Solace Paradise

5

BAB 1
INTRODUCING
Pada kesempatan ini, perancang mendapatkan tugas dengan tema besar
yaitu “Sustainablity Architecture dan Simbiosis”. Pengertian dari tema besar
tersebut menurut perancang adalah arsitektur berkelanjutan dan hubungan antara
dua fungsi atau lebih yang saling menguntungkan, memiliki tujuan untuk
menyelamatkan manusia dan lingkunganya serta menunjukkan komitmen kota
kepada lingkungan untuk mempercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi,
mengkonservasi, dan meningkatkan sumber-sumber lingkungan di daerah. Hal
yang tidak boleh dilupakan dari Arsitektur berkelanjutan dan simbiosis adalah
penggunaan lahan secara efisien serta membuat interkasi kedua elemen menjadi
saling menguntungkan (Brundtland, 1987).
Tentunya dari tema yang diberikan, tugas ini berlokasi pada pelestarian
kawasan yang memiliki nilai historis

di kota Medan. Mengingat keadaan

pembangunan yang besar volumenya serta semakin parahnya kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut dan dapat merubah

perilaku manusia didalamnya yang membuat lingkungan menjadi rusak telah
terjadi di kota Medan. Banyak kawasan-kawasan yang mempunyai nilai historis di
kota Medan kurangnya pemeliharaan, sehingga kawasan tersebut rusak dan
terlupakan.
Daerah yang berpotensi untuk dijadikan tempat perencanaan daerah
pelestarian kawasan yang memiliki nilai historis yaitu mencakup Gedung
5

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

6

Nasional Pemuda dan Gedung Olahraga. Sebab kedua bangunan tersebut
merupakan salah satu bangunan bersejarah terpenting yang ada di kota Medan.
Kedua bangunan tersebut juga berada pada kawasan bersejerah yang merupakan
bekas pusat kota Medan (Pemkomedan, 2014), disekelilingnya juga terdapat
beberapa bangunan bersejarah seperti Gedung Radio Republik Indonesia (RRI)
dan Tugu Medan Area.
Bangunan-bangunan yang memiliki nilai historis tentunya dapat dijadikan

suatu potensi yang dapat dikembangkan baik dari pihak pemerintah kota maupun
pihak swasta untuk bersama-sama atau menjadi pelopor dalam mengubah sebuah
paradigma (cara berfikir) masyarakat yang hidup di perkotaan agar tidak merusak
bangunan bersejarah dan melupakan sejarah karena bangunan bersejarah tersebut
dapat dijadikan sebuah potensi (Graham at al, 2000). Salah satu penyelesaian pada
kawasan bangunan bersejarah dapat dijadikan sebagai Public Space atau ruang
terbuka untuk berinteraksi sosial.
Contoh kasus nyata dimana kawasan yang memiliki nilai historis dijadikan
sebagai potensi baik dalam bidang pariwisata maupun bidang bisnis adalah
Gurney Paragon di Penang, Malaysia (gambar 1.1). Pada kawasan ini terdapat
bangunan bersejarah Chapel yang dikelilingi oleh Shopping mall, cafe, hotel dan
apartment. Kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun masyarakat
sekitar, karena memiliki tempat yang cukup luas sehingga orang-orang dapat
berkumpul dan menikmati suasana yang ada dikawasan tersebut. Wisatawan juga
dapat berkeliling disekitar bangunan dengan pemandangan langsung ke laut dan
dapat menikmati fasilitas yang tersedia sepeti Dancing Fountain, Cafe, Shopping

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara


7

mall serta pertujukan musik yang dilaksanakan pada malam hari (Tourismpenang,
2014). Hal ini dapat direalisasikan karena pemerintah Malaysia dan pihak swasta
bersama-sama ingin meningkatkan nilai dari bangunan bersejarah di Gurney
Paragon yang memiliki potensi dilihat dari berbagai bidang.

Gambar 1.1 Gurney Paragon (Penang, Malaysia)
(Sumber: Gurneyparagon.com)
Berdasarkan tema “ Sustainablity Architecture dan Simbiosis” merupakan
salah satu potensi untuk meningkatkan minat wisatawan dan masyarakat sekitar
untuk berkunjung ke suatu lokasi dan untuk menikmati bangunan-bangunan yang
mempunyai nilai historis dengan pemanfaatan “Urban Heritage Space for Public”
selain untuk pendapatan kota, untuk meningkatkan bangunan yang memiliki nilai
historis di kota Medan serta dapat memberikan ruang terbuka publik di kota
Medan. Menurut perancang, Urban Heritage Space for Public di artikan per-kata
yaitu Urban yang memiliki arti kota, Heritage memiliki arti sejarah, Space
memiliki arti ruang, dan Public memiliki arti publik (umum). Pengertian secara
keseluruhannya adalah menjadikan bangunan bersejarah sebagai ruang publik di
suatu kota. Tujuan dari Urban Heritage Space for Public adalah meningkatkan

nilai bangunan bersejarah dan memberikan ruang terbuka publik untuk kota

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

8

Medan. Jika di elaborasikan antara tema “Sustainablity Architecture dan
Simbiosis”

dan “Urban heritage Space for Public” adalah bagaimana

mempertahankan bangunan bersejarah yang ada sebagai potensi untuk membuat
interaksi antara kedua elemen masyarakat perkotaan dengan linkungannya
menjadi saling menguntungkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat akan
sejarah serta memberikan suatu ruang untuk terjalinnya aktivitas atau interaksi
sosial antar masyarakat yang ada di kota Medan (Concise Oxford English
Dictionary).
Menurut perancang, Seiring dengan perkembangan zaman pembangunan
yang terjadi di wilayah kota Medan kebanyakan kurang


