Laporan Panitia ad Hoc Depernas

DEWAN PERANTJANG NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

LA P O R A N
PANITIA AD HOC DEWAN PERANTJANG NASIONAL
DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA
(Panitia Johannes)

325/V-Dep./60
- 1000 I S I LAP O RAN
PANITIA AD HOC DEPERNAS :
DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA
( PANITIA JOHANNES )
Halaman
I
II
III
IV
V
-


Prakata …………………………………..………..
Bahan-bahan ……………………………………...
Tjara-tjara pembahasan …………………………...
Hasil pembahasan ………………………………...
Kesimpulan ……………………………………….
Panitia mengandjurkan agar digunakan projeksi (d), jakni projeksi bunga majemuk dengan
kenaikan 2,3 % ……………………………………
Projeksi Penduduk Indonesia 1960 – 1970 ……….
Lampiran I : Banjaknja Penduduk di Indonesia
(tidak termasuk Irian Barat jang masih diduduki Belanda) ……………………………………..
Lampiran II : Djumlah Penduduk Warganegara
Indonesia ………………………………………….
Lampiran III : Pertumbuhan Penduduk Indonesia ……………….………………………………...
Lampiran IV : Djumlah Penduduk Indonesia …….
Lampiran V : Perhitungan persentase Kenaikan Tahunan Penduduk Indonesia ……………….
Lampiran VI : Extrapolasi Penduduk Indonesia 1957 – 1970 …………………………………...
Lampiran VII : Ringkasan Sedjarah Statistik
penduduk Indonesia ………………………………

-------------=”TT”=------------


2
2
3
3
5
6
7
8
9
10
14
19
20
21

LAPORAN
PANITIA AD HOC DEPERNAS
DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA
I. P R A K A T A

Panitia dibentuk tgl. 8 April 1960 oleh Pimpinan Depernas dalam rapat
Panitia Keahlian Pembangunan Industri Sandang.
Susunan Panitia
1.
Prof. Ir. H. Johannes, Ketua merangkap anggota.
2.
Sdr. F. Zahar dari Biro Pusat Statistik, anggota.
3.
Sdr. A.A. Rivai dari Departemen Dalam Negeri san Autonomi Daerah,
anggota
Tugas
Menentukan djumlah penduduk Indonesia dalam tahun 1960-1970 jang akan
dipakai oleh Depernas sebagai dasar perentjanaan Pembangunan Semesta
Berentjana.
Djumlah penduduk itu agar dilukiskan pula dalam sebuah grafik.
Masa Bekerdja
Kepada panitia diberi waktu bekerdja dari 8 sampai 30 April 1960.
Usaha dan Persidangan
8-13 April 1960: Anggota-anggota mengumpulkan dan mempeladjari bahanbahan.
Sdr. Zahar mengusahakan Biro Pusat Statistik (B.P.S.) membuat kertas

kerdja mengenai djumlah penduduk Indonesia (Lampiran I).
13-15 April 1960: Sidang Panitia di Bandung.
15-21 April 1960: Anggota mentjari bahan untuk mendjawab soal2 jang
timbul dalam sidang 13-15 April 1960.
21-23 April 1960: Sidang Panitia di Bandung.
27-28 April 1960: Sidang Panitia di Bandung.
II. B A H A N – B A H A N
Bahan2 jang terkumpul dan dipakai oleh Panitia ialah:
1. Kertas kerdja jang dibuat oleh Biro Pusat Statistik mengenai djumlah
penduduk Indonesia dari tahun 1930 sampai dengan tahun 1970, dipisah
pulau Djawa/Madura dari kepulauan lainnja.
2. Keyfitz dan Nitisastro: Soal penduduk dan Pembangunan Indonesia (1954).
3. Statistical Pocketbook of Indonesia 1959 dari B.P.S.
4. Demografic Yearbook 1957 dari United Nations.
5. Palmer Putnam: Energy in the Future (1955).
6. Hilde Wander: Trends and Characteristics of Population Growth in Indonesia
(1959).
7. Mohammad Hatta: Ekonomi Terpimpin (1960).
8. Statistik Pertanian (1959) dari Departemen pertanian.
9. Rentjana Lima Tahun 1956-1960 dari Biro Perantjang Negara.

10.Statistical Pocketbook of Indonesia 1941 dari Departemen of Economic
Affairs, Central Bureau of Statistics.
11.Angka pendaftaran penduduk untuk pemilihan Umum DPR/Konstituante
dan untuk ……….
-2-

dan untuk pemilihan DPRD.
12.Future Population Estimate Report III: The population of S.E. Asia (19501980) dari United Nations.
13.U.N. Statistical Papers: Population and Vital Statistics Report
( 1 Oktober 1959).
III. TATA TJARA PEMBAHASAN
1. Panitia menggunakan Kertas Kerdja dari Biro Pusat Statistik sebagai
bahan pokok untuk pembahasannja.
2. dibahas soal djumlah penduduk: tahun2 manakah jang dapat diambil sebagai “fakta” dan dapat dipakai sebagai titik tolak perhitungan?
3. dirundingkan tentang apakah perhitungan djumlah penduduk akan dilakukan
untuk seluruh wilajah Indonesia termasuk daerah Irian Barat jang masih
mendjadi persengketaan, ataukah Indonesia tanpa Irian Barat.
4. dibahas tentang angka kenaikan penduduk dalam djangka waktu 1920-1930;
1930-1940; 1940-1950; 1950-1960; dan 1960-1970.
5. dibahas tentang pengaruh migrasi atas djumlah penduduk.

