Simulasi Koordinasi Rambu Lalu Lintas Terhadap Volume Kendaraan Saat Waktu Puncak Lalu Lintas di Persimpangan Menggunakan Software Vissim Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Umum
Secara umum, inti dari dibuatnya metode penelitian adalah untuk
menguraikanbagaimana tata cara analisa dan perencanaan ini dilakukan. Tujuan
dari adanya metodologiini adalah untuk mempermudah pelaksanaan dalam
melakukan pekerjaan guna memperolehpemecahan masalah dengan maksud dan
tujuan yang telah ditetapkan.Selain itu, metodologijuga disusun dengan prosedur
kerja yang sistematis, teratur, dan tertib, sehingga dapatditerjemahkan secara
ilmiah.
Gambar 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian

Universitas Sumatera Utara

3.2 Metode Pengerjaan
3.2.1 Garis Besar Pengerjaan
Secara garis besar, metodologi yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan pengkoordinasian sinyal antar simpang kali ini adalah:
1) Tahap persiapan, berupa studi kepustakaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pengkoordinasian antar simpang yang dapat

diperoleh dari berbagai literatur dan internet.
2) Tahap pengumpulan data, di mana data diperoleh dengan survey lapangan
berupa kondisi lingkungan, geometrik jalan, volume kendaraan yang
melewati simpang, dan waktu sinyal pada tiap simpang.
3) Tahap analisa data dari survey yang didapat di lapangan. Dari analisa ini,
dapat

langusng

diperoleh kondisi ketiga simpang

apakah telah

terkoordinasi. Dari analisa ini juga akan didapatkan kinerja simpang pada
kondisi eksisting.
4) Perencanaan cycle time baru yang didasarkan pada kondisi terjenuh saat
eksisting. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan teori koordinasi
persimpangan dan rumusan dalam MKJI. Diharapkan cycle time baru
dapat memberi kinerja simpang yang lebih baik.
5) Setelah direncanakan koordinasi antar simpang dari cycle time baru yang

telah didapat dengan menggunakan waktu offset yang telah ditentukan,
kemudian akan dimodelkan dengan menggunakan software vissim. Untuk
diamati dan di analisa.

Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan dalam kasus kali ini adalah data primer dan data
sekunder.Data primer diperoleh dari survey lapangan.Sedangkan data sekunder
didapat dari instansi terkait dan data penelitian lainnya yang berhubungan dengan
ruas jalan tersebut.

3.2.2.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengamatan di lokasi
penelitian pada keempat simpang, yang meliputi:
1. Volume kendaraan yang melewati setiap lengan simpang, di mana dalam
hal ini dilakukan pencatatan kendaraan berdasarkan jenis dan arah
pergerakan.
2. Jumlah fase dan waktu sinyal pada masing-masing simpang.
3. Kondisi geometrik, pembagian jalur, dan jarak antar simpang.

4. Lingkungan simpang yang diamati secara visual

Pengambilan data primer dilakukan dengan melakukan pencatatan dan
pengamatan langsung di lapangan. Adapun survey pendahuluan yang termasuk
dalam data primer, akan diuraikan di Bab IV secara jelas.Berikut diuraikan
beberapa metode pengambilan data yang dibutuhkan.

A. Volume Kendaraan
Untuk mendapatkan volume kendaraan, diharapkan survey dilakukan dengan
serentak pada semua simpang.Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
survey volume kendaraan.

Universitas Sumatera Utara

1. Waktu survey
Hari yang diambil untuk melakukan survey adalah satu hari sibuk antara Senin
hingga Kamis.Sedangkan waktu yang diambil adalah waktu yang diperkirakan
terjadi volume lalu lintas besar. Dalam hal ini terdapat dua pembagian waktu
dalam sehari, yaitu:
• Pagi (06.00-08.00) WIB

• Sore (16.00-18.00) WIB
Penghitungan dilakukan per 15 menit.

Dalam menentukan waktu survey, terdapat beberapa kondisi tertentu yang harus
dihindari, yaitu:


Libur, mogok kerja, pekan raya, kunjungan pejabat negara, dan acara
khusus yang dapat mempengaruhi ruas jalan studi



Cuaca yang tidak normal



Halangan di jalan seperti kecelakaan dan perbaikan jalan

2. Klasifikasi tipe kendaraan.
Kendaraan tipe kendaraan yang diamati disesuaikan dengan metode

penghitungan, yang mana dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:
a) Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV)


Adalah semua jenis kendaraan bermotor beroda empat yang termasuk
didalamnya Mobil penumpang, yaitu kendaraan bermotor beroda empat
yang digunakan untuk mengangkut penumpang dengan maksimum
sepuluh (10) orang termasuk pengemudi (Sedan, Station Wagon, Jeep,
Combi, Opelet, Minibus)

Universitas Sumatera Utara



Pick-up, mobil hantaran dan mikro truck, dimana kendaraan beroda empat
dan dipakai untuk angkutan barang dengan berat total (kendaraan +
barang) kurang dari 2,5 ton.

b) Kendaraan Berat (Heavy Vehicle /HV)
Yang termasuk kedalam kelompok kendaraan ini diantaranya sebagai berikut ini.



Mikro Bus: semua kendaraan yng dignakan untuk angkutan penumpang
dengan jumlah tempat duduk 20 buah termasuk pengemudi.



Bus: semua kendaraan yang digunakan untuk angkutan penumpang
dengan jumlah tempat duduk sebanyak 40 atau lebih termasuk pengemudi.



Truck: semua kendaraan angkutan bermotor beroda empat atau lebih
dengan berat total lebih dari 2,5 ton. Termasuk disini adalah Truck 2-as,
Truck 3-as, Truck Tanki, Mobil Gandeng, Semi Trailer, dan Trailer.

c) Sepeda Motor
Kendaraan bermotor beroda dua dengan jumlah penumpang maksimum 2
orang termasuk pengemudi.Termasuk disini adalah sepeda motor, scooter, sepeda
kumbang dan sebagainya.


d) Kendaraan Tak Bermotor (Un Motorized/UM)
Kendaraan yang tidak meggunakan motor sebagai tenaga penggeraknya,
termasuk didalamnya adalah sepeda, delman dokar, bendi, dan becak tak
bermotor. Untuk lebih jelasnya terkait waktu dan jenis kendaraan, dapat dilihat
dalam form survey yang akan digunakan dalam proses pencatatan volume
kendaraan nanti. Form dalam bentuk tabel dapat dilihat dalam Gambar 3.1

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.2Contoh Form Survey Volume Kendaraan pada Simpang

3. Metode Survey
Metode yang digunakan untuk memperoleh volume kendaraan adalah dengan
menggunakan surveyor yang mencatat volume secara manual. Surveyor
ditempatkan pada masing-masing lengan simpang untuk mencatat volume
masing-masing pergerakan.Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.
a.Simpang Jalan dr.Mansyur dengan Jalan Jamin Ginting
Setidaknya dibutuhkan 10 surveyor pada simpang pertama ini. Untuk
simpang I Jalan dr.Mansyur dan Jalan Jamin Ginting diberi kode A. Adapun

pembagiannya adalah:
No.
1

Surveyour
A1

2

A2

3

A3

4

A4

5


A5

6

A6

Pekerjaan
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Tenggara berupa Light
Vehicle (LV) dan Heavy Vehicle (HV)
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Tenggara berupa
Motor Cycle (MC) dan Un Motorized (UM)
mencatat kendaraan belok kiri dari pendekat Tenggara berupa
LV, HV, MC, dan UM
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Barat berupa
LV dan HV
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Barat berupa
MC dan UM
mencatat kendaraan belok kiri dari pendekat Barat berupa


