S PTA 1200650 Chapter 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang
selalu berupaya menghasilkan lulusan berkualitas, terampil, profesional, dan
berdisiplin tinggi sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Disamping itu, lulusan
SMK idealnya dipersiapkan untuk mampu terserap lapangan kerja di berbagai dunia
usaha dan industri, namun kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang menjadi
pengangguran. Berdasarkan Badan Pusat Statistik atau BPS (2009), bahwa :
“Pengangguran terbuka didominasi lulusan SMK sebesar 17,26 %, SMA 14,31 %,
Perguruan Tinggi 12,59 %, diploma 11,21 %, lulusan SMP 9,39 %, dan lulusan SD
4,57 % dari jumlah penganggur“. Menurut Ardiansyah (2012) pengangguran tersebut
tercipta karena calon tenaga kerja tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan
yang dibutuhkan dunia kerja.
Sejalan dengan kondisi tersebut, maka dalam hal ini SMK harus semakin siap
membekali tamatannya dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
sehingga benar-benar mampu bersaing. Untuk mengetahui lulusan SMK yang
mampu bersaing tersebut dapat dilihat berdasarkan pencapaian hasil belajar siswa
pada ranah: kognitif (pengetahuan). efektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Penerapan model pembelajaran merupakan salah satu tugas guru untuk membantu
perkembangan siswa dalam pencapaian hasil belajar tersebut. Namun, pada
kenyataannya mayoritas siswa berpandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat
fakta-fakta yang harus dihafal. Oleh karenanya diperlukan sebuah model
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yakni sebuah model pembelajaran
yang mendorong siswa untuk lebih aktif dan mandiri.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan Program Latihan
Profesi (PLP) di kelas X SMK Negeri Cilaku Cianjur, pada mata diklat produktif
menekankan pada keterampilan dan bakat siswa dalam praktikum, para siswa diberi
keleluasaan sepenuhnya dalam melakukan praktikum. Namun kenyataanya kondisi
yang terjadi saat penulis melakukan observasi, masih ada beberapa guru mata diklat
Winda Widia Agustina, 2016
Penerapan Production Based Training (PBT) dengan Bantuan Animasi Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Teknik Konversi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
produktif yang menyampaikan materi praktikum dengan metode pembelajaran
konvensional (ceramah dan diskusi) sehingga siswa kurang termotivasi dalam
kegiatan pembelajaran terutama pada mata diklat produktif yang memuat kegiatan
praktikum.
Berdasarkan silabus SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur standar kompetensi
menerapkan teknik konversi adalah salah satu mata diklat produktif dari beberapa
mata diklat yang ada. Melalui mata diklat produktif ini siswa disamping
membahas secara teroritis tentang prinsip pengecilan ukuran dan prinsip ekstraksi
juga melaksanakan praktikum pengecilan ukuran dan membuat susu kedelai. Pada
praktikum tersebut siswa harus mampu mengetahui prinsip pengecilan ukuran dan
prinsip dasar ekstraksi. Berdasarkan hasil observasi, hasil belajar siswa tahun
ajaran 2014/2015 pada standar kompetensi menerapkan teknik konversi
memperoleh rata-rata nilai 70 dengan nilai terendah 48,2-69 sebanyak 60% dan
nilai tertinggi 76-78 sebanyak 40%. Nilai tersebut diperoleh setelah di rata-ratakan
dengan aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Sehingga untuk memenuhi
ketuntasan siswa perlu dilakukan remedi.
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam standar kompetensi
menerapkan teknik konversi yaitu menerapkan model pembelajaran Production
Based Training (PBT). Berdasarkan penelitian Kuntoro (2013) melalui
pembelajaran PBT terjadi peningkatan hasil belajar, hal ini ditunjukkan pada
siklus I yaitu 78,00, dengan kriteria sangat baik sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 84,68, dengan kriteria sangat baik. Menurut Susriyanti (2013)
PBT merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sudah diisyaratkan dalam
kurikulum SMK dalam Landasan Program dan Pengembangan. PBT terdiri dari
prinsip strategi dan pendekatan serta metoda untuk melaksanakan proses
pembelajaran program produktif. Siswa melakukan produksi di sekolah agar
menghasilkan suatu produk. Maulana (2013) menambahkan bahwa pada
pembelajaran PBT penyampaian materi di kelas dibatasi karena jam produksi
yang lebih banyak.
Penerapan model pembelajaran tersebut dapat didukung pula dengan
penggunaan media pembelajaran audio visual seperti video animasi. Menurut
Suheri (2006) animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu
3
yang rumit atau komplek atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya Gambar atau
kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan
cara melakukan visuallisasi maka materi yang dijelaskan dapat terGambarkan.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, penulis terdorong
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Production Based
Training dengan Bantuan Animasi Pada Standar Kompetensi Menerapkan
Teknik Konversi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
maka
dapat
diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1.
Terdapat beberapa guru mata diklat produktif yang menyampaikan
materi praktikum dengan metode pembeajaran konvensional (ceramah
dan diskusi) di kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur
2.