IV. HASIL PEMBAHASAN
1.
Dengan suara bulat Panitia dapat menerima hasil Tjatjah Djiwa 7 Oktober
1930 sebagai “fakta” primer jang terkuat jang dapat dipakai sebagai titiktolak perhitungan djumlah penduduk Indonesia untuk tahun2 berikutnja.
Hasil Tjatjah Djiwa itu ialah:
Seluruh Indonesia: 60.727.233.
Indonesia tanpa Irian Barat: 60.412.962. Irian Barat: 314.271.
2. Sebagai “fakta” sekunder dianggap dapat diambil:
a. Angka2 pendaftaran penduduk warganegara untuk Pemilihan Umum DPR/
Konstituante tahun 1954.
b. Angka2 djumlah penduduk tahun 1954-1958 jang diterima oleh Biro Pusat Statistik dari para Bupati/Walikota dan sedjak tahun 1958 djuga
langsung dari para Tjamat.
c. Angka2 pendaftaran penduduk warganegara untuk pemilihan DPRD di
Djawa seluruhnja tahun 1956, di Kalimantan seluruhnja tahun 1957
dan didaerah Swatantra Tingkat I Sumatera Selatan tahun 1956.
3. Untuk memperlantjarkan djalannja perhitungan, maka angka2 penduduk untuk Irian Barat tidak ikut diperhitungkan sesuai dengan perangkaan
jang disusun oleh B.P.S. dalam kertas kerdjanja.
4. Panitia meneliti angka2 mengenai penduduk Indonesia (termasuk Irian
Barat) jang tertera dalam Statistical Pocketbook of Indonesia 1941 dari Central Bureau of Statistics:
Tjatjah Djiwa 1920: 49,344 djuta

Tatjah Djiwa 1930: 60,727 djuta
Angka kenaikan penduduk tiap tahun antara 1920 dan 1930:
Orang Indonesia : 1,73%
" Belanda
: 3,64%
Orang Tionghoa: ………
-3-

Orang Tionghoa : 4,72%
" Arab
: 4,31%
djumlah penduduk dalam tahun 1940
: 70,476 djuta.
Angka kenaikan antara 1930 dan 1940 : 1,5%
Djumlah penduduk antara tahun 1920: 52,327 djuta. Angka ini berbeda dengan
hasil Tjatjah Djiwa 1920 jang diperoleh dengan projeksi kebelakang
dari hasil Tjatjah Djiwa 1930 dengan angka kenaikan tiap tahun 1,5%.
Panitia memperoleh keksan, bahwa ada keragu-raguan pada Central Bureau of Statistics tentang hasil Tjatjah Djiwa 1920 dan tentang angka
kenaikan antara 1920 dan 1930.
Mengenai angka-angka kenaikan penduduk antara 1920-1930 dan 1930-1940

itu Panitia tidaklah dapat menjatakan pendapatnja tentang tepat tidaknja
angka-angka itu.
Dikonstantir bahwa djuga Biro Pusat Statistik menggunakan angka kenaikan 1,5% antara 1930-1940, sehingga djumlah penduduk Indonesia tanpa
Irian Barat dalam Statistical Pocketbook of Indonesia tahun 1959 dan
dalam kertas kerdja B.P.S. diberikan:
1930: 60,413 djuta
1940: 70,112 djuta.
5. Mengenai angka-angka kenaikan penduduk dan djumlah-djumlah penduduk
antara 1940-1950 seperti tertera dalam kertas kerdja B.P.S., Panitia
pun tak dapat menjatakan sesuatu pendapat tentang tepat-tidaknja
angka-angka itu.
Diperoleh keteranganbahwa B.P.S. pun tak mempunjai pendirian sendiri mengenai hal itu dan hanja mengutip angka-angka itu dari buku
Keyfitz dan Nitisastro.
Djangka waktu 1940-1950 meliputi waktu Perang Dunia II dan Revolusi
Kemerdekaan, pada waktu mana dapat diduga bahwa angka kelahiran berkurang dan angka kematian bertambah sehingga angka kenaikan berkurang,
tetapi sampai berapa berkurangnja tak dapat dihitung dengan tepat.
Panitia dengan demikian tidak dapat memprojeksikan djumlah penduduk
mulai dari fakta primer hasil Tjatjah Djiwa 1930 itu dengan menggunakan angka-angka kenaikan jang mempunjai dasar kuat, maka diputuskan
sadja untuk mentjari angka penduduk tahun lalu, jang dapat dipakai
sebagai titik tolak perhitungan.

6. Ternjata bahwa diantara angka-angka penduduk jang tersedia, ada djuga
jang mempunjai dasar dan dapat dipakai sebagai titiktolak perhitungan, jaitu angka-angka pendaftaran penduduk untuk pemilihan Umum DPR/
Konstituante 1954, angka-angka pendaftaran penduduk untuk pemilihan
DPRD tahun 1956-1957 dan angka-angka penduduk jang diperoleh BPS dari para Bupati/Walikota sedjak 1954 – 1958.
7. Angka-angka tersebut pada angka 6 diadjukan oleh Saudara Rivai dan Saudara Zahar (lampiran II dan IIA).
Mengenai angka ……..
-5-