Universitas Sumatera Utara

7

A7

8

A8

9

A9

10

A10

LV,HV,MC, dan UM
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Barat Laut

berupa LV dan HV
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Barat Laut
berupa MC dan UM
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Barat Laut berupa LV
dan HV
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Barat Laut berupa MC
dan UM
Tabel 3.1 Posisi dan tugas surveyour pada simpang I

b. Simpang Jalan Jamin Ginting dengan Jalan Pattimura
Setidaknya dibutuhkan 13 surveyor pada simpang kedua ini. Untuk
simpang II Jalan Jamin Ginting dengan Jalan Pattimura diberi kode B. Adapun
pembagiannya adalah:
No.
1

Surveyour
B1

2

B2

3

B3

4

B4

5

B5

6

B6

7

B7

8

B8

9
10

B9
B10

11

B11

12

B12

13

B13

Pekerjaan
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Barat Daya berupa LV
dan HV
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Barat Daya berupa
MC dan UM
mencatat kendaraan belok kiri dari pendekat Barat Daya
berupa LV,HC, MC dan UM
mencatat kendaraan menuju Timur Laut dari pendekat Barat
Laut berupa LV dan HV
mencatat kendaraan menuju Timur Lautdari pendekat Barat
Laut berupa MC dan UM
mencatat semua jenis kendaraan belok kiri dari pendekat Barat
Laut
mencatat kendaraan menuju Barat Daya dari pendekat Utara
berupa MC dan UM
mencatat kendaraan menuju Barat Daya dari pendekat Utara
berupa LV dan HV
mencatat semua jenis kendaraan belok kiri dari pendekat Utara
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Timur Laut
berupa LV dan HV
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Timur Laut
berupa UM dan MC
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Timur Laut berupa
LVdan HV
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Timur Laut berupa
UM dan MC
Tabel 3.2 Posisi dan tugas surveyour pada simpang II

Universitas Sumatera Utara

c. Simpang Jalan Pattimura dengan Jalan Mongonsidi
Setidaknya dibutuhkan 9 surveyor pada kedua simpang ini. Untuk simpang
III

JalanPattimura dengan

Jalan Mongonsidi diberi kode C.

Adapun

pembagiannya adalah:
No.
1

Surveyour
C1

2

C2

3

C3

4

C4

5

C5

6

C6

7

C7

8

C8

9

C9

Pekerjaan
mencatat semua jenis kendaraan lurus dari pendekat Barat
Daya
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Barat Daya
berupa LV dan HV
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Barat Daya
berupa MC dan UM
mencatat semua jenis kendaraan belok kiri dari pendekat
Timur Laut
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Timur Laut berupa LV
dan HV
mencatat kendaraan lurus dari pendekat Timur Laut berupa
MC dan UM
mencatat semua jenis kendaraan belok kiri dari pendekat
Tenggara
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Tenggara
berupa LV dan HV
mencatat kendaraan belok kanan dari pendekat Tenggara
berupa MC dan UM
Tabel 3.3 Posisi dan tugas surveyour pada simpang III

Dari jumlah total keempat simpang, dibutuhkan setidaknya 34 surveyor. Untuk
penempatan surveyordapat dilihat pada Gambar 3.3, Gambar 3.4, dan Gambar
3.5.
Gambar 3.3Sketsa Simpang I

Universitas Sumatera Utara

B13

Gambar 3.4Sketsa Simpang II

Gambar 3.5Sketsa Simpang III

Universitas Sumatera Utara

B. Waktu Sinyal
Survey waktu sinyal dilakukan untuk mengetahui pengaturan tiap-tiap
waktu pada masing-masing simpang bersinyal.Survey ini dilakukan dengan
pengukuran langsung di tiap kaki pada masing-masing simpang dengan
menggunakan stopwatch.Data yang diambil adalah waktu siklus, waktu hijau,
waktu merah, dan waktu antar hijau.Waktu siklus lapangan diperoleh dengan
mencatat lamanya waktu suatu fase dari saat menyala, berhenti, hingga menyala
kembali.

C. Geometrik Simpang
Survey geometrik simpang dilakukan untuk mengetahui keadaan di
persimpangan secara geometrik.Cara yang dilakukan adalah pengukuran langsung
di lapangan menggunakan meteran dan alat ukur theodolite. Beberapa hal yang
diukur adalah:


Lebar pendekat



Lebar masuk



Lebar keluar



Pembagian jalur



Ada atau tidaknya median dan lebarnya



Jarak antar simpang



Bentuk tampak atas

Universitas Sumatera Utara

D. Hambatan Samping
Merupakan

pengamatan

terhadap

penggunaan

lahan

di

sekitar

persimpangan.Berguna untuk perhitungan nantinya.Cara pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan visual secara langsung di lapangan.

3.2.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan
dari beberapa penelitian tentang ruas jalan yang di studi sebelumnya. Data-data
sekunder tersebut berupa data geometrik jalan dan jarak antar simpang sebagai
pembanding dengan hasil survey lapangan dan data jumlah penduduk kota.

3.2.3 Metode Perencanaan Waktu Siklus Baru
Untuk mendapatkan cycle time baru, akan dilakukan beberapa perencanaan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik kinerja simpang yang
didasarkan pada cycle time yang berbeda-beda. Kinerja terbaik akan dipilih, untuk
selanjutnya cycle time terpilih digunakan dalam mengkoordinasikan simpang.
Dalam kasus ini sedikitnya akan dilakukan lima perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan waktu siklus Simpang I, kemudian ketiga simpang lainnya
direncanakan dengan waktu siklus dari Simpang I.
2. Perencanaan waktu siklus Simpang II, kemudian ketiga simpang lainnya
direncanakan dengan waktu siklus dari Simpang II.
3. Perencanaan waktu siklus Simpang III, kemudian ketiga simpang lainnya
direncanakan dengan waktu siklus dari Simpang III.

Universitas Sumatera Utara

4. Dari waktu siklus masing-masing simpang, diambil rata-rata dari
ketiganya dan waktu siklus rata-rata tersebut direncanakan pada semua
simpang.
Perencanaan terbaik akan dipilih menggunakan metode pembobotan pada tiga
jenis kinerja simpang, yaitu Derajat Kejenuhan (DS), Panjang Antrian (QL), dan
Tundaan (Delay).Kinerja dengan nilai terkecil atau kinerja terbaik akan mendapat
prioritas utama yang ditandai oleh nominal angka kecil.

3.2.4 Metode Pengkoordinasian
Data yang perlu diketahui sebelum mengkoordinasikan sinyal semua
simpang adalah waktu tempuh dari simpang hulu menuju simpang hilir dan waktu
sinyal perencanaan.Waktu tempuh didapatkan dari pembagian jarak ruas jalan
dengan kecepatan rencana yang telah ditentukan.Waktu tempuh ini digunakan
untuk membentuk lintasan aliran iring-iringan (platoon) kendaraan. Adapun
urutan tahap pengkoordinasian sinyal antar simpang ini adalah:
1. Menyiapkan diagram ruang dan waktu untuk pengkoordinasian. Sumbu x
untuk waktu dan sumbu y untuk jarak antar simpang
2. Membentuk lintasan dari hulu ke hilir dengan kemiringan berdasar waktu
tempuh kendaraan.
3. Meletakkan waktu sinyal semua simpang pada diagram
4. Menyesuaikan waktu hijau pada lintasan platoon yang telah dibuat dengan
cara menggeser secara horizontal sampai waktu hijau berada pada lintasan
yang tepat.
5. Penyesuain berlaku sama untuk semua simpang dan juga arah arus
sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan data primer
melalui survey, yang
meliputi :
• Volume Lalu Lintas
• Waktu Sinyal
• Geometrik Simpang
• Kondisi Lingkungan

Pengumpulan data
sekunder dari instansi
terkait,diantaranya:
• Peta Lokasi
• Jumlah Penduduk

Analisa data untuk
mendapatkan kinerja simpang
kondisi eksisting
Apakah sinyal
antar simpang
sudah
terkoordinasi,
dilihat dari
waktu sinyal
eksisting ?

