S PGSD 1200800 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting
sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari mulai pendidikan dasar.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Indonesia sebagai alat
komunikasi nasional dan merupakan bahasa persatuan bangsa. Dengan
pembelajaran bahasa, siswa mampu menyampaikan ide atau gagasannya dalam
berkomunikasi.

Dalam

Kurikulum

Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP),

pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar idealnya dapat mengembangkan kemampuan dan potensi siswa
dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia sebagai penunjang
keberhasilan belajar, baik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata
pelajaran lainnya.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam Standar Isi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 menurut Diknas (dalam Resmini dkk,
2009, hlm. 28) sebagai berikut:
1. Siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2. Siswa mampu menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
3. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6. Siswa mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

1
Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Berdasarkan
pembelajaran

tujuan

bahasa

Pembelajaran


Indonesia

siswa

diatas,

pada

hendaknya

dasarnya

dapat

melalui

meningkatkan

keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam ruang lingkup pembelajaran

sangatlah berpengaruh untuk mencapai tujuan tersebut. Keterampilan berbahasa
memiliki empat komponen diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2013, hlm.
1). Empat komponen bahasa memiliki hubungan yang erat kaitannya. Untuk
menguasai keterampilan berbahasa tanpa disadari kita telah mempelajari ke empat
komponen tersebut mulai belajar menyimak dan berbicara yang berlangsung
sebelum memasuki pendidikan formal , setelah itu kita belajar membaca dan
menulis disekolah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan menulis
merupakan sebuah aktivitas yang berbeda dan membutuhkan banyak latihan bila
dibandingkan dengan keterampilan yang dapat dikuasai dengan sendirinya.
Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan, 2013, hlm. 3). Kemampuan menulis perlu dikembangkan dan mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh sejak pendidikan dasar.
Dalam KTSP khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam jenjang
Sekolah Dasar kelas IV semester II juga merumuskan tentang standar kompetensi
lulusan untuk keterampilan menulis, salah satunya yaitu siswa dapat melakukan
berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dalam bentuk sebuah karangan sederhana. Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang tidak mudah. Keterampilan ini menuntut

kemampuan seseorang untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan
sehingga bisa menjadi suatu bentuk karangan tulisan. Karangan merupakan
sebuah kegiatan menuangkan ide, gagasan, pengalaman ke dalam bentuk tulisan
Resmini (2007, hlm. 117) salah satu tujuan pembelajaran menulis adalah siswa
mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pegalaman, dan perasaan secara
tertulis dengan jelas. Karangan sederhana dapat berarti sebuah tulisan yang
memiliki jalan cerita ataupun sebuah peristiwa. Ada banyak bentuk – bentuk
tulisan, salah satunya bisa dilihat dari penggolongan dalam cara penyajian dan

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

tujuan pencapaiannya meliputi deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan
narasi. Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah – olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 1981, hlm. 136). Oleh karena itu unsur

yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tidakan.
Tulisan narasi dapat dikatakan karangan karena dalam menulis narasi dibutuhkan
imajinasi dan ide untuk menuangkan tulisan ke dalam bentuk karangan. Untuk
menguasai aspek menulis tersebut, salah satu indikator keberhasilan tujuan
pembelajaran dalam kompetensi dasar tersebut adalah siswa dapat menulis
karangan narasi secara runtut serta memperhatikan unsur kebahasaan dan kaidah
penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan memperhatikan unsur
penilaian karangan narasi yaitu kesesuaian tema dan judul, tokoh, latar,
kesesuaian gagasan, penggunaan diksi dan keterpaduan paragraf, dan penggunaan
ejaan huruf, dan tanda baca.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa selama
pembelajaran bahasa Indonesia pada saat materi menulis karangan narasi, metode
pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional dimana guru
hanya menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi dan memberi
tugas kepada siswa untuk menulis karangan narasi tanpa adanya media untuk
menunjang keberhasilan pembelajaran. Dampak dari tidak adanya media dan tidak
sesuainya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, siswa menjadi gaduh
karena bosan dan merasa kesulitan untuk memulai tulisan, mengembangkan
paragraf serta penulisan tanda baca dan struktur kalimat yang masih rancu.
Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Diketahui

hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM, dan sisanya sebanyak 20
siswa masih di bawah KKM. Dengan demikian, berdasarkan data yang diperoleh,
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN S dapat dikatakan kurang
berhasil karena hanya 28,5% siswa yang tuntas.
Dengan kondisi pembelajaran di atas, peneliti menemukan beberapa
masalah di kelas, yaitu (1) siswa kesulitan untuk menulis cerita karangan karena
tidak bisa menemukan ide atau gagasan serta sulit untuk mengingat runtutan
peristiwa atau kejadian untuk dituangkan menjadi sebuah karangan narasi(2)

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Siswa kesulitan menulis karangan yang sesuai dengan unsur-unsur karangan, (3)
Siswa menjadi gaduh karena merasa bosan saat pembelajaran berlangsung(4)
siswa mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi
karena pembelajaran belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang

menarik dan sesuai dengan kondisi serta kemampuan siswa, dan (5) nilai hasil
belajar siswa masih banyak yang di bawah KKM karena hasil karangan tulisan
siswa masih belum memenuhi kriteria penilaian karangan narasi.
Setelah semua masalah yang ditemukan dianalisis maka dapat disimpulkan
bahwa masalah yang paling penting yaitu terkait pemilihan metode pembelajaran
yang akan diterapkan di dalam kelas, karena pemilihan metode sangatlah
mempengaruhi langkah-langkah kegiatan pembelajaran di kelas. Pemilihan
metode atau model pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan materi
pelajaran dan juga kondisi siswa di kelas. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
haruslah guru menggunakan metode atau model yang kreatif dan dapat membantu
siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis. Apabila guru tidak mengganti
metode atau model pembelajaran tersebut maka hasil keterampilan menulis siswa
tidak akan meningkat maka dari itu, peneliti akan mencoba menerapkan metode
atau model pembelajaran yang menuntut kreativitas guru untuk mengembangkan
sebuah pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
Berdasarkan kajian literatur, ditemukan beberapa macam model dan metode
pembelajaran yang memungkinkan digunakan untuk mengatasi masalah di atas
seperti dalam Shoimin (2013), diantaranya:
1. Model scramble

Model ini merupakan model pengembangan wawasan kosa kata. Dalam
pembelajaran ini siswa diajak untuk menyusun kata, kalimat, atau paragraf yang
diacak susunannya menjadi susunan yang bermakna. Kekurangan dalam model ini
adalah cara mengimplementasikannya terbentur kendala waktu yang harus
panjang.
2. Model picture and picture
Model pembelajaran yang mengandalkan gambar sebagai faktor utamanya.
Lalu gambar tersebut disusun secara logis sehingga dapat meningkatkan keaktifan

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

siswa serta memudahkan siswa memahami apa yang dimaksudkan oleh guru
dengan jelas dan tidak mudah dilupakan. Kekurangan model pembelajaran ini
adalah sulit menemukan gambar yang berkualitas.
3. Metode mind mapping

Peta pikiran atau disebut dengan mind mapping merupakan salah satu
metode belajar yang dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an yang
didasarkan pada cara kerja otak. Buzan (2007, hlm. 17) menyatakan “Ada formula
rahasia paling ampuh dalam mind map yang dapat membantu siswa untuk belajar,
diantaranya untuk: (1) mengingat – ingat; (2) membuat catatan dengan lebih baik;
(3) memunculkan ide; (4)menghemat waktu; (5)berkonsentrasi; (6)memanfaatkan
waktu sebaik mungkin; (7)menghadapi ujian dengan mudah”. Menurut sugiyanto
(dalam Hermawati, 2009, hlm. 104) Otak mengingat informasi dalam bentuk
gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, dan perasaan. Otak menyimpan
informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya.
Otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom
dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk
mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya meniru
cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran. Kelebihan dari metode ini adalah
membantu menemukan ide atau gagasan, mudah dimengerti dan ringkas, terdapat
warna-warna yang beragam sehingga dapat meningkatkan rangsang kerja otak,
menghilangkan

