Pengaruh Perbedaan Kadar Medroxy Progesterone Acetate dalam Spons Vagina setelah Flushing Pakan terhadap Tampilan Berahi Domba - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
26
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Materi
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus – 5 September 2016 di Desa
Tegallurung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Penelitian ini mengamati
tampilan berahi domba setelah flushing pakan akibat sinkronisasi berahi
menggunakan hormon MPA dengan kadar 20 mg dan 30 mg.
Domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba sebanyak 22 ekor
dengan bobot badan relatif sama yaitu berkisar antara 30 – 40 kg dengan rata-rata
kebutuhan BK, PK dan TDN berturut-turut yaitu 4,3%, 10,57% dan 55,62%
(kearl, 1982). Domba yang digunakan sudah pernah beranak, dan sudah dipastikan
merupakan domba dalam keadaan tidak bunting. Pakan untuk flushing terdiri dari
beberapa bahan dengan persentase setiap bahan pakan yang dapat dilihat pada
Tabel 1 dan hasil analisis proksimat pakan dapat dilihat pada Tabel 2. dan hijauan
berupa rumput lapang yang diberikan sendiri oleh peternak. Air minum diberikan
secara ad libitum.
Hormon progesteron yang digunakan dalam spons vagina adalah jenis MPA
kemasan 3 ml/150 g yang diencerkan dengan ethanol 12 ml sehingga setiap mili
mengandung 10 g MPA dan diresapkan ke dalam spons sesuai kadar yang
diperlukan yaitu 2 ml untuk 20 mg dan 3 ml untuk 30 mg progesteron, selain itu
juga digunakan betadine salep dan bollus antibiotic untuk mencegah infeksi pada
organ reproduksi domba, vigel untuk pelumas, alkohol untuk pembersih alat
aplikator spons dan sabun cair untuk mencuci spons.
27
Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Flushing Domba
Bahan Pakan
Dedak
Onggok
Pollard
Bungki Kelapa
Bungkil Kedelai
Molases
Total
1)
Pemberian dalam
BK
PK
SK
LK
TDN
-------------------------------- (%) ---------------------------24
3,08
3,31
2,50
12,00
17
0,31
1,33
0,16
13,34
23
3,94
3,04
1,16
15,92
25
5,34
4,34
2,77
19,68
7
3,28
0,41
0,19
5,56
4
0,16
0,02
0,01
2,83
100
16,11
12,45
6,79
69,33
Dianalisis dari Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang, 2016; BK : bahan kering; PK : protein kasar; SK : serat
kasar; LK : lemak kasar; TDN : total digestible nutrients
Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Pakan
Pakan
Rumput
Konsentrat
Kandungan Nutrien Pakan
BK
PK
SK
LK
Abu
BETN TDN2
------------------------------------ (%) ------------------------------------29,44
9,76
26,99
1,36
7,86 54,04
59,33
90,97
16,32
16,68
1,44
16,63 48,93
59,10
1)
Dianalisis dari Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang, 2016; BK : bahan kering; PK : protein kasar; SK : serat
kasar; LK : lemak kasar; TDN : total digestible nutrients
2)
TDN dihitung berdasarkan rumus Sutardi (2001) sebagai berikut: a. untuk PK < 20% dan SK >
18% yaitu 70,6+(0,259X%PK)+(1,01X%LK)-(0,760X%SK)+(0,0991X%BETN). b. untuk PK <
20% dan SK < 18% yaitu 2,79 + (1,17X%PK)+(1,74X%LK)-(0,295X%SK)+(0,810X%BETN)
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan untuk
menimbang pakan, plastik untuk memudahkan dalam pemberian pakan, baskom
untuk memberikan pakan kepada ternak yang mudah untuk dipegangi agar pakan
tidak bersisa, tali penanda untuk membedakan ternak yang sedang diberi
perlakuan, spons vagina sebagai alat bantu untuk mengadministrasikan hormon
progesteron ke dalam tubuh, aplikator spon vagina sebagai alat bantu untuk
mengimplantasikan spons vagina, lateks sebagai pelindung tangan, jangka sorong
untuk mengukur vulva akibat pembengkakan, termometer untuk mengukur suhu
28
vulva, timer untuk mengetahui waktu kejadian, pH indikator untuk mengukur pH
lendir.
3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
dan pengamatan langsung terhadap hasil eksperimen domba yang telah selesai
masa implantasi spons vagina dengan resapan hormon MPA. Rancangan
penelitian ini adalah menggunakan 22 ekor domba betina yang mempunyai ratarata bobot badan 35 kg, kemudian dibagi menjadi dua kelompok perlakuan.
Perlakuan pertama (T1) berjumlah 11 ekor domba mendapatkan 20 mg MPA dan
perlakuan kedua (T2) berjumlah 11 ekor domba mendapatkan 30 mg MPA untuk
diimplantasi dengan spon ke dalam vagina domba. 22 ekor domba mendapatkan
flushing pakan selama 21 hari (7 hari sebelum implantasi spon dan 14 hari setelah
spon dipasang). Pencabutan spon dilakukan pada hari ke 15 kemudian dilakukan
pengamatan hingga tampilan berahi tidak terlihat. Jadwal pemberian flushing
pakan dapat dilihat pada Ilustrasi 1.
Hari ke -
0–7
7 - 14
1.
Pemberian
Pakan
2. Pemasangan
Spons Vagina
3. Pencabutan
Spons Vagina
4. Pengambilan
Data
Ilustrasi 1. Jadwal Pemberian Flushing Pakan
14 - 21
22
23-27
29
Pengamatan dilakukan terhadap beberapa parameter antara lain yaitu
konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, konsumsi total digestible
nutrient, munculnya berahi atau biasa disebut onset berahi, akhir berahi
merupakan tanda-tanda berahi sudah tidak Nampak lagi, lama berahi merupakan
lamanya tanda - tanda berahi terlihat, puncak berahi merupakan tanda – tanda
berahi yang terlihat paling optimum, warna vulva merupakan perubahan warna
vulva saat berahi dari putuh, merah muda dan merah tua, pembengkakan vulva
merupakan bengkaknya vulva saat berahi, kelimpahan lendir merupakan banyak
sedikitnya lendir yang keluar dari vulva saat berahi, pH lender merupakan tingkat
keasamaan lendir. Prosedur penelitian yang dilakukan dimulai dari persiapan
penelitian, pembuatan spons vagina, pemberian pakan tambahan, dan pemasangan
spons serta pengambilan data.
3.2.1. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian terdiri dari pemilihan domba, pembuatan spons vagina
dan applicator spons vagina, pembuatan tempat pakan dan pemberian pakan
tambahan selama 21 hari.
3.2.1.1. Pembuatan spons vagina
Spons dibentuk silinder berdiameter dan panjang 3 – 5 cm, spons dikaitkan
dengan tali sepanjang 30 - 40 cm, kemudian spons dicuci hingga bersih dan
dikeringkan dalam box pengering hingga 2 hari. Spons yang sudah kering
dicelupkan ke dalam MPA yang telah diencerkan sesuai dengan kadarnya yaitu 20
30
mg dan 30 mg, selanjutnya spons dikeringkan kembali selama 1 – 2 hari, setelah
spons kering maka spons sudah dapat digunakan. Pembuatan applicator spons
vagina yaitu menggunakan paralon dengan
diameter berukuran ¼ dipotong
sepanjang 30 cm, ujung paralon diruncingkan dan dihaluskan dengan amplas agar
tidak melukai ternak. Proses pemasangan spons vagina yaitu mula-mula tangan
harus dipakaikan lateks agar tidak terkena dampak dari penggunaan MPA,
betadine dioleskan pada tiga sisi spons sebagai antibiotic, spons dipasang pada
applicator hingga ke vagina kemudian applicator dilepaskan, tali disisakan agar
spons dapat dicabut. Penanaman spons vagina dilakukan selama 14 hari
dikarenakan untuk menghabiskan masa diestrus (4 – 5 hari) dan metestrus (9 - 10
hari) sehingga domba kembali pada masa proestrus secara bersamaan dan dapat
mengalami estrus secara serentak.
3.2.1.2. Pemberian pakan tambahan
Proses pemberian pakan dimulai dari pembuatan ransum pakan dengan
komposisi sesuai dengan Tabel 1. Kemudian diletakkan dalam karung, setiap
karung diletakkan di atas papan kayu agar pakan tidak menyentuh tanah. Ember
dipasang sebagai wadah ransum di setiap kandang. Pakan tambahan diberikan
kepada ternak 400 g/hari dengan alas an dapat menunjang tampilan berahi
menjadi lebih optimum. Flushing pakan pra perkawinan dilakukan selama 21 hari
yaitu pada 7 hari sebelum pemasangan spons dan 14 hari saat pemasangan spons.
Pakan utama yang diberikan berupa rumput sebanyak rata-rata 1.500-2.000
g/hari/ternak.
31
3.2.2. Pelaksanaan pengambilan data
Pengambilan data dilakukan pada masa estrus/berahi untuk mengetahui
pengaruh sinkronisasi berahi dengan penambahan pakan terhadap tampilan
estrus/berahi pada ternak, pengambilan data dilakukan setiap 6 jam sekali. Data
yang diambil yaitu waktu munculnya berahi/onset berahi, akhir berahi, puncak
berahi, lama berahi. Tampilan vulva domba meliputi warna vulva, pembengkakan
vulva dan suhu vulva. Tampilan lendir meliputi kelimpahan lendir, pH lendir,
serta konsumsi BK, PK dan TDN pakan. Pengambilan data dilakukan sebagai
berikut:
1.
Konsumsi BK pakan
Perhitungan konsumsi BK menurut Purbowati dkk. (2007) sebagi berikut:
Konsumsi BK pakan = (Pemberian (g) x %BK Pakan Pemberian ) – (Sisa (g)
x %BK Sisa Pakan)
2.
Konsumsi Protein Pakan
Perhitungan konsumsi PK menurut Purbowati dkk. (2007) sebagi berikut:
Konsumsi Protein Pakan = (Konsumsi BK Pakan (g) x % PK Pakan)
3.
Konsumsi TDN
Perhitungan TDN menurut Sutardi (2001) sebagi berikut:
Untuk PK < 20% dan SK < 18% yaitu TDN = 70,6 + (0,259 x PK) + (1,01 x
LK) - (0,760 x SK) + (0,0991 x BETN). Untuk PK < 20% dan SK > 18%
yaitu TDN = 2,79 + (1,17 X %PK) + (1,74 X %LK) - (0,295 X %SK) + (0,810 X
%BETN)
Perhitungan konsumsi TDN = Konsumsi BK x %TDN
32
4.
Onset Berahi
Mencatat jam ke berapa, munculnya tanda berahi setelah pelepasan spons.
5.
Akhir Berahi
Mencatat jam ke berapa, tanda berahi sudah tidak nampak lagi.
6.
Puncak berahi
Mencatat jam ke berapa, tanda – tanda berahi terlihat optimum.
7.
Lama Berahi
Perhitungan lama berahi menurut Sutiyono dkk. (1990) diketahui dengan cara
mengurangi waktu akhir berahi dengan waktu terjadinya onset berahi. Lama
berahi = waktu akhir berahi (jam) – waktu muncul berahi (jam).
8.
Warna vulva
Melakukan pengamatan pada warna vulva dengan melakukan skoring warna
dengan penilaian sebagai berikut (Suharto, 2003) :
9.
Warna vulva merah
: ++
Warna vulva merah pucat
:+
Warna vulva putih
:-
Pembengkakan vulva
Pengambilan data ini dilakukan dengan cara mengukur lebar garis vulva
(vertical) dengan menggunakan jangka sorong, karena semakin bengkak
vulva maka akan menarik dinding vulva ke kanan dan kekiri sehingga lubang
vulva/garis vulva semakin panjang (Damayanti dan Ismudiono, 2014).
