SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

PERSEPSI SISWA, GURU, DAN ORANG TUA

TERHADAP PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

Studi Kasus Pada SMA – SMA di Kabupaten Bantul

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

Elisabeth Henni Prasetyowati

NIM : 031334005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  ! !

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 17 Januari 2008 Penulis

  Elisabeth Henni Prasetyowati

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Elisabeth Henni Prasetyowati Nomor Mahasiswa : 031334005

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI SISWA, GURU, DAN ORANG TUA TERHADAP PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL.

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 27 Februari 2008 Yang menyatakan (Elisabeth Henni Prasetyowati)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa, Guru, dan Orang Tua Terhadap Pelaksanaan Ujian Nasional”.

  Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlepas dari bantuan, kerjasama, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pandidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

  5. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum., S.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang berguna demi kesempurnaan skripsi ini.

  6. Bapak Drs. F. X. Muhadi, M.Pd., Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., Bapak Drs.

  Bambang Purnomo, S.E., M.Si., Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., dan Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., selaku staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama penulis menempuh studi di Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  7. Bapak Drs. Wawiek Wakidjo dan Ibu Theresia Aris Sudarsilah, selaku tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini.

  8. Bapak Kepala Sekolah SMAN 2 Bantul, SMAN 1 Sewon, SMA Stella Duce Bantul, SMA Patria Bantul, SMA Mercu Buana Sedayu, SMA Muhammadiyah Sewon, dan SMA PGRI Kasihan, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  9. Papa dan mamaku tercinta, yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

  10. Mas` Suryo ..., makasih atas semangat, perhatian, doa dan kasih sayanggg yang selalu mas berikan selama ini.

  11. Budhe, mas` Ridwan Alm, mba` Ari, mas` Nunung, Putri, Tiara, Bu Kus, Pak

Lik, Bu Lik Endang, dan Ryan ..., makasih atas perhatian, cinta, dan doanya.

  12. Yayik, Detha, Amel dan Hantoro ..., makasih banyak atas kerjasama dan semangatnya. Don`t forget, Januari 2008 adalah bulan yang bersejarah untuk kita. Sukses untuk kita berlima ... Ok ... !!!

  13. Teman – teman P3W Melon, Iis, Wiwid, Sarah, Irene, Merli, Titis, Putri, Eko,

  mas` Banu, Bambang, Fandi, dan Markus ..., makasih atas semangat, cinta, dan hari-hari penuh keceriaan yang selalu ada setiap kita shelving.

  14. Teman – teman staff PPKM `08 Abe, Boloth, mba` Ima, Wiwid, Agnes, Tian,

  Rani, Panji, Pak Heri, Bu Piepie, Bu Rishe, Rm. In Nugroho, Pak Minto, Pak Haryanto, Pak Budi, dan mas` Anton Solikin ..., makasih banyak atas

  perhatian, semangat, dan doanya.

  15. Teman – teman PAK `03 ..., makasih banyak atas hari-hari penuh warna yang pernah kita lalui bersama. Kegembiraan dan kesedihan yang pernah kita rasakan sama-sama saat duduk di bangku kuliah adalah kenangan manis yang tidak terlupakan. Semoga dengan berjalannya waktu, kenangan itu dapat menjadi pelajaran terindah dalam hidup kita. Sukses untuk kita semua ...

  16. Semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, makasih banyak atas kerjasama, bantuan, semangat, dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis senantiasa terbuka untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA, GURU, DAN ORANG TUA

TERHADAP PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

Studi Kasus Pada SMA – SMA di Kabupaten Bantul

  

Elisabeth Henni Prasetyowati

Universitas Sanata Dharma

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan : 1) ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C. 2) ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C. 3) ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus yang dilaksanakan di beberapa SMA di Kabupaten Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, guru bidang studi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi SMA kelas XII Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan orang tua siswa SMA kelas XII Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah

  

purposive sampling dan cluster sampling. Dengan teknik penarikan sampel

  tersebut, diperoleh 411 responden penelitian dengan rincian 198 siswa, 28 guru, dan 185 orang tua.

  Pengujian hipotesis I dan III menggunakan uji statistik non-parametrik

Chi-Kuadrat, karena data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen.

