Rancang Bangun Mata Pisau Pada Alat Pembuat Sari Kedelai (Glycine Max)
43
Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian
Mulai
iii
Menimbang Biji Kedelai
Menyiapkan 2 jenis
Mata Pisau yang Akan
Digunakan
Dihidupkan Alat
Pembuat Sari Kedelai
Dimasukkan Bahan
Kedalam Alat
Kondisi
Dihitung Waktu yang
Digunakan
Dimatikan Alat
Diambil Hasil Sari
Kedelai
Dihitung Berat Sari
Kedelai
Dihitung Kapasitas Alat
Membandingkan Sari
Kedelai yang Dihasilkan
44
a
a
Menarik
Kesimpulan
Selesai
45
Lampiran 3. Spesifikasi alat
1. Dimensi
Panjang
= 33,5 cm
Lebar
= 40 cm
Tinggi
= 110 cm
2. Bahan
Mata pisau
= Stainless steel
Rangka
= Besi
Tabung screw
= Stainless steel
Hopper
= Stainless steel
Tabung
= Stainless steel
3. Spesifikasi mata pisau
Diameter
= 5,4 cm
Panjang total
= 22 cm
Panjang bilah
= 4 cm
Lebar bilah
= 1 cm
Tebal bilah
= 0,2 cm
Berat pisau
= 20 gram
Bahan
= Stainless steel dilas dengan las argon
4. Motor Listrik
Tenaga
= 1 HP
Daya listrik
= 750 watt
Voltase
= 220 V
46
Kecepatan tanpa beban
= 1400 rpm
47
Lampiran 4. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)
= Rp 500.000
2. Umur ekonomi (n)
= 5 tahun
3. Nilai akhir alat (S)
= Rp 50.000
4. Jam kerja
= 8 jam/hari
5. Produksi/hari
= 49,12 kg/hari
6. Biaya operator
= Rp. 40.000/hari
7. Biaya listrik
= Rp 1.149/jam
8. Biaya perbaikan
= Rp 22,9/jam
9. Jam kerja alat per tahun
= 2400 jam/tahun ( asumsi 300 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a.
Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun Ke
0
1
2
3
4
5
(P-S) (Rp)
450.000
450.000
450.000
450.000
450.000
(A/F, 8%, n)
1
0,4808
0,3080
0,2219
0,1705
(F/P, 8%, n-1)
1
1,08
1,166
1,260
1,36
Dt
450.000
233.669
161.608
125.817
104.346
48
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
1
2
3
4
5
D (Rp)
Biaya tetap (Rp)/tahun
450.000
450.000
233.669
161.608
125.817
104.346
233.669
161.608
125.817
104.346
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi =
=
= Rp 2,25/jam
2. Biaya listrik
Motor listrik 1 HP = 0,750 kW
Biaya listrik = 0,750 kW x Rp. 1.532/kWH = Rp. 1.149/jam
3. Biaya operator
Biaya operator
= Rp. 5.000 / jam
4. Biaya air bersih
Kapasitas alat
= 6,18 kg/jam
Air yang digunakan per ulangan 1 kg = 1,5 L
1 galon (19 L)
Maka
= Rp 5.000 = Rp 263,15/L
= Rp 263,15 x 1,5 L x 6,18
= Rp 2439,4/jam
5. Biaya kain blancu
= Rp 2.000
49
Total Biaya Tidak Tetap (BTT)
= Rp 10.590,65 /jam
c. Biaya pembuatan sari kedelai
Biaya pokok =
+ BTT]C
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
BT
x
BTT
Tahun
(Rp/tahun)
(jam/tahun)
(Rp/jam)
2.400
10.590,65
1
450.000
2.400
10.590,65
2
233.669
2.400
10.590,65
3
161.608
2.400
10.590,65
4
125.817
2.400
10.590,65
5
104.346
C (jam/kg)
BP (Rp/kg)
0,162
0,162
0,162
0,162
0,162
1.903,18
1.813,04
1.783,02
1.724,18
1.722,72
50
Lampiran 5. Break even point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha
yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol.
Biaya tidak tetap (V)
= Rp 10.590,65 (1 jam = 6,14 kg)
= Rp. 1.724,87/kg
Diasumsikan setiap proses pembuatan sari didapatkan sari sebesar 1,5 L. Harga
sari kedelai per liter Rp 7.500,00.
Penerimaan setiap produksi (R)
= harga sari kedelai – harga kedelai
= Rp. 15.000 – Rp. 10.000/kg
= Rp. 5.000/kg
Alat akan mencapai break even point jika alat telah membuat sari kedelai
sebanyak :
N
=
=
= 31.860 kg/tahun
51
Lampiran 6. Net present value
Nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus: CIF-COF ≥ 0
Investasi
= Rp. 500.000
Nilai akhir
= Rp. 50.000
Suku bunga bank
= Rp 8 %
Suku bunga coba-coba
= Rp 10 %
Umur alat
= 5 tahun
Pendapatan
= penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun
dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh
= Rp. 74.160.000/tahun
Pembiayaan
= biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun
Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun
BP (Rp/kg)
1.903,18
1
1.813,04
2
1.783,02
3
1.724,18
4
1.722,72
5
Cash in Flow 8 %
1. Pendapatan
Kap. Alat
(kg/jam)
6,18
6,18
6,18
6,18
6,18
Jam kerja
(jam/tahun)
2400
2400
2400
2400
2400
= Pendapatan x (P/A, 8%,5)
= Rp. 74.160.000 x 3,993
= Rp. 296.120.880
2. Nilai akhir
= Nilai akhir x (P/F, 8%,5)
= Rp 50.000 x 0,6806
= Rp. 34.030
Jumlah CIF = Rp. 296.154.910
Pembiayaan
(Rp/tahun)
28.227.964,76
26.891.009,28
26.445.752,64
25.573.037,76
25.551.383,04
52
Cash out Flow 8%
1. Investasi
= Rp. 500.000
2. Pembiayaan
= Pembiayaan x (P/F, 8%,n)
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
1
2
3
4
5
Total
Biaya
28.227.964,76
26.891.009,28
26.445.752,64
25.573.037,76
25.551.383,04
(P/F, 8%, n)
0,9259
0,8573
0,7938
0,7350
0,6806
Pembiayaan (Rp/tahun)
26.136.273,50
23.053.662,26
20.992.638,45
18.796.182,75
17.390.271,30
106.369.028,3
Jumlah COF = Rp. 500.000 + Rp. 106.369.028,3
= Rp. 106.869.028,3
NPV 8%
= CIF – COF
= Rp. 296.154.910 – Rp. 106.869.028,3
= Rp. 189.285.881,7
Jadi besarnya NPV 8% adalah Rp. 189.285.7881,7 > 0 maka usaha ini
layak untuk dijalankan.
53
Lampiran 7. Internal rate of return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi
yang dijelaskan dalam bentuk % perode waktu. Logika sederhananya menjelaskan
seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa
besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = i1 +
(i1 – i2)
Suku bunga bank paling atraktif (i1) = 8%
Suku bunga coba-coba ( > dari i1) (i2) = 10%
Cash in Flow 8%
1. Pendapatan
= Pendapatan x (P/A, 10%,5)
= Rp. 74.160.000 x 3,791
= Rp. 281.140.560
2. Nilai akhir
= Nilai akhir x (P/F, 10%,5)
= Rp. 50.000 x 0,6209
= Rp. 31.045
Jumlah CIF = Rp. 281.140.560 + Rp. 31.045 = Rp. 281.171.605
Cash out Flow 10%
1. Investasi
= Rp. 500.000
2. Pembiayaan
= Pembiayaan x (P/A, 10%,5)
54
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
1
2
3
4
5
Total
Biaya
28.227.964,76
26.891.009,28
26.445.752,64
25.573.037,76
25.551.383,04
(P/F, 10%, n)
0,9091
0,8264
0,7513
0,6830
0,6209
Pembiayaan (Rp/tahun)
25.662.043,67
22.222.730,07
19.868.693,96
17.466.384,79
15.864.853,73
Jumlah COF = Rp. 500.000 + Rp. 101.084.706,2
= Rp. 101.584.706,2
NPV 10 %
= 281.171.605 – 101.584.706,2
= Rp. 179.586.898,8
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR = i1 +
= 8% +
= 8% + (19,5x 2%)
= 47 %
(i1 – i2)
x (10% - 8%)
55
Lampiran 8. Gambar teknik mata pisau
NAMA : MHD FADIL
NIM
: 100308049
56
57
Lampiran 9.Gambar teknik alat pembuat sari pada kacang kedelai
NAMA : MHD FADIL
NIM
: 100308049
57
Lampiran 10.Gambar Penelitian
Kacang kedelai yang sudah direndam
Proses penghancuran kedelai
58
Proses pengepresan
Proses penyaringan
59
Ampas Hasil Press
Ampas kedelai
60
Lampiran 11. Gambar alat pembuat sari pada kacang kedelai
Tampak depan
Tampak samping
61
Tampak belakang
62
Lampiran 12. Gambar Pisau Tidak Bergerigi
63
Lampiran 13. Gambar Pisau Bergerigi
Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian
Mulai
iii
Menimbang Biji Kedelai
Menyiapkan 2 jenis
Mata Pisau yang Akan
Digunakan
Dihidupkan Alat
Pembuat Sari Kedelai
Dimasukkan Bahan
Kedalam Alat
Kondisi
Dihitung Waktu yang
Digunakan
Dimatikan Alat
Diambil Hasil Sari
Kedelai
Dihitung Berat Sari
Kedelai
Dihitung Kapasitas Alat
Membandingkan Sari
Kedelai yang Dihasilkan
44
a
a
Menarik
Kesimpulan
Selesai
45
Lampiran 3. Spesifikasi alat
1. Dimensi
Panjang
= 33,5 cm
Lebar
= 40 cm
Tinggi
= 110 cm
2. Bahan
Mata pisau
= Stainless steel
Rangka
= Besi
Tabung screw
= Stainless steel
Hopper
= Stainless steel
Tabung
= Stainless steel
3. Spesifikasi mata pisau
Diameter
= 5,4 cm
Panjang total
= 22 cm
Panjang bilah
= 4 cm
Lebar bilah
= 1 cm
Tebal bilah
= 0,2 cm
Berat pisau
= 20 gram
Bahan
= Stainless steel dilas dengan las argon
4. Motor Listrik
Tenaga
= 1 HP
Daya listrik
= 750 watt
Voltase
= 220 V
46
Kecepatan tanpa beban
= 1400 rpm
47
Lampiran 4. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)
= Rp 500.000
2. Umur ekonomi (n)
= 5 tahun
3. Nilai akhir alat (S)
= Rp 50.000
4. Jam kerja
= 8 jam/hari
5. Produksi/hari
= 49,12 kg/hari
6. Biaya operator
= Rp. 40.000/hari
7. Biaya listrik
= Rp 1.149/jam
8. Biaya perbaikan
= Rp 22,9/jam
9. Jam kerja alat per tahun
= 2400 jam/tahun ( asumsi 300 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a.
Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun Ke
0
1
2
3
4
5
(P-S) (Rp)
450.000
450.000
450.000
450.000
450.000
(A/F, 8%, n)
1
0,4808
0,3080
0,2219
0,1705
(F/P, 8%, n-1)
1
1,08
1,166
1,260
1,36
Dt
450.000
233.669
161.608
125.817
104.346
48
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
1
2
3
4
5
D (Rp)
Biaya tetap (Rp)/tahun
450.000
450.000
233.669
161.608
125.817
104.346
233.669
161.608
125.817
104.346
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi =
=
= Rp 2,25/jam
2. Biaya listrik
Motor listrik 1 HP = 0,750 kW
Biaya listrik = 0,750 kW x Rp. 1.532/kWH = Rp. 1.149/jam
3. Biaya operator
Biaya operator
= Rp. 5.000 / jam
4. Biaya air bersih
Kapasitas alat
= 6,18 kg/jam
Air yang digunakan per ulangan 1 kg = 1,5 L
1 galon (19 L)
Maka
= Rp 5.000 = Rp 263,15/L
= Rp 263,15 x 1,5 L x 6,18
= Rp 2439,4/jam
5. Biaya kain blancu
= Rp 2.000
49
Total Biaya Tidak Tetap (BTT)
= Rp 10.590,65 /jam
c. Biaya pembuatan sari kedelai
Biaya pokok =
+ BTT]C
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
BT
x
BTT
Tahun
(Rp/tahun)
(jam/tahun)
(Rp/jam)
2.400
10.590,65
1
450.000
2.400
10.590,65
2
233.669
2.400
10.590,65
3
161.608
2.400
10.590,65
4
125.817
2.400
10.590,65
5
104.346
C (jam/kg)
BP (Rp/kg)
0,162
0,162
0,162
0,162
0,162
1.903,18
1.813,04
1.783,02
1.724,18
1.722,72
50
Lampiran 5. Break even point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha
yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol.
Biaya tidak tetap (V)
= Rp 10.590,65 (1 jam = 6,14 kg)
= Rp. 1.724,87/kg
Diasumsikan setiap proses pembuatan sari didapatkan sari sebesar 1,5 L. Harga
sari kedelai per liter Rp 7.500,00.
Penerimaan setiap produksi (R)
= harga sari kedelai – harga kedelai
= Rp. 15.000 – Rp. 10.000/kg
= Rp. 5.000/kg
Alat akan mencapai break even point jika alat telah membuat sari kedelai
sebanyak :
N
=
=
= 31.860 kg/tahun
51
Lampiran 6. Net present value
Nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus: CIF-COF ≥ 0
Investasi
= Rp. 500.000
Nilai akhir
= Rp. 50.000
Suku bunga bank
= Rp 8 %
Suku bunga coba-coba
= Rp 10 %
Umur alat
= 5 tahun
Pendapatan
= penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun
dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh
= Rp. 74.160.000/tahun
Pembiayaan
= biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun
Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun
BP (Rp/kg)
1.903,18
1
1.813,04
2
1.783,02
3
1.724,18
4
1.722,72
5
Cash in Flow 8 %
1. Pendapatan
Kap. Alat
(kg/jam)
6,18
6,18
6,18
6,18
6,18
Jam kerja
(jam/tahun)
2400
2400
2400
2400
2400
= Pendapatan x (P/A, 8%,5)
= Rp. 74.160.000 x 3,993
= Rp. 296.120.880
2. Nilai akhir
= Nilai akhir x (P/F, 8%,5)
= Rp 50.000 x 0,6806
= Rp. 34.030
Jumlah CIF = Rp. 296.154.910
Pembiayaan
(Rp/tahun)
28.227.964,76
26.891.009,28
26.445.752,64
25.573.037,76
25.551.383,04
52
Cash out Flow 8%
1. Investasi
= Rp. 500.000
2. Pembiayaan
= Pembiayaan x (P/F, 8%,n)
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
1
2
3
4
5
Total
Biaya
28.227.964,76
26.891.009,28
26.445.752,64
25.573.037,76
25.551.383,04
(P/F, 8%, n)
0,9259
0,8573
0,7938
0,7350
0,6806
Pembiayaan (Rp/tahun)
26.136.273,50
23.053.662,26
20.992.638,45
18.796.182,75
17.390.271,30
106.369.028,3
Jumlah COF = Rp. 500.000 + Rp. 106.369.028,3
= Rp. 106.869.028,3
NPV 8%
= CIF – COF
= Rp. 296.154.910 – Rp. 106.869.028,3
= Rp. 189.285.881,7
Jadi besarnya NPV 8% adalah Rp. 189.285.7881,7 > 0 maka usaha ini
layak untuk dijalankan.
53
Lampiran 7. Internal rate of return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi
yang dijelaskan dalam bentuk % perode waktu. Logika sederhananya menjelaskan
seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa
besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = i1 +
(i1 – i2)
Suku bunga bank paling atraktif (i1) = 8%
Suku bunga coba-coba ( > dari i1) (i2) = 10%
Cash in Flow 8%
1. Pendapatan
= Pendapatan x (P/A, 10%,5)
= Rp. 74.160.000 x 3,791
= Rp. 281.140.560
2. Nilai akhir
= Nilai akhir x (P/F, 10%,5)
= Rp. 50.000 x 0,6209
= Rp. 31.045
Jumlah CIF = Rp. 281.140.560 + Rp. 31.045 = Rp. 281.171.605
Cash out Flow 10%
1. Investasi
= Rp. 500.000
2. Pembiayaan
= Pembiayaan x (P/A, 10%,5)
54
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
1
2
3
4
5
Total
Biaya
28.227.964,76
26.891.009,28
26.445.752,64
25.573.037,76
25.551.383,04
(P/F, 10%, n)
0,9091
0,8264
0,7513
0,6830
0,6209
Pembiayaan (Rp/tahun)
25.662.043,67
22.222.730,07
19.868.693,96
17.466.384,79
15.864.853,73
Jumlah COF = Rp. 500.000 + Rp. 101.084.706,2
= Rp. 101.584.706,2
NPV 10 %
= 281.171.605 – 101.584.706,2
= Rp. 179.586.898,8
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR = i1 +
= 8% +
= 8% + (19,5x 2%)
= 47 %
(i1 – i2)
x (10% - 8%)
55
Lampiran 8. Gambar teknik mata pisau
NAMA : MHD FADIL
NIM
: 100308049
56
57
Lampiran 9.Gambar teknik alat pembuat sari pada kacang kedelai
NAMA : MHD FADIL
NIM
: 100308049
57
Lampiran 10.Gambar Penelitian
Kacang kedelai yang sudah direndam
Proses penghancuran kedelai
58
Proses pengepresan
Proses penyaringan
59
Ampas Hasil Press
Ampas kedelai
60
Lampiran 11. Gambar alat pembuat sari pada kacang kedelai
Tampak depan
Tampak samping
61
Tampak belakang
62
Lampiran 12. Gambar Pisau Tidak Bergerigi
63
Lampiran 13. Gambar Pisau Bergerigi