Laporan Tentang Sub Panitia ad hoc b-1 Mengenai Pembiajaan 1962

LAPORAN SUB-PANITYA ADHOC B-I
(Tentang Pembiajaan 1962)
I.

Masalah Pembiajaan Pembangunan Semesta.
A. Umum :
1. Dalam
phase
pelaksanaan
pembangunan
semesta
berentjana, masalah pembiajaan adalah salah satu
soal pokok jang perlu dibahas kemungkinannja.
2. K i n i p e r l u d i k e t a h u i l e b i h d a h u l u a p a k a h k e adana daja penghasilan negara sekarang ini dapat "memelihara" perkembangan perekonomian kita sedemikian rupa sehingga mendjadi stabil
atau sehat. Ini semua menjangkut soal pembiaj aan devisen dan rupiah.
B. Sektor Devisen :
3. Untuk keperluan impor sadja diperlukan pembiajaan rata2 lk. US-$ 625.000.000,- berupa devisen atau Rp. Devisen 28 miljard, ($ 1 =Rp.
45). Djika angka rata2 kita ambil dari bidang
impor sedjak tahun 1953 s/d 1960. Adapun komposisi impor ini rata2 setahun (1957-1960)
37 % barang2 konsumsi.
40 % barang2 baku/penolong.

23 % barang2 modal.
4 Menurut perkiraan kasar dari instansi2 jang
bersangkutan (1961 ini djuga) angka target eksp o r m i n i m a l a d a l a h R p . D e v. 2 , 4 m i l j a r p e r b u lan atau setahun US-$ lk. 53,3 djuta x 12 =
$ 636 djuta tanpa penghasilan devisen minjak
tanah.
5. Kenjataan s/d bulan Djuni jang lalu pendapatan devisen baru mentjapai disekitar $ 243
djuta atau djika untu tahun ini dikali duakan
baru $ 486 djuta. Setjara umum ditaksir disekitar $ 500 djuta untuk tahun 1961.
6. Dengan keadaan ini sadja untuk tahun ini neratja p e m bajaran mengalami kekurangan devisen sebesar lk.
$ . 1 2 5 d j u t a d o l l a r, k a l a u i m p o r d i p e r t a - h a n k a n
pada taraf rat2 tersebut diatas jaitu $
625.000.000,-

Dari gambarkan……

-2-

Dari gambarkan diatas ini maka djelas sekali bahwa masalah
devisen ini penting untuk ditjarikan pemetjahan dengan sumber2 baru, karena daja hasil sumber lama (routine) jang ada,
masih djauh daripada kemampuan untuk membiajai seluruh pembangunan.

Disamping projek B (devisen) jang 8 buah itu perlu dipeladjari dan diusahakan projek2 lain jang memberikan kemungkinan penghasilan baru dalma menambah fonds pembangunan sekt o r d e v i s e n s e p e r t i d i s a r a n k a n o l e h M . P. R . S .
Dengan bertambah banjaknja dan dengan segera dimulainja projek2 jang memenuhi sifat projek B Depernas maka setapak demi setapak kita mendjadi lebih kreditwaardig dan berdiri atas
landasan karena okonomi jang kuat dalam kegiatan ekonomi internasional. Bahwa projek2 B itu tidak segera dapat menghasilkan memang suatu kenjataan, akan tetapi bahwa projek B pasti akan menghasilkan umumnja sudah tidak diragukan lagi.
Dalam hubungan ini maka perlu sekali kalkulasi akan hasil setiap projek B itu ditetapkan setjara kongkrit untuk dilaksanakan. Dengan djalan ini diusahakan sedjauh mungkin agar tidak membebani pundak rakjat dengan kenaikan2 padjak l a n g su n g
dan tidak langsung atau padjak2 baru sesuai dengan pemikiran
g a r i s b e s a r D e p e r n a s / M . P. R . S .
7.
Dengan
berpendirian
bahwa
pelaksanaan
pembangunan berentjana harus diselamatkan dari kegagalan maka
harus diadakan tinda-kan2 jang kongkrit untuk memetjahkan
problem pembiajaan, baik d i s e k t o r d e v i s e n m a u p u n d i s e k t o r
rupiah. Sebab setjara tim-bal balik dengan suksesnja
pelaksanaan pembangunan semesta akan terpetjahkan pula
problim penjehatan keuangan negara.
8.
Antara lain jang terpenting sekarang adalah
melaksanakan pro-jek B. Projek B harus mendapat prioritet