kebosanan,


menghemat

waktu

persiapan

bahan

pelajaran, membuat belajar lebih mudah, cepat, dan menyenangkan sedangkan
kelemahan dari mind mapping yaitu membutuhkan waktu yang agak lama, dan
membutuhkan kreativitas yang tinggi.
Setelah mengkaji beberapa model dan metode pembelajaran tersebut, di
lihat dari segi kondisi, kemampuan, dan karakteristik siswa metode pembelajaran
yang cocok untuk penelitian ini adalah metode mind mapping. Metode
pembelajaran tersebut adalah metode yang dapat menghubungkan ide – ide atau
pokok pikiran cerita, sehingga siswa lebih mudah dalam menulis cerita dengan
begitu maka keterampilan menulis siswa pun akan meningkat. Salah satu metode
yang dapat menghubungkan ide – ide dan pokok pikiran suatu cerita secara nyata
adalah metode mind mapping. Selain itu mind mapping adalah metode yang baik

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

untuk mendapatkan ide baru, cara menulis yang tidak membosankan, karena mind
mapping dibuat oleh kata – kata, warna, garis, dan gambar (Buzan, 2012, hlm. 4).
Pada dasarnya metode mind mapping merupakan cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak
(Buzan, 2012, hlm. 4). Dengan metode tersebut siswa akan mudah menemukan
ide atau gagasan dan mengingat – ingat runtutan peristiwa berdasarkan
pengalamannya yang ingin mereka tulis. Mind mapping bisa membuat siswa
menggunakan kebebasannya dalam menuangkan pemikirannya untuk menulis,
siswa dapat menuliskan apa saja yang mereka anggap penting. Selain itu, mereka
dapat menggambarkan yang mereka suka. Hal ini tentunya membuat mereka
mengembangkan imajinasi ide – ide yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan
kata lain, mind mapping dapat melatih kemampuan siswa untuk meningkatkan
keterampilan menulis cerita karangan narasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi di Sekolah Dasar”. Peneliti berpikir
bahwa keterampilan menulis karangan yang masih rendah di sekolah dasar harus
dilakukan tindak lanjut mengingat tujuan pembelajaran menulis yang saling
berkaitan dengan mata pelajaran lainnya dalam mencapai tujuan belajar.
B. Rumusan Masalah PTK
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, secara umum
permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah penerapan metode mind
mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas
IV SD S ?”
Secara khusus, rumusan masalah ini dirinci kedalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas IV SD S ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode mind
mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa
kelas IV SD S ?

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas
IV SD S setelah menerapkan metode mind mapping ?
C. Tujuan Penelitian PTK
Berdasarkan rumusan masalah di atas,

penelitian ini secara umum

bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode mind mapping untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD S,
sedangkan secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan rencana pelakasanaan pembelajaran dengan menerapkan
metode mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SD S.
2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
metode mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SD S.
3. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan
menerapkan metode mind mapping.
D. Manfaat Penelitian PTK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa dengan menerapkan
metode mind mapping serta kontribusi pada beberapa kepentingan berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru sebagai peneliti
a) Memberikan wawasan dan keterampilan mengajar dengan menerapkan
metode mind mapping sehingga dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.
b. Guru kelas
a) Dapat digunakan sebagai alternatif dalam menerapkan metode
pembelajaran, teruntama dalam pembelajaran menulis karangan narasi
pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
b) Memberikan masukan bagi guru pentingnya menyesuaikan metode
pembelajaran dengan karakteristik siswa agar dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa.

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

2. Bagi Siswa
a. Membantu mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa terutama dalam
keterampilan menulis karangan narasi, serta melatih siswa berpikir cepat
dalam menentukan ideataugagasan dan membantu siswa untuk mengingat
suatu peristiwa untuk dituliskan menjadi suatu karangan narasi.
b. Memberikan suasana dan pengalaman baru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dalam menulis karangan narasi.
c. Meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat dijadikan gambaran bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran
bahasa Indonesia untuk masa sekarang dan masa yang akan datang
sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas sekolah.
b. Sebagai

informasi

untuk

memotivasi

tenaga

kependidikan

menerapkan model dan metode pembelajaran yang lebih baik.

Nia Herdianti, 2016
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar