Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya
kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya
perusahaan-perusahaan mulai dari perusahaan skala kecil hingga perusahaan
dengan skala global. Perusahaan-perusahaan yang bergerak diberbagai sektor ini
berupaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan akan barang dan jasa yang
semakin bervariasi dan terus meningkat.
Perusahaan-perusahaan berupaya memaksimalkan peluang yang ada
dengan memaksimalkan pengelolaan segala sumber daya yang dimiliki untuk
dapat bertahan dan berkembang ditengah persaingan bisnis yang semakin
kompetitif.

Iklim usaha yang bergerak dinamis dan sering sulit diprediksi

membuat para investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya dan
berupaya

menghindarkan


risiko

ketidakpastian

yang

ditimbulkan

dari

investasinya.
Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor usaha yang tumbuh pesat
dan memiliki prospek bisnis jangka panjang yang menjanjikan.

Eksistensi

perusahaan-perusahaan manufaktur sangat ditentukan oleh permintaan pasar
sehingga tidak mengherankan jika perusahaan-perusahaan di sektor manufaktur
senantiasa melakukan berbagai inovasi dari waktu ke waktu dengan melihat

peluang pasar dan kebutuhan konsumen yang bergerak dinamis.

1
Universitas Sumatera Utara

Sektor manufaktur merupakan jenis perusahaan yang memproduksi
berbagai jenis barang kebutuhan mulai dari makanan dan minuman, elektronik,
peralatan rumah tangga, kimia, farmasi, kosmetik hingga barang-barang otomotif
serta berbagai barang kebutuhan lainnya.

Melihat prospek perusahaan yang

bergerak di sektor manufaktur mendorong para investor untuk menanamkan
modalnya di sektor ini dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang stabil dan
terus meningkat melalui pembayaran dividen. Namun disini mengingat banyaknya
perusahaan yang bergerak disektor manufaktur, para investor berupaya menggali
informasi

sebanyak


mungkin

mengenai

kinerja

perusahaan-perusahaan

manufaktur khususnya perusahaan yang telah go public agar tidak salah dalam
mengambil keputusan investasi. Untuk itu, para investor umumnya akan melihat
dan menilai kinerja perusahaan dari berbagai rasio keuangan perusahaan seperti
profitabilitas, likuiditas, harga saham dan sebagainya yang akan dijadikan
referensi dalam berinvestasi. Semakin banyak informasi yang diperoleh para
investor tentang kinerja perusahaan-perusahaan manufaktur, maka para investor
memiliki referensi yang semakin baik sebelum melakukan keputusan investasi
sehingga para investor mendapatkan return dari investasinya.
Kemajuan sektor ekonomi dan bisnis yang semakin baik memberi
kemudahan bagi pihak perusahaan untuk menjual sahamnya ke publik maupun
bagi investor yang ingin berinvestasi melalui pasar modal. Pasar modal
merupakan media


yang sangat

efektif untuk

dapat

menyalurkan dan

menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor.

2
Universitas Sumatera Utara

Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk
membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan.
Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal Indonesia yang memegang
peranan penting dalam memobilisasi dana dari investor yang ingin berinvestasi di
pasar modal. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada
berbagai macam risiko dan ketidakpastian oleh para investor. Untuk mengurangi

kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan
berbagai macam informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik
dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya
didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan,
seperti analisis rasio keuangan.
Sebagian besar aktivitas suatu perusahaan adalah kegiatan investasi.
Dalam menginvestasikan sejumlah dana, hal utama yang diharapkan seorang
investor adalah adanya keuntungan yang akan diperoleh di masa datang. Untuk
itu investor perlu melakukan analisis untuk menentukan dasar yang dapat
digunakan dalam menilai kelayakan investasi yang akan dilakukannya.
Oleh karena itu, perusahaan akan berupaya untuk meningkatkan nilai
perusahaan secara keseluruhan dari berbagai indikator.

