Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah

(1)

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENYIMPANG DI KAMPUNG KUBUR

KELURAHAN PETISAH TENGAH KECAMATAN MEDAN PETISAH

IDENTITAS INFORMAN UTAMA

Nama (Inisial) :

Tempat/Tanggal Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Pekerjaan :

A. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN UTAMA ( REMAJA PEMAKAI NARKOBA) 1. Sudah berapa lama Anda memakai narkoba?

Jawab:

2. Jenis narkoba apa yang Anda pakai? Jawab:

3. Siapa yang pertama kali mengenalkan Anda untuk menggunakan narkoba? Jawab:

4. Dari mana Anda memperoleh barang tersebut? Jawab:

5. Dimana Anda biasanya membeli narkoba? Jawab:

6. Dimana biasanya Anda menggunakan narkoba? Jawab:

7. Dalam seminggu berapa kali anda memakai narkoba? Jawab:


(2)

Jawab:

9. Apakah Anda memakai narkoba ada bawaan dari genetik atau dari keturunan keluarga?

Jawab:

10.Bagaimana cara Anda menggunakannya? Jawab:

11.Apakah Anda pernah melukai diri Anda sendiri karna kecanduan memakai narkoba? Jawab:

12.Berapa banyak uang yang Anda keluarkan untuk membeli narkoba dalam seminggu? Jawab:

13.Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga Anda setelah Anda memakai narkoba? Jawab:

14.Darimana Anda mendapatkan uang tersebut untuk membeli narkoba? Jawab:

15.Apa yang Anda lakukan ketika tidak mempunyai uang untuk membeli narkoba? Jawab:

16.Apa dampak negatif yang Anda rasakan setelah memakai narkoba terhadap psikologis Anda?

Jawab:

17.Apa sebelumnya Anda tidak memikirkan dampak setelah Anda memakai narkoba? Jawab:

18.Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga? Jawab:

19.Apakah orang tua Anda mengetahui bahwa Anda memakai narkoba? Jawab:

20.Bagaimana respon orang tua Anda? Jawab:

21.Bagaimana hubungan Anda dengan masyarakat di tempat tinggal Anda? Jawab:

22.Apakah setelah Anda memakai narkoba masih ada teman Anda yang mau berteman dengan Anda?


(3)

Jawab:

23.Apakah Anda tidak takut setelah Anda memakai narkoba Anda sulit untuk mendapatkan pekerjaan?

Jawab:

24.Apakah Anda pernah berurusan dengan polisi disaat menggunakan narkoba? Jawab:

25.Kalau pernah, berapa kali? Jawab:

26.Apakah Anda tidak mempunyai niat untuk berhenti? Jawab:

(REMAJAYANG BERMAIN JUDI)

Nama (Inisial) :

Tempat/Tanggal Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Pekerjaan :

1. Sudah berapa lama Anda bermain judi? Jawab:

2. Apa alasan Anda bermain judi? Jawab:

3. Apakah Anda bermain judi ada bawaan dari genetik atau keturunan dari keluarga Anda? Jawab:


(4)

Jawab:

5. Apakah judi hobby Anda? Jawab:

6. Jenis perjudian apa yang sering anda lakukan? Jawab:

7. Dimana biasanya tempat Anda bermain judi? Jawab:

8. Berapa uang yang Anda habiskan untuk bermain judi? Jawab:

9. Darimana Anda memperoleh uang tersebut? Jawab:

10.Apa yang Anda lakukan ketika tidak mempunyai uang untuk bermain judi? Jawab:

11.Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga Anda setelah Anda bermain judi? Jawab:

12.Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga? Jawab:

13.Bagaimana tanggapan orang tua Anda jika mengetahui Anda gemar berjudi? Jawab:

14.Kalau tau, apa respon orang tua Anda? Jawab:

15.Bagaimana hubungan Anda dengan masyarakat di tempat tinggal Anda? Jawab:

16.Bagaimana cara Anda memilih teman? Jawab:

17.Untuk saat ini adakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perjudian terhadap psikologis Anda?

Jawab:

18.Apakah Anda sebelumnya tidak memikirkan dampak perjudian untuk diri Anda sendiri? Jawab:

19.Apakah Anda mempunyai niat untuk berhenti bermain judi? Jawab:


(5)

(REMAJA YANG BEKERJA SEBAGAI PEKERJA SEKS KOMERSIAL)

Nama (Inisial) :

Tempat/Tanggal Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Pekerjaan :

1. Sudah berapa lama Anda menjadi PSK? Jawab:

2. Apa alasan Anda menjadi PSK? Jawab:

3. Apakah Anda menjadi PSK ada bawaan genetik atau dari keturunan keluarga? Jawab:

4. Siapa yang pertamakali mengenalkan Anda untuk menjadi PSK? Jawab:

5. Bagaimana cara Anda mendapatkan pelanggan? Jawab:

6. Apakah ada karekteristik dalam memilih pelanggan? Jawab:

7. Dalam seminggu berapa pelanggan yang Anda dapatkan? Jawab:

8. Apa dampak negatif yang Anda rasakan setelah menjadi PSK terhadap psikologis Anda? Jawab:

9. Apakah sebelumnya Anda tidak memikirkan dampak masa depan Anda ketika Anda menjadi PSK?


(6)

10.Apa Anda tidak takut terkena penyakit HIV/ AIDS? Jawab:

11.Berapa penghasilan Anda dalam sebulan? Jawab:

12.Bagaimana kondisi keluarga Anda sebelum dan sesudah Anda menjadi PSK? Jawab:

13.Apakah Anda pernah terjaring razia PSK? Jawab:

14.Apakah Anda mempunyai pekerjaan selain menjadi PSK? Jawab:

15.Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga? Jawab:

16.Apakah orang tua Anda mengetahui kalau Anda seorang PSK? Jawab:

17.Bagaimana respon orang tua Anda? Jawab:

18.Bagaimana hubungan Anda dengan masyarakat di tempat tinggal Anda? Jawab:

19.Bagaimana hubungan Anda dengan teman Anda? Jawab:

20.Apakah Anda mempunyai niat untuk berhenti menjadi seorang PSK? Jawab:

INDENTITAS INFORMAN KUNCI

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :


(7)

B. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN KUNCI (Orang tua remaja pemakai narkoba) 1. Bagaimana pendapat Anda tentang Kampung Kubur?

Jawab:

2. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Kubur? Jawab:

3. Bagaimana pendapat Anda kalau Kampung Kubur di kenal sebagai kampung narkoba?

Jawab:

4. Apakah Anda mengetahui adanya peredaran narkoba di Kampung Kubur? Jawab:

5. Bagaimana respon Anda? Jawab:

6. Bagaimana pendapat Anda mengenai permasalahan remaja yang ada disini? Jawab:

7. Apakah Anda mengetahui jika anak Anda seorang pengguna narkoba? Jawab:

8. Bagaimana respon Anda? Jawab:

9. Bagaiamana pola asuh yang Anda berikan kepada anak Anda? Jawab:

10.Apakah ada sanksi atau tindakan yang Anda berikan jika anak Anda melakukan kesalahan?

Jawab:

11.Apakah ada waktu untuk berkumpul di dalam keluarga Anda? Jawab:


(8)

INDENTITAS INFORMAN KUNCI

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Pekerjaan :

C. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN KUNCI (Orang tua remaja PSK) 1. Bagaimana pendapat Anda tentang Kampung Kubur?

Jawab:

2. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Kubur? Jawab:

3. Bagaimana pendapat Anda kalau Kampung Kubur di kenal sebagai kampung narkoba?

Jawab:

4. Apakah Anda mengetahui adanya peredaran narkoba di Kampung Kubur? Jawab:


(9)

Jawab:

6. Bagaimana pendapat Anda mengenai permasalahan remaja yang ada disini? Jawab:

7. Apakah Anda mengetahui jika anak Anda seorang pengguna narkoba? Jawab:

8. Bagaimana respon Anda? Jawab:

9. Bagaiamana pola asuh yang Anda berikan kepada anak Anda? Jawab:

10.Apakah ada sanksi atau tindakan yang Anda berikan jika anak Anda melakukan kesalahan?

Jawab:

11.Apakah ada waktu untuk berkumpul di dalam keluarga Anda? Jawab:

INFORMAN TAMBAHAN (MASYARAKAT)


(10)

Tempat/Tanggal Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Pekerjaan :

1. Bagaimana pendapat Anda tentang Kampung Kubur? Jawab:

2. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Kubur? Jawab:

3. Apakah ada organisasi remaja masjid di Kampung Kubur? Jawab:

4. Apa- apa saja kegiatannya? Jawab:

5. Bagaimana pendapat Anda mengenai permasalahan remaja yang ada disini? Jawab:

6. Bagaimana pendapat Anda kalau Kampung Kubur di label sebagai kampung narkoba?

Jawab:

7. Apakah Anda mengetahui adanya peredaran narkoba di Kampung Kubur? Jawab:

8. Kalau tau, apa respon Anda? Jawab:

9. Apakah Anda merasa terganggu dari perilaku meyimpang remaja disini? Jawab:

10.Apa saran Anda untuk remaja yang berperilaku menyimpang? Jawab:


(11)

Jawab:

12.Apakah ada kegiatan khusus dari kepala lingkungan untuk remaja Kampung Kubur yang Anda ketahui?


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani,Hendriate.2006.Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Refika Aditama. Bungin, B. (2001). Metedologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan

Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Dariyo, Agoes. Psikologi perkembangan remaja. Ghalia Indonesia 2004.

Ritzer, George & J.Goodman, Douglas. 2011. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam, Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Gunarsa,Ny. Singgih D dan Gunarsa, Singgih D.2003.Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Kartono, Kartini.1998.Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyono, Y Bambang. 2005. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanisius

Nawawi,Hadari.1998.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sarwono,Wirawan.2011.Psikologi Remaja.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT.Grasindo Monoratama. Soehartono,Irawan.2004. Metode Penelitian Sosial.Bandung: PT Remaja Rosdakaray

Offset.

Suyanto, B. & Sutinah. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Pendekatan Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.


(13)

Sumber Internet

tanggal 21 Maret 2016 pukul 13.00 WIB).

pukul 14.00 WIB).

2016 pukul 14.15 WIB).

21 Maret 2016 pukul 15.00 WIB).

21 Maret 2016 pukul 15.20 WIB).

12.00 WIB).

21 maret 2016 pukul 16.00 WIB).

pukul 15.00 WIB).

(Sindonews.com, diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 14.00 WIB).

tanggal 25 Maret 2016 pukul 11.30 WIB).

Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.00 WIB).

2016 pukul 13.00 WIB).

14.00 WIB). tanggal 25 Maret 2016 pukul 14.10).


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apapula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011: 52).

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan, meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagi variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian ini berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001: 48). Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin menggambarkan secara jelas dan mendalam tentang faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah. Kampung Kubur dikenal dengan sarangnya narkoba juga memiliki beberapa kasus seperti remaja yang terjerumus ke penggunaan narkoba, perjudian dan prostitusi. Kampung Kubur sudah sering di razia oleh anggota Polri dan TNI. Setiap penggerebekan, petugas mendapati barang bukti narkoba hingga mesin judi jackpot. Di Kampung Kubur pernah ditemukan anak usia 10 tahun sudah positif memakai narkoba. Kepala Badan Narkotika Provinsi


(15)

Sumatera Utara, Brigjen Andi Loedianto mengatakan“selama 2015 penggunaan narkoba pada remaja meningkat. Rata- rata itu di usia SMP.Kepala badan Koordinasi keluarga berencana Nasional (BKKBN) Medan, Muslim Harahap mengatakan, berdasarkan data tahun 2015 sebanyak 40 persen remaja di Kota Medan sudah melakukan hubungan seks sebelum menikah.

3.3 Informan

Penelitian ini bersifat kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diobservasi dan diwawancarai sesuai dengan tujuan peneliti untuk memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto & Sutinah, 2005: 171-172). Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang memiliki pemahaman sesuai dengan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini meliputi informan utama, informan kunci dan informan tambahan.

3.3.1 Informan Utama

Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial dengan memberikan dampak terhadap permasalahan tersebut (Suyanto & Sutinah, 2005: 171-171). Infoman utama dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang remaja Kampung Kubur, masing-masing memiliki perilaku menyimpang yaitu remaja pemakai narkoba, remaja pekerja seks komersial, remaja yang melakukan perjudian. 3.3.2 Informan Kunci

Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 (dua) orang tua dari remaja Kampung Kubur.


(16)

3.3.3 Informan Tambahan

Informan tambahan adalah orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlihat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti (Hendarso,dan Sutinah, 2005: 171-172). Adapun yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data– data dalam peneltian ini sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan (library research) yaitu pengumpulan data atau informasi menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku serta tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun kelokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui:

a. Observasi yaitu mengumpulkan data atau informasi yang dilakukan dengan pengamatan, mendengar serta mencatat objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Wawancara yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan melakukan tanya jawab secara bertatap muka yang dilakukan pengumpul data dengan informan sehingga informan memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011: 211).


(17)

3.5 Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moloeng, 2004: 47).

Setiap data dari informasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian berupa catatan lapangan berupa data utama dari hasil wawancara maupun data penunjang lainnya dilakukan analisis data, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu analisis data yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini.


(18)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kampung Kubur merupakan salah satu lingkungan dari enam belas lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.

Adapun batas-batas wilayah dari Kampung Kubur ini adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan Lingkungan II Jalan Diponegoro

2. Sebelah Timur berbatas dengan dengan Jalan Kejaksaan

3. Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan S. Parman

4. Sebelah Barat berbatas dengan Sungai Babura

4.2 Sejarah Kampung Kubur

Sejarah mengenai Kampung Kubur dimulai pada 1873 saat dibuka perkebunan tembakau di Deli. Tahun 1873 ini rombongan pertama orang Tamil yang datang ke Medan sebanyak 25 orang, mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang pengusaha tembakau keturunan Belanda. Tembakau inilah yang membuat Tanah Deli menjadi termasyur di dunia internasional. Oleh sebab itu semakin banyak saja para buruh dan tenaga kerja yang didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli baik sebagai buruh perkebunan, sopir, penjaga malam serta buruh- buruh bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta lembu.

Tahun 1874 ada 22 perkebunan yang memakai pekerja bangsa China sebanyak 4.476, Tamil 459 orang dan Jawa 316 orang. Kebanyakan orang Tamil dari India Selatan menetap di Kampung Madras, karena penghuninya berwarna kulit hitam


(19)

maka disebut juga sebagai Kampung Keling. Dahulunya Kampung Kubur ini adalah bagian dari Kampung Madras yang dihuni oleh warga India Muslim yang berasal dari Tamil sejak 1887. Para warga India ini menetap di Kampung Madras untuk bekerja di Industri Perkebunan Deli.

Ada juga versi masyarakat yang mengatakan jika Kampung Kubur adalah wakaf pemberian Pemerintah Belanda bagi orang-orang berdarah India yang beragama Islam. Dari situlah kemudian pemukiman ini terbentuk. Awal dinamakan Kampung Kubur karena ada area pekuburan milik India muslim di pemukiman padat penduduk tersebut. Lokasi perkebunan ini letaknya berada tepat dibelakang Masjid Gaudiyah. Masjid ini terletak di Jalan Zainul Arifin yang dibangun oleh warga India Selatan yang beragama Islam pada 1887. Sehingga dari sinilah asal muasal diberi nama Kampung Kubur.

4.3 Luas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Medan Petisah 13,764 km2. Luas wilayah Kelurahan Petisah Tengah 1,27 km2.

4.4 Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Medan Petisah tahun 2014 adalah 61.855 jiwa. Laki- laki sebanyak 29.371 jiwa dan perempuan sebanyak 32.484 jiwa. Jumlah penduduk Kampung Kubur tahun 2014 adalah 1.093 jiwa yang terdiri dari 270 Kepala Kelurga. Laki- laki sebanyak 560 jiwa dan perempuan sebanyak 533 jiwa. 4.4.1 Penduduk Berdasarkan Agama

Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama yang ada di Kampung Kubur adalah sebagai berikut:


(20)

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No. AGAMA JUMLAH/ (JIWA)

1

2

3

4

Islam

Kristen

Hindu

Budha

592

125

289

87

Jumlah 1.093

Sumber: Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2013

Berdasarkan data tabel diatas menunjukan bahwa penduduk yang beragama Islam terdiri dari 592 jiwa, Kristen 125 jiwa, Hindu 289 jiwa, Budha 87 jiwa. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa agama yang mendominasi wilayah Kampung Kubur adalah agama islam, kemudian agama hindu yang biasanya dianut oleh suku tamil.

4.4.2Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Adapun jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kampung Kubur adalah sebagai berikut:


(21)

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. PEKERJAAN JUMLAH

1

2

3

4

PNS

Pegawai Swasta

Pedagang

Buruh

80

38

402

97

Jumlah 617

Sumber: Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2013

Dari data tabel diatas dapat dilihat mayoritas penduduk di wilayah Kampung Kubur berprofesi sebagai pedagang sebanyak 402 jiwa, Buruh 97 jiwa, Pegawai Negeri Sipil 80 jiwa, dan Pegawai Swasta 38 jiwa.

4.4.3 Fasilitas Sarana dan Prasarana

Adapun data yang dibuat mengenai fasilitas sarana dan prasaranadi Kampung Kubur adalah sebagai berikut:


(22)

TABEL 4.3

Jumlah Fasilitas Sarana dan Prasarana

No. FASILITAS JUMLAH(UNIT)

1

2

3

Masjid

Posyandu

Tempat Pemakaman Umum 2

1

1

Jumlah 4

Sumber: Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2013

Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa di Kampung Kubur hanya memiliki masjid sebagai tempat beribadah bagi masyarakat yang beragama islam, sehingga bagi agama lainnya apabila mereka ingin beribadah maka mereka akan pergi ke tempat ibadah mereka yang letaknya diluar Kampung Kubur.

4.4.4 Organisasi Sosial dan Budaya

Organisasi sosial budaya yang ada di Kampung Kubur ini terdiri dari Organisasi PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim, Remaja Masjid dan Lembaga Pemberdayaan Masyrakat.

Masyarakat Kampung Kubur memiliki beberapa organisasi sosial budaya yang mereka bentuk sebagai wadah bersosialisasi, baik itu organisasi pemuda ataupun organisasi yang berhubungan dengan keagamaan. Dengan adanya oraganisasi ini diharapkan mempererat persaudaraan dan tolong menolong di masyarakat Kampung Kubur.


(23)

4.4.5 Struktur Pemerintahan Kampung Kubur

Kampung Kubur merupakan 1 dari 16 Lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah. Kelurahan Petisah Tengah yang dikepalai oleh Bapak M. Agha Novrian, S.STP. M.Si. Sedangkan Kepala Lingkungan I atau Kampung Kubur dikepalai oleh Ibu Emmy Taruman.

4.4.6 Kependudukan dan Komposisi berdasarkan Suku Bangsa, Pendidikan, Usia dan Jenis kelamin

Penduduk daerah Kampung Kubur dihuni oleh beberapa suku bangsa, yakni: suku bangsa India Tamil, Cina, Padang, Melayu, Jawa, Mandailing, Batak, Betawi. Orang– Orang India Tamil merupakan penduduk yang pertama kali menempati daerah Kampung Kubur sebab dulunya tanah ini merupakan tanah wakaf atau tanah pemberian bagi orang– orang keturunan India Tamil yang beragama Islam atau muslim sementara suku bangsa yang lainnya merupakan kelompok masyarakat pendatang. Saat ini penduduk daerah Kampung Kubur mayoritas bersuku bangsa India Tamil. Suku bangsa India Tamil memiliki jumlah yang paling banyak

Kepala Lurah Petisah Tengah

Kepala Lingkungan I Kampung Kubur


(24)

disebabkan oleh suku bangsa yang menempati daerah Kampung Kubur saat pertama kali adalah suku bangsa India Tamil.