Mengenai angka-angka penduduk ini serta angka kenaikan tiap tahun
oleh Saudara Zahar dikemukakan pendapat seperti tertera pada Lampiran III jang oleh Panitia dibahas setjara mendalam.
Ringkasan Sedjara Statistik penduduk Indonesia diterima baik oleh
Panitia untuk diketahui.
V. KESIMPULAN
1. Hasil Tjatjah Djiwa 1930 sekalipun suatu fakta primer jang baik untuk dipakai sebagai titik tolak perhitungan penduduk Indonesia, dalam kenjataannja sukar digunakan sebagai titik-awal projeksi penduduk, berhubung angka kelahiran, angka kematian dan angka kenaikan
penduduk pada masa Perang Dunia II dan Revolusi Kemerdekaan sukar
diperhitungkan.
2. Dengan segala kelemahan-kelemahannja, maka angka-angka penduduk tahun 1954 hasil pendaftaran Pemilihan Umum untuk DPR/Konstituante
dan hasil pelaporan para Bupati/walikota kepada B.P.S. dan angka
penduduk tahun 1957 hasil pelaporan para Bupati/Walikota kepada B.P.S.
dapat digunakan untuk projeksi penduduk Indonesia buat tahun-tahun

jang berikutnja.
3. Setelah meneliti:
a) Angka-angka penduduk seperti jang dilaporkan oleh para Bupati kepada B.P.S. antara 1954-1958 dan seperti jang diprojeksikan antara 1958-1970 oleh B.P.S. dalam kertas kerdjanja dengan kenaikan
2,6%.
b) Angka-angka penduduk Indonesia jang diprojeksikan oleh United Nations antara 1950-1980 dengan low mortality projection.
c) Angka-angka penduduk jang diprojeksikan oleh Dr. Hilde Wander dengan pemisalan heavy decline in mortality dan stable fertility
di Djawa dan Madura serta tandjakan lurus kenaikan penduduk diluar Djawa dari 2,2% pada tahun 1957 sampai 2,6% pada tahun 1977.
d) Projeksi Penduduk oleh B.P.S. mulai 1954/1957 sampai 1970 dengan
kenaikan penduduk tiap tahun 2,3%, dengan bunga madjemuk, maka
Panitia berpendapat:
Angka-angka United Nations (b) dan angka-angka Hilde Wander (c)
adalah diperoleh dengan methode jang mathematis jang lebih exact
dari methode projeksi bunga madjemuk menurut (d) dan (a) dari
B.P.S.
4. Sekalipun demikian atas pertimbangan bahwa kelemahan-kelemahan jang
terdapat pada angka-angka tahun dasar jang dipakai dalam keempat methode itu serta kelemahan-kelemahan dalam angka-angka pelaporan kelahiran dan kematian penduduk memburukkan pula ketepatan methode
(b) dan (c) jang exact itu, maka Panitia menganggap bahwa untuk
djangka waktu 1960-1970 dapat dipakai projeksi bunga madjemuk (d)
atau (a) jang lebih sederhana itu.
Kedua projek ………


-5-

Kedua projek ini digambarkan pada grafik jang dilampirkan (Lampiran IV).
5. Panitia berpendapat bahwa angka penduduk Indonesia 86,659 djuta
buat tahun 1957 sekalipun masih understatet berhubung pendudukpenduduk daerah tak akan tidak ikut tertjatat dan mengingat pengalaman bahwa pelaporan-pelaporan djumlah penduduk oleh pendjabatpendjabat setempat pada umumnja lebih rendah dari kenjataan, adalah merupakan angka jang terbaik untuk didjadikan titik tolak perhitungan.
Panitia berpendapat, bahwa projeksi dengan kenaikan 2,6% memberikan angka-angka penduduk jang agak terkeatas ( aan de hoge kant).
Kenaikan penduduk Indonesia sebagai hasil laporan para Bupati/Walikota kepada B.P.S. untuk tahun 1957-158 memang adalah sebesar
2,6%, tetapi Panitia menduga bahwa angka jang agak tinggi ini disebabkan oleh bertambah baik dan sempurnanja tjara mentjatat penduduk.
PANITIA MENGADJUKAN AGAR DIGUNAKAN PROJEKSI (d), JAKNI
PROJEKSI BUNGA MADJEMUK DENGAN ANGKA KENAIKAN 2,3%.

Alasan-alasan adalah sebagai berikut:
1)
Angka-angka penduduk tahun 1954-1957 sebagai hasil pelaporan
para Bupati/Walikota kepada B.P.S. diperhitungkan dengan bunga madjemuk, memang menundjukkan kenaikan 2,3% (lihat lampiran
III).
2)
Angka kenaikan 2,3% ini disbanding dengan angka kenaikan 2,6%
tidaklah melukiskan garis kenaikan jang terlalu melondjak terhadap angka-angka kenaikan lainnja (lihat Lampiran1).
3)
Angka 2,3% itu masih mengandung pengaruh bertambah baiknja
tjara pentjatatan penduduk, tetapi djusteru oleh karena itu, maka
kenaikan 2,3% tersebut mengandung pula sifat korektif terhadap
angka-angka penduduk jang diperhitungkan dari angka tahun 1957
jang understatet itu.
6. Pada saat ini, migrasi intern dan extern belum banjak dipengaruhi
projeksi penduduk. Pemindahan penduduk keluar Djawa/Madura hanja
beberapa puluh ribu tiap tahun sedang ada pula perpindahan dari luar
Djawa ke Djawa.
Imigrasi warga negara asing pada saat inipun ditaksir baru berdjumlah beberapa puluh ribu setahun sehingga belum perlu diadakan koreksi pada projeksi, lebih-lebih oleh karena angka-angka projeksi sendiri mungkin sudah underestimated.
Jogjakarta, 29 April 1960.
PANITIA AD HOC DEPERNAS:
DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA,
Ketua,
Ttd.
Prof Ir H. Johannes.
-6-

