MAKALAH MINI RISET KE DESA

MAKALAH MINI RISET KE DESA CIMEKAR
Tugas Untuk Memenuhi pertemuan Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen:Khairul Saleh,S.E.,M.Sc.

Anggota Kelompok:
Septia Monalisa (0113U165)
Resa Hardianti (0113U441)
Wulan Puspitasari (0113U442)

Kelas: E

Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Widyatama
Tahun 2016

PROFIL DESA CIMEKAR
KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2016

Gambaran Umum Desa Cimekar

Secara geografis Desa Cimekar merupakan daerah yang keadaan wilayahnya datar berbukit
dan berada di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Secara Historis Desa Cimekar merupakan pemekaran dari Desa Cinunuk, Kecamatan
Ujungberung, Kabupaten Bandung pada tahun 1982. Pada Pertama kali Desa Cimekar
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1984.
1.

.Kondisi Geografis

A. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Cimekar ± 471,705 Ha yang terdiri dari :


Pemukiman : ± 230 Ha



Sawah : ± 108,4 Ha




Ladang : ± 84,839 Ha



Pekarangan : ± 39 Ha



Kolam : ± 8,216 Ha



Kuburan : ± 1,250 Ha

B. Batas Wilayah
Desa Cimekar terletak pada ketinggian rata-rata 600 meter diatas permukaan laut (dpl)
dengan suhu rata-rata 26 - 28 oC.
Batas-batas Desa Cimekar:



Sebelah Utara : Desa Cibiru Wetan



Sebelah Timur : Desa Cileunyi Kulon



Sebelah Selatan : Desa Tegal Sumedang



Sebelah Barat : Desa Cinunuk

C. Jarak tempuh ke lokasi Pemerintahan:


Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 1,5 Km




Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 34 Km



Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 20 K

Wilayah Desa Cimekar
Desa Cimekar terbagi menjadi 5 (Lima) wilayah Dusun dan setiap dusun diayomi oleh
Kepala Dusun (KADUS), 32 (Tiga puluh dua) Rukun Warga (RW) dan 170 (Seratus tujuh
puluh) Rukun Tetangga (RT), yaitu:
Dusun I terdiri dari 8 RW


RW 03 Kp. Tagog Kulon dengan jumlah Rt = 8 RT



RW 04 Kp. Tagog Wetan dengan jumlah Rt = 4 RT




RW 15 Kp. Tagog Kidul dengan jumlah Rt = 6 RT



RW 23 Komp. Bumi Panyawangan dengan jumlah Rt = 7 RT



RW 29 Komp. Permata Biru dengan jumlah Rt = 6 RT



RW 30 Komp. Bumi Orange dengan jumlah Rt = 6 RT



RW 31 Komp. Bumi Orange dengan jumlah Rt = 7 RT




RW 32 Komp. Bumi Orange dengan jumlah Rt = 6 RT

Dusun II terdiri dari 7 RW


RW 01 Kp. Margamulya dengan jumlah Rt = 4 RT



RW 02 Kp. Babakan Pandan dengan jumlah Rt = 6 RT



RW 05 Kp. Cikalang dengan jumlah Rt = 4 RT




RW 06 Kp. Pasirkawung dengan jumlah Rt = 8 RT



RW 14 Kp. Babakan Cikeruh dengan jumlah Rt = 4 RT



RW 17 Kp. Pasantren dengan jumlah Rt = 3 RT



RW 19 Kp. Goyang dengan jumlah Rt = 4 RT

Dusun III terdiri dari 5 RW


RW 07 Kp. Sukahaji dengan jumlah Rt = 7 RT




RW 08 Kp. Pasirwangi dengan jumlah Rt = 5 RT



RW 18 Komp. Bina Karya II dengan jumlah Rt = 7 RT



RW 21 Komp. Bukit Mekar Indah dengan jumlah Rt = 7 RT



RW 27 Kp. Sukahaji Kidul dengan jumlah Rt = 5 RT

Dusun IV terdiri dari 7 RW


RW 09 Kp. Cisitu dengan jumlah Rt = 5 RT




RW 11 Kp. Pasirpari dengan jumlah Rt = 5 RT



RW 13 Komp. Bina Karya I dengan jumlah Rt = 5 RT



RW 24 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 8 RT



RW 25 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 6 RT



RW 26 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 5 RT




RW 28 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 4 RT

Dusun V terdiri dari 4 RW


RW 10 Kp. Sukamaju dengan jumlah Rt = 5 RT



RW 12 Kp. Sekejengkol dengan jumlah Rt = 2 RT



RW 16 Kp. Sekecariu dengan jumlah Rt = 5 RT



RW 20 Komp. Villa Bandung Indah dengan jumlah Rt = 2 RT




RW 22 Komp. Bumi Langgeng dengan jumlah Rt = 4 RT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan dan Dasar Hukum

1.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);

2.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3.

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

5.

Peraturan Pemeritah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4587);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737)

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang tentang
Pendayagunaan dan Pemanfaatan Data Profil Desa dan Profil Kelurahan;

9.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa;

10.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Desa;

11.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan
Program Pembangunan Desa/Kelurahan;

12.

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang
Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di
Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004
Nomor 29 Seri D);

13.

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah
Kabupaten Bandung Tahun 2005 Nomor 8 Seri D);

14.

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi
Dana Perimbangan Desa Di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2006 Nomor 2 Seri D); sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana
Perimbangan Desa Di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2009 Nomor 24);

15.

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006
Nomor 7 Seri D).

B. Visi dan Misi Desa Cimekar
Visi dan Misi
Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi mempunai Visi yaitu "TERWUJUDNYA MASYARAKAT
DESA CIMEKAR YANG (UTAMA) UNGGUL, SEJAHTERA DAN MANDIRI MELALUI TATA
KELOLA PEMERINTAHAN DESA YANG BAIK BERLANDASKAN NILAI-NILAI AGAMA,
BUDAYA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN"
Misi Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi yaitu:
1. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan, pengembangan,
kerukunan umat beragama dan harmonisasi ulama, umaro dan masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah desa dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat;
3. Meningkatkan dan menumbuh kembangkan swadaya dan gotong royong masyarakat
dalam pembangunan desa;

4. Memberdayakan potensi masyarakat desa dan meningkatkan daya saing dan
kemandirian desa;
5. Mewujudkan ketersediaan dan peningkatan prasarana dan sarana fasiltas umum;

C. Pemerintah Desa dan Pelayanan Administratif

Proses pembangunan nasional yang berlangsung dewasa ini sedang mengalami
pergeseran dari bingkai otoriter ke sistem demokrasi. Hal ini menyebabkan penyelenggaraan
pemerintahan menjadi sorotan yang tajam, terutama dalam aspek transparansi, akuntabilitas,
efisiensi dan efektivitas.

Dalam konteks ini, penerapan prinsip–prinsip

good

governancedalam pengelolaan pemerintahan menjadi suatu tuntutan utama, oleh karena
masyarakat mulai kritis dalam memonitor dan mengevaluasi manfaat serta nilai yang
diperoleh atas pelayanan dari instansi pemerintah.
Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat yang secara dinamis disertai dengan
peningkatan taraf hidup dan pendidikan masyarakat ditambah dengan berkembangnya
kemajuan

dibidang

teknologi

dan

informatika

menjadikan

peningkatan

proses

empoweringdalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pelayanan birokrasi di sektor
publik juga diharapkan mengikuti perubahan–perubahan yang terjadi secara cepat dan
dinamis sebagaimana yang terjadi di masyarakat.
Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 pada dasarnya memberikan otonomi luas
kepada daerah. Hal ini nampak dari ketentuan pasal–pasalnya yang menjelaskan mengenai
pemberian urusan otonomi yang luas kepada daerah. Sedangkan pasal yang lain menyatakan
kewenangan wajib terlihat bahwa terdapat kecenderungan menyeragamkan Otonomi Daerah
tanpa membedakannya dalam kewenangan untuk menjalankan pelayanan dasar (basic
service)dan kewenangan menjalankan pelayanan pengembangan sektor unggulan (core
competence)yang menjadi sektor unggulan daerah. Urusan-urusan seperti pertanian, industri,
perdagangan tidak seyogyanya diwajibkan pada daerah – daerah yang tidak mempunyai
potensi unggulan atau usaha utama masyarakat dalam bidang tertentu.
Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mewakili kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang
diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten, yang
diimplementasikan melalui pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Pemerintahan
Desa.
Melihat kondisi empirik di lapangan, masih banyak kendala dan hambatan yang
berhubungan dengan pelaksanakan kewenangan Desa. Ditandai dengan berbagai
keterbatasan sarana prasarana pemerintah, sumber daya aparatur, dukungan anggaran
maupun metode kerja guna menopang kinerja Desa. Untuk hal tersebut di atas seyogyanya
menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten maupun Propinsi untuk lebih memberikan advis,
bimbingan dan fasilitas serta dukungan anggaran guna peningkatan kualitas dan
produktivitas Desa.
Keberadaan lembaga-lambaga yang berdomisili di Desa Cimekar diharapkan ikut
membantu secara aktif dalam pembangunan desa baik melalui kerjasama maupun bentuk lain
yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
D. Kondisi Demografi dan Geografi Desa

Desa Cimekar adalah salah satu dari 6 (enam) Desa / Kelurahan yang ada di
Kecamatan Dayeuhkolot, sesuai dengan Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2000
tentang Pedoman Organisasi Pemerintahan Desa, Kepala Desa dalam kedudukannya sebagai
Pemerintah Desa dalam pelaksanaannya Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa.
Desa Cimekar berada sejak Tahun 1928 dengan luas Wilayah ± 196,20 Ha. Jumlah
penduduk warga Desa Cimekar berdasarkan hasil Pendataan per Desember Tahun 2013
adalah sebanyak 8.239 jiwa yang terdiri dari :
 4.170 jiwa Perempuan
 4.069 jiwa Laki-laki.
 Jumlah Kepala Kelurga sebanyak 2.354 KK
Secara geografis letak wilayah Desa Cimekar berada di sebelah Utara ibukota
Kecamatan Dayeuhkolot di Dayeuhkolot dengan ketinggian daratan antara 700 – 1400 m
diatas permukaan laut dan suhu udara antara 15 C – 30 C.
Keadaan curah hujan di wilayah Desa Cimekar rata – rata curah hujan mencapai
1.650 mm / tahun.

BAB II
PROGRAM KERJA DAN KONDISI YANG INGIN DICAPAI

A. Program Kerja
Pelayanan terhadap seluruh warga masyarakat Desa Cimekar kami optimalkan tanpa
ada pengecualian bagi warga masyarakat dan pelayanan terus kami tingkatkan

untuk

mencapai hasil yang lebih baik lagi. Kritik dan saran dari warga masyarakat kami jadikan
motivasi dan spirit guna menjadi yang terbaik dari yang sudah baik. Kebijakan-kebijakan
dari kami terus kami berikan kepada warga masyarakat Desa Cimekar tentunya tidak terlepas
dari aturan-aturan yang berlaku, bagi warga masyarakat Desa Cimekar yang memerlukan dan
membutuhkan pelayanan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kami. Yang tersusun
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)

B. Kondisi yang Ingin Dicapai

Adapun Kondisi yang diinginkan dan proyeksi ke depan Desa Cimekar Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung adalah :
1.
2.

Adanya peningkatan kewibawaan aparatur Desa.
Terciptanya pelayanan prima dengan pengertian pelayanan
yang cepat, tepat dan murah.
3.
Adanya peningkatan kemandirian Pemerintah Desa.
4.
Adanya peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
5.
Adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
6.
Adanya peningkatan kinerja aparatur Pemerintahan Desa.
7.
Dapat terselenggaranya sosialisasi kejelasan tentang program –
program Pemerintah bagi masyarakat ( Wajar Dikdas 9 Tahun ).
8.
Dapat terlaksananya Musrenbang tingkat Desa setiap tahun
dengan sebaik – baiknya.
9.
Dapat melaksanakan pembangunan Desa selama 5 ( lima )
tahun, penyusunan RPJMD.
10.
Dapat melaksanakan sosialisasi informasi pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan serta sosialisasi produk hukum setiap tahun.

11.

Dapat melaksanakan pembinaan organisasi kepemudaan secara
rutin dan berkelanjutan.

12.

Adanya peningkatan dalam pengendalian ketentraman dan
ketertiban.

13.
14.
15.
16.
17.
18.

Dapat mengembangkan pelaksanaan penggalian potensi
pendapatan asli desa setiap tahun.
Terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat dan PKK
Desa setiap tahun.
Dapat melaksanakan kegiatan pembinaan kader Posyandu
setiap tahun.
Dapat melaksanakan pembinaan lembaga – lembaga
perekonomian.
Adanya peningkatan sarana dan prasarana transportasi.
Adanya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

BAB III
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kesekertariatan Desa Cimekar yang
terdiri dari : Kepala Desa, plt. Sekretaris Desa, 4 (empat) Kepala Seksi, 2 (dua) Kepala
Urusan dan 2 (dua) Kepala Dusun serta 1 (satu) staf Desa sering kali menemukan hal-hal
yang menjadi kendala dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dikarenakan hal-hal seperti :
1. Kurangnya pemahaman SDM akan realisasi anggaran
2. Belum diterapkannya sistem pencatatan berbasis akrual
3. Pencatatan masih dilakukan secara tradisional
4. Anggaran desa tidak mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraan perangkat desa,
pelayanan publik dan pembangunan desa
Upaya Pemecahan masalah yang terjadi di Desa Cimekar:
Solusi permasalahan no 1 :
Disebutkan dalam pasal 15 PERMENDAGRI no 113 tahun 2014:
Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dengan pasal 13 ayat (3) huruf b
digunakan untuk pengeluaran pembelian atau pengadaan

barang yang nilai

manfaatnya kurang dari 12 bulan
Solusi permasalahan no 2 & 3:
Melakukan sosialisasi atas pencatatan berbasis akrual. Memberikan beasiswa kepada
perangkat desa yang terkait

Solusi permasalahan no 4
Disebutkan dalam pasal 19 PERMENDAGRI 113 tahun 2014: Pengeluaran
pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam 18 ayat (2) huruf b terdiri dari
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal desa
Pembentukan dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan
atas penerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya
telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundang
undangan.
Pembentukan dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri. Penganggaran
dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan kepala desa.

BAB V
PENUTUP

Demikian profil ini kami sampaikan, untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dan
analisa dalam pembuatan program-program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Telkom yang sesuai dengan kebutuhan masyarkat Desa Cimekar.

Cimekar, 08 Mei 2016
KEPALA DESA CIMEKAR

Nama kepdes

LAMPIRAN