TABEL 1

Komposisi Pendduduk Berdasarkan Suku Bangsa di KampungKubur No. Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentasi(%)

1. Tamil 9700 Jiwa ( 64,2)

2. Nias 57 Jiwa ( 0,3 )

3. Melayu 636 Jiwa ( 4,2 )

4. Minang 840 Jiwa ( 5,5 )

5. Mandailing 974 Jiwa ( 6,4 )

6. Batak 406 Jiwa ( 2,7 )

7. Jawa 995 Jiwa ( 6,5 )

8. Aceh 195 Jiwa ( 1,3 )

9. Cina 1307 J iwa ( 8,6 )

Jumlah 15.110 Jiwa 100

Sumber : Data Lingkungan I kampung Kubur 2013

Berdasarkan pada tabel di atas komposisi penduduk berdasarkan suku bangsa di Linkungan I Kampung Kubur yang terbanyak adalah suku – suku bangsa keturunan negara asing seperti India Tamil dan Cina akan tetapi suku yang paling mendominasi adalah suku bangsa keturunan India Tamil. Disusul dengan suku bangsa lainnya yang di anggap pendatang seperti suku Batak, Nias, Melayu, Minang, Mandailing, Karo, Jawa dan Aceh. Suku bangsa India Tamil memiliki jumlah yang paling banyak di akibatkan suku bangsa India Tamil merupakan masyarakat yang pertama kali menempati daerah Kampung Kubur sejak Belanda memberikan tanah ini kepada orang – orang keturunan India yang beragama Islam (muslim).


(25)

TABEL 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Petisah Tengah

No Pendidikan Jumlah

1 2 3 4 5 6 Belum sekolah

Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah Pernah sekolah SD tetapi tidak tidak tamat

Tamat SD/ sederajat SLTP/ sederajat SLTA/ sederajat Diploma a. D-1 b. D-2 c. D-3 Sarjana a. S-1 b. S-2 c. S-3 880 orang 7 orang 54 orang 3.006 orang 3417 orang 3742 orang - 906 orang 95 orang 1.539 orang - 1.302 orang 158 orang 4 orang

Jumlah Total 15.110 orang

Sumber : Data Kelurahan Petisah Tengah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4 di atas di dalam Kelurahan Petisah Tengah sudah banyak yang melanjutkan sekolahnya hingga ketahap yang lebih tinggi. Ini menandakan adanya semangat dan pentingnya untuk bersekolah. Bila di daerah Kampung Kubur juga banyak yang bersekolah hingga meneruskan keperguruan tinggi. Itu menandakan di daerah Kampung Kubur pemikirannya sudah maju dan setiap keluarga sudah meyadari pentingnya dunia pendidikan. Walaupun orang tua mereka hanya sebagai pedagang, buruh bangunan, tukang parkir. Namun anak-anak mereka harus mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan orang tua mereka dahulu. Tujuannya adalah agar kelak masa depan mereka lebih terjamin dan lebih baik lagi dibandingkan dengan orang tua mereka.


(26)

TABEL 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Petisah Tengah

Kewarga- negaraan

Banyak nya Rumah Tangga (RT)

Jenis

Kelamin Menurut Umur (Tahun)

LK PR 0-6 7-10 11-16 17-55 56 keatas WNI

ASLI

1164 2848 3090 785 789 874 3108 382

WNI TRN. ASING

2204 4586 4821 833 992 1088 6050 444

W.N. ASING

2 2 2

JUMLAH 3370 7436 7913 1618 1781 1962 9158 830 Sumber : Data Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 3 di atas jumlah komposisi usia dan jenis kelamin wanita lebih besar dibandingkan jumlah komposisi usia dan jenis kelamin laki – laki baik dari warga negara asli maupun dari warga turunan asing. Jumlah komposisi wanita 7.913 jiwa dan kompoisi laki – laki adalah 7.436 jiwa. Jumlah usia produktif dengan jumlah golongan tua berbeda jauh. Jumlah usia produktif lebih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah golongan tua. Sama halnya dengan Jumlah Kampung Kubur, jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah golongan tua.


(27)

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan utama yaitu:

1. Penelitian dilakukan atau diawali dengan melakukan observasi ke Kampung Kubur Kelurahan Petiah Tengah Kecamatan Medan Petisah. Observasi yang dilakukan merupakan partisipasi aktif peneliti di lapangan bersama Remaja Kampung Kubur. Adapun lokasi yang telah di observasi peneliti dilakukan di Jalan Zainul Arifin Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.

2. Melakukan wawancara mendalam dengan orang tua dari remaja di Kampung Kubur dan satu orang masyarakat Kampung Kubur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengan Kecamatan Medan Petisah.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diperoleh dari berbagai data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut, diteliti, ditelaah, maka selanjutnya adalah mengadakan kategorisasi perbandingan-perbandingan sebelum akhirnya menarik kesimpulan.

Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang, dengan komposisi 3 orang informan utama, 2 orang informan kunci, dan 1 orang informan tambahan. Pada informan utama dan informan kunci dilakukan wawancara yang


(28)

mendalam untuk memperoleh data mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja.

Informan utama dalam penelitian ini adalah 3orang remaja yang berperilaku menyimpang diantaranya pengguna narkoba, perjudian, dan pekerja seks komersial. Informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 orang tua dari remaja di Kampung Kubur, dan informan tambahan dalam penelitian ini adalah 1 orang masyarakat Kampung Kubur.

5.2 Hasil Temuan

5.2.1 Informan Utama I: Pemakai narkoba

Nama : AN

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 29 Juli 1997

Usia :19 Tahun

Jenis Kelamin : Laki- laki

Agama : Islam

Pendidikan :SMA

Informan pertama adalah seorang laki- laki yang berusia 19 tahun berinisial AN.AN merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dimana AN mempunyai abang dan adik perempuan. AN berasal dari keluarga yang sederhana, namun kebutuhannya dapat terpenuhi dari penghasilan orang tuanya yang bekerja sebagai pedagang nasi di depan Gang Kampung Kubur. Sudah 1 tahun yang lalu AN menyelesaikan pendidikan SMA. AN mulai mengenal dan menggunakan narkoba sejak ia berumur 15 tahun dan pertamakali di tawarkan oleh temannya. Awalnya


(29)

AN menolaknya, namun karena tingkat penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi, serta sifat AN yang sangat mudah dipengaruhi, akhirnyaAN menerima tawaran yang diberikan temannya. AN mendapatkan narkoba secara gratis dari temannya, setelah AN mulai ketagihan, AN dan teman- temannya pun mengumpulkan uang untuk membeli narkoba dan digunakan bersama- sama. AN membeli langsung dari seorang bandar yang ada di Kampung Kubur. AN mendapatkan uang untuk membeli narkoba dari uang hasil kerjanya sendiri yang sebagai Operator Warnet.

awalnya saya menolak tawaran teman saya, untuk memakai barang yang di

tawarkannya. Tapi karna saya pengen tau gimana rasanya, saya pun nerima tawaran dari teman saya. Setelah saya mulai ketagihan, saya dan teman- teman saya sum- suman untuk beli narkoba dan memakainya sama- sama”.

Sebenarnya di dalam lingkungan keluarga AN, tidak ada satu orang pun yang menggunakan narkoba. Namun karena faktor lingkungan sekitar tempat tinggalnya merupakan sarang narkoba. Akhirnya AN pun terjerumus dalam penggunaan narkoba. Dalam seminggu, 2 sampai 3 kali ANmenggunakan narkoba. AN menjelaskan bahwa jenis narkoba yang ia gunakan adalah ganja dengan cara dilinting dan di hisap seperti merokok biasa, sabu dengan cara menggunakan bong lalu dihirup, dan ekstasi dengan cara menelannya seperti minum obat. Ketika AN kecanduan dalam menggunakan narkoba iatidak pernah melukai dirinya sendiri. Jika AN tidak mempunyai uang, maka AN mencuri uang orang tuanya agar dapat membeli narkoba. Biasanya AN menggunakan nakoba dirumah temannya.

“dikeluarga saya, cuma saya sendiri yang makek. Saya gak pernah sayat- sayat tangan saya. Kalau saya pengen makek, pas saya gak ada uang kadang saya curi uang mamak saya dirumah”.


(30)

Awalnya perilaku AN tidak ketahuan sama orang tuanya bahwa ia pemakai narkoba. Namun setelah AN ditangkap sama polisi, orang tua AN baru mengetahui anaknya (AN) adalah pemakai narkoba. Dimana keluarga AN sangat marah ketika mengetahui AN seorang pengguna narkoba. Selama seminggu, AN ditahan dipenjara, namun tidak ada efek jera terhadap AN untuk berhenti menggunakan narkoba.

“awalnya orang tua saya gak tau kalau saya makek kak. Karna kemarin saya ketangkap dirumah teman saya pas kami lagi makek. Disitulah orang tua saya baru tau kalau saya makek narkoba . Seminggu juga saya di penjara”.

Hubungan AN dengan kedua orang tuanya tidak terlalu dekat. Karena orang tua AN yang terlalu sibuk untuk mencari uang. Orang tua AN tidak pernah perduli dengan keadaan anaknya serta tidak ada sanksi yang diberikan kepada anaknya ketika melakukan kesalahan. Hal itu membuat dia bebas untuk bersikap atau melakukan apa saja sesuai kehendaknya. AN termasuk type anak yang ceria, maka hubungan ia dengan abang dan adiknya baik- baik saja, tidak pernah ada permasalahan. Dimana AN sering bercanda tawa dengan abang dan adiknya. Serta hubungan dia dengan masyarakat sekitar cenderung biasa saja dan jauh dari kesan akrab.

“Orang tua saya jarang pedulikan saya kak, karna orang tua saya sibuk jualan. Jadi apa yang saya lakukan yah terserah saya kak”. Saya juga pernah ada masalah sama masyarakat disini”.

AN menuturkan bahwa ia mengetahui narkoba itu sangat berbahaya bahkan bisa membuat kematian, namun tidak ada rasa takut didalam diri AN sehingga AN tidak memperdulikan dampak dari penggunaan narkoba tersebut. Sebelumnya AN tidak memikirkan dampak dari penggunaan narkoba pada dirinya sendiri. Karena selama


(31)

ia menggunakan narkoba, belum ada dampak negatif yang terjadi pada psikologisnya, namun ada dampak lain yang sudah ia rasakan yaitu sulitnya mendapatkan pekerjaan. Ditambah lagi pandangan negatif dari masyarakat luar tentang kondisi masyarakat Kampung Kubur. Hal itu membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan diluar Kampung Kubur itu sendiri. Dalam penggunaan narkoba AN dan teman- temannya memberi dampak bagi masyarakat sekitar, dimana masyarakat merasakan risih, bising. Karena sekali- sekali mereka menggunakan narkoba di depan umum.

