PERCEPATAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA UNTU .

© Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas | Smart Tourism & Culture | 2017

POLICY BRIEF

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
UNTUK MEMBIDIK PANGSA PASAR DUNIA

EXECUTIVE SUMMARY
OUTLINE
1

Executive Summary

2

Introduction

3

Approach


5

Conclusion

5

Recomendations

6

Reference

Perkembangan pariwisata semakin berkembang
dan menduduki peringkat atas diantara industri
lainnya di dunia. Hal ini dapat menjadi peluang
emas bagi Indonesia untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian negara dengan cara
mengembangkan
bidang pariwisata dan
kebudayaan karena Indonesia memiliki banyak

destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi
baik oleh wisatawan mancanegara maupun
wisatawan domestik.
Namun potensi sumber daya pariwisata dan
kebudayaan yang ada di Indonesia masih belum
didukung dengan adanya infrastruktur yang
menunjang, hal ini merupakan salah satu faktor
kunci penghambat terlaksananya smart tourism &
culture di Indonesia. Oleh karena pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan pelaku usaha harus
bersinergi dan bekerjasama dalam menyiapkan
infrastruktur untuk meningkatkan kualitas
pariwisata di Indonesia.

INTRODUCTION

Perkembangan industri pariwisata saat ini meningkat pesat. Menurut Travel & Tourism Global
Economic Impact & Issues World Travel and Tourism Council 2017, industri pariwisata menduduki
peringkat kedua setelah industri teknologi informasi dan komunikasi karena memiliki nilai
perkembangan GDP dari seluruh industri di dunia sebesar 3,1%. Hal ini berdampak positif terhadap

perekonomian karena dengan pertumbuhan industri maka lowongan pekerjaan akan semakin
banyak dan tingkat ekonomi masyarakat akan meningkat. Ketika industri pariwisata mengalami
kemajuan, tingkat perputaran uang pada berbagai pihak yang terkait juga meningkat.
Perkembangan industri pariwisata yang pesat ini merupakan
peluang Indonesia untuk meningkatkan perekonomian secara
signifikan. Namun hal ini belum diimbangi dengan peningkatan
kualitas pariwisata di indonesia. Hal ini dibuktikan dengan nilai
pariwisata Indonesia yang masih rendah. Menurut Travel and
Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic
Forum, Indonesia masih menduduki peringkat ke 42 dari 139
negara dengan total score 4.2 dari 7.
Secara keseluruhan kualitas infrastruktur pariwisata di indonesia
masih jauh dari cukup, hal ini dibuktikan dengan poin
Infrastructure yang masih rendah, ditunjukkan dengan nilai ratarata 3.4 dari 7. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
strategis untuk meningkatkan kualitas performa pariwisata di
indonesia, salah satunya adalah dengan cara meningkatkan
infrastruktur pariwisata di indonesia.
2

APPROACH

Infrastruktur pariwisata di indonesia masih sangat minim,
hal ini merupakan salah satu faktor kunci penghambat
terlaksananya smart tourism & culture di Indonesia.
Infrastruktur pariwisata dan kebudayaan dapat berupa
akses jalan, informasi pariwisata yang lengkap, fasilitas
umum di lingkungan destinasi wisata, aplikasi layanan
pariwisata, restoran, hotel, akomodasi, dll.
Oleh karena itu pemerintah daerah harus lebih fokus dalam meningkatkan infrastruktur
pariwisata di daerahnya masing-masing. Pengembangan infrastruktur pariwisata dan kebudayaan
ini dapat berupa pembuatan infrastruktur baru maupun revitalisasi destinasi yang ada di
Indonesia. Untuk mewujudkan pengembangan infrastruktur pariwisata ini diperlukan arahan dan
standarisasi infrastruktur pariwisata dari pemerintah pusat. Selain inisiatif dari pemerintah,
diperlukan kerjasama dari para pelaku usaha di bidang industri pariwisata dan kebudayaan untuk
mengambil peluang investasi dengan cara menyediakan fasilitas pendukung disekitar destinasi
wisata karena saat ini tren prospek bisnis di bidang pariwisata dan kebudayaan semakin
meningkat.

PROGRAM PENGEMBANGAN

BALI BARU


Nawacita memberikan perhatian cukup besar untuk pembangunan Pariwisata, khususnya di
kawasan Timur Indonesia. Menindaklanjuti hal tersebut, Presiden memberikan arahan untuk
membangun 10 destinasi Bali baru yang tersebar di seluruh wilayah indonesia. Adapun 10 destinasi
Bali Baru yang dikembangkan pemerintah adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang
di Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur
di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan
Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara.
Terkait hal ini, Kepala Negara meminta jajarannya untuk dapat aktif bergerak dan saling
mengintegrasikan diri antara satu kementerian dengan lainnya. Karena segala yang dilakukan
dalam pengembangan kawasan tersebut membutuhkan peranan banyak kementerian.
Kementerian yang terkait antara lain Kementerian PU, Kementerian BPN, Kementerian Lingkungan
Hidup, Bekraf, Kementerian Koperasi dan UKM, semua kementerian ini akan terintegrasi dalam
sebuah program pengembangan pariwisata.