PROJEKSI PENDUDUK INDONESIA 1960 - 1970
Djuta

-7-

Lampiran I.
BANJAKNJA PENDUDUK DI INDONESIA
(Tidak termasuk Irian Barat jang masih diduduki Belanda)
Achir
tahun
1930
1931
1932
1933
1934
1935
1936
1937
1938
1939
1940
1941
1942
1943
1944
1945
1946
1947
1948
1949
1950
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
1959
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970

Djumlah banjaknja (x 1.000)
Persentase kenaikan
Djawa/
Luar Dja- Lain2
Djawa/ Luar DjaIndonesia
Madura
wa/Madura bangsa
Madura wa/Madura Indonesia
41.718
42.344
42.979
43.624
44.278
44.943
45.617
46.301
46.995
47.700
48.416
48.200 )
48.900 )
49.300 )
49.300 )
48.800 ) x)
48.300 )
48.300 )
48.300 )
48.800 )
50.456
51.212
51.981
52.743
55.505
54.340
55.140
56.359
57.600
58.900
60.200
61.500
62.900
64.300
65.700
67.100
68.600
70.100
71.600
73.200
74.800

18.695
18.975
19.260
19.549
19.842
20.139
20.441
20.748
21.059
21.375
21.696
22.700 )
23.100 )
23.400 )
23.600 )
23.800 ) x)
24.100 )
24.400 )
24.800 )
25.200 )
26.115
26.507
26.904
27.143
27.382
28.281
29.292
30.300
31.300
32.300
33.400
34.500
35.600
36.800
38.000
39.300
40.600
41.900
43.300
44.700
46.200

1.700
1.700
1.700
1.700
1.700
1.700
1.700
1.800
1.800

x) Bangsa Indonesia
-8-

60.413 )
61.319 )
62.239 )
63.173 )
64.120 )
65.082 )
66.058 )
67.049 )
68.055 )
69.075 )
70.112 )
72.600
73.700
74.400
74.600
74.300
74.100
74.400
74.900
75.800
76.571
77.719
78.885
79.886
80.887
82.621
84.432
86.659
88.900 )
91.200 )
93.600 )
96.000 )
98.500 )
101.100 )
103.700 )
106.400 )
109.200 )
112.000 )
114.900 )
117.900 )
121.000 )

1,5

1,5

1,5

1,5
1,5
0,75
-1,0
-1,0
1,0

2,0
2,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,5
1,5
1,5

1,7
1,5
0,9
0,3
-0,4
-0,3
0,4
0,7
1,2

1,5
1,5
1,5
1,5
1,6
1,5
2,2
2,2

1,5
1,5
0,9
0,9
3,3
3,6
3,4
3,3

1,5
1,5
1,3
1,3
2,1
2,2
2,6
2,6

26%

Lampiran II.
DJUMLAH PENDUDUK WARGANEGARA
INDONESIA
Angka-angka Departemen Dalam Negeri (Sdr. A. A. Rivai)
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Daerah Tingkat I

Angka pendaftar penduduk
Pem. DPR/Konst. x) Pem. DPRD

Keterangan

19.021.284
16.452.430
15.377.063
1.842.819
2.011.389

Pendaftaran untuk
pemilihan DPRD
tahun 1956

6.
7.
8.
9.
10.
11.

Djawa Timur
18.115.851
Djawa Tengah
15.631.775
Djawa Barat
14.567.229
Djakarta Raya
1.642.500
Daerah Istimewa Jogja- 1.931.084
karta
Sumatera Selatan
3.141.318
Sumatera Barat
2.371.525
Djambi
551.304
Riau
807.530
Sumatera Utara
3.678.997
At j e h
1.271.269

3.640.641

Idem tahun 1956

12.
13.
14.
15.

Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah

1.204.544 )
1.790.354 )
412.496 )
422.117 )

1.085.641
1.260.641
1.260.373
409.045

16. Maluku
17. Sul. Utara/Tengah
18. Sul.Sel/Tenggara

381.864
695.852
1.43.707

19. Nusa Tengg./Timur
20. Nusa Tengg./Barat

3.681.155
2.148.526

21. Irian Barat

2.290.373

Idem tahun 1957

x) pendaftaran tahun 1954
-9-

PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA (dalam ribuan)
Tahun

Perhitungan
global untuk
pertumbuhan
penduduk oleh
B.P.S. dengan
persentase 2,6%
jaitu persentase kenaikan
penduduk tahun
1956-1957 dan
1957-1958

1

2

Population estimation with
assumption I (heavy decline
in mortality and stable fertility) by Dr. Hilde Wander.
Linear growth in the outher
island from 2,2% in 1957 to
2,6% in 1977 (basic year
1957)
Djumlah

Persentase
kenaikan
penduduk

3

4

U.N. Future Population Estimate Report III “The Population of southeast Asia 19501980 with low mortality projection (basic year 1950)

Persentase
kenaikan
penduduk

Djumlah

5

6

1957
1958
1959
1960

86.659
88.900
91.200
93.600

86.659
88.600
90.500
92.500

2,64
2,21
2,19
2,18

1961
1962
1963
1964
1965

96.000
98.500
101.100
103.700
106.400

94.500
96.500
98.800
100.800
103.000

2,17
2,16
2,17
2,17
2,18

93.344
)
)
)
)
)
105.656 )

1966
1967
1968
1969
1970

109.200
112.000
114.900
117.900
121.000

105.100
107.500
109.900
112.400
114.900

2,18
2,20
2,22
2,24
2,26

)
)
)
)
119.933 )

2,62

1975

129.100

2,44

137.376 )

2,75

1977

135.700

2,59

)
)
159.728 )

3,06

1980

Perhitungan
pertumbuhan
penduduk oleh
B.P.S. dengan
persentase
2,3% jaitu kenaikan penduduk tahun 1954
sampai 1957 di
perhitungkan
dengan tjara
compound interest.

)
2,51

Perhitungan
pertumbuhan
penduduk
oleh B.P.S.
dengan persentase 1,7%
(tahun dasar 1957)

7

8

Perhitungan
pertumbuhan
penduduk Irian
Barat dengan
persentase 1,5%
(tahun dasar
Sensus 1930)

9

86.659
88.652
90.691
92.777

86.659
88.132
89.630
91.154

86.659
88.392
90.160
91.963

94.911
97.994
99.327
101.611
103.949

92.704
94.280
95.883
97.513
99.171

93.802
95.678
97.592
99.544
101.535

106.340
108.785
111.287
113.847
116.465

100.857
102.572
104.316
106.089
107.893

103.566
105.637
107.750
109.905
112.103

Djakarta, 10 Mei 1960.
Biro Pusat Statistik.

- 10 -

Perhitungan
pertumbuhan
penduduk
dengan persentase 2%
(tahun dasar
1957)

10
470
477
484
491

ANGKA2 PERSENTASE KENAIKAN PENDUDUK INDONESIA

- 11 -

PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
(dalam ribuan)

- 12 -

PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
(dalam ribuan)

- 13 -

Lampiran IV
Djumlah Penduduk Indonesia
Djumlah penduduk Indonesia setelah angka-angka penduduk B.P.S. mengenai tahun 1954, 1956 dan 1957 dibandingkan dengan angka-angka penduduk jang
diperoleh dari pendaftaran penduduk untuk pemilihan DPR/Konstituante
dan pemilihan DPRD dari Departemen Dalam Negeri dari Saudara Rivai,
adalah sebagai berikut:
1. Dalam keseluruhannja untuk tahun 1954 angka-angka penduduk seluruh Djawa-Madura dari B.P.S. melebihi angka-angka Sdr. Rivai untuk daerah tersebut, jaitu ± 1,5 djuta jang untuk sebagian dapat dibebankan kepada besarnja djumlah penduduk warganegara asing. Patut ditjatatkan pula bahwa Sdr. Rivai hanja
dapat menundjukkan angka perkiraan penduduk warga negara
asing sebesar 0,8 djuta.
Angka-angka penduduk Djawa/Madura tahun 1956 adalah lebih
tinggi daripada angka-angka dalam hal Djawa Tengah, Djawa Timur, D. I. Jogjakarta, jang memang wadjar demikian, karena
angka-angka B.P.S. meliputi warga negara Indonesia dan warga
negara asing, sedangkan angka-angka Deparetemen dalam Negeri
adalah mengenai warga negara Indonesia sadja sesuai dengan
pendaftaran untuk maksud jang disebut diatas itu. Dalam hal
Djawa Barat dan Daerah Djakarta Raya angka-angka Departemen
Dalam Negeri menundjukkan angka-angka jang lebih tinggi daripada angka-angka B.P.S., hal mana tidak dapat dipertjaja dengan begitu sadja. Akan tetapi, bila dibandingkan djumlah penduduk untuk seluruh Djawa-Madura, ternjata perbedaan tidak begitu besar.
Lepas daripada angka-angka perbandingan jang berbeda dan
jang menjulitkan itu, maka djelaslah bahwa angka-angka penduduk jang diperoleh dari para Bupati/Walikota berdasarkan pendaftaran oleh para Tjamat dan seterusnja tidak menundjukkan
angka-angka jang lengkap.
Melihat
kesulitan-kesulitan
administratif,
kesulitan-kesulitan lantaran sukarnja perhubungan dan kesulitan-kesulitan
disebabkan sukarnja untuk dapat mendaftarkan didaerah-daerah
jang kurang aman, maka dalam keseluruhannja, dapat diringkaskan, bahwa angka-angka penduduk, Djawa-Madura adalah agak underestimated.
2. Pula dalam hal daerah luar Djawa timbul perbedaan-perbedaan
bila angka-angka B.P.S. dibandingkan dengan angka-angka penduduk pemilihan DPR dan DPRD, terutama untuk Kalimantan jang
setelah dipetjah mendjadi 4 daerah tingkat I menundjukkan
angka-angka jang lebih baik, tidak hanja karena diakibatkan
oleh kenaikan penduduk, akan tetapi pula oleh pendaftaran jang
setjara administrative mendjadi lebih baik pula.
Dalam hal ……..
- 14 -