Pengujian hipotesis II menggunakan uji statistik parametrik One Way Anova, karena data berdistribusi normal dan homogen.

  Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : 1) ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C (Asymp. Sig = 0,000 < 0,005). 2) tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C (Sig. = 0,154 > 0,005). 3) ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C (Asymp. Sig = 0,000 < 0,005).

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF STUDENTS, TEACHERS AND PARENTS

TOWARD NATIONAL EXAMINATION IMPLEMENTATION

A Case Study at several Senior High Schools in Bantul Regency

  

Elisabeth Henni Prasetyowati

Sanata Dharma University

2008

  This research aimed to proove: 1) the significant differences of perception towards the national examination implementation among students who studied in Senior High Schools which were categorized as A accreditation, B accreditation, and C accreditation. 2) the significant differences of perception towards the national examination implementation among teachers who taught in Senior High Schools which were categorized as A accreditation, B accreditation, and C accreditation. 3) the significant differences of perception towards the national examination implementation among parents who sent their children to study in Senior High Schools which were categorized as A accreditation, B accreditation, and C accreditation.

  This research was a case study conducted in several Senior High Schools in Bantul regency. The population in this research were the third grade students of Social department, class XII teachers of Indonesian, English and Economic subjects of Social department, and parents of the third grade students of Social department. The purposive and cluster sampling techniques were used to get the samples. By using the purposive sampling, it resulted 411 respondents who were 198 students, 28 teachers and 185 parents.

  Hypotheses I and III were tested by the use of Chi-Quadrate non- parametric statistic test, because the data did not distributed normally and homogenic. Hypothesis II was tested by the use of One Way Anova parametric statistic test because the data distributed normally and homogenic.

  The results of hypotheses test showed that: 1) there were significant differences of perception towards national examination implementation among students who studied in Senior High Schools which were categorized A accreditation, B accreditation, and C accreditation (Asymp. Sig = 0,000 < 0,005), 2) there were not significant differences of perception toward national examination implementation among teachers who taught in Senior High Schools which were categorized A accreditation, B accreditation, and C accreditation (Sig.

  

= 0,154 > 0,005), 3) there were significant differences of perception towards

  national examination implementation among parents who sent their children to study in Senior High Schools which were categorized A accreditation, B accreditation, and C accreditation (Asymp. Sig = 0,000 < 0,005).

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... iv MOTTO ......................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 B. Batasan Masalah ..................................................................................... 7 C. Rumusan Masalah ................................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

  BAB II KAJIAN TEORITIK A. Persepsi ................................................................................................... 10

  1. Pengertian Persepsi ........................................................................... 10

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..................................... 11

  B. Evaluasi ................................................................................................... 14 1.

  Hakekat Evaluasi .............................................................................. 14

  2. Ujian Nasional .................................................................................. 20

  C. Akreditasi Sekolah .................................................................................. 22

  D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 25

  1. Perbedaan persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C ......................... 25

  2. Perbedaan persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C ......................... 28 3.

  Perbedaan persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara

  orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C ................................................................................... 30

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 33

  C.

  Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................... 53

  Persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara orang tua

  2. Persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C ................................................... 71 3.

  1. Persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C .............................................. 67

  B. Pembahasan ............................................................................................. 67

  4. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 60

  3. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 56

  1. Deskripsi Data ................................................................................... 51 2.

  Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 34

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ........................................................................................... 51

  Teknik Analisis Data ............................................................................... 46

  G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................... 40 H.

  F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 40

  E. Operasionalisasi Variabel ....................................................................... 36

  D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ................................... 34

  yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan kategori

  BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ............................................................................................. 79 B. Saran ....................................................................................................... 81 C. Keterbatasan ............................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 86

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Pedoman Penilaian ........................................................................ 15Tabel 3.1 Skor dalam Skala Likert ............................................................................. 38Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan

  Ujian Nasional ........................................................................................... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan

  Ujian Nasional ........................................................................................... 39

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Persepsi Orang Tua Terhadap

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 39

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 43

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 43

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Persepsi Orang Tua Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 44

Tabel 4.1 Rekapitulasi Keseluruhan Subjek Penelitian ............................................. 52Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 53

Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 54

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Persepsi Orang Tua Terhadap Pelaksanaan UjianTabel 4.5 Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Ujian Nasional ..... 57Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik Chi-Kuadrat Persepsi Siswa TerhadapTabel 4.16 Hasil Uji Statistik Chi-Kuadrat Persepsi Orang Tua Terhadap

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 65

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogeneous Subsets Persepsi Guru Terhadap

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 64

Tabel 4.14 Hasil Uji Multiple Comparisons Persepsi Guru Terhadap

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik One Way Anova Persepsi Guru Terhadap

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 62

  Nasional ..................................................................................................... 60

Tabel 4.6 Uji Normalitas Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Ujian Nasional ...... 57Tabel 4.11 Uji Homogenitas Persepsi Orang Tua Terhadap Pelaksanaa Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 59

Tabel 4.10 Uji Homogenitas Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Nasional ..................................................................................................... 59

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa, Guru, dan Orang Tua Terhadap

  Nasional ..................................................................................................... 58

Tabel 4.7 Uji Normalitas Persepsi Orang Tua Terhadap Pelaksanaan Ujian

  Pelaksanaan Ujian Nasional ....................................................................... 66

  DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ................................................................................................................... 89

DATA MENTAH VALIDITAS DAN RELIABILITAS ........................................... 90

KUESIONER SEBELIM UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ....................... 98

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...................................................... 114

KUESIONER SETELAH UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...................... 121

DATA MENTAH PENELITIAN ................................................................................ 136

KECENDERUNGAN VARIABEL PENELITIAN ................................................... 154

HASIL UJI NORMALITAS ........................................................................................ 158

HASIL UJI HOMOGENITAS ..................................................................................... 165

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS ............................................................................. 167

SURAT KETERANGAN PENELITIAN ................................................................... 172

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

  setiap negara. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran.

  Masalahnya adalah bagaimana proses pembelajaran mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana juga tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggungjawab.

  Untuk melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi tersebut adalah Ujian Nasional (UN).

  Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 45 Tahun 2006 tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2006/2007, Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran atau penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menenggah.

  Kebijakan pemberlakuan Ujian Nasional sebagai bentuk evaluasi di tengah masyarakat, baik dari kalangan pendidikan maupun kalangan non pendidikan. Menurut Ngadirin ( http://www.artikel.us ), Ujian Nasional yang dilakukan hanya dengan tes akhir pada beberapa mata pelajaran tidak mungkin memberikan informasi yang menyeluruh tentang perkembangan peserta didik sebelum dan setelah mengikuti pendidikan. Pelaksanaan Ujian Nasional pada beberapa mata pelajaran akan mendorong guru untuk cenderung memusatkan perhatiannya secara khusus pada mata pelajaran tertentu yang diujikan. Akibat dari kondisi ini, terjadi peremehan terhadap mata pelajaran yang tidak dilakukan pengujian karena dianggap tidak penting.

  Berdasarkan kajian terhadap UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Kepmendiknas No. 153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional, Koalisi Pendidikan yang terdiri dari Lembaga Advokasi Pendidikan (LAP), National Education Watch (NEW), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), The Center for the Betterment Indonesia (CBE), Kelompok Kajian Studi Kultural (KKSK), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Forum Guru Honorer Indonesia (FGHI), Forum Aksi Guru Bandung (FAGI- Bandung), For-Kom Guru Kota Tanggerang (FKGKT), Lembaga Bantuan Hukum (LBH-Jakarta), Jakarta Teachers and Education Club (JTEC), dan Indonesia Corruption Watch (ICW), menemukan setidaknya ada empat penyimpangan ( http://www.tokohindonesia.com ).

  Pertama, kesenjangan pada aspek pedagogis. Koalisi Pendidikan menilai Ujian Nasional hanya mengukur satu aspek kompetensi kelulusan yakni aspek lulusan seharusnya mencakup tiga aspek yakni aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan ketrampilan (psikomotorik).

  Kedua, kesenjangan pada aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme pelaksanaan Ujian Nasional, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. Sedangkan untuk standar nilai kelulusan tahun pelajaran 2006/2007 adalah 4,25 dengan nilai rata-rata minimum 5,0 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan. Tututan nilai ini menimbulkan kecemasan psikologi bagi siswa, guru, dan orang tua siswa.

