Solace Paradise

12

BAB II
FIRST IMPRESSION
Hal yang pertama dirasakan perancang ketika sampai pada lokasi,
perancang melihat kondisi lokasi yang tadinya merupakan bekas dari pusat kota
Medan terlihat tidak tertata dan terawat (Pemkomedan, 2013). Pada lokasi
terdapat dua bangunan bersejarah yaitu bangunan nasional pemuda (gambar 2.1)
dan gedung olah raga (gambar 2.2) yang merupakan tempat berkumpulnya para
putra dan putri bangsa Indonesia yang berjuang pada masa kemerdekaan
indonesia dahulu (Hadinoto, 1996). Kedua bangunan tersebut terlihat tidak
terawat sehingga beberapa bagian bangunanya sudah hancur dan tidak berfungsi
lagi.

Gambar 2.1 Tampak depan Gedung Nasional Pemuda

12
Universitas Sumatera Utara

13


Gambar 2.2 Tampak depan Gedung Olahraga
Lingkungan sekitar juga terdapat bangunan bangunan bersejarah lainnya
yaitu Tugu Apolo Medan Area yang merupakan lambang dari pertempuran Medan
Area (gambar 2.3). Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan tempat
yang menyiarkan dan menjadi saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia
(Suyana, 2002), fasad keseluruhan bangunannya hampir hancur (gambar 2.4).
Ketiga bangunan tersebut juga tidak terawat bahkan tidak ditangani oleh pihak
pemerintah kota Medan dan kurangnya kepeduliannya masyarakat sekitar.

Gambar 2.3 Tugu Apolo Medan Area

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

14

Gambar 2.4 Gedung Radio Republik Indonesia (RRI)
Sebagian bangunan pemerintah yang di gunakan masyarakat sebagai
tempat tinggal menjadikan tempat ini terlihat kumuh dan tidak terawat dan
masyarakat sekitar tidak ingin membersihkan atau merawat bangunan tersebut,

hanya menggunakannya untuk tinggal dan sampah mereka buang secara
sembarangan.
Lokasi berada pada pertemuan dua jalan yaitu Jalan Sutomo dan Jalan
Veteran. Kedua jalan tersebut tidak memiliki lampu lalu lintas dan jalur pejalan
kaki. Banyaknya angkutan umum yang berhenti disembarang tempat. Sehingga
mengakibatkan kepadatan kendaraan bermotor dan sirkulasi kendaraan menjadi
tidak teratur (gambar 2.5). Pada peta, area merah merupakan kepadatan lalu lintas
kendaraan pada Jalan Sutomo dan Jalan Veteran (gambar 2.6).

Gambar 2.5 Kondisi Jalan Sutomo

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

15

Gambar 2.6 Peta analisa Jalan Sutomo dan Jalan Veteran
Pada lingkungan sekitar terdapat pasar tradisional yang menyebar luas dari
Jalan Veteran hingga Jalan H.M Yamin (gambar 2.7 dan gambar 2.8) Masyarakat
sekitar banyak bekerja sebagai pedagang, dengan sistem tradisional. Preman, kuli

angkut barang, dan pemulung sampah. Masyarakat pada site bersifat heterogen
(lebih dari satu suku) namun sifat mereka telah menyatu dan berbaur menjadi
satu.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa pedagang yang berjualan pada
pasar tersebut, diketahui bahwa pasar tersebut tidak dikelola oleh pemerintah
tetapi mereka membayar uang penyewaan kepada pihak yang bukan dari
pemerintahan dan dapat dinyatakan pasar tersebut merupakan pasar liar. Parkir
yang tidak teratur bagi kendaraan yang melalui daerah ini dan pasar yang
menyebar bagai jamur, awalnya merupakan pasar liar yang akhirnya menjadi legal
dikarenakan pemungutan retribusi bagi lapak yang berada di tempat tersebut.

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

16

Aktivitas pasar berlangsung mulai dari pukul lima pagi sampai pukul
sembilan pagi. Sehingga para pedagang yang berjualan di pasar tersebut
meninggalkan begitu banyak sampah yang membuat lingkungan sekitar site
menjadi kotor dan berbau (gambar 2.9) Dapat dinyatakan dari segi kenyamanan

dan keamanan pada lokasi sangat kurang.

PENYEBARAN PASAR

Gambar 2.7 Peta analisa zona pasar traditional

Gambar 2.8 Kondisi pasar sekitar site

Universitas Sumatera Utara

17

Gambar 2.9 Kondisi sampah pasar sekitar site
Pada lokasi tidak terdapat parkir kendaraan pengunjung pasar hanya dapat
berjalan dan tidak terdapat halte sehingga kendaraan bermotor bebas melintas
pada lokasi serta tidak terdapatnya toilet umum. Secara tidak langsung lokasi
tersebut kotor,macet dan beberapa jalannya rusak. Prilaku masyarakat sekitar site
masih bersifat tradisional, dimana mereka hidup dikawasan sekitar pasar
tradisional dan


kegiatan mereka yang masih bersifat sosial. Kegiatan yang

berlangsung sekitar site seperti lalu lintas angkot, interaksi sosial, jual beli di
pasar tradisional. Namun disana terdapat beberapa tempat yang di jadikan basis
(markas) preman yang menjadikan pasar tersebut sebagai tempat pencaharian
mereka melalui pungutan liar maupun retribusi parkir.
Survey ke lokasi perancangan (studi lapangan) oleh perancang dalam
berbagai aspek yang terdapat pada lokasi Royale Heritage telah dilakukan.
Tahapan selanjutnya dalam proses perancangan penambahan fasilitas pada lokasi
adalah studi kasus proyek sejenis. Pencarian studi kasus proyek sejenis akan
sangat membantu perancang dalam memasuki tahap perancangan.

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara