Peran Kelompok Remaja Masjid Dalam Pennaggulangan Narkoba Di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa-bangsa di dunia pada zaman sekarang ini berada dalam alam
modernisasi. Tentu saja hal tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi
perjalanan kehidupan hampir seluruh negara-negara berkembang termasuk negara
Indonesia. Sebagaimana dampaknya dapat dilihat dari pola kehidupan masyarakat
sehari-hari, dimana pada masyarakat modren perubahannya ditandai dengan
perkembangan kapitalisasi diberbagai bidang kehidupan. Terjadi pergeseran nilai,
selera, dan gaya hidup kearah yang lebih berorientasi pada sifat konsumeris,
individualis, keduniawian yang mudah menimbulkan frustasi, ketengangan jiwa,
stress dan kecemasan diri. Dalam suasana ketengangan, konflik dan tekanan
pikiran batin yang tidak terdamaikan seringkali penyelesaian yang ditempuh
adalah dengan jalan pintas, yakni dengan mengkonsumsi adiksi obat, mulai
menggunakan pil tidur, obat penenang, sampai akhirnya mengkonsumsi NAPZA.
Penyelesaian masalah dengan mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan
terlarang telah mempengaruhi mental sebuah bangsa dan kini semakin marak
terjadi. Sehingga membuat penyalahgunaan narkotika adalah salah satu masalah
yang paling menyita perhatian publik dan hingga kini kondisinya semakin
memprihatinkan. Dimana ditemukan bahwa dikalangan remaja berkisar 80%
terjadi penyalahgunaan narkoba, dan telah merambah kepada golongan anak-anak.

Bahkan dari survei yang didapatkan dilapangan ditemukan fakta bahwa tindak
penyalahgunaan narkoba bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang secara
ekonomi berkemampuan relatif cukup melainkan telah meluas kesemua strata

1
Universitas Sumatera Utara

2

ekonomi (Afiatin, 2008:5-6). Berbagai alasan mengapa seseorang
menggunakan narkoba pun semakin beragam, yaitu baik alasan internal dalam
dirinya, kondisi keluarga yang tidak sehat dan pengaruh dari orang lain atau
lingkungnnya. Sedang remaja yang masih pada tahap pencarian jati diri
kepribadiannya akan menjadi sasaran yang sangat mudah terbawa arus
pergaulannya.
Penyalahgunaan narkoba di dunia yang diperkirakan oleh UNODC antar
167 juta hingga 315 juta orang di dunia yakni dengan rentan usia 15-64 tahun
Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat sering berjalnya waktu, sebab
sangat susah untuk menghentikan pengedarannya. Berbagai hal akan terus
dilakuakn oleh para konsumennya untuk mendapatkan narkoba (Badan Narkotika

Nasional, 2015:19).
Survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional bekerjasama
dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2011 juga
menunjukkan bahwa estimasi penyalahgunaan NAPZA adalah sebasar 3.7 juta
hingga 4.7 juta orang, atau sekitar 2,2% dari total seluruh penduduk Indonesia
berusia 10-59 tahun di tahun 2011. Dari sejumlah penyalahguna tersebut,
terdistribusi atas 27% coba pakai, 45% teratur pakai, 27% pecandu bukan suntik,
dan 2% pecandu suntik. Penelitian juga menunjukkan bahwa jenis zat utama yang
disalahgunakan di seluruh Indonesia adalah ganja, diikuti dengan penggunaan
amfetamin, benzodiazepin dan heroin. Dan data BNN tahun 2012 menyatakan
jumlah pecandu yang mendapatkan terapi dan rehabilitasi sebanyak 14.510 orang.
Menurut data penelitian BNN dengan Universitas Indoneis yang dilakukan pada
tahun 2014, Provinsi Sumatera Utara berada pada posisi ketiga sebagai daerah