Tidak

• Perencanaan CT baru
dengan memperhatikan
teori korrdinasi dan
rumusan MKJI
• Perencanaan didasarkan
atas kondisi terjenuh pada
analisa

Pemilihan kinerja terbaik pada
tiap simpang& dikoordinasikan

Ya

Permodelan Vissim
Apakah
semua
simpang
sudah dalam
kondisi ideal

Ya

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Tidak

Gambar 3.6 Diagram Alir Detail (Flow Chart) Penelitian

Universitas Sumatera Utara

3.2.5 Simulasi Vissim
Setelah memndapatkan cycle time yang baru dan telah dikoordinasikan,
kemudian akan disimulasikan dengan menggunakan software vissim. Adapun
langkah-langkah cara penggunaannya adalah sebagai berikut :
1) Membuat background atau gambar latar (dapat digunakan secara
offline maupun online).
2) Membuat jalan dengan tabulasi links sesuai geometrik jalan yang akan
disimulasikan.
3) Menghubungkan antar jalan pada persimpangan.
4) Mengatur arah lalu lintas (vehicle routes).

Gambar 3.7Penggunaan Vissim
5) Memasukkan volume kendaraan (vehicle input)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.8Vehicle Input Vissim

6) Membuat cycle time sesuai dengan hasil penelitian pada bagian signal
control.

Gambar 3.9Signal Control pada Vissim

Universitas Sumatera Utara

7) Save kemudian play lalu dianalisa.

Gambar 3.10Simulasi vissim

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan data
A. Data Primer
Terdapat empat data primer yang digunakan dalam analisa dan
perencanaan.Data-data tersebut diantaranya adalah data geometrik simpang, tata
guna lahan di sekitar simpang, waktu sinyal dan fase tiap simpang, serta volume
kendaraan pada semua simpang.
Adapun data-data tersebut, beberapa diantaranya sudah dilakukan pada
survey pendahuluan dan ada yang dilakukan pada survey utama.Selain
menghitung volume kendaraan pada setiap pendekat disetiap simpangnya yang
merupakan bagian dari survey utama, pengumpulan data lainnya dikerjakan pada
survey pendahuluan.Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pembagian
pekerjaan dan menghemat waktu,tenaga dan biaya dalam pengumpulan data.

4.1.1 Volume Kendaraan
Survey volume simpang dilakukan dalam satu hari pada Senin, 9Mei
2016.Data yang diambil adalah peak hour pagi dan sore. Survey dilaksanakan
serentak padakeempat simpang untuk mendapatkan kondisi yang sama.
Selengkapnya dapat dilihat padatabel-tabel berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Waktu

Pendekat
Tenggara

Pagi

Barat
Barat
Laut

Simpang
I

Tenggara
Sore

Barat
Barat
Laut

Arah
Pergerakan HV

Volume Kendaraan
LV

MC

UM

Total/
Lengan

ST

11

1289

1048

3

2351

LTOR

4

314

323

3

644

RT

5

241

328

3

577

LTOR

4

831

2159

3

2997

RT

3

873

1256

1

2133

ST

11

1306

858

2

2177

ST

5

814

957

6

1782

LTOR

5

314

516

2

837

RT

2

269

496

3

770

LTOR

4

916

1393

5

2318

RT

4

542

816

6

1368

ST

6

1072

1363

5

2446

Tabel 4.1 Volume Kendaraan Simpang I

Barat
Daya

Utara
Pagi
Barat
Laut
Timur
Laut
Simpang
II
Barat
Daya

Utara
Sore
Barat
Laut
Timur
Laut

ST

1

2033

2535

4

4573

LT

2

439

571

2

1014

LTOR

1

282

315

2

600

RT

0

0

0

0

0

LTOR/LT

0

6

2

0

8

ST

4

513

486

1

1004

LTOR

0

6

5

0

11

ST

3

384

549

3

939

RT

2

204

587

1

794

ST

2

1060

1150

2

2214

RT (Ismud)

0

9

26

0

35

ST

3

2331

2762

1

5097

LT

1

466

577

0

1044

LTOR

1

376

442

2

821

RT

0

1

1

0

2

LTOR/LT

0

28

3

3

34

ST

3

560

581

1

1145

LTOR

1

9

27

4

41

ST

7

305

505

3

820

RT

4

374

632

0

1010

ST

2

1092

1549

2

2645

RT (Ismud)

0

15

25

0

40

Tabel 4.2 Volume Kendaraan Simpang II

Universitas Sumatera Utara

Barat
Daya
Pagi

Timur
Laut
Tenggara

Simpang
III

Barat
Daya
Sore

Timur
Laut
Tenggara

ST

3

718

1243

3

1967

RT

4

1165

1232

4

2405

ST

1

583

446

2

1032

LT/LTOR

2

181

385

4

572

LT/LTOR

5

1199

1467

2

2673

RT

0

98

385

3

486

ST

0

206

262

0

468

RT

4

907

1357

2

2270

ST

0

210

534

1

745

LT/LTOR

0

326

604

0

930

LT/LTOR

3

850

1332

1

2186

RT

0

102

288

0

390

Tabel 4.3 Volume Kendaraan Simpang III

4.1.2 Waktu Sinyal dan Fase Pergerakan
Terdapat tiga simpang yang akan dikoordinasikan dalam perencanaan
ini.Pada kondisi eksisting, ketiga simpang memiliki bentuk fase serta waktu sinyal
yang berbeda-beda.Berikut ini akan digambarkan bentuk pergerakan setiap
fasenya serta waktu sinyalberupa waktu hijau, waktu hilang perfase dan waktu
siklus.

a. Simpang I (Jalan dr.Mansyur – Jamin Ginting) Pagi
Fase

1
2
3

Pergerakan

Hijau
(dtk)

Kuning
ke
Hijau
2

Kuning
ke
Merah
2

Semua
Merah
(dtk)
3

Tenggara – Barat
43
Laut
Barat - Tenggara
26
2
2
3
Barat Laut – Barat
70
2
2
3
Barat Laut Tenggara
Tabel 4.4 Waktu Sinyal Simpang I Eksisting (Pagi)

Cycle
Time
(dtk)
160

Universitas Sumatera Utara

b. Simpang I (Jalan dr.Mansyur – Jamin Ginting) Sore
Fase

1
2
3

Pergerakan

Hijau
(dtk)

Kuning
ke
Hijau
2

Kuning
ke
Merah
2

Semua
Merah
(dtk)
3

Tenggara – Barat
28
Laut
Barat - Tenggara
13
2
2
3
Barat Laut – Barat
38
2
2
3
Barat Laut - Tenggara
Tabel 4.5 Waktu Sinyal Simpang I Eksisting (Sore)

Cycle
Time
(dtk)
100

c. Simpang II (Jalan Jamin Ginting – Iskandar Muda - Pattimura) Pagi
Fase

1

2
3

Pergerakan

Hijau
(dtk)

