3. Audit Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba saat ini dituntut untuk lebih transparan
dalam melaporkan aktivitas dan hasil-hasil yang telah
dicapai.
 
Selain laporan pencapaian proyek/program, laporan
keuangan (yang diaudit) merupakan salah satu bentuk
akuntabilitas yang dituntut oleh para stakeholders
(Pemerintah, Pemberi Dana/Penyumbang, Penerima Jasa,
Pengurus, Karyawan, Anggota)

“Auditing is the process by which a
competent, independent person
accumulates and evaluates evidence about
quantifiable information related to specific
economic entity for the purpose of
determining and reporting on the degree of
correspondence between the quantifiable
information and the established criteria”
 



Competent, independent Person

= Auditor Independen

Accumulates and evaluates evidence

= Audit Prosedur

Quantifiable information
Economic entity

= Perusahaan, Yayasan, dsbnya

Determining and reporting
Established criteria

= Laporan keuangan
= Laporan Auditor

= Standard Akuntansi


“Laporan Keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”
 Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
dituangkan dalam bentuk PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia
Untuk lingkup NGO atau Yayasan, standar akuntansinya
mengacu pada PSAK No. 45 tentang PELAPORAN
KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

KARAKTERISTIK:
Sumber

Daya Entitas berasal dari
Penyumbang/Donatur/Donor
Tidak bertujuan mencari keuntungan/laba ( notfor-profit)
Tidak ada kepemilikan dalam kelembagaannya


 

 

 

Laporan keuangan Organisasi Nirlaba berdasarkan
standar akuntansi yang berlaku umum (PSAK No.
45), terdiri dari
Laporan posisi keuangan
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Laporan perubahan aktiva bersih
Catatan atas Laporan keuangan

“Laporan audit harus menyatakan apakah laporan

keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia”
 

“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau
memuat suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dikemukakan……”

Tipe Pendapat Auditor


Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Laporan auditor bentuk
baku)



Bahasa Penjelasan Ditambahkan dalam Laporan Auditor Bentuk
Baku



Pendapat Wajar Dengan Pengecualian




Pendapat Tidak Wajar



Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Bahasa Penjelasan Ditambahkan dalam
Laporan Auditor Bentuk Baku
Keadaaan tertentu mungkin mengharuskan auditor
menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau

bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
  Pertimbangan yang mendasari:
Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain
 Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan secara
formal oleh badan yang berwenang
 Ketidakkonsistenan
 Penekanan atas suatu hal


Pendapat wajar dengan pengecualian
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material , posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang
berhubungan dengan yang dikecualikan.
 
Pertimbangan yang mendasari:

  -  Pembatasan lingkup audit
-  Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum
di Indonesia

Pendapat tidak wajar
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

 
Pertimbangan yang mendasari:


Pembatasan lingkup audit

-  Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum di
Indonesia  


Pernyataan tidak memberikan pendapat
Pernyataan tidak memberikan pendapat
menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan.
 
Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat
bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak
merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia

 

Audit atas laporan keuangan entitas (lembaga) secara
keseluruhan, meliputi laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas (dan laporan perubahan
aktiva bersih) dan catatan atas laporan keuangan.
 
Laporan auditor ini dipakai oleh semua stakeholder


 

Dasar Hukum :
Yayasan Wajib Audit
 
Pasal 52 (2) UU No. 28 Th 2004
 
Yayasan yang memperoleh bantuan negara, bantuan
luar negeri dan bantuan lain sebesar Rp. 500 Juta,
atau lebih dalam satu tahun buku.
 
Yayasan yang mempunyai kekayaan (diluar harta
wakaf) sebesar Rp. 20 Milyar atau lebih.

Dasar Hukum :
Pasal 48 UU No. 28 th 2004
Laporan keuangan Yayasan disusun berdasarkan
pembukuan, catatan, tulisan, dokumen keuangan/bukti
pembukuan dan data pendukung administrasi

keuangan
 
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku (PSAK)
 

Bentuk Laporan Keuangan
 
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum (PSAK), terdiri dari
 
Laporan posisi keuangan
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Laporan perubahan aktiva bersih
Catatan atas Laporan keuangan
 


 


Audit atas laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana untuk proyek/program tertentu
untuk suatu periode pelaporan tertentu.
 

Sesuai dengan kebutuhan/permintaan pemberi
dana, audit grant biasanya mencakup:
 





Audit atas laporan penerimaan dan pengeluaran
dana
Review atas kepatuhan terhadap perjanjian
dengan pemberi dana
Review atas sistem pengendalian intern
Review atas dana pendamping (cost
sharing/matching fund/counterpart
contribution/own means), termasuk ‘in kind’.

Laporan Auditor Khusus dipakai untuk
kepentingan pemberi dana

Dasar hukum:
 
Perjanjian dengan Pemberi Dana
 

Bentuk Laporan Keuangan
- Bentuk dan isi laporan keuangan ditentukan oleh pemberi

dana.
Contoh-contoh bentuk pelaporan (USAID dan EED)

Perencanaan (Planning)
 
Pelaksanaan (Performing)
 
Pelaporan (Reporting)



















Pemahaman atas bisnis/aktivitas
 
Pemahaman atas ‘control environment’
 
Pemahaman atas proses akuntansi
 
Analisa awal atas laporan keuangan
 
Penentuan materialitas
 
Penentuan risiko
 
Perencanaan test atas sistem pengendalian intern
 
Perencanaan test substantive
 
Perencanaan administrasi audit

Pelaksanaan test atas sistem pengendalian intern dan
evaluasi atas hasil test
 
Pelaksanaan test substantive dan evaluasi atas hasil
test

Laporan Audit

Untuk mengidentifikasi dan memahami kejadian, transaksi
dan praktek yang mempunyai pengaruh material atas
laporan keuangan
 
- Latar belakang
- Organisasi
- Operasi
- Keuangan
- Lainnya (contohnya : peraturan terkait)
 
Catatan : Perubahan-perubahan signifikan sejak audit
periode sebelumnya, related parties, going concern

Sumber informasi yang dipakai:
 - Audit sebelumnya
- Kunjungan ke klien
-

Diskusi dengan staff klien (direktur, manajer keuangan,
manajer akuntansi, internal auditor, direktur operasi, staff
IT, dll)

- Diskusi dengan auditor sebelumnya, konsultan hukum klien,
konsultan lainnya
- Disukusi dengan pihaik lain diluar klien (ahli ekonomi, ahli
hukum dan lain-lain)
- Publikasi yang berhubungan dengan business/aktivitas klien
- Undang-undang dan peraturan lainnya yang relevan
- Internet

‘The control environment sets the tone of an
organization, influencing the control consciousness
of its people. It is the foundation for effective
internal control, providing discipline and structure’

- Komunikasi dan penegakan integritas dan nilai-nilai etis
- Komitment pada kompetensi
- Partisipasi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
pengawasan (Komisaris Independen, Audit Komite, Dewan
Pengawas)
- ‘Management philosophy’ dan ‘operating style’
- Struktur organisasi
- Pemisahan tugas dan tanggung jawab
-

Kebijakan
SDM
(rekruitment,
orientasi, pelatihan,
evaluasi promosi, kompensasi, konflik resolution)

Memahami ‘transfer of information’ dari pemrosesan transaksi ke buku
besar dan
laporan keuangan.
 
- Jenis-jenis transaksi utama
- Prosedur dan sistem yang ada, baik secara ‘ computerized’ maupun
‘manual’
- Data-data keuangan terkait (‘computerized’ or ‘manual’), data pendukung
atas
akun-akun utama laporan keuangan dengan penekanan pada asal
transaksi,
pencatatan, dan pelaporan.
- Bagaimana sistem akuntansi yang ada mengakomodasi pencatatan atas
- transaksi lain di luar transaksi yang signifikan
- Pembuatan laporan keuangan, termasuk estimasi akuntansi yang
signifikan
dan ‘disclosure’

Catatan : Identifikasi atas sistem pengendalian
yang ada (preventive control, detection

control), Reliance on others (IT Specialist)

Identifikasi atas area-area yang membutuhkan audit
prosedur
yang
lebih
mendetail
karena
ketidaksesuaian
dengan ekspektasi.
 
- Analisa ratio
- Analisa budget (budget variance analysis)
- Perbandingan dengan industri yang sama

“Materialitas adalah besarnya informasi
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan
atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau
mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut”
 
Pertimbangan materialitas melibatkan
pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.

Mengidentifikasi risiko salah saji dalam laporan keuangan
berdasarkan pemahaman atas klien.
 
Risk factors:
 - Reporting risk
- Financial risk
- Governance risk
- Compliance risk
- External risk
- Market risk
- Operation risk
- People risk

Identifikasi risiko dilakukan dalam dua tingkatan:
 
Risiko salah saji dalam laporan keuangan
secara
keseluruhan
- Risiko salah saji dalam ‘specific audit assertion’
(akun)

Tanggapan terhadap resiko salah saji dalam laporan keuangan
secara keseluruhan:
 
- Meningkatkan ‘professional skepticism’
- Menugaskan staff yang lebih berpengalaman
- Mempertimbangkan kebijakan-kebijakan akuntansi
- Menggunakan test audit yang tidak terduga
- Mengubah jenis, waktu dan luas audit prosedur yang
dilakukan
- Menekankan ‘reliance on control’
- Menurunkan tingkat materialitas
- Review yang lebih mendalam dari Partner atau Manager
Audit
- Menggunakan ‘safeguard reviewer’

Tanggapan terhadap risiko salah saji dalam
‘specific audit assertion’ (akun)
 
- Memilih prosedur audit yang lebih efektif
- Melaksanakan prosedur audit lebih dekat ke
tanggal neraca
- Memperluas prosedur audit tertentu

Test atas pengendalian intern dilakukan untuk
mendapatkan bukti yang cukup bahwa sistem
pengendalian yang ada bekerja secara efektif
dalam mencegah dan/atau mendeteksi
kesalahan salah saji yang mungkin timbul.