  Ketiga, kesenjangan pada aspek yuridis. Beberapa pasal dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dilanggar, misalnya pasal 35 ayat 1 yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Akan tetapi, Ujian Nasional hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah.

  Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, Ujian Nasional hanya melakukan evaluasi terhadap peserta didik. Padahal menurut pasal 57 UU Sisdiknas, mutu pendidikan seharusnya didasarkan pada evaluasi yang mencakup peserta didik, lembaga, dan program pendidikan.

  Pelaksanaan Ujian Nasional juga dianggap telah merampas kewenangan kelulusan peserta didik. Menurut pasal 58 ayat 1 dan pasal 61 ayat 2 UU Sisdiknas, evaluasi hasil belajar dan penentuan kelulusan peserta didik dilakukan oleh pendidik dan sekolah.

  Keempat, kesenjangan pada aspek ekonomi. Secara ekonomis, penyelenggaraan Ujian Nasional telah memakan biaya yang relatif besar. Pada tahun 2004, dana yang dikeluarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk penyelenggaraan Ujian Nasional mencapai kurang lebih 260 miliar, belum ditambah dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan masyarakat. Pada tahun 2005, memang disebutkan pendanaan Ujian Nasional berasal dari pemerintah, akan tetapi tidak dijelaskan sumber pendanaan tersebut, sehingga sangat memungkinkan masyarakat kembali akan dibebani biaya. Selama ini, sistem pengelolaan dana Ujian Nasional selalu tertutup dan tidak ada pertanggungjawaban yang jelas. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penyimpangan dana Ujian Nasional.

  Sedangkan menurut Furqon ( http://www.pikiran-rakyat.com ), Ujian Nasional sangat penting peranannya sebagai pengendali mutu pendidikan secara nasional dan pendorong peserta didik, pendidik, dan penyelenggara pendidikan untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan mutu pendidikan. Disamping itu, Furqon juga berpendapat bahwa UU No. 20 Tahun 2003 mengamanatkan perlunya evaluasi untuk mengendalikan mutu pendidikan secara nasional (pasal 57) dan memantau tingkat ketercapaian standar nasional tentang kompetensi lulusan (pasal 35). Selain itu, Furqon juga melihat pentingnya ukuran baku nasional untuk membandingkan posisi antara sekolah, kabupaten, dan antar propinsi.

  Kontroversi yang muncul seputar Ujian Nasional, menimbulkan keprihatinan di berbagai kalangan masyarakat khususnya kalangan pendidikan.

  Ujian Nasional sebagai suatu bentuk evaluasi yang dikeluarkan pemerintah, justru menimbulkan beban psikologis bagi para siswa, guru, dan orang tua siswa. Beban psikologis tersebut timbul terutama karena Ujian Nasional menetapkan standar nilai kelulusan yang dirasa sulit untuk dicapai.

  Bagi siswa, kebijakan pemerintah yang akan terus menaikkan standar nilai kelulusan hingga mencapai 6,0 dirasa sangat berat. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa yang tidak lulus dari tahun ke tahun semakin meningkat. Persepsi siswa terhadap Ujian Nasional memang berbeda-beda, akan tetapi predikat tidak lulus sangat membebani siswa.

  Bagi guru, tuntutan standar nilai kelulusan yang terus meningkat juga menimbulkan beban yang sangat mendalam. Sebagai guru, tentu menginginkan siswanya sukses dan berhasil dalam studi. Tetapi apa daya, ketika pemerintah dengan lantang telah mengeluarkan standar nilai kelulusan yang wajib dipatuhi.

  Salah satu jalan yang dapat dilakukan guru hanyalah mempersiapkan siswanya dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar di sekolah, terkadang menjadi hambatan yang cukup berat untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang optimal.

  Bagi orang tua, tuntutan standar nilai kelulusan yang ditetapkan guru, orang tua pastilah juga menginginkan anaknya sukses dalam studi. Ujian Nasional menjadi satu beban yang tidak ringan karena standar nilai kelulusan yang ditetapkan pemerintah dirasa cukup sulit untuk dicapai. Tidak banyak yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anaknya agar lulus ujian. Akan tetapi, kondisi ini menuntut orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya terutama dalam kegiatan belajar.

  Persepsi siswa, guru, dan orang tua tehadap pelaksanaan Ujian Nasional dan keberhasilan siswa dalam menempuh Ujian Nasional juga sangat dipengaruhi oleh kualitas sekolah. Sekolah yang memiliki kualitas baik tercermin dari banyaknya jumlah siswa dan guru yang berkualitas dan ketersediaan sarana prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, bagi sekolah yang berkualitas baik, Ujian Nasional bukan suatu masalah yang besar.

  Sebaliknya bagi sekolah yang kurang berkualitas, Ujian Nasional dipandang sebagai suatu beban berat yang harus dipikul. Dalam penelitian ini, sekolah yang berkualitas sangat baik dikategorikan dalam sekolah terakreditasi A, sekolah yang berkualitas baik dikategorikan dalam sekolah terakreditasi B, dan sekolah yang kurang berkualitas dikategorikan dalam sekolah terakreditasi C. Pengkategorisasian tersebut merupakan hasil penilaian Badan Akreditasi Sekolah, berdasarkan Kepmendiknas No. 087/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah.

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti perbedaan persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap pelaksanaan Ujian Nasional pada sekolah yang termasuk dalam kategori sekolah terakreditasi A, sekolah kategori sekolah yang menunjukkan kualitas sekolah, akan mempengaruhi persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap pelaksanaan Ujian Nasional. Oleh karena itu, topik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ”Persepsi Siswa, Guru, dan Orang Tua terhadap Pelaksanaan Ujian Nasioanl”.

  B. Batasan Masalah

  Penelitian ini, secara umum bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Agar penelitian lebih terarah, maka penelitian hanya terbatas untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap pelaksanaan Ujian Nasional pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan

  Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakrediasi B, dan terakreditasi C ?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakrediasi B, dan terakreditasi C ?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan

  SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakrediasi B, dan terakreditasi C ?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan :

  1. Ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakrediasi B, dan terakreditasi C.

  2. Ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakrediasi B, dan terakreditasi C.

  3. Ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakrediasi B, dan terakreditasi C.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Departemen Pendidikan Nasional Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasional khususnya yang terkait dengan sistem evaluasi, sehingga tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 dapat diwujudkan.

  2. Universitas Sanata Darma Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber acuan bagi para peneliti selanjutnya dan menambah referansi atau bacaan ilmiah khususnya bidang pendidikan.

  3. Peneliti Dari penelitian ini, peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang sangat berguna. Disamping itu, peneliti juga dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. Manfaat yang paling utama bagi peneliti adalah peneliti dapat mengetahui persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap pelaksanaan Ujian Nasional.

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

  Persepsi merupakan suatu proses, di mana proses tersebut didahului dengan proses penginderaan. Proses penginderaan ini terjadi karena manusia berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, sehingga manusia perlu menyerap unsur dari luar yang berupa rangsang atau stimulus melalui inderanya. Dengan demikian, proses penginderaan merupakan suatu proses diterimanya rangsang atau stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun proses tersebut tidak berakhir sampai di situ, pada umumnya rangsang atau stimulus tersebut diteruskan ke syaraf otak sebagai pusat susunan syaraf, yang selanjutnya dilakukan proses persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yakni pada waktu individu menerima rangsang atau stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera berperan sebagai penghubung antara individu dengan dunia luar (Walgito, 1991 : 53).

  Menurut Slameto (2003 : 102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia akan terus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yakni indera penglihat, pendengar,

  Sedangkan menurut Sarlito (1992 : 45), persepsi adalah sejumlah penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak), sehingga manusia dapat mengenali dan menilai suatu objek.

  Bagi semua orang, melakukan perbuatan melihat, mendengar, meraba dan mencium sangatlah mudah. Namun, informasi yang datang dari alat indera kiranya perlu terlebih dahulu diorganisasi dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti, proses ini dinamakan persepsi (Soenardi, 1988 : 83).

  Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian rangsang atau stimulus dari lingkungan luar melalui panca indera, sehingga individu mengenali, mengerti, dan menyadari apa yang ditangkap oleh alat inderanya. Dalam penelitian ini, persepsi merupakan proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian yang dilakukan siswa, guru, dan orang tua terhadap rangsangan dari luar, yakni pelaksanaan Ujian Nasional.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

  Menurut Irwanto (1988 : 76), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi, meliputi : a.