Dalam upaya

meningkatkan nilai perusahaan, pihak manajemen perusahaan tentunya senantiasa
berusaha meningkatkan pertumbuhan perusahaan serta berusaha meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham melalui kebijakan dividen. Sedangkan bagi
para investor atau para pemegang saham tujuan utama menanamkan dana kedalam


3
Universitas Sumatera Utara

perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi
dalam bentuk penerimaan dividen.
Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil
atau cenderung naik dari waktu ke waktu karena dengan stabilitas dividen tersebut
dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan, sehingga mengurangi
unsur ketidakpastian dalam investasi. Untuk itu, perusahaan-perusahaan
manufaktur terus berupaya menjaga kestabilan pembayaran dividen kepada para
pemegang saham bahkan semaksimal mungkin berupaya meningkatkannya dari
waktu kewaktu agar dapat menarik dan memberi kepercayaan pada investor untuk
berinvestasi.
Besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang
saham sangat bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Oleh
karenanya kebijakan deviden penting artinya bagi manajemen perusahaan guna
memperhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan perusahaan, pemegang
saham, masyarakat, dan pemerintah. Untuk menentukan besarnya dividen yang
akan dibayarkan kepada pemegang saham, maka keputusannya diambil melalui
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan berpedoman pada UndangUndang No. 1/1995 pasal 62 ayat 1 dan 2. Sebagaimana ketentuan yang berlaku

bahwa dividen pada dasarnya dibayar dari laba yang diperoleh oleh perusahaan
pada tahun berjalan yang merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang
saham, sedangkan laba yang diperoleh pada tahun sebelumnya yang dimasukkan
dalam pos “laba ditahan” (retained earning) merupakan salah satu sumber dana
yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.

4
Universitas Sumatera Utara

Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat
pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan
perusahaan. Bagi pihak manajemen dividen kas merupakan arus kas keluar yang
mengurangi kas perusahaan. Pemberian dividen tentunya akan menarik minat
investor untuk menanamkan sahamnya disuatu perusahaan yang senantiasa
membagi dividen setiap tahunnya karena dinilai menguntungkan.

Sedangkan

perusahaan yang tidak membayarkan dividen pada para pemegang saham
umumnya karena kas digunakan untuk melunasi hutang perusahaan atau

meningkatkan investasi.
Menurut Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No.23 paragraf
4 (2004: 23) tentang pendapatan, mendefinisikan dividen sebagai distribusi laba
kepada pemegang ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal
tertentu.

Sedangkan menurut Rusdin (2006: 73) menyatakan bahwa dividen

adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian keuntungan bersih
setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Karena dividen
merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka
pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan
diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya
dalam perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham.

Persentase pembayaran

dividen pada pemegang saham di ukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR)
yaitu perbandingan antara dividen per share dengan earning per share atau

jumlah dividen yang dibagikan dibagi dengan jumlah laba per saham.

5
Universitas Sumatera Utara

Dalam menentukan kebijkan dividen, tentunya pihak manajemen akan
memperhatikan berbagai faktor penting diantaranya adalah profitabititas, leverage
dan harga saham. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri
(Rodoni dan Ali, 2010: 123). Dengan demikian bagi investor jangka panjang
akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi
pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam
bentuk dividen.
Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah
Return on Equity (ROE).

Semakin tinggi profitabilitas maka kemungkinan

pembagian dividen juga semakin banyak. Namun terkadang meskipun
profitabilitas tinggi, dividen yang dibayarkan bisa saja rendah atau bahkan tidak

dilakukan pembayaran dividen pada periode tersebut karena keuntungan
digunakan untuk membayar hutang maupun meningkatkan laba ditahan. Dengan
cara ini sumber dana internal meningkat sehingga perusahaan dapat menunda
penggunaan utang atau investasi perusahaan.
Tingkat profitabilitas sangat berhubungan dengan kebijakan dividen
karena profitabilitas menjadi indikator seberapa besar perusahaan mampu
menghasilkan laba seperti dikemukakan oleh Martono dan Harjito (2007: 253)
yang menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagai kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Dengan demikian terlihat bahwa

6
Universitas Sumatera Utara

kebijakan dividen akan sangat dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas yang dicapai
perusahaan.
Faktor penting lainnya adalah keputusan pendanaan berhubungan dengan
alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan yang diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER). Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan


hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru. Kebijakan hutang
yang akan diambil perusahaan juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam mengembalikan hutangnya. Kemampuan perusahaan dapat meningkatkan
kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana kepada perusahaan sehingga
kebijakan pendanaan perusahaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)
tentunya menjadi pertimbangan dalam kebijakan dividen.
Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari
beberapa sumber seperti yang dijelaskan oleh Keown et al. (2011: 39)
pembiayaan datang dari dua sumber utama yaitu hutang dan ekuitas. Hutang
adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang
telah ditentukan, sedangkan ekuitas disisi lain menunjukkan investasi pemegang
saham dalam perusahaan. Hal ini yang menjadi bahan pertimbangan dalam
kebijakan dividen, karena dengan keputusan pendanaan yang baik, maka akan
menghasilkan nilai perusahaan yang baik yang tentunya berdampak pada
pembayaran dividen bagi para pemegang saham.

