Buku Guru Bahasa Indonesia SMALB-ATUNANETRA

  Buku Guru Bahasa Indonesia TUNANETRA KELAS X

  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

  KURIKULUM 2013

SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

  Buku Guru Bahasa Indonesia

SMALB-A/TUNANETRA

  Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

  Kontributor : NI WAYAN RATIH Penyunting materi : (tim pengarah) Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

  Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. BAHASA INDONESIA-

TUNANETRA SMALB : Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  • –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

  x, 126 hal. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas X

  ISBN 978-602-282-629-3 (jilid lengkap)

  ISBN 978-602-282-630-9 (jilid 1) Bahasa Indonesia – Studi dan Pengajaran I. Judul

I. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  Cetakan ke-1, 2014 Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

KATA PENGANTAR

  Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan peraturan ini telah ditetapkan kebijakan baru pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kurikulum yang berlanjut dengan penerapan kurikulum 2013. Menurut peraturan ini struktur kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Khusus struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah termasuk untuk SMALB terdiri atas. (a) muatan umum; (b) muatan peminatan akademik; (c) muatan peminatan kejuruan; dan (d) muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat. Kompetensi inti yang mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar. Kompetensi inti berfungsi sebagai pengintegrasi muatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program pembelajaran dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Penetapan standard kompetensi lulusan sekolah dan kompetensi inti ini tentuakan berimplikasi pada manajemen pembelajaran dan pengembangan bahan ajar Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

  Dengan diberlakukannya implementasi kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2014/ 2015 di SMALB, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan kurikulum pendidikan khusus. Kegiatan ini telah berhasil merumuskan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sejumlahmata pelajaran bagi peserta didik/siswa SMALB. Merujuk pada kurikulum tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan bahan ajar pendidikan khusus. Dari kegiatan pengembangan tersebut telah diterbitkan sebanyak 54 jenis bahan ajar pendidikan khusus untuk peserta didik/siswa SMALB kelas X Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Ringan, Tunadaksa Sedang, dan Autis, yang terdiri dari 27 bahan ajar untuk peserta didik/siswa dan 27 bahan ajar untuk guru yang mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Matematika, dan Seni Budaya.

  Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan bahan ajar ini khususnya kepada semua Penulis, Editor, dan Ilustrator serta team professional dari Dit. Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud di bawah koordinasi, Direktur Dit.Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, dengan dibantu Kasubdit Pembelajaran, Kasi Pelaksanaan Kurikulum, Kasi Penilaian dan Akreditasi yang telah mengkoordinir penulis, penelaah/editor, illustrator, tim Dit PKLK. Dan tim tenaga teknis sehingga atas kerja keras dan bekerja dengan penuh konsentrasi dapat dihasilkannya bahan ajar ini. Semoga ketersediaan bahan ajar ini akan mendorong semua guru dan Kepala Sekolah SMALB untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memahami dan menerapkan prinsip- prinsip pembelajaran dalam mengelola kelas dan mengembangkan sekolah serta bagi guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik pada setiap kegiatan pembelajaran supaya dihasilkan lulusan SMALB yang kreatif, produktif, inovatif, dan mandiri serta memiliki sikap ilmiah.

  Jakarta, Mei 2014. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan MOHAMMAD NUH

  DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………... iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………. vi

Bagian I Petunjuk Umum……………………………………... 1

  2 A. Latar Belakang ………………………………………...

  3 B. Tujuan Pembelajaran………………..……………….

  4 C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar…………

  7 D. Pembelajaran dan Penilaian………………………..

  23 E. Karakteristik Ketunaan……………………………..

  24 F. Format Buku ………………………………………….

  Bagian II Petunjuk Khusus………………………….………..

  26 Bab I Kritik dan Humor dalam Anekdot…………..

  27

  27 A. Peta Konsep……………………………………..……...

  28 B. KI dan KD yang dibahas……………………..……...

  30 C. Proses Pembelajaran ………………………..……….

  35 D. Uji Kompetensi …………………………….………….

  41 E. Pengayaan ………………………………….….……….

  42 F. Remedial …………………………………………….....

  43 G. Interaksi Guru dan Orang Tua …………………….

  Bab II Bijak Berpendapat dalam Kehidupan Sehari-hari………………………………………………….

  44

  44 A. Peta Konsep………………………………………..…...

  45 B. KI dan KD yang dibahas………………………..…...

  47 C. Proses Pembelajaran …………………………..…….

  52 D. Uji Kompetensi …………………………………..…….

  62 E. Pengayaan ………………………………………..…….

  63 F. Remedial ………………………………………………....

  63 G. Interaksi Guru dan Orang Tua …………………….

  Bab III Mari Pedulikan Lingkungan Hidup…………

  65

  65 A. Peta Konsep………………………………………….....

  66 B. KI dan KD yang dibahas………………………..…...

  68 C. Proses Pembelajaran ………………………..……….

  73 D. Uji Kompetensi ……………………………..………….

  82 E. Pengayaan …………………………………..………….

  82 F. Remedial ……………………………………..………....

  83 G. Interaksi Guru dan Orang Tua …………………….

  Bab IV Proses Menjadi Warga Negara yang Baik..

  85

  85 A. Peta Konsep………………………………………….....

  86 B. KI dan KD yang dibahas………………………..…...

  88 C. Proses Pembelajaran …………………………..…….

  93 D. Uji Kompetensi ……………………………….………. 100 E. Pengayaan ………………………………………..……. 101 F. Remedial ….……………………………………….….... 102 G. Interaksi Guru dan Orang Tua …………………….

  

Bab V Santun dalam Bernegosiasi…………………… 103

  103 A. Peta Konsep………………………………………..…... 104 B. KI dan KD yang dibahas………………………..…... 106 C. Proses Pembelajaran …………………………..……. 111 D. Uji Kompetensi ……………………………………..….

  118 E. Pengayaan ………………………………………..……. 119 F. Remedial ……………………………………………….... 120 G. Interaksi Guru dan Orang Tua …………………….

  Daftar Pustaka …………………………………………….………

  122

  

Glosarium……………………………………………………..……. 123

BAGIAN I PETUNJUK UMUM

A. Latar Belakang

  Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaan, kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya, serta berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

  Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan, tulis, maupun isyarat serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

  Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa dalam bahasa dan sastra Indonesia. Kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

  Oleh karena itu, dipandang perlu disusun Buku Pegangan Guru ini diharapkan guru lebih terarah dalam memandu proses pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

B. Tujuan Pembelajaran

  Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

  1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan, tulis, maupun dalam bentuk isyarat.

  2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

  3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

  4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

  5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

  6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

C. KI dan KD Bahasa Indonesia Tunanetra Kelas X Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan

  1.1 Mensyukuri anugerah mengamalkan Tuhan akan keberadaan ajaran agama bahasa Indonesia dan yang dianutnya menggunakannnya sesuai sesuai dengan dengan kaidah dan kemampuan konteks untuk anak mempersatukan bangsa. berkebutuhan khusus.

1.2 Mensyukuri anugerah

  Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.

  1.3 Menghargai keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.

  Menunjukkan sikap

2. Menghayati

  2.1 dan mengamal tanggung jawab, peduli, kan perilaku responsif, dan santun jujur, disiplin, dalam menggunakan tanggung bahasa Indonesia untuk jawab, peduli membuat anekdot (gotong royong, mengenai permasalahan kerjasama, sosial, lingkungan, dan toleran, damai), kebijakan publik. santun, respon sif dan pro- aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebu- tuhan khusus.

  2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil observasi secara lisan/tulisan.

  2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan langkah yang telah ditentukan.

  2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia. untuk merundingkan topik tertentu.

  3 Memahami,me nerapkan,dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebu- tuhan khusus berdasarkan rasa ingintahu- nya tentang

  3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.