  Perhatian yang selektif

  Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu akan menerima individu tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu, individu harus memutuskan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek- objek atau gejala-gejala lain tidak akan tampak.

  b. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangasang yang paling besar di antara rangsang yang kecil dan kontas, akan lebih menarik perhatian.

  c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu Seseorang pasti memiliki pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya, sehingga setiap individu memiliki nilai-nilai dan kebutuhan yang berbeda-beda satu dengan individu lainnya. Sedangkan menurut Thoha (1988 : 1945), ada berbagai macam faktor- faktor perhatian yang berasal dari luar maupun dari dalam yang mempengaruhi proses seleksi persepsi, yakni :

  a. Faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi proses seleksi persepsi, antara lain : 1) Intensitas

  Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar hal-hal tersebut dipahami.

  2)

  Ukuran

  Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu objek, maka semakin mudah objek tersebut untuk diketahui dan dipahami. 3) Keberlawanan

  Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau yang sama sekali di luar dugaan orang banyak akan lebih menarik perhatian.

  4) Pengulangan (repetition) Dalam prinsip ini, dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar, dibandingkan dengan yang sekali lihat. 5) Gerakan (moving)

  Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya, dibandingkan dengan objek yang diam.

  6) Baru dan familiar Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal, dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian. b.

  Faktor-faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses

  seleksi persepsi, antara lain : 1) Proses belajar (learning)

  Semua faktor dari dalam diri seseorang akan membentuk adanya perhatian kepada suatu objek, sehingga akan menimbulkan persepsi yang didasarkan dari kekompleksan kejiwaan. Kekompleksan kejiwaan ini selaras dengan proses belajar dan motivasi yang dimiliki oleh masing-masing individu.

  2) Motivasi Motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, sehingga keduanya mempunyai dampak yang sangat pentingdalam proses pemilihan persepsi. 3) Kepribadian

  Dalam membentuk persepsi, unsur kepribadian sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang berdampak pada apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

B. Evaluasi

1. Hakekat Evaluasi

  Sebelum seorang guru menilai prestasi belajar siswa dalam penguasaan prestasi siswa tersebut. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dapat dilakukan melalui ulangan harian, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Nasional (UN). Kegiatan pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas sifat suatu objek melalui aturan-aturan tertentu, sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud. Kuantitas yang diperoleh dari suatu pengukuran disebut skor (Masidjo, 1995 : 13).

  Menurut Silverius (1991 : 5), pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasil dari kegiatan pengukuran tersebut hanya berupa angka-angka (skor). Kegiatan pengukuran tidak membuahkan nilai atau pendapat baik dan buruk sesuatu, akan tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian atau evaluasi.

  Agar skor-skor dapat berarti bagi pihak-pihak terkait, khususnya bagi guru dan siswa, skor-skor tersebut perlu diberi arti atau makna. Skor-skor tersebut akan bermakna apabila diperbandingkan dengan acuan yang relevan, yang sesuai dengan sifat suatu objek, dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran (Masidjo, 1991 : 17). Berikut ini adalah contoh pedoman penilaian.

Tabel 2.1 Contoh Pedoman Penilaian

  Kelas Kualifikasi Kualitas / Nilai Interval

  49 – 60 Amat baik A

  28 – 33 Kurang / meragukan D 0 – 27 Kurang sekali / gagal E Dari proses pengubahan skor-skor menjadi kualitas-kualitas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran dengan acuan yang relevan sedemikian rupa, sehingga diperoleh kualitas suatu objek yang bersifat kuantitatif.

  Kualitas yang diperoleh dari suatu kegiatan penilaian ini disebut nilai. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa kegiatan penilaian sangat tergantung pada kegiatan pengukurannya (Masidjo, 1991 : 18).

  Secara garis besar, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan mencakup empat hal (Subiyanto, 1988 : 17), yakni : a. Untuk memberikan unpan balik kepada guru mengenai program pengajaran yang dilaksanakan, ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar serta menyeleng- garakan program remedial bagi para siswa tertentu.

  b.

  Untuk menentukan hasil atau kemajuan belajar tiap siswa, ini