Kata Pengantar - RENJA DISPERINDAG PROV. KALBAR TAHUN 2016

  DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016

  ATA ENGANTAR K P Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perindustrian dan

  

Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 yang merupakan salah satu kewajiban

untuk merencanakan pembangunan industri dan perdagangan satu tahun kedepan untuk

mencapai misi dan tujuan Dinas dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik (Good

Governence), efesien, efektif, bersih dan responsif serta dapat dikontrol oleh semua pihak.

  Dalam penyusunan RENJA 2016 secara sistematik dan melembaga ini sudah diupayakan

disesuaikan dan mengacu kepada Surat Edaran Gubernur Kalimantan Barat nomor

050/0570/Monevdal-Bappeda tentang Penyampaian Rancangan Awal RKPD tahun 2016 dan

Penyusunan Renja SKPD tahun 2016 yang merupakan penjabaran dari Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tanggal 21 Oktober 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dengan mengacu pada Rancangan Awal

RKPD tahun 2016, Renstra tahun 2013

  • – 2018 serta Tupoksi Dinas Perindustrian dan

    Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat. Rancangan Renja 2016 ini juga telah dilakukan proses

    partisipasi publik melalui Forum SKPD bidang industri dan Perdagangan yang dilaksanakan pada

    bulan Maret 2015 yang lalu yang dihadiri pemerintah kab/kota, SKPD dan instansi vertikal

    Provinsi terkait, dunia usaha, dan akademisi yang menghasilkan berita acara kesepakatan dan

    telah diperbaiki pada saat Pra musrenbang Provinsi Kalbar dan Nasional serta telah dilakukan

    penyelarasan Renja SKPD ini dengan RKPD 2016 oleh Bappeda Provinsi Kalbar.

  RENJA 2016 ini tidak hanya memperhatikan Renstra dan perkembangan serta isu-isu

terkini industry dan perdagangan baik di daerah maupun nasional, tetapi juga lebih menekankan

pada pencapaian target kinerja yang tertuang dalam sasaran strategis dengan mengikuti

Indikator Kinerja Utama Dinas Perindag Provinsi Kalbar. Demikian RENJA 2016 Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat ini disusun, untuk dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

  22 Juni Pontianak, September 2015 Kepala Dinas Perindustrian danPerdagangan Provinsi Kalimantan Barat,

  Drs. ROBERTUS ISDIUS, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 195809281984111002

  Daftar Isi

  D AFTAR

  I SI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

LAMPIRAN

I. MATRIK RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016, USULAN TAMBAHAN PENDANAAN

TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU 2017

ENDAHULU AN BAB1P AMBARAN MUM

I.1 G U

  Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu instansi teknis yang membina sektor ekonomi di Kalbar sesuai dengan nilai-nilai yang melekat pada Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi (TUPOKSI) berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi Kalimantan Barat ; dan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2014 tentang perubahan ketiga Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat mengenai telah dibentuknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat yang dijabarkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbar dan diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Gubernur nomor 17 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbar. Dalam menjalankan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, Dinas Perindustrian dan perdagangan Provinsi Kalimantan Barat didukung oleh 3 (tiga) Unit Pelayanan Tehnis dan 1 (satu) Unit Pelatihan yaitu,Unit pengawasan Sertifikasi Mutu Barang, Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak, serta Unit Pelayanan Kemetrologian Singkawang, dan Unit Pelatihan Industri Kecil Menengah Provinsi Kalbar.

  Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 - 2018 dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah DaerahProvinsi KalimantanBarat Tahun 2016. Dalam proses penyusunan Renja ini telah disesuaikan dengan hasil rapat

  • – rapat kerja atau koordinasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI dan Kementerian Perdagangan RI, serta Rapat Kerja Industri dan Perdagangan Se Kalimantan Barat tahun 2015 (Forum SKPD Penyusunan Renja Dinas Perindag Provinsi Kalbar 2016) yang melibatkan instansi dan stakeholder terkait di provinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu, penyusunan Renja ini memperhatikan hasil kinerja program/kegiatan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, isu-isu strategis, mempertimbangkan sinergi antar sektor pembangunan, koordinasi antar SKPD baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota serta instansi terkait lainnya.

UGAS OKOK DAN UNGSI

I.2 T P F

  Dalam melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2014 tentang perubahan ketiga Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang dijabarkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 17 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbar, maka atas dasar ketentuan tersebut urusan / bidang Perindustrian dan Perdagangan menjadi tanggungjawab dan kewenangan DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT.

  Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Provinsi di bidang perindustrian dan perdagangan, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

  mempunyai fungsi antara lain :

  a. Perumusan kebijakan teknis di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin, elektronika dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;

  b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian serta perdagangan luar negeri;

  e. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;

  f. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan asset, serta urusan umum di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan; g. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas lainnya di bidang perindustrian dan perdagangan yang diserahkan oleh Gubernur; Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dinas

  Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

  Mempunyai tugas memimpin, membina, mengkoordinasikan, memfasilitasi, menyelenggarakan, mengawasi, mengevaluasi, dan mengendalikan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  2. Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris.

  Mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, rencana strategis, administrasi kepegawaian, umum serta pengelolaan keuangan dan asset. Sekretariat membawahi :

  Subbag Rencana Kerja,Monitoring dan Evaluasi yang bertugas mengumpul,

  mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis penyusunan rencana kerja, rencana strategis, monitoring dan evaluasi.

  Subbag Umum dan Aparatur yang bertugas mengumpul, mengolah dan

  menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta urusan umum.

  Subbag Keuangan dan Asset yang bertugas untuk mengumpul, mengolah dan

  merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan asset.

  3. Bidang Industri Agro dan Kimia (Bidang IAK)

  Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang industri agro dan kimia, industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan, minuman, hasil laut dan perikanan dan industri kimia. Bidang IAK membawahi :

  Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan yang bertugas mengumpul,

  mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidangIndustri Hasil Hutan dan Perkebunan.

  Seksi Industri Makanan, Minuman, Hasil Laut dan Perikanan yang bertugas

  mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidangIndustri Makanan, Minuman, Hasil Laut dan Perikanan.

  Seksi Industri Kimia yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industri kimia.

  4. Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka

  Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang pengembangan produksi Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka; pengembangan usaha Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka; serta sarana Industri Logam alat Mesin Elektronika dan Aneka.

  Bidang ILMEA membawahi :

  Seksi Industri Logam dan Permesinan yang bertugas mengumpul, mengolah

  dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industri logam, alat dan permesinan.

  Seksi Industri Elektronika dan Telematika yang bertugas mengumpul,

  mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industrielektronika dan telematika.

  Seksi industri Alat Transportasi dan Aneka yang bertugas mengumpul,

  mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industri alat transportasin dan aneka.

  5. Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Kemetrologian

  Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan pengawasan usaha perdagangan; kemetrologian dan perlindungan konsumen; serta sarana perdagangan. Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Kemetrologian membawahi :

  Seksi Usaha Perdagangandan Produk Dalam Negeriyang bertugas

  mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang usaha perdagangan dan Produk Dalam Negeri.

  Seksi Kemetrologian dan Perlindungan Konsumen yang bertugas

  mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang kemetrologian dan perlindungan konsumen.

  Seksi Logistik dan Sarana Perdagangan yang bertugas mengumpul,

  mengolah dan merumuskanbahan kebijakan teknis di bidang logistik dan sarana perdagangan.

  6. Bidang Perdagangan Luar Negeri

  Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang ekspor, impor dan pengembangan pasar luar negeri. Bidang Perdagangan Luar Negeri membawahi :

  Seksi Ekspor yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang ekspor. Seksi Impordan Bina Perdagangan Lintas Batasyang bertugas mengumpul,

  mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang impordan Bina Perdagangan Lintas Batas.

  Seksi Kerjasama dan Pengembangan Pasar Luar Negeri yang bertugas

  mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang kerjasama dan pengembangan pasar luar negeri.

7. Unit Pelaksana Teknis

  mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang dinas yang mempunyai wilayah satu atau beberapa daerah Kabupaten/Kota. Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat terdiri atas :

a. Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak Wilayah kerja melingkupi di 11 Kab/Kota (Kota Pontianak, Kab. Pontianak, Kab.

  Landak, Kab. Sanggau, Kab. Sekadau, Kab. Sintang, Kab. Melawi, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Ketapang dan Kab. Kayong Utara). Tugas dari Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat di bidang kemetrologian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Struktur Organisasi Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak terdiri dari Kepala Unit, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Massa dan Timbangan, Seksi Ukuran Arus, Panjang dan Volume dan Kelompok Jabatan Fungsional.

  b. Unit Pelayanan Kemetrologian Singkawang Wilayah kerja melingkupi 3 Kab/Kota (Kota Singkawang, Kab. Sambas dan Kab.

  Bengkayang).Tugas dari Unit Pelayanan KemetrologianSingkawang adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat di bidang kemetrologian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  c.

  Unit Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barang

  Berlokasi di Kota Pontianak dengan wilayah kerja melingkupi 14 Kab/Kota se- Kalbar dan tugasnya adalah melaksanakan pengujian contoh dan kalibrasi untuk kepentingan sertifikasi (certificate of conformity) dan non sertifikasi. Struktur Organisasi Unit Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barangterdiri dari Kepala Unit, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Jaminan Mutu, Seksi Bimbingan dan Teknis Kalibrasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.

  d. Unit Pelatihan IKM Kalbar

  Berlokasi di kota Pontianak dengan wilayah kerja melingkupi 14 Kab/Kota se- Kalbar dengan tugas melaksanakan sebagian tugas teknis bidang pelatihan industri kecil menengah berdasarkan undang-undang yang berlaku.Struktur Organisasi Unit Pelatihan IKM Kalbarterdiri dari Kepala Unit, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Penyelenggaraan Pelatihan, Seksi Bimbingan Pasca Pelatihan dan Kelompok Jabatan Fungsional.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

  Ada tiga jenis jabatan fungsional yang dijabat oleh sejumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat yaitu Jabatan fungsional Penguji Mutu Barang (PMB), Tenaga Penera, dan Tenaga Arsiparis.

  Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut tidak terlepas dari kewenangan Provinsi untuk urusan industri dan perdagangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar sesuai Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor

  49 Tahun 2008dan diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Gubernur nomor 17 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbardapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.

  

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Perindag Prov. Kalbar

KEPALA DINAS KELOMPOK JAFUNG SEKRETARIAT SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN UMUM RENCANA KERJA KEUANGAN DAN DAN APARATUR DAN MONEV ASET BIDANG INDUSTRI LOGAM, BIDANG PERDAGANGAN BIDANG INDUSTRI AGRO

BIDANG PERDAGANGAN MESIN, ELEKTRONIKA DALAM NEGERI DAN DAN KIMIA

  

DAN ANEKA KEMETROLOGIAN

SEKSI USAHA SEKSI INDUSTRI HASIL SEKSI INDUSTRI LOGAM PERDAGANGAN DAN HUTAN DAN

SEKSI EKSPOR

  

DAN PERMESINAN PRODUKSI DALAM

PERKEBUNAN

NEGERI SEKSI INDUSTRI SEKSI KEMETROLOGIAN

  

MAKANAN, MINUMAN, SEKSI ELEKTRONIKA SEKSI IMPOR DAN BINA

DAN PERLINDUNGAN

HASIL LAUT DAN DAN TELEMATIKA PERDAGANGAN LINTAS

KONSUMEN PERIKANAN SEKSI INDUSTRI ALAT SEKSI LOGISTIK DAN SEKSI KERJASAMA SEKSI INDUSTRI KIMIA TRANSPORTASI DAN SARANA PENGEMBANGAN ANEKA PERDAGANGAN PASAR LUAR NEGERI

  UP IKM, UPSMB, UP Kemetrologian UPTD

  UPTD Pontianak, UP Kemetrologian

UPTD

Singkawang

3 S D R

ISTEMATIKA OKUMEN ENJA I.

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 pasal 134 tanggal 21 Oktober 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa penyajian rancangan Renja RKPD provinsi dan kabupaten/kota dengan sistematika paling sedikit sebagai berikut:

  a. pendahuluan;

  b. evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu;

  c. tujuan, sasaran, program dan kegiatan;

  d. indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menggambarkan pencapaian Renstra SKPD;

  e. dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif; f. sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan; dan g. penutup

  Berdasarkan peraturan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat menyajikan Renja SKPD tahun 2016 dalam 5 (lima ) bab, yaitu:

  Bab I. Pendahuluan I.1 Gambaran Umum I.2 Tugas Pokok dan Fungsi I.3 Sistematika Dokumen Renja Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Renja 2014 II.1 Sasaran Pembangunan Tahunan Industri dan Perdagangan Daerah Provinsi Kalimantan Barat II.2 Realisasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Bab III. Tujuan dan sasaran Rencana Kerja Tahun 2016 III.1 Visi Misi Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun

  2013 -2018

  III.2 Isu

  • – Isu Penting

  III.3. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja RKT 2016

Bab IV. Rencana Program dan Kegiatan Bab V. Penutup

2 E P R ERJA AHUN 2014 K T

VALUASI ELAKSANAAN ENCANA BAB

ASARAN EMBANGUNAN AHUNAN NDUSTRI DAN ERDAGANGAN

II.1 S P T

  I P AERAH ROVINSI ALIMANTAN ARAT D P K B

  Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar sebagai bagian dari Pemerintah Daerah Prov. Kalimantan Barat tentunya melandasi perencanaan strategisnya dalam kerangka Rencana Strategis Pemda Kalimantan Barat yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam RPJMD Kalimantan Barat tahun 2013-2018. Sesuai dengan visi Gubernur Kalimantan Barat yang

  • – tertuang pada RPJMD tersebut menyatakan bahwa visi pembangunan Kalbar 2013 2018 adalah

  “Mewujudkan Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat,

Cerdas, Aman, Berbudaya dan Sejahtera”. Selanjutnya, dari 10 (sepuluh) misi

  Pembangunan Kalbar 2013-2018, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat mendapat amanat untuk melaksanakan misi ke 8 (delapan), yaitu “Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan,

  

melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal, terutama pengusaha

kecil, menengah dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal,

teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali,

mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni tradisional guna melestarikan

sekaligus mempertahankan ketahanan budaya ” dan mengawal tujuan 5 (lima) dan 6 (enam). Tujuan kelima misi kedelapan adalah “Meningkatkan daya saing daerah,

  dengansasaran “Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalamnegeri

  ” danstrategi yang digunakan adalah dengan : “Meningkatkan ekspor, mengendalikan impor dan meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri ” sertaarah kebijakan yang ditempuh adalah : “Meningkatkan diversifikasi komoditi dan tujuan pasar ekspor didukung peningkatan efisiensi sistim distribusi dan pengembangan perdagangan dalam negeri, serta akses fasilitasi standarisasi produk lokal dan pengamanan perdagangan ”.