Pertimbangan dalam meyusun prosedur test
atas pengendalian intern:
 
- Sifat dan desain dari sistem yang ada
- Intention to rely on system
- Period of reliance
- Ketersediaan data
- Efisiensi

Test substantive dilakukan sebagai response atas
penilaian risiko. Disamping itu, test substantive
perlu dilakukan terhadap jenis transaksi saldo,
akun dan ‘disclosure’ yang material

Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun
prosedur test substantive:
 
- Faktor risiko yang signifikan
- Kemungkinan salah saji akan terjadi
- Karakteristik transaksi, saldo akun dan
‘disclosure’ yang diharapkan
- Sistem pengendalian inter yang ada dan hasil
test atas sistem pengendalian intern

Pelaksanaan test atas sistem pengendalian
intern dan evaluasi atas hasil test
 
Pelaksanaan test substantive dan evaluasi
atas hasil test

-

Result and conclusion
Significant issues
Point outstanding
Unadjusted misstatements
Review of subsequent events
Financial statements checklist

Evaluasi atas biaya yang terjadi (dan dilaporkan ke pemberi dana) dapat
dibebankan ke proyek/program yang didanai dan didukung oleh bukti-bukti
yang memadai
 
Review atas perjanjian dengan pemberi dana
Review

atas laporan penggunaan dana, anggaran dan laporan kemajuan
proyek/program
Review

atas perjanjian dengan pihak ketiga

Review

atas sistem akuntansi

Review

atas kebijakan procurement

Review

atas penerimaan

Review

atas biaya-biaya yang dilaporkan

Review

atas uang muka program

Review

atas saldo sisa dana

 
 
 
 
 
 

 

Melakukan identifikasi atas bagian-bagian perjanjian dengan
pemberi dana yang mana jika tidak dipatuhi akan mempunyai
pengaruh yang material terhadap laporan penerimaan dan
penggunaan dana
 
Melakukan
assesment
atas
kemungkinan
ketidakpatuhan yang telah diidentifikasi

terjadinya

 
Melakukan testing untuk menentukan
  Pembayaran telah dilakukan sesuai dengan perjanjian
 Dana telah digunakan sesuai dengan tujuan proyek/program
 Biaya yang terjadi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
 Kepatuhan lainnya (jumlah/komposisi/ porsi dana pendamping,
komposisi biaya program dan biaya administrasi, dll)

Melakukan review untuk mendapatkan pemahaman atas sistem pengendalian
intern
 
Melakukan penentuan risiko (inherent risk, control risk dan detection risk)
 
Melakukan evaluasi atas ‘control environment’, keandalan sistem akuntansi dan
prosedur yang ada.
 
Melakukan testing atas sistem pengendalian intern yang berhubungan dengan:
 Pembebanan biaya telah sesuai dan didukung dengan bukti yang memadai
 Manajemen kas dan bank
 Procurement
 Manajemen personil
 Manajemen aktiva tetap
 Kepatuhan terhadap perjanjian dengan pemberi dana.
 Pembebanan dana pendamping

 

Review atas perjanjian dengan pemberi dana untuk
menentukan bahwa dana pendamping yang dilaporkan ke
pemberi dana dapat dibebankan ke proyek/program
 
Review atas bukti-bukti yang mendukung pembebanan
dana pendamping
 
Review atas ‘reasonableness’ dari dana pendamping dalam
bentuk ‘in kind’



Legalitas



Sistem dan prosedur keuangan



Kebijakan intern



Perjanjian-perjanjian utama



Laporan keuangan



Anggaran



Laporan manajemen



Buku besar



Buku pendukung



Laporan kemajuan proyek/program

Gaji dan kompensasi lainnya
 
Daftar Gaji, Kontrak Kerja, Daftar Hadir/Time sheet,
Allocation basis

Biaya perjalanan
 
Persetujuan Perjalanan Dinas, Bukti perjalanan (tiket, boarding
pass), bukti pembayaran (invoice), laporan hasil perjalanan
dinas (laporan monitoring dll).

Training/seminar/workshop/meeting
Daftar hadir, rekapan biaya, CV Pembicara, Makalah,
proceeding

Sewa
 

Perjanjian/kontrak

Grant making
 
Perjanjian dengan sub-grants, bukti transfer, laporan
pertanggung jawaban sub grants, bukti-bukti
pengeluaran sub grant (jika disyaratkan), laporan hasil
monitoring atas sub-grant, laporan kemajuan
proyek/program yang dibuat oleh sub-grant

Aktiva tetap
 
Daftar Aktiva (Tanggal pembelian, Sumber Dana, Harga
Perolehan, Lokasi, Pemakai, Kondisi, Perhitungan
depresiasi), Bukti-bukti kepemilikan

Procurement
 
Quotations, Selection Process

Perpajakan
 

SPT Bulanan dan tahunan, SSP, Bukti Potong