Kuning
ke
Hijau
2

Kuning
ke
Merah
2

Semua
Merah
(dtk)
3

Timur Laut – Barat
63
Laut
Timur Laut – Utara
63
2
2
3
Timur Laut – Barat
Daya
Barat Laut - Timur
63
2
2
3
Laut
Utara – Barat Daya
55
2
2
3
Utara – Barat Laut
55
2
2
3
Barat Daya - Utara
55
2
2
3
Barat Daya – Timur
63
2
2
3
Laut
Barat Daya - Utara
63
2
2
3
Tabel 4.6 Waktu Sinyal Simpang II Eksisting (Pagi)

Cycle
Time
(dtk)

202

d. Simpang II (Jalan Jamin Ginting – Iskandar Muda - Pattimura) Sore
Fase

1

Pergerakan

Hijau
(dtk)
56

Kuning
ke
Hijau
2

Kuning
ke
Merah
2

Semua
Merah
(dtk)
3

Timur Laut – Barat
Laut
Timur Laut – Utara
Timur Laut – Barat
Daya
Barat Laut - Timur
Laut

56
-

2
-

2
-

3
-

Cycle
Time
(dtk)

180
56

2

2

3

Universitas Sumatera Utara

2
3

Utara – Barat Daya
48
2
2
3
Utara – Barat Laut
48
2
2
3
Barat Daya - Utara
48
2
2
3
Barat Daya – Timur
55
2
2
3
Laut
Barat Daya - Utara
55
2
2
3
Tabel 4.7 Waktu Sinyal Simpang II Eksisting (Sore)

e. Simpang III (Jalan Mongonsidi - Pattimura) Pagi
Fase

1

2

3

Pergerakan

Hijau
(dtk)

Kuning
ke
Hijau
2

Kuning
ke
Merah
2

Semua
Merah
(dtk)
3

Barat Daya – Timur
73
Laut
Barat Daya 73
2
2
3
Tenggara
Timur Laut –
38
2
2
3
Tenggara
Timur Laut – Barat
38
2
2
3
Daya
Tenggara – Timur
28
2
2
3
Laut
Tenggara – Barat
Daya
Tabel 4.8 Waktu Sinyal Simpang III Eksisting (Pagi)

Cycle
Time
(dtk)

160

f. Simpang III (Jalan Mongonsidi - Pattimura) Sore
Fase

1

2

3

Pergerakan

Hijau
(dtk)

Kuning
ke
Hijau
2

Kuning
ke
Merah
2

Semua
Merah
(dtk)
3

Barat Daya – Timur
78
Laut
Barat Daya 78
2
2
3
Tenggara
Timur Laut –
33
2
2
3
Tenggara
Timur Laut – Barat
33
2
2
3
Daya
Tenggara – Timur
28
2
2
3
Laut
Tenggara – Barat
Daya
Tabel 4.9 Waktu Sinyal Simpang III Eksisting (Sore)

Cycle
Time
(dtk)

160

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Geometrik Simpang

Data geometrik simpang pada penelitian ini didapat langsung dengan
menggunakan meteran dan alat theodolite. Data yang didapat akan digunakan
dalam perhitungan kinerja simpang menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) dan juga dalam permodelan vissim pada sumulasi perencanaan.
Adapun data tiap pendekat pada setiap simpang yang dipakai pada MKJI adalah
lebar efektif (We).Berikut data yang diperoleh dan juga dihasilkan pada kondisi
eksisting.

Simpang

1

2

3

Pendekat

Lebar Efektif (We)*Meter

Tenggara

9.52

Barat

9.5

Barat Laut

9.2

Barat Daya

9.25

Barat Laut

5

Utara

6

Timur Laut

9

Tenggara

8.5

Barat Daya

7

Timur Laut

8

Tabel 4.10 Lebar Efektif Semua Pendekat (Eksisting)

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan untuk Jarak antar simpang, didapatkan total jarak dari Simpang
I ke Simpang III atau dari ujung ke ujung sebesar 704,24 meter dengan rincian:


Jarak SimpangI ke Simpang II = 441.94 meter



Jarak Simpang II ke Simpang III = 141meter



Panjang Simpang I



Panjang Simpang II = 66,3 meter



Panjang Simpang III = 27,5 meter

= 27,5 meter

Universitas Sumatera Utara

koordinat
x
(9.85)
15.74
1.48
8.39
15.30
28.81
32.84
26.55
19.82
15.21
(11.98)
(27.07)
(57.56)
(57.56)
(27.44)
(11.98)
(11.98)
(27.07)
(45.27)
(57.33)
45.44
38.13
31.84
(33.05)
(25.63)
(16.03)
(67.58)
(59.65)
(51.70)
(83.11)
(74.32)
(65.52)
(84.16)
(75.30)
(66.36)
(78.85)
(70.13)
(61.42)
(85.08)

y
(376.16)
(386.34)
(381.95)
(376.40)
(370.85)
(389.12)
(393.93)
(400.23)
406.01
400.50
(382.32)
(382.72)
(383.54)
(392.41)
(391.60)
(391.19)
(401.15)
(401.15)
(401.94)
(402.23)
408.98
414.07
420.36
(338.97)
(334.06)
(331.85)
(295.99)
(291.71)
(287.45)
(221.55)
(220.39)
(219.23)
(167.40)
(167.71)
(166.83)
(123.71)
(125.33)
(126.95)
(104.80)

Nama
Titik
BM
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
28.00
29.00
30.00
31.00
32.00
33.00
34.00
35.00
36.00
37.00
TP1
TP1'

koordinat
x
(32.25)
(67.64)
(59.13)
(50.62)
(52.80)
(45.24)
(37.68)
(27.86)
(21.20)
(14.05)
(10.77)
(4.48)
1.81
(11.08)
(13.31)
(20.75)
(37.61)
(43.32)
(28.15)
(13.68)
(0.01)
13.70
18.19

y
14.63
79.61
(82.11)
(84.62)
(41.60)
(46.40)
(51.19)
(12.23)
(17.60)
(23.37)
(7.89)
1.60
(4.69)
12.76
16.89
19.39
39.43
46.21
47.39
30.09
25.54
22.24
26.81

Nama
Titik
BM
Alat 2
38.00
39.00
40.00
41.00
42.00
43.00
44.00
45.00
46.00
47.00
48.00
49.00
50.00
51.00
52.00
53.00
54.00
55.00
56.00
57.00
58.00
TP2
TP2'

koordinat
x
80.48
1.70
19.40
26.02
32.65
3.02
12.05
21.08
44.35
50.87
57.39
66.61
72.86
79.33
91.55
98.25
104.96
113.82
119.70
126.00
145.49
154.86
163.54
143.36
135.37
127.96
136.93
130.52
159.29
170.50
176.80

y
127.15
43.02
41.88
35.99
30.10
63.38
65.65
67.92
69.95
63.95
57.94
95.00
88.68
82.61
123.05
117.25
111.45
148.11
141.38
135.12
115.79
125.23
135.34
155.36
144.56
151.02
161.74
168.15
207.99
207.77
201.47

Nama
Titik
BM
Alat 3
59.00
60.00
61.00
62.00
63.00
64.00
65.00
66.00
67.00
68.00
69.00
70.00
71.00
72.00
15.00
74.00
75.00
76.00
77.00
78.00
79.00
80.00
81.00
82.00
83.00
84.00
85.00
86.00
87.00
88.00

Tabel 4.11 Tabel Pengukuran Theodolite

Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Tata Guna Lahan
Survey tata guna lahan dilakukan untuk mengetahui tipe lingkungan jalan
dan kondisi hambatan samping pada tiap simpang.Selanjutnya, data dipakai
sebagai masukan dalam perhitungan MKJI.Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
4.12 dibawah.
Simpang

1

2

3

Pendekat

Gambaran

Tipe Lingkungan

Hambatan

Umum Lapangan

Jalan

Samping

Tenggara

Rumah dan Toko

COM

T

Barat

Rumah dan Toko

COM

T

Barat Laut

Rumah dan Toko

COM

T

Barat Daya

Rumah dan Toko

COM

S

Barat Laut

COM

R

Utara

Kendaraan tidak
dapat menepi
Rumah

COM

R

Timur Laut

Rumah

RA

R

Tenggara

RA

R

Barat Daya

Kendaraan tidak
dapat menepi
Rumah dan Toko

COM

S

Timur Laut

Rumah

COM

S

COM : Komersil
RA : Akses Terbatas
RES : Pemukiman S : Sedang
Tabel 4.12 Tata Guna Lahan

T : Tinggi
R : Rendah

B. Data Sekunder
Data sekunder dalam hal ini adalah jumlah penduduk kota Medan. Data ini
didapat dari Badan Pusat Statistika Medan (BPS).Untuk tahun 2016, diperoleh
data jumlah penduduk Medan sebesar2.210.624 jiwa.Data ini digunakan sebagai
masukan dalam perhitungan MKJI.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisa Data dan Perencanaan

Terdapat dua hal yang akan dilakukan pada bab ini. Pertama, menganalisa
kondisi eksisting apakah ketiga simpang sudah terkoordinasi. Selanjutnya, akan
dianalisa kinerja semua simpang pada peak hour pagi dan peak hour sore. Data
Kinerja terjenuh akan digunakan sebagai dasar semua perencanaan. Langkah
kedua adalah melakukan perencanaan waktu siklus baru dengan mengacu pada
teori koordinasi. Waktu siklus yang akan dikoordinasikan adalah waktu siklus
yang terpilih dari beberapa perencanaan yang dilakukan atau pun dari waktu cycle
yang diketahui lebih baik.

4.2.1 Analisa Koordinasi Kondisi Eksisting
Salah satu syarat bahwa beberapa simpang terkoordinasi adalah waktu
siklus yang sama pada setiap simpang yang ditinjau. Dari data sinyal kondisi
eksisting didapat waktu siklus yang berbeda-beda setiap harinya dan juga di setiap
waktu puncak volume kendaraan (Peak Hour) untuk setiap simpang nya.Seperti
pada waktu pagi, simpang I adalah 160 detik, simpang II sebesar 202 detik,
simpang III sebesar 160 detik.Lalu pada waktu sore, simpang I adalah 100 detik,
simpang II sebesar 180 detik, simpang III sebesar 160 detik.Dari data ini, jelas
waktu siklus tersebut tidak memenuhi syarat telah terkoordinasi karena memiliki
waktu siklus yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya, akan dilakukan
pembuktian melalui sebuah diagram aliran. Untuk membentuk diagram, perlu
diketahui terlebih dahulu kecepatan platoon pada ruastersebut, sehingga nantinya
waktu dari simpang satu ke simpang lainnya dapat diketahui.Dalam analisa ini
serta dalam perencanaan nantinya akan digunakan kecepatanmaksimum dalam

Universitas Sumatera Utara

kota sesuai dengan regulasi sebesar 40 km/jam. Kecepatan rencana inidipilih
karena pertimbangan bahwa dengan kecepatan lambat maka akan didapat waktu
offsetyang cukup panjang, sehingga kendaraan terakhir dalam platoon masih
memiliki kesempatanuntuk mendapat sinyal hijau, jadi tidak perlu menunggu
dalam sinyal merah selama satusiklus lagi. Sedangkan kendaraan yang terlalu
cepat hanya cukup menunggu waktu hijaudalam beberapa detik saja.Dengan
kecepatan tersebut, maka waktu platoon untuk berjalan dari satu simpang
kesimpang lainnya bisa dihitung.

T=

T=

����� (�)

Waktu tempuh dari Utara ke Selatan
0.70424 ��
=
=0.017606 jam = 64,38 detik = 65 detik

����� (�)

Waktu tempuh dari Selatan ke Utara
0.70424 ��
=
= 0.017606 jam = 64,38 detik = 65 detik

�������� (�)

�������� (�)

40�� /���

40�� /���

Dari waktu fase yang diketahui, terlihat cycle time semua simpang
berbeda-beda dan tidak sebanding.Hal ini menyebabkan selisih nyala sinyal hijau
dari simpang yang satu dengan simpang berikutnya tidak tetap.Hubungan sinyal
semua simpang pun menjadi acak, sehingga tidak terjadi koordinasi sinyal antar
simpang. Juga dengan waktu tempuh yang diketahui baik dari Utara ke Selatan
atau sebaliknya, nantinya akan dimasukkan pada perencanaan koordinasi dengan
menggunakan waktu tempuh yang telah diketahui.

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Analisa Kinerja Simpang Kondisi Eksisting
Terdapat dua kinerja simpang yang dihitung dalam hal ini, yaitu pada saat
peak hourspagi dan peak hours sore. Waktu yang memiliki kinerja terjenuh akan
digunakan sebagaidasar untuk merencanakan cycle time baru yang lebih
baik.Kinerja simpang dihitung dengan menggunakan perhitungan Manual
Kapasitas JalanIndonesia (MKJI).Perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Untuk
resume hasilperhitungannya dapat dilihat seperti berikut.

Universitas Sumatera Utara

Setelah dimasukkan kedalam form SIG I – V didapat hasil seperti pada table 5.1
Si
m
p.

Waktu Siklus (sebelum)
Waktu

Pagi

Pendekat

All red

Merah

Kuning

Hijau

Tenggara

3

97

2

43

Barat

3

114

2

26

Barat Laut

3

70

2

70

3

52

2

28

Barat

3

67

2

Barat Laut

3

42

3

Barat Laut

III

0.726946

260.87
250.53

358
63

0.890017

13

236.13

265

1.112998

2

38

119

2

63

336.84
345.95

68
380

0.967354
1.578668

3

119

2

63

252

95

0.582749

Utara

3

127

2

55

366.67

92

0.793131

Timur Laut

3

119

2

63

104

2

56

115
120

0.283623

3

93.33
443.24

Barat Laut

3

112

2

48

124

73

0.529295

Utara

3

105

2

55

153.33

71

0.808918

Timur Laut

3

112

2

48

3

67

2

73

84.44
235.19

130
51

0.513937
1.889374

Timur Laut

3

102

2

38

118.95

96

1.977576

Tenggara

3
3

112
62

2
2

28
78

32.11
142.69

140
98

0.426462
1.027715

Timur Laut

3

107

2

33

195.56

275

1.255902

Tenggara

3

112

2

28

29.94

52

0.392897

160

0.965171

100

202

180

1.438436

160

Barat Daya
Sore

DS

74

Barat Daya
Pagi

det/smp

273.68

Barat Daya
Sore

(meter)

1.059719

Barat Daya

II

Delay (DT)

315

Tenggara

Pagi

QL

158.41

I
Sore

Total
(det)

160

Tabel 4.13 Kinerja Arus Utama pada Peak Hour Pagi dan Sore

Kemudian dari form SIG juga didapatkan waktu siklus yang disarankan
untuk menjadi waktu cycle time yang baru sesuai yang dijelaskan pada sub
bab3.2.3 Metode Perencanaan Waktu Siklus Baru. Kemudian akan dicoba waktu
siklus setiap simpang dicocokkan dengan simpang lainnya guna mendapatkan
waktu siklus optimum untuk setiap simpangnya.