3

Salah satu penerapan 10 bali baru ini sudah mulai dilaksanakan di lombok NTB. Pada 10 April 2015
lalu, Presiden mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika Lombok.
Kawasan dengan luas 1.035,67 hektar ini ditetapkan sebagai KEK berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 52 tahun 2014 tanggal 30 Juni 2014 dan dikelola oleh Indonesa Tourism
Development (ITDC) atau PT Pembangunan Pariwisata Indonesia. Lokasinya di wilayah Kecamatan
Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 17 km dari Bandara Internasional Lombok. Status khusus
kawasan ini diberikan untuk industri agro dan ekowisata yang diharapkan akan menyerap tenaga
kerja sebanyak 58.700 orang. Kawasan ini sendiri sebenarnya sudah dibebaskan lahannya untuk
kepentingan industri agro dan ekowisata sejak tahun 1987. Akan tetapi, pembangunannya
berhenti di tengah jalan. Kunjungan Presiden Jokowi dimaksudkan untuk mempercepat dan
memberi dukungan atas pembangunan pariwisata di kawasan ini. Ini ditunjukkan dengan
komitmen Presiden untuk mengucurkan anggaran Rp1,8 triliun guna membangun infrastruktur
penunjang pariwisata Lombok. Secara paralel, pemerintah juga akan menarik investor ke Lombok.
Total investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp36 triliun.
Sasaran yang hendak dicapai dari pembangunan pariwisata ini meliputi pertumbuhan kontribusi
terhadap Pendapatan Domestik Bruto dari 4,2% pada 2014 menjadi 8% pada 2019; jumlah
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia meningkat dari 9 juta orang pada 2014
menjadi 20 juta orang pada 2019; dan pemasukan devisa dari sektor ini naik dari Rp 120 triliun
pada 2014 menjadi Rp 240 triliun pada 2019. Sasaran lainnya, terjadi peningkatan usaha lokal
dalam industri pariwisata dan bertambahnya jumlah tenaga kerja lokal yang bersertifikasi.
4

CONCLUSION

Dengan adanya perbaikan infrastruktur pariwisata, maka
perkembangan pariwisata akan semakin meningkat. Jika
pariwisata Indonesia berkembang pesat, maka lowongan
pekerjaan pelaku usaha akan meningkat sehingga
pertumbuhan ekonomi negara juga semakin baik. Hal ini akan
berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Jika infrastruktur tidak diperbaiki dan dikembangkan maka
dikhawatirkan Indonesia tidak akan mencapai target
wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara,
sedangkan diketahui bahwa trend masyarakat dunia saat ini
sedang bergeser dari belanja produk kepada belanja
pengalaman dan jasa yang menjadi faktor dasar meningkatnya
industri pariwisata di dunia.

RECOMENDATION
Berikut ini merupakan beberapa alternatif pilihan kebijakan yang dapat digunakan untuk
mewujudkan smart tourism & culture sekaligus meningkatkan kualitas pariwisata di indonesia :

 Pemerintah daerah diharapkan fokus pada pengelolaan wisata di daerahnya masing-masing

untuk meningkatkan pendapatan daerah.
 Salah satu hal mendasar yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pariwisata di
daerah tersebut adalah dengan percepatan pembangunan atau perbaikan infrastruktur
pariwisata.
 Pemerintah pusat membuat standar fasilitas dan infrastruktur pariwisata sehingga setiap
destinasi di indonesia memiliki standar yang sama.
 Pemerintah pusat saling bekerja sama untuk mewujudkan percepatan pengembangan
infrastruktur pariwisata di Indonesia.
 Pelaku usaha dapat mempertimbangkan untuk melakukan investasi di daerah yang memiliki
potensi wisata karena prospek industri ini setiap tahun semakin meningkat.

5

REFERENCES







Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues World Travel and Tourism Council 2017
Travel and Tourism Competitiveness Index 2017, The World Economic Forum, weforum.org
Statistik Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2016, Kementerian Pariwisata
http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/menggerakkan-ekonomi-rakyat-melalui-sektorpariwisata.html
https://kominfo.go.id/content/detail/11520/presiden-ingin-10-bali-baru-bisa-segeradiselesaikan/0/berita

© Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas | Smart Tourism & Culture | 2017

6