“untuk saat ini belum ada dampak negatif yang saya rasakan kan. Namun saya sulit mendapatkan pekerjaan.Karena masyarakat luar menilai Kampung Kubur itu yang negatifnya aja”.

AN memiliki keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba, dan berharap untuk bisa hidup seperti orang biasa. Memiliki pekerjaan yang layak, dan tidak terikat dengan obat- obatan terlarang. Untuk itu AN mulai mengurangi jumlah penggunaan narkoba yang ia konsumsi. Hal ini juga didukung dengan kondisi Kampung Kubur yang sudah sering di razia oleh pihak kepolisian yang menyebabkan berkurangnya jumlah bandar narkoba dilingkungan tersebut.

“saya ada niat untuk berhenti kak, tapi yah gak langsung berhenti. Tapi saya mulai mengontrolnya, misalnya dalam seminggu saya makek 3 kali sekarang saya makek itu 1 atau 2 kali aja kak, pokoknya mulai saya control aja”.


(32)

5.2.2 Informan UtamaII: Pekerja Seks Komersial

Nama : DN

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 01 Januari 1998

Usia :18Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Informan kedua adalah seorang perempuan yang berusia 18 tahun berinisial DN. DN merupakan anak pertama dari dua bersaudara. DN mempunyai adik perempuan. DN masih duduk dikelas XII SMA di salah satu SMA Swasta di Medan. DN adalah murid yang biasa- biasa saja, yang tidak pernah mencapai prestasi apapun. Awal mula DN mengenal dan terjun ke dunia prostitusi ketika ia berumur 15 tahun dan pertama kali di kenalkan melalui temannya. Teman DN tersebut sudah lama berprofesi sebagai PSK. DN sering melihat temannya tersebut mempunyai uang yang banyak, semua barang mewah bisa dibelinya dengan pekerjaannya sebagai PSK. DN pun tergiur dengan gaya hidup seperti temannya yang serba terpenuhi. Akhirnya DN pun mau mengikuti jejak temannya untuk terjun ke dunia prostitusi. Awalnya DN diperkenalkan oleh temannya kepada om-om yang sudah lama kenal sama temannya. Pertama kali DN hanya disuruh temani om- om untuk karaoke dan bercumbu.

awalnya saya cuma disuruh temani om- om untuk karaoke sama diajak cium-

cium aja kak. Pertama kali saya di bayar 200 ribu. Disitu saya udah merasa senang kak. Karna bentar aja udah dapat uang”.


(33)

Kesempatan lainnya, DN mulai diajak berhubungan badan dengan om-om yang sama dengan bayaran yang tinggi. DN pun sangat tergiur dengan jumlah uang yang ditawarkan. Akhirnya dia menerima tawaran om- om tersebut untuk diajak berhubungan badan. Biasanya DN menggunakan uang hasil kerjanya untuk memenuhi kebutuhannya dan gaya hidup yang mewah.

“awalnya saya gelik kak, kalau diajak berhubungan badan. Tapi saya mikirnya dengan cara itu saya bisa dapatkan uang yang banyak untuk bisa beli apa yang saya mau”.

DN menuturkan bahwa kedua orang tuanya sudah lama bercerai semenjak ia berusia 12 Tahun. Hubungan DN dengan ibunya tidak terlalu dekat karena ibu DN sibuk bekerja. Sehingga ibu DN tidak perduli keadaan anak- anaknya. DN tinggal bersama ibu dan adik perempuannya di rumah kontrakan. Ibu DN yang bekerja sebagai buruh cuci, hanya mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan makan sehari- hari. Awalnya ibu DN tidak mengetahui pekerjaan anaknya yang menjadi PSK. Ibu DN baru mengetahui ketika melihat adanya perubahan gaya serta barang- barang mewah yang dimiliki anaknya, ibunya pun mulai curiga, dan menanyai langsung dengan DN, akhirnya DN berkata jujur kalau ia bekerja sebagai PSK.

“orang tua saya udah lama bercerai kak. Saya tinggal sama ibu dan adik saya. Awalnya ibu saya gak tau kalau saya bekerja sebagai PSK, karna dilihatnya saya pulang bawa barang- barang mewah, disitu ibu saya heran, dan baru tahu kalau aku bekerja sebagai PSK”.

DN menjalin hubungan biasa- biasa saja dengan masyarakat ditempat tinggalnya. Ia sering bertegur sapa dengan orang disekitarnya. Oleh karena itu DN tidak mempunyai masalah dengan orang lain.


(34)

DN mengatakan, pekerjaan yang dilakukannya adalah atas keinginan sendiri untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sisanya untuk membantu keluarga. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pihak keluarga tidak tahu akan pekerjaan yang dia kerjakan tetapi dengan uang yang dihasilkan kebutuhan merekapun dapat terpenuhi dan keluarga pun tidak bisa marah dengan pekerjaannya.

“uang hasil dari pekerjaan saya setengahnya untuk kebutuhan saya, dan setengahnya lagi saya kasih ke mamak saya kak. Untuk bantu- bantu bayar uang kontrakan lah kak”.

Untuk mendapatkan pelanggan biasanya DN memperoleh informasi dari teman-teman yang seprofesi dengan dirinya. Pada prinsipnya mereka saling membantu untuk mendapatkan pelanggan. Jenis pelanggan yang dipilih oleh DN sendiri adalah om-om kaya yang mencari kesenangan dengan gadis muda seperti dirinya. Dari segi kepuasan serta uang yang dihasilkan pun lebih banyak daripada pelanggan yang lainnya. Dalam seminggu DN bisa melayani pelanggan sebanyak 3-4 orang dengan jumlah uang yang dihasilkan pun sangat besar yaitu 2-3 juta rupiah bahkan tidak jarang dikasih lebih dari jumlah uang tersebut sebagai bonus.

“PSK pekerjaan yang menyenangkan menurut saya kak sesama teman seprofesi saling bantu buat dapat pelanggan. Cuman modal informasi seperti itu aku bisa dapat duit banyak dan kerjaannya pun tidak berat kak malahan menyenangkan bisa melayani para om-om kaya”.

DN sendiri belum merasakan dampak dari pekerjaan yang ia lakukan bagi masa depannya. Karena menurut DN, dengan bekerja sebagai PSK dia bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu yang singkat. Maka dari itu DN tidak takut kalau masa depannya akan hancur karena pekerjaannya, dan untuk saat ini ia belum ada gangguan terhadap perkembengan psikologisnya. DN sendiri tidak pernah terjaring


(35)

razia yang dilakukan oleh pihak keamanan. Sehingga membuat dia semakin terikat dengan pekerjaannya sekarang dan tidak berniat mencari pekerjaan selain PSK.

“Saya biasanya berkencan kadang ditempat karaoke, kadang juga di hotel. Selama saya bekerja sebagai PSK, saya belum pernah terjaring razia kak, karna kalau dihotel pas ada razia, pasti sebelumnya di bilang kak. Saya gak pernah memikirkan dampaknya kak, yang penting saya bisa dapat uang yang banyak dan bisa memenuhi kebutuhan saya kak”.

5.2.3 Informan Utama III: Perjudian

Nama : FM

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 04 April 1996

Usia : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Laki- laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Informan ketiga adalah seorang laki- laki yang berusia 20 tahun yang berinisial FM. FM merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. FM memiliki abang dan kakak. FM bermain judi sejak ia berumur 16 tahun, yang pertamakali memperkenalkan FM dengan perjudian adalah temannya sendiri dan atas keinginan ia sendiri. Didalam keluarga FM tidak ada satu orang pun yang gemar bermain judi seperti dirinya. FM mengatakan judi adalah hal yang menyenangkan. Ketika para pemain merasakan kemenangan disitu mulai timbul rasa kecanduan, hal itu juga dirasakan oleh FM.

“saya bermain judi karna itu memang hobby saya kak, dan main judi itu menyenangkan bagi saya. Karna saya pernah berfikir kalau judi itu bisa buat


(36)

kaya. Pas disaat saya menang disitu saya merasa senang dan saya pun ketagihan untuk bermain judi”.

Kondisi lingkungan serta perekonomian keluarga yang membuat FM masih bertahan dalam bermain judi. Biasanya FM bermain judi dengan teman seumuran ataupun orang yang lebih tua diatas FM. FM sendiri mengaku sudah 4 tahun bermain judi, judi yang dimainkan pun antara lain kartu domino dan jackpot. FM sering bermain judi dirumah kawannya ataupun ditempat yang menyediakan ruang untuk bermain judi.

“kalau disini yang terkenal judi jackpotnya kak. Banyak disini menyediakan mesin jackpot dirumah- rumah, jadi gampang aja kalau mau main tinggal datang kerumahnya”.

FM menghabiskan uang sebesar 300 ribu dari pagi sampai malam hanya untuk bermain judi saja. Modal bermain judi dari hasil parkir dan uang hasil menang judi. Kesehariannya apabila tidak menang bermain judi, dia beralih sebagai juru parkir. Tarif parkir disini pun sangat besar seharga 5 ribu rupiah untuk sekali parkir. Banyak masyarakat luar datang ke Kampung Kubur hanya untuk membeli narkoba, disitulah kesempatan buat para remaja di Kampung Kubur termasuk FM buat tarif parkir untuk uang masuk mereka. Hasil parkir tersebut tidak hanya digunakan FM untuk bermain judi saja tetapi untuk membeli narkoba untuk dikonsumsi bersama teman- temannya. Apabila kehabisan uang, FM sering meminjam uang kepada temannya untuk tetap bisa bermain judi bahkan juga untuk membeli narkoba.

“biasanya saya main judi dari pagi sampai malam kak. Saya jaga parkir disini, dari situlah modal saya untuk bermain judi. Enggak semua uang hasil jaga parkir untuk main judi, kadang saya belikan narkoba kak”.