Universitas Sumatera Utara

4.3 Perencanaan Waktu Siklus Baru
Terdapat empat perencanaan waktu siklus baru dalam penelitian ini.Setiap
perencanaan, sebelumnya didasarkan pada waktu siklus salah satu simpang yang
telah dihitung. Kemudian simpang lain mengingkuti waktu siklus tersebut agar
didapatkan waktu siklus yang sama. Pada Perencanaan I akan direncanakan waktu
siklus pada Simpang I, kemudian simpang lainnya akan mengikuti waktu siklus
pada simpang satu. Begitu pula dengan Perencanaan II, dan III. Untuk
Perencanaan IV digunakan waktu siklus yang sama untuk semua simpang, yang
didapatkan dari waktu siklus rata-rata pada tiga perencanaan sebelumnya ataupun
berdasarkan kebutuhan yang diperlukan. Adapun waktu siklus yang akan dipilih
untuk merancang koordinasi sinyal adalah waktu siklus yang memiliki kinerja
simpang rata-rata yang paling baik dari setiap perencanaan. Analisis setiap
perencanaan di tinjau setelah seluruh perencanaan

sub bab masing masing

perencanaan.

Universitas Sumatera Utara

4.3.1 Perencanaan I
Pada perencanaan pertama, waktu siklus dan waktu hijau semua simpang
untuk kondisiterkoordinasi akan mengacu pada waktu siklus pada simpang I
(Jalan

dr.Mansyur

-

Jamin

Ginting),

yang

terlebih

dahulu

akan

direncanakan.Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau
dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini juga beserta dilampirkan perhitungan
form SIG I-V.
Simp.

1

2

3

Waktu Siklus (sebelum)

Pendekat

All red Merah

Kuning

Hijau

Total
(det)

QL
(meter)

Delay (DT)
det/smp

DS

134.45

102

0.952437

235.79

87

0.962922

Tenggara

3

151

2

39

Barat

3

130

2

60

Barat Laut

3

115

2

75

243.48

73

0.955745

Barat Daya

3

151

2

39

683.24

242

2.796858

Barat Laut

3

130

2

60

148

60

0.640819

Utara

3

115

2

75

143

50

0.64264

Timur Laut

3

130

2

60

73.33

54

0.445412

Barat Daya

3

151

2

39

317.65

965

2.505054

Timur Laut

3

130

2

60

242.86

572

1.270712

Tenggara

3

115

2

75

42.5

39

0.178768

195

195

195

Tabel 4.14 Perencanan Waktu Siklus I
Setelah didapatkan hasil untuk waktu siklus yang ada pada perencanaan I,
Kemudian akan dibandingkan dengan hasil permodelan vissim. Dengan
menjalankan simulasi berdasarkan waktu perencanaan I dan volume yang sama
dengan eksisting, didapatkan hasil sebagai berikut dan dibandingkan dengan
MKJI.
Simp.

Delay Avg
Stop Avg
MKJI
Vissim MKJI Vissim
Simpang I
66.783
0.7212
73.64
1.16
Simpang II
159.388
1.262
Simpang III 470.5812
1.668
Tabel 4.15 Perbandingan MKJI dan Vissim Perencanaan I

Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Perencanaan II
Pada perencanaan kedua, waktu siklus dan waktu hijau semua simpang
untuk kondisi terkoordinasi akan mengacu pada waktu siklus pada simpang II
(Jalan Iskandar Muda – Pattimura - Jamin Ginting), yang terlebih dahulu akan
direncanakan. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau
dapat dilihat pada Tabel 5.5 di bawah ini
Simp.

1

2

3

Pendekat

Waktu Siklus (sebelum)
All red Merah

Kuning

Hijau

Tenggara

3

98

2

90

Barat

3

156

2

32

Barat Laut

3

138

2

Barat Daya

3

98

Barat Laut

3

Utara

QL
(meter)

Total
(det)

Delay (DT)
det/smp

DS

153.36

47 0.817464

120

87 0.841144

50

93.47

102 0.979638

2

90

976.76

427 1.199584

156

2

32

148

129 0.953672

3

138

2

50

166.67

104 0.954074

Timur Laut

3

156

2

32

82.22

88 0.826582

Barat Daya

3

98

2

90

192.94

37 0.536368

Timur Laut

3

156

2

50

154.29

70 0.754607

Tenggara

3

138

2

32

30

68 0.207464

193

193

193

Tabel 4.16 Perencanan Waktu Siklus II

Setelah didapatkan hasil untuk waktu siklus yang ada pada perencanaan II,
Kemudian akan dibandingkan dengan hasil permodelan vissim. Dengan
menjalankan simulasi berdasarkan waktu perencanaan II dan volume yang sama
dengan eksisting, didapatkan hasil sebagai berikut dan dibandingkan dengan
MKJI.
Simp.

Delay Avg
Stop Avg
MKJI
Vissim MKJI Vissim
Simpang I
45.6287
0.5063
80.4
1.02
Simpang II
284.169
1.366
Simpang III
34.692
0.4305
Tabel 4.17 Perbandingan MKJI dan Vissim

Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Perencanaan III
Pada perencanaan ketiga, waktu siklus dan waktu hijau semua simpang
untuk kondisi terkoordinasi akan mengacu pada waktu siklus pada simpang III
(Jalan Mongonsidi – Pattimura), yang terlebih dahulu akan direncanakan.
Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat
pada Tabel 5.7 di bawah ini
Waktu

Sore

Sore

Sore

Pendekat

Waktu Siklus (sebelum)
All red

Merah

Kuning

Hijau

Tenggara

3

36

2

20

Barat

3

52

2

4

Barat Laut

3

40

2

Barat Daya

3

36

Barat Laut

3

Utara

Total
(det)

QL
(meter)

Delay (DT)
det/smp

DS

94.54

23

0.824256

84.21

181

1.066723

16

17.39

5

0.482641

2

20

1502.7

1306

1.706145

40

2

16

56

26

0.75173

3

52

2

4

1274.17

5043

3.769334

Timur Laut

3

40

2

16

33.33

22

0.653128

Barat Daya

3

36

2

20

80

20

0.762865

Timur Laut

3

40

2

16

57.14

24

0.745321

Tenggara

3

52

2

4

15

28

0.524572

86

86

86

Tabel 4.18 Perencanaan siklus III

Setelah didapatkan hasil untuk waktu siklus yang ada pada perencanaan
III, Kemudian akan dibandingkan dengan hasil permodelan vissim. Dengan
menjalankan simulasi berdasarkan waktu perencanaan III dan volume yang sama
dengan eksisting, didapatkan hasil sebagai berikut dan dibandingkan dengan
MKJI.
Simp.

Delay Avg
Stop Avg
MKJI
Vissim MKJI Vissim
Simpang I
29.844
0.647
73.82
1.75
Simpang II
1429.31
9.234
Simpang III
18.187
0.519
Tabel 4.19 Perbandingan MKJI dan Vissim

Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Perencanaan IV
Pada perencanaan keempat, waktu siklus dan waktu hijau semua simpang
untuk kondisi terkoordinasi akandiambil rata-rata nya.Waktu siklus dan
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.9 di bawah ini
Waktu

Sore

Sore

Sore

Pendekat

Waktu Siklus (sebelum)

Total
(det)

QL
(meter)

Delay (DT)
det/smp

DS

211.89

57

0.917563

99.46

64

0.52247

All red

Merah

Kuning

Hijau

Tenggara

3

96

2

60

Barat

3

134

2

22

Barat Laut

3

96

2

60

107.69

38

0.477813

Barat Daya

3

96

2

60

324.32

395

1.792761

Barat Laut

3

106

2

50

83.64

45

0.50599

Utara

3

124

2

32

162.86

511

1.235847

Timur Laut

3

106

2

50

63.53

40

0.43856

Barat Daya

3

96

2

60

144.44

41

0.629931

Timur Laut

3

106

2

50

117.14

48

0.625581

Tenggara

3

124

2

32

30

51

0.171991

160

160

160

Tabel 4.20 Perencanaan siklus IV

Setelah didapatkan hasil untuk waktu siklus yang ada pada perencanaan
III, Kemudian akan dibandingkan dengan hasil permodelan vissim. Dengan
menjalankan simulasi berdasarkan waktu perencanaan III dan volume yang sama
dengan eksisting, didapatkan hasil sebagai berikut dan dibandingkan dengan
MKJI.
Simp.

Delay Avg
Stop Avg
MKJI
Vissim MKJI Vissim
Simpang I
38.076
0.532
99.13 2.5154
1.4
Simpang II
448.267
Simpang III
31.549
0.451
Tabel 4.21 Perbandingan MKJI dan Vissim

Universitas Sumatera Utara

4.4 Penentuan Waktu siklus terbaik
Setelah adanya uji coba perencanaan dari simpang I sebagai acuan dan
kemudian simpang II dan simpang III, Namun yang didapati pada waktu
Delay(DT), Arus Jenuh (DS), dan Panjang Antrian (QL) masih tetap tinggi jika
dipasangkan selain simpang Cycle Time (CT) acuan. Disamping itu, marka jalan
yang termasuk dalam bagian geometrik jalan juga akan didesain agar dapat
menjadi masukan untuk desain koordinasi persimpangan pada penelitian ini. Oleh
karena itu dibuat saran untuk Perencanaan Geometrik dan fase tambahan.
Berdasarkan keadaan eksisting, hampir seluruh marka jalan di setiap
lengan persimpangan tidak dipatuhi oleh sebab berbagai hal.Dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Foto Dokumentasi Simp I

Dapat dilihat pada gambar diatas (Gambar 5.1) dimana arah dari jalan
Jamin Ginting menuju Jalan dr.Mansyur disediakan jalan untuk lansung berbelok

Universitas Sumatera Utara

ke kiri.Sedangkan disana tidak ada rambu yang menyatakan langsung berbelok ke
kiri.Begitu pula dengan marka jalannya.

Gambar 4.2 Foto Dokumentasi Lebar Jalan Simp I

Gambar 4.3 Foto Dokumentasi Antrian Simp I
Pada Gambar 5.2 dapat kita lihat berdasarkan marka jalan, hanya
disediakan 2 lajur pada lengan simpang pada jalan Jamin Ginting. Namun pada

Universitas Sumatera Utara

kenyataannya (Gambar 5.3) dapat kita lihat pengguna kendaraan bermotor pada
lengan simpang berbaris hingga 3 lajur.dan masih ada beberapa contoh lagi di
setiap persimpangan yang akan di koordinasikan.
Oleh karena disarankan desain mengikuti kondisi eksisting yang terjadi di
lapangan tanpa membuat perubahan yang besar (Pelebaran Jalan/Memperkecil
Median).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perencanaan dibawah ini.

Lebar Marka (meter)
Simp.

Simp
I

Simp
II

Simp
III

Pendekat

Pendekat Wa

W masuk

LTOR

W Keluar

Jumlah Lajur

Eksis.

Pernc.

Eksis.

Pernc.

Eksis

Pernc

Eksis

Pernc

Eksis

after

Tenggara

9.52

9.52

9.52

9.25

5

4

9.55

9.25

2

3

Barat
Barat
Laut
Barat
Daya
Barat
Laut
Utara
Timur
Laut
Barat
Daya
Timur
Laut

9.5

9.2

9.5

9.25

7

4

9.54

9.25

2

3

9.2

9.75

9.2

6.5

0

3.25

9.6

9.25

2

3

9.55

9.25

9.25

9.25

7

7

9.3

9.25

2

3

5

5.5

5

5.5

0

0

5

5.5

1

2

6

7

6

7

0

0

12

10

2

2

9

7.5

9

8.5

0

3

8.5

9

2

3

8.5

9

8.5

9

0

3

9

8.5

2

3

7

7

7

7

0

0

6.5

6.5

2

2

8

8

8

8

4.5

4.5

8

8

2

2

Tenggara

Tabel 5.22 Perencanaan Geometrik

A. Perencanaan Koordinasi Simpang Dan Waktu Siklus
Untuk perencanaan waktu siklus, telah dicoba berkali kali dengan
menggunakan metode trial dan error dengan mempertimbangkan berbagai aspek
maka didapat hasil pada perencanaan ke 4 dianggap yang paling tepat.

Universitas Sumatera Utara

Maka didapat untuk pengaturan waktu siklus perencanaan ke IV sebagai berikut.
Waktu Siklus (sesudah)
Waktu

Simp I

Simp II

Simp III

Pendekat

All
red

Merah

Kuning

Kuning

Hijau

Tenggara

2

96

2

2

60

Barat

2

134

2

2

22

Barat Laut

2

96

2

2

60

Barat Daya

2

96

2

2

60

Barat Laut

2

106

2

2

50

Utara

2

124

2

2

32

Timur Laut

2

106

2

2

50

Barat Daya

2

96

2

2

60

Timur Laut

2

106

2

2

50

Tenggara

2

124

2

2

32

Total
(det)

160

160

160

Tabel 4.23 Waktu Siklus Terbaik

B. Kinerja Waktu Siklus
Dari hasil form SIG pada perencanaan waktu siklus, didapatkan kinerja
simpang sebagai berikut.

Waktu

Pendekat

Total
(det)

Tenggara
Simp I

Barat

Simp II

Barat
Laut
Barat
Daya
Barat
Laut

Simp III

Utara
Timur
Laut
Barat
Daya
Timur
Laut
Tenggara

160

160

QL
(meter)

Delay
(DT)
det/smp

DS

211.89

57

0.917563

99.46

64

0.52247

107.69

38

0.477813

324.32

595

1.792761

83.46

45

0.50599

162.86

511

1.235847

63.53

4

0.43856

144.44

41

0.629931

117.14

48

0.625581

63.53

51

0.171991

160

Tabel 4.24Kinerja Waktu Siklus Terbaik

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

C. Pengaturan Fase Sinyal
Agar didapatkan kinerja simpang seperti sebelumnya yang direncanakan,
diperlukan perlakuan/pengaturan khusus seperti berbelok mengikuti rambu, lurus
tidak mengikuti rambu (STOR) dan lain sebagainya.Serta memperhitungkan
kendaraan sampai pada simpang berikutnya agar didapati koordinasi waktu yang
tepat. Untuk penjelasan lebih jelas akan dijelaskan sebagai berikut.

 Simpang I


Dimasukkan fase waktu dengan urutan tenggara – barat - barat laut dengan
waktu sesuai yang telah direncanakan pada perencanaan. Untuk
pengkordinasian pada simpang I, difokuskan pada pendekat tenggara.
Waktu untuk pendekat tenggara yakni hijau = 60 dtk, kuning menuju hijau
= 2 dtk, kuning menuju merah 2 dtk, Merah = 94 dtk dan semua merah = 2
dtk.



Untuk urutan fase dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Tenggara

Barat

Barat Laut

Gambar 4.5 Urutan Fase Sinyal Perencanaan Simp. I

Ket :

Garis Merah : Waktu Merah
Kotak Hijau : Waktu Hijau
Kotak kuning : Waktu kuning(Silang)

Universitas Sumatera Utara

 Simpang II


Terdapat penambahan rambu pada pendekat barat daya (jln. Jamin
Ginting) menuju pendekat Utara (Iskandar Muda) yakni rambu tersendiri
dan begitu juga dengan waktu fasenya. Adapun waktu fase yang
dimasukkan yakni waktu pendekat barat daya ditambah dengan pendekat
utara menjadi 86 dtk. Akan tetapi ini menjadi pilihan. Dapat dimasukkan
ataupun tidak (optional)



Dimasukkan fase waktu dengan urutan Barat Daya – Timur Laut/Barat
Laut - Utara dengan waktu sesuai yang telah direncanakan pada
perencanaan. Untuk pengkordinasian pada simpang II, difokuskan pada
pendekat Barat Daya. Waktu untuk pendekat tenggara yakni hijau = 60
dtk, kuning menuju hijau = 2 dtk, kuning menuju merah 2 dtk, Merah = 94
dtk dan semua merah = 2 dtk. Pendekat Barat Daya dimulai pada detik 45.