dalam pelaksanaan pembangunan tahun 1962 dan disiapkan pada
bulan2 terachir ta-hun 1961 ini. Disamping itu diletakkan prioritet
pembangunan tahun 1962 pada mensukseskan projek2 sandang
pangan dalam daf-tar projek A. Djuga pekerdjaan rutine jang erat
hubungannja dengan pelaksanaan projek2 prioritet tersebut harus
dilaksa-nakan dengan sepenuhnja dan djangan terdesak oleh
bidang2 lain jang kurang urgen untuk dimulai dalam tahun 1962.
9.
Dengan merentjanakan projek B setjara lebih
terperintji dan setjara teknis ekonomis dapat dipertanggung
djawabkan dan me-jakinkan orang terdapat kemungkinan2 jang
njata untuk mendapat-kan kredit jang dibajar dengan hasil
produksi.

10. Beberapa…………

-3-

10. Beberapa projek b harus segera dapat mendjamin persediaan
dana pembiajaan devisen dalam tahun 1962 guna melaksanakan

projek2 pembangunan semesta jang urgen dalam rangka mensukseskan program sandang-pangan dan persiapan2 untuk projek2 industrialisasi negeri.
a. Projek B dibidang kehutanan dan perikanan laut harus
segera dimulai pelaksanaanja dalam tahun 1962. Dari
projek ini harus dimungkinkan diperolehnja kredit jang
dibajar dengan produksi dengan grace period jang agak
pandjang.
Pegangan minimum jang dapat dipakai adalah perhitungan
jang didapat dari Departemen Pertanian (Lihat daftar
lampiraan). Dengan djaminan pelaksanaan kedua projek ini
harus dapat diperoleh dana dari pindjaman (Kredit) sebesar $
50 djuta untuk pembiajaan pembangunan tahun 1962.
b. Projek B dibidang karet dan kopra sebenarnja lebih ba-njak
didasarkan pada export-drive. Djalan jang ditempuh adalah
pemberantasan penjelundupan, memperluas pasar dunia dan
usaha
up-grading.
Karena
tugas
export-drive
ini

dirasakan sebagai tugas kewadjiban jang biasa dari
Departemen-departemen jang bersangkutan maka biaja dari
djenis projek B harus diperoleh dari penjediaan sebagian
dari hasil devisen jang diperoleh dari eksport. Projek B
jang menjangkut soal export-drive ini harus diperluas dengan djenis2 barang lainnja jaitu djagung, kopi, teh, tembakau, bauxite dan laterite, serta lain2 barang produksi
dalam negeri sesuai pula dengan apa jang diputuskan oleh
MPRS. Hasil dari export-drive harus dapat diambil guna
pembiajaan pembangunan semesta tahun 1962 sebesar 20% dari djumlah impor jang harus beura barang2 modal guna
keperluan pembangunan projek2. Djika diambil sebagai antjer2 impor minimum $ 500 djuta (hasil export 1961
ditaksir merosot sampai kl. $ 500 djuta sebagai angka terendah selama ini) maka harus paling sedikit disediakan 20%
x $ 500 djuta = $ 100 djuta untuk tahun 1962. Djumlah ini
dapat meningkat seiring dengan perkembangan export dan
dengan sendirinja import rutinepun dapat ditingkatkan
lagi menurut kebutuhan2 jang urgen.

c. Projek B………

-4-

11 .


c. Projek B dibidang turisme hasilnja masih terlalu ketjil
untuk diperhitungkan dalam tahun 1962.
d . P r o j e k B d i b i d a n g m i nj a k b u m i s a m b i l m e n u n g g u h a s i l - h a s i l k o n krot daru pembitjaraan2 pada tingkat atas dan lembaga2
P e m e r i n t a h j a n g c o m p e t e n t s e p e r t i D PA , D P R - G R d a n D e w a n
Pembangunan Pembantu Presiden, supaja diusahakan agar
perusahaan2 minjak asing dilapangan m i n j a k b u m i di h a r u s kan membeli obligasi Pemerintah untuk pembiajaan pembangunan. Untuk tahun 1962 supaja dimungkinkan untuk mendapatkan berupa devisen sebesar 75 djuta $ dari perusahaan2
minjak asing (Shell, Stanvac, Caltex) dari hasil pendjualan obligasi jang dibajar kembali dalam rupiah.
Seperti diketahui hingga sekarang maskapai2 minjak asing
masih menguasai sendiri hasil2 devisen dari ekspor minjak
mentah dari Indonesia setahun rata2 sebesar $ 250 djuta.
Dengan begitu dapat disimpulkan tentang rentjana pembiajaan
devisen dalam tahun 1962 jang dapat dianggap uitveerbaar adalah seperti berikut :
Dari projek2 B seperti tersebut diatas setjara langsung dan tidak
langsung dapat disediakan biaja devisen :
a. Dengan djaminan projek kehutanan
dan perikanan laut pindjaman sebesar
$ 50 djuta
b. Dari karet-kopra dan barang2 eksport
lainnja 20% dari biaja import minimal

$ 500 djuta
$ 100 djuta
c. Dari obligasi perusahaan2 minjak
Asing
$ 75 djuta
Djumlah
$ 225 djuta
Djumlah $ 225 djuta ini baik dipakai hanja sebagai antjer2.
Dari djumlah ini supaja setjara mutlak disediakan dan masih
mungkin diadakan oleh Pemerintah sebesar $ 150 djuta.
Jang sudah pasti dapat diperoleh dari dana jang ada adalah
dengan mengambil 20% dair biaja import minimum dengan mengurangi import barang konsumsi jang kurang perlu jang djumlahnja lk. 20% (mentega, ikan asin, ikan, buah2an dan bidji2an
zem/selesai, sajur-sajuran dan katjang2an, matjam2 gula dan
gula2 minjak goring, kopi, teh, sepatu, lilin, perhiasan dan
permata dan barang2 konsumsi lainja jang kurang penting).

Djuga………

-5-


Djuga dengan
dan barang2
hingga sesuai
djumlah jang
gantung pada
peroleh dari
terlalu berat.
12.

13.

menjesuaikan import barang2 baku (tidak dikurangi)
modal (mobil sedan untuk tahun 1962 distop) sedengan kebutuhan pembangunan projek2. Sedangkan
tersebut dalam (a) dan ( c) tersebut diatas terusaha2 perundingan Pemerintah, tetapi untuk memkedua usaha ini sebesar $ 50 djuat tidak akan

Berdasarkan pertimbangan
d i a t a s m a k a p e m i l i h a n p r o j e k 2 j a n g urgen harus sesuai dengan
kemampuan pembiajaan devisen dalam tahun 1962 diatas apabila
ingin bekerdja dengan kemampuan jang ada. Kemampuan itu
diambil dari angka minimum $ 15 djuta se-dangkan