  Selanjutnya Tujuan keenam dari misi kedelapan adalah “Memanfaatkan sumberdaya lokal sebagai sumberdaya ekonomi

  ”, dengansasaran pembangunan adalah : “Meningkatkan nilai tambah sumberdaya lokal”. Sedangkan Strategi pembangunan yang diambil adalah : “Revitalisasi Industri melalui peluang hilirisasi Komoditi Utama daerah dan penguatan struktur Industri Daerah ”, dan Arah Kebijakan yang ditempuh adalah dengan“Mendorong tumbuh dan berkembangnya industri yang mengolah komoditi utama daerah, industri peralatan dan mesin yang mendukung pengembangan sektor primer dan IKM unggulan Provinsi ”.

  Selanjutnya secara lebih rinci strategi pengembangan urusan industri lebih diarahkan pada revitalisasi industri melalui peluang hilirisasi komoditi utama daerah dan penguatan struktur Industri daerah yang berkelanjutan. Inti dari strategi ini adalah penumbuh kembangan industri pengolahan komoditi utama/unggulan daerah; yang didukung penguatan peranan industri kecil dan menengah; dan pengembangan industri peralatan & mesin serta alat angkut yang mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, pertambangan dan perikanan, melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, keterkaitan dalam mata rantai pertambahan nilai, serta fasilitasi bagi usaha industri untuk tumbuh dan berkembang berbasis kawasan, kompetensi inti daerah, kreatifitas intelektual dan kelestarian lingkungan. Strategi pengembangan Industri daerah tersebut melalui arah kebijakan pengembangan urusan industri daerah yaitu :

  a) Pengembangan subsistem industri hilir yang terintegrasi dengan berbasis pada industri pengolahan hasil perkebunan, pertanian danperikananserta pertambangan yang berdaya saing;

  b) Penumbuhkembangan industri kecil dan menengah unggulan Provinsi berbasis sumberdaya lokal melalui pendekatan One Village One Product (OVOP), kompetensi inti daerah dan kreatifitas intelektual serta nilai luhur masyarakat Kalimantan Barat;

c) Menumbuhkembangan industri peralatan, mesin dan alat angkut yang mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan, dan pertambangan.

  Sedangkan strategi pengembangan urusan perdagangan diarahkan pada Meningkatkan ekspor, mengendalikan impor didukung peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan pengamanan perdagangan daerah. Inti dari strategi ini adalah mengupayakan perluasan jenis komoditi dan tujuan pasar ekspor yang berkualitas; ditunjang pengawasan atas barang-barang impor yang beredar dipasar; upaya-upaya menjaga stabilitas stok bahan pokok dan strategis masyarakat; fasilitasi penyediaan sarana perdagangan dan akses pasar bagi produk daerah; dan pengamanan pasar lokal melalui gerakan pemakaian produk lokal dan perlindungan konsumen. Strategi Pengembangan urusan Perdagangan tersebut dilakukan melalui Kebijakan pengembangan urusan perdagangan yang diarahkan untuk : a) Pengamanan ketersediaan serta kelancaran distribusi bahan pokok dan strategis masyarakat, didukung dengan perluasan danpenguatan jaringan distribusi,penyebaran informasi perdagangan/bisnis, peningkatan sarana dan prasarana perdagangan hingga di kawasan perbatasan, pedalaman dan pulau- pulau dalam wilayah Kalimantan Barat; b) Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perdagangan luar negeri di daerah hingga ke daerah perbatasan melalui intensitas koordinasi antar stakeholder dan kerjasama regional ekonomi, serta fasilitasi peningkatan daya saing produk ekspor melalui sertifikasi dan pengujian mutu produk; c) Memfasilitasi pelaku usaha dalam memasarkan produk daerah melalui upaya- upaya promosi dan misi dagang untuk meningkatkan ekspor daerah; d) Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan daerah, terutama dengan semakin banyak beredarnya barang-barang produksi dari luar

  Kalbar termasuk eks-impor. Masyarakat Kalimantan Barat diharapkan dapat menjadi konsumen yang cerdas, tidak konsumtif dan paham atas hak-haknya sekaligus lebih menghargai produk lokal, sehingga menjadi instrumen yang kuat dalam upaya pengembangan ekonomi lokal dan dalam menghadapi deras masuknya produk-produk luar di era pasar bebas ini.

  T ARGET & R EALISASI

  

IKU P ROVINSI TA. 2014

  Berdasarkan uraian diatas maka Sasaran Strategis pembangunan daerah yaitu : Meningkatkan ketahananan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalam negeri” dengan Indikator Kinerja Utama Pemprov Kalbar yang menjadi tanggung jawab Dinas Perindag Provinsi Kalbar yaitu Jumlah ekspor sektor perdagangan (US$); Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita (Juta Rp/bulan); Produktivitas total daerah (Juta Rp./tahun); dan Nilai tukar petani.

  Berdasarkan Indikator kinerja utama daerah untuk mengukur sasaran tersebut beserta target dan pencapaian yang berhasil diraih pada tahun anggaran 2014 adalah dalam tabel berikut:

TABEL 2.1 CAPAIAN TARGET IKU PEMPROV KALBAR NO SASARAN

  INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI % STRATEGIS KINERJA UTAMA DALAM RPJMD

PROV KALBAR

8. Meningkatkan Jumlah ekspor US$ 1.693,87 Juta USD 651,99 juta 38,50

  ketahananan sektor perdagangan neraca (US$) perdagangan Pengeluaran Rp. 0.760 juta/bulan Rp. 0.870 114.47 yang didukung konsumsi rumah juta/bulan efisiensi tangga perkapita perdagangan Produktivitas total Rp. 16,89 Rp. 16.97 100.47 dalam negeri daerah Juta/tahun juta/tahun Nilai tukar petani 101,73 96,01

  94.00 Sumber Data : RPJMD Kalbar 2013

  • – 2018, Bappeda 2013 dan BPS Kalbar, 2015 Berdasarkan tabel diatas Nilai ekspor Kalimantan Barat tahun 2014 mencapai USD

  

651.99 Juta, jauh di bawah target RPJMD sebesar USD 1.693,87 Juta atau hanya

  terealisasi sebesar 38.50%. Hal ini disebabkan Ekspor Kalimantan Barat sangat tergantung kepada sektor indutri Hulu terutama karet (crumb rubber), ekspor bahan tambang, serta produk kayu olahan. Berawal dari diberlakukannya Permen ESDM Nomor

  11 Tahun 2012 yang mengatur tentang larangan ekspor hasil tambang dalam keadaan mentah, nilai ekspor Kalbar pada tahun tersebut anjlok hingga 30 % dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2011 nilai ekspor Kalbar mencapai USD 1.867,8 Juta, turun menjadi USD 1.303,86 Juta pada tahun 2012. sedangkan pada tahun 2013 nilai ekspor Kalbar mencapai USD 1.361,0 Juta meningkat sekitar 3,09 % dibandingkan tahun 2012.Sementara untuk tahun 2014, nilai ekspor Kalbar mencapai USD 651.99 Juta, mengalami penurunan yang sangat drastis dibandingkan dengan tahun 2013 hingga mencapai 51.65 %.Penurunan nilai ekspor Kalbar pada tahun 2014 merupakan lanjutan dari trend penurunan ekspor akibat belum siapnya perusahaan pertambangan yang ada di Kalbar untuk menghasilkan produk turunan yang boleh diekspor sesuai Permen ESDM di atas. Ditambah pada tahun 2014 perekonomian dunia mengalami penurunan yang ditandai dengan turunnya harga minyak dunia. Imbas dari lesunya perekonomian dunia sangat berpengaruh terhadap permintaan bahan baku karet (crumb rubber). Harga karet jatuh di titik terendah dan sangat mempengaruhi nilai ekspor Kalbar yang sangat tergantung pada karet, selain bahan tambang. Selain itu turunnya harga dunia bahan- bahan substitusi berupa karet sintetis yang berasal dari minyak bumi turut mempengaruhi turunnya harga karet alami.

  Sebagai bahan perbandingan, Pertumbuhan nilai ekspor (non migas) secara nasional pada periode Januari-Desember 2014 juga mengalami penurunan sebesar 3.43 % dibandingkan tahun 2013 (yoy).

  IKU D P G P 2014

  ARGET & EALISASI INAS ERINDA ROVINSI TA. T R

  Sementara itu, indikator kinerja serta pencapaian sasaran strategis yang ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar (IKU Disperindag Prov. Kalbar) beserta pencapaianya pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