(37)

Bahkan FM masih mengakui ketika dia bermain judi kondisi ekonomi keluarganya masih stabil. Orang tua FM sudah lamamengetahui kalau anaknya gemar bermain judi dan tanggapan dari orang tuanya hanya sekedar memarahi dan cenderung tidak peduli. Orang tua FM tidak perduli dengan anak- anaknya termasuk FM. Untuk berkumpul saja orang tuanya tidak mempunyai waktu. Orang tua FM hanya sibuk memikirkan pekerjaannya saja, tanpa memperdulikan anak-anaknya. Orang tua FM bekerja sebagai pedagang nasi di pagaruyung, dan mampu memenuhi kebutuhan anak- anaknya.

“orang tua saya tau kalau saya bermain judi kak. Saya pun cuma di marahi gitu aja, karna saya main judi pun pakai duit sendiri kak. Kadang saya jaga parkir disini, uang jaga parkir itulah saya gunakan untuk modal main judi kak.Jarang saya minta- minta sama orang tua”.

FM mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarganya biasa- biasa saja. Dimana semua sibuk dengan urusannya masing- masing, terkesan tidak perduli satu sama lain. FM menjalin hubungan dengan masyarakat sekitarbiasa- biasa saja. FM tidak pernah membuat keributan di lingkungannya, karena sifat FM yang tidak mau peduli sama orang lain. Bahkan untuk berteman FM mengakui mempunyai teman dan tidak ada pilih-pilih dalam menjalin perkawanan. Karena menurut FM semua orang sama, tidak ada perbedaannya.

“saya hanya sekedar tegur sapa aja sama orang disini kak, karna saya orangnya gak terlalu memikirkan orang. Tapi saya gak pernah ada masalah disini kak, karna selagi saya gak diganggu saya gak mau cari ribut”.

Selama bermain judi FM tidak pernah tejaring razia, itu yang membuat FM tidak takut untuk bermain judi. Dampak yang dirasakan FM saat ini, ia mulai kecanduan dalam bermain judi sehingga sulit untuk berhenti. Dan dampak lainnya ia banyak


(38)

menghabiskan uang, namun itu tidak jadi masalah bagi dirinya. Dampak bagi masyarakat sekitar sangat mengganggu kenyamanan. Karena disaat mereka bermain judi itu sangatlah ribut. Sampai saat ini FM belum ada niat untuk berhenti bermain judi.

“saya udah kecanduan bermain judi kak, apalagi saya gak pernah terjaring razia, jadi sulit untuk berhenti. Walaupun duit saya habis, saya bisa pinjam uang keteman saya agar tetap bermain judi”.

5.2.4 Informan Kunci: Orang tua dari remaja pemakai narkoba

Nama : Sri

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 08 Agustus 1967

Usia : 49 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Wiraswasta

Ibu Sri sudah lama tinggal di Kampung Kubur kurang lebih 30 tahun, tentunya sudah paham dengan kondisi dari Kampung Kubur sebagai sarangnya narkoba. Sampai saat ini Kampung Kubur masih dikenal oleh berbagai kalangan sebagai kampungnya narkoba.

“saya udah lama tinggal disini, saya juga udah lama tau kalau disini adanya peredaran narkoba, apalagi Kampung Kubur udah lama juga dikenal sebagai sarangnya narkoba. Jenis narkoba yang pertama kali ada di Kampung Kubur itu adalah ganja, dulu belum ada sabu ataupun jenis lainnya”.

Ibu Sri sendiri sebagai salah satu warga masyarakat tidak bisa berkata dan bersikap keras dan merasa risih dengan transaksi yang dilakukan tanpa ada rasa


(39)

takut. Ditambah dengan anak ibu Sri sendiri adalah salah satu dari remaja yang menggunakan narkoba. Ibu Sri mengatakan bahwa lingkungan mempengaruhi remaja untuk menggunakan narkoba dan mendapatkan narkoba itu sangatlah mudah.

“sebenarnya saya risih adanya peredaran narkoba ataupun transaksi yang mereka lakukan disini, tapi mau gimana lagi saya marahi pun mereka tidak open. Kalau saya, selagi mereka gak buat keributan saya diam aja”.

Pekerjaan ibu Sri sehari- hari adalah berjualan nasi di depan Kampung Kubur. Ia memiliki empat orang anak, yang masing- masing berbeda sifatnya. Dimana salah satu anak ibu Sri adalah pengguna narkoba. Ibu Sri baru mengetahui jika anaknya seorang pemakai, setelah anaknya ditangkap sama pihak kepolisian dan tanggapan ibu Sri cuma memarahi anaknya saja, tidak ada tindakan atau sanksi yang ia diberikan.

“pertamanya saya tidak tau kalau anak saya pemakai. Saya mengetahuinya pas anak saya ditangkap samapolisi, disitu saya baru tau kalau anak saya menggunakan narkoba”.

Hubungan ibu Sri dengan anak- anaknya biasa- biasa saja, tidak ada waktu untuk berkumpul, makan sama, maupun bercerita dengan anaknya. Dimana ibu Sri yang sibuk dengan pekerjaannya. Pola asuh cuek dan cenderung tidak peduli yang diterapkan kepada anaknya membuat salah jalan menjadi pengguna narkoba.

“saya akui kalau saya kurang perhatikan anak saya, karna saya sibuk cari uang jadi jarang ada waktu buat ngumpul dengan anak- anak saya. Itu yang buat anak saya cari kenyamannya sendiri”.

Ibu Sri menuturkan bahwa anaknya menggunakan narkoba, diakibatkan dari faktor lingkungan yang tidak baik, dimana Kampung Kubur banyak peredaran narkoba. Dan ditambah lagi pergaulan anaknya yang terlalu bebas. Tidak adanya


(40)

aturan dalam keluarga ibu Sri, yang membuat anaknya terjerumus dalam penggunaan narkoba. Ibu Sri mengatakan bahwa anaknya menggunakan narkoba dari kemauan anaknya sendiri tidak ada satupun keluarga yang menggunakan narkoba selain anaknya AN, dan faktor pergaulan dan faktor lingkungan yang sangat mendukung untuk anaknya menggunakan narkoba.

“saya punya empat orang anak, cuma satu itulah yang menggunakan narkoba. saya gak ada melarang anak- anak saya buat bergaul, ataupun memilih teman. Makanya anak saya salah jalan sehingga ia menggunakan narkoba”

.

5.2.5 Informan Kunci: Orang tua dari remaja PSK

Nama : Ros

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 10 Oktober 1977

Usia : 39 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Ibu Rumah Tangga

Ibu Ros sudah 39 tahun tinggal di Kampung Kubur. Tentunya ibu Ros sudah lama mengetahui kondisi tempat tinggal yang ia tinggali ini adalah Kampung Kubur yang dikenal dengan sarangnya narkoba. Bahkan sampai saat ini Kampung Kubur masih dikenal masyarakat luar sebagai kampungnya narkoba.

“sudah sekitar 39 tahun saya tinggal di Kampung Kubur, masih tetap kampung kubur dikenal banyak orang karna adanya peredaran narkoba.Dari dulu emang udah ada peredaran narkoba disini, tapi gak sebanyak seperti sekarang”.


(41)

Ibu Ros sebagai salah satu warga masyarakat Kampung Kubur merasa risih, dan tidak nyaman dengan adanya transaksi narkoba maupun bermain judi tanpa ada rasa takut.Ibu ros tidak heran jika anak- anak sudah menggunakan narkoba, bermain judi, dan menjadi PSK.

“saya sangat risih karna mereka transaksi itu di depan saya, dan yang main judi pun sangat mengganggu karna mereka kalau main judi itu selalu bising. Untuk tidur siang pun gak bisa, gak nyaman jadinya”.

Ibu Ros adalah orang tua tunggal yang menghidupi anak- anaknya, ia sudah lama bercerai dengan suaminya. Pekerjaan ibu Ros sebagai buruh cuci di Kampung Kubur. Dimana ibu Ros harus memenuhi kebutuhan dua orang anaknya. Salah satu anak ibu Ros terjun kedunia prostitusi. Dimana awalnya ibu Ros tidak mengetahui jika anaknya bekerja sebagai PSK. Ibu Ros baru mengetahui disaat gaya anaknya yang berubah, membawa barang- barang mewah, dan anaknya memberikan uang kepada ibunya. Ibu Ros pun menanyai dari mana anaknya mendapatkan itu semua, anaknya pun bercerita kalau ia bekerja sebagai PSK. Dan respon ibu Ros hanya marah dan tidak ada sanksi yang diberikannya. Ibu Ros pernah menyuruhnya untuk berhenti menjadi PSK, namun anaknya tidak mau, karena dari pekerjaan seperti itu ia dapat membantu perekonomian keluarganya.

“saya membesarkan anak- anak saya sendiri. Saya bekerja sebagai tukang cuci pakaian disini. Sehabis bekerja saya sudah capek sehingga saya tidak pernah memperhatikan keadaan anak saya. Itulah yang membuat anak saya salah pergaulan dan terjun ke dunia prostitusi”.

Hubungan ibu Ros dengan anak- anaknya biasa- biasa saja, tidak ada waktu untuk berkumpul karna mereka sibuk dengan urusannya masing- masing. Tidak adanya aturan dan sanksi membuat anak ibu Ros sampai terjerumus ke dunia


(42)

prostitusi. Ibu Ros mengatakan, kalau ia kurang memperhatikan kondisi dan pergaulan anak- anaknya. Sehingga anaknya tidak pernah takut terhadap sikap yang dilakukan oleh ibunya.

Ibu Ros menuturkan bahwa anaknya menjadi PSK dari kemauan anaknya sendiri tanpa ada paksaan dari dirinya, serta pergaulan yang terlalu bebas dan faktor lingkungan yang sangat mendukung.

“anak saya terlalu bebas untuk main diluar rumah, sehingga anak saya mengikuti jalan yang salah, ditambah lagi ekonomi saya yang gak bisa penuhi kebutuhannya, akhirnya anak saya mencari uang dengan cara seperti itu”.