Dalam hal ini angka-angka B.P.S. menundjukkan angkaangka jang lebih mudah daripada angka-angka Departemen Dalam Negeri jang dapat dipetjahkan dengan begitu sadja.
Dalam keseluruhannja angka-angka penduduk B.P.S. luar DjawaMadura memberi gambaran jang lebih besar daripada angka-angka Departemen Dalam Negeri, jang memang sewadjarnja harus
demikian, karena sebab-sebab jang telah diuraikan diatas.
Seperti dalam hal Djawa-Madura, hanja dalam deradjat lebih
kuat, maka angka-angka penduduk daerah luar Djawa adalah
pula underestimated.
3. Oleh B.P.S. dapat ditafsirkan bahwa pendaftaran penduduk
oleh Pamongpradja sedjak tahun 1954 mendjadimakin lama makin baik, hal mana pula mempunjai pengaruh terhadap naiknja
angka persentase kenaikan penduduk untuk Djawa/Madura dari
1,5% untuk tahun 1954 sampai 2,2% untuk tahun 1957, untuk
daerah luar Djawa angka-angka persentase tersebut adalah
0,9% mendjadi 3,3%. Pendapat tersebut dapat disokong dan
dibuktikan dengan angka-angka absolut dari Deparetemen Dalam
Negeri. Untuk seluruh Indonesia persentase kenaikan penduduk meningkat dari 1,3% untuk 1954 sampai 2,6% untuk tahun
1957.
Walaupun persentase 2,6% adalah affected, namun angka-angka
ini tidak merupakan persentase jang tertinggi di Asia, misalnja Taiwan 3,5%, Malaja 3,2%, Caylon 2,8% dan sebagainja.
4. Mengenai rate of natural increase untuk Indonesia terdapat
beberapa pendapat jaitu:
a. Prof. V. Gelderen
: 1,5% (birth rate : 38, death rate 23)
b. Prof. Keyfitz
: 1,7% ( " " : 40, " " 23)
c. Dr. Hilde Wander
: 2,15% ( " " : 40,3 " " 18,8)
(2,2)
d. official estimated
rate (lihat: U.N.
2,-% ( " " : 40, " " 20)
Lihat Papers: Population and Vital Statistics Report
Data as of 1 Oktober 1959).
5. Untuk dapat mempergunakan persentase-persentase kenaikan
penduduk tersebut diatas, maka harus dipilih suatu tahun dasar
djumlah penduduk jang reliable, misalnja hasil Census 1930,
akan tetapi fakta ini adalah sudah terlalu djauh kebelakang,
lagi pula disela oleh tahun-tahun pendudukan dan perdjuangan (1941-1948) sehingga boleh dikata tidak dapat dipergunakan lagi. Sesudah 1930 tidak terdapat fakta-fakta jang
reliable …….

- 15 -

reliable. Menurut B.P.S. fakta jang masih dapat dipergunakan
sebagai titik-tolak perhitungan adalah angka penduduk tahun
1957, jang masih merupakan angka jang underestimated itu dan
jang sebagai fakta memberikan angka persentase kenaikan penduduk sebesar 2,6% dibandingkan dengan tahun 1956.
Dengan demikian terdapat angka-angka persentase kenaikan penduduk dari 1,5% sampai 2,6% untuk Indonesia, sedangkan pemerintah Indonesia hingga sekarang selalu mempergunakan angka
persentase 1,7% jang kelihatannja bersandarkan perhitungan
Prof. Keyfitz, jaitu birth rate 40 dan death rate 23.
6. Dengan terdapatnja berbagai persentase kenaikan penduduk
itu, jang semuanja berdasarkan perhitungan-perhitungan/faktafakta jang hendaknja diterima, maka djalan untuk mengatasi
keraguan dalam menetapkan persentase kenaikan penduduk Indonesia adalah dengan mengambil djalan tengah dari persoalan tersebut jaitu angka persentase minimum 1,5% dari Prof.
Van Gelderen jang tidak dapat dipergunakan lagi dan angka
persentase B.P.S. sebagai hasil perhitungan “rekenkundig”
jaitu 2,6 jang “affected”.
7. Dalam garis ……..

- 16 -

7. Dalam garis besarnja perbandingan perhitungan penduduk menurut persentase-persentase kenaikan penduduk jang dapat
dipergunakan itu adalah sebagai berikut:
Table I

Djumlah Penduduk dalam ribuan (tanpa Irian Barat)
(1)

Tahun

B.P.S.
jang mempergunakan
angka persentase
2,6% untuk kenaikan penduduk 1957/
1958

(2)

(3)

Dr. Hilde Wander
Population estimation with Assumption
I stable fertility.
Heavy decline in
mortality. Java/
Mad.. Linear growth
2,2% in 1957 – 2,6%
in 1977 in outer
islands.

U.N. Future Population Estimate Report
III The Population
of S.E. Asia 19501980 withlow mortality projection
(tahun dasar 1950)

1957
1958
1959
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969

86.659
88.900
91.200
93.600
96.000
98.500
101.100
103.700
106.400
109.200
112.000
114.900
117.900

86.659
88.600
90.500
92.500
95.500
96.500
98.600
100.800
103.000
105.100
107.500
109.900
112.400

(2,64)
(2,21)
(2,19)
(2,18)
(2,17)
(2,16)
(2,17)
(2,17)
(2,18)
(2,18)
(2,20)
(2,22)
(2,24)

1970
1975
1977
1980

121.000

114.900
129.100
135.700
-

(2,26)
(2,44)
(2,59)

105.656
(2,62%)

- 17 -

Perhitungan B.P.S.
jang mempergunakan
Compound interest
dengan mengambil
tahun dasar perhitungan djumlah penduduk tahun 1954
dan 1957 (vide lampiran) jaitu Djawa/
Madura
…………..x) 1,8%
luar Djawa
3,4%
Indonesia
2,3%
86.659
88.652
90.691
92.777
94.911
97.094
99.327
101.611
103.949
106.340
108.785
111.287
113.847

93.344
(2,51%)

119.933
137.3762
159.728

(4)

(5)
Djumlah penduduk
Irian Barat menurut U.N. Stat Papers A XI No. 4 Population and Vital
Stat Report.

x) Census 1930
314271 Djiwa

(2,75%)

116.465

3,06%

Angka-angka ini dengan keniakan 2,3% adalah sesuai dengan kesimpulan Panitia Ad
Hoc Depernas.