NO SASARAN

  INDIKATOR KINERJA SAT 2014 STRATEGIS TARGET REALISASI %

  1

  2

  3 4 5a 5b 5c %

1 TUMBUH DAN

  1.1. Laju Pertumbuhan sektor Industri

  3 4.3 143,33 BERKEMBANG- Kalbar per tahun NYA SEKTOR

  %

  1.2. Jumlah Pertambahan industry

  2 4.3 215

  INDUSTRI Lokasi

  1.3. Jumlah kawasan industri yang

  4 5 125 KALBAR difasilitasi Kab/

  1.4. dukungan persebaran dan

  14 14 100 kota penguatan industry Unit

  1.5. jumlah industri unggulan provinsi

  3 4 133,33 usaha yang difasilitasi

NO SASARAN

  INDIKATOR KINERJA SAT 2014 STRATEGIS TARGET REALISASI %

  1

  2

  3 4 5a 5b 5c Unit 1.6. jumlah industri prioritas provinsi

  2 14 700 usaha yang difasilitasi Unit

1.7. Jumlah industri yang difasilitasi

  3 7 233 usaha melalui penerapan industri hijau 1.8 dok Jumlah Rekomendasi IUI yang - -

  3 diterbitkan

  1.9 Kab/ Dukungan pengembangan Alsintan 1 1 100 kota centre Unit

  1.10 Pengembangan Industri alat angkut

  1 - - usaha Lokasi

  1.11 Pengembangan Industri galangan

  1 - - Kapal Komo

  1.12 Dukungan hilirisasi bahan tambang -

  1 - diti 2.1 %

  2 TUMBUH & BER- pertumbuhan jumlah IKM Formal 1,5 3.3 220 KEMBANGNYA Kalbar

2.2 Unit

  INDUSTRI KECIL jumlah IKM Kalbar yang difasilitasi

  65 65 100 DAN MENENGAH

  2.3 Lokasi Sentra industri kreatif basis IT 1 1 100

  KALBAR

  2.4 Unit Jumlah IKM Wira Usaha Baru yang 100 145 145 usaha tumbuh dan Berkembang

  3.1 %

  3 PENINGKATAN Laju Inflasi Kalimantan Barat 5,7 9.38 60,0 EFISIENSI

  3.2 Jenis produk yang dipromosikan dalam 4 4 100

  PERDAGANGAN negeri

DALAM NEGERI

  3.3 Unit Jumlah Gudang dengan sistim resi 1 1 100

  YANG DIDUKUNG gudang

  DENGAN

  3.4 Pasar Jumlah pasar tradisional yang 7 7 100

  PENGAMANAN dibina

  PERDAGANGAN

  3.5 Perusa Jumlah SIUP, TDP dan TDG yang 3046 6329 207.80 DAERAH haan terdata

  3.6 Kasus Jumlah pengaduan konsumen

  45

  41

  91.11

  3.7 Alat jumlah Wajib Tera/tera Ulang 2000 2000 100

  3.8 Jenis Jumlah barang beredar yang 10 10 100 diawasi

  3.9 Kab/ Jumlah BPSK yang terbentuk 4 7 110 kota

  %

  3.10 Pemeliharaan dan peningkatan 100 100 100 Kemampuan Lab Kemetrologian Orang

  3.11 Peningkatan jumlah & kompetensi

  18 17 94,44 SDM Kemetrologian Alat 3.12 jumlah alat UTTP yang ditera/tera 23600 22951

  97.25 ulang %

  3.13 Persentase Kecamatan yang

  70.69 98 138.63 dilayani

  4.1 USD

  

4 PENINGKATAN Neraca Perdagangan 842,70 150.74 17,89

juta EKSPOR DAERAH

  4.2 dok Kerjasama Ekonomi Regional 1 1 100

  DAN

NO SASARAN

  INDIKATOR KINERJA SAT 2014 STRATEGIS TARGET REALISASI %

  1

  2

  3 4 5a 5b 5c

  4.3 Unit PENGENDALIAN Jumlah Eksportir baru

  7 20 285,7 usaha

  IMPOR

  4.4 Kali Jumlah Kontak Dagang

  5

  4

  80

  4.5 USD 1.693,87 651.99 Nilai ekspor Kalimantan Barat 35,48 juta

  4.6 dok Pelayanan Dokumen Ekspor impor 1600 1866 116,63 secara online

  4.7 Ruang Pemeliharaan dan peningkatan 9 9 100 lingkup

  Kemampuan Lab pengujian &

  4 Kalibrasi sertfikasi mutu barang

  4.8 Orang Jumlah SDM Fungsional sertifikasi 7 7 100 mutu barang yang ditingkatkan kompetensinya

  4.9 Sampe Jumlah Pengujian Mutu produk 150 302 201.3 l Alat

  4.10 Jumlah kalibrasi alat lab 250 433 173.2

  5.1 Bulan

5 PENINGKATAN Operasional pelayanan kantor

  12 12 100 KUALITAS

  5.2 dok Jumlah dokumen perencanaan 2 2 100

  KINERJA Indag Kalbar

  PELAYANAN

  5.3 Kab/ Data spatial indag Kalbar

  6

  3

  50 EKSTERNAL DAN kota

  INTERNAL

  5.4 Orang Peningkatan SDM aparatur Indag 37 50 135.14

  ORGANISASI

  5.5 Kali Jumlah Forum sinergi 1 1 100 pengembangan Indag

  A.1. SASARAN STRATEGIS 1 (SS 1) “ TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA SEKTOR INDUSTRI KALBAR”