5.2.6 Informan Tambahan: Masyarakat

Nama : Cahaya

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 05 September 1989

Usia : 28 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Ibu Rumah Tangga

Cahaya salah satu warga masyarakat yang sudah lama tinggal di Kampung Kubur selama 28 tahun.Cahaya merupakan ibu rumah tangga. Lama menetap di Kampung Kubur sudah menjadi hal yang biasa dengan pendapat orang tentang Kampung Kubur. Cahaya sendiri berprofesi sebagai ibu rumah tangga sudah terbiasa melihat ketidakteraturan yang ada di Kampung Kubur. Banyaknya kegiatan peredaran narkoba, perjudian, PSK, sampai seringnya razia dari pihak kepolisian


(43)

serta kejar-kejaran di Kampung Kubur sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa terelakkan.

“saya udah biasa lihat remaja- remaja disini makai narkoba, main judi, maupun PSK. Saya ngerasa gak nyaman aja karna perilaku remaja disini, karna orang itu sering buat keributan, kadang pun makai narkoba di depan umum gak ada rasa segan mereka sama warga disini”.

Kondisi seperti itu tidak dapat dipungkiri kalau anak-anak sampai remaja terikut dengan kegiatan yang ada di Kampung Kubur. Baik itu sebagai kurir narkoba, pengedar narkoba, pemakai narkoba serta pemain judi sudah mereka lakukan. Melakukan upaya pencegahan dengan memarahi ataupun memberikan nasehat sudah tidak mempan lagi, sehingga kebanyakan dari mereka sudah tidak peduli lagi dengan kondisi remaja di Kampung Kubur.

“udah capeklah warga disini memarahi mereka, tetap aja gak di dengar. Remaja disini banyak yang sok hebat, bandalnya keterlaluan, gak pernah menghargai orang tua disini, maunya suka- suka mereka”.

Cahaya menuturkan, bahwa pola asuh orang tua yang ada disini hampir semuanya tidak memperdulikan anaknya. Dimana orang tuanya sibuk dengan pekerjaan sendiri. Karena kurangnya perhatian dari orang tua yang menjerumuskan anakanya banyak yang salah jalan, dan faktor lingkungan yang mendukung anak remaja untuk berbuat perilaku yang menyimpang seperti pemakai narkoba, perjudian, dan PSK.

“yang saya lihat orang tua disini pada sibuk cari uang, jarang sekali mereka memperhatikan anak- anaknya. Makanya banyak anak remaja disini yang terpengaruh oleh kawannya ataupun karna faktor lingkungan”.


(44)

Banyak penilaian yang buruk terhadap masyarakat Kampung Kubur sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Masyarakat di Kampung Kubur banyak hubungan keluarga, jadi kalau ada salah satu keluarga mereka yang jadi bandar, pengedar, maupun pemakai mereka tidak mau melaporkan, itulah yang membuat susahnya untuk memberantas gembong narkoba di Kampung Kubur.

“warga disini banyak hubungan keluarga, jadi kalau mau melaporkan pun masih mikir- mikir karna kasihan lihatnya kalau dipenjara, jadi warga disini banyak yang tutup mulutkalau ditanya tentang adanya kasus narkoba”.

Sebagai masyarakat awam cahaya berharap kondisi Kampung Kubur berubah menjadi yang lebih baik lagi. Karena banyaknya dampak negatif yang dirasakan akibat sudah terkenalnya Kampung Kubur sebagai kampungnya narkoba. Tidak adanya kegiatan yang membangun dilakukan di Kampung Kubur menambah sederetan masalah yang ada di Kampung Kubur sehingga tidak adanya wadah yang menampung aspirasi remaja disana.

“saya berharap remaja disini berbuat yang lebih baik lagi, cari kegiatan yang lebih positif yang lebih berguna dan bermanfaat. Jangan mudah terpengaruh sama kawan”.


(45)

5.3AnalisisData

Perilaku menyimpang pada remaja terjadi dimana keadaan keluarga yang tidak harmonis, pergaulan yang bebas ditambah dengan keadaan lingkungan yang sangat mendukung untuk anak remaja melakukan perilaku- perilaku yang melanggar norma. Tidak sedikit remaja Kampung Kubur yang menggunakan narkoba, perjudian bahkan menjadi PSK.

Remaja yang menggunakan narkoba itu memang kemauannya sendiri, rasa ingin tahu yang tinggi, serta ajakan temannya yang membuat ia mau mengkonsumsi narkoba. Remaja yang gemar bermain judi pun berawal dari ajakan temannya, dan rasa ingin menang dan mempunyai uang banyak adalah salah satu faktornya. Sampai saat ini ia merasakan bahwa bermain judi adalah kesenangan baginya. Begitu juga dengan remaja yang bekerja sebagai PSK, yang ingin meniru gaya temannya yang serba mewah ia pun rela menjadi seorang PSK demi memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah yaitu:

5.3.1 FaktorInternal

Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari tubuh manusia itu sendiri tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku menyimpang adalah:

a. Faktor Usia

Dengan mencapai usia mendekati masa remaja, maka kelenjar kelamin mulai menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


(46)

seksual anak yang meningkat pada usia remaja. Dalam akil baliqh ini banyak perubahan yang terjadi. Perubahan secara fisik jelas terlihat dari bertambah tinggi, besar badan, tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya payudara pada wanita dan tumbuhnya jakun pada pria. Diikuti oleh perubahan emosi, minat, sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh perkembangan kejiwaan anak remaja itu. Pada saat-saat ini, remaja mengalami perasaan ketidak pastian, disatu sisi, merasa sudah bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang masih sangat muda dan kurang pengalaman. Pada masa ini remaja lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayanya, ingin jadi anak gaul yang di terima didalam lingkungannya dan mulai mencari identitas dirinya. Ingin mendapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu besar, dan suka coba-coba hal baru, kurang mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman dan penalaran. Dalam keadaan demikian, biasanya remaja mudah terjebak ke dalam kenakalan remaja ataupun penyalahgunaan narkoba.

Informan I, mengenal dan memakai narkoba sejak ia berumur 15 tahun,informan II, mengenal dunia prostitusi sejak berusia 15 tahun, dan informan III mengenal perjudian sejak ia berumur 16 tahun. Usia yang masih sangat mudah yang mempengaruhi semua informan utama melakukan perilaku yang menyimpang. Anggapan bahwa usia muda, masih suka- suka melakukan apa yang mereka senangi.

b. Faktor intelegensi

Dalam penelitian ini semua informan utama sebelumnya tidak memikirkan dampak bagi psikologis maupun masa depannya mereka. Untuk saat ini mereka belum terlalu merasakan dampak dari perbuatan yang mereka lakukan, mungkin kedepannya baru mereka merasakan dampak dari perbuatan yang dilakukannya selama ini.


(47)

c. Pandangan atau Keyakinan yang Keliru

Semua informan utama merasa apa yang mereka lakukan hari ini tidak akan berlanjut di kemudian hari. Mereka menganggap selagi masih muda yang penting senang- senang dulu kalau susahnya belakangan. Seperti pendapat informan I, II dan III mereka memiliki keinginan untuk berhenti tetapi belum terrealisasikan.

5.3.2 Faktor Eksternal

a. Keluarga

Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga, ditambah lagi tidak adanya waktu untuk berkumpul dengan keluarga membuat informan I, II, III sehingga mencari kesenangan di luar rumah. Dimana para orang tua informan I, II, III yang sibuk bekerja sehingga tidak dapat memperhatikan kondisi maupun perkembangan mereka dan akhirnya mereka memilih jalan yang salah. Dan tidak adanya hukuman ataupun tindakan yang diberikan para orang tua terhadap anaknya yang melakukan kesalahan. Salah satu faktor yang mendukung untuk anak melakukan perilaku menyimpang adalah faktor ekonomi yang rendah. Dimana orang tua informan II sudah lama bercerai semenjak ia kecil. Kondisi lingkungan yang tidak baik, yang membuat mereka mudah terpengaruh.

b. Kondisi Sosial Ekonomi

Dalam penelitian ini, informan I berasal dari keluarga yang sederhana, informan II ekonomi keluarganya lebih rendah, dan informan III juga berasal dari keluarga yang sederhana. Informan I orang tuanya bekerja sebagai pedagang, informan II orang tuanya bekerja sebagai buruh cuci dan informan III orang tuanya sama dengan informan I yang bekerja sebagai pedagang. Orang tua informan I dan III mampu


(48)

memenuhi kebutuhan mereka, berbeda dengan informan II, orang tuanya tidak mampu memenuhi kebutuhan anaknya. Orang tua informan II tidak mempunyai penghasilan yang banyak, untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya bahkan tidak cukup. Itulah salah satu faktor informan II turun ke dunia prostitusi demi memenuhi kebutuhannya serta gaya hidup mewah yang memaksa Informan II bekerja sebagai PSK.

c. Teman Sebaya

Informan I yaitu AN, awal mulaAN mengenal dan menggunakan narkoba berawal dari temannya. AN awalnya dikasih gratis oleh temannya, dan AN pun ketagihan. Akhirnya AN dan temannya sum-suman untuk membeli narkoba dan memakainya bersama. Informan II yaitu DN juga sama halnya dengan AN, dimana DN terjun ke dunia prostitusi berawal dari teman sebayanya. Melihat temannya yang hidup mewah dan terpenuhi membuat DN ikut terjerumus ke dunia prostitusi. Bagitu juga dengan informan III FM, awal mula ia bermain judi juga berasal dari ajakan temannya. Biasanya faktor yang paling mampu membuat perubahan perilaku remaja adalah teman sebayanya. Karena faktor ingin tahu, meniru dan ingin punya banyak teman menyebabkan perubahan perilaku remaja.

d. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan pasti terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komuniti dan masyarakat. Lingkungan dengan berbagai ciri khusunya memegang peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada remaja. Apalagi


(49)

kalau tidak didukung oleh kemantapan dari kepribadian dasar yang terbentuk dalam keluarga, sehingga penyimpangan perilaku yang tidak baik dapat terhindari.

Sudah jelas bahwa informan I, II dan III melakukan perilaku yang menyimpang karena besarnya faktor lingkungan, baik dari lingkungan tempat tinggal maupun dari lingkungan sekolah melalui teman-teman sebaya.