menurut
rentjana rata2 setahun biaja devisen jang di- perhitungkan oleh
Depernas adalah sebesar $ 300 djuta jaitu 50% dari Rp. 30
m i l j a r. Te t a p i b e r e n t j a n a d a l a m t a h u n 1 9 6 1 b a h - w a b i a j a r a t a 2
jang Rp. 30 miljar itu tidak dapat dikerdjakan habis menurut
r e n t j a n a k a r e n a b a n j a k f a c t o r. Te t a p i t e r u t a m a s e k a l i k a r e n a
m e m a n g p r o j e k 2 i t u s e n d i r i b e l u s i a p d i p e r i n - tji untuk
rentjana tahunan dan kemampuan membangun dengan vo-lume
sebesar itu buat tahun2 permulaan belumlah mungkin mengi-ngat
tenaga dan alat jang ada sekarang.
Pelaksanaan dari projek B itu tergantung pada djenis dan sifat2nja, tergantung pula pada daja tenaga dan pengetahuan kita sendiri tjara apakah jang paling tepat untuk mendjamin.
( 1) . Penghasilan devisen sekelas dan sebanjak mungkin, tanpa
ada keragu-raguan bahwa kematjetan usaha terletak pada
tanggung djawab kita.
(2). Usaha projek B itu berdjalan setjara kontinu dan dapat
djuga dilaksanakan oleh tenaga dan modal nasional.
(3). Djika perlu untuk segera dapat terlaksananja projek2 B
itu sampai mendapat fundamen jang teguh, dapat dikurangi
sedjauh mungkin pengeluaran2 untuk kemewahan, dan m e n t j egah pemborosan keuangan negara.


B. SEKTOR RUPIAH………

-6-

B. SEKTOR RUPIAH :
14.

Pembangunan
Semesta,
selain devisen djuga membutuh-kan Rupiah jang semula
ditaksir perbandingan 1 ; 1. Dalam pola Pembangunan
1962 biaja rupiah jang da-pat disediakan dari anggaran
pendapatan Luar Biasa ditaksir minimum sebesar Rp.
13.000.000.000,- ka-rena daja pembangunan 50% x Rp.
3 0 m i l j a r m e n u r u t p e n g a l a m a n t a h u n 1 9 6 1 t e r l a l u b e s a r.

15.

Perbandingan
1

:
1
sekarang
ini
ternjata
pada
umum-nja
tidak
bias
dipertahankan untuk tahun 1961. Ini disebabkan terutama
sekali karena stabilisasi harga tidak berhasil diadakan
pada tahun2 sebelumnja hingga sekarang. Dalam tahun
1961, selama 6 bulan menurut Gubernur Bank Indonesia
h a r g a b a r a n g 2 p o k o k b a i k 1 6 % . Te n t a n g p e r k e m b a n g a n
harga2 ini lebih lan-djut dapat dilihat dalam grafik2
t e r l a m p i r.

16.

Pada dasarnja perhitungan
p e n d a p a t a n L u a r B i a s a u n t u k tahun 1961 dapat dipakai lagi
untuk tahun 1962. K o m p o n e n 2 p e n d a p a t a n l u a r b i a s a j a n g
dapat diperkirakan menghasilkan rupiah sebesar Rp. 13
miljar adalah :
1. Laba2 perusahaan negara Rp. 4 miljar
Rp. 4 miljard
2. Obligasi dan kertas perbendaharaan
Rp. 1 miljard
3. Frealist
Rp. 5 miljard
4. Penggunaan sebagian laba2 perusahaan
Swasta untuk keperluan pembangunan
Pemerintah dalam bentuk pindjaman
Djangka pandjang
Rp. 1 miljard
5. Hasil penarikan uang dari perdagangan
Rp. 2 miljard
Djumlah…. Rp.13 miljard
Komponen2 laindari pendapatan luar biasa jang dinja-takan
P. M . d a n j a n g m e n g h a s i l k a n d i v i s e n d a p a t d i a n g g a p s u d a h
diperhitungkan dalma rentjana pembiajaan devisen tersebut
dimuka.

17.

Biaja………

-7-

17. Biaja rupiah untuk tahun 1962 jang diperkirakan Rp. 13
miljard disamping devisen sebesar $ 150 djuta tidak
termasuk biaja routine jang biasanja dimasukkan dalam
Anggaran Belandja Negara. Djuga diluar Anggaran Belandja Chusus. Biaja rutine dibidang-bidang jang sangat
erat hubungannja dengan pembangunan projek supaja disediakan setjukup2nja dalam Anggaran Belandja Rutine 1 9 6 2 .
Misalnja biaja rutine untuk pengairan djalan2 raya, pelabuhan, perusahaan2 dan lain2. (Social overhead expenses).
18.

Supaja diusahakan agar dalam rangka merentjanakan s u m b e r 2
pembiajaan untuk pembangunan baik disektor devisen m a p u n
rupiah komponen2 pendapatan luar biasa menurut U.U.
No. 7/1961 dintegrasikan dengan komponen2 pendapatan
projek B. Dengan begitu akan terdapat gambaran perluasan
djenis2 projek B. dan komponen2 pendapatan luar biasa
untuk pembangunan.

19. Mengenai keterangan2 jang lebi konkrit supaja dilihat
dalam lampiran-lampiran :
I.
Daftar Impor dibagi menurut golongan ekonomi
II. Daftar Prognose Pendapatan sektor Devisen (1962).
III. Daftar Prognose Pendapatan sektor Rupiah (1962).
I V. Daftar Prognose Pendapatan Rupiah 1961 bidang k e u n t u n g a n
Perusahaan2 Negara.
V.
D a f t a r 2 d a n g r a f i k 2 e k s p o r.

-8-

II. Beberapa problim umum jang perlu diperhatikan pemetjahannja .
1. Dalam memetjahkan problim pembiajaan pembangunan 1962 harus
ditarik pengalaman dari kenjataan 1961.
Jang masih perlu dipetjahkan jalah pertimbangan2 seperti berikut:
a. Rentjana projek B, baik dari sumber2 lama maupun dari sumber2 baru pada umumnja belum dilaksanakan dalam tahun 1961.
b. Komponen pendapatan Luar Biasa menurut Undang2 No. 7/1961
jang pada pokoknja adalah projek B. belum disertai rentjana
pelaksanaan projek2 dalam tahun 1961 jang kongkrit sehingga
belum diketahui dengan pasti perkembangannja sekarang.
c. Persediaan dana2 pembangunan dari bantuan luar negeri belum
diketahui setjara djelas penggunaanja dan hubungannja dengan pelaksanaan projek2 dalam tahun 1961 dan berikutnja.
d. Pengunaan perusahaan2 negara dubidang perkebunan/pertanian,
industri/pertambangan, perdagangan dan perhubungan jang belum disesuaikan dengan kelantjaran pelaksanaan projek2 konkrit tiap2 tahun.
e. Dasar2 serta penetapan perioritet pelaksanaan projek2 tahunan belum ditetapkan setjara terperintji.
Mengingat terbatasnja persediaan dan pembiajaan devisen
rupiah maka penetapan perioritet projek2 dalam tiap tahun serta
detail pokok dari projek2 jang sangat urgen dan biaja jang
diperlukan untu tahun2 tertentu adalah mutlak diperlu-kan. Hal
ini bellun terlaksana.
f. Hubungan jang tidak djelas antara pembiajaan routine dengan
pembiajaan pembangunan jang erat satu sama lain.
g. Prosedur pembiajaan jang belum effisien jang sesuai dengan
langgam kerdja jang tepat dan baik.
h. Masih banjaknja doublures mengenai bidang2 jang sama dalam
pelaksanaan pembangunan projek2.
i. Hambatan2 karena seretnja distribusi barang2.
j. Mobilisasi modal swasta jang progresif jaitu modal domestic
jang tidak mempunjai hak transfer belum berhasil dipetjahkan dan disalurkan dalma bidang2 konkrit jang bersifat komp l e m e n t e r d a l a m p e m b a n g u n a n b er e n t j a n a d i s a m p i n g m e m p e r t i n ggi potensi ekonomi sektor negara.