1.1 Laju Pertumbuhan sektor industri kalbar per tahun dan 1.2 Laju Pertambahan Industri

  Target pada tahun 2014 sebesar 3 % dengan realisasi sebesar 4,3 % sehingga persentase capaian kinerja untuk IKU ini mencapai 143,33%. Jika dibandingkan pada tahun 2012 dan 2013 dengan pertumbuhan industri sebesar 3,1 % dan 4,29 % , maka terjadi kecenderungan trend peningkatan laju pertumbuhan industri selama 3 tahun terakhir di Kalimantan Barat. Sementara untuk capaian kinerja pada tahun 2013 mencapai 155,4 % dan pada tahun 2012 mencapai 112,3 %. Pencapaian pada tahun 2013 yang melampaui tahun 2014 dipengaruhi oleh lebih rendahnya target IKU 2013 dibandingkan dengan tahun 2014. Target pada Perjanjian Kinerja Tahun 2014 tidak mengalami perubahan terhadap target yang ditetapkan pada Renstra Dinas 2013 – 2018.

  1.3 Jumlah kawasan industri yang difasilitasi Jumlah kawasan industri yang difasilitasi pada tahun 2014 sejumlah 5 kawasan.

  Sebenarnya pengertian lima kawasan di sini mengacu pada lima kabupaten yang di dorong untuk mengembangkan kawasan industri di daerahnya. Kelima kabupaten tersebut adalah kabupaten Sanggau (Kawasan Industri Tayan), Kabupaten Landak (KI Mandor), Kabupaten Sambas (KI Semparuk), Kabupaten Ketapang (KI Kendawangan), serta Kabupaten Kapuas Hulu (KI Badau). Dengan target yang ditetapkan sebesar 4 kawasan di wilayah 4 kabupaten di Kalimantan Barat persentase capaian kinerja mencapai 125 %.

  1.4 Dukungan Persebaran dan Penguatan Industri

  Merupakan indikator dalam rangka melakukan kegiatan pembinaan industri di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Dengan terget sebanyak 14 kabupaten/kota, pencapaian sebesar 100 %. Hal-hal yang dihasilkan adalah:

   Fasilitasi percepatan pembangunan kawasan industri di 5 kabupaten seperti dijelaskan pada poin IKU 1.3.  Fasilitasi pengkajian kompetensi inti industri daerah (KIID) Kab. Kayong Utara.  Penumbuhan dan pengembangan industri pengolahan hasil laut dan perikanan di Kota Pontianak, Kabupaten Sanggau, dan Kapuas Hulu.  Pengembangan industri pengolahan mangrove di Kab Mempawah dan Kubu Raya  Fasilitasi sertifikasi halal bagi industri pangan di kota pontianak  Partisipasi kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat tingkat provinsi di

  Kabupaten Sekadau  Pembuatan aplikasi data base industri kimia, agro, dan hasil hutan untuk 14 kabupaten/kota se Kalimantan Barat.

  1.5 Jumlah Industri Unggulan Provinsi yang difasilitasi

  Target yang ditetapkan adalah 3 unit usaha dengan realisasi sebanyak 4 unit usaha sehingga capaian kinerja mencapai 133,33 %. Empat unit usaha yang difasilitasi adalah:  KUB Telaga Seliyau Desa Meripit Baru, Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang yang merupakan kelompok pengolah industri hilir karet. Sentra Industri Pengolahan Kelapa Terpadu “Kelapa Mas” Desa Jawai Laut,  Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas yang merupakan kelompok pengolah industri sabutret.

   Koperasi Surya Alam Mandiri, Kabupaten Bengkayang yang merupakan kelompok pengolah industri sabutret.  Koperasi Serba Usaha Khatulistiwa Sejahtera sebagai pengelola Kawasan Industri Semparuk, Kabupaten Sambas.

  1.6 Jumlah industri Prioritas Provinsi yang difasilitasi

  Target yang ditetapkan sebesar 2 unit usaha dengan realisasi sebanyak 14 unit sehingga realisasi sebesar 700 %. usaha industri prioritas yang dimaksud adalah sebagai sebagai berikut:

   I SUN VERA, IKM OVOV bintang 3 di Kota Pontianak menerima bantuan bahan kemasan dan mesin bantuan Kementerian Perindustrian  Pembinaan IKM pengolahan hasil laut: 1 kelompok di Kabupaten Sanggau, 1 kelompok di kabupaten Kapuas Hulu, serta 3 kelompok di Kota Pontianak.

   Fasilitasi sertifikasi halal bagi 8 IKM pengolahan pangan yang berlokasi di Kota Pontianak  Pembinaan 2 unit IKM pengolahan mangrove di Kabupaten Mempawah

  1.7 Jumlah industri yang difasilitasi melalui penerapan industri hijau

  Target yang ditetapkan sebanyak 3 unit usaha dengan capaian sebanyak 7 unit usaha baik industri besar maupun IKM. Realisasi target sebesar 233 %.

