Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik G

Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik Gula Djombang Baru Terhadap
Pencemaran Sungai Berantas Sepanjang Dua Kecamatan Sekitar Pabrik
(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan)

Disusun oleh:
Aisyah Wulansari Rahajeng
152110101124

DASAR KESLING-A
Senin, 07.00-08.40 / RK 3

Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Rahayu Sri Pujiati, S.KM., M.Kes.
Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM., M.Kes.,
Ellyke, S.KM., M.KL.
Prehatin Trirahayu Ningrum., S.KM., M.Kes.,

Bahan Kajian:
Pengolahan Limbah
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER
2016

1

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia yang Allah swt. berikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik Gula Djombang Baru Terhadap
Pencemaran Sungai Berabtas Sepanjang Dua Kecamatan Sekitar Pabrik”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kesehatan
Lingkungan kelas A Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Rahayu Sri Pujiati, S.KM., M.Kes., Ibu Anita Dewi Moelyaningrum,
S.KM., M.Kes., Ibu Ellyke, S.KM., M.KL., dan Ibu Prehatin Trirahayu Ningrum.,
S.KM., M.Kes., selaku dosen pembimbing mata kuliah Dasar Kesehatan
Lingkungan yang telah memberikan arahan dan motivasi;
2. keluarga dan sahabat penulis yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan

semangat;
3. serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis juga memohon maaf apabila makalah yang penulis susun jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran demi
perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat di masa yang
akan datang.

Jember, 02 Oktober 2016
Penulis

2

DAFTAR ISI
Halaman Sampul......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1.


Latar
Belakang...................................................................................................4

1.2.

Rumusan
Masalah..............................................................................................5

BAB 2. TOPIK BAHASAN....................................................................................6
BAB 3. PEMBAHASAN.........................................................................................7
3.1. Gambaran Umum PG. Djombang Baru............................................................7
3.1.1. Sejarah Umum PG. Djombang Baru.........................................................7
3.1.2. Tempat dan Lokasi Pabrik.........................................................................7
3.1.3. Penanganan Limbah Sisa Produksi oleh PG. Djombang Baru..................8
3.2. Analisis Situasi dan Kondisi Sungai di Dua Kecamatan
Terdekat dengan PG. Djombang Baru............................................................11
3.2.1. Analisis Keadaan Sungai Desa Sambong Kecamatan Jombang.............11
3.2.2. Analisis Keadaan Sungai Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang......12
3.3. Dampak Pencemaran Sungai untuk Masayarakat...........................................13
3.4. Tanggapan PG. Djombang Baru Terkait Masalah Pencemaran

Sungai Sekitar Pabrik......................................................................................13
3.5 Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Menyikapi Masalah
Pengolahan dan Pembuangan Limbah Pabrik Gula di Kota Jombang............16
3.6. Solusi yang Ditawarkan..................................................................................16
BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN......................................................................18
4.1. Simpulan.........................................................................................................18
4.2. saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) disingkat PTPN X sebagai salah satu
BUMN yang memiliki core bisnis perkebunan tebu menaungi beberapa pabrik
gula (PG) yang tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Diantara kedua belas Pabrik Gula yang ada salah satunya adalah PG.
Djombang Baru[ CITATION Put12 \l 1057 ]. PG. Djombang Baru berlokasi di
Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, tepatnya di jalan

Panglima Sudirman No.1 Jombang[ CITATION Mei14 \l 1057 ].
PG. Djombang Baru merupakan Unit Usaha Strategis (UUS) di bawah
naungan PT. Perkebunan Nusantara X yang memiliki kapasitas giling terpasang
2.650 ton per hari, mempunyai peranan yang cukup besar sebagai penyedia gula
bagi masyarakat khususnya di wilayah Jawa Timur[ CITATION Put12 \l 1057 ].
Lokasi pabrik dibatasi oleh 2 buah sungai dan debit yang cukup besar yang
mengaliri dua kecamatan yang saling bersebelahan di Kabupaten Jombang, yaitu
Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Jombang[ CITATION Lod \l 1057 ].
Pabrik Gula Djombag Baru merupakan badan usaha yang bergerak dalam
bidang produksi gula, dimana dalam proses produksi gula tersebut menghasilkan
beberapa produk samping seperti tetes tebu dan ampas. Ampas yang dihasilkan
dari proses gilingan dimanfaatkan sebagai bahan bakar uap yang difungsikan
dalam proses pengolahan selanjutnya. Disamping itu selain tetes tebu dan ampas
terdapat zat-zat yang tidak berguna lagi yang dikatakan sebagai limbah. Adapun
limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan
ketika dibuang. Limbah yang dihasilkan oleh PG. Djombng Baru ada tiga macam,
yaitu limbah padat, cair dan gas[ CITATION Lod \l 1057 ].
Produktivitas PG yang tinggi akan berbanding lurus dengan kuantitas
limbah hasil olahan tebu yang dihasilkan. Meningkatnya kuantitas limbah hasil
produksi dilanjutkan dengan pengolahan limbah yang tidak tepat sebelum dibuang

ke sungai menyebabkan naiknya kuantitas polutan dalam sungai sekitar pabrik.
Sehingga timbul bau menyengat serta warna gelap dan keruh pada sungai di

4

sekitar pabrik dan kondisi ini telah mengundang resah warga Desa Pulo Lor
Kecamatan Jombang serta Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang[ CITATION
ini15 \l 1057

]. Berdasarkan kondisi dan fakta tersebut, penulis menysusun

makalah yang membahas analisis pengolahan limbah cair PG. Djombang Baru
terhadap pencemaran sungai yang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten
Jombang.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengolahan limbah cair PG. Djombang Baru ?
2. Bagaimana kondisi sungai di sekitar PG. Djombang Baru ?
3. Apa upaya yang dilakukan untuk menyikapi permasalahan lingkungan

yang timbul akibat pengolahan dan pembuangan limbah pabrik gula ?

5

BAB 2. TOPIK BAHASAN

SUNGAI TERCEMAR, PG
DJOMBANG BARU JUSTRU
TUDING WARGA

KABAR JOMBANG – Warga desa
Mojokrapak, Kecamatan Tembelang,
Kabupaten Jombang mengeluhkan
limbah pabrik gula (PG) Djombang Baru
yang telah mencemari sungai. Limbah
yang sudah berlangsung puluhan tahun
itu membuat air sungai berwarna
kehitaman serta mengeluarkan bau tak
sedap.
Seperti pengakuan Parmin (53), warga

desa setempat. “Limbah itu dari pabrik
gula Djombang Baru. Seperti itulah
keadaannya selama ini. Apalagi saat
musim giling. Air sungai jadi panas,
baunya juga membuat kepala pusing,”
ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, setiap masa
giling, saban hari, PG tersebut juga
mengeluarkan limbah asap yang
mengepul. Pastinya, warga di sekitar
pabrik juga terkena dampak lebih parah.
Hal senada juga diungkapkan Eli (50)
warga Dusun Ngrawan, Desa Pesantren
Kecamatan Tembelang yang rumahnya
berada di dekat sungai. Menurutnya,
keluarganya sering mual akibat aroma
tak sedap dari limbah giling tebu itu.
“Suami saya sering muntah kalau tak
tahan bau sungai,” paparnya.
Sementara itu, pihak Pabrik Gula (PG)

Djombang Baru menolak sebagai biang
penyebab pencemaran sungai di
sepanjang jalan raya jurusan Jombang –
Ploso itu. Justru, pihak PG menuding
penyebab pencemaran sungai
ditimbulkan dari sampah yang dibuang
warga sekitar sungai.

Asisten Manager PG Djombang Baru,
Sigit Arifianto menegaskan, bau
menyengat di sungai yang mengalir
sepanjang Desa Mojokrapak sampai
Desa Pesantren tidak hanya waktu
musim giling. Di luar musim giling
kondisi sungai tersebut memang bau dan
airnya berwarna hitam.
“Warga sering membuang sampah ke
sungai dan jarang dibersihkan. Sehingga
membusuk sampai membuat air dalam
sungai berwarna hitam dan berbau

menyengat,” ucapnya.
Sigit Arifianto membenarkan jika PG
Djombang Baru memang membuang
limbah ke sungai. Namun pembuangan
limbah cair tersebut sudah sesuai aturan
dari BLH dan PG Djombang Baru sudah
mengantongi izin pembuangan.
Sementara terkait kondisi air sungai
yang panas, Sigit menjelaskan, air
limbah yang dikeluarkan PG Djombang
Baru dibawah 40 derajat. Kalau pada
siang hari sekitar 35 derajat. Sementara
sesuai baku mutu, kadar panasnya hanya
28 derajat.
Namun, Direktur Lingkar Indonesia
untuk Keadilan (LINK), Aan Anshori
meyakini bahwa bau tidak sedap yang
melintas di sungai itu disebabkan oleh
limbah perusahaan. Pihaknya
mendorong untuk mengetahui pabrik

mana yang menjadi penyebab
pencemaran sungai.
Menurutnya, pemerintah daerah cukup
mengambil sampel secara acak dan
mengujinya di laboratorium. “Saya
mendesak agar pemerintah daerah lewat
badan lingkungan hidup (BLH) pro-aktif
dalam masalah ini. Juga kami mendesak
agar DPRD Jombang harus turun ke
lapangan dan tidak menunggu masalah
ini berlarut-larut,” tegasnya.
Dia menyebut bahwa pasal 60 UU
32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
menyatakan, setiap orang dilarang
melakukan pembuangan limbah dan/atau
bahan ke media lingkungan tanpa izin.
(*/rief

