PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN TOTAL ASSET TURN OVER TERHADAP PEROLEHAN LABA BERSIH PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository UM Pontianak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total Asset Turn Over (TATO) terhadap Perolehan Laba Bersih Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2015
- – 2017. Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah 42 perusahaan yang terdapat dalam sektor industri barang konsumsi, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan diperoleh jumlah sampel sebanyak 27 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, regresi linear berganda, koefisien determinasi
2
(R ) pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F dan secara parsial dengan menggunakan uji t.
Hasil uji normalitas menunjukkan semua data yang digunakan sebagai sampel terdistribusi secara normal dengan asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,738 > 0,05. Hasil uji multikolineritas menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolineritas antar variabel independent dalam model regresi penelitian ini memiliki nilai
tolenrance
> 0,10, hasil perhitungan VIF juga menunjukkan variabel independent < 10. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan semua data yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dengan menunjukkan sig > 0,05.
Hasil uji autokorelasi menunjukkan semua data yang digunakan tidak ada autokorelasi karna nilai du < d < 4-du atau 1,716 < 1,926 < 2,2836. Untuk hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa ketiga variabel independent yaitu CR, DER, dan TATO secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu Perolehan Laba terbukti dari signifakasi sebesar 0,163 > tingkat sig 0,05, sedangkan untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa ketiga independent yaitu CR, DER, TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu Perolehan Laba terbukti dari nilai t hitung CR sebesar -1,662 < nilai t tabel 1,9908, nilai t hitung DER sebesar -2,266 < nilai t tabel 1,9908, dan nilai t hitung
2 TATO sebesar 0,361 < nilai t tabel 1,9908. Untuk hasil uji determinasi (R )
diperoleh hasil ketiga variabel independent yaitu CR, DER, dan TATO sebesar 6,4 % terhadap Perolehan Laba, selebihnya sebesar 93,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn
Over (TATO), Perolehan Laba Bersih
i
KATA PENGANTAR
ii
Assalamualaikum Warahmatullahi. Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, dan Total Asset Turn Over Terhadap Perolehan Laba Bersih
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Helman Fachri, SE, MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak.
2. Samsudin, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Pontianak.
3. Dedi Hariyanto, SE, MM selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis sekaligus selaku Dosen Pembimbing Pertama.
4. Ardiyansyah, ST, MM selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi dan masukkan dalam menyusun skripsi ini.
5. H. Achmad Sutarmin, S.Hut, MM selaku Ketua Pengelola Universitas Muhammadiyah Pontianak Kampus Sintang sekaligus selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Tri Nugroho, SE, M. AK yang selalu membantu, memotivasi, dan memberikan dorongan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Terimakasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda tercinta Darno Suhada dan Ibunda tercinta Marsiti serta kakak dan abang yang telah memberikan semangat, nasehat, do’a dan bantuan moril serta materil kepada peneliti.
9. Sahabat
- – sahabat terbaik Yudi Satiawan, Devi Hariyanti, Mia Zulfika, Ananda Putri Sakinah, Faisal Helma , Yasir Hudzaifah, dan Joko Susilo yang selalu memberik an motivasi, do’a sehingga terselesainya skripsi ini, serta sahabat
- – sahabat manajemen 2014 semoga amal baik dari semuanya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan tentunya masih banyak perbaikan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Wassalamualaikum Warahmatullahi. Wabarakatuh Sintang, 05 Oktober 2018
Penyusun
Kuswati NIM : 141310734
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Permasalahan ......................................................................... 10 C. Pembatasan Masalah ............................................................. 10 D. Tujuan Penelitian ................................................................... 10 E. Manfaat Penelitian ................................................................. 11 F. Kerangka Pemikiran .............................................................. 11 G. Metode Penelitian .................................................................. 13 1. Jenis Penelitian ................................................................. 13 2. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 14 3. Populasi dan Sampel ........................................................ 15 4. Alat Analisis .................................................................... 16BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 22
A. Pasar Modal .......................................................................... 22 B. Bursa Efek ............................................................................ 23 C. Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi ......................................... 23 D. Pengertian Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Assets Turn Over ..................................................24 E. Laba Bersih Setelah Pajak .................................................... 30
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................ 33
A. Gambaran Umum Perusahaan Bursa Efek Indonesia ........... 33 B. Sektor Industri Barang Konsumsi ......................................... 36 C. Profil Perusahaan .................................................................. 37BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................... 57
A. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 57 1. Uji Normalitas .................................................................. 57 2. Uji Multikolinieritas ......................................................... 583. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 59 4.