2. Problim2………

-9-

2. Problim2 pembangunan tersebut seharusnja mendapatkan p e m e t j a h a n
untuk tidak kembali kepada rentjana2 baru diatas kertas sadja.
Memetjahkan problim pembiajaan dalam tahun 1962 tidak bisa hanja
dengan m enet apkan angka2 t aksi r an m engenai bi aj a2 j ang di per l ukan
dan sum ber 2 pem bi aj aan. Ser i ngkal i di per l ukan or i ent asi bar u disegal a bi dang j ang har us m er om bak t j ar a2 ker dj a l am a dan m ent j i pt akan tj ar a ker dj a bar u. Dal am soal pel aksanaan pr oj ek B. sebe- nar nj a
bukan hanj a soal mentjari pendekatan angka2 taksiran sadja antara
rentjana Depernas/M.P.R.S. dengan kemampuan Departemen2, tetapi
harus berdasarkan orientasi baru dalma memetjahkan masalah eksploitasi
termasuk management.
Menurut Amanat Pembangunan negara kita harus berorientasi pada
Rakjat. Dalam soal management harus demokratis dan tidak birokratis dan tidak mendjadikan rentjana pembangunan tertutup bagi Rakj at dal am pel aksanaan unt uk dapat m em bangki t kan ant usi asm e Rakj at .
3. Memetjahkan problim pembiajaan tidak dapat melepaskan pertimbangan tentang ketjenderungan ekonomi-keuangan sekarang dan perspekt i p n j a . S e t j ar a p o k o k d a p a t d i n j a t a k a n b a h w a t e r d a p a t p e t u n d j u k
j a n g k u a t bahwa keadaan ekonomi dan keuangan suram. Harga barang2
didalam negeri belum stabil baik barang2 pokok atau barang2 pembangunan sandang pangan. Kenaikan harga barang2 dengan sendirinja
langsung mempengaruhi rentjana pembiajaan baik rupiah maupun rupiah devisennja.
4. Produksi tahun 1960 menundjukkan kemunduran pada banjak sektor
penting dibandingkan dengan tahun2 sebelumnja.
Disamping problim produksi djuga masalah pasaran luar negeri jang
menjangkut soal volume berat dan nilai ekspor mempengaruhi situasi persediaan dana-dana untuk pembiajaan pembangunan.
Situasi ekspor tahun 1960 adalah sebesar lk. 16.000.000 ton dan
nilainja Rp. 37.829.000.000 (lk. 840.000.000,- Us dollar termasuk
h a s i l d a r i s e k t o r m i n j a k t a n a h j a n g b e r d j um l a h 9 . 9 3 9 . 0 0 0 . 0 0 0 r u piah) Pendapatan tanpa minjak tanah jalah disekitar US $
620.000.000,H a s i l e k s p o r p a d a t a h u n 1 9 5 9 a d a l a h R p . 1 0 . 6 1 3 . 0 0 0 . 0 0 0 ,- ( d e n g a n
k u r s R p . 11 . 4 0 = U S $ 1 , - ) a t a u d i s e k i t a r U S $ 9 3 0 . 9 0 0 . 0 0 0 ,termasuk hasil dari minjak tanah jang sebesar lk. US $ 2 8 5 . 0 0 0 . 0 0 0 ,itu. Pendapatan tanpa dihitung hasil minjak tanah mendjadi US $
645.900.000,-

