MAKALAH TEORI SIBERNETIK KEL 5

MAKALAH
TEORI BELAJAR SIBERNETIK

Diajukan untuk memenuhi tugas makalah belajar dan pembelajaran yang diampuh oleh:
Bapak Husamah, S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh :
1. Puput Destariana

201710070311046

2. Lailatul Mufaridha

201710070311058

3. Indrawan Prasetyo

201710070311056

4. Nafira Noer Arlanda 201710070311075

MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG, APRIL 2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syuKur senantiasa kami panjatkank ehadirat Allah SWT, karena berkat
segala rahmat-Nya, makalah “Belajar dan Pembelajaran”

ini dapat tersusun tepat pada

waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi maupun pikiranya, sehingga untuk
itu patutlah kami menghanturkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya..
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah belajar dan
pembelajaran

yang


diampuh oleh Bapak Husamah, S.Pd.,M.pd,

sehingga diharapkan

semoga penyusunan makalah tentang “Teori Belajar Sibernetik” ini dapat bermanfaat,
menambah pengetahuan dan pengalman baru bagi para pembaca sekaligus memperkaya
khasanah keilmuan serta dunia pendidikan.
Akhirnya dari susunan makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna , sehingga saran,
masukan dan bahkan kritikan sangat diharapkan supaya kami dapat memperbaiki makalah ini
dengan sebaik mungkin.

Malang, 03 Mei 2018
Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................................ 1
B. Perumusan masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan penulisan .................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Belajar Dalam Pandangan Sibernetik ......................................................................3
B. Kelebihan dan Kelemahan Teori Sibernetik ............................................................3
C. Teori Pemrosesan Informasi ....................................................................................4
D. Kondisi Internal Siswa dan Eksternal Siswa ..........................................................5
E. Teori Belajar Menurut Landa ..................................................................................6
F. Teori Belajar Menurut Pask dan Scott .....................................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 7

ii

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia memiliki umpan balik
(feedback) yang memungkinkan berlangsungnya proses komunikasi. Dengan adanya
proses komunikasi maka manusia akan dapat saling bertukar pikiran dan saling
berbagi informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa ilmu pengetahuan ataupun
ilmu sosial yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Untuk mermperoleh
informasi tersebut dibutuhkan cara untuk menangkap dan memproses suatu informasi.
Wiener mengemukakan konsepumpan balik (feedback) yang menjadi dasar
teori sibernetik, yang melihat komunikasi sebagai lingkaran yang menghubungkan
bagian terpisah dari suatu sistem, misal sistem komputer, sistem keluarga, sistem
organisasi, ataupun sistem media. Lingkungan belajar sibernetik menekankan saling
ketergantungan antara sitem belajar dan siswa. Dalam lingkungan belajar sibernetik,
umpan balik merupakan suatu negoisasi atau perundingan. Siswa menetapkan arah
atau petunjuk sendiri dan membuat pilihanya sendiri dan sistem belajar akan berusaha
mempelajari pola-pola yang muncul sehubungan dengan kebutuhan siswea itu dan
memberikan respon terhadap siswa dengan menyediakan tantangan-tantangan
baru.teori belajar ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
komunikasi. Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik
adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif
dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk

memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi. Sekilas, teori
sibernetik mempunyai kesamaan dengan teori belajar kognitif yang mementingkan
proses belajar dibandingkan hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori
sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang
akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses.
Secara eksistensial, persoalan pendidikan dan manusia bagaikan hubungan
antara jiwa dan raga manusia. Jika jiwa berpotensi menggerakkan raga manusia, maka
kehidupan manusiapun digerakan oleh pendidikan ke arah pencapaian tujuan akhir.

1

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana belajar menurut pandangan sibernetik?
2. Apakah kelemahan dan kelebihan teori sibernetik?
3. Bagaimanakah teori tentang pemrosesan informasi?
4. Bagaimanakah kondisi ekternal & kondisi internal siswa untuk belajar?
5. Bagaimana teori belajar menurut Landa?
6. Bagaimana teori belajar menurut Pask & Scott?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui teori belajar menurut pandangan sibernetik
2. Mengetahui kelemahan & kelebihan teori sibernetik
3. Mengetahui teori pemrosesan informasi
4. Mengetahui kondisi eksternal & internal siswa saat belajar
5. Mengetahui teori bel;ajar menurut Landa
6. Mengetahui teori belajar menurut Pask & Scott