Uji Autokorelasi ............................................................... 60 B. Analisis Regresi Linear Berganda ......................................... 62 C. Koefisien Determinan (R²) .................................................... 63 D.
Uji F (Pengujian secara simultan) ......................................... 64 E. Uji T ( Pengujian secara parsial ) .......................................... 65
BAB V PENUTUP ................................................................................ 68
A. Kesimpulan ........................................................................... 68 B. Saran ...................................................................................... 71DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi ....................... 2Tabel 1.2 Nilai CR pada Sektor Industri Barang Konsumsi ............................... 4Tabel 1.3 Nilai DER pada Sektor Industri Barang Konsumsi ............................. 5Tabel 1.4 Nilai TATO pada Sektor Industri Barang Konsumsi .......................... 6Tabel 1.5 Laba Bersih pada Sektor Industri Barang Konsumsi ......................... 8Tabel 1.6 Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan ................................ 18Tabel 4.1 Uji Normalitas .................................................................................... 58Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolineritas ................................................................... 59Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 60Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 61Tabel 4.5 Durbin- – Watson Test Bound ............................................................. 61
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian ........................................................................ 12- – 2017 ................................................................ 84 Lampiran IV : Total Hutang dan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2015
- – 2017 ................................................................ 86 Lampiran V : Total Aktiva, dan Penjualan Bersih Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2015
- – 2017 ................................................................. 88 Lampiran IV : Transformasi Data .................................................................. 90 Lampiran IV : Hasil Analisis ......................................................................... 94
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi .... 75 Lampiran II : Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ............. 81 Lampiran III : Data Aktiva Lancar dan Kewajiban Lancar Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin
kompetitif, perusahaan
- – perusahaan industri dituntut untuk dapat mengolah dan memanajemen data perusahaan agar dapat menjadi perusahaan yang baik dalam menghadapi kerasnya persaingan dunia usaha selain itu perusahaan juga harus menunjukan kinerja agar tetap eksis dan dapat bertahan didalam persaingan industri tersebut. Perusahaan-perusahaan yang dapat melewati tantangan dalam persaingan dunia usaha adalah perusahaan- perusahaan yang dapat bertahan dan meraih profit di dalam bidang usahanya, profit adalah hasil positif dalam proses menjalankan usaha bagi perusahaan maupun investor.
Bagi para investor menanamkan modal adalah upaya dalam meningkatkan pendapatan dengan mempertimbangkan segala risiko yang akan terjadi, untuk itu investor menanamkan kepercayaan dan modalnya melalui pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara investor dengan industri yang tergabung dalam beberapa jenis sektor yang tercatat di BEI salah satunya jenis sektor industri manufaktur. Sektor industri manufaktur adalah perusahaan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, perusahaan manufaktur identik dengan pabrik yang mengaplikasikan mesin-mesin, peralatan, tekhnik
1
2 rekayasa dan tenaga kerja. Di dalam sektor industri manufaktur terdapat beberapa sub sektor industri, salah satunya yaitu sektor industri barang konsumsi. Berikut jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor industri barang konsumsi Tahun 2015
- – 2017:
Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdapat dalam
Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2015 – 2017 Jumlah Perusahaan NO Sub Sekor 2015 2016 20171 Makanan dan Minuman
14
14
17
2 Rokok
4
4
4
3 Farmasi
10
10
10 Kosmetik dan Barang Keperluan
4 Rumah Tangga
6
6
6
5 Peralatan Rumah Tangga
3
3
4
6 Sub Sektor Lainnya - -
1 Jumlah Perusahaan
37
37
42 Sumber : http://www.eddyelly.com/ , Tahun 2018
Terlihat Pada Tabel 1.1 Tahun 2015
- – 2016 tidak berubah jumlah emiten sub sektor industri barang konsumsi. Pada Tahun 2017 terdapat perubahan yaitu pada sub sektor makanan dan minuman terdapat tiga perusahaan yang Initial Public Offering (IPO), pada sub sektor farmasi terdapat satu perusahaan delisting dan satu perusahaan IPO, selanjutnya pada sub sektor peralatan rumah tangga dan sub sektor lainnya terdapat satu perusahaan yang IPO pada masing-masing sub sektor.