   1 kelompok IKM pengolahan hasil laut di Kabupaten Sanggau, 1 kelompok di Kabupaten Kapuas Hulu, dan 3 kelompok di kota Pontianak  2 kelompok IKM pengolahan mangrove di Kabupaten Mempawah.

  1.8 Jumlah Rekomendasi IUI yang diterbitkan

  Target yang ditetapkan sebanyak 3 dokumen. Tidak ada realisasi terkait indikator dimaksud berkenaan dengan pengalihan kewenangan sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 147/M-IND/PER/10/2009 yang manyatakan bahwa kewenangan penerbitan IUI telah dilimpahkan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal. Menindaklanjuti perkembangan tersebut IKU 1.8 akan dipertimbangkan untuk dihapuskan sejalan dengan revisi Renstra yang rencananya akan disusun setelah ada perubahan/revisi RPJMD Provinsi Kalbar.

  1.9 Pengembangan Industri Alat Angkut, 1.11 Pengembangan Industri Galangan Kapal, dan 1.12 Dukungan hilirisasi bahan tambang

  Dikarenakan kondisi anggaran yang dialokasikan di Dinas Perindag Prov. Kalbar pada tahun 2014 tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait IKU diatas pencapaian target tidak bisa diwujudkan.

  A.2 SASARAN STRATEGIS 2 (SS 2 ) “TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA IKM KALBAR”

  

2.1 Pertumbuhan jumlah IKM formal Kalbar dan 2.2 Jumlah IKM Kalbar Yang

difasilitasi

  Pertumbuhan IKM formal Kalbar pada tahun 2014 tumbuh sebesar 3.3 %, melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.5 %, sehingga capaian kinerja untuk IKU di atas mencapai 220 %. IKM formal mengacu pada IKM yang terdaftar dalam data base DInas Perindag Prov. Kalbar yang merupakan agregasi dari seluruh database yang ada di Kabupaten/kota se Kalimantan Barat.

  URAIAN

INDUSTRI KECIL MENENGAH 2009 2010 2011 2012 2013 2014

  

Unit Usaha 1.755 1.790 1.826 1.899 1.925 1.988

TK (orang) 11.937 12.175 12.419 12.915 13.505 13.523

Investasi (Rp. 83.931 85.610 87.322 90.815 94.992 95.087

Juta

  Sumber: Dinas Perindag prov. Kalbar 2015

  Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan IKM Kalbar yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar diantaranya adalah:  Partisipasi Pameran Nasional, Daerah, dan Keagamaan  Partisipasi Pameran Produk unggulan  Partisipasi Promosi dan pameran Produk Unggulan IKM di dalam dan Luar negeri  Partisipasi Pameran Aneka Produk Kerajinan Kalbar pada HUT Gelar Kerajinan Dekranasda dan Taman Mini di Jakarta  Dukungan dan Partisipasi UPAKARTI  Pembentukan Kelompok Usaha Baru (KUB) di Desa Model yang bekerjasama dengan PKK  Peningkatan Industri kemasan di Kalbar.

  Sedikitnya 65 Unit Usaha IKM Kalbar terlibat atau difasilitasi dalam kegiatan-kegiatan di atas. Dengan target sebanyak 65 unit usaha yang difasilitasi realisasi capaian yang diraih sebesar 100%. Beberapa permasalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan di atas antar lain:

   Masih terbatasnya pemanfaatan mesin berteknologi maju dan berstandar  Kemampuan manajemen dan teknis pelaku IKM masih rendah  SDM Pembina IKM masih sangat terbatas dan sering terjadi perpindah tugas dengan rentang periode yang relative singkat  Kurangnya dana Pembinaan IKM  Letak lokasi pembinaan IKM terhadap sentra IKM binaan relative jauh dan sulit dicapai  Akses modal bagi calon wirausaha baru yang relative sulit.

  2.3 Sentra Industri kreatif basis IT

  Pada tahun 2014 Dinas Perindag Prov. Kalbar melaksanakan kegiatan pengembangan industri kreatif basis IT yang dilaksanakan pada bulan Juni dan September dengan terbentuknya forum pengembangan bagi pelaku dan Pembina industri kreatif basis IT di Pontianak. Forum melibatkan para peminat IT yang sebagian besar adalah mahasiswa/pelajar.

  Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah belum adanya nota kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Perindag Prov. Kalbar dengan Pemerintah Kota Pontianak, serta belum tersedianya lokasi/tempat pengembangan IT di Pontianak.

  2.4 Jumlah IKM wira usaha baru yang tumbuh dan berkembang

  Pencapaian target IKU di atas dilakukan dengan pelaksanaan pelatihan kepada para pelaku IKM Kalbar. Tercatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Pelatihan