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Belajar Dalam Pandangan Sibernetik
Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics berasal
dari bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot, jurumudi, kemudi atau gubernur,
akar kata yang sama dengan pemerintah. Istilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan
cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan berlangsungnya proses komunikasi.
Sistem cybernetic terwujud dalam berbagai bidang, yaitu 1) Bidang ekonomi yang dikenal
dengan konsep invisible hands, 2) dalam bidang ekonomi yang dikenal dengan konsep check
and balances di konstitusi, 3) dibidang berfikir, yang terwujud dalam cara berfikir Hegel,

yaitu tesis-antitesis dan sintesis. Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan
pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem,
pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Prinsip dasar
teori sibernetik yaitu menghargai adanya “perbedaan”, bahwa suatu hal akan memiliki
perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan
waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai berikut: INPUT-PROSES-OUTPUT.
Menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi (pesan
pembelajaran), proses belajarsangat ditentukan oleh sistem informasi. Teori ini hampir sama
dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dibandingkan dengan hasil belajar,
namun perbedaannya adalah teori sibernetik lebih mementingkankan sistem informasi yang
diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Dengan
kata lain, sistem informasi dipandang sangat memegang peranan penting dalam memudahkan
penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa.
B. Kelebihan dan Kelemahan Teori Sibernetik adalah sebagai berikut
Kelebihan Teori sibernetik adalah 1) cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih
menonjol; 2) penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis; 3) Kapabilitas belajar dapat
disajikan lebih lengkap; 4) Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang
ingin di capai; 5) Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya,
kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu, dan 6)
balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat untuk kerja yang

telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Sedangkan kelemahan teori Sibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem
informasi yang dipelajari, dan kuran memperhatikan bagaimana proses belajar. Teori
sibernetik dikritik sebab tidak membahas proses belajar secara langsung sehingga hal ini
menyulitkan penerapannya. Jika teori humani lebih dekat kedunia filsafat, teori sibernetik ini
lebih dekat ke psikologi dan informasi. Selain itu pemahaman kita terhadap mekanisme kerja
otak masih terbatas mengakibatkan pengetahuan tentang bagaimana informasi diolah menjadi
sangat terbatas.
3

C. Teori Pemrosesan Informasi
Aliran sibernetik menekankan pada “sistem informasi” yang dipelajari. Memproses
informasi meliputi 1) Mengumpulkan dan menghadirkan informasi (encoding), 2)
menyimpan informasi (storage), 3) mendapatkan informasi dan menggali informasi kembali
dari ingatan pada saat dibutuhkan (retrieval). Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak
pada tiga asumsi yaitu 1) bahwa antar stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan
pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu
tertentu, 2) Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan
bentuk atauapun isinya, dan 3) salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Ketiga asumsi tersebut menjadi dasar pengembangan teori tentang komponen struktur dan

pengatur alur pemrosesan informasi. Komponen pemrosesan informasi dipilah menjadi tiga
berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”.
Berikut adalah skema pemrosesan informasi

Gambar Model Information Processing Theory dari Woolfolk
Sumber:https://kkchilddevelopment.wordpress.com/child-development-2/cognitivedevelopment-2/
1. Sensory/ Memory/ Sensory Register/ Sensory Receptor (SM/SR)
Sensory/ Memory/ Sensory Register/ Sensory Receptor (SM/SR) merupakan
komponen pertama dalam sistem memori. Sensory memory menerima informasi atau
stimuli dari lingkungan (seperti sinar, suara, bau, panas, warna, dan lain-lain) terus
menerus melalui alat-alat penerima (receptors). Informasi yang diterima disimpan
dalam sensory memory untuk beberapa saat saja, sangat singkat, kurang lebih dua
detik. Informasi yang ada mudah terganggu dan berganti.
4

2. Working Memory (WM) dan Short Term Memory (STM)
Working Memory adalah bagian dari memory manusia, komponen keduanya yang
menangkap informasi yang di beri perhatian (attention) oleh individu dan menyimpan
informasi menjadi pikiran-pikiran. Salah satu cara untuk menjaga ingatan terhadap
informasi dalam Short Term Memory (STM) adalah mengulang dengan latihan

(rehearsal).
3. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) merupakan bagian dari sistem memory manusia yang
menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama. Informasi yang
diperoleh dalam jaringan kerja ini melalui spred of activation, yaitu pencarian
kembali informasi berdasarkan keterangannya dengan informasi-informasi yang lain.
Informasi yang tersimpan dalam LTM tidak akan pernah terhapus atau hilang.
D. Kondisi Internal Siswa dan Eksternal Siswa
1. Kondisi Internal
Kondisi Internal mempengaruhi proses belajar melalui pengelolahan informasi dan
sangat penting untuk diperhatikan oleh guru dan mengelolah pembelajaran antara lain
(Suminar,2010): a) Kemampuan awal siswa adalah pengetahuan atau keterampilan
yang telah dimiliki siswa merupakan, prasyarat sebelum mengikuti pembelajaran.
Dpat di ukur melalui tes awal, interview atau dengan cara lain yang cukup sederhana
b) Motivasi, sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku
kearah tujuan tertentu c) Perhatian merupakan strategi kogntif untuk menerima dan
memilih stimulus yang relefan untuk diproses lebih lanjut diantara skian banyak
stimulus yang datang dari luar d) Persepsi tindakan menyusun, mengenali dan
mefsirkan informasi sensori untuk memberikan gambaran dan pemahaman tentang
lingkungan (Scacher dalam Husamah,2016) e. Ingatan adalah suatu sistem aktif yang

menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi f) Lupa merupakan
hilangnya informasi yang telah di simpan dalam ingatan dengen jangka panjang g)
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat di ingat kembali setelah seseorang
mempelajari sesuatu, jadi kebalikan lupa h) Transfer adalah proses yang telah pernah
di pelajari, mempengaruhi proses dalam mempelajari materi yang baru

2. Kondisi Eksternal
a)
Kondisi Belajar merupakan masukan yang dapat menyebabkan adanya
modifikasi tingkahlaku yang dapat dilihat sebagai akibat dari adanya proses belajar b)
Tujuan belajar merupakan sistem pembelajaran yang sangat penting sebab komponen
lain dalam pembelajaran harus bertolak dari tujuan yang hendak dicapai dalam proses
5

belajarnya c) Pemberian Umpan Balik, merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
siswa karena memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan dan tingat
kompetensinya.
D. Teori Belajar Menurut Landa
1) Proses Berpikir Algoritmik merupakan proses berfikir sistematis, tahap demi tahap,
linier, konvergen, lurus menuju kesatu target tujuan tertentu guna memahami suatu
argorotma harus memiliki pengetahuan dasar karena pada dasarnya algoritma lahir
dari konsep logika. Jadi strategi pembelajaran algoritmik adalah urutan atau langkah
yang ditempuh oleh siswa untuk menyelesaikan suatu masalah dalam hal ini
adalahmasalah dalam pembelajaran yang terdapat dalam program TIK
dalampembelajaran berpusat pada guru dan semuanya berdasarkan logika
2) Cara Berpikir Heuristik yaitu cara berpikir devergen, menuju beberapa target atau
tujuan sekaligus. Hurustik sendiri adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan
sesuatu tanpa adakeharusan untuk dilaukan secara berurutan.
E. Teori Belajar Menurut Pask dan Scott
Tujuan belajar dari teori belajar ini agar siswa mampu mengkaji yang telah di pelajari, dan
didapat dari pendidik, sertadapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada2 macam
cara berfikir dalam teori ini yaitu; 1) Serialis, Pendekatan algoritmit siswa yang
menggunakan strategi penggunaan langkah-langkah berurutan yang logis dan setia pada
langkah-langkah yang telah ditetapkan secara hirarkis merupakan pembelajaran yang
memiliki gaya pengajaran serialis. 2) Wholist, Cara berpikir menyeluruh. Siswa tipe ini
cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umun ke paling khusus atau detail.

6

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Teori belajar sibernetik sebenarnya merupakan perkembangan dari teori belajar kognitif,
yang menekankan peristiwa belajar sebagai proses internal yang tiodak dapat diamati secara
langsung dan terjadinya perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Teori
sibernetik diimplementasikan dalam beberapa pendekatan pembelajaran (theaching
approach) dan metode pembelajaran,yang sudah banyak diterapkan di Indonesia. Misalnya
virtual learning, e-earning, dan lainnya. Pada intinya dengan memahami teori ini guru akan
lebih mudah dalam menjalani tugasnya sebagai pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Husamah, Pantiwati, Y, Restian, A & Sumarsono,P. 2016.Belajar dan pembelajaran.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

7