Hasil belajar siswa tahun ajaran 2014/2015 pada standar kompetensi
menerapkan teknik konversi memperoleh rata-rata nilai 70 dengan nilai
terendah 48,2-69 sebanyak 60% dan nilai tertinggi 76-78 sebanyak
40%. Nilai tersebut diperoleh setelah dirata-ratakan dengan aspek
kognitif, psikomotor dan afektif. Sehingga untuk memenuhi ketuntasan,
siswa perlu dilakukan remedi.
C.
Batasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah serta untuk menghindari penyimpangan
tujuan dan penelitian lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Praktikum yang dilakukan mengacu pada materi pembelajaran
berdasarkan silabus dan unit produksi SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur
yaitu produk keripik singkong dan susu kedelai.
2.
Hasil belajar yang digunakan adalah penilaian pada ranah kognitif (pretest dan post-test), afektif (penilaian sikap), dan psikomotor (penilaian
praktikum)
4
D.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti adalah :
1.
Bagaimana keterlaksanaan penerapan PBT dengan bantuan animasi
pada
standar
kompetensi
menerapkan
teknik
konversi
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa dlihat dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor melalui PBT dengan bantuan animasi pada standar
kompetensi menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa ?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1.
Bagaimana keterlaksanaan penerapan PBT dengan bantuan animasi
pada
standar
kompetensi
menerapkan
teknik
konversi
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa dlihat dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor melalui PBT dengan bantuan animasi pada standar
kompetensi menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa ?
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Teoritis
Memberikan Gambaran umum tentang pembelajaran Production Based
Training (PBT) dengan bantuan animasi pada standar kompetensi
menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Praktis
a. Dapat memberikan masukan kepada praktisi tentang pembelajaran
penerapan PBT dengan bantuan animasi pada standar kompetensi
menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5
b. Memberikan informasi tentang pembelajaran PBT dengan bantuan
animasi pada standar kompetensi menerapkan teknik konversi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kepada guru (pendidik) sebagai
salah
satu
alternatif
untuk
meningkatkan
pemahaman
dan
penguasaan siswa.
G.
Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah:
1.
BAB I Pendahuluan, pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
proposal skripsi.
2.
BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini penulis menguraikan tentang
teori-teori yang mendukung proses penelitian yang menjadi landasan
dalam melakukan penelitian.
3.
BAB III Metodologi, pada bab ini penulis menguraikan tentang lokasi
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosesdur
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
4.
BAB IV Temuan dan Pembahhasan, pada bab ini penulis menguraikan
temuan yang ada pada saat penelitian dan membahas temuan tersebut.
5.
BAB V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini penulis menguraikan
kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pembaca atau
peneliti selanjutnya.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang
selalu berupaya menghasilkan lulusan berkualitas, terampil, profesional, dan
berdisiplin tinggi sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Disamping itu, lulusan
SMK idealnya dipersiapkan untuk mampu terserap lapangan kerja di berbagai dunia
usaha dan industri, namun kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang menjadi
pengangguran. Berdasarkan Badan Pusat Statistik atau BPS (2009), bahwa :
“Pengangguran terbuka didominasi lulusan SMK sebesar 17,26 %, SMA 14,31 %,
Perguruan Tinggi 12,59 %, diploma 11,21 %, lulusan SMP 9,39 %, dan lulusan SD
4,57 % dari jumlah penganggur“. Menurut Ardiansyah (2012) pengangguran tersebut
tercipta karena calon tenaga kerja tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan
yang dibutuhkan dunia kerja.
Sejalan dengan kondisi tersebut, maka dalam hal ini SMK harus semakin siap
membekali tamatannya dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
sehingga benar-benar mampu bersaing. Untuk mengetahui lulusan SMK yang
mampu bersaing tersebut dapat dilihat berdasarkan pencapaian hasil belajar siswa
pada ranah: kognitif (pengetahuan). efektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Penerapan model pembelajaran merupakan salah satu tugas guru untuk membantu
perkembangan siswa dalam pencapaian hasil belajar tersebut. Namun, pada
kenyataannya mayoritas siswa berpandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat
fakta-fakta yang harus dihafal. Oleh karenanya diperlukan sebuah model
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yakni sebuah model pembelajaran
yang mendorong siswa untuk lebih aktif dan mandiri.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan Program Latihan
Profesi (PLP) di kelas X SMK Negeri Cilaku Cianjur, pada mata diklat produktif
menekankan pada keterampilan dan bakat siswa dalam praktikum, para siswa diberi
keleluasaan sepenuhnya dalam melakukan praktikum. Namun kenyataanya kondisi
yang terjadi saat penulis melakukan observasi, masih ada beberapa guru mata diklat
Winda Widia Agustina, 2016
Penerapan Production Based Training (PBT) dengan Bantuan Animasi Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Teknik Konversi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
produktif yang menyampaikan materi praktikum dengan metode pembelajaran
konvensional (ceramah dan diskusi) sehingga siswa kurang termotivasi dalam
kegiatan pembelajaran terutama pada mata diklat produktif yang memuat kegiatan
praktikum.