8. Bila apa jang tertera diatas diringkaskan, maka dapat
ditarik kesimpulan, bahwa:
a. angka-angka penduduk Indonesia seperti diperhitungkan
dalam table I ruang (1) memberi gambaran jang “affected” (diperhitungkan terlampau tinggi dengan rate of
natural increase 2,6%),
b. angka-angka penduduk seperti diperhitungkan oleh Dr.
Hilde Wander lihat Tabel I ruang (2) adalah lebih
“ricel” akan tetapi masih understat, karena perkiraan djumlah penduduk daerah luar Djawa/Madura didasarkan pada suatu rate of increase jang hampir tidak
berbeda dengan Djawa/Madura, jaitu pula anatara 2,1
dan 2,2%,
c. angka-angka jang telah diumumkan U.N. (ruang 3,
tabel I) adalah berdasarkan angka-angka penduduk tahun 1950, jang menghasilkan angka-angka penduduk jang
agak overestimated,
d. untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh terhadap rate
of natural increase dari penduduk Indonesia jang memperbesar angka persentase, maka oleh B.P.S. ditempuh
djalan tengah dengan mengambil tahun dasar perhitungan djumlah penduduk tahun 1954 (tahun permulaan pendaftaran penduduk oleh para Bupati/Walikota, jang belum dianggap sempurna) dan tahun 1957 jaitu tahun dalam
mana pendaftaran tersebut sudah didjalankan dengan baik
dan dengan mempergunakan compound increase jang menghasilkan rate of natural increase sebesar 2,3% untuk
Indonesia dalam keseluruhannja (lihat untuk perhitungan tersebut lampiran).
PERHITUNGAN……..

- 18 -

PERHITUNGAN PERSENTASE KENAIKAN TAHUNAN PENDUDUK INDONESIA
Angka jang digunakan sebagai dasar perhitungan:
Djumlah penduduk 1954 (achir tahun): Djawa & Madura
Luar Djawa & Madura
Indonesia
Djumlah penduduk 1957 (achir tahun): Djawa & Madura
Luar Djawa & Madura
Indonesia
Geometric formula:

Pn = Po (1 + r)t
P2 = 1957

t

(1 + r) = √ P2
P1
Djawa & Madura:

.
Log 1 + r

.
Log 1 + r

.
Log 1 + r

------------- 1,75% or 1,8%

= 1/3 (log 30.300 – log 27.382)
= 1/3 (4.481.4426 – 4. 437.4652)
= 1/3 (0.043.9774)
= 0.014.6591

.
1 + r = 1.0343
r
= 0.0343
Indonensia:

P1 = 1954

)
) 3 tahun
)

= 1/3 (log 56.359 – log 53.505)
= 1/3 (4.750.9633 – 4. 728.3944)
= 1/3 (0.022.5689)
= 0.007.5230

.
1 + r = 1.0175
r
= 0.0175
Luar Djawa & Madura:

= 53.505.000
= 27.382.000
= 80.887.000
= 56.359
= 30.300
= 86.659

------------- 3,43% or 3,4%

= 1/3 (log 86.659 – log 80.887)
= 1/3 (4.937.8137 – 4. 907.8787)
= 1/3 (0.029.9350)
= 0.009.5230

.
1 + r = 1.0232
r
= 0.0232

------------- 2,32% or 2,3%
EXTRAPOLASI………

- 19 -

EXTRAPOLASI PENDUDUK INDONESIA 1957 - 1970
Px = P1957 (1 + r)t
TAHUN

Djawa & Madura

1954
(r)
1957
1958
1959
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970

PENDUDUK
Luar Djawa & Madura

53.505
(1.8%)
56.359
57.375
58.406
59.458
60.528
61.617
62.726
63.855
65.005
66.175
67.366
68.579
69.813
71.070

27.382
(3.4%)
30.300
31.279
32.285
33.319
34.383
35.477
36.601
37.756
38.944
40.165
41.419
42.708
44.034
45.395

Indonesia
80.887
(2.3%)
86.659
88.652
90.691
92.777
94.911
97.094
99.327
101.611
103.949
106.340
103.785
111.287
113.847
116.465

PENDJELASAN :
1. (r) = Persentase kenaikan tahunan.
Dieperoleh dengan menggunakan rumus compound interest (lihat rumus)
dengan menggunakan angka-angka penduduk achir tahun 1954 dan 1957
sebagai dasar perhitungan.
2. Dengan menggunakan rumus: Px = P1957 (1 + r)t
Px
= angka penduduk jang ditanjakan
P1957 = angka penduduk achir tahun 1957
Dimana:
t
= djumlah tahun;terhitung dari tahun 1957 sampai dengan
tahun jang ditanjakan
r
= persentase kenaikan tahunan
penduduk achir tahun 1957 diextrapoleer sampai 1970