Sebelum menginvestasikan dananya, para calon investor melakukan penilaian terhadap prospek kinerja perusahaan, karena pada umumnya
3 hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Investor tentunya membutuhkan informasi yang dapat dipercaya mengenai kondisi perusahaan, terutama kondisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perolehan laba yang dicapai. Agar dana yang ditanamkan pada perusahaan bersangkutan tersebut akan mendatangkan keuntungan, maka dalam pengambillan keputusan investasi para calon investor perlu menganalisis laporan keuangan agar keputusan yang diambil tidak mengandung risiko kerugian.
Analisis rasio keuangan dapat membantu pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan baik maka perolehan laba akan meningkat, sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan tidak baik maka perolehan laba juga akan menurun.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Current Ratio, Debt
to Equity Ratio
, dan Total Asset Turn Over. Ketiga rasio tersebut akan sangat berguna bagi pihak manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya atau kegiatan perusahaan, terutama dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut Current Ratio Perusahaan yang terdapat dalam sektor industri barang konsumsi Tahun 2015
- – 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:
4
37 TCID 5,0 5,32 4,91
12 HMSP 6,56 5,23 5,27
33 SIDO 9,27 8,33 7,81
13 HOKI - - 4,56
34 SKBM 1,14 1,10 1,63
14 ICBP 2,32 2,40 2,42
35 SKLT 1,19 1,31 1,26
15 INAF 1,26 1,21 1,04
36 STTP 1,18 1,65 2,64
16 INDF 1,70 1,50 1,50
17 KAEF 1,92 1,71 1,61
11 HRTA - - 3,78
38 TSPC 2,53 2,65 2,52
18 KICI 5,74 5,34 7,29
39 ULTJ 3,74 4,84 4,19
19 KINO 1,61 1,53 1,65
40 UNVR 0,65 0,60 0,63
20 KLBF 3,69 4,13 0,80
41 WIIM 2,89 3,75 3,27
21 LMPI 1,50 1,50 1,58
42 WOOD - - 1,12
Sumber: Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa nilai CR tertinggi pada Tahun 2015 adalah emiten PT. Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 9,27% sedangkan
32 SCPI 1,27 5,3 1,29
31 ROTI 2,05 2,96 2,25
Tabel 1.2
Bursa Efek Indonesia
4 CAMP - - 3,08
Current Ratio Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
Per 31 Desember 2015 - Per 31 Desember 2017
No Kode Emiten Current Ratio
No Kode Emiten Current Ratio
2015 2016 2017 2015 2016 2017
1 ADES 1,38 1,63 1,20
22 MBTO 3,13 3,04 2,06
2 AISA 1,62 2,37 2,23
23 MDKI - - 4,45
3 ALTO 1,58 0,75 1,07
24 MERK 3,65 4,21 3,08
25 MLBI 0,58 0,67 0,82
10 GGRM 1,77 1,93 1,93
5 CEKA 1,53 2,82 3,13
26 MRAT 3,70 3,97 3,59
6 CINT 3,48 3,14 3,19
27 MYOR 2,36 2,25 2,38
7 CLEO - - 1,23
28 PSDN 1,09 1,05 1,15
8 DLTA 6,42 7,00 8,98
29 PYFA 2,0 2,19 3,52
9 DVLA 3,52 2,31 0,71
30 RMBA 2,20 2,40 1,92
CR terendah adalah emiten PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebesar 0,58%. Pada Tahun 2016 yang memiliki nilai CR tertinggi adalah emiten PT. Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 8,31% sedangkan nilai CR terendah adalah emiten PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0,60%. Selanjutnya pada Tahun 2017 yang memiliki nilai CR tertinggi adalah emiten PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) sebesar 8,98% sedangkan nilai CR terendah adalah emiten PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0,63%.