Keadaan………

- 10 -

K e a d a a n p a d a p e r t e n g a h a n t a h u n 1 9 6 1 a d a l a h R p . 11 . 0 3 5 d j u t a a t a u
h a n j a $ 2 4 3 . d j u t a di b a n d i n g k a n d e n g a n p e n g h a s i l a n s / d D j u n i 1 9 6 0
jang berdjumlah Rp. 19.585 djuta atau $ 331 djuta tanpa hasil minjak tanah.
K e m u n d u r a n d a l m a b i d a n g e k s p o r d i p er n g a r u h i t er u t a m a s e k a l i o l e h
pasar luar negeri. Seperti telah diterangkan oleh Pemerintah sendiri pada tanggal 5 Djuli 1961 maka pasaran luar negeri sekarang
bagi barang-barang ekspor Indonesia adalah suram, jang disebabkan
a n t a r a l a i n o l e h r e s e s s i e k o n o m i A m e r i k a S er i k a t d a n n e g ar a - n e g a r a
i n d u s t r i d i E r o p a B a r a t . J a n g p er l u m e n d a p a t p er h a t i a n a d a l a h k e terangan Pemerintah jang menjatakan bahwa situasi ekspor I n d o n e s i a
tahun 1960 dapat ditolong karena perluasan pasar dengan negaranegara sahabat.
D j a d i t e l a h t er d a p a t p e n g a l a m a n p e n t i n g b a h w a p e r l u a s a n p a s a r
berhasil mengatasi kegontjangan-kegontjangan akibat pasaran tradisionil dinegara-negara non-sosialis.
5. P e r l u m e n d a p a t p e r h a t i a n a d a l a h p a s a r b a g i b a r a n g- b a r a n g e k s p o r
j a n g m a s u k p r oj e k B , d e n g a n m e m p e r l u a s p a s a r a n d u n i a s e p e r t i p engalaman tahun 1960.
Impor barang-barang belum didasarkan pada titik berat mendatangkan
barang-barang jang diperlukan sangat oleh projek-projek pembangunan serta bahan-bahan baku jang perlu untuk meningkatkan produksi
d a l a m negeri.
Keadaan sekarang masih berdasarkan maksud menarik rupiah dari masjarakat dengan menggunakan devisen jang terbatas itu untuk mendatangkan barang2 golongan freelist jang umumnja barang2 mewah. Ternjata Pemerintah sekarang harus mengurangi persediaan devisen jang
dipakai sebagai djaminan emas.
6. Setjara keseluruhannja termasuk minjak dan hasil2-nja neratja perdagangan luar negeri Indonesia menundjukkan saldo positip sedjak
t a h u n 1 9 5 3 h i n g g a a c h i r t a h u n 1 9 6 0 . D a r i R p . 1 , 7 m i l j a r r u pi a h d evisen pada tahun 1957 meningkat terus mendjadi 10.7 miljar rupiah
devisen pada tahun 1960 (sampai Nopember).
Te t a p i d j u s t r u s e l a m a t i g a t a h u n t e r a c h i r s i t u a s i m o n e t e r t i d a k
bertambah baik malah bertambah suram jang ditandai oleh k e m e r o s o t - a n
jang terus menerus daripada nilai tukar rupiah. Kegandjilan ini
a.l.: disebabkan karena maskapai2 minjak asing masih tetap menguasai dan menentukan sendiri penggunaan devisen jang dihasilkan
dari bumi Indonesia.