Universitas Sumatera Utara

3

terbanyak penyalahgunaan narkoba diseluruh Indonesia yaitu sekitar 3,06% atau
setara dengan 300.134 jiwa dengan rentan usia 10-59 tahun. Di peringkat pertama

diduduki oleh Jakarta dengan jumlah pengguna 364.174 (4,74%) jiwa, dan posisi
kedua berada di Kalimantan dengan jumlah pengguna 356.195 (3,07%) jiwa
(Badan Narkotika Nasional, 2015:23).
Data tersebut diatas menunjukkan bahwa Kota Medan merupakan salah
satu provinsi dengan konsumen tertinggi. Bahkan salah satu wilayah di Kota
Medan kini disebut-sebut sebagai Kampung Narkoba, yang nama sesungguhnya
adalah Kampung Kubur. Kampung kubur terletak di Jalan H Zainul Arifin
merupakan salah satu dari 16 Lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah
Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Kampung Kubur menjadi salah satu
tempat peredaran narkoba di Kota Medan. Sejarah mengenai Kampung Kubur
dimulai pada tahun 1873 saat dibuka perkebunan tembakau di Deli. Buruh dan
tenaga kerja didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli baik sebagai
buruh perkebunan, sopir, penjaga malam serta buruh-buruh bangunan atau kuil
pembuat jalan serta penarik kereta lembu. Penduduknya kebanyakan orang Tamil
dari India Selatan menetap di Kampung Madras, sehingga karena penghuninya
berwana kulit hitam maka disebut juga sebagai Kampung Keling. Tetapi awal
dinamakan Kampung Kubur karena ada area perkuburan milik India Muslim di
pemukiman padat penduduk.
Penyalahgunaan narkoba di Kambung Kubur terjadi sejak 1970-an silam.
Warga Kampung Kubur yang sehari-harinya bekerja serabutan ketika itu berada

dalam kesulitan kondisi perekonomian yang semakin minim. Sehingga untuk
memperoleh penghasilan tambahan mereka menggunakan beragam cara, salah

Universitas Sumatera Utara

4

satunya dengan menyediakan tempat tinggalnya sebagai “Rumah Asap” untuk
para pengguna narkoba. Lama kelamaan, kampung ini mulai dijadikan kampung
narkoba oleh sebagian besar penghuninya.
Kondisi Kampung Kubur pada saat itu memang sangat memprihatinkan.
Melalui curahan warga Kampung Kubur yang bernama Rahmad, dia mengatakan
bahwa pada umumnya warga-warga setempat termasuk anak-anak turut
terjerumus lantaran godaan dan bujukan dari lingkungan. Mereka tergiur karena
berjualan narkoba adalah pekerjaan yang mudah, tidak perlu keluar banyak tenaga
sedangkan penghasilan bisa sangat luar biasa. Bahkan tidak sedikit dari antara
mereka yang kemudian menjadi pecandu, orang-orang terdekatnya bahkan
adiknya sendiripun ikut menjadi korban narkoba. Dan tidak sedikit di antara
mereka yang telah menjadi pecandu kemudian meninggal, bahkan salah satu
temannya pun menjadi gila. Lebih memprihatinkan lagi, Rahmad mengungkapkan

salah satu anak dari tokoh masyarakat yang beberapa hari lalu ia jumpai dalam
keadaan baik pada akhirnya diketahui telah menjadi korban juga (Muamar. Maret
18, 2017).
Melihat fenomena yang terjadi di atas berbagai cara dilakukan untuk dapat
memberantas penyalahgunaan di Kampung Kubur. Dari aparat kepolisian sendiri
hingga saat ini masih terus melakukan serentetan razia setiap harinya di kampung
kubur untuk menertipkan para pengedar maupun pemakainya. Selain itu dari
Badan Narkotika Nasional (BNN) juga ikut serta dalam merangkul para korban
penyalahgunaan, melalui kerjasana dengan pusat-pusat rehabilitasi narkoba.
Namun dengan berbagai usaha yang dilakukan baik dari aparat kepolisian maupun
BNN tidak membuat Kampung Kubur benar-benar bersih dari narkoba. Bahkan