Namun disisi lain, dengan

tingginya tingkat hutang (leverage) perusahaan, maka

perusahaan akan

membatasi dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan fokus
untuk melunasi hutang perusahaan kepada kreditur. Rodoni dan Ali (2010: 123)

7
Universitas Sumatera Utara

menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen salah
satunya adalah leverage (DER), karena rasio ini mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya dengan menggunakan modal
sendiri. Sehingga tingkat leverage (DER) tentunya akan menjadi pertimbangan
penting bagi perusahaan dalam kebijakan dividen.
Selanjutnya, Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lain (Halim, 2005: 16). Harga ini terjadi setelah saham
tersebut tercatat di bursa. Harga Saham menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:
151) adalah merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan
diterima oleh pemodal di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Jogiyanto
(2008: 143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya
harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di
pasar modal. Dengan demikian, semakin tinggi harga saham perusahaan yang di
ukur dengan Price Earing Ratio (PER), akan mengindikasikan bahwa saham
berisiko rendah yang akan membuat investor tertarik dengan pengembalian yang
rendah (risk aversion). Investor yang seperti ini menginvestasikan dananya pada
saham dengan resiko rendah sehingga permintaan akan saham ini akan meningkat
yang menyebabkan harga saham tersebut naik maka kemungkinan dividen yang
dibagikan juga tinggi karena harga saham yang tinggi menunjukkan tingginya
permintaan terhadap saham perusahaan karena para investor menilai bahwa
perusahaan dengan harga saham yang tinggi menggambarkan kinerja perusahaan
dalam menciptakan nilai perusahaan yang tinggi. Sebaliknya disisi lain, jika

8
Universitas Sumatera Utara

dividen yang dibagikan tinggi, maka akan meningkatkan harga saham. Dengan
demikian, terdapat hubungan yang kuat antara harga saham dengan kebijakan
dividen.
Pada pra penelitian yang dilakukan Penulis, pada beberapa perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia terlihat bahwa rata-rata pembayaran dividen
pada perusahaan-perusahaan di sektor manufaktur pada periode 2010-2014 seperti
terlihat pada Gambar 1.1 berikut:

Sumber: www.idx.co.id 2015
Gambar 1.1 Rata-Rata Dividend Payout Ratio beberapa perusahaan manufaktur 2010-2014

Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR)
pada beberapa perusahaan manufaktur pada tahun 2010 sebesar 39,74% dan
meningkat menjadi 45,50% di tahun 2011 kemudian kembali meningkat menjadi
48,82 % pada tahun 2012, namun mengalami penurunan ditahun 2013 menjadi
39,79% dan kembali turun menjadi 31,02% di tahun 2014. Kondisi ini tentunya
disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen
pada beberapa perusahaan manufaktur tersebut diantaranya seperti profitabiltas,
leverage, dan harga saham.

9
Universitas Sumatera Utara

Berikut dapat dilihat data keuangan yang berhubungan dengan rasio
profitabilitas (ROE), rasio leverage (DER), harga saham, dan dividen tunai
beberapa perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 pada
Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2013
Perusahaan

KLBF

INDF

GGRM

ASII

ALMI

Tahun

Laba Bersih
(dalam jutaan
rupiah)

Total Equitas
(dalam jutaan
rupiah)

Jumlah Hutang
(dalam jutaan
rupiah)

Harga
Saham
(Rp)

Dividen
Tunai
(Rp)