  3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis. ilmu pengeta-

  3.3 Menganalisis teks anekdot, huan,teknologi, laporan hasil observasi, seni, budaya, prosedur kompleks, dan dan humaniora negosiasi secara lisan dan dengan wa- tertulis. wasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penye- bab fenomena dan kejadian, serta mene- rapkan penge- tahuan prose- dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4 Mengolah,

  4.1 Menginterpretasi makna menalar, dan teks anekdot, eksposisi, menyaji dalam laporan hasil observasi, ranah konkret prosedur kompleks, dan dan ranah negosiasi secara lisan dan abstrak sesuai tertulis. dengan kemam puan anak

  4.2 Memproduksi teks berkebutuhan anekdot, eksposisi, laporan khusus terkait hasil observasi, prosedur dengan pengem kompleks, dan negosiasi bangan dari sesuai dengan jenis teks yang dipelajari- yang akan dibuat secara nya di sekolah lisan dan tertulis. secara mandiri, dan mampu menggunakan

  4.3 Menyunting teks anekdot, metoda sesuai eksposisi, laporan hasil kaidah keilmu- observasi, prosedur an. kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara lisan dan tertulis.

D. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran

  Pada prinsipnya, pembelajaran di kelas hanya menyampaikan pengetahuan pokok dan memberikan dasar-dasar untuk pendalaman materi dengan melaksanakan tugas kelompok, berpasangan, dan mandiri. Untuk pengembangan dan pendalaman materi pembelajaran teks, guru perlu memanfaatkan sebanyak mungkin sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekitar sekolah. Sesuai dengan ketersediaan sumber belajar, tugas tambahan membaca buku perlu diberikan kepada setiap peserta didik dan hasil pelaksanaan tugas itu ditulis dengan menggunakan format yang telah ditentukan dalam panduan evaluasi pembelajaran ini. Selama proses pembelajaran teks berlangsung, apapun metode yang diterapkan oleh guru perlu diupayakan agar siswa dapat terkesan, terinspirasi, termotivasi untuk gemar belajar.

2. Media Pembelajaran

  Dalam pembelajaran bahasa Indonesi guru dianjurkan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang mendukung pencapaian hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah tentu berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Guru dituntut untuk kreatif memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekolah. Secara umum media pembelajaran dapat dikelompokkan: a) Media pembelajaran yang ada di kelas.

b) Media pembelajaran yang ada di luar kelas

3. Prosedur Pembelajaran

  Prosedur pembelajaran pada kurikulum 2013 selalu menggunakan pendekatan saintifik yang menerapkan lima langkah dalam pembelajaran berikut.

a) Mengamati

  Peserta didik difasilitasi untuk membaca dari berbagai sumber, melalui kegiatan menyimak huruf

  Braille, mendengarkan pembacaan teks, atau sumber

  audio lainnya yang terkait dengan materi pembelajaran.

b) Menanya

  Kegiatan menanya bisa dilakukan antarpeserta didik, atau dengan guru. Kegiatan menanya pada peserta didik tunanetra bisa dilakukan dengan lisan atau tulis. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pola bercakap-cakap yang diselipkan aktivitas tanya jawab tentang materi yang sedang dibahas.

c) Mengumpulkan informasi (mengeksplorasi)

  Kegiatan ini ditandai dengan menggali berbagai informasi dari berbagai sumber. Kegiatan ini akan membuka cakrawala berpikir atau wawasan peserta didik yang lebih luas dan lebih lengkap. Dengan berbagai data dan informasi yang dijelajah selanjutnya peserta didik difasilitasi masuk pada tahapan aktivitas mengolah informasi.

  d) Mengolah informasi (mengasosiasi)

  Pada tahap ini peserta didik difasilitasi untuk memilih, menyortir, menyeleksi, bahkan menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya, menghubungkan satu nilai dengan nilai lainnya yang berkaitan dengan materi atau topik yang sedang dibicarakan. Mengolah informasi juga memiliki aktivitas mengaitkan materi yang dipelajari dengan kondisi lain baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

  e) Mengomunikasikan

  Mengomunikasikan secara tertulis atau lisan tentang hasil kajian kepada pihak lain (kawan, guru, orang tua, dll). Tahapan belajar ini sangat penting untuk mengukur berbagai aspek ketercapaian belajar peserta didik. Pada tahap ini guru dapat mengukur semua aspek penilaian terutama yang berkaitan langsung dengan keterampilan berkomunikasi.

  4. Metode Pembelajaran

  Metode pembelajaran merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai dengan optimal. Metode merupakan cara yang diterapkan dalam implementasi strategi pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunanetra adalah:  Ceramah dan informasi  Diskusi/kooperatif  Tanya jawab  Pemberian tugas

  5. Penilaian

  Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses belajar. Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013

   Mengukur berpikir kritis  Mengukur hirarki berpikir hingga Habits of Mind  Menilai proses dan hasil belajar  Menilai kemampuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif  Melibatkan portofolio  Perangkat penilaian dan tugas-tugas bersifat otentik

a. Jenis Penilaian 1) Penilaian Otentik

  Penilaian otentik adalah penilaian yang mengharuskan peserta didik untuk menunjukkan pengetahuan (knowledge), sikap (afective), keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability) dalam situasi yang nyata /real life situations (Popham, 1995; Bookhart, 2001). Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

  Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru diharuskan menerapkan penilaian otentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik. Guru harus menerapkan berbagai kriteria yang berkaitan dengan konstruksi materi ajar dan aktivitas pengamatan. Pada waktu yang bersamaan, guru juga harus mencoba untuk menilai aktivitas dan prestasi peserta didik di luar sekolah.

  Penilaian otentik akan mendorong para guru untuk selalu mencoba menggabungkan serangkaian kegiatan guru dalam pembelajaran dengan berbagai kegiatan belajar peserta didik. Guru harus dapat menumbuhkan motivasi secara terus-menerus agar peserta didik selalu terlibat dalam proses belajar mengajar. Hasilnya peserta didik memiliki ketrampilan yang tinggi untuk belajar. Jenis penilaian otentik biasanya meliputi: 1) Penilaian kinerja, 2) Penilaian projek, 3) Penilaian portofolio, dan 4) Penilaian tertulis.

  Dalam peraturan menteri (permen) nomor 66 tahun 2013 terdapat:  Penilaian sikap: observasi, penilaian diri, penilaian antarteman (penilaian sebaya), dan jurnal.

   Penilaian pengetahuan: tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.  Penilaian keterampilan: tes praktik, penilaian projek, dan portofolio.

2) Penilaian Sikap

a) Penilaian observasi

  Penilaian ini dilakukan melalui pengamatan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

  Kriteria Instrumen Penilaian Observasi  Mengukur aspek sikap (bukan aspek kognitif atau psikomotor) yang dituntut pada kompetensi inti dan kompetensi dasar.

   Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur.  Memuat sikap atau indikator sikap yang dapat diobservasi;  Mudah untuk digunakan; dan  Dapat merekam sikap peserta didik.

b) Penilaian Diri

  Peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangannya, serta tingkat pencapaian kompetensi dari apa yang dipelajarinya. Penilaian diri biasanya dikombi- nasikan dengan teknik penilaian lainnya. Bagi anak tunanetra penilaian diri sangat dianjurkan untuk melatih dan membiasakan jujur pada diri sendiri. Penilaian diri dapat diterapkan pada tugas-tugas individu dengan menggunakan format yang memuat indikator/aspek penilaian yang akan dinilai. Kriteria Instrumen Penilaian Diri:

  • kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana;
  • bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik;
  • menggunakan format penilaian sederhana dan mudah dipahami peserta didik;
  • kriteria penilaian jelas tidak bermakna ganda;
  • menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya;

  • mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik;
  • bermakna, mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya;
  • memuat indikator kunci atau indikator esensial; dan
  • indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

c) Penilaian antarteman (penilaian sebaya)

  Penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Kriteria Instrumen Penilaian Antarteman

  • Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.
  • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik.
  • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana.
  • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik.

  • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
  • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.

d) Penilaian dengan Jurnal

  Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.

  Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis.

  Kriteria Instrumen Jurnal

  • Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
  • Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
  • Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
  • Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
  • Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
  • Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
  • menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

3) Penilaian Pengetahuan

  a) Tes Tertulis

  Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respon dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.

  b) Tes Lisan

  Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Instrumen Tes Lisan

  • Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.
  • Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
  • Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.
  • disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

c) Penilaian Melalui Penugasan

  Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas.

4) Penilaian Keterampilan

a) Tes praktik

  Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. Kriteria tes praktik

  • Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
  • Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
  • Mencantumkan waktu/kurun waktu penger- jaan tugas.
  • Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
  • Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
  • Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

  b) Penilaian proyek

  Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

  c) Penilaian Portofolio

  Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik atau hasil ulangan dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Kriteria Tugas pada Penilaian Portofolio

  • Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur.
  • Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.

  • Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian.
  • Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan).

  5) Ulangan Harian

  Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih (dapat berbentuk penugasan). Ulangan harian harus terencana dan pelaksanaanya harus diinformasikan kepada siswa sebelumnya (tidak menjebak atau karena guru kehabisan materi).

  6) Ulangan Tengah dan Akhir Semester

  Ulangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan Ulangan Tengah Semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan Akhir Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

  7) Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat Kompetensi pada akhir jenjang satuan pendidikan.

  Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

  8) Cara Penilaian

   Unjuk kerja 1) Sasaran: Keterampilan berbahasa secara produktif seperti: memajang tulisan, presentasi, membacakan, dan sebagainya secara bermakna dan otentik. 2) Peserta didik memeragakan proses berpikir tingkat tinggi dan mandiri. 3) Penilaian bukan hanya pada produk tetapi juga pada proses. 4) Kedalaman lebih penting daripada keluasan. 5) Dapat diintegrasikan dengan penilaian observasi, penilaian diri, dan penilaian teman.

   Pengamatan 1) Sasaran: tindakan peserta didik belajar melakukan tindakan komunikatif (berbicara, menyimak, membaca, menulis) secara wajar, tidak disengaja untuk penilaian.

  2) Peserta didik menyadari dituntut untuk bertindak terbaik tetapi tidak menyadari jika dinilai. 3) Meliputi tindakan verbal dan nonverbal, di dalam maupun di luar kelas. 4) Bukan penilaian formal seperti tes, melainkan untuk tujuan memberi balikan. 5) Balikan diberikan secara langsung maupun tidak langsung. 6) Jumlah peserta didik yang akan diamati pada setiap kali pengamatan perlu ditentukan. 7) Penilaian diarahkan pada salah satu atau lebih dari ketiga unsur teks.

   Portofolio 1) Sasaran: menilai ketekunan, minat, kemajuan, dan keberhasilan dalam belajar melakukan banyak kegiatan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

  2) Kumpulan pekerjaan peserta didik yang mendukung proses belajar, antara lain laporan kemajuan, jadwal kerja, outline projek, jurnal, buku harian, dan sebagainya.

  3) Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan hasil atau capaian belajar, antara lain teks yang disalin, diringkas, dibuat sendiri, yang telah dibaca, foto, video, clipping, dan sebagainya. 4) Kumpulan hasil tes, ujian, nilai, dan latihan. 5) Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian sejawat, yang berupa komentar, checklist, dll.

   Penilaian Diri dan Penilaian Teman/Sebaya 1) Sasaran: proses atau hasil belajar 2) Aspek keterampilan khusus atau penilaian secara umum 3) Penilaian metakognitif, untuk meningkatkan kualitas belajar 4) Bentuk: diary, jurnal, format khusus, yang berupa: komentar, checklist, dan penilaian 5) Peserta didik diberikan pelatihan sebelum dituntut untuk melaksanakannya.

