Pemilihan Sampling Audit Dan Implementasi Audit Berbasis Risiko Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Keuangan berhubungan dengan audit secara bebas terutama terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keungan (Soemarso, 2010:8). Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dicakup seperti memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan (Soemarso, 2010:8).

Perkembangan risiko usaha yang terus berkembang dan dapat mengancam sustainbilitas usaha perusahaan memerlukan pengelolaan risiko yang efektif dan efisien. Pengelolaan risiko yang efektif dapat diwujudkan dengan pengendalian internal efektif yang dilakukan oleh unit satuan pengendalian intern perusahaan (Mulyono, 2011).

Salah satu paradigma baru dalam audit adalah melakukan audit berbasis risiko. Pentingnya penilaian risiko pada teori audit maupun praktik audit yang

menunjukkan bahwa audit adalah “recursive process of evidence-driven, belifebased risk assessment” (Martinis et al, 2011). Standar audit terbaru di USA The Public Company Accounting Oversight Board (2010) juga menegaskan kembali pentingnya penilaian risiko oleh auditor (Martinis Et Al, 2011).

Laporan Keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak


(2)

eksternal perusahaan (Feny & Yohanes, 2012). Dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan dan dapat diandalkan, kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit diukur sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Feny & Yohanes, 2012).

Keputusan ekonomi biasanya hanya didasarkan atas informasi yang tersedia bagi para pengambil keputusan. Untuk memperoleh manfaat terbaik para pengguna harus memiliki informasi ekonomi yang relevan dan handal (Dan M. Guy, 2002:4).

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan (Mulyadi, 2002:2).

Akuntan publik disebut sebagai akuntan independen yang memberikan jasanya kepada pihak yang membutuhkan dan mereka bekerja secara bebas tanpa adanya tekanan (Ely Suhayati & Siti Kurnia Rahayu, 2009:5). Akuntan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan


(3)

standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten (I Gusti Agung Rai, 2009:3).

Profesi auditor menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir ini (Feny & Yohanes, 2012). Mengingat pentingnya fungsi akuntan publik maka diperlukan berbagai upaya untuk menjaga kualitas jasa profesi akuntan publik agar kepercayaan masyarakat terhadap profesi ini tidak berkurang setelah berbagai kasus corporate failure yang terjadi baik di dalam maupun di luar negri (Feny & Yohanes, 2012).

Setiap profesi selalu dikaitkan dengan kualitas layanan yang dihasilkannya, tidak terkecuali akuntan publik (Rahmat Febrianto, 2009).

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing, kualitas audit tentu saja mengacu pada standar yang berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan (Rahmat Febrianto, 2009).

Zaenal dan Rheny (2008), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya. Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak (Independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi (Sukrisno Agoes, 2012).

Kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi auditor dimana auditor yang kompeten adalah auditor yang bisa menemukan adanya


(4)

pelanggaran sedangkan auditor yang independen adalah auditor yang "bersedia melaporkan" pelanggaran tersebut (Rahmat Febrianto, 2009).

Pernyataan di atas didasarkan pada asumsi DeAngelo bahwa kualitas ditentukan dari sisi suplai audit saja, yaitu dari sisi auditor, tidak dari sisi permintaan yaitu klien, konsekuensi dari asumsi tersebut adalah DeAngelo hanya mempertimbangkan kualitas atas dasar apa yang bisa diberikan oleh auditor, bukan apa yang juga diminta atau dibutuhkan oleh klien (Rahmat Febrianto, 2009).

Pertanyaan masyarakat tentang kualitas audit yang dilakukan akuntan publik bertambah besar setelah terjadi beberapa kasus yang berkaitan dengan hasil audit para akuntan publik (Feny & Yohanes, 2012).

Kinerja auditor menjadi sorotan banyak kalangan, hal ini tidak dapat dilepaskan dari terjadinya beberapa skandal besar yang telah melibatkan auditor professional (Rizky Aulia, 2012).

Faktor lain yang juga penting dalam mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman. Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama, benda, alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan (Tri, 2008).

Seorang auditor harus memiliki pengetahuan umum untuk memahami entitas yang diaudit dan membantu pelaksanaan audit, pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk melakukan review analitis, pengetahuan teori organisasi untuk memahami suatu organisas (I Gusti Agung Rai,2008:64).


(5)

Dapat dikatakan bahwa dalam rangka pencapaian keahlian, seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam bidang audit, pengetahuan ini bisa didapat dari pendidikan formalnya yang diperluas dan ditambah antara lain melalui pelatihan auditor dan pengalaman-pengalaman dalam praktik audit (Putri Noviyani,2008).

Di Indonesia terdapat kasus “kesalahan pencatatan” laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk. Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM), diduga terlibat dalam aksi penggelembungan tersebut. Memang, belakangan Kimia Farma dan HTM mengoreksi laporan keuangan tersebut, mereka beralasan telah terjadi “kesalahan pencatatan”, sebuah alasan yang melanggar akal sehat masyarakat karena diketahui bahwa KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa adalah KAP yang berpengalaman dan masuk ke dalam big four. Menurut pihak PT. Kimia Farma menduga ketidakwajaran tersebut mungkin berbeda di posa inventory stock. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut (Robinson Simbolon, 2002).

Kesalahan dalam penyajian laporan keuangan juga terjadi pada PT. KAI (Kereta Api Indonesia). Dituliskan dalam laporan keuangan bahwa PT. KAI mengalami keuntungan sebesar 6,9 Miliar, sedangkan setelah diteiliti dan diuji lebih rinci dikatakan bahwa pada kenyataannya PT. KAI menderita kerugian sebesar 63 miliar. Terjadi kesalahan pencatatan atau salah saji laporan keuangan


(6)

karena kurangnya kontrol audit yang berbasis risiko dalam campur tangan auditor internal.

Ada juga kasus penyuapan yang terjadi pada Allianz 2012 demi meraup keuntungan sebesar mungkin sehingga bekerja sama dengan auditor untuk memanipulasi laporan keuangan dan kasus pada PT. TELKOM yang terjadi pemanipulasian laporan keuangan yang dilakukan oleh direktur utama PT. TELKOM pada tahun 2012. Dimana yang dilakukan oleh pihak internal baik manajemen atau akuntan publik atau auditor telah melakukan pelanggaran yang dimana kurangnya penerapan audit berbasis risiko baik yang sudah berpengalaman sekalipun dan dalam pemilihan sampling dalam proses audit guna mendeteksi apakah terjadi salah saji atas penyajian laporan keuangan tersebut.

Pengalaman audit merupakan proksi dari keahlian auditor yang akan menentukan pembentukan pertimbangan auditor, berbagai penelitian menunjukan semakin berpengalaman auditor maka semakin mampu ia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks (Tri, 2005).

Pengetahuan dan pengalaman merupakan keahlian yang berhubungan dengan profesionalisme dalam akuntansi yang diperlukan dalam auditing karena itu pengetahuan dan pengalaman merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seorang auditor (Rahmat Febrianto, 2009).

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pemilihan Sampling Audit dan Implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit”.


(7)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Masih adanya kesalahan yang dilakukan oleh auditor dalam melakukan audit yaitu dalam memilih sampling audit sebagai bukti audit dan mendeteksi kecurangan yang dilakukan klien walaupun auditor sudah berpengalaman sehingga mengakibatkan kualitas audit yang dihasilkan kurang baik dan tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

2. Masih kurangnya penerapan dan penggunaan audit berbasis risiko yang dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan pengauditan laporan keuangan dan penentuan sampling audit yang diambil.

3. Auditor yang sudah berpengalaman dalam mengaudit terutama dalam pemilihan sampling dan implementasi audit berbasis risiko seharusnya mampu menghasilkan kualitas audit yang baik dan memberikan informasi serta opini yang sebenar-benarnya atas pengauditan laporan keuangan.


(8)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh pemilihan Sampling Audit terhadap Kualitas Audit

2. Seberapa besar pengaruh pemilihan Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit

3. Seberapa besar pengaruh pemilihan Sampling Audit dan implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kulitas Audit.\

4. Seberapa besar hubungan pemilihan Sampling Audit dan implementasi Audit Berbasis Risiko.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan hasil Audit (Audit Quality) yang dikeluarkan oleh auditor terhadap pemilihan sampling audit dan penerapan Audit Berbasis Risiko.

1.4.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemilihan sampling audit terhadap Kualitas Audit.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi audit berbasis risiko terhadap Kualitas Audit.


(9)

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh pemilihan sampling audit dan implementasi audit berbasis risiko dalam menghasilkan kualitas audit yang baik dan terpercaya.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuann kepada organisasi tentang Pemilihan Sampling Audit dan Implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit.

1.5.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, informasi dan pengetahuan tentang pengaruh Pemilihan Sampling Audit dan Implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat menjadi referensi ilmiah tentang Pemilihan Sampling Audit dan Implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit pada Auditor di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

2. Bagi Penulis

Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan dan juga memperoleh gambaran langsung bagaimana Pemilihan Sampling Audit dan Implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit pada beberapa Kantor Akuntan Publik di kota Bandung.


(10)

3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk perbaikan atau pengembangan materi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji di bidang atau masalah yang sama.

4. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi bagi para auditor baik yang berprofesi sebagai internal auditor maupun eksternal auditor dalam melakukan pengauditan.


(11)

11 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sampling Audit

2.1.1.1 Pengertian Sampling Audit

Menurut P. Teddy Setya dan M. Hadlari (2008) mendefinisikan bahwa:

“Sampling adalah penelitian kurang dari 100%, karena dalam sampling pengujian tidak dilakukan terhadap seluruh anggota populasi.

Menurut Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga PSAP nomor 26 mendefinisikan bahwa:

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Menurut Standar Audit (PSA No. 26) mendefinisikan Sampling Audit adalah sebagai:

“Penerapan Prosedur Audit terhadap kurang dari 100% nilai ketidakyakinan dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi, dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut”.

Berdasarkan pengertian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Sampling audit adalah suatu penerapan prosedur Audit yang dilakukan terhadap kurang dari 100% nilai suatu saldo akun atau transaksi dimana sampling tersebut


(12)

tidak dilakukan terhadap seluruh populasi atau transaksi yang ada dengan tujuan untuk menilai kebeneran beberapa karakteristik saldo akun ataupun kelompok transaksi tersebut.

Dalam melaksanakan sampling Audit, seorang Auditor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (P. Teddy Setya dan M. Hadlari (2008):

1. Perencanaan (Planning) yaitu jika sampling audit digunakan, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara tujuan pengendalian manajemen/intern dan juga mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ukuran sampel (besarnya sampel).

2. Pemilihan (Selection) yaitu bahwa pemilihan sampel harus dilakukan terhadap item-item yang bisa mewakili (representative) yang ada dalam populasi.

3. Evaluasi (Evaluation) yaitu auditor harus menilai hasil sampel dari item-item sampel yang telah dipilih dan harus mempertimbangkan resiko sampling. Selain itu auditor juga mempertimbangkan aspek kualitatif dari hasil sampling.

Ketiga hal di atas merupakan permasalahan yang dihadapi auditor dalam pelaksanaan sampling audit. Namun permasalahan yang sangat penting dalam sampling audit adalah apakah sampel yang diambil dari populasi tersebut telah mewakili karakteristik yang ada dalam populasi atau belum.


(13)

2.1.1.2 Indikator Sampling Audit

Menurut P. Teddy Setya dan M. Hadlari (2008) indikator dari Sampling Audit dapat diukur dari :

1. Unit Populasi 2. Standar Deviasi

3. Tingkat keyakinan atau keandalan (confidence level) 4. Kesalahan Sampling

2.1.2 Audit Berbasis Risiko

2.1.2.1 Pengertian Audit Berbasis Risiko

Menurut Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S mendefinisikan risiko merupakan:

“Suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi”

Menurut Agus Widarsono (2009) menyatakan bahwa:

“Risiko Audit merupakan risiko kesalahan dalam memberikan pendapat wajar

tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara material.”

Menurut Yudadisastra (2010) mendefinisikan risiko secara umum sebagai berikut :

“Suatu kejadian/kondisi yang berkaitan dengan hambatan dalam pencapaian tujuan. Pengertian risiko berkaitan dengan ”adanya tujuan” sehingga apabila tidak ada tujuan yang ditetapkan maka tidak ada risiko yang harus dihadapi”.

Menurut Supono dan Agus Yulianto (2007) mendefinisikan perencanaan audit berbasis risiko merupakan:


(14)

“upaya audit intern dalam rangka melaksanakan perannya selaku bagian dari manajemen untuk membantu manajemen memperbesar kemungkinan pencapaian tujuan organisasi”.

Menurut Supono dan Agus Yulianto (2010) mendefinisikan bahwa:

“Perbedaan pendekatan audit berpeduli risiko dengan pendekatan audit konvensional adalah pada metodologi yang digunakan dimana auditor mengurangi perhatian pada pengujian transaksi individual dan lebih berfokus pada pengujian atas sistem dan proses bagaimana manajemen mengatasi hambatan pencapaian tujuan, serta berusaha untuk membantu manajemen mengatasi (mengalihkan) hambatan yang dikarenakan faktor risiko dalam pengambilan keputusan”.

2.1.1.2 Indikator Audit Berbasis Risiko

Indikator audit berbasis risiko adalah sebagai berikut : 1. Fokus Audit terhadap Risiko 2. Respon Audit

3. Pengujian 4. Metode 5. Rekomendasi 6. Laporan Audit

7. Peran audit dalam organisasi

2.1.3 Kualitas Audit

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit

Menurut De Angelo dalam Justinia Castellani (2008) mendefinisikan kualitas audit adalah:


(15)

“Kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien”.

Menurut Akmal (2006:65) mendefinisikan kualitas adalah sebagai berikut:

“Kualitas adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh subjek/objek untuk memperoleh tingkat kepuasan, sehingga akan menimbulkan hasrat subjek/objek

untuk menilai suatu kegiatan tersebut”.

Menurut Sososutikno (2003) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Kualitas Audit adalah probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan

melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:20) mendefinisikan adalah sebagai berikut :

“Audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi

standar auditing”.

Dari definisi di atas kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dimana dalam melakukan audit auditor dapat menemukan kesalahan klien dan melaporkannya.

2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit

Indikator kualitas audit menurut Justiana Castellani (2008) adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Administrasi akhir


(16)

4. Kemampuan menemukan kesalahan 5. Keberanian melaporkan kesalahan

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Sampling Audit dengan Kualitas Audit

Menurut Sugiyono, 2002 mengatakan bahwa

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Menurut Arens, 2008 menyatakan bahwa bukti audit adalah:

“setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah

informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”. Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga menyatakan bahwa:

“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”.

Menurut Ulfert Gronewold, 2006 menyatakan bahwa:

“Kualitas Audit, diukur dengan kebenaran penilaian persuasive atas bukti, secara langsung tergantung pada apakah bukti yang digunakan untuk merekonstruksi realitas yang relevan sesuai bilai keabsahan bukti tersebut”.

2.2.2 Hubungan Audit Berbasis Risiko dengan Kualitas Audit

Menurut Christine Diane, 2010 menyatakan bahwa Audit berbasis risiko adalah:


(17)

“Metodologi pemeriksaan yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola dalam batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi”.

Menurut Sososutikno (2003) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Kualitas Audit adalah probabilitas seorang auditor dapat

menemuPengalaman yang dimiliki oleh akuntan publik atau auditor seharusnya mampu menghasilkan kualitas audit yang baik dan memberikan informasi serta opini yang sebenar-benarnya atas pengauditan laporan keuangankan dan

melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien”.

Di dalam Pernyataan Standar Audit no. 20 dituliskan bahwa:

“Risiko Audit meliputi ketidakpastian yang disebabkan oleh sampling dan ketidakpastian yang disebabkan oleh faktor-faktor selain sampling. Aspek-aspek risiko audit adalah risiko sampling dan risiko non sampling”.

Menurut Mayangsari ( 2003 ) mengatakan :

“Masalah timbul ketika banyak terjadi kegagalan audit (audit failures) menyangkut opini going concern”.

Untuk pendekatan yang berorientasi proses, Li Dang (2004) juga O’Keefe

et al. (1994) berpendapat bahwa:

“dalam konteks Amerika Serikat, kualitas keputusan diukur dengan: (i) tingkat kepatuhan auditor terhadap General Acceptance on Auditing Standards (GAAS); (ii) tingkat spesialisasi auditor dalam industri tertentu. Bagi pendekatan


(18)

yang berorientasi hasil, Francis (2004) mengukur kualitas audit melalui hasil audit”.

Menurut Hironori dan Mock, 2011 menyatakan bahwa:

“Penilaian audit tentang klien akan dipengaruhi oleh pendekatan yang

dilakukan, perencanaan, penilaian risiko dan menginpretasikan bukti audit”.

2.2.3 Paradigma Pemikiran

Gambar 2.1 Paradigma Berpikir Sampling Audit

Audit Berbasis Risiko


(19)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2010:63) definisi Hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna”.

Menurut Sugiyono (2011:64) hipotesis penelitian adalah:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara dimana belum teruji kebenarannya sehingga harus dilakukan pengujian terlebih dahulu.

Maka hipotesis penelitian ini berdasarkan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:

H1: Pemilihan Sampling Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H2: Penerapan Audit Berbasis Risiko berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H3: Pemilihan Sampling Audit dan Penerapan Audit Berbasis Risiko


(20)

20

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu.

Menurut Umi Narimawati (2010:127) metode penelitian adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2011:29) metode deskriptif adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil peneliti tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif ini digunakan dengan tujuan menggambarkan suatu hasil peneliti dimana sebelumnya telah diolah dan diproses dengan menggunakan teori-teori yang telah dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Metode verifikatif menurut mashuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan


(21)

dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan”.

Menurut Sugiyono (2011:8) mendefinisikan metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Variabel X1 dan X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji

teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik, maka akan mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Sebelum melakukan penelitian ada baiknya penulis menentukan jenis dan indikator dari masing-masing variabel yang terkait dengan membuat operasional variabel dimana ini akan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro (2002:69) dalam Umi Narimawati (2010:31) mendefinisikan operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:


(22)

“Operasionalisasi variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih

baik”.

Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2011:38) sebagai berikut:

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent variable)

Menurut Sugiyono (2011: 39) menyatakan bahwa :

“Variable bebas (independent) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependent

(terikat)”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko.

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Menurut Sugiyono (2011: 39) menyatakan bahwa :

“Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau


(23)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kualitas Audit.

Jenis skala pengukuran yang digunakan yaitu ordinal, dimana oleh Zainal Mustafa (2009:55) dikemukakan bahwa :

”Skala Ordinal merupakan suatu instrument yang menghasilkan nilai atau skor yang bertingkat atau berjenjang (bergradasi)”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.1


(24)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Ukur

Sampling Audit (X1)

penerapan prosedur Audit yang dilakukan terhadap kurang dari 100% nilai suatu saldo akun atau transaksi dimana sampling tersebut tidak dilakukan terhadap seluruh populasi atau transaksi yang ada dengan tujuan untuk menilai

kebeneran beberapa

karakteristik saldo akun ataupun kelompok transaksi tersebut (Standar Audit, PSA no. 26)

1. Unit Populasi 2. Standar Deviasi 3. Tingkat keyakinan

atau keandalan

(confidence level) 4. Kesalahan Sampling 5. Rangkuman Ordinal Audit Berbasis Risiko (X2)

Membawa suatu metodologi audit yang dapat dijalankan

oleh auditor dalam

pelaksanan penugasan

auditnya melalui pendekatan dan pemahaman atas risiko yang harus diantisipasi, dihadapi, atau dialihkan oleh manajemen untuk mencapai tujuan

1.Fokus Audit terhadap Risiko

2. Respon Audit 3. Pengujian 4. Metode 5. Rekomendasi 6. Laporan Audit 7. Peran audit dalam organisasi

Ordinal

Kualitas Audit (Y)

Probabilitas seorang auditor

dapat menemukan dan

melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Sososutikno, 2003) 1.Perencanaan 2.Pelaksanaan 3.Administrasi Akhir 4.Kemampuan 5.Menemukan kesalahan 6.Keberanian melaporkan kesalahan Ordinal


(25)

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data Primer dan Sekunder.

Menurut Sugiyono (2011:137) data primer sebagai berikut:

“Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Sumber data primer yang diperoleh pada masing-masing variabel adalah melalui cara menyebarkan kuesioner pada auditor eksternal yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:137) data sekunder adalah:

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data”.

Sumber data sekunder peneliti diperoleh dari informasi mengenai penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain, jurnal dan artikel.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) definisi populasi adalah sebagai berikut:

“wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan auditor yang bekerja pada KAP yang berdomisili di Kota Bandung.


(26)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No KAP Alamat

1 KAP Abubakar Usman & Rekan (CAB) Jl. Abdurahman Saleh No. 40 Lantai 2 Bandung

2 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (CAB)

Jl. Rajamantri 1 No. 12 Buah Batu Bandung

3 KAP AF. Rachman & Soetjipto WS Jl. Pasir Luyu Raya No. 36 Bandung 4 KAP Asep Rianita Manshur &Suharyono

(CAB) Jl. Wartawan II No. 16A

5 KAP Drs. Atang Djaelani Jl. Jendral Sudirman No. 725

6 KAP Drs. Dadi Muchidin Melong Nirwana Residence Blok A No. 4

Bandung

7 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan Jl. Dr. Slamet No. 55 8 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang &

Ali (CAB) Jl. Haruman No. 2 Bandung

9 KAp Ekamasni, Bustaman & Rekan (CAB) Jl. Wastu Kencana No. 5

10 KAP Drs. Gunawan Sudrajat Komplek Taman Golf Arcamani Endah, Jl

Golf Timur Bandung 11 KAP Prof. Dr. H. TB Hasanuddin, Msc &

Rekan

Metro Trade Center Blok F No. 29, Jl. Soekarno Hatta Bandung

12 KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan Metro Trade Center Blok C No. 5, Jl. Soekarno Hatta Bandung

13 KAP Heliantono & Rekan (CAB) Jl. Sangkuriang No. B1

14 KAP Drs. Jajat Marjat Jl. Pasir Luyu Timur No. 125 Bandung

15 KAP Jojo Sunarjo & Rekan (CAB) Jl. Ketuk Tilu No. 38 Bandung

16 KAP Drs. Joseph Munthe, MS Jl. Terusan Jakarta No. 20 Bandung

17 KAP Drs. Karel & Widyarta Jl. Hariangbanga No. 15 Bandung

18 KAP Koesbandijah, Beddy Sasmi & Setiasih Jl. H. P. Hasan Mustafa No. 58 Bandung 19 KAP Drs. La Midjan & Rekan Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bandung

20 KAP Moch. Zainuddin, SUkmadi &Rekan Jl. Melong Asih No. 69 B Lantai 2 Cijerah Bandung

21 KAP Peddy HF. Dasuki Jl. Jupiter Utama D.2 No. 4 Margahayu

Selatan Bandung

22 KAP Drs. R. Hidayat Effendy Komplek Margahayu Raya, Jl. Tata Surya

No. 18 Bandung

23 KAP Risman & Arifin Metro Trade Center Blok A.1 No. 17, Jl.

Soekarno Hatta No. 590 Bandung

24 KAP Roebiandini & Rekan Jl. Sidoluhur No. 26 RT 004/007 Kel.

Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Bandung

25 KAP Drs. Ronald Haryanto Jl. SUkahaji No. 36A Bandung

26 KAP Sabar & Rekan Jl. Kancra No. 62 Buah Batu Bandung

27 KAP Drs. Sanusi & Rekan Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No. 76 C

Bandung

28 KAP SUgiono Poulus, SE.Ak., MBA Jl. Cempaka No. 114 Bandung

29 KAP Dra. Yati Ruhiyati

Jl. Ujung Berung Indah Berseri I Blok 9 No. 4 Komplek Ujung Berung Indah Bandung


(27)

Berdasarkan data di atas hanya 14 KAP yang bersedia untuk dilakukan penelitian dimana 15 KAP menolak dilakukan penelitian dengan alasan terlambat memberikan dan mengembalikan kuisioner.

3.4.2 Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:116) sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”

Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang benar-benar dapat mewakili (Representative) dan dapat menggambarkan populasi sebenarnya. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

Dengan berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002:109) yang menyatakan bahwa:

“Untuk pedoman umum dapat dilaksanakan bahwa bila populasi di bawah 100 orang, maka dapat digunakan sampel 50% dan jika di atas 100 orang,


(28)

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No KAP Jumlah

Responden

1 KAP Abubakar Usman & Rekan (cab) 2

2 KAP Prof. Dr. H. TB. Hasanuddin & Rekan 4

3 KAP AF. Rachman & Soetjipto WS 4

4 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan 3

5 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang &

Ali (cab) 12

6 KAP Dra. Yati Ruhiyati 4

7 KAP Drs. Joseph. Munthe, MS. Ak. 3

8 KAP Sugiono Poulus 1

9 KAP Drs. La Mijdan & Rekan 3

10 KAP Drs. Atang Djaelani 3

11 KAP Moch. Zainuddin & Sukmadi 4

12 KAP Roebiandini & Rekan 3

13 KAP Sanusi & Rekan 3

14 KAP Drs. Gunawan Sudrajat 1

Total responden 50

Sumber data telah diolah, 2015

Berdasarkan data di atas terdapat 50 responden yang didapat dari 14 sampel yang akan diolah datanya.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada beberapa Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di Kota Bandung.

Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai objek yang diteliti, maka penulis melaksanakan penelitian pada waktu yang telah ditentukan oleh Kantor Akuntan Publik tersebut. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Februari 2015 sampai dengan September 2015.


(29)

Tabel 3.4

Deskripsi Kegiatan Penelitian

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian kepustakaan (Library Research).

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Menurut Umi Narimawati (2010:39) observasi sebagai berikut : No Deskripsi Kegiatan

2015

Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept

1

Pra Survei :

a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan

2

Usulan Penelitian :

a. Penulisan UP b. Bimbingan UP

c. Sidang UP d. Revisi UP

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Penyusunan Skripsi

a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi

d. Pengumpulan Draf Skripsi


(30)

“Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Dalam penelitian ini bertintak sebagai nonpartisipan. Observasi nonpartisipan adalah peneliti tidak terlibat langsung dengan objek yang diamati. Peneliti hanya sebagai pengamat independen.

b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengancara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.

c. Kuisioner, teknik kuisioner yang penulis gunakan adalah kuisioner tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah auditor, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (textbook), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.


(31)

Tabel 3.5

Bobot Penilaian Kuisioner

Jawaban Bobot Nilai

Positif (+) Negatif (-)

Selalu/Sangat 5 1

Seringkali 4 2

Ada kalanya/Cukup 3 3

Jarang/Kurang 2 4

Tidak Pernah / Tidak 1 5

3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kuantitatif.

Analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2012:8) menyatakan bahwa :

“Metode penelitian kuantitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,

melakukan analisis, dan membuat laporan peneliti secara mendetail”.


(32)

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik

yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal, karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.

Menurut Sugiyono (2012:9) analisis Kualitatif menyatakan bahwa :

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpostivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dan

generalisasi”.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1 dan X2, dan Y peneliti menggunakan metode kualitatif. Analisis yang


(33)

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan.

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati (2010:49), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

 Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).


(34)

 Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Ketentuan untuk melihat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.6

Tingkat Keeratan Korelasi

b. Perhitungan Jalur Pada Sub Struktur Pertama

Pada sub struktur yang pertama variabel X1 sebagai variabel independen (eksogenus variabel) dan X2 sebagai variabel dependen (endogenus variabel). Selanjutnya untuk menguji pengaruh X1 terhadap X2 ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung Koefisien Jalur

Karena variabel independen hanya satu variabel (X1), maka nilai koefisien korelasi sekaligus menjadi koefisien jalur.

PX2X1 = rX2X1

2) Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi diperoleh dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien jalur seperti berikut:


(35)

Sedangkan nilai epsilon (ɛ1) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ɛ1 = 1 - R2X2X1

c. Perhitungan Koefisien Jalur Pada Struktur Kedua 1) Koefisien Jalur

Koefisien jalur mengindikasikan besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi atau dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen. Untuk lebih memperjelas setiap koefisien jalur dapat dilihat pada sebuah path diagram. Perhatikan kembali gambar 3.1 dapat kita lihat koefisien-koefisien jalur sebagai berikut:

a. Pyx1 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X1 terhadap Y

b. Pyx2 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X2 terhadap Y

Secara manual, koefisien jalur dapat dihitung dengan cara melakukan perkalian antara matriks invers korelasi antar variabel eksogen dengan matriks korelasi antara variabel ekosgen dengan variabel endogen menggunakan rumus sebagai berikut:

[

] [ ]

2) Besar Kontribusi Pengaruh Gabungan (R2)

Adapun besar kontribusi pengaruh gabungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

[ ] [ ] Dimana:


(36)

�yX2 = Koefisien jalur X2 terhadap Y

ryx = Korelasi antara variabel eksogen dengan variabel endogen

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan nilai R2 dapat diidentifikasi faktor residual (e) yang merupakan besar kontribusi pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti (epsilon).

Nilai epsilon dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

R2y(x1x2) = Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y

3.6.2 Perancangan Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji signifikansi (kebermaknaan) pengaruh yang diberikan oleh variabel eksogen secara bersama (simultan) terhadap variabel endogen.

Rumus uji F yang digunakan adalah:

Keterangan:

R2 = koefisien kolerasi ganda k = jumlah variabel eksogen n = jumlah anggota sampel


(37)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel eksogen secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka Ho yang menyatakan bahwa variasi

perubahan nilai variabel eksogen dapat menjelaskan perubahan nilai variabel endogen, namun sebaliknya jika nilai jika nilai Fhitung < Ftabel maka variasi

perubahan nilai variabel eksogen tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel endogen.

1) Rumusan Hipotesis

Ho : �Yx1= �Yx2= 0 Secara simultan X1 dan X2 tidak berpengaruh signifikan

terhadap Y.

Ho : �Yx1≠ �Yx2≠ 0 Secara simultan X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap

Y.

2) Menentukan nilai signifikansi

Nilai signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05 dikarenakan nilai signifikansi tersebut merupakan nilai yang paling umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

3) Menentukan nilai Ftabel

Nilai Ftabel diperoleh dari tabel distribusi F pada taraf signifikansi 5%

dengan dk1 = 2 (banyaknya variabel eksogen (k)) dan dk2 = n(banyaknya

sampel)-k-1. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

 Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel


(38)

 Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel

eksogen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen.

Secara visual, daerah penolakan dan penerimaan Ho dapat dilihat pada

gambar kurva pengujian hipotesis simultan seperti berikut:

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Ftabel

4) Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0.05.

b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk menguji kebermaknaan pengaruh dari masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen, maka dilakukan uji t dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

1) Pengaruh X1 terhadap Y

Ho : �yx1 = 0 Secara parsial X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

Ha : �yx1 ≠ 0 Secara parsial X1 berpengaruh signifikan terhadap Y

2) Pengaruh X2 terhadap Y

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0


(39)

Ho : �yx2 = 0 Secara parsial X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

Ha : �yx2 ≠ 0 Secara parsial X2 berpengaruh signifikan terhadap Y. Nilai statistik t, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

β = Koefisien regresi

Sei = Standar eror dari koefisien regresi Kriteria Pengujian:

 Ho ditolak apabila thitung > dari ttabel(α=0,05)

 Ho diterima apabila thitung < dari ttabel(α=0,05)

Secara visual, daerah penolakan dan penerimaan Ho dapat dilihat pada gambar kurva pengujian hipotesis seperti berikut:

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (Uji t)

5) Penarikan Kesimpulan

Daerah penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

0 Daerah


(40)

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan pada hasil kriteria yang telah dijelaskan diatas, juga dari teori-teori yang mendukung.

6) Besar Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Untuk mengetahui lebih detail mengenai seberapa besar pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel eksogen terhadap variabel endogen, dapat dilihat pada uraian berikut di bawah ini:

a. Pengaruh X1 terhadap Y

(i) Pengaruh Langsung = (ρyx1)2

(ii) Pengaruh Tidak Langsung = (ρyx1) x (rX2X1) x (ρyx2)

(iii) Total pengaruh = ((ρyx1)2+ (ρyx1) x (rX2X1) x (ρyx2))

b. Pengaruh X2 terhadap Y

(i) Pengaruh Langsung = (ρyx2)2

(ii) Pengaruh Tidak Langsung = (ρyx2) x (rX2X1) x (ρyx1)


(41)

42 4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pemilihan sampling audit dan implementasi audit berbasisi risiko terhadap kualitas audit. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis verifikatif dan analisis path sebagai alat bantu dalam pengambilan kesimpulan.

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif 4.1.1.1 Pengujian Alat Analisis

Sebelum dianalisis, data hasil penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menguji apakah alat ukur yang digunakan berupa butir item pernyataan yang diajukan kepada responden telah mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini.

4.1.1.2 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang


(42)

digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson product moment. Apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r tabel (n = 50) 0,279, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner kedua variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Sampling Audit (X1) Item

Pertanyaan

Validitas

R hitung R table Kesimpulan

1 0,689 0,279 Valid

2 0,649 0,279 Valid

3 0,583 0,279 Valid

4 0,457 0,279 Valid

5 0,593 0,279 Valid

6 0,597 0,279 Valid

7 0,304 0,279 Valid

8 0,736 0,279 Valid

9 0,350 0,279 Valid


(43)

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Audit Berbasis Risiko (X2) Item

Pertanyaan

Validitas

R hitung R table Kesimpulan

1 0,620 0,279 Valid

2 0,647 0,279 Valid

3 0,341 0,279 Valid

4 0,456 0,279 Valid

5 0,410 0,279 Valid

6 0,420 0,279 Valid

7 0,729 0,279 Valid

8 0,797 0,279 Valid

9 0,560 0,279 Valid

10 0,793 0,279 Valid

11 0,714 0,279 Valid

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit (Y)

Item Pertanyaan

Validitas

R hitung R table Kesimpulan

1 0,794 0,279 Valid

2 0,597 0,279 Valid

3 0,450 0,279 Valid

4 0,688 0,279 Valid

5 0,826 0,279 Valid

Pada ketiga tabel diatas dapat dilihat untuk hasil uji validitas yang menunjukkan bahwa terdapat seluruh instrumen penelitian memiliki nilai r kritis lebih

besar dari 0,279, sehingga instrument-instrumen tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.


(44)

4.1.1.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih besar dari pada 0,70. Adapun hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus Alpha Cronbach diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Reliabilitas

R Kritis Titik Kritis Kesimpulan

Sampling Audit 0,729 0,700 Reliabel

Audit Berbasis Risiko 0,804 0,700 Reliabel

Kualitas Audit 0,710 0,700 Reliabel

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,70 hasil ini menunjukkan bahwa butir

kuesioner pada masing variabel andal untuk mengukur variabelnya masing-masing.

4.1.1.4 Analisis Deskriptif Data Responden

Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk mengetahui identitas responden, melalui penyebaran kuesioner kepada 50 responden yang menjadi sampel penelitian. Pada analisis deskriptif ini, data responden dijelaskan melalui tabel


(45)

tunggal. Data responden dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian. Analisis deskriptif data responden ini terdiri atas 4 tabel tunggal berisi data mengenai jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama kerja dan PS dengan data sebagai berikut:

4.1.1.4.1 Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.5

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

laki-laki 20 40,00%

Perempuan 30 60,00%

50 100%

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 40%

60%

laki-laki Perempuan


(46)

Tabel 4.4 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan jenis kelamin. Mayoritas responden sebanyak 30 orang atau 60% adalah responden perempuan dan sisanya adalah responden laki-laki yaitu sebanyak 20 orang atau 40%.

4.1.1.4.2 Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.6

Pendidikan terakhir Responden

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

SMA 0 0,00%

D3 3 6,00%

S1 45 90,00%

S2 2 4,00%

S3 0 0,00%

50 100%

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

0% 6%

90%

4% 0%

SMA D3 S1 S2 S3


(47)

Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan pendidikan terakhir. Mayoritas responden sebanyak 45 orang atau 90% adalah responden yang

pendidikan terakhirnya “S1” dan paling sedikit adalah responden yang memiliki

pendidikan terakhirnya “S2” yaitu sebanyak 2 orang atau 4%.

4.1.1.4.3 Lama Kerja

Tabel 4.7 Lama kerja

Lama Kerja Frekuensi Persentase

1 - 5 tahun 30 60,00%

6 - 10 tahun 20 40,00%

11 - 15 tahun 0 0,00%

16 - 20 tahun 0 0,00%

>20 tahun 0 0,00%

50 100%

Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Data Responden Berdasarkan Lama Kerja

60%

40%

0% 0% 0%

1 - 5 tahun 6 - 10 tahun 11 - 15 tahun 16 - 20 tahun >20 tahun


(48)

Tabel 4.6 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan lama kerja. Mayoritas responden sebanyak 30 orang atau 60% adalah responden yang lama kerjanya antara 1 – 5 tahun dan paling sedikit adalah responden yang lama kerjanya antara 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 40%.

4.1.1.4.4 Posisi Jabatan

Tabel 4.8 PS

PS Frekuensi Persentase

Junior Auditor 37 74,00%

Senior Auditor 13 26,00%

Manager 0 0,00%

Partner 0 0,00%

50 100%

Gambar 4.4 Diagram Frekuensi Data Responden Berdasarkan Posisi

74%

26%

0% 0%

Junior Auditor Senior Auditor Manager Partner


(49)

4.1.1.5 Analisis Deskriptif Data Penelitian

Analisis deskriptif data penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui analisis ini dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah

menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, maka dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden. Prinsip kategorisasi jumlah skor tanggapan responden diadopsidari teori Sugiyono (2008), yaitu berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum, kemudian dibagi jumlah kategori yang diinginkan dengan rumus sebagai berikut:

Skor Maksimum - Skor Minimum

Rentang Skor Kategori =

5

Keterangan:

Skor maksimum = jumlah responden x jumlah pertanyaan x 5

Skor minimum = jumlah responden x jumlah pertanyaan x 1

Analisis deskripif ini dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator yang ada pada setiap variabel yang diteliti.

4.1.1.5.1 Variabel Sampling Audit

Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukan sebagian besar menyatakan setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang variabel sampling audit. Dari 50


(50)

responden yang mengembalikan kuesioner diperoleh jawaban mengenai sampling audit sebagai berikut:

Tabel 4.9

Skor jawaban responden terhadap

item-item pertanyaan pada variabel sampling audit (X1)

Instrumen Jawaban Responden Total Skor

5 4 3 2 1

1 21 16 7 4 2 200

2 19 19 5 7 0 200

3 22 19 5 2 2 207

4 8 22 7 4 9 166

5 6 18 17 8 1 170

6 15 23 10 1 1 200

7 8 19 12 11 0 174

8 10 18 14 6 2 178

9 3 10 19 17 1 147

10 4 15 13 14 4 151

Total 116 179 109 74 22 1793

(116x5)=580 (179x4)=716 (109x3)=327 (74x2)=148 (22x1)=22

Pada variabel sampling audit dengan jumlah item pertanyaan 10 butir dan jumlah responden 50 orang, diperoleh total skor sebesar 1793, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut:

50x10x5 – 50x10x1

Rentang Skor Kategori

5 

2500 500 400 5


(51)

Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 400 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 10 butir pertanyaan mengenai sampling audit diperoleh rentang sebagai berikut:

Melalui jumlah skor tanggapan dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai variabel sampling audit, maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai sampling audit termasuk dalam kategori “baik”.

4.1.1.5.2 Variabel Audit Berbasis Risiko

Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukan sebagian besar menyatakan setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang variabel Audit Berbasis Risiko. Dari 50 responden yang mengembalikan kuesioner diperoleh jawaban mengenai Audit Berbasis Risiko sebagai berikut:

1793

500 900 1700 2100 2500

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1300

100%


(52)

Tabel 4.10

Skor jawaban responden terhadap

item-item pertanyaan pada variabel Audit Berbasis Risiko (X2)

Instrumen Jawaban Responden Total Skor

5 4 3 2 1

1 7 31 10 2 0 193

2 0 26 18 3 3 167

3 5 5 14 25 1 138

4 0 4 29 11 6 131

5 0 4 29 13 4 133

6 10 23 8 7 2 182

7 13 20 16 1 0 195

8 10 18 17 5 0 183

9 2 21 16 11 0 164

10 11 21 14 4 0 189

11 6 23 15 5 1 178

Total 64 196 186 87 17 1853

(64x5)=320 (196x4)=784 (186x3)=558 (87x2)=174 (17x1)=17

Pada variabel Audit Berbasis Risiko dengan jumlah item pertanyaan 11 butir dan jumlah responden 50 orang, diperoleh total skor sebesar 1853, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut:

50x11x5 – 50x11x1

Rentang Skor Kategori

5 

2750 550 440 5


(53)

Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 440 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 11 butir pertanyaan mengenai Audit Berbasis Risiko diperoleh rentang sebagai berikut:

4.1.1.4.8 Variabel Kualitas Audit

Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukan sebagian besar menyatakan setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang variabel kualitas audit. Dari 50 responden yang mengembalikan kuesioner diperoleh jawaban mengenai Kualitas Audit sebagai berikut:

Tabel 4.11

Skor jawaban responden terhadap

item-item pertanyaan pada variabel Kualitas Audit (Y)

Instrumen Jawaban Responden Total Skor

5 4 3 2 1

1 10 11 17 11 1 168

2 4 33 11 2 0 189

3 1 10 27 12 0 150

4 5 18 18 8 1 168

5 20 21 6 1 2 206

Total 40 93 79 34 4 881


(54)

Pada variabel Kualitas Audit dengan jumlah item pertanyaan 5 butir dan jumlah responden 50 orang, diperoleh total skor sebesar 881, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut:

50x5x5 – 50x5x1

Rentang Skor Kategori

5 

1250 250 200 5

 

Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 200 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 5 butir pertanyaan mengenai Kualitas Audit diperoleh rentang sebagai berikut:

Melalui jumlah skor tanggapan dari 5 pertanyaan yang diajukan mengenai variabel kualitas audit, maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai Kualitas Audit termasuk dalam kategori “baik”.


(55)

4.1.2 Hasil Analisis Data Verifikatif 4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk memenuhi asumsi dilakukannya analisis regresi yang akan melakukan penaksiran sekaligus pengujian, dimana untuk kepentingan ini variabel yang bersifat random harus berdistribusi normal. Pengujian normalitas cukup dilakukan hanya terhadap variabel dependen saja, dikarenakan hanya variabel dependen yang memiliki sifat random. Jika sejumlah besar variabel random yang didistribusikan secara independen dan identik, maka dengan beberapa pengecualian, distribusi jumlahnya cenderung ke distribusi normal bila banyaknya variabel seperti itu meningkat tak terbatas (Gujarati, N. Damodar, alih bahasa Sumarn

o Zain, 1993:66). Dengan dasar ini, maka pengujian normalitas data hanya dilakukan terhadap variabel dependen saja, yang dalam penelitian ini adalah variabel Y. Berikut disajikan hasil transformasi kelima output program SPSS 20.00 for windows:


(56)

Tabel 4.12 Uji Normalitas

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,064 dan nilai sig = 0,208. Dikarenakan nilai sig > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel dependen berdistribusi normal.

4.1.3 Hasil Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif dalam penelitian yaitu untuk melihat Kualitas Audit melalui Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko, dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis).

4.1.3.1 Analisis Korelasi Antara Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko

Pada bagian pertama dalam analisis verifikatif jalur adalah mencari korelasi atau hubungan antara Sampling Audit (X1) dengan Audit Berbasis Risiko (X2)

menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Software SPSS 20 pada sub struktur pertama dapat dilihat pada tabel berikut:

One-Sample Kol mogorov-Smi rnov Test

50 15,4458 3,09452 ,131 ,060 -,131 ,926 ,358 N Mean

St d. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Kualitas Audit

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom dat a. b.


(57)

Tabel 4.13

Koefisien Korelasi Pada Sub Struktur Pertama

Berdasarkan tabel output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh antara Sampling Audit dengan Audit Berbasis Risiko adalah sebesar 0,102. Nilai 0,102 menurut Ridwan (2012:62) berada pada interval

0,000 − 0,299 termasuk kategori sangat rendah dengan nilai korelasi bertanda positif

dengan nilai p-value (sig.) = 0,093 > 0,05, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara Sampling Audit dengan Audit Berbasis Risiko adalah searah namun tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat rendah namun tidak signifikan antara Sampling Audit dengan Audit Berbasis Risiko, dimana semakin tinggi Sampling Audit maka akan diikuti semakin tingginya Audit Berbasis Risiko dan sebaliknya semakin rendah Sampling Audit maka akan diikuti semakin rendahnya Audit Berbasis Risiko namun tidak signifikan.

Correlati ons

1 ,240

,093

50 50

,240 1

,093

50 50

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Sampling Audit

Audit Berbasis Risiko

Sampling Audit

Audit Berbasis Risiko


(58)

4.1.3.2 Perhitungan Koefisien Jalur Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit

Pada bagian kedua dalam analisis verifikatif yaitu mencari nilai koefisien jalur dari Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit dengan menggunakan analisis jalur (path analysis).

Tabel 4.14

Nilai Koefesien Jalur Pada Masing-Masing Variabel

Nilai standardized coefficients sebesar 0,003 (PYX1 = 0,003) dan 0,554 (PYX2 =

0,554) yang terdapat pada tabel di atas merupakan nilai koefisien Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit. Jadi melalui koefisien jalur dapat diketahui bahwa Kualitas Audit dipengaruhi lebih besar oleh Audit Berbasis Risiko dibanding Sampling Audit.

4.1.3.3 Perhitungan korelasi Determinasi

Koefisien determinasi diperoleh dengan cara mangkuadratkan nilai koefisien jalur. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20 diperoleh koefisien determinasi Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit sebagai berikut.

Coefficientsa

6,043 2,711 2,229 ,031

,002 ,075 ,003 ,024 ,981 ,136 ,004 ,003

,283 ,064 ,554 4,429 ,000 ,555 ,543 ,538

(Constant) Sampling Audit Audit Berbasis Risiko Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Dependent Variable: Kualitas Audit a.


(59)

Tabel 4.15

Koefisien determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R Square) dinterpretasikan sebagai besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko memberikan kontribusi terhadap Kualitas Audit sebesar 0,308 atau 30,8%, artinya kedua variabel tersebut kurang dominan mempengaruhi perubahan Kualitas Audit. Sedangkan sisanya sebesar 100% - 30,8% = 69,2% merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain diluar Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko yang tidak diteliti oleh penulis. Sehingga dari tabel tersebut dapat dibuat persamaan jalur sebagai berikut:

Y = 0,002X1 + 0,283X2, R2 = 0,308, ɛ = 0,692

Dengan menggunakan persamaan dan tabel koefisien jalur, maka dapat digambarkan strukur persamaan jalur. Gambar dibawah ini merupakan gambaran akan struktur hubungan dan koefisien jalur dari masing-masing variabel:

Model Summaryb

,555a ,308 ,278 2,62930 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Audit Berbasis Risiko,

Sampling Audit a.

Dependent Variable: Kualitas Audit b.


(60)

Gambar 4.5

Hubungan Struktural Antara X1, X2 dan Y

Tabel dan diagram pada jalur diatas menunjukkan bahwa:

 Pengaruh langsung variabel Sampling Audit (X1) terhadap Kualitas Audit (Y)

adalah 0,0032 sebesar 0,001. Hal ini bisa dimaknai bahwa Sampling Audit memberikan pengaruh langsung terhadap Kualitas Audit sebesar 0,001%, sedangkan pengaruh tidak langsung melalui Audit Berbasis Risiko sebesar (0,003 x 0,554 x 0,240) = 0,0004 atau 0,040% sehingga total pengaruh Sampling Audit terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 0,041%.

 Pengaruh langsung variabel Audit Berbasis Risiko (X2) terhadap Kualitas

Audit (Y) adalah 0,5542 sebesar 30,672. Hal ini bisa dimaknai bahwa rasio Audit Berbasis Risiko memberikan pengaruh langsung terhadap Kualitas Audit sebesar 30,672%, sedangkan pengaruh tidak langsung melalui Sampling


(61)

Audit (0,003 x 0,554 x 0,240) = 0,0004 atau 0,040% sehingga total pengaruh Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 30,712%.  Pengaruh kedua variabel Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko secara

bersamaan terhadap variable Kualitas Audit adalah 0,041% + 30,712% = 30,754%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas tersebut memberikan pengaruh terhadap Kualitas Audit yaitu sebesar 30,754%. Artinya, ada faktor-faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi Kualitas Audit selain Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko karena pengaruhnya yang rendah.

Pengaruh variabel residu (ɛ) terhadap variabel Kualitas Audit adalah 0,692 atau 69,2%. Hal ini menunjukkan bahwa Kualitas Audit juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar penelitian.

4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)

H0 : Pyx1x2 = 0, Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko tidak berpengaruh

terhadap Kualitas Audit . H1 : Pyxi ≠ 0,i = 1,2

Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :


(62)

b. Tolak H0 jika Fhitung< Ftabel pada alpha 0,05 atau 5%.

Untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik uji-F yang diperoleh

melalui tabel anova seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Berdasarkan tabel Anova di atas diketahui nilai Fhitung sebesar 10,437 dengan

p-value (sig.) = 0,000. Dengan α = 0,05, dk1 = 2, dan dk2= (n-k-1) = 47, maka di

dapat Ftabel = 3,195. Dikarenakan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,437 > 3,195)

dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Kualitas

Audit secara simultan signifikan dipengaruhi oleh Sampling Audit dan Audit Berbasis Risiko. Jika disajikan dalam grafik, nilai Fhitung dan Ftabel tersebut dapat

dilihat sebagai berikut:

ANOVAb

144,304 2 72,152 10,437 ,000a 324,921 47 6,913

469,225 49 Regression

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), Audit Berbasis Risiko, Sampling Audit a.

Dependent Variable: Kualitas Audit b.


(63)

Gambar 4.6

Kurva Pengujian Hipotesis Simultan

4.1.3.5 Pengujian Hipotesisi Secara Parsial (Uji t)

Dengan menggunakan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.17

Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Pengujian Pyx1 :

H0 (Hipotesis Nol)

H0 : Pyx1 = 0 Sampling Audit tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H1: Pyx1≠ 0 Sampling Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, dk = 47, sehingga diperoleh ttabel dengan uji dua pihak sebesar -2,012 dan 2,012.

α

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

Coefficientsa

6,043 2,711 2,229 ,031

,002 ,075 ,003 ,024 ,981 ,136 ,004 ,003

,283 ,064 ,554 4,429 ,000 ,555 ,543 ,538

(Constant) Sampling Audit Audit Berbasis Risiko Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Dependent Variable: Kualitas Audit a.