10. Suhu vulva
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara memasukan termometer kedalam
vagina dan mencatat angka yang dihasilkan (Suharto, 2003).
33
11. Kelimpahan lendir
Pengamatan kelimpahan lendir dilakukan dengan cara skoring, dengan
ketentuan nilai sebagai berikut:
Skor 1 :
lendir berwarna transparan, jumlah sedikit, terlihat menggantung
dari vulva.
Skor 2 :
lendir berwarna transparan, jumlah cukup banyak, terlihat
menggantung dari vulva dan disekitar pangkal ekor.
Skor 3 :
lendir transparan, jumlah banyak, menggantung dari vulva
sampai ke paha bagian belakang.
Skor 4
lendir transparan, berlimpah, menggantung dari vulva dan
terlihat sampai tungkai kaki.
12. pH lendir
Melakukan pengukuran dengan cara pH indikator ditempelkan pada vulva
yang terdapat lendir dan mencatat standar yang ditunjukan oleh pH indikator.
3.3. Analisis Data
Analisis data secara deskriptif pada warna vulva, analisis non parametrik
Chi Square Test pada parameter intensitas lendir domba, dan pada data kualitatif
dan metode T-test pada data kuantitatif.
Rumus metode pengujian dengan T-test sebagi berikut:
T
=
34
Keterangan:
x : Rata-rata perlakuan
n : Jumlah ulangan
S : Ragam perlakuan
Rumus analisis non parametrik chi square test sebagai berikut:
Intensitas Lendir
Tidak ada
Ada sedikit
Jumlah
Keterangan:
a : T1 dan tidak ada lendir
b : T2 dan tidak ada lendir
c : T1 dan ada sedikit lendir
d : T2 dan ada sedikit lendir
m : Jumlah data
Rumus
X2 =
T1
T2
A
C
Sama
b
d
sama
Jumlah
Jumlah a + b
Jumlah c + d
Jumlah
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Materi
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus – 5 September 2016 di Desa
Tegallurung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Penelitian ini mengamati
tampilan berahi domba setelah flushing pakan akibat sinkronisasi berahi
menggunakan hormon MPA dengan kadar 20 mg dan 30 mg.
Domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba sebanyak 22 ekor
dengan bobot badan relatif sama yaitu berkisar antara 30 – 40 kg dengan rata-rata
kebutuhan BK, PK dan TDN berturut-turut yaitu 4,3%, 10,57% dan 55,62%
(kearl, 1982). Domba yang digunakan sudah pernah beranak, dan sudah dipastikan
merupakan domba dalam keadaan tidak bunting. Pakan untuk flushing terdiri dari
beberapa bahan dengan persentase setiap bahan pakan yang dapat dilihat pada
Tabel 1 dan hasil analisis proksimat pakan dapat dilihat pada Tabel 2. dan hijauan
berupa rumput lapang yang diberikan sendiri oleh peternak. Air minum diberikan
secara ad libitum.
Hormon progesteron yang digunakan dalam spons vagina adalah jenis MPA
kemasan 3 ml/150 g yang diencerkan dengan ethanol 12 ml sehingga setiap mili
mengandung 10 g MPA dan diresapkan ke dalam spons sesuai kadar yang
diperlukan yaitu 2 ml untuk 20 mg dan 3 ml untuk 30 mg progesteron, selain itu
juga digunakan betadine salep dan bollus antibiotic untuk mencegah infeksi pada
organ reproduksi domba, vigel untuk pelumas, alkohol untuk pembersih alat
aplikator spons dan sabun cair untuk mencuci spons.
27
Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Flushing Domba
Bahan Pakan
Dedak
Onggok
Pollard
Bungki Kelapa
Bungkil Kedelai
Molases
Total
1)
Pemberian dalam
BK
PK
SK
LK
TDN
-------------------------------- (%) ---------------------------24
3,08
3,31
2,50
12,00
17
0,31
1,33
0,16
13,34
23
3,94
3,04
1,16
15,92
25
5,34
4,34
2,77
19,68
7
3,28
0,41
0,19
5,56
4
0,16
0,02
0,01
2,83
100
16,11
12,45
6,79
69,33
Dianalisis dari Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang, 2016; BK : bahan kering; PK : protein kasar; SK : serat
kasar; LK : lemak kasar; TDN : total digestible nutrients
Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Pakan
Pakan
Rumput
Konsentrat
Kandungan Nutrien Pakan
BK
PK
SK
LK
Abu
BETN TDN2
------------------------------------ (%) ------------------------------------29,44
9,76
26,99
1,36
7,86 54,04
59,33
90,97
16,32
16,68
1,44
16,63 48,93
59,10
1)
Dianalisis dari Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang, 2016; BK : bahan kering; PK : protein kasar; SK : serat
kasar; LK : lemak kasar; TDN : total digestible nutrients
2)
TDN dihitung berdasarkan rumus Sutardi (2001) sebagai berikut: a. untuk PK < 20% dan SK >
18% yaitu 70,6+(0,259X%PK)+(1,01X%LK)-(0,760X%SK)+(0,0991X%BETN). b. untuk PK <
20% dan SK < 18% yaitu 2,79 + (1,17X%PK)+(1,74X%LK)-(0,295X%SK)+(0,810X%BETN)
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan untuk
menimbang pakan, plastik untuk memudahkan dalam pemberian pakan, baskom
untuk memberikan pakan kepada ternak yang mudah untuk dipegangi agar pakan
tidak bersisa, tali penanda untuk membedakan ternak yang sedang diberi
perlakuan, spons vagina sebagai alat bantu untuk mengadministrasikan hormon
progesteron ke dalam tubuh, aplikator spon vagina sebagai alat bantu untuk
mengimplantasikan spons vagina, lateks sebagai pelindung tangan, jangka sorong
untuk mengukur vulva akibat pembengkakan, termometer untuk mengukur suhu
28
vulva, timer untuk mengetahui waktu kejadian, pH indikator untuk mengukur pH
lendir.
3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
dan pengamatan langsung terhadap hasil eksperimen domba yang telah selesai
masa implantasi spons vagina dengan resapan hormon MPA. Rancangan
penelitian ini adalah menggunakan 22 ekor domba betina yang mempunyai ratarata bobot badan 35 kg, kemudian dibagi menjadi dua kelompok perlakuan.
Perlakuan pertama (T1) berjumlah 11 ekor domba mendapatkan 20 mg MPA dan
perlakuan kedua (T2) berjumlah 11 ekor domba mendapatkan 30 mg MPA untuk
diimplantasi dengan spon ke dalam vagina domba. 22 ekor domba mendapatkan
flushing pakan selama 21 hari (7 hari sebelum implantasi spon dan 14 hari setelah
spon dipasang). Pencabutan spon dilakukan pada hari ke 15 kemudian dilakukan
pengamatan hingga tampilan berahi tidak terlihat. Jadwal pemberian flushing
pakan dapat dilihat pada Ilustrasi 1.
Hari ke -
0–7
7 - 14
1.
Pemberian
Pakan
2. Pemasangan
Spons Vagina
3. Pencabutan
Spons Vagina
4. Pengambilan
Data
Ilustrasi 1. Jadwal Pemberian Flushing Pakan
14 - 21
22
23-27
29
Pengamatan dilakukan terhadap beberapa parameter antara lain yaitu
konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, konsumsi total digestible
nutrient, munculnya berahi atau biasa disebut onset berahi, akhir berahi
merupakan tanda-tanda berahi sudah tidak Nampak lagi, lama berahi merupakan
lamanya tanda - tanda berahi terlihat, puncak berahi merupakan tanda – tanda
berahi yang terlihat paling optimum, warna vulva merupakan perubahan warna
vulva saat berahi dari putuh, merah muda dan merah tua, pembengkakan vulva
merupakan bengkaknya vulva saat berahi, kelimpahan lendir merupakan banyak
sedikitnya lendir yang keluar dari vulva saat berahi, pH lender merupakan tingkat
keasamaan lendir. Prosedur penelitian yang dilakukan dimulai dari persiapan
penelitian, pembuatan spons vagina, pemberian pakan tambahan, dan pemasangan
spons serta pengambilan data.
3.2.1. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian terdiri dari pemilihan domba, pembuatan spons vagina
dan applicator spons vagina, pembuatan tempat pakan dan pemberian pakan
tambahan selama 21 hari.
3.2.1.1. Pembuatan spons vagina
Spons dibentuk silinder berdiameter dan panjang 3 – 5 cm, spons dikaitkan
dengan tali sepanjang 30 - 40 cm, kemudian spons dicuci hingga bersih dan
dikeringkan dalam box pengering hingga 2 hari. Spons yang sudah kering
dicelupkan ke dalam MPA yang telah diencerkan sesuai dengan kadarnya yaitu 20
30
mg dan 30 mg, selanjutnya spons dikeringkan kembali selama 1 – 2 hari, setelah
spons kering maka spons sudah dapat digunakan. Pembuatan applicator spons
vagina yaitu menggunakan paralon dengan
diameter berukuran ¼ dipotong
sepanjang 30 cm, ujung paralon diruncingkan dan dihaluskan dengan amplas agar
tidak melukai ternak. Proses pemasangan spons vagina yaitu mula-mula tangan
harus dipakaikan lateks agar tidak terkena dampak dari penggunaan MPA,
betadine dioleskan pada tiga sisi spons sebagai antibiotic, spons dipasang pada
applicator hingga ke vagina kemudian applicator dilepaskan, tali disisakan agar
spons dapat dicabut. Penanaman spons vagina dilakukan selama 14 hari
dikarenakan untuk menghabiskan masa diestrus (4 – 5 hari) dan metestrus (9 - 10
hari) sehingga domba kembali pada masa proestrus secara bersamaan dan dapat
mengalami estrus secara serentak.
3.2.1.2. Pemberian pakan tambahan
Proses pemberian pakan dimulai dari pembuatan ransum pakan dengan
komposisi sesuai dengan Tabel 1. Kemudian diletakkan dalam karung, setiap
karung diletakkan di atas papan kayu agar pakan tidak menyentuh tanah. Ember
dipasang sebagai wadah ransum di setiap kandang. Pakan tambahan diberikan
kepada ternak 400 g/hari dengan alas an dapat menunjang tampilan berahi
menjadi lebih optimum. Flushing pakan pra perkawinan dilakukan selama 21 hari
yaitu pada 7 hari sebelum pemasangan spons dan 14 hari saat pemasangan spons.
Pakan utama yang diberikan berupa rumput sebanyak rata-rata 1.500-2.000
g/hari/ternak.
31
3.2.2. Pelaksanaan pengambilan data
Pengambilan data dilakukan pada masa estrus/berahi untuk mengetahui
pengaruh sinkronisasi berahi dengan penambahan pakan terhadap tampilan
estrus/berahi pada ternak, pengambilan data dilakukan setiap 6 jam sekali. Data
yang diambil yaitu waktu munculnya berahi/onset berahi, akhir berahi, puncak
berahi, lama berahi. Tampilan vulva domba meliputi warna vulva, pembengkakan
vulva dan suhu vulva. Tampilan lendir meliputi kelimpahan lendir, pH lendir,
serta konsumsi BK, PK dan TDN pakan. Pengambilan data dilakukan sebagai
berikut:
1.
Konsumsi BK pakan
Perhitungan konsumsi BK menurut Purbowati dkk. (2007) sebagi berikut:
Konsumsi BK pakan = (Pemberian (g) x %BK Pakan Pemberian ) – (Sisa (g)
x %BK Sisa Pakan)
2.
Konsumsi Protein Pakan
Perhitungan konsumsi PK menurut Purbowati dkk. (2007) sebagi berikut:
Konsumsi Protein Pakan = (Konsumsi BK Pakan (g) x % PK Pakan)
3.
Konsumsi TDN
Perhitungan TDN menurut Sutardi (2001) sebagi berikut:
Untuk PK < 20% dan SK < 18% yaitu TDN = 70,6 + (0,259 x PK) + (1,01 x
LK) - (0,760 x SK) + (0,0991 x BETN). Untuk PK < 20% dan SK > 18%
yaitu TDN = 2,79 + (1,17 X %PK) + (1,74 X %LK) - (0,295 X %SK) + (0,810 X
%BETN)
Perhitungan konsumsi TDN = Konsumsi BK x %TDN
32
4.
Onset Berahi
Mencatat jam ke berapa, munculnya tanda berahi setelah pelepasan spons.
5.
Akhir Berahi
Mencatat jam ke berapa, tanda berahi sudah tidak nampak lagi.
6.
Puncak berahi
Mencatat jam ke berapa, tanda – tanda berahi terlihat optimum.
7.
Lama Berahi
Perhitungan lama berahi menurut Sutiyono dkk. (1990) diketahui dengan cara
mengurangi waktu akhir berahi dengan waktu terjadinya onset berahi. Lama
berahi = waktu akhir berahi (jam) – waktu muncul berahi (jam).
8.
Warna vulva
Melakukan pengamatan pada warna vulva dengan melakukan skoring warna
dengan penilaian sebagai berikut (Suharto, 2003) :
9.
Warna vulva merah
: ++
Warna vulva merah pucat
:+
Warna vulva putih
:-
Pembengkakan vulva
Pengambilan data ini dilakukan dengan cara mengukur lebar garis vulva
(vertical) dengan menggunakan jangka sorong, karena semakin bengkak
vulva maka akan menarik dinding vulva ke kanan dan kekiri sehingga lubang
vulva/garis vulva semakin panjang (Damayanti dan Ismudiono, 2014).
10. Suhu vulva
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara memasukan termometer kedalam
vagina dan mencatat angka yang dihasilkan (Suharto, 2003).
33
11. Kelimpahan lendir
Pengamatan kelimpahan lendir dilakukan dengan cara skoring, dengan
ketentuan nilai sebagai berikut:
Skor 1 :
lendir berwarna transparan, jumlah sedikit, terlihat menggantung
dari vulva.
Skor 2 :
lendir berwarna transparan, jumlah cukup banyak, terlihat
menggantung dari vulva dan disekitar pangkal ekor.
Skor 3 :
lendir transparan, jumlah banyak, menggantung dari vulva
sampai ke paha bagian belakang.
Skor 4
lendir transparan, berlimpah, menggantung dari vulva dan
terlihat sampai tungkai kaki.
12. pH lendir
Melakukan pengukuran dengan cara pH indikator ditempelkan pada vulva
yang terdapat lendir dan mencatat standar yang ditunjukan oleh pH indikator.
3.3. Analisis Data
Analisis data secara deskriptif pada warna vulva, analisis non parametrik
Chi Square Test pada parameter intensitas lendir domba, dan pada data kualitatif
dan metode T-test pada data kuantitatif.
Rumus metode pengujian dengan T-test sebagi berikut:
T
=
34
Keterangan:
x : Rata-rata perlakuan
n : Jumlah ulangan
S : Ragam perlakuan
Rumus analisis non parametrik chi square test sebagai berikut:
Intensitas Lendir
Tidak ada
Ada sedikit
Jumlah
Keterangan:
a : T1 dan tidak ada lendir
b : T2 dan tidak ada lendir
c : T1 dan ada sedikit lendir
d : T2 dan ada sedikit lendir
m : Jumlah data
Rumus
X2 =
T1
T2
A
C
Sama
b
d
sama
Jumlah
Jumlah a + b
Jumlah c + d
Jumlah