6

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum PG. Djombang Baru
3.1.1. Sejarah Umum PG. Djombang Baru
Pabrik gula Djombang Baru, didirikan pada tahun 1895 yang dimiliki oleh
Belanda atas nama Direksi AMEMAET dan Co. Pada tahun 1957 diambil alih
oleh pemerintah Indonesia dan diurus oleh PPN (Perusahaan Perkebunan Negara)
yang pusatnya di Jawa Timur dan unit gula di tiap Karisdenan. Kemudian pada
tahun 1963 terjadi Reorganisasi 1 berdasarkan Peraturan Pemerintah no.1 dan II
Tahun 1963 yang berbunyi yaitu: Dipusat dibentuk BPU-PPN Gula, Dijawa Timur
diubah menjadi penasehat BPU-PPN Jawa Timur, Umit gula di Karidenandi ubah
menjadi kantor Direksi Inspeksi, dimana Pabrik Gula Djombang Baru termasuk
dalam Inspeksi X Surabaya[ CITATION Lod \l 1057 ].
Produk utamanya adalah Pabrik Gula ini memproduksi gula putih dengan
mutu SHS IA (Superior High Sugar) dan tetes dari bahan baku tanaman tebu
dengan kualitas produk gula, bahan baku tanaman tebu diperoleh dari lahan
dengan status kepemilikkan tebu yang berasal dari petani atau istilah umumnya
Tebu Rakyat (TR) seluas ± 90% dari keseluruhan lahan tanaman tebu. PG.
Djombang Barumemiliki kapasitas giling sebesar ± 30.000 ton/hari. Hasil
produksi gula dipasarkan di dalam negeri dengan sistem penjualan bagi hasil
antara PTPN dan petani, sedangkan produksi gula milik petani dapat dilakukan
penjualan sendiri, dan produk gula juga bisa dilelang dan bisa diekspor ke luar
kota[ CITATION Lod \l 1057 ].
3.1.2. Tempat dan Lokasi Pabrik
Berikut adalah topografi Pabrik PG. Djombang Baru menurut Lodong
(2016) :
a. Nama Jalan

: Jl. Panglima Sudirman No. 1 Jombang

b. Nama Desa

: Pulo Lor

c. Kecamatan

: Jombang

d. Kabupaten

: Jombang

e. Kerasidenan

: Surabaya

f. Provinsi

: Jawa timur

g. Perbatasan :
Utara

: Jalan Panglima Sudirman

Selatan

: Desa Pulo Lor

Barat

: Jalan Kapten Tendean

Timur

: Desa Jagalan

h. Luas Lokasi

: 131.546 m2

3.1.3. Penangan Limbah Sisa Produksi oleh PG. Djombang Baru
Pabrik Gula Djombag Baru merupakan badan usaha yang bergerak dalam
bidang produksi gula, dimana dalam proses produksi gula tersebut menghasilkan
beberapa produk samping seperti tetes tebu dan ampas. Ampas yang dihasilkan
dari proses gilingan dimanfaatkan sebagai bahan bakar uap yang difungsikan
dalam proses pengolahan selanjutnya. Disamping itu selain tetes tebu dan ampas
terdapat zat-zat yang tidak berguna lagi yang dikatakan sebagai limbah. Adapun
limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan
ketika dibuang. Limbah yang dihasilkan oleh PG. Djombng Baru ada tiga macam,
yaitu limbah padat, cair dan gas.
a) Limbah Padat
Limbah padat merupakan hasil buangan yang dikeluarkan pabrik dari sisa
proses industri yang berupa bahan-bahan padatan. Pada PG. Djombang Baru
mengelompokkan limbah padat menjadi 2 jenis yaitu, limbah padat B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) dan limbah padat non B3.
Pengolahan limbah B3 ditangani oleh pihak ketiga atas rekomendasi
Kantor Direksi yang dikirim sekali dalam setahun oleh PT. Putra Restu Ibu Abadi
sebagai pihak kedua yang berperan sebagai pengangkut dengan menerbitkan
manifest kepada PG. Djombang Baru. Mengingat bahayanya maka wajar bila
pengelolaan limbah B3 harus diawasi dari penghasil limbah B3 sampai dengan
penimbun limbah B3, bahkan untuk itu sampai dikendalikan dengan sistem
manifest, semua itu dilakukan untuk melindungi masyarakat terhadap dampak
yang ditimbulkan dari limbah B3.

