Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra

LAMPIRAN I
Sinopsis Novel Ayah Menyayangi Tanpa Ahir

Novel ini menceritakan tentang Arjuna Dewangga yang menikah dengan wanita
keturunan jepang bernama Keisha, namun kisah cinta mereka tidak mendapatkan restu dari
kedua keluarga karena berbeda negara, Arjuna yang berasal dari keraton dianggap melanggar
aturan karena menikahi wanita keturunan Jepang.
Arjuna mencoba mengajak Keisha ke keratin dengan harap sang ibu mau member
restu, namun keinginan Arjuna di tolak oleh sang ibu, Arjuna dan Keisha memutuskan untuk
menemui keluarga Keisha di Jepang dengan maksud yang sama, namun hal itu juga gagal,
mereka berdua harus menelan pil pahit tidak mendpat restu, namun karena cinta mereka
berdua sangat kuat, Arjuna yang saat itu bekerja sebagai apoteker memberanikn diri untuk
menikah dengan Keisha diusia yang masih sangat muda.
Dukungan datang baik itu dari teman-teman Juna dan Keisha maupun dari lingkungan
sekitar, cara mereka menjalani hidup dengan berhemat makan nasi kucing agar keperlun
rumah tangga mereka terpenuhi, Keisha yang saat itu sedang hamil harus berjuang sambil
melakukan penelitiannya tentang arkeolog, arkeologi bagi Keisha adalah nafasnya, namun di
tengah kelelahan Arjuna, Keisha terjatuh dan pendarahan serta harus melahirkan secara dini,
pilihannya hanya satu, Keisha yang selamat atau sang buah hati meninggal, namun sebagai
ibu Keisha menginginkan anaknya untuk tetap hidup.
Hati Arjuna sangat hancur melihat istri tercinta harus pergi begitu cepat tanpa melihat

anaknya tumbuh menjadi anak yang berguna. Arjuna sangat terpukul dan harus tabah
menjalani hidup sebagai ayah tunggal dan berjanji akan menjadikan Mada anak yang hebat
dan membuktikan kepada keluarganya bahwa apa yang dipilihnya tidak salah.

Universitas Sumatera Utara

Sebagai ayah tunggal, Juna dihadapkan dengan berbagai kisah, Juna menjadi makhluk
yang serba bisa mengurus anaknya seorang diri dengan berbagai risiko yang dihadapinya,
saat Juna harus mengganti perannya sebagai ibu saat anaknya mengajaknya ke sekolah untuk
memperingati hari ibu dan mengahdapi Mada yang terus merengek minta diajak bertemu
dengan neneknya, menjalani berbagai cerita berdua bagi Juna itu membuat hatinya senang
dan bahagia, saat ia berhasil membujuk mada dan membuatnya tertawa dan banyak lagi kisah
yang dijalani Juna.
Sampai akhirnya mimpi buruk melada Juna, saat ia mengetahui anaknya sakit dan
tidak memiliki umur yang lama, Juna sangat terpukul dan merasa dirinya gagal menjadi
seorang ayah. Saat Mada meminta hadiah terakhir yang harus dipenuhi Juna, Mada yang saat
itu sakit minta hadiah di hari ulang tahunnya.
Juna tidak tahan menatap wajah Mada yang meminta, matanya sayu memohon.
Akankah ini pinta terakhirnya Tuhan? Tidak! Namun bagaimana jika ini benar-benar pinta
terakhirnya dan aku tidak bisa membahagiakan di akhir hidupnya? Byat apa semuanya kalau

tidak buat dia? Batin Juna terombang ambing tanpa daya mengangkat, mengarahkan sauh
nuraninya, sementara angin terus menerpanya menuju arah yang tidak dikehendakinya.
Dilema besar melanda hati Juna yang semakin retak, dan mulai hancur berantakan.
Namun akhirnya, karena tidak tahan dengan tatapan mengharap Mada, tanpa banyak pikir,
setelah shubuh dengan sekian cara, Juna membopong Mada, berhasil keluar dari rumah sakit,
pulang! Anehnya Mada wajahnya jadi cerah, banyak senyum dan merasakan tubuhnya sehat.
Mada diam seribu bahasa, wajahnya pucat, namun menyiratkan senyum, matanya
sayu dan terkatup pelan di pangkuan Juna yang histeris menjerit, memanggil nama sang
pemenang! Pagi berpenghuni rasa suka yang tiba-tiba tergilas lautan rasa senyap, duka dan
lenyap. Langit cerah pagi itu menambahkan jerit luka Juna yang terus menyebut nama Tuhan
dan Mada.

Universitas Sumatera Utara

Sirkuit Rorotan Kirana Legacy, tempat terakhir mereka menjalani kebersamaan. Mada
kembali ke sang pemilik sesungguhnya. Ia ikhlas menerima takdirNYA, luas melapangkan
jalan menujuNYA, tanpa batas menyatakan cintaNYA, tak berharap balas akan
keputusanNYA. Mada adalah guru terbaik Juna! Ia pergi dengan penuh kemenangan dan
ketenangan.
Juna memang harus sendiri, Juna juga harus kehilangan anak semata wayangnya

karena sakit dengan perasaan sangat bersalah dan merasa gagal menjadi seorag ayah.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ASPEK MORAL DALAM NOVEL AYAH MENYAYANGI TANPA AKHIR KARYA KIRANA KEJORA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Moral Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Pembelajaran

0 2 17

ASPEK MORAL DALAM NOVEL AYAH MENYAYANGI TANPA AKHIR KARYA KIRANA KEJORA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Moral Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Pembelajaran

0 3 13

PENGGUNAAN INTERJEKSI DALAM NOVEL AYAH MENYAYANGI TANPA AKHIR KARYA KIRANA KEJORA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Penggunaan Interjeksi Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP K

0 4 16

PENGGUNAAN INTERJEKSI DALAM NOVEL AYAH MENYAYANGI TANPA AKHIR KARYA KIRANA KEJORA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Penggunaan Interjeksi Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP K

1 5 13

Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra

0 3 8

Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra

0 0 1

Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra

0 0 5

Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra

0 0 3

Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra Chapter III V

0 0 26

Peran Ayah Dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora : Analisis Psikologi Sastra

0 0 2