(64)

Kriteria: Tolak H0 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima Ha

Tolak Ha jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H0

Dari tabel output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk Sampling Audit

(X1) sebesar 0,024 dengan nilai ttabel sebesar 2,012. Dikarenakan nilai thitung lebih kecil

dari nilai ttabel (0,024 < 2,012) maka H0 diterima, artinya Kualitas Audit tidak

dipengaruhi secara signifikan dengan hubungan positif oleh Sampling Audit. Jika digambarkan, nilai thitung dan ttabel untuk pengujian parsial X1 tampak sebagai berikut:

Gambar 4.7

Kurva Uji Hipotesis Parsial X1 terhadap Y

Pengujian Pyx2 :

H0 (Hipotesis Nol)

H0 : Pyx2 = 0 Audit Berbasis Risiko tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H1: Pyx2≠ 0 Audit Berbasis Risiko berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan Ho Daerah


(65)

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, dk = 47, sehingga diperoleh ttabel

dengan uji dua pihak sebesar -2,012 dan 2,012.

Kriteria : Tolak H0 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima Ha

Tolak Ha jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H0

Dari tabel output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk Audit Berbasis

Risiko (X2) sebesar 4,429 dengan nilai ttabel sebesar2,012. Dikarenakan nilai -thitung

lebih besar dari nilai ttabel (4,429 > 2,012) maka H0 ditolak, artinya Kualitas Audit

dipengaruhi secara signifikan dengan arah positif oleh Audit Berbasis Risiko . Jika digambarkan, nilai thitung dan ttabel untuk pengujian parsial X2 tampak sebagai berikut:

Gambar 4.8

Kurva Uji Hipotesis Parsial X2 terhadap Y Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan Ho Daerah


(66)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Sampling Audit Terhadap Audit Berbasis Risiko

Berdasarkan nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh antara Sampling Audit dengan Audit Berbasis Risiko adalah termasuk kategori rendah dengan nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara Sampling Audit dengan Audit Berbasis Risiko adalah searah namun tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat rendah namun tidak signifikan antara Sampling Audit dengan Audit Berbasis Risiko, dimana semakin tinggi Sampling Audit maka akan diikuti semakin tingginya Audit Berbasis Risiko dan sebaliknya semakin rendah Sampling Audit maka akan diikuti semakin rendahnya Audit Berbasis Risiko namun tidak signifikan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudi Hansari (2009) yang memperlihatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sampling audit dan risiko audit dan menurut Surya Raharja (2008) yang memperlihatkan hasil bahwa sampling audit berpengaruh positif dan searah terhadap audit berbasis risiko namun tidak signifikan dimana semakin tinggi penggunaan sampel maka semakin tinggi penemuan risiko.

4.2.2 Kualitas Audit Melalui Sampling Audit

Berdasarkan persamaan jalur dan tabel koefisien jalur dapat diketahui adanya pengaruh langsung variabel Sampling Audit (X1) terhadap Kualitas Audit (Y) dan


(1)

xi

4.2.2 Kualitas Audit Melalui Sampling Audit ... 67 4.2.3 Perubahan Dividend Payout Ratio Melalui ABR ... 68 4.2.4 Kualitas Audit Melalui SA dan ABR... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 70 5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSAKA ... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(2)

72

Arens, Alvin, A Randal J Elder & MArk, S beasley. 2008. "Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach, 11st edition, Pearson Prentice Hall"

Dan M. Guy, C. Wayne Alderman & Alan J. Winters (penerjemah Sugiyarto). 2002. Auditing Edisi kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Devina Indriani Sandagie. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Komisaris Independen, dan Audit Report Lag terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2011-2012).

Enggar Diah Puspa Arum. 2008. Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 5, No. 2, pp. 156-181.

Feny Ilmiyati dan Yohanes Suhardjo. Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 1, pp. 43-56. Goodman Hutabarat. 2012. Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan

Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. ESAI Volume 6 nomor 1, Januari : 1978-6034.

Henry Simamora. 2002. Auditing, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/04/brk,20021104-36,id.html http://www.mulyono-tausiah.blogspot.com

I Gusti Agung Rai. 2009. Audit Kinerja pada Sektor Publik Konsep Praktik dan Studi Kasus. Jakarta : Salemba Empat.

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2011. Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

Ismiyati. 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor terhadap kualitas Audit (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan Bekasi). Jurnal Kajian pendidikan dan Akuntansi Indonesia. Vol 1, No. 1.

Majalah Akuntan Indonesia. 2009. Laporan Utama: Bagaimana Dunia pendidikan mengantisipasi pemberlakuan IFRS 2012.


(3)

73

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat. Oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10 No.1.

Pernyataan Standar Audit No 7. SA Seksi 326. Bukti Audit.

Putri Noviyani. 2008. Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan Tipe Kepribadian terhadap tekanan anggaran waktu Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia. Vol 5, No.1, pp 102-125.

Rahmat Febrianto. 2009. Pengukuran Kualitas Audit : Sebuah Esai. Simposium Nasional Akuntansi XII Purwokerto.

Rizky Aulia. 2012. Analisi Locus of Control pada Kantor Akuntan Publik. Diponegoro Journal of Accounting. Vol 1, No.1, pp 1-11.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Auditing Konsep Dasar dan

Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Soemarso S.R. 2010. Akuntansi : Suatu Pengantar , Cetakan Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhya Terhadap Kualitas Audit.

Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober : 1116-1124.

Standar Perikatan Audit 500. 2013. BUKTI AUDIT. Januari.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sukrisno Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publi. Salemba Empat. Jakarta.

Theodorus M. Tuanakotta. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditting). Salemba Empat.

Tri Ramaraya Koroy.2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan Umi Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Panduan Awal Menyusun

Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis.

Zaenal, Rheny dan Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia. Vol. 5 No.2.

Zainal, Mustafa. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.


(4)

v

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kuasa serta hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian “Pemilihan Sampling Audit dan Implementasi Audit Berbasis Risiko terhadap Kualitas

Audit Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Bandung”.

Laporan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah skripsi dalam menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Komputer Indonesia, Bandung – Jawa Barat. Penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama dari dosen pembimbing Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati.Dra., SE., M.Si yang telah membimbing penulis hingga laporan kerja praktek ini selesai.

Di dalam proses penulisan, penulis juga banyak berterimaksih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak,CA Selaku Ketua Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(5)

vi

4. Adi Racmanto, S.Kom., M.Kom selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Para Dosen yang saya hormati di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Teteh Dona dan Teteh Senny selaku sekretaris jurusan yang dengan sabar menghadapi mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir dan selalu memberi semangat.

7. Para auditor dan staff di Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang dan Ali yang dengan sabar membimbing dan membantu selama masa kerja praktek berlangsung.

8. Kepada kedua orang tua, abang dan kedua adik saya yang tidak pernah berhenti memberi dukungan dan memanjatkan doa selama ini untuk kelancaran dan kesuksesan perkuliahan kakak. Terimakasih banyak, Tuhan memberkati.

9. Keluarga dan teman-teman saya di dalam Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Komputer Indonesia (KMK UNIKOM) yang selalu memberikan semangat dan menemani saya dalam suka dan duka selama menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga dan teman-teman saya di dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Komputer Indonesia (HMAk UNIKO) yang selalu memberi semangat dan pengertiannya kepada saya.

11. Teman-teman sekelas saya di kelas Ak-Bu Syariah yang terus mendukung dan akan saling mendukung satu sama lain.


(6)

12. Teman-teman saya di kelas 4Ak-4 yang walaupun sudah tidak dalam satu kelas lagi tetapi masih selalu memberikan dukungan dan doanya dan semua teman-teman kampus yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Serta seluruh kerabat dan siapapun yang telah memberi dukungan dan doa, namun tidak menemukan namanya di halaman ini. Terimakasih atas semuanya. Semoga penyusunan laporan ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk generasi mahasiswa di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2015 Penulis

Renata Sihotang 21111149