Limbah padat non B3 merupakan buangan pabrik yang bersifat organik
dan masih dapat dimanfaatkan, tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Contoh dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang gugur.
Macam-macam limbah padat non-B3 ada 2 yaitu: sludge dan blotong.
Sludge merupakan salah satu limbah yang jumlahnya cukup melimpah
dari hasil proses pengolahan air limbah sisa produksi gula dan sangat berpotensi
untuk dimanfaatkan dengan memberikan sentuhan teknologi agar memiliki value
added. Sementara itu blotong adalah limbah padat pabrik gula yang berasal dari
proses pemurnian, berbetuk seperti tanah berpasir berwarna hitam, memiliki bau
tidak sedap jika masih basah. Blotong ini dapat memberikan nilai tambah bagi
masyarakat sekitar pabrik, karena dapat dijual baik untuk bahan bakar maupun
untuk pupuk. Namun mengingat masih banyak masyarakat yang belum
memahami penanganan blotong dengan baik, sehingga dikhawatirkan akan timbul
dampak negativ maka perlu diketahui cara penanganan blotong[ CITATION
Lod \l 1057 ].
Di PG. Djombang Baru ada 2 tahap penanganan limbah berdasarkan hasil
penelitian Lodong (2016), yaitu:
1. Penanganan dalam Pabrik
a) Endapan yang terbentuk didalam nira oleh adanya proses defikasi dan
sulfitasi serta pemanasan ditapis didalam vacuum filter yang bekerja
secara continue.
b) Blotong yang keluar dari vacuum filter ditampung di bak penampung yang
selanjutnya dimasukkan kedalam bak truk kapasitas bak truk ñ 40 Ku
blotong jumlah truk yang ada 3 buah dipakai secara bergantian.
c) Truk yang telah terisi penuh blotong dikeluarkan untuk ditimbang
selanjutnya dibuang.
2. Penanganan Luar Pabrik
a) Blotong diangkut menuju daerah sumber Nongko.
b) Setelah itu blotong diolah menjadi kompos dan dicampur dengan limbah
abu ketel.

b) Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PG. Djombang Baru dikategorikan
menjadi 2 golongan, yaitu limbah cair polutan dan limbah cair non polutan.
Limbah cair polutan merupakan limbah yang bersifat mencemari lingkungan dan
dapat mengganggu kehidupan organisme dalam perairan. Limbah cair polutan ini
dihasilkan dari cucian bekas evaporator, juice heater, dan pendingin metal
gilingan. Jenis limbah ini tidak dapat dibuang secara sembarangan. Oleh karena
itu PG. Djombang Baru menerapkan suatu system pengolahan yang dilakukan di
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Setelah air limbah yang mengandung zat
berbahaya diolah dan memenuhi standar baku mutu limbah cair, maka limbah
tersebut bisa dibuang kesungai disekitar pabrik[ CITATION Lod \l 1057 ].
Limbah cair non polutan merupakan limbah cair yang tidak berbahaya dan
merugikan kehidupan mikroorganisme.Limbah cair non polutan berasal dari air
jatuhan BP, Masakan, Vacum Filter, Air Pendingin Trog, Air Blowdown ketel dan
Air Ex pengendap abu. Limbah tersebut tidak mengandung poluta tetapi memiliki
suhu yang tinggi. Oleh karena itu treatment perbaikan mutu limbah hanya
menekankan pada penurunan suhu. Di PG. Djombang Baru menggunakan Spray
Poud untuk sumber limbah yang berasal dari air jatuhan BP, Masakan, Vacum
filter, Air pendingin trog dan blowdown ketel. Dimana air jatuhan dispray
menggunakan sprayer ke udara untuk melepas kandungan panasnya[ CITATION
Lod \l 1057 ].
c) Limbah Gas atau Udara
Pengendalian terhadap pencemaran terutama dari cerobong asap sangat
perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas udara yang bersih dan sehat di
daerah pemukiman sekitar PG. Djombang Baru. Pencemar udara dari PG.
Djombang Baru berupa asap dan debu, yang dapat menyebabkan sejumlah
penyakit pernafasan seperti infeksi saluran pernapasan pada manusia disekitar
pabrik, iritasi mata dan lain-lain. Untuk menanggulanginya dibutuhkan
pengendalian pencemaran udara. Limbah yang dikeluarkan oleh PG. Djombang
Baru, khususnya limbah gas atau udara memiliki dampak terhadap lingkungan
sekitar. Usaha yang dilakukan PG. Djombang Baru dalam mengurangi emisi udara

sudah dilakukan dengan sebaik mungkin. Akan tetapi keluhan masyarakat akan
gangguan kesehatan sering masuk ke PG. Djombang Baru[ CITATION Lod \l
1057 ].
3.2. Analisis Situasi dan Kondisi Sungai di Dua Kecamatan Terdekat dengan
PG. Djombang Baru
3.2.1. Analisis Keadaan Sungai Desa Sambong Kecamatan Jombang
Letak pabrik dikenal stratregis karena berada di tengah-tengah jalur tol yang
menghubungkan kota Jombang dengan Kabupaten lainnya. Selain itu PG.
Djombang Baru berlokasi di perbatasan dua desa dan dua kecamatan sekaligus,
yang mana dua desa tersebut dialiri oleh sungai Berantas yang debit airnya cukup
tinggi. Kondisi ini lah yang juga dimanfaatkan PG untuk mengalirkan hasil limbah
cairnya ke sungai sebagai tempat pembuangan, sehingga akan ditemui warna air
sungai yang mengalir di dua desa terdekat bewarna hitam, beruap, dan berbau
menyegat yang menandakan bahwa sungai telah tercemar oleh limbah cair pabrik.
Menurut

keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

No.51/MENLH/10/1995, limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang
dihasilkanoleh kegiatan industri dan dibuang ke lingkungan. Pada limbah cair
terdapatbahan organik yang dapat bersifat toksik di perairan. Terdapat dua jenis
limbahcair yang dihasilkan oleh pabrik gula, yaitu limbah cair pabrik dan
limbahkondensor atau air pendingin. Air pendingin atau limbah kondensor ini
dihasilkanoleh kondensasi uap dalam kondensor barometrik. Air pendingin ini
memilikikandungan senyawa organik yang berkisar antara1.000 mg/L. Air
limbahpabrik memiliki kandungan senyawa organik yang lebih tinggi jika
dibandingkandengan air limbah kondensor karena air limbah pabrik ini gabungan
dari beberapalimbah, yaitu air limbah proses, air dari bak penampungan abu
boiler, dan air dariproses pencucian peralatan pabrik serta proses pembuatan susu
kapur (Vawada,2008 dalam Alim, 2012). Bahan organik yang terakumulasi ini
akan menimbulkan terbentuknyasenyawa metabolit yang toksik terhadap
organisme di perairan, seperti amonia,nitrit, nitrat, dan hidrogen disulfida
( Widiyanto, 2002 dalam Adityanto, 2007 dalam Alim 2012).Hal ini akan
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan [ CITATION Eva121 \l 1057 ]

Berdasarkan penelitian oleh Alim (2012), PG Djombang Baru mempunyai
potensi besar menimbulkan pencemaran lingkungan di daerah Jombang, salah satu
potensi pencemaran yang dapat di timbulkan adalah pencemaran air oleh limbah
cair yang di hasilkan pada proses produksi gula yang apabila tidak dikendalikan
dan dilakukan penanganan secara serius akan berakibat buruk bagi lingkungan dan
kesehatan masyarakat sekitar. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian oleh
Amala (2013) dikatakan bahwa sungai di Desa Sambong Jombang masuk dalam
kategori tercemar. Hal ini ditunjukkan oleh suhu sungai yang sangat tinggi, yakni
bisa mencapai 58,3°C, tingkat kekeruhan yakni sangat keruh, mengeluarkan bau
yang tidak sedap, dan juga memiliki pH yang tinggi serta parameter kimia
menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air seperti kandungan
oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD), mineral atau logam,
derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan di atas standarnya sehingga tidak
dimungkinkan untuk beberapa makhluk sungai untuk dapat hidup di dalam
ekosistem tersebut[ CITATION Ama131 \l 1057 ].
3.2.2. Analisis Keadaan Sungai Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang
Berdasarkan liputan oleh kabarjombang.com (edisi 8/9/2015), warga desa
Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang mengeluhkan limbah
pabrik gula (PG) Djombang Baru yang telah mencemari sungai. Limbah yang
sudah berlangsung puluhan tahun itu membuat air sungai berwarna kehitaman
serta mengeluarkan bau tak sedap. Seperti pengakuan Parmin (53), warga desa
setempat. “Limbah itu dari pabrik gula Djombang Baru. Seperti itulah keadaannya
selama ini. Apalagi saat musim giling. Air sungai jadi panas, baunya juga
membuat kepala pusing,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, setiap masa giling, saban hari, PG tersebut juga
mengeluarkan limbah asap yang mengepul. Pastinya, warga di sekitar pabrik juga
terkena dampak lebih parah.
Hal senada juga diungkapkan Eli (50) warga Dusun Ngrawan, Desa
Pesantren Kecamatan Tembelang yang rumahnya berada di dekat sungai.
Menurutnya, keluarganya sering mual akibat aroma tak sedap dari limbah giling

tebu itu. “Suami saya sering muntah kalau tak tahan bau sungai,” paparnya.
[ CITATION kab15 \l 1057 ]
Hal ini dikarenakan sungai berantas yang mengalir dari arah sebelumnya
yakni, Desa Sambong, Kecamatan Jombang telah dinyatakan tercemar
sebagaimana dibahas pada poin 3.2.1. Sungai Berantas yang melalui area samping
PG. Djombang Baru akan bermuara di Jembatan Besar Sungai Berantas di
Kecamatan Ploso, tentunya dengan melewati Kecamatan Tembelang terlebih
dahulu. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa pencemaran yang terjadi
di sungai dekat pabrik juga membawa pengaruhnya hingga ke wilayah yang
cukup jauh dari lokasi pabrik. Daoat diasumsikan bahwa kasus pencemaran yang
terjadi akibat limbah cair PG. Djombang Baru bukan hal yang dapat disepelekan.
3.3. Dampak Pencemaran Sungai untuk Masayarakat
Pencemaran air oleh PG. Djombang Baru berdampak pada perekonomian
warga sekitar. Warga yang mata pencahariannya mencari ikan di sungai akan
sangat dirugikan oleh limbah cair bekas penggilingan tebu. Jika sungai tercemar
meyebabkan ikan mati dan akan sulit bagi pencari ikan untuk mendapatkan hasil
tangkapannya. Selain itu desa sekitar sungai yang terkena limbah buangan pabrik
gula, para petani yang berdomisili di sekitar pabrik