7. Sebagai………

- 11 -

7. S e b a g a i d a s a r p e n i n d j a u a n d i a m b i l p e l a k s a a n p r o j e k B . j a n g m e l i p u t i
s u m b e r 2 j a n g l a m a d a n s u m b e r 2 j a n g b a r u . Te r d a p a t i n d i k a s i b a h w a
ada
perbedaan2
pendapat
mengenai
angka
taksiran
dari
Depernas/MPRS, dengan angka2 jang disadjikan oleh De- p a r t e m e n
Pertanian mengenai pelaksanaan projek B, dibidang-nja. Selain
d i b i d a n g p e ri k a n a n p a d a u m u m n j a t er d a p a t t a k s i r a n j a n g lebih
rendah dari pihak Departemen.
8. P r o d u k s i s e k t o r s a n d a n g - p a n g a n , a n g k u t a n b e r m o t o r, p e l a j a r a n
pantai, lalulintas sungai dan industri ringan supaja diberi
kesempatan bagi penanaman modal swasta nasional dengan memperhatikan faktor2 kedudukan hokum perusahaannja sedemikian
rupa sehingga mereka merasa terdjamin dalam pertumbuhannja
dan sesuatu tindakan2 jang dapat menimbulkan rasa ketjemasan
mereka sedapat mungkin supaja dihindarkan sedjauh-djauhnja.
Potensi modal swasta perlu dikut sertakan .
Dari angka2 sektor dagang jang diperoleh oleh Komisi, dapat ditaksir potensi modal swasta berdjumlah disekitar Rp. 7-8
miljar dengan dasar perkiraan omzet modal swasta jang lk.
R p . 3 0 m i l j a r i t u ( t a h u n 1 9 5 9 … … R p . 3 5 , 9 m i l j a r, t a h u n 1 9 6 0 … …
Rp. 29,9 miljar) ditaksir memppunjai sirkulasi lk. 3 bulan
atau ¼ dari djumlah omzet sehingga tergambar angka Rp. 8
m i l j a r a t a u p a l i n g r e n d a h R p . 7 m i l j a r.
9. S u p a j a p e r u s a h a a n 2 n e g a r a j a n g d j u g a m e n d j a d i s u m b e r u n t u k
sumbangan pembiajaan pembangunan Semesta dapat berkembang
dengan lebih baik, maka perlu dipetjahkan soal2 universiil
jang sampai dewasa ini dikatakan sebagai bottleneck, menjebabkan kemunduran2 dalam produksi dan penghasilan. Antara l a i n
soal penjesuaian penentuan harga hasil dengan bea produksi,
harga alat2 produksi jang mempengaruhhi produksi pokok d a l a m
penentuan harga2 bahan baku penolong, tenaga dsb. supaja ada
kordinasi jang tepat.-

D a f t ar I m p or d i b a g i m e n u r u t
Golongan Ekonomi
Tahun

Harga dalam ribuan rupiah

Djumlah
(1+2+3)

Barang

%

Konsumsi

Barang

%

Baku/penolong

Barang

%

Modal

Ribuan

%

Rupiah

1957

2.916.129

35.5

3.398.706

41.5

1.894.916

23.1

8.209.1751

100%

1958

1.956.691

36.4

2.160.733

40

1.259.202

1205

5.376.626

100%

1959

1.617.815

35.2

2.131.461

43.7

1.121.565

23.1

4.870.841

100%

1960

4.791.784

42.3

4.095.791

35

2.431.156

22.7

1.1318.731

100%

-

40

(II Triwulan)
Rata2 %

-

37

-

23

-

S u m b e r : A s a l Ta b e l 2 5 B a n k
Indonesia
Diolah : Sekertariat Depernas
( S e p t e m b e r 1 9 6 1)

D a f t ar I V .
P R A G N O S E P E N G H A S I L A N 1 9 6 2 S E K TO R R U P I A H
P E R U S A H A A N 2 NE G A R A M E N U R U T D E PA RT E M E N
( B E R D A S A R K A N A N G K A 1 9 6 1) .
--------(Unit Rp. 1.000).
No.

Departemen

Keuntungan
Perusahaan
(bersih)
2 . 5 8 8 . 11 9

55% Sumbangan
Pembangunan
Semesta
1.423.400

1.

Dep. Perdagangan

2.
3.

Dep. Perdatamb
Dep. Pertanian
a. Perhutanan
b. Perikanan
c . P. P. N .
D e p . P. U .
a . P. T. B a n g u n a n
N.
b . P. L . N .

2.441.886
629.698
(99.708)
(12.370)
(517.620)
790.423
(36.423)
x)
(654.000)

1.343.037
346.430
(54.839)
(6.800)
(284.791)
57.500
(9.000)
xx)
(48.500)

Dep. Perindera

6.350.126

3.170.367

4.

5.

Keterangan
(S/d Djuno baru
setor Rp. 337 djuta)

x ) l a b a k o t o r.
x x ) 55% x 45% x 30%
belum ada angka.
Rata2 = Rp 3 miljar

Sumber2
Djawaban sementara
dari Departemen2 atas
perjanjian Depernas