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut
dalam suatu periode akuntansi (triwulan,caturwulan atau tahunan).
Bentuk Neraca :
1. Neraca bentuk Staffel
Neraca bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun
kebawah dan meletakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet
kredit.Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum.
2. Neraca bentuk Scontro
Neraca bentuk Scontro adalah neraca yang memisahkan antara aktiva dan
pasiva pada posisi kanan dan kiri atau saling sebelah menyebelah.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsure-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi
adalah :
1. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansu
dalam bentuk penambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribusi peranan
modal.
2. Beban (Expense)
Beban adalah manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva.Dengan kata lain kewajiban yang
mengakibatkan penuruan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
peranan modal.
17

Manfaat laporan Laba Rugi :
1. Menetapkan besarnya pajak penghasilan
2. Menilai

keberhasilan

perusahaan

dengan

memperhitungkan

tingkat

profitabilitas (keuntungan).
3. Menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam laporan
tahun lalu.
4. Menilai efisiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaya/beban dan jenis
komposisinya.
Susunan laporan laba rugi dapat dibuat dengan bentuk :
1. Single step
Dalam

bentuk

single

step

semua

jenis

pendapatan

(pendapatan

usaha,pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan
dijumahakan dalam satu kelompok.Kemudian disisihkan dengan jumlah
semua jenis beban.Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban
merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi.Bentuk ini banyak
digunakan dalam perusahaan jasa.
2. Multi step
Penyusunan laporan laba rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai
dari kelompok pendapatan dan beban usaha,pendapatan luar usaha dan beban
luar usaha.Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban
lainlain.Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau
perusahaan industry.

c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukkan
perubahan ekuitas selama satu periode.Laporan perubahan ekuitas terdiri dari
saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih
selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.
d. Laporan perubahan posisi keuangan
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas
atau laporan arus dana.Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan
suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang

18

menunjukkan aliranmasuk dan keluar uang (kas) perusahaan.Unsur yang berkaitan
langsusng dengan pengukuran posisi keuangan :
a. Aktiva (Asset)
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai hasil dari peristiwa
masa lalu dan dari manfaat ekonomi yang diharapkan akan diperoleh perusahaan
pada masa yang akan datang.
b. Kewajiban (liabilitas)
Kewajiaban adalah utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu.Penyelesaian utang mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi (aktiva)
c. Modal (Ekuitas)
Modal adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang
mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
5. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Tujuan Laporan Keuangan secara umum :
1. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva,kewajiban dan
modal.
2. Membantu para pemakai dalam memperkirakan potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
3. Memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas belanja.
4. Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
Tujuan Kualitatif laporan Keuangan :
1. Relevan
19

Biasanya relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaannya karena jika informasi tersebut tidak relevan maka informasi
tersebut tidak ada gunanya bagi pemakai informasi tersebut.Terkadang suatu
informasi mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk satu pengguna tetapi
belum tentu untuk pengguna yang lain.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti yang disesuaikan dengan batas pengertian para
pemakainya,sehingga pemakai diharapkan mempunyai kemampuan mengenai
aktivitas perusahaan,proses akuntansi dan laporan keuangan.
3. Daya Uji
Untuk dapat meningkatkan manfaatnya maka harus dapat diuji kebenarannya oleh
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang
sama,namun ini bersifat subyektif.
4. Netral
Informasi harus untuk kepentingan umum pemakai tidak boleh tergantung pada
kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.
5. Tepat Waktu
Hal ini dimaksudkan supaya dapat digunakan secepat mungkin dan menghindari
tertundanya suatu keputusan hanya karena tidak tepat waktu.
6. Daya saing
Laporan

akan

lebih

berguna

jika

laporan

tersebut

disajikan

secara

komparatif,misalnya dikomparatifkan dengan tahun sebelumnya atau misalnya
dikomparatifkan dengan laporan keuangan dengan perusahaan yang sejenis pada
tahun yang sama.
7. Lengkap
Maksudnya bahwa tidak hanya menghendaki pengungkapan fakta keuangan yang
penting saja melainkan juga menghendaki penyajian fakta tersebut sedemikian
rupa sehingga tidak menyesatkan bagi para pemakainya.
6. Karakteristik Laporan Keuangan
Terdapat 4 karakteristik kualitatif pokok,yaitu :
a. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan
bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna.
20

b. Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna.
c. Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material.
d. Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan
laporan keuangan pada periode sebelumnya.

BAB III
(Penutup)
Kesimpulan
Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, dan lain-lain.Di dalam
menentukan deplesi terdapat 4 dasar,yaitu : 1.Biaya pra-eksplorasi,2.Biaya eksplorasi dan
21

evaluasi,3.Biaya pengembangan dan 4.Biaya restorasi atau perbaikan.Sedangkan metode
dalam perhitungan deplesi ada 2,yaitu metode biaya dan metode persentase.
Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya
kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam
laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai
aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. Tujuan
penilaian kembali aset tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan
perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai
perusahaan yang sebenarnya.
Pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan bawahan untuk menyampaikan halhal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode
tertentu.Serta pihak yang memerlukan informasi akuntansi ada pihak internal dan pihak
eksternal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ferdinan,Efraim.Akuntansi Keuangan Menengah 1 : edisi 1.2012.Yogyakarta : UPP
STIM YKPN.
2. http://ratnadestiningrum.blog.com/2014/09/28/materi-pengantar-bisnis-

bab11akuntansi-dan-laporan-keuangan/
3. http://alfiechientacareer.blogspot.co.id/2013/05/pelaporan-dan-laporan-

keuangan.html?m=1

22

4. http://akuntansidanpendidikan-anggi.blogspot.co.id/2012/02/makalah-revaluasiaktiva-tetap.html

23