mendapatkan air untuk

mengairi sawahnya juga dari sungai yang sama. Jika hal ini terus dilakukan maka
akan tanaman pangan di sawah akan terkontaminasi dan mempengaruhi kualitas
produksi hasil tanu. Akibat lainnya yang tidang kalah penting yakni masalah
kesehatan, karena hampir semua warga di desa sekitar menggunakan air sumur
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air sehari-hari. Dampak langsung yang
paling sering dirasakan adalah bau menyegat dari sungai yang tercemar yang
mengganggu pengindraan dan memicu pusing, pada tahap ini pencemaran yang
terjadi telah marambah ke pemcemaran udara[ CITATION Ama131 \l 1057 ].
3.4. Tanggapan PG. Djombang Baru Terkait Masalah Pencemaran Sungai
Sekitar Pabrik
Dikutip dari inilahberita.com (2015), LSM FRMJ (Forum Rembug
Masyarakat Jombang) mempertanyakan pengelohan limbah Pabrik Gula

Djombang Baru. Pasalnya, limbah dari tebu itu mengeluarkan bau tak sedap dan
menyengat. “Mengganggu pencemaran lingkungan sekitar, baunya tak sedap,”
kata Koordinator FRMJ Joko Fatah Rochim kepada inilahberita.com dikantornya,
Jalan Kapten Tendean, Pulo, Jombang, Jatim, Kamis (10/12/2015).
Menurut Fatah, pihak PG Membuang limbah didalam pabrik tepatnya
dibelakang. Namun, itu masih bau menyengat dan bisa mengganggu pernafasan.
Ia menambahkan, sebenarnya pihak managemen PG sudah mencampuri suatu
bahan agar tidak bau, namun itu tidak maksimal. Hingga warga sekitar kemarin
menggeruduk PG untuk mempertanyakan pengelolaannya.
Dia menjelaskan, pihak PG PG punya sistim Pengolahan diantaranya
Pengolahan Pre Treatment, Primary Treatment, Secondary Treatment, Tertiary
Treatment, dan Desinfektion, serta Ultimate Disposal, namun tidak berfungsi.
Sebenarnya, lanjut Fatah, masalah tersebut sudah disampaikan ke Badan
Lingkungan Hidup Jombang. Setelah diuji lab, lanjut Fatah, hasilnya itu positif
dan sudah diserahkan ke Polres. “Tapi tidak ditindaklanjuti,” kata Fattah sembari
mengatakan ada sejumlah perusahaan di Jombang yang diuji laboratorium terbukti
positif[ CITATION ini151 \l 1057 ]
Sementara itu pihak Pabrik Gula (PG) Djombang Baru menolak sebagai
biang penyebab pencemaran sungai di sepanjang jalan raya jurusan Jombang –
Ploso terkait dengan tuntutan warga Desa Mojokrapak terkait bau menyengat di
sungai sekitar tempat tinggal mereka. Justru, pihak PG menuding penyebab
pencemaran sungai ditimbulkan dari sampah yang dibuang warga sekitar
sungai[ CITATION kab15 \l 1057 ]
Asisten Manager PG Djombang Baru, Sigit Arifianto menegaskan, bau
menyengat di sungai yang mengalir sepanjang Desa Mojokrapak sampai Desa
Pesantren tidak hanya waktu musim giling. Di luar musim giling kondisi sungai
tersebut memang bau dan airnya berwarna hitam.
“Warga sering membuang sampah ke sungai dan jarang dibersihkan.
Sehingga membusuk sampai membuat air dalam sungai berwarna hitam dan
berbau menyengat,” ucapnya.
Sigit Arifianto membenarkan jika PG Djombang Baru memang membuang
limbah ke sungai. Namun pembuangan limbah cair tersebut sudah sesuai aturan

dari

BLH

dan

PG

Djombang

Baru

sudah

mengantongi

izin

pembuangan.Sementara terkait kondisi air sungai yang panas, Sigit menjelaskan,
air limbah yang dikeluarkan PG Djombang Baru dibawah 40 derajat. Kalau pada
siang hari sekitar 35 derajat. Sementara sesuai baku mutu, kadar panasnya hanya
28 derajat.
Namun, Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LINK), Aan Anshori
meyakini bahwa bau tidak sedap yang melintas di sungai itu disebabkan oleh
limbah perusahaan. Pihaknya mendorong untuk mengetahui pabrik mana yang
menjadi penyebab pencemaran sungai. Menurutnya, pemerintah daerah cukup
mengambil sampel secara acak dan mengujinya di laboratorium. “Saya mendesak
agar pemerintah daerah lewat badan lingkungan hidup (BLH) pro-aktif dalam
masalah ini. Juga kami mendesak agar DPRD Jombang harus turun ke lapangan
dan tidak menunggu masalah ini berlarut-larut,” tegasnya[ CITATION kab15 \l
1057 ].
Aksi saling lempar tanggung jawab ini seakan tidak sesuai dengang image
yang dibangun oleh PG. Djombang Baru 2012 silam, pasalnya perusahaan anakan
ini sempat menyandang prestasi membanggakan dalam mengatasi permasalahan
pembuangan limbah cair di kota Jombang.
Penulis mengutup dari situs resmi BUMN-PTPN X, bahwa administratur
bersama dengan semua karyawan pabrik

sudah bangkit dan bertekad untuk

melakukan optimalisasi produksi mulai dari rendemen serta optimalisasi di
kapasitas giling. Tentunya dalam proses optimalisasi produksi juga diperhatikan
dalam hal pengelolaan limbah. “Tidak boleh dalam satu hari pun ada limbah.
Caranya tidak boleh limbah itu keluar sehingga menganggu masyarakat,” Ujar
Sjarfrie.
Komisaris Utama PTPN X Sjafrie menjelaskan dalam hal pengelolaan
limbah ini, ketentuan yang dilakukan PG harus sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditentukan oleh Badan Lingkungan Hidup. Dimana, semua administratur
pabrik gula yang ada di lingkungan PTPN X sudah menandatangi kontrak dengan
direksi. Kontrak tersebut berisi kesanggupan pada administratur untuk
melaksanakan roadmap serta target kerja, dengan salah satu poinnya tentang
limbah. Sebab, direksi sangat tegas terhadap persoalan limbah ini. Bila ditemukan

limbah yang mengganggu masyarakat sekitar, maka direksi memerintahkan untuk
menghentikan proses giling dan memperbaiki pengolahan limbah terlebih dahulu.
“[ CITATION ptp12 \l 1057 ].
3.5. Upaya

yang

Dilakukan

Pemerintah

untuk

Menyikapi

Masalah

Pengolahan dan Pembuangan Limbah Pabrik Gula di Kota Jombang
Secara umum limbah cair dari produksi gula betupa tees digunakan
sebagai MSG. Tetes merupakan limbah yang diperoleh dari hasil pemisahan sirop
low grade di mana gula dalam sirop tersebut tidak dapat dikristalkan lagi. Tetes
yang dihasilkan pada pemrosesan gula sekitar 5-6% dari berat tebu, sehingga
untuk pabrik dengan kapasitas 6.000 ton tebu per hari akan menghasilkan tetes
sekitar 300 ton sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih mengandung gula,
tetes sangat tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran bukan gula
yang membahayakan kesehatan[ CITATION Jau13 \l 1057 ].
Selain itu, tetes dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bioetanol.
Pembuatan bioetanol dari tetes dilakukan melalui tahap pengenceran karena kadar
gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi. Kadar gula yang
diinginkan kurang lebih adalah 14%. Kemudian dilakukan penambahan ragi, urea
dan NPK, selanjutnya dilakukan proses fermentasi[ CITATION Jau13 \l 1057 ].
Selain limbah cair, kegiatan PG. Djombang Baru tentunya menghasilkan produk
limbah dalam wujud padat dan gas. Kedua jenis tersebut telah secara umum
diketahui pemnafaatannya baik bagase maupun blotong.
Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, sejauh ini belum ada
tindakan khusus yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang untuk
menangani masalah ini. Namun beberapa tahun terakhir, Kabupaten Jombang
gencar melakukan inovasi di bidang diversifikasi produk hasil tani. Harapannya,
di masa mendatang dapat ditemukan inovasi ataupun cara efektif untuk
menangani masalah limbah pabrik gula ini.
3.6. Solusi yang Ditawarkan
A. Penegasan Regulasi Implementasi Standar Pengolahan Limbah
Perlunya regulasi yang jelas terkait pengawasan dan implementasi
pengolahan limbah produksi PG di Kota Jombang. Sebagaimana telah

disebutkan oleh pimpinan LSM FRMJ bahwa peralatan yang seharusnya
digunakan dalam pengolahan limbah sebelum dibuang sudah tidak
difungsikan. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang harus memberikan
terkait masalah ini. Jika hal ini dibiarkan larut, maka pencemaran air sungai
akan terus terjadi bahlan meluas mengingat sifat air yang selalu mengalir dan
mengisi ruang. Selain itu air merupakan kebutuhan mutlak tiap rumah tangga.
Air menjadi sumber penghidupan dan kehidupan, karenanya pencemaran air
ini harus segera dituntaskan.
B. Gelar Produk Khusus Limbah Olahan Tebu
Telah diketahui pula bahwa Kabupaten Jombang beberapa tahun
terakhir sering melakukan gelar produk terkait hasil olahan pertanian.
Terlebih Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Jombang dengan produk
olahannya yang dibuat dari limbah berhasil menyabet Juara 2 dan Juara
Favorite pada Gebyar Hortikultura serta Gebyar Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura, di Dome Universitas Muhammadiyah Malang[ CITATION
jom14 \l 1057 ]. Hal ini harusnya menjadi pemicu bagi Kabupaten Jombang
untuk terus berinovasi dalam pengembangan teknologi pertanian.
Gelar produk khusus limbah olahan tebu meruapakn salah satu wadah
guna menampung inovasi-inovasi yang hadir dari masyarakat Jombang guna
menyelasaikan masalah bersama. Selain itu kegiatan gelar produk ini dapat
menjadi salah satu media edukasi bagi masyarakat Kabupaten Jombang untuk
menambah pengetahuan.

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan
Berdasarkan hasil studi literatur oleh penulis terhadap beberapa artikel
berita dan laporan penelitian terkait, dapat disimpulkan bahwa pencemaran yang
terjadi sepanjang Sungai Berantas di dua kecamatan (arah Jombang-Ploso)
dikarenakan kontaminan dengan limbah cair dari PG. Djombang Baru. Hal ini
dikarenakan proses pengolahan limbah cair oleh PG. Djombang Baru sebelum
dibuang ke sungai tidak melalui proses standar yang ditetapkan. Penyebabnya
adalah tidak berfungsinya alat dan mesin terkait di PG. Djombang Baru serta
kurangnya kegiatan pengawasan dari lembaga pemerintah yang bertanggung
jawab.
4.2. Saran
Pihak Pemerintah Kabupaten Jombang yang bertanggungjawab seharusnya
melakukan pengawasan yang sesuai terhadap kegiatan industri di Kota Jombang.
Terlebih kepada industri yang memiliki potensi daya buang limbah yang riskan,
pihak pemda perlu meletakkan perhatian khusus. Pihak pimpinan industri terkait
seyogyanya juga memerhatikan implementasi dan kelayakan infrastruktur yang
ada di perusahannya, terlebih yang sifatnya urgensi seperti alat pengolah limbah.
Karena kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akan merugikan banyak pihak
dan melibatkan banyak sektor. Penundaan dan pengabaian yang dilakukan akan
memparah kondisi serta memperberat usahara rehabilitasi, sekaligus menekan
anggaran dalam usaha perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. F., 2012. ResearchGate. [Online]
Available at:
https://www.researchgate.net/publication/50918038_PROFIL_KUALITAS_LIMB
AH_CAIR_PABRIK_GULA_DI_J0MBANG_BARU_SEBELUM_DAN_SESU
DAH_MASUK_ALIRAN_SUNGAI_DESA_SAMBONG_JOMBANG
[Diakses 28 September 2016].
Amala, D. S., 2013. www.academia.edu. [Online]
Available at:
http://www.academia.edu/20731385/penanganan_limbah_pabrik_gula_jombang_
baru
[Diakses 27 September 2016].
Eva, P. O., 2012. www.scibd.com. [Online]
Available at: https://www.scribd.com/document/124297864/laporan-pabrik-pdf
[Diakses 27 September 2016].
inilahberita.com, 2015. inilahberita.com. [Online]
Available at: http://inilahberita.com/index.php/10/12/pengolahan-limbah-pgdjombang-baru-dipertanyakan/
[Diakses 27 September 2016].
inilahberita.com, 2015. inilahberita.com. [Online]
Available at: http://inilahberita.com/index.php/10/12/pengolahan-limbah-pgdjombang-baru-dipertanyakan/
[Diakses 27 September 2016].
Jauhari, H. A., 2013. enviro. [Online]
Available at: http://k3lhcsr.blogspot.co.id/2013/05/pengelolaan-limbah-industrigula.html
[Diakses 28 September 2016].

jombangkab.go.id, 2014. Portal resmi Pemerintah Kabupaten Jombang. [Online]
Available at: http://www.jombangkab.go.id/index.php/web/entry/produk-olahanlimbah-kabupaten-jombang-juara-ii-sekaligus-juara-favorite-di-kridapertanian.html
[Diakses 28 September 2016].
kabarjombang.com, 2015. kabarjombang.com. [Online]
Available at: http://kabarjombang.com/sungai-tercemar-pg-djombang-baru-justrutuding-warga/
[Diakses 27 September 2016].
Lodong, S. U., 2016. Studi Proses Produksi Gula dan Pengolahan IPAL di
PT.Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Djombang Baru. Mataram: Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Meifa, P. P., 2014. stikom.edu. [Online]
Available at: http://sir.stikom.edu/1304/4/BAB_II.pdf
[Diakses 27 September 2016].
ptpnx, 2012. ptpn x. [Online]
Available at:
http://www.bumn.go.id/ptpn10/en/berita/269/Berhasil.Atasi.Limbah,.PG.Djomban
g.Baru.Terus.Untung
[Diakses 27 September 2016].
Putuningrat, R., 2012. Kemitraan antara Petani Tebu dengan PG. Djombang
Baru di Kabupaten Jombang. Surabaya: Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Jawa
Timur.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63