Untuk urutan fase dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Barat Daya

Timur Lut
/Barat Laut
Utara
Barat Daya
-Utara
Gambar 4.6 Urutan Fase Sinyal Perencanaan Simp. II

Universitas Sumatera Utara

 Simpang III.


Dimasukkan fase waktu dengan urutan Barat Daya – Timur Laut Tenggara dengan waktu sesuai yang telah direncanakan pada perencanaan.
Untuk pengkordinasian pada simpang III, difokuskan pada pendekat Barat
Daya. Waktu untuk pendekat tenggara yakni hijau = 60 dtk, kuning
menuju hijau = 2 dtk, kuning menuju merah 2 dtk, Merah = 94 dtk dan
semua merah = 2 dtk. Pendekat Barat Daya dimulai pada detik 62.



Urutan fase dapat dilihat pada gambar sebagai berikut

Barat Daya

Timur Laut

Tenggara

Gambar 4.7 Urutan Fase Sinyal Perencanaan Simp. III

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

4.5 Permodelan Vissim
Setelah didapatkan perencanaan yang sesuai dengan penelitian ini seperti
waktu siklus dan bentuk geomtrik perencanaan, kemudian akan di simulasikan
menggunakan

software vissim.

Dimana

software ini digunakan untuk

memodelkan kondisi sebelum perencanaan (eksisting) dan beserta perencanaanperencanaan yang telah dicoba.
Permodelan dalam bentuk video ataupun langsung dicoba menggunakan
program, hanya menguji efektifitas waktu siklus yang didapat untuk melihat
sejauh mana koordinasi antar simpang yang direncanakan sesuai dengan tujuan
penelitian ini. Adapun variabel-variabel yang dapat dimasukkan dalam simulasi
vissim yang akan dicoba,sebagai berikut :


Volume Kendaraan



Jenis Kendaraan



Arah Pergerakan



Waktu Fase dan Siklus



Bentuk Geometrik



Kecepatan kendaraan



Letak rambu dan jumlah lajur

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan dari analisa dan
perencanaan yangtelah dilakukan pada bab sebelumnya. Sekaligus untuk
menjawab permasalahan di awal,disimpulkan bahwa:
1. Ketiga simpang belum terkoordinasi. Kondisi ini terlihat dari waktu siklus
ketigasimpang yang berbeda, dimana hal ini tidak memenuhi syarat
sebagai simpang yangterkoordinasi.
2. Koordinasi ketiga simpang dilakukan dengan menentukan waktu siklus
yang samaterlebih dahulu. Dari perencanaan dipilih waktu siklus
berkinerja terbaik sebesar 160detik. Koordinasi sinyal dilakukan dengan
menggunakan waktu yang telahdidapat dari kecepatan rencana, dalam hal
ini kecepatan yang dipakai adalah sebesar 40 km/jam. Dari waktu offset
dan waktu siklus tersebut akanterbentuk lintasan-lintasan aliran dari kedua
simpang. Dari lintasan ini akandidapatkan bandwidth, yang mana memiliki
syarat bahwa lintasan tidak boleh terkenasinyal merah. Waktu yang
ditempuh dari simp. I sampai simp. III dan sebaliknya adalah 65 detik.
3. Pada kondisi eksisting, peak hour dalam sehari terjadi pada pagi dan sore
hari. Setelahdilakukan perencanaan waktu siklus baru untuk koordinasi,
kinerja semua simpangmenjadi lebih baik dengan melakukan perubahan
pada waktu siklus dan geometric marka jalan yang ada (dilihat dari
software vissim dan form SIG).
5.2 Saran

Universitas Sumatera Utara

Dari kesimpulan yang dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa saran
yang penulisusulkan, diantaranya:
1. Dari kesimpulan diatas terlihat bahwa kedua simpang belum terkoordinasi.
Untuk ituperlu dilakukan koordinasi karena memberikan beberapa
keuntungan. Dengankoordinasi simpang, maka panjang antrian pada setiap
lengan persimpangan tidak begitu panjang.
2. Penambahan rambu seperti pada simpang II dari pendekat barat daya
(Jamin Ginting) menuju pendekat Utara (Iskandar muda). Berdasarkan
rambu lalu lintas, tidak ada berbelok langsung tanpa hambatan. Namun
pada kenyataannya, pengguna kendaraan sering sekali langsung berbelok
menuju pendekat utara (Iskandar Muda) bahkan sudah menjadi kebiasaan
sehari – hari. Untuk itu perlu nya penambahan rambu2 lalu lintas yang
tepat yang juga dapat membuat kinerja lebih baik. Dalam hal ini dapat
mengurangi tindaan dan antrian.
3. Marka jalan juga harus diperhatikan agar sesuai perencanaan. Dimana
hampir seluruh marka pada lengan persimpangan tidak sesuai dengan yang
diharapkan atau pun yang terjadi. Sebagai contoh marka jalan yang ada
dibuat 2 lajur, padahal pada kenyataan nya dan kapasitas nya memumpuni
untuk menjadi 3 lajur.
4. Polisi untuk mengatur lalu-lintas setiap jam puncak (pagi dan sore), tidak
diperlukan lagi untuk mencegah kemacetan lalu lintas. Akan tetapi
pelanggar lalu lintas sangat perlu di tindak karena salah satu penyebab
kemacetan dan sumber masalah.
5. Dari analisa kasus diatas, besarnya jumlah kendaraan tidak mampu
ditampung olehkapasitas simpang atau jalan yang ada. Seiring berjalannya

Universitas Sumatera Utara

waktu, jumlah kendaraanakan terus bertambah sedangkan kapasitas jalan
tidak mungkin lagi untuk ditambah danperubahan geometrik pun sulit
untuk dilakukan. Untuk itu, perlu sebuah kebijakanserius dan tegas dari
pemerintah untuk menekan pertambahan jumlah kendaraan.
6. Besarnya hambatan samping seperti parker dan Angkutan Umum sangat
perlu diwadahi. Agar sesuai dengan perencanaan yang telah didapat.
7. Untuk daerah studi disarankan menggunakan pengaturan lampu lalu-lintas
sebagaiberikut :
Waktu

Simp I

Simp II

Simp III

Pendekat

Waktu Siklus (sesudah)
All red

Merah

Kuning

Kuning

Hijau

Tenggara

2

96

2

2

60

Barat
Barat
Laut
Barat
Daya
Barat
Laut
Utara
Timur
Laut
Barat
Daya
Timur
Laut
Tenggara

2

134

2

2

22

2

96

2

2

60

2

96

2

2

60

2

106

2

2

50

2

124

2

2

32

2

106

2

2

50

2

96

2

2

60

2

106

2

2

50

2

124

2

2

32

Total
(det)

160

160

160

Tabel 5.1 Waktu Siklus Terkordinasi

Universitas Sumatera Utara

Gambar5.1 Diagram waktu terkoordinasi simp.III menuju simp.I

Gambar5.2Diagram waktu terkoordinasi simp.I menuju simp.III

Universitas Sumatera Utara