Analisis Proses Evaluasi Pembelajaran Fi

Analisis Proses Evaluasi Pembelajaran Fisika
di SMP NUSA BAKTI
Dr. Hamdan Hadi Kusuma6, Anto Hidayatuloh7
Abstrak
Dalam dunia Pendidikan, Evaluasi Pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang penting (http://conf.unnes.ac.id). Di SMP NUSA BAKTI

kegiatan Evaluasi

merupakan kegiatan yang selalu dilakukan terutama dalam mata pelajaran Fisika atau
IPA dengan waktu dua bulan sekali atau tiga kali dalam satu semester. Terwujudnya
pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya

yang terus menerus untuk selalu

meningkatkan kualitas pendidikan (http://conf.unnes.ac.id). Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran di SMP NUSA BAKTI diawali dengan perencanaan, perencanaan biasa
dilakukan oleh guru IPA pada liburan semester genap atau liburan kenaikan kelas.
Aspek-aspek

yang digunakan adalah aspek koginitif, aspek afektif, dan aspek


psikomotorik. Aspek koginitif menggunakan test tertulis dan test lisan, aspek afektif
dilakukan dengan peniliain sikap oleh guru dan penilaian sikap antar siswa, dan aspek
psikomotorik dilihat dari kinerja siswa saat melakukan praktikum. Untuk mendapatkan
nilai akhir di SMP NUSA BAKTI merupakan nilai gabungan dari aspek kognitif 70%,
aspek afektif 20% dan aspek psikomotorik 10%.
I.

Pendahuluan
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Melalui pendidikan akan dihasilkan sumber daya manusia
yang mampu mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien untuk kepentingan
masyarakat. Pembangunan dalam pendidikan adalah hal penting, karena kemajuan dan
perkembangan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain system manajemen lembaga, guru,

6

Dosen Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN WALISONGO Semarang

7
Mahasiswa Pendidikan Fisika 4B (NIM : 1403066056), Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
WALISONGO Semarang

siswa, dan sarana prasarana. Guru sebagai salah satu faktor yang berperan dalam
penentuan kualitas pendidikan bertugas sebagai fasilitator yang utama dalam proses
pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru adalah faktor yang paling banyak
menghabiskan waktu dengan peserta didik (http://eprints.uny.ac.id/4533/1/1jurnal).
Sehingga untuk meningkatkan kinerja guru SMP NUSA BAKTI perlu diadaknnya
Evaluasi Pembelaran terhadap guru IPA. Karena dengan diadakan Evaluasi
Pembelajaran, guru IPA yang ada di SMP NUSA BAKTI dapat mampu melihat kinerja
hasil mengajar. Sesuai atau tidak dengan harapan yang akan dicapai oleh seorang guru
IPA .
Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila
telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih
positif atau lebih baik. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi
siswanya dengan car yang baik dan objektif. Sesuai dengan salah satu peran guru yang
disebutkan bahwa guru merupakan evaluator artinya, untuk mengetahui sejauh mana
proses belajar dilakukan selain itu guru dharus dapat mengoreksi apakah cara
pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan (http://conf.unnes.ac.id).

Pentingnya evaluasi bagi guru bertujuan untuk menggambarkan kemampuan
belajar siswa, mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, menentukan
tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau dipertahankan) , dan memberikan
pertanggungjawaban (http://conf.unnes.ac.id).
Menurut Wiersma dan Jurs mengemukakan perbedaan antara evaluasi
pengukuran dan penilaian. Mereka berpendapat bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang
mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi memiliki cakupan yang luas
(http://digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak).
Pengukuran (Measurment) merupakan suatu proses dalam menentukan
kuantitas. Dalam proses pembelajaran diartikan sebagai pemberian angka pada status
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas.. Definisi pengukuran menurut beberapa ahli
antara lain : menurut Suharsimi Arikunto : pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan suatu ukuran, menurut Lien : pengukuran adalah sejumlah data yang
dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan
interpretasi (http://conf.unnes.ac.id)
Penilaian atau Assessment merupakan Peroses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan kualitas yaitu nilai dan arti dari hasil belajar peserta didik

atau pengambilan keputusan dapat dikatakan baik atau tidaknya sesuaidengan kriteria.

Adapun menurut beberapa ahli tentang pengertian penilaian adalah sebagai berikut :
menurut Suharsimi Arikunto : menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif, menurut Mahrens : penilaian adalah
suatu pertimbangn professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk
membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu (http://conf.unnes.ac.id).
Evaluasi merupakan suatu proses yang dapat dijadikan salahsatu acuan oleh
seorang pendidik untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar.
Adapun pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian evaluasi adalah sebagi
berikut : menurut Norman E. Grounloud : evaluasi adalah suatu proses yang sistematik
dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan
efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan, menurut Edwin Wond
dan Gerold W. Brown : evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari
segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa Evaluasi
adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dicapai seseorang (http://conf.unnes.ac.id), Grondlund dan Linn (1990) mengatakan
bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran (Widiyawati,2011).
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka evaluasi harus memenuhi
prinsip-pronsip (dikutip dari Depdiknas,2002) sebagai berikut: valid, mendidik,

berorientasi pada kompetensi, adil dan objeltif, terbuka, berkesinambungan menyeluruh,
dan bermakna (www.yusranaphysics.co.id).
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas
program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajran adalah
merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran sebelum melakukan kegiatan
Evaluasi Pembelajaran (http://conf.unnes.ac.id). Semoga setelah melakukan Evaluasi
Pembelajaran guru IPA di sekolah SNP NUSA BAKTI kinerja mengajar mata pelajaran IPA
dapat lebih baik. Dan dengan hasil Evaluasi Pembelajaran siswa di SMP NUSA BAKTI
dapat menerima materi yang diterangkan oleh guru. Dengan demikian untuk dapat
melakukan pembahuruan pendidikan di SMP NUSA BAKTI adalah program pembelajaran
kegiatan evalusi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelum kegiatan
Evaluasi perlu dilakukan dengan baik, hasil evaluasi program mengajar sebelum evaluasi
merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan. Dari latar belakang yang telah diuraikan

maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : (a) bagaimana proses Evaluasi
Pembelajaran yang dilakukan di SMP NUSA BAKTI ? (b) apa saja aspek-aspek yang
digunakan dalam Evaluasi Pembelajaran di SMP NUSA BAKTI?

II. Metode
Dalam pelaksanaan kegiatan Observasi yang telah dilakukan adalah

menggunakan metode wawancara.
dengan Narasumber

Wawancara dilaksanakan di SMP Nusa Bakti,

Puji Yati,S.Pd.. Puji Yati adalah seorang guru IPA (Fisika &

Biologi) di SMP Nusa Bakti lulusan IKIP PGRI Semarang pada tahun 2001.

III. Hasil Penelitian
Dalam pembuatan perencanaan evalauasi pembelajaran yang terlibat adalah
guru yang mengampu mata pelajaran tersebut tanpa ada yang ikut campur, sebab dalam
kegiatan Evaluasi di SMP NUSA BAKTI seorang guru di percayai penuh dalam
melkaukan Evaluasi.

Dalam kegiatan

penilaian, aspek yang dinilai adalah aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Evalausi pembelajaran SMP NUSA BAKTI dilaksanakan 3x selama satu
semester dengan waktu pelaksanaannya yaitu insidental (bisa dilakukan 2 bulan sekali
dan kadang-kadang dilakukan kurang dari 2 bulan setelah kegiatan evaluasi
senelumnya). Prosedur pembuatan perencanaan evaluasi biasanya guru pengampu mata
pelajaran IPA melihat terlebih dahulu hasil semester sebelumnya, setelah itu guru
menentukan kriteria apa saja yang perlu diperbaiki dalam kegiatan semester yang akan
dating. Pelaksanaan perencanaan kegiatan biasa dilakukan pada libur semester atau
sebelum semester yang akan datang.
Dalam sebuah penelitian guru pada SMP NUSA BAKTI melakukan penelitian
Kognitif. Dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara siswa terlebih dulu diberi
gambaran tentang sebuah materi yang akan dibahas setelah guru memberikan kepada
beberapa siswa. Kemudian didalam penelitian juga guru sering menggunakan test. Test
yang dilakukan akan test tertulis dan test lisan.
Guru IPA di SMP NUSA BAKTI dalam penilain sikap biasa dilakukan saat
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan cara tersebut guru dapat melihat sikap siswa
itu seperti apa dan bagaimana kelakuan siswa pada saat kegiatan pengajaran. Selain guru

terjun langsung dalam penilaian sikap guru juga biasanya mengasih tugas kepada siswa
untuk menilai temannya sendri karena dengan penilaian anatar siswa, siswa tersebut bisa
mengetahui karakter dari masing-masing temannya.

Selain penilaian kognitif dan sikap, guru juga harus melakukan penilain
psikomotorik, karena dengan penilaian ini seorang guru mampu meningkatkan
keterampilan siswa. Dalam penilaian psikomotorik biasanya guru melakukan dengan
sebuah praktikum, apakah saat praktikum tersebut siswa mampu melaksanakan
praktikumnya dengan baik.
Pengolahan nilai akhir di SMP NUSA BAKTI dalam satu semester memiliki
tiga aspek yang dimasukan kedalam input nilai dalam raport. Nilai tersebut adalah nilai
Kognitif sebanyak 70%, nilai Afektif 20%, dan nilai Psikomotorik 10%. Penilaian yang
dilakukan SMP NUSA Bakti sesuai dengan teori yang ada, yaitu seorang guru
melakukan Evaluasi Pembelajaran tidak hanya menggunakan aspek kognitif saja, tetapi
aspek afektif dan psikomotorik

IV. Pembahasan
Sekolah yang telah diobservasi yaitu SMP NUSA BAKTI, dalam pembuatan
perencanaan evalauasi pembelajaran yang terlibat adalah guru yang mengampu mata
pelajaran tersebut tanpa ada yang ikut campur. Selain itu, dalam pelaksanaan penilaian
mata pelajaran IPA di sekolah SMP NUSA BAKTI adalah guru yang mengampu mata
pelajaran dengan catatan bahwa yang berhak dalam pelaksanaan penilaian adalah guru
yang mengajar kelas tersebut karena disekolah ini memiliki dua guru IPA maka
pelakasanaan penilaiannya setiap kelas masing-masing berbeda tergantung gurunya.

Dalam kegiatan penilaian aspek yang dinilai adalah aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotorik. Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran (Widiyawati,2011).
Evalausi pembelajaran SMP NUSA BAKTI dilaksanakan tiga kali selama satu
semester dengan waktu pelaksanaan yaitu insidental (bisa dilakukan dua bulan sekali
dan kadang-kadang dilakukan kurang dari dua bulan setelah kegiatan evaluasi
senelumnya). Prosedur pembuatan perencanaan evaluasi biasanya guru pengampu mata
pelajaran IPA melihat terlebih dahulu hasil semester sebelumnya, setelah itu guru

menentukan kriteria apa saja yang perlu diperbaiki dalam kegiatan semester yang akan
dating. Pelaksanaan perencanaan kegiatan biasa dilakukan pada libur semester atau
sebelum semester yang akan datang. Proses Evaluasi Pembelajaran yang telah dilakukan
di SMP NUSA BAKTI sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suatu pelaksanaan
skegiatan Evaluasi Pembelajaran memerlukan adanya sutau Perencanaan (Suharsimi
Arikunto, 2012)
Dalam sebuah penelitian guru pada SMP NUSA BAKTI melakukan penelitian
Kognitif. Dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara siswa terlebih dulu diberi
gambaran tentang sebuah materi yang akan dibahas setelah guru memberikan kepada

beberapa siswa. Kemudian didalam penelitian juga guru sering menggunakan test. Test
yang dilakukan akan test tertulis dan test lisan. Kedua test yang dilakukan oleh gori IPA
sesuai dengan teori macam-macam jenis test yaitu test tertulis dan test lisan (Suharsimi
Arikunto,2012). Instrument dari test tertulis biasanya menggunakan pilihan ganda jika
testnya tersebut adalah UTS dan UAS karena soal yang diberikan adalah soal yang dari
Dinas Pendidikan. Tetapi jika test yang dilakukan berupa ulangan harian maka bentuk
test yang dilakukan adalah uraian, karena jika mengunakan test uraian kemampuan siswa
dalam pengetahuannya bisa dilihat dengan betul-betul. Berbeda dengan pilihan ganda,
sebab pilihan ganda bisa saja siswa tersebut dalam menjawab mencontoh ke teman
samping, depan ataupun belakang. Didalam penskoran test uarain biasa menggunakan
rentang, dimana jika suatu jawaban siswa mendekati jawaban yanag benar maka siswa
tersebut biasa mendapatkan skor yang lumayan besar, tetapi jika siswa menjawabnya
asal-asalan maka siswa tersebut tetap mendapatakn nilai walaupun nilai tersebut
hanyalah nilai minimum. Didalam penilaian juga guru biasanya mengguanakan tugas
kepada siswanya dan tugas tersebut berupa struktur gambar atau analogi tubuh makhluk
hidup, proses kerjanya sistem pencernaan dan pernafasan, bentuk rangkuman dan tugastugas berupa soal fisika yang dikerjakan di rumah siswa masing-masing.
Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piringan atau
jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi dan
selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki
seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada

seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah
suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan
demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur (http://conf.unnes.ac.id).

Penilaian seorang guru pasti ada penilain sikap. Dimana guru IPA dalam
penilain sikap biasa dilakukan saat kegiatan belajar mengajar. Dengan cara tersebut guru
dapat melihat sikap siswa itu seperti apa dan bagaimana kelakuannya pada saat kegiatan
pengajaran. Selain guru tersebut terjun langsung dalam penilaian sikap guru juga
biasanya mengasih tugas kepada siswa untuk menilai temannya sendri karena dengan
penilaian anatar siswa, siswa tersebut bisa mengetahui karakter dari masing-masing
temannya. Setelah hasil penilain sikap tersebut guru memasukannya ke jurnal khusus
yang jurnal terbut merupakan sebuah pedoman juga dalam menentukan nilai akhir nanti
pas semesteran.
Pada setiap penilaian pastinya guru IPA memberikan sebuah penghargaan
berupa alat tulis dan alat sekolah lainnya. Apalagi siswa SMP NUSA BAKTI mampu
menjadi yang terbaik diangkatan atau teman kelas maka pihak sekolah akan memberikan
penghargan berupa beasiswa.
Pada saat Evaluasi Pembelajaran di SMP NUSA BAKTI tidak ada yang
namanya pengawas. Karena dengan adanya pengawas berarti sekola tersebut tidak
percaya kepada guru yang mengampu mata pelajaran Fisika maupun Biologi. Tetapi jika
ruang lingkupnya sekolah biasanya pengawas itu ada yang ditugaskan dari Dinas
Pendidikan.
Seorang guru pasti dalam pengambilan data tidaklah hanya mengandalkan aspek
dari hasil test saja. Sehingga dalam hal ini guru mempunyai beberapa aspek yang akan
digunakan untuk data yang digunakan. Dalam penentuan nilai, aspek-apseh yang ada di
SMP NUSA BAKTI adalah pengolahan nilai akhir dalam satu semester memiliki tiga
aspek yang dimasukan kedalam input nilai dalam raport. Nilai tersebut adalah nilai
Kognitif sebanyak 70%, nilai Afektif 20%, dan nilai Psikomotorik 10%. Penilaian yang
dilakukan SMP NUSA Bakti sesuai dengan teori yang ada, yaitu seorang guru
melakukan Evaluasi Pembelajaran tidak hanya menggunakan aspek kognitif saja, tetapi
aspek afektif dan psikomotorik (Suharsimi Arikunto,2012).
Guru merupakan aspek yang paling ditinjau jika peserta didiknya itu kurang
dapat memahami atau materi yang diberikan kurang mudah diapahami sehingga murid
tidak dapat mendapat nilai lebih atau sama dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum). Dalam hal ini, guru SMP NUSA BAKTI jika ada siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM sering memberikan tugas sebagai syarat untuk mendapat nilai tambahan
selain itu juga agar siswa tersebut dapat membaca kembali materi yang telah dipelajari
sehingga dapat meninggkatkan pemahaman siswa itu sendiri.

Dalam sebuah sekolah pastinya ada kegiatan yang namanya yaitu Evaluasi
Pembelajaran. Karena dengan kegiatan Evaluasi guru dapat melihat atau meninjau
kembali kinerjanya terhadap siswa yang diampunya. Setelah itu guru juga dapat
menemukan sebuah cara baru dalam mengajar disebabkan dengan melihat hasil dari cara
mengajar sebelumnya. SMP NUSA BAKTI dalam peninjauan kembali kinerja gurunya
sering melakukan Evaluasi dengan rentan waktu dua bulan sekali atau bisa disebut juga
sekolah melakukan Evaluasi tiga kali dalam satu semester. Dengan begitu guru dapat
melihat kinerjanya dalam dua bulan sekali.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, evaluasi mempunyai
makna ditinjau dari berbagi segi (Suharsimi Arikunto, 2012) :
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui sejauh
mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang
diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada kemungkinan: Memuaskan, Jika
siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu
kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan yang lain. Tidak
memuaskan, Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha
agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui
siswa-siswa mana yang sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui
siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan. Guru akan mengetahui
apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan
pengajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diakan perubahan.
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil
belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang
diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar
merupakan cermin kualitas sesuatu sekolah. Informasi dari guru tentang tidak
tepatnya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. Informasi hasil penilin
yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pedomana bagi
sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum.
Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh
siswa.
Kegiatan Evaluasi sangat diperlukan dalam sekolah. Namun kebanyakan
sekolah tidak begitu memperhatikan yang namanya Evaluasi itu sendiri. Didalam

Evaluasi juga, supaya Evaluasi tersebut akan berdampak ynag lebih baik harus ada
beberapa yang ikut serta dalam kegiatan Evaluasi. Sebab dengan banyaknya orang yang
ikut serta dalam kegiatan tersebut akan mendapatkan hasil atau solusi yang didapatkan
dalam kegiatan pembelajaran. SMP NUSA BAKTI dalam kediatan Evaluasi mereka
menyerahkan sepenuhnya kepada guru tersebut tanpa ada ikut campur dari orang atau
pihak lain. Dengan kata lain sekolah percaya bahwa hanya guru tersebut yang ikut andil
dalam Evaluasi sudah mewakili atau sudah dapat memecahkan permasalahannya dalam
kegiatn Pembelajaran.
Pendekatan

dalam sebuah pembelajaran adalah hal yang sama pentingnya

seperti medel dan metode pembelajaran. Dalam hal tersebut guru harus bisa menentukan
sebuah kegitan pembelajaran akan mengguanakan pendekatan, model , atau metode yang
digunakan (Rusman,2012).
Kegiatan pembelajaran SMP NUSA BAKTI dalam pembelajaran sering
menggunakan pendekatan Konsep. Karena dalam menggunakan pendekatan tersebut
siswa dapat memahami konsep dasar terutama dalam pembelajaran mata pelajaran
Fisika. Dengan hal tersebut, guru juga mempertimbangkan dalam menggunakan
pendekatan tersebut. Sesuai dengan pengertiannya, Pendekatan konsep berarti siswa
dibimibing memahami suatau bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung
didalamnya. Tujuan utama dari pendekatan konsep adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, hipotesa, merencanakaan,
menafsirkan dan mengkomunikasikan.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik sudah terangkai menjadi
satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah yang disebut model pembelajran
(Rusman,2012). Setelah semua sudah tercapai maka sekolah sudah bisa menentukan
model yang digunakaan. Untuk sekolah SMP NUSA BAKTI model pembelajaran yang
digunkan adalah model pembelajran konstektual dan teaching center. Dimana dalam
pembelajaran model konstektual guru mampu membuat siswa memahami dalam sebuah
pembelajaran dengan mengkonstek kan suatu permasalahan ke dalam kehidupan seharihari, dengan begitu siswa mudah memahaminya. Selain itu kenapa menggunakan model
pembelajaran teaching center adalah bahwa jika siswa SMP NUSA BAKTI masih
bergantung terhadap guru IPA tanpa ada kemauan atau keinginan untuk mencari
referensi yang lain. Dan juga dalam SMP NUSA BAKTI masih menggunakan kurikulum
KTSP.

V. Kesimpulan
SMP NUSA BAKTI, dalam pembuatan perencanaan evalauasi pembelajaran
yang terlibat adalah guru yang mengampu mata pelajaran tersebut tanpa ada yang ikut
campur. Selain itu, dalam pelaksanaan penilaian mata pelajaran IPA di SMP NUSA
BAKTI adalah guru yang mengampu mata pelajaran dengan catatan bahwa yang
berhak dalam pelaksanaan penilaian adalah guru yang mengajar kelas tersebut,
sehingga penilaian mata pelajaran Fisika di setiap kelas masing-masing berbeda
tergantung guru yang mengampu. SMP NUSA BAKTI dalam melakukan Evaluasi
dengan rentan waktu dua bulan sekali atau sekolah melakukan Evaluasi tiga kali
dalam satu semester. Dalam kegiatan penilaian aspek yang dinilai adalah aspek
kognitif 70%, aspek afektif 20%, dan aspek psikomotorik 10%.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.2012. Jakarta : Bumi Aksara.
Rusman. Model-model Pembelajaran Edisi kedua. 2013. Jakarta : Mulya Jaya.
Widiyawati, Ida Ayu. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. 2011. Surabaya : Paramita.
http://conf.unnes.ac.id/index.php/snep/I/paper (diambil 08 juli 2016).
http://digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak (diambil 08 juli 2016).
http://eprints.uny.ac.id/4533/1/1jurnal (diambil 08 juli 2016).
http://www.yusran.physics.tk/2014/04/evaluasi-dalam-pembelajran (diambil 11 juli
2016)

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63