memperhatikan

lingkungan, dalam merancang desain bangunan tidak sesuai dengan konteks
lingkungan sekitar. Hal ini justru dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan
di kehidupan perkotaan serta dapat memberikan dampak negatif bagi
manusiannya sendiri. Pada wilayah kota Medan diperlukanya suatu tempat atau
kehadiran ruang terbuka publik di tengah padatnya kehidupan di perkotaan yang
diharapkan dapat menjadi inspirasi dan ruang gerak positif bagi seluruh
masyarakat yang hidup diperkotaan.
Dari pihak pemerintah kota Medan menjadikan bangunan-bangunan
bersejarah yaitu mencakup lingkungan sekitar gedung Nasional Pemuda dan
gedung Olah raga menjadi pelestarian kawasan (Pemkomedan, 2015). Gedung
Nasional Pemuda dan Gedung Olah Raga merupakan bangunan yang memiliki
nilai historis yang tinggi dan juga termasuk dalam konteks Sustainable
Architecture dan Simbiosis, sebab seharusnya gedung bersejarah ini terpelihara

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara


9

dan tetap mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Karena kedua bangunan ini berada
di kawasan sejarah bekas pusat kota Medan.
Pada zaman dahulu, Gedung Nasional yang dibangun pada tahun 1950
merupakan bangunan yang dibangun menggunakan hasil patungan donatur dan
sejumlah tokoh masyarakat. Gedung Nasional dibangun oleh SM Amin Nasution
sebagai gubsu pertama kota medan pada tahun 1954 dengan dana swadaya
masyarakat. Gagasan itu sudah ada sejak 1935 dengan luas lahan 5.290 ha.
Gedung ini dulunya berfungsi sebagai tempat berkumpulnya pemuda-pemuda
yang berjuang pada saat kemerdekaan (Hadinoto, 1996).
Serta menurut Lukman Sinar, 1996, Gedung Olahraga didirikan sekitar
tahun 1960. Nama lain dari gedung ini adalah GOR Veteran karena terletak di
Jalan Veteran. Dari gedung ini banyak lahir olahragawan yang mengharumkan
bangsa. Gedung ini berfungsi sebagai tempat pertandingan olahraga dunia dan
pertunjukan musik. Kedua bangunan ini berada pada kawasan Medan perjuangan
(gambar 1.2) merupakan kawasan bersejarah dimana dulu merupakan pusat kota
medan sebelum dipindahkan ke Merdeka Walk.

Gambar 1.2 Kondisi pada saat pertempuran Medan Area

(sumber: Portalsejarah.com)

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

10

Penambahan beberapa fasilitas dan bangunan bersejarah sebagai potensi
yang direncanakan pada kawasan pelestarian kota Medan diharapakan dapat
menjadi sebuah ruang terbuka hijau dan ruang gerak aktif bagi masyarakat kota
Medan. Dari segi perkembangan kota yang semakin berkembang penambahan
fasilitas sangat perlu pada lokasi ini. Fasilitas-fasilitas yang direncanakan oleh
perancang yang sesuai dengan lokasi pelestarian kawasan Gedung Nasional dan
Gedung Olahraga adalah bangunan dengan fungsi hotel dan apartemen. Tujuan
dari perencanaan penambahan fasilitas hotel dan apartemen, agar dapat membuat
lokasi semakin bernilai serta dapat mengundang wisatawan dan masyarakat untuk
mengenali nilai-nilai sejarah yang terdapat pada lokasi bekas pusat kota Medan
jaman dahulu.
Perencanaan bangunan bersejarah Gedung Nasional dan Gedung Olahraga
sebagai potensi, perancang merencanakan akan ada ruang publik dengan fungsi

pasar, taman, dan plaza. Gedung pertunjukan akan direncanakan pada Gedung
Olahraga serta museum pada Gedung Nasional. Masyarakat dan wisatawan yang
berkunjung ke Kawasan pelestarian ini diharapkan dapat menikmati bangunan
bersejarah Gedung Nasional dan Gedung Olahraga secara keseluruhan dengan
penataan landscape yang baik sesuai dengan tema dan konsep yang telah
direncanakan oleh perancang. Sehingga para pengunjung dapat menikmati dengan
nyaman bangunan-bangunan bersejarah yang ada pada lokasi dan lingkungan
sekitarnya.
Diharapkan dengan penambahan fasilitas berupa hotel, apartement,
gedung pertunjukkan dan ruang publik dapat menarik dan menjadi sebuah ruang

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara

11

gerak positif bagi kehidupan perkotaan yang ada di kota Medan. Sehingga dengan
penambahan fasilitas ini sedikitnya dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat yang hidup pada kepadatan kota Medan dan juga pemanfaatan
bangunan-bangunan bersejarah sebagai salah satu daya tarik bagi pengunjung

yang dapat berhasil sesuai dengan perencanaan perancang.
Pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi lahan yang mendasari
perencanaan perancangan fasilitas pada lokasi. Selajutnya, perancang melakukan
survey ke lokasi yang bertujuan agar perancang lebih dapat merasakan suasana
kondisi pada lokasi perancangan.

U iversitas Su atera Utara
Universitas Sumatera Utara