2010

1,286,330

5,771,917

1,260,361

4,100

70

2011

1,539,721

6,515,935

1,758,619

3,400

95

2012

1,772,035

7,371,644

2,046,314

1,060

19

2013

2,004,244

8,499,958

2,815,103

1,250

17

2010

2,952,858

16,784,671

22,423,117

4,875

133

2011

4,891,673

31,610,225

21,975,708

4,600

175

2012

4,779,446

34,142,674

25,181,533

5,850

185

2013

3,416,635

37,891,756

39,719,660

6,600

142

2010

4,146,282

21,320,276

9,544,517

40,000

880

2011

4,958,102

24,550,928

14,537,777

62,050

1,000

2012

4,068,711

26,605,713

14,903,612

56,000

800

2013

4,383,932

29,416,271

21,353,980

42,000

800

2010

14,366,000

58,803,000

63,547,000

5,455

160

2011

21,077,000

75,838,000

78,481,000

7,400

198

2012

22,742,000

89,814,000

92,460,000

7,600

216

2013

22,297,000

106,188,000

107,806,000

6,800

216

2010

43,723

505,798

998,356

420

70

2011

54,784

588,059

1,274,907

455

50

2012

13,949

587,883

1,293,685

325

20

2013

26,119

657,342

2,094,737

300

20

Sumber: www.idx.co.id 2015

10
Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa laba bersih, equitas, jumlah hutang, harga
saham, dan dividen tunai beberapa perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2013 cenderung fluktuatif.
Pada perusahaan Kalbe Farma, Tbk. selama periode 2010-2013 terlihat
bahwa jumlah laba bersih, jumlah equitas, dan hutang mengalami peningkatan
secara bersamaan disetiap tahunnya, sedangkan harga saham relatif mengalami
penurunan namun dividen cenderung fluktuatif dengan jumlah terbesar di tahun
2011 yaitu Rp. 95 per lembar saham dan terendah di tahun 2013 sebesar Rp. 17.
Dengan demikian pada PT Kalbe Farma, Tbk. terlihat bahwa meningkatnya laba
bersih, equitas, dan hutang secara berturut-turut tidak searah dengan jumlah
dividen yang dibayarkan disetiap tahunnya, namun fluktuasi yang terjadi pada
harga saham relatif searah dengan jumlah dividen yang dibayarkan.
Selanjutnya pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. pembayaran dividen
relatif searah dengan fluktuasi yang terjadi pada laba bersih dan equitas namun
tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada hutang, dan harga saham. Seperti
terlihat pada laba bersih dan equitatas terendah terjadi di tahun 2010 jumlah
dividen terendah juga terjadi di tahun 2010 Dengan demikian, terlihat bahwa
meningkat atau menurunnya pembayaran dividen pada PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. tidak selalu searah dengan meningkat atau menurunnya nilai laba
bersih, equitas, hutang, dan harga saham.
Pada PT Gudang Garam, Tbk. jumlah dividen per lembar saham secara
umum searah dengan meningkat atau menurunnya laba bersih dan harga saham.
Laba bersih dan harga saham tertinggi dicapai di tahun 2011 searah dengan

11
Universitas Sumatera Utara

jumlah dividen terbesar di tahun yang sama meningkat dibanding tahun 2010,
namun di tahun 2012 dan 2013 jumlah dividen tetap meskipun laba bersih,
equitas, hutang dan harga saham fluktuatif. Dengan demikian, pada PT Gudang
Garam, Tbk. terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada laba bersih dan equitas
berdampak pada fluktuasi yang terjadi pada jumlah dividen, sedangkan meningkat
atau menurunnya jumlah hutang dan harga saham tidak searah dengan fluktuasi
yang jumlah dividen tunai yang dibayarkan per lembar saham di setiap tahunnya.
Sedangkan pada PT Astra International, Tbk. dan PT Alumindo Light
Metal Industry, Tbk. fluktuasi yang terjadi pada ROE, DER, dan harga saham
turut mendorong terjadinya fluktuasi pada Divident Payout Ratio,
Dengan demikian, secara umum pada beberapa perusahaan yang
mengalami peningkatan ROE, DER, maupun harga saham tidak selalu diikuti oleh
peningkatan DPR, demikian sebaliknya beberapa perusahaan yang mengalami
penurunan ROE, DER, dan Harga Saham juga tidak selalu diikuti oleh penurunan
nilai DPR. Meskipun pada beberapa perusahaan terlihat adanya hubungan yang
searah antara ROE, DER, dan Harga Saham terhadap DPR namun kondisinya
masih fluktuatif sehingga sulit diprediksi.
Berdasarkan uraian tersebut, Penulis tertarik untuk menganalisis lebih
lanjut bagaimana pengaruh Profitabilitas (ROE), Leverage (DER), dan Harga
Saham terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Oleh karena itu Penulis memilih
judul “ Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap
Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014”.

12
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah Profitabilitas (ROE), Leverage (DER), dan Harga
Saham berpengaruh signifikan terhadap Dividen Tunai pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh profitabilitas (ROE), Leverage (DER), dan Harga Saham terhadap
Dividen Tunai pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai profitabilitas, leverage, dan harga saham serta kebijakan dividen.

2.

Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk bahan kajian
dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kebijakan dividen.

13
Universitas Sumatera Utara

3.

Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam
pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian yang
diperoleh melalui dividen.

4.

Bagi Akademisi dan Peneliti Lanjutan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan maupun penelitian selanjutnya.

14
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013.

0 5 18

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

2 10 116

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Aktivitas, dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.

0 3 15

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.

0 4 16

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 10

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 10

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 28

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 16