(50)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian penulis. Penulis memperoleh data melalui observasi dan wawancara langsung dengan 6 orang informan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur secara umum dibagi dalam dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri remaja itu sendiri yang berkenaan dengan faktor usia, cara berfikir dan pandangan atau keyakinan yang keliru. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri remaja yang berkenaan dengan keluarga, kondisi sosial ekonomi, teman sebaya, ataupun lingkungan.

2. Faktor internal yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur adalah faktor usia, pada usia ini remaja mengalami perasaan ketidakpastian, disatu sisi merasa sudah bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Pada masa ini remaja lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayanya, ingin jadi anak gaul yang diterima didalam lingkungannya dan mulai mencari identitas dirinya. Ingin nge-tren dan mendapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu besar, dan suka coba-coba hal baru, kurang


(51)

mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman dan penalaran.

3. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur adalah kurang perhatian dari orang tua, tidak adanya waktu untuk berkumpul bersama, serta tidak ada tindakan ataupun sanksi yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Faktor ini menjadi faktor utama yang menyebabkan remaja berperilaku menyimpang. Dan rasa yang tidak nyaman di dalam keluarganya yang membuat remaja mencarai dunianya sendiri. Demi mendapatkan kenyamannya sendiri yang sesuai keinginannya.

4. Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur berasal dari luar diri anak, yaitu pengaruh teman sebaya dan faktor gaya hidup. Dalam penelitian ini, perilaku yang dilakukan dari ketiga informan yang disebabkan oleh dorongan teman sebaya. Kontribusi sebuah persahabatan pada status teman sebaya memberikan banyak manfaat. Antara lain manfaat pertemanan, dalam persahabatan memberikan remaja seorang teman yang akrab.

6.2SARAN

1. Kepada keluarga, diharapkan untuk memberikan dan menanamkan nilai- nilai moral kepada anak- anaknya sedini mungkin dengan harapan agar setelah remaja mereka mempunyai budi pekerti yang baik dan mengerti tugas dan tanggung jawabnya. Dan orang tua lebih memberikan pola asuh yang baik, lebih memperhatikan anak- anaknya, berilah waktu untuk ia bercerita, selalu mengawasi anak-anaknya dimana pun ia berada. Agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.


(52)

2. Kepada remaja, agar dapat mematuhi segala tata nilai dan norma- norma yang ada di kelurahan tersebut, dan setidaknya dapat membatasi diri dan menjaga dirinya sendiri dari pengaruh- pengaruh buruk dan hal- hal yang bersifat negatif atau menyimpang.

3. Kepada masyarakat, agar selalu memperhatikan perkembangan remaja di kelurahan ini. Apabila remaja di kelurahan tersebut telah melanggar norma hokum sebaiknya masyarakat melaporkan tindakan mereka kepada pihak yang berwajib dan jangan merasa takut serta jangan menutupi kasus yang ada.

4. Kepada pemerintah daerah setempat, agar berbuat sesuatu yang dapat membantu para remaja di daerah tersebut agar perilaku mereka menjadi lebih baik dan berpotensi. Dan membantu para remaja dalam penyediaan wadah untuk menuangkan aspirasi dan kreativitas mereka.


(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

2.1.1 Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh (Sudarsono, 2008: 2) bahwa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Hal ini menunjukkan bahwa remaja berada pada posisi diantara status dewasa dan status anak sehingga remaja bukan kategori orang dewasa ataupun kategori anak- anak di bawah umur sepuluh tahun.

Remaja merupakan sumber daya manusia yang menjadi modal utama setiap bangsa yang ada di dunia untuk mencapai cita-cita dan masa depan bangsa. Remaja diharapkan dapat belajar dan menimba ilmu dengan baik agar mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Tiara, 2013:1).

Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang Bapak pelopor psikologi perkembangan remaja (Santrock, 1999:95), dianggap sebagai masa topan badai dan stres (storm and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.


(54)

Masa remaja diawali oleh datangnya pubertas, yaitu proses bertahap yang mengubah kondisi fisik dan psikologis seorang anak menjadi seorang dewasa. Pada saat ini terjadi peningkatan dorongan seks sebagai akibat perubahan hormonal. Selain itu, karakteristik seks primer dan sekunder menjadi matang sehingga memampukan seseorang untuk bereproduksi (Steinberg, 2002: 65).

Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10 – 14 tahun), masa remaja pertengahan (14 - 17 tahun), dan masa remaja ahir (17 – 19 tahun). Remaja sering kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap dalam psikologi. Pada masa ini sering terjadi konflik, karena remaja ingin mulai bebas mengikuti teman sebaya yang erat kaitannya dengan pencarian identitas. Sedangkan di pihak lain mereka masih tergantung dengan orang tua (Sarwono, 2011: 84).

Dr. Sarlito Wirawan Sarwono memberikan batasan usia remaja Indonesia antara 11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik).

2. Masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).

3. Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan jiwa seperti tercapainya identitas diri (kriteria psikologis).

4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka mempunyai hak-hak yang penuh sebagai orang dewasa. 5. Definisi di atas status perkawinan sangat menentukan. Seorang yang sudah

menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan dewasa (Sarwono, 2011: 86).


(55)

Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Papalia & Olds, 2001: 47). Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik (Papalia & Olds, 2001: 47). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001: 47). 2. Perkembangan kognitif

Menurut Piaget dalam (Santrock, 2001: 57), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka. Informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja kedalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati tapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka memunculkan suatu ide baru.


(56)

2.1.2 Ciri-Ciri Umum Remaja

Mitos yang sering dipercaya tentang ciri remaja yang sedang berkembang adalah sebagai permunculan tingkah laku yang negatif, seperti suka melawan, gelisah, tidak stabil dan berbagai label buruk lainnya. Remaja memperlihatkan tingkah laku negatif, karena lingkungan yang tidak memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka. Kepribadian remaja mempunyai beberapa ciri tertentu, baik yang bersifat spritual maupun badania. Contoh ciri-ciri itu adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan fisik yang pesat, sehingga ciri-ciri fisik sebagai laki-laki atau wanita tampak semakin tegas, hal mana secara efektif ditonjolkan oleh para remaja sehingga perhatian terhadap jenis kelamin kian semakin meningkat. Oleh remaja perkembangan fisik yang baik dianggap sebagai salah satu kebanggaan.

2. Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang dianggap lebih matang pribadinya. Kadang-kadang diharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat menganggap remaja sudah dewasa.

3. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan diri kalangan dewasa, walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relatif belum matang. 4. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomis,

maupun politis. Dengan mengutamakan kebebasan dan pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah.

5. Adanya perkembangan taraf intelektualitas (dalam arti netral) untuk mendapatkan identitas diri.


(57)

6. Menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan atau keinginannya yang tidak selalu sama dan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa.

2.2 Perkembangan Moralitas Remaja

Moralitas adalah keadaan nilai-nilai moral dalam hubungan dengan kelompok sosial. Moral berasal dari bahasa Latin yang artinya tata cara dalam kehidupan adat-istiadat atau kebiasaan. Tingkah laku yang bermoral artinya tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai, tata cara atau adat yang berlaku dalam nilai tercapai pada tahap berpikir abstrak, maka pemikiran terhadap suatu masalah tidak lagi terikat pada waktu, tempat, dan situasi, melainkan menjalar ke tata cara dan hidup mereka.

Pemikiran yang diarahkan terhadap moralitas menyebabkan moralitas dijadikan objek. Dengan demikian moralitas yang semula merupakan bagian dari diri mereka, dilepaskan dan dijadikan objek pemikiran mereka. Dilepaskannya moralitas tersebut menjadi pangkal kekosongan, kehampaan, dan hilangnya arah dalam bertingkah laku pada remaja.

Perkembangan moral merupakan salah satu segi yang penting dalam membentuk identitas diri, membentuk dan menyusun sifat-sifat yang tetap dalam segala perkembangan dan perubahan. Apabila kita lihat tingkah laku pada umur tertentu, maka akan terlihat:

1. Pada anak sekolah tingkah lakunya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perbuatannya dikaitkan dengan ancaman hukuman atau hadiah yang diperoleh.

2. Pada anak yang meningkat remaja ada keinginan untuk menjalankan peraturan yang berlaku dalam kelompok kepadanya.


(58)

3. Pada remaja kecendrungan mereka membentuk prinsip yang otonom. Prinsip yang berlaku pada mereka sendiri walaupun tidak sesuai dengan kelompoknya (Gunarsa, 2003: 95).

Banyak hal yang mendukung perkembangan moral bagi remaja antara lain adalah proses kemampuan untuk menentukan suatu peran dalam masyarakat. Kemampuan berperan sosial memungkinkan remaja untuk menilai berbagai situasi sosial dari berbagai sudut pandang. Kelompok remaja yang harus menjalankan peran sosialnya di masyarakat yaitu:

1. Kelompok keluarga. 2. Kelompok teman sebaya.

3. Kelompok yang bertalian status ekonomi (Gunarsa, 2003: 96).

Tahap perkembangan moral yang harus dilalui demi moralitas dewasa adalah tahap sikap kritis terhadap tata cara yang pernah diterimanya. Dasar-dasar sistem penilaian yang diterimanya dan berlaku secara umum yang telah diolah dalam pembentukan sistem nilai mereka tidak seluruhnya diambil dari orang tua tetapi diolah dengan penilaian orang dewasa lainnya.

Terlihat bagaimana peran orang tua dengan orang dewasa lainnya dalam menyokong serta mendampingi remaja dalam perkembangan moral sebagai dasar hidup di masa yang akan datang. Karena tingkah laku bermoral adalah sesuatu yang diperoleh atau dipelajari dari luar, maka faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk nilai-nilai moral bisa berupa lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan keagamaan.