Universitas Sumatera Utara

5

pengedar maupun pemakai melakukan berbagai cara untuk dapat menghindar dari
para aparat kepolisian maupun BNN.
Faktor lingkungan memang menjadi alasan utama bagi para penyalahguna
narkoba di Kampung Kubur semakin meningkat. Sebuah lingkungan yang buruk

memberikan pengaruh yang buruk pula bagi tumbuh kembang seorang remaja.
Tetapi sebuah lingkungan yang sehat akan memberikan pengaruh yang baik pula
bagi perkembangan seorang remaja. Namun terlepas dari sebuah lingkungan yang
buruk maupun yang baik, seseorang bisa saja dapat terhidar dari segala tidakkan
buruk apabila ia memiliki dasar-dasar dan nilai keagamaan yang kuat dalam
dirinya. Say no to drug merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki
implikasi yang kompleks terkait dengan harapan yang harus diwujudkan. Say no
to drug juga bukan hanya sebuah slogan ini adalah tanggung jawab organisasi
keagamaan, pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga hukum,
serta tanggung jawab bersama untuk meningkatakan dan memberdayakan
masyarakat menuju kehidupan yang sehat baik dari aspek mental, maupun
spiritual. Di seluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud
mencegah penyalahgunaan narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena
narkoba melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini
banyak dilakukan di berbagai negara-negara. Walau tidak terlalu menonjol dalam
mencegah

penyalahgunaan

narkoba,


namun

program-program

berbasis

keagamaan benar-benar memiliki kepedulian dalam memerangi penyalahgunaan
narkoba.
Kondisi Kampung Kubur yang cukup memprihatinkan membuat
masyarakat turut prihatin. Sehingga untuk dapat membantu

membersihkan

Universitas Sumatera Utara

6

Kampung Kubur dari narkoba, masyarakat membuat sebuah organisasi yang
berbasis keagamaan yaitu sebuah Kelompok Remaja Mesjid. Dimana mereka

memiliki tujuan untuk dapat membantu remaja-remaja baik yang sudah
mengunakan untuk dapat berhenti dari pemakaian narokoba dan terlebih untuk
generasi

muda

yang

belum

mengunakan

untuk

dapat

terhindari

dari


penyalahgunaannya. Dari segi keagamaan, Kampung Kubur sendiri didominasi
oleh umat beragama Islam, selebihnya beragama Kristen, Hindu, dan Budha.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang peran Kelompok Remaja Mesjid dalam upaya
penanggulangan narkoba di kalangan remaja. Sehingga peneliti membuat dalam
suatu karya tulis yaitu skripsi untuk mengetahui lebih jelas lagi. Skripsi ini
berjudul “Peran Kelompok Remaja Mesjid Dalam Penanggulangan Narkoba di
Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota
Medan”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran kelompok teman
sebaya (peer group) dalam penanggulangan narkoba di Kampung Kubur,
Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah Kota Medan ?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kelompok teman sebaya (peer

Universitas Sumatera Utara


7

group) dalam penanggulangan narkoba di Kampung Kubur, Kelurahan Petisah
Tengah, Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
1.3.2 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam
pengembangan :
1. Secara Akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap
keilmuan di Departeman Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai peran
kelompok teman sebaya (peer group) dalam penanggulangan narkoba di
Kampung Kubur, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah
Kota Medan.
2. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan lagi
pengetahunan dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi
pemahaman dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi paramantan pecandu untuk mengetahui bagaimana seharusnya peran
kelompok teman sebaya (peer group) dalam penanggulangan narkoba,
sehingga tidak terjadi kembali hal-hal yang tidak diinginkan oleh pecandu.

1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan mengetahui isi yang terkandung dalam penelitian
ini, maka penulis penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaaat penelitian.

Universitas Sumatera Utara

8

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan
masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, dan defenisi
konsep.

BAB III

: METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa
data.

BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum
lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubngan dengan
objek.

BAB V

: ANALISA DATA
Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian
beserta analisa.

BAB VI

: PENUTUP
Bab ini berisikan tentang hal-hal pokok berupa kesimpulan dan
saran dari hasil penelitian.

Universitas Sumatera Utara