- – 2017 dapat dilihat pada
37 TCID 0,21 0,22 0,27
12 HMSP 0,18 0,24 0,26
33 SIDO 0,07 0,08 0,09
13 HOKI - - 0,21
34 SKBM 1,22 1,71 0,58
14 ICBP 0,62 0,36 0,35
35 SKLT 1,48 0,91 1,06
15 INAF 1,58 1,40 1,90
36 STTP 0,90 1,0 0,69
16 INDF 1,13 0,87 0,88
17 KAEF 0,67 1,03 1,37
11 HRTA - - 0,29
38 TSPC 0,44 0,42 0,46
18 KICI 0,43 0,57 0,63
39 ULTJ 0,26 0,21 0,23
19 KINO 0,80 0,68 0,57
40 UNVR 2,25 2,56 2,65
20 KLBF 0,25 0,18 0,16
41 WIIM 0,42 0,36 1,08
21 LMPI 0,97 0,98 1,21
42 WOOD - - 1,0 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tahun 2018.
32 SCPI 13,97 4,94 2,79
31 ROTI 1,27 1,02 0,61
5 Selanjutnya Debt to Equity Ratio Perusahaan yang terdapat dalam sub sektor industri barang konsumsi Tahun 2015
4 CAMP - - 0,67
Tabel 1.3 berikut ini:Tabel 1.3 Bursa Efek Indonesia
Debt to Equity Ratio pada Sektor Industri Barang Konsumsi
Per 31 Desember 2015 - Per 31 Desember 2017 No Kode Emiten DER No Kode Emiten DER 2015 2016 2017 2015 2016 20171 ADES 0,98 0,99 0,98
22 MBTO 0,49 0,61 0,89
2 AISA 1,28 1,17 1,56
23 MDKI - - 0,13
3 ALTO 1,32 1,42 1,64
24 MERK 0,35 0,27 0,37
25 MLBI 1,74 1,77 1,35
10 GGRM 0,67 0,59 0,58
5 CEKA 1,32 0,60 0,54
26 MRAT 0,31 0,30 0,35
6 CINT 0,21 0,22 0,24
27 MYOR 1,18 1,06 1,31
7 CLEO - - 1,21
28 PSDN 0,91 1,33 1,30
8 DLTA 0,22 0,18 0,17
29 PYFA 0,58 0,58 0,46
9 DVLA 0,41 0,41 0,47
30 RMBA -5,02 0,42 0,57
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai DER pada Tahun 2015 tertinggi adalah emiten PT. Sechering Plough Indonesia Tbk (SCPI) sebesar 13,97% sedangkan DER yang memiliki nilai terendah adalah emiten PT. Bentoel International Investama (RMBA) sebesar -5,02%. Pada Tahun 2016 yang memiliki nilai DER tertinggi adalah emiten PT. Sechering Plough Indonesia Tbk (SCPI) sebesar 4,94% sedangkan DER yang memiliki
- – 2017 dapat dilihat pada
36 STTP 1,32 1,00 1,00
11 HRTA - - 1,75
32 SCPI 1,49 1,72 0,45
12 HMSP 2,34 2,24 2,29
33 SIDO 0,79 0,85 0,81
13 HOKI - - 2,09
34 SKBM 1,37 1,49 1,13
14 ICBP 1,19 1,18 1,12
35 SKLT 1,97 1,46 1,43
15 INAF 1,05 1,21 1,06
16 INDF 0,69 0,81 0,79
10 GGRM 1,10 1,21 1,24
37 TCID 1,11 1,15 1,14
17 KAEF 1,41 1,26 1,00
38 TSPC 1,30 1,38 1,28
18 KICI 0,68 0,71 0,75
39 ULTJ 1,24 1,10 0,94
19 KINO 1,12 1,06 0,97
40 UNVR 2,31 2,39 2,17
20 KLBF 1,30 1,27 1,21
41 WIIM 1,37 2,88 3,05
21 LMPI 0,57 0,50 0,49
31 ROTI 0,80 0,86 0,54
30 RMBA 1,32 1,42 1,43
6 nilai terendah adalah emiten PT Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 0,08%. Selanjutnya pada Tahun 2017 yang memiliki nilai DER tertinggi adalah PT. Sechering Plough Indonesia Tbk (SCPI) sebesar 2,79% sedangkan DER yang memiliki nilai terendah adalah emiten PT. Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 0,09%.
3 ALTO 0,25 0,25 0,23
Selain itu juga Total Asset Turn Over Perusahaan yang terdapat dalam sub sektor industri barang konsumsi Tahun 2015
Tabel 1.4 berikut ini:Tabel 1.4 Bursa Efek IndonesiaTotal Asset Turn Over pada Sektor Industri Barang Konsumsi Per 31 Desember 2015 – Per 31 Desember 2017 No Kode Emiten TATO
No
Kode Emiten TATO 2015 2016 2017 2015 2016 20171 ADES 1,02 1,15 0,96
22 MBTO 1,07 0,96 0,93
2 AISA 0,66 0,70 0,56
23 MDKI - - 0,42
24 MERK 1,53 1,39 1,36
9 DVLA 0,94 0,94 1,20
4 CAMP - - 1,09
25 MLBI 1,28 1,43 1,35
5 CEKA 2,34 2,88 3,05
26 MRAT 0,86 0,71 0,70
6 CINT 0,82 0,82 0,78
27 MYOR 1,30 0,14 1,39
7 CLEO - - 0,93
28 PSDN 1,42 1,42 2,02
8 DLTA 0,67 0,94 0,96
29 PYFA 1,36 1,30 1,40
42 WOOD - - 0,45 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tahun 2018.
7 Pada Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa TATO yang memiliki nilai tertinggi pada Tahun 2015 adalah emiten PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) sebesar 2,34 kali sedangkan TATO terendah adalah emiten PT. Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) sebesar 0,25 kali. Pada Tahun 2016 TATO yang memiliki nilai tertinggi adalah emiten PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) sebesar 2,88 kali sedangkan TATO terendah adalah emiten PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) sebesar 0,14 kali. Selanjutnya pada Tahun 2017 TATO yang memiliki nilai tertinggi adalah emiten PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) sebesar 3,05 kali sedangkan TATO terendah adalah emiten PT. Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) sebesar 0,23 kali.
Laba bersih (net income) merupakan arus sisa dari laba yang menjadi pemilik para pemegang saham. Berikut adalah laba bersih perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi pada Tahun 2015 – 2017.
8
Tabel 1.5 Bursa Efek Indonesia Laba Bersih pada Sektor Industri Barang Konsumsi Per 31 Desember 2015 - Per 31 Desember 2017 (dalam Rupiah) Kode No 2015 2016 2017 Emiten1 ADES 32.839.000.000 55.951.000.000 38.242.000.000
2 AISA 373.750.000.000 719.228.000.000 (846.809.000.000)
3 ALTO (24.000.000.000) (26.000.000.000) (62.849.581.665) 4 - - CAMP 52.726.852.009
5 CEKA 106.549.446.980 249.697.013.626 107.420.886.839
6 CINT 192.045.199.000 254.509.268.000 279.772.635.000
7 CLEO - - 50.173.730.829
8 DLTA 107.894.430.000 152.083.400.000 169.249.293.000
9 DVLA 6.452.834.000.000 6.672.682.000.000 7.755.347.000.000 10 - - MDKI 47.099.000.000
11 GGRM 10.363.308.000.000 12.762.229.000.000 14.866.772.000.000
- 12 HRTA
110.301.225.571 -
13 HMSP 2.923.148.000.000 3.631.301.000.000 4.822.113.000.000
14 HOKI - - 72.940.291.987
15 ICBP 8.296.425.426 17.367.399.212 46.284.759.301
16 INAF 3.709.501.000.000 5.266.906.000.000 5.545.283.000.000
17 INDF 265.550.000.000 271.598.000.000 291.002.000.000
18 KAEF (13.000.883.220) 362.936.663.000 401.033.444.120
19 KICI (13.000.883.220) 362.936.663 7.946.916.114
20 KINO 263.031.112.748 181.110.153.810 109.696.001.798
21 KLBF 2.057.694.281.873 2.350.884.933.551 2.453.251.410.604
22 LMPI 3.968.046.308 6.933.035.457 (31.140.558.174)
23 MBTO (14.056.549.894) 8.813.611.079 (24.690.826.118)
24 MERK 1.045.990.311.000 153.842.847.000 144.677.294.000
25 MLBI 1.250.233.128.560 982.129.000.000 1.322.067.000.000
26 MRAT 1.045.990.311 (5.549.465.678) (1.283.332.109)
27 MYOR 1.250.233.128.560 1.388.676.127.665 1.630.953.830.893
28 PSDN (42.620.000.000) (36.662.000.000) 32.151.000.000
29 PYFA 3.087.104.465 5.146.317.041 7.127.402.168
30 RMBA (1.638.538.000.000) (2.085.811.000.000) (480.063.000.000)
31 ROTI 270.538.700.440 279.777.368.831 135.364.021.139
32 SCPI 40.150.568.620 22.545.456.050 16.004.307.000
33 SIDO 437.475.000.000 480.525.000.000 533.799.000.000
34 SKBM 40.150.568.621 22.545.456.050 25.880.464.791
35 SKLT 20.066.791.849 20.646.121.074 22.970.715.348
36 STTP 185.705.201.171 174.176.717.866 216.024.079.834
37 TCID 5.851.805.000.000 6.390.672.000.000 7.901.188.000.000
38 TSPC 529.218.651.807 545.493.536.262 557.339.581.996
39 ULTJ 523.101.000.000 709.826.000.000 711.681.000.000
40 UNVR 5.851.805.000.000 6.390.672.000.000 7.004.562.000.000
41 WIIM 131.081.111.587 249.697.013.626 107.420.886.839
42 WOOD - - 171.431.807.795 Sumber : Bursa Efek Indonesia Tahun 2018.
9 Pada Tabel 1.5 dapat dilihat laba bersih tertinggi pada Tahun 2015 adalah emiten PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar Rp.
10.363.308.000.000,00 sedangkan laba bersih terendah adalah emiten PT. Bentoel International Investama Tbk (RMBA) sebesar Rp.
- 1.639.000.000.000,00. Pada Tahun 2016 laba bersih tertinggi adalah emiten PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar Rp. 12.762.229.000.000,00 sedangkan laba bersih terendah adalah emiten PT. Bentoel International Investama Tbk (RMBA) sebesar Rp. -2.086.000.000.000,00. Pada Tahun 2017 laba bersih tertinggi adalah emiten PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar Rp. 14.866.772.000.000,00 sedangkan laba bersih terendah adalah emiten Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sebesar Rp.
- 846.809.000.000,00.
Kondisi inilah yang menjadi hal menarik untuk diteliti oleh peneliti dengan judul :
“Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turn Over terhadap Perolehan Laba Bersih Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Permasalahan
Dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh Current Ratio, Debt to
Equity ratio , Total Asset Turn Over terhadap perolehan laba bersih
10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? C.
Pembatasan Masalah
Adapun batasan yang jelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.
2. Periode penelitian adalah Tahun 2015 – 2017.
- – 3. Penelitian menggunakan laporan keuangan per 31 Desember 2015 per 31 Desember 2017.
4. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang mempunyai laba bersih bernilai positif.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Current ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn
Over
terhadap perolehan laba bersih perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dalam rangka penerapan ilmu yang penulis peroleh selama perkuliahan dan dapat menambah pengetahuan mengenai analisis rasio keuangan khususnya Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan
Total Asset Turn Over
serta penggunaanya dalam menilai
11 pengaruhnya terhadap perolehan laba bersih perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi Investor
Current Ratio , Debt to Equity Ratio , dan Total Asset Turn Over
dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi, dengan melihat kemampuan perusahaan dalam memprediksi perolehan laba perusahaan untuk tahun berikutnya.
3. Bagi Almamater Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang mengambil topik yang sama dan menambah hasanah perbendaharaan penelitian di
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
F. Kerangka Pemikiran
Menurut Wirawan Ari Suryadi (2009 : 33) Analisis rasio keuangan seringkali digunakan untuk menunjukkan prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Besar kecilnya laba suatu perusahaan dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan rasio keuangan. Pada saat rasio keuangan menunjukkan kondisi perusahaan yang sehat seharusnya juga diikuti dengan tingkat laba yang tinggi. Dari uraian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan dan laba untuk tahun kedepan.
Menurut Suad dan Enny (2 012 : 74) : “Current Ratio, rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya”.
Menurut Suad dan Enny (2012 : 72) : “Debt to Equity Ratio, rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri”.
Menurut Rina Mandara (2014 : 19) : “Total Asset Trun Over adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam
12 suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue
”. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba perusahaan pun dapat menjadi salah satu indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana.
Menurut Hery (2016 : 199) : “Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan, yang dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan disini adalah laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain- lain, lalu dikurangi dengan beban dan kerugian lain- lain”.
Zahra Hanakhansa (2016 : 96) dalam penelitiannya analisis pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio (X
1 ), Total Assets Turn Over
(X ), Net Profit Margin (X ), Debt To Equity Ratio (X ), dan Earning
2
3
4 PerShare (X ) terhadap laba bersih (Y) sektor properti di BEI pada Tahun
5
2012
- – 2015 berdasarkan hasil pengujian simultan koefisien determinasi rasio keuangan yang diukur menggunakan Current Ratio (X
1 ), Total Assets Turn Over
(X
2 ), Net Profit Margin (X 3 ), Debt To Equity Ratio (X 4 ), dan
Earning PerShare (X ) mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 61,4%
5 terhadap laba bersih dan sisanya 38,6% dipengaruhi oleh variabel lain.
Gambar 1.1 Model Kerangka PenelitianCR (X1) Perolehan Laba
DER (X2) (Y)
TATO (X3) Keterangan :
13 CR (X ), DER (X ), TATO (X ) adalah variabel bebas (independent)
1
2
3 Perolehan laba (Y) adalah variabel terikat (dependent) G.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif menurut Muri Yusuf (2014 : 62) : “Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan/atau mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
2. Teknik pengumpulan data
Menurut Azuar, Irfan, dan Saprinal Manurung (2014 : 68) : “Teknik pengumpulan data penelitian merupakan cara untuk mengumpulkan data
- – data yang relevan bagi penelitian”. Menurut Husein Umar (2000 : 49) : “Pendekatan Dokumen adalah peneliti melakukan mengumpulan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen, metode yang dipakai adalah analisis dokumen atau analisis isi”.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah diperoleh dengan dokumentasi yaitu dengan penelusuran menggunakan komputer antara lain terdiri dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang telah
14 diaudit. Data tersebut merupakan data sekunder berupa angka yang bersumber dari situs resmi
3. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Menurut W.Gulo (2010 : 76) Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Obyek tersebut disebut satuan analisis. Yang dimaksud dengan satuan analisis adalah :
Those units that we intially describe for the ultimate purpose of aggregating their characteristics in order to describe some
larger group or explain some abstract phenomenon.
Populasi dalam penelitian ini yaitu, perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2015 – 2017.
b) Sampel
Menurut W.Gulo (2010 : 76) : “Sampel sering juga disebut
“contoh” yaitu himpunan bagian dari populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi”. Sampel yang digunakan sebanyak 27 perusahaan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012 : 122) :
“Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang mempunyai laba bersih bernilai positif
15 selama 3 Tahun (Per 31 Desember 2015
- – Per 31 Desember 2017) .
4. Alat Analisis
a) Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak biasa dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu: 1)
Uji Normalitas Menurut Imam Ghozali (2017 : 127) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual mempunyai distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Menurut Singgih Santoso (2010 : 46) Kriteria Pengujian :
a. Angka signifikansi (SIG) > 0,05, maka data distribusi normal.
b. Angka signifikansi (SIG) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinieritas
Menurut Husein Umar (2000 : 268) : “Salah satu asusmsi model regresi linear adalah tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi, pada variabel-variabel bebasnya
16 (independent) yang biasa disimpulkan dengan X
₁, X₂,
X ₃,... Xᴎ”.
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas. Multikolinieritas menggambarkan hubungan antarvariabel independen.
Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas (multiko) pada model regresi tersebut. Uji multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
Tolerance value
a. < 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolinearitas.
b. Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Nawari (2010 : 227) Model regresi = f ( , ) uga menyaratkan nilai memiliki varians yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Varian dari dinyatakan dalam nilai . Jika nilai bersifat konstan dari satu pengamatan ke pengatan lainnya, maka kondisi ini disebut dengan homokedastisitas. Sedangkan jika nilai berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi harus menghasilkan nilai yang bersifat homokedastisitas atau non- heteroskedastisitas. untuk keperluan ini maka diperlukan
17 uji heteroskedastisitas dari model regresi yang kita bangun.
Menurut Fridayana Yudiaatmaja (2013 : 107) Untuk uji heteroskedastisitas digunakan uji glejser. Pada prinsipnya uji glejser menghitung nilai F dan membandingkannya dengan Ftabel untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap harga mutalak galatnya |e|. Jika variabel bebas (x) mempunya pengaruh signifikan terhadap harga mutlak galatnya |e|, maka dikatakan ada gejala heteroskedastisitas.
Jika signifikansi pada uji t kurang dari 0,05, maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali (2017 : 93) Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin- Watson.
Uji Durbin
- – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya konstanta (intercept) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel bebas. Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : tidak ada autokolerasi ( HA : ada autokorelasi Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
18
Tabel 1.6
Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan JikaTidak ada Tolak 0 < d <dl autokorelasi positif Tidak ada No decision dl ≤ d ≤du autokorelasi positif
Tidak ada Tolak
4
- – dl < d < 4 autokorelasi negative
Tidak ada No decision
4
- – du ≤ d ≤ 4 – dl autokorelasi negative
Tidak ada Tidak ditolak du < d < 4
- – du autokorelasi positif dan negative
Ket: du : durbin watson upper, dl : durbin watson lower
b) Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk mengitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari dua pengaruh atau lebih variabel independent terhadap dependent. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut Menurut Sugiyono ( 2014 : 277) : Y =
- x3 + ε Keterarangan : Y = Laba bersih Konstanta Koefisien regresi X = Perubahan Current Ratio (CR)
₁ X = Perubahan Debt Equity Ratio (DER)
₂ X = Perubahan Total Asset Trun Over (TATO)
₃ = Error, variabel gangguan
Ε
19
c) Koefisien Determinan (R²)
2 Identifikasi determinasi (R ) digunakan untuk melihat
seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap
dependent secara bersama-sama dianggap bernilai nol dimana
2
0 < R < 1 hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel
2 independent terhadap dependt dan apabila R mendekati 1
makan menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel
independent terhadap dependent. Koefisien determinasi dalam output SPSS terletak pada tabel model Summary dan tertulis R square berkisar nol sampai satu.
d) Uji Signifikan Keseluruhan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dapat menunjukkan apakah semua variabel
independent mempunyai pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel dependent.
Bentuk pengujinya adalah : Hₒ : secara bersama-sama tidak ada pengaruh antara CR, DER, dan TATO terhadap perolehan laba H