(59)

2.3 Tanggung Jawab Sebagai Remaja a. Tanggung jawab

Pada umumnya, kondisi fisik remaja saat ini sudah mencapai ukuran fisik orang dewasa. Hanya saja terkadang perkembangan fisik tersebut tidak selalu diiringi dengan perkembangan perilaku yang sesuai. Namun sebenarnya banyak remaja yang mampu menampilkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Ia sadar dengan segala tindakannya dan juga memiliki kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang baik. Usaha yang dilakukan untuk melaksanakan berbagai tugas dan tanggung jawab menunjukkan kearah kedewasaan. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterimanya secara tuntas dengan ikhlas melalui usaha yang maksimal serta berani menanggung segala akibatnya. Individu yang bertanggung jawab adalah individu yang dapat memenuhi tugas dan kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik.

b. Tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Tanggung jawab terhadap diri sendiri merupakan dasar untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya. Tanggung jawab terhadap diri sendiri berarti kita melaksanakan tugas dan kewajiban sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri secara rutin. Orang yang terbiasa melaksanakan tanggung jawab secara suka rela tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk melakukan tanggung jawab yang lain.


(60)

c. Tanggung jawab sebagai anggota keluarga.

Setiap keluarga memiliki anggota keluarga, masing-masing anggota keluarga perlu untuk melaksanakan tugas dan peran dengan baik agar keteraturan dan keharmonisan dalam keluarga tetap terjaga.

d. Tanggung jawab sebagai siswa di sekolah.

Seorang siswa yang bertanggung jawab akan menunjukkan kecintaannya pada sekolah dengan selalu berusaha disiplin, baik dalam perkataan maupun tingkah lakunya. Kesemuanya itu akan tercermin dari cara berpakaian, cara berhadapan dengan guru, keseriusan dalam mengikuti pelajaran, serta perilakunya yang jauh dari hal-hal negatif yang membahayakan diri dan lingkungannya. Menjadi siswa yang bertanggung jawab itu menyenangkan dan membanggakan. Prestasi yang diraih serta sopan santun yang terwujud dalam perilaku , tidak hanya membuat siswa menjadi pribadi yang disenangi teman-teman, guru atau orang tua, tetapi juga membuatnya menjadi populer dilingkungan sekolah. Tentunya kesempatan siswa seperti ini untuk terlibat dalam event-event besar dan sangatlah besar. Ternyata pelaksanaan tanggung jawab memberi banyak keuntungan baik orang yang bersangkutan maupun orang lain.

e. Tanggung jawab sebagai anggota masyarakat.

Masa remaja memang masa penuh tantangan. Akan jauh lebih indah manakala dilalui secara bertanggung jawab. Bisa diwujudkan dalam tertib berlalu lintas, melaksanakan norma dan aturan di masyarakat. Bisa juga diwujudkan dalam bentuk bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan tetangga, aktif dalam kegiatan sosial, dan ikut serta dalam menjaga


(61)

keamanan. Misalnya bertegur sapa ketika bertemu tetangga, membantu orang yang tertimpa musibah, membuang sampah di tempat sampah, atau melaporkan tamu yang akan menginap di rumah kita. Seluruh bentuk tanggung jawab tersebut bertujuan untuk menciptakan keteraturan dan keamanan dalam masyarakat.

f. Tanggung jawab sebagai umat beragama.

Sebagai remaja perlu ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan keagamaan.

2.4 Perilaku Menyimpang Remaja 2.4.1 Pengertian Perilaku Menyimpang

Secara umum penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Padahal nilai dan norma menjadi patokan dalam bertingkah laku.

Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Secara umum perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai tingkah laku yang melanggar atau bertentangan dengan aturan normatif dan pengertian normatif maupun dari harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan.


(62)

Menurut Robert M.Z Lawang perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang. Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan secara terus menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas, buang sampah sembarangan dan lain-lain. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran dan lain-lain (Kamanto Sunarto 2004:78).

Secara keseluruhan, semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat (norma agama, etika, peraturan sekolah, peraturan keluarga, dan lain-lain) dapat disebut sebagai perilaku menyimpang (Sarwono, 2003: 197).

2.4.2 Perilaku Menyimpang Sebagai Masalah Sosial

Perilaku menyimpang ini disebut sebagai salah satu penyakit masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit sosial atau masyarakat adalah segala bentuk tingkah laku yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma- norma umum, adat istiadat, hukum formal, atau tidak bisa diintegrasikan dalam pola tingkah laku umum. Disebut sebagai penyakit masyarakat karena gejala sosialnya yang tejadi ditengah masyarakat itu menjadi “penyakit”. Dapat disebut pula sebagai struktur sosial yang terganggu fungsinya, disebabkan oleh faktor- faktor sosial.


(1)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND SCIENCE POLITICAL DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

Name : Ratri Nuraini

Nim : 120902004

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE DISTORTED ADOLESCENT BEHAVIOR IN CENTRAL VILLAGE GRAVE KELURAHAN Petisah SUB Medan Petisah This study describes and analyzes the problems the factors that influence adolescent deviant behavior by taking research location in Kampung Kubur Village Middle Petisah district of Medan Petisah.The background of this research is on the one hand advances in technology make it easier to access the data go to a part of the world and one side can cause a shift of deviant behavior in the social environment.One of the groups most vulnerable to drift are teenagers.Where teenagers are especially susceptible good of the neighborhood, the school environment, as well as socially.

This study uses the theory of social deviation is a deviation on teen promiscuity.The research method used in this study is a qualitative research with descriptive analysis approach.In collecting the data obtained through interviews collection techniques.

The results showed that the factors that influence adolescent deviant behavior are internal factors and external factors.Internal factors that influence adolescent deviant behavior is age, intelligence, and views or beliefs were wrong.While external factors are family factors, socio-economic conditions, peers and environmental factors.


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hikmah dan pengetahuan serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul: “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Remaja Di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan

Medan Petisah”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Penulis juga menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih, diantaranya kepada:

1. Bapak Dr. Muriyanto Amin, S.Sos, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku ketua jurusan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Tuti Atika M.SP selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta banyak ilmu pengetahuan dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

4. Seluruh staff edukatif dan administrasi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(3)

5. Kepada orang tua saya Ayah dan ibu, saya sangat berterima kasih atas doa, dukungan, semangat dan kasih sayang yang tidak terbatas.

6. Kepada Abang saya Hardiansyah Pratama dan Kakak saya Novita Sari yang telah mendukung selama masa perkuliahan saya.

7. Kepada Armeidiansyah yang telah mendukung dan memberi semangat dalam mengerjakan skripsi.

8. Kepada Ira Maya Sari, Cia fitrianis yang telah berpartisipasi dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Kepada Chairani, Eka Putri Anggraini, Siti Nurlela, Cut Putri Andhalia yang menjadi teman seperjuangan, sepermainan, semoga kelak kita menjadi orang yang sukses kedepannya.

10. Kepada Haslinda yang telah meminjamkan laptopnya dalam mengerjakan skripsi ini. Dan Fauziah Ridhani yang memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

11. Kepada Zultia Safitri, Rien Annisa, Khairina Firdani, Fahrurozi yang menjadi pertemanan yang lebih dari saudara.

12. Kepada Mauliza Lubis, Upin Hasibuan, Fadlillah Husna, Soraya Qisthina, Nafaliza, Cut Annisa Nabila, Mariza Oktarina, Elida Sari yang sama- sama lagi berjuang mengerjakan skripsi. Semangat wee

13. Kepada teman-teman seperjuangan KESSOS 2012, terima kasih atas kebersamaan selama masa perkuliahan. Semoga kelak kita menjadi orang yang sukses Amin.


(4)

14. Kepada Kelurahan Kampung Kubur Bapak Lurah beserta staff yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian disana.

15. Kepada AN, DN, FM, Sri, Ros dan Cahaya, terima kasih yang sebesar- besarnya karena telah memberikan informasi dalam penelitian yang saya lakukan, semoga kedepannya kita semua jauh lebih baik dan sukses.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dengan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Medan, September 2016 Penulis

Ratri Nuraini 120902004


(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.4 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja ……… …..…...….. ... 10

2.1.1 Pengertian Remaja ... 10

2.1.2 Ciri – Ciri Umum Remaja ... 13

2.2 Perkembangan Moralitas Remaja ... 14

2.3 Tanggung Jawab Sebagai Remaja ... 16

2.4 Perilaku Menyimpang Remaja ... 18

2.4.1 Pengertian Perilaku Menyimpang ... 18

2.4.2 Perilaku Menyimpang Sebagai Masalah Sosial………… . 19

2.4.3 Teori – Teori Pemyimpangan Sosial ... 20

2.4.4 Sifat- Sifat Perilaku Menyimpang ... 22

2.4.5 Bentuk – Bentuk Perilaku Menyimpang ... 23

2.4.6 Faktor – faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Remaja ... 25

2.4.7 Dampak Perilaku Penyimpang ... 29

2.5 Kerangka Pemikiran ... 30

2.6 Defenisi Konsep ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Informan ... 37

3.3.1 Informan Utama ... ... 37

3.3.2 Informan Kunci... ... 37

3.3.3 Informan Tambahan ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Analisis Data……… ... 39

BAB IV Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 40

4.2 Sejarah Kampung Kubur... ... 40

4.3 Luas Wilayah……… ... 41

4.4 Kependudukan……….. ... 41

4.4.1 Penduduk Berdasarkan Agama ... 41

4.4.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 42


(6)

4.4.4 Organisasi Sosial Dan Budaya ... 44

4.4.5 Struktur Pemerintah Kampung Kubur ... 45

4.4.6 Kependudukan Dan Komposisi Berdasarkan Suku Bangsa, Pendidikan, Usia, Dan Jenis Kelamin ... 45

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar……… ... 49

5.2 Hasil Temuan……….. ... 50

5.2.1 Informan Utama I : Pengguna Narkoba ... 50

5.2.2 Informan Utama II : Pekerja Seks Komersial ... 54

5.2.3 Informan Utama III : Perjudian ... 57

5.2.4 Informan Kunci : Orang Tua Dari Remaja Pengguna Narkoba ... 60

5.2.5 Informan Kunci : Orang Tua Dari Remaja Pekerja Seks Komersial ... 62

5.2.6 Informan Tambahan Masyarakat ... 64

5.3 Analisis Data……… ... 67

5.3.1 Faktor Internal………. ... 67

5.3.2 Faktor Eksternal……….. ... 69

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan... ... 72

6.2 Saran... ... 73