Berdasarkan silabus SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur standar kompetensi
menerapkan teknik konversi adalah salah satu mata diklat produktif dari beberapa
mata diklat yang ada. Melalui mata diklat produktif ini siswa disamping
membahas secara teroritis tentang prinsip pengecilan ukuran dan prinsip ekstraksi
juga melaksanakan praktikum pengecilan ukuran dan membuat susu kedelai. Pada
praktikum tersebut siswa harus mampu mengetahui prinsip pengecilan ukuran dan
prinsip dasar ekstraksi. Berdasarkan hasil observasi, hasil belajar siswa tahun
ajaran 2014/2015 pada standar kompetensi menerapkan teknik konversi
memperoleh rata-rata nilai 70 dengan nilai terendah 48,2-69 sebanyak 60% dan
nilai tertinggi 76-78 sebanyak 40%. Nilai tersebut diperoleh setelah di rata-ratakan
dengan aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Sehingga untuk memenuhi
ketuntasan siswa perlu dilakukan remedi.
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam standar kompetensi
menerapkan teknik konversi yaitu menerapkan model pembelajaran Production
Based Training (PBT). Berdasarkan penelitian Kuntoro (2013) melalui
pembelajaran PBT terjadi peningkatan hasil belajar, hal ini ditunjukkan pada
siklus I yaitu 78,00, dengan kriteria sangat baik sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 84,68, dengan kriteria sangat baik. Menurut Susriyanti (2013)
PBT merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sudah diisyaratkan dalam
kurikulum SMK dalam Landasan Program dan Pengembangan. PBT terdiri dari
prinsip strategi dan pendekatan serta metoda untuk melaksanakan proses
pembelajaran program produktif. Siswa melakukan produksi di sekolah agar
menghasilkan suatu produk. Maulana (2013) menambahkan bahwa pada
pembelajaran PBT penyampaian materi di kelas dibatasi karena jam produksi
yang lebih banyak.
Penerapan model pembelajaran tersebut dapat didukung pula dengan
penggunaan media pembelajaran audio visual seperti video animasi. Menurut
Suheri (2006) animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu
3
yang rumit atau komplek atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya Gambar atau
kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan
cara melakukan visuallisasi maka materi yang dijelaskan dapat terGambarkan.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, penulis terdorong
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Production Based
Training dengan Bantuan Animasi Pada Standar Kompetensi Menerapkan
Teknik Konversi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
maka
dapat
diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1.
Terdapat beberapa guru mata diklat produktif yang menyampaikan
materi praktikum dengan metode pembeajaran konvensional (ceramah
dan diskusi) di kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur
2.
Hasil belajar siswa tahun ajaran 2014/2015 pada standar kompetensi
menerapkan teknik konversi memperoleh rata-rata nilai 70 dengan nilai
terendah 48,2-69 sebanyak 60% dan nilai tertinggi 76-78 sebanyak
40%. Nilai tersebut diperoleh setelah dirata-ratakan dengan aspek
kognitif, psikomotor dan afektif. Sehingga untuk memenuhi ketuntasan,
siswa perlu dilakukan remedi.
C.
Batasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah serta untuk menghindari penyimpangan
tujuan dan penelitian lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Praktikum yang dilakukan mengacu pada materi pembelajaran
berdasarkan silabus dan unit produksi SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur
yaitu produk keripik singkong dan susu kedelai.
2.
Hasil belajar yang digunakan adalah penilaian pada ranah kognitif (pretest dan post-test), afektif (penilaian sikap), dan psikomotor (penilaian
praktikum)
4
D.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti adalah :
1.
Bagaimana keterlaksanaan penerapan PBT dengan bantuan animasi
pada
standar
kompetensi
menerapkan
teknik
konversi
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa dlihat dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor melalui PBT dengan bantuan animasi pada standar
kompetensi menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa ?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1.
Bagaimana keterlaksanaan penerapan PBT dengan bantuan animasi
pada
standar
kompetensi
menerapkan
teknik
konversi
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa dlihat dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor melalui PBT dengan bantuan animasi pada standar
kompetensi menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa ?
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Teoritis
Memberikan Gambaran umum tentang pembelajaran Production Based
Training (PBT) dengan bantuan animasi pada standar kompetensi
menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Praktis
a. Dapat memberikan masukan kepada praktisi tentang pembelajaran
penerapan PBT dengan bantuan animasi pada standar kompetensi
menerapkan teknik konversi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5
b. Memberikan informasi tentang pembelajaran PBT dengan bantuan
animasi pada standar kompetensi menerapkan teknik konversi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kepada guru (pendidik) sebagai
salah
satu
alternatif
untuk
meningkatkan
pemahaman
dan
penguasaan siswa.
G.
Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah:
1.
BAB I Pendahuluan, pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
proposal skripsi.
2.
BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini penulis menguraikan tentang
teori-teori yang mendukung proses penelitian yang menjadi landasan
dalam melakukan penelitian.
3.
BAB III Metodologi, pada bab ini penulis menguraikan tentang lokasi
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosesdur
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
4.
BAB IV Temuan dan Pembahhasan, pada bab ini penulis menguraikan
temuan yang ada pada saat penelitian dan membahas temuan tersebut.
5.
BAB V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini penulis menguraikan
kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pembaca atau
peneliti selanjutnya.