  9) Kriteria Penilaian 1) Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan teks.

  2) Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks. 3) Tingkat ketepatan unsur kebahasaan/kaidah bahasa: tata bahasa, kosakata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan. 4) Tingkat kesesuaian format penulisan/penyampaian.

E. Karakteristik Ketunaan

  Anak tunanetra pada dasarnya sama dengan anak normal lainnya, hanya dari aspek psikologi sosial mereka membutuhkan rasa aman ketika bersosialisasi dalam kehidupannya. Anak tunanetra akan mengalami gangguan psikologis yang cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif. Mereka mengenal dan mempelajari alam lingkungannya dengan cara mendengarkan, maka indera pendengaran anak tunanetra ini berkembang luar biasa melebihi anak normal. Karakteristik anak tunanetra, memengaruhi kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan dan kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada halnya dengan tingkah laku anak tunanetra sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat keturunannya.

  Layanan pendidikan untuk anak tunanetra mencakup membaca dan menulis braille, berhitung, pengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas. Akibat mengalami kelainan pada indera penglihatannya, maka anak tunanetra biasanya mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan yang berhubungan dengan kinestetik.

  Untuk membantu penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka dibutuhkan layanan dan peralatan khusus. Alat-alat yang dapat membantu mengembangkan kemampuan akademik pada anak tunanetra dapat berupa: huruf braille, rekaman pembicaraan, musik, dan alat-alat peraga lain yang relevan.

  Hal yang penting dilakukan adalah pemberian kesempatan dan perhatian khusus pada anak tunanetra untuk mengoptimalkan perkembangan intelektual dan akademiknya.

  Dalam proses pendidikan, guru dan personil lainnya bertugas untuk menyiapkan masa depan anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan anak bekerja sesuai dengan kemampuannya, membekali mereka dengan latihan keterampilan yang menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.

F. Format buku

  

Buku Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas 10 SMALB-

A (Tunanetra) ini secara umum terdiri dari dua bagian.

Bagian I Petunjuk Umum, terdiri dari A. Latar Belakang B. Tujuan Pembelajaran C. KI dan KD Bahasa Indonesia Kelas X SMALB-A

  (Tunanetra)

  D. Strategi dan model pembelajaran(Penilaian, penggunaan media, sarapras, prosedural keselamatan kerja disesuaikan dengan kondisi siswa, dsb)

E. Karakteristik Ketunaan

  Bagian II Petunjuk Khusus Pembelajaran, terdiri dari:

  Bab I Kritik dan Humor dalam Pembelajaran Keterampilan Peta Konsep A. KI dan KD yang dibahas B. Proses Pembelajaran C. Uji Kompetensi D. Pengayaan E. Remedi F. Interaksi Guru dan Orang Tua G. Bab II …. Materi untuk bab II sampai bab selanjutnya sama dengan Bab I di atas.

BAGIAN II PETUNJUK KHUSUS

A. Peta Konsep KRITIK DAN HUMOR DALAM ANEKDOT

  

Teks Anekdot

Memahami Menginterpretasi

Membandingkan Memproduksi

  

Menganalisis Menyunting

B. KI dan KD yang dibahas Kompetensi Inti (KI)

  1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.

  2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.

  3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahu- an faktual, konseptual, dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

  4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

  Kompetensi Dasar (KD)

  Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,

  3.1 eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis. Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi,

  4.1 laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis. Membandingkan teks anekdot, laporan hasil

  3.2 observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis. Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan

  4.2 hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan jenis teks yang akan dibuat secara lisan dan tertulis. Menganalisis teks anekdot, laporan hasil

  3.3 observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis. Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil

  4.3 observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara lisan dan tertulis.

C. Proses Pembelajaran Kegiatan

  I Pembukaan

  • Guru mempersiapkan

  (mengondisikan) siswa untuk belajar.

  • Guru mengucapkan salam
  • Guru memberikan informasi tentang keterkaitan pembe- lajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pem- belajaran yang akan dilaksanakan.
  • Guru memberikan pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

   Kegiatan Inti Mengamati

  • Guru mengarahkan siswa untuk mengamati teks anekdot buku siswa.
  • Tugas 1(buku siswa halaman

  11)

  Menanya

  • Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang teks anekdot.
  • Tugas 2 (buku siswa halaman

  12)

  Mengeksplorasi

  • Guru meminta siswa secara berkelompok mencari teks anekdot yang lain.
  • Tugas 3 (buku siswa halaman

  12)

  Mengasosiasi

  • Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot.
  • Tugas 4 (buku siswa halaman

  12)

  Mengomunikasi

  • Guru meminta siswa untuk menuliskan dan menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
  • Tugas 5 (buku siswa halaman

  14)

  Penutup

  • Guru mengonfirmasi hasil pembelajaran terkait struktur dan interpretasi makna teks anekdot.
  • Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
  • Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

   Kegiatan

  II Pembukaan

  • Guru mempersiapkan (me- ngondisikan) siswa untuk belajar.
  • Guru mengucapkan salam
  • Guru memberikan informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pem- belajaran yang akan dilaksanakan.
  • Guru pengarahan bahwa
melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

  Kegiatan Inti Mengamati

  • Guru mengarahkan siswa untuk membandingkan dua teks anekdot di buku siswa.
  • Tugas 1(buku siswa halaman

  16)

  Menanya

  • Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang 2 teks anekdot yang dibandingkan.
  • Tugas 2 (buku siswa halaman

  18)

  Mengeksplorasi

  • Guru meminta siswa secara berkelompok untuk mendis- kusikan persamaan dan perbedaan 2 teks anekdot.
  • Tugas 3 (buku siswa halaman

  18)

  Mengasosiasi

  • Guru meminta siswa secara berkelompok menulis teks anekdot.
  • Tugas 4 (buku siswa halaman

  18)

  Mengomunikasi

  • Guru meminta siswa mem- bacakan dan saling menanggapi teks anekdot yang dibacakan di depan kelas.
  • Tugas 5 (buku siswa halaman

  19)

  Penutup

  • Guru mengonfirmasi hasil pembelajaran terkait dengan perbandingan dan penulisan
teks anekdot.

  • Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
  • Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

   Kegiatan

  III

  • Guru mempersiapkan (me- ngondisikan) siswa untuk

   Pendahuluan belajar.

  • Guru mengucapkan salam
  • Guru memberikan informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Guru pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

  Kegiatan Inti Mengamati

  • Guru meminta siswa untuk mendengarkan pembacaan teks anekdot buatan teman.
  • Tugas 1(buku siswa halaman 21)

  Menanya

  • Guru memina siswa mem- buat pertanyaan tentang teks anekdot yang dibaca-
kan.

  • Tugas 2 (buku siswa hala- man 21)

  Mengeksplorasi

  Guru meminta siswa secara berkelompok mengerjakan tugas 3. Tugas 3 (buku siswa halaman 21)

  

Mengasosiasi

  • Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot
  • Tugas 4 (buku siswa halaman 22)

  Mengomunikasi

  • Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling menanggapinya.
  • Tugas 5 (buku siswa halaman 22)

  Penutup

  • Guru mengonfirmasi hasil pembelajaran terkait dengan menganalisis dan menyunting teks anekdot.
  • Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
  • Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

D. Uji Kompetensi Contoh: Penilaian Pengetahuan: LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Contoh Tes Tulis (Bentuk Uraian)

   Satuan Pendidikan : SMALB-A Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : X Kompetensi dasar : 3.1 Memahami struktur dan

  kaidah teks anekdot, eks- posisi, laporan hasil obser- vasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.