- 20 -

Lampiran VII
RINGKASAN SEDJARAH STATISTIK
PENDUDUK INDONESIA
Masa sebelum 1830
Dapat diberitahukan bahwa beberapa angka-angka penduduk Indonesia sebelum 1830 hanja mengenai daerah-daerah jang ketjil, misalnja
Djakarta dan sekitarnja, angka-angka mana masih sangat disangsikan.
Perbaikan dalam hal demografi terdjadi dengan Pemerintahan
Inggris dibawah Sir Thomas S. Raffles, jang memerintahkan para Residen untuk memberitahukan djumlah penduduk dalam resort masing-masing.
Pula diperintahkan untuk menjelenggarakan daftar-daftar (register-register) dalam mana segala keterangan-keterangan demografis harus ditjatat.
Akan tetapi Raffles tidak menghiraukan, bahwa hal-hal ini melebihi kemampuan dari lurah-lurah dan sebagainja, sehingga pentjatatan
dalam daftar-daftar tersebut tidak dilakukan praktek hanja
diberitahukan tjatatan dari perobahan-perobahan setjara lisan kepada
para asisten Wedana. Ditambah pula bahwa tjatatan itu tidak chusus berkenaan dengan angka-angka kelahiran dan kematian akan tetapi sebagian
besar merupakan tjatatan-tjatatan mengenai perpindahan-perpindahan.
Dalam tahun 1820 setelah pemerintah Inggris diganti lagi dengan Pemerintahan Belanda, maka dimulai dengan pentjatatan statistik
dari penduduk oleh residen-residen dalam resort masing-masing menurut
suatu model formulir jang memuat segala keterangan-keterangan demografis. Laporan ini masih tersimpan pada Arsip Negara hingga sekarang.
Masa 1830 - 1850
(Masa Cultuur-stelsel)
Dalam masa ini dilakukan penghematan dalam hal keuangan Negara.
Hanja tindakan Pemerintah jang perlu sekali dapat dibiajai oleh Pemerintah, hal mana mempunjai pengaruh buruk terhadap statistik penduduk baik jang dilakukan dalam masa itu hanja merupakan pentjatatan
penghuni-penghuni rumah dengan perbedaan tentang kelamin dan memberikan gambaran jang global sadja dari penduduk Indonesia.
Masa 1851 - 1879
(Pentjatatan statistik kadastral)
dalam masa ini dirasakan bagaimana perlunja penjusunan suatu
statistik penduduk guna mengetahui kepadatan penduduk dan milik tanah
penduduk dan dengan demikian terdjadi pentjatatan statistik kadastral
jang menghasilkan angka-angka penduduk Indonesia. Segala tindakan
sedapat mungkin dibebankan kepada pendapat-pendapat jang wadjib
dipungut oleh petugas2 daerah. Pentjatatan penduduk lebih daripada
pentjatatan desa.
- 21 -

Dalam Algemene Secretarie dibentuk suatu bagian statistik
jang mendapat tugas untuk mengolah hasil-hasil jang diperoleh dengan pentjatatan statistik kadastral itu.
Seperti telah diuraikan, maksud daripada pentjatatan statistik
kadastral itu adalah untuk memperoleh suatu kadaster daripada
tanah-tanah rakjat. Dalam pada itu terlihat, bahwa pentjatatanpentjatatan untuk maksud itu adalah tidak memuaskan.
Masa 1880 - 1905
(Pentjatatan tiap lima tahun)
dalam tahun 1879 diputuskan untuk meniadakan kantor-kantor
statistik kadastral itu, sehingga statistik penduduk diselenggarakan lagi oleh pihak Pamong Pradja, pentjatatan mana ditetapkan
untuk mengadakan tiap lima tahun, jaitu dalam tahun-tahun jang
berachir dengan angka nol dan angka lima. Dalam masa ini diperoleh
angka-angka penduduk jang makin lama mendjadi makin baik dan luas.
Masa 1905 – 1920
Dari pentjatatan penduduk sampai penghitungan penduduk
Karena keterangan-keterangan penduduk disusun dikantorkantor distrik, maka ternjata bahwa kesalahan-kesalahan dalam
penjusunan makin lama makin meningkat, sehingga achirnja dirasakan, bagaimana perlunja untuk mengadakan suatu penghitungan penduduk misalnja di Djawa dan Madura. Dalam tahun 1909 dikeluarkan
Ordonnantie Volkstelling (Stb. 575, Bijlage 11) dalam mana ditetapkan untuk mengadakan penghitungan-penghitungan penduduk tiap
10 tahun, jang akan meliputi seluruh Indonesia.
Walaupun ditetapkan untuk mengadakan suatu penghitungan penduduk dalam tahun 1915, jaitu 10 tahun sesudah pentjatatan jang
terachir (1905), namun ternjata bahwa penghitungan baru dapat dilaksanakan dalam tahun 1920. Maksud untuk memeperluas Kantor Penghitungan penduduk mendjadi suatu kantor statistik tidak dapat dilaksanakan, walaupun di Departemen Pertanian sudah terdapat suatu
kantor statistik, jang achirnja diperluas sehingga kantor Penghitungan Penduduk dapat dihapuskan dalam tahun 1922.
Dalam tahun 1925 Kantor statistik dari Departemen Pertanian
direorganisir mendjadi kantor Pusat Statistik jang sekarang ini.
Kepala Kantor Pusat Statistik ini, Prof Van Gelderen dalam tahun 1926 sudah mengusulkan untuk mengadakan suatu penghitungan penduduk dalam tahun 1930 untuk maksud mana dibentuk suatu
Komisi (27 Oktober 1927) untuk mengadakan suatu penghitungan penduduk jang modern, jaitu:
1. Untuk Djawa ……
- 22 -

1. Untuk Djawa dan Madura akan diadakan suatu momenttelling
mengenai feitelijke bevolking.
2. Dimana tidak mungkin untuk mengadakan momenttelling akan
dilaksanakan periode telling jang mengenai woonbevolking
3. pengolahan angka-angka akan didjalankan setjara pusat dan
dengan mesin-mesin perangkaan.
Pada tanggal 1 Djanuari 1929 didirikan Tijdelijk Kantoor van
de Volkstelling dan Kepalanja ditundjuk Prof. van Gelderen.
Dasar hukum dari perhitungan penduduk dilekatkan dalam Volkstelling ordonnantie 1930 dan Volkstelling verordening 1930.
Dalam bulan Djuli 1930 rumah-rumah diberi nomor. Periodetelling diadakan dari 22 September sampai 5 Oktober 1930, sedangkan momenttelling pada tanggal 7 Oktober 1930.

- 23 -