PERANCANGAN BUKU BATIK THE AUTHENTICITY OF BATIK PEKALONGAN - Unika Repository
LAPORAN
PRA PROYEK AKHIR
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
PERIODE 10 PERANCANGAN BUKU BATIK THE AUTHENTICITY OF BATIK PEKALONGAN OLEH:
RICO SETIAWAN
11.13.0009 PEMBIMBING:
Ign. Dono Sayoso, Ir., MSR PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG
PERIODE GENAP 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
Judul PERANCANGAN BUKU “THE AUTHENTICITY OF BATIK PEKALONGAN”
RICO SETIAWAN
11.13.0009 Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Fakultas : Arsitektur dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang, 21 Juni 2017 Mengesahkan,
Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain Kaprogdi Desain Komunikasi Visual Dra B. Tyas Susanti, M.A., Ph. D Ag. Dicky Prastomo, S.IP., M.A.
NIDN 0626076501 NPP 058.1.2013.283
Koordinator PA DKV Ir. Ign Dono Sayoso, MSR
NIDN 0608075601
HALAMAN PENGESAHAN
Judul PERANCANGAN BUKU “ THE AUTHENTICY OF BATIK PEKALONGAN”
RICO SETIAWAN
11.13.0009 Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Fakultas : Arsitektur dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang, 21 Juni 2017 Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II Ir. Ign Dono Sayoso, MSR Lilian Rahardjo, S.Sn.
NIDN 0608075601 NIDN 5852009219
Penguji I Penguji II Penguji III Arwin Purnama Jati, S.Sn GradDiplDE Lilian Rahardjo, S.Sn. Ir. Ign Dono Sayoso,MSR
NIDN 05812010279 NIDN 5852009219 NIDN 0608075601
PERNYATAAN ORISINALITAS
Judul PERANCANGAN BUKU “ THE AUTHENTICY OF BATIK PEKALONGAN”
Rico Setiawan 11.13.0009
Desain Komunikasi Visual Arsitektur dan Desain
Universitas Katolik Soegijapranata Proyek Akhir ini adalah hasil dari karya sendiri yang telah mengikuti peraturan dan ketentuan akademik dalam hal pengutipan dari beberapa referensi yang ada.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi, manipulasi atau pemalsuan data dan maupun bentuk kecurangan lain. Saya bersedia menerima sanksi akademis dari program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Demi Kepentingan Akademis, maka saya bersedia dan menyetujui bentuk publikasi dari laporan proyek akhir ini.
Semarang, 21 Juni 2017 Rico Setiawan
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih serta puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Karena berkat dan rahmat-Nya penulis telah berhasil menyelesaikan laporan Proyek Akhir
dengan Judul PERANCANGANBUKU BATIK “THE AUTHENTICITY OF BATIK
PEKALONGAN”. Dalam penulisan laporan Proyek Akhir ini, penulis mengangkat tema Pentingnya
pengetahuan masyarakat Indonesia akan pentingnya memelihara budaya bangsa sendiri khususnya
batik. Selama menyusun dan menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Ir.Ign Dono Sayoso,MSR dan Ibu Lilian Rahardjo selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing dan memberikan referensi dalam pembuatan laporan Proyek Akhir ini. Dan
ucapan terimakasih kepada orang tua yang selalu mendukung, memberi inspirasi dan memberi banyak
contoh agar selalu semangat dalam menyelesaikan pembuatan laporan Proyek Akhir ini. Serta ucapan
terimakasih kepada teman-teman Proyek Akhir DKV periode 10 yang sudah saling mendukung dan
memberi semangat.Dalam Laporan Proyek Akhir ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun. Dengan ini penulis memiliki
harapan kiranya Laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapat dijadikan sebagai
referensi oleh peserta Proyek Akhir selanjutnya.Semarang, 21 Juni 2017 Rico Setiawan
ABSTRAK
Batik merupakan salah satu produk budaya bangsa Indonesia yang dikenal tidak hanya di dalamnegeri melainkan juga dikagumi di berbagai negara lain. Secara teknis, batik merupakan selembar kain
yang diberi ragam hias dengan cara membubuhkan cairan malam panas dengan tujuan sebagai rintang
warna. Zat pewarna hanya dapat memberikan warna pada bagian kain yang tidak tertutup oleh lapisan
malam. Saat kain batik direbus untuk menghilangkan malam ragam hias tertentu akan muncul pada
bagian kain yang semula tertutup oleh lapisan malam.Batik merupakan ungkapan budaya yang memiliki makna simbolis yang unik dan luhur bagi
masyarakat Indonesia. Batik bukan hanya sekedar kain bergambar tanpa makna. Sebaliknya kain batik
sendiri mengandung nilai estetika dan filosofi yang tinggi sebagai hasil dari refleksi terhadap nilai-nilai
kehidupan dan harapan yang kemudian diterjemahkan melalui kerja sama produksi dan berbagai pelaku
dalam aneka tahapan pembuatan batik hingga menjadi sebuah kain dengan desain batik.Nilai agung dalam budaya batik Indonesia tersebut bersifat orisinil dank has sehingga batik
Indonesia mendapatkan pengakuan tingkat internasional oleh UNESCO (united nation
educational,scientific and cultural organization ). Akibat dari pengakuan tersebut adalah kewajiban atas
pelestarian dan pengembangan batik Indonesia, dalam hal ini adalah pendokumentasian sejarah
perkembangan batik Indonesia yang bersifat strategis sebagai bahan acuan untuk pemerintah,
pengusaha batik, dan masyarakat umum, khususnya generasi muda untuk memahami keragaman hiasan
dan warna produk batik.Ragam batik Indonesia berdasarkan ragam hiasanya secara umum dibagi menjadi dua macam
yaitu batik pedalaman dan batik pesisiran. Yang pertama berkembang di pedalaman pulau jawa yang
berpusat di Surakarta dan Yogyakarta dan memiliki ciri khas berwarna coklat sogan, yang mana dibuat
baik menggunakan pewarna alami atau pewarna sintetis. Disamping itu corak ragam hias batik
pedalaman lebih cenderung berbentuk geometris dan memiliki makna sosial-filosofi yang penting
dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik.Lalu yang kedua adalah batik pesisiran yang mana sesuai dengan namanya berkembang pesat
di wilayah pesisir pantai utara pulau jawa yang dimana ragam hiasnya tampak lebih bebas dan
menggambarkan ungkapan perorangan yang kuat dari para pembuatnya. Makna sosial-filosofi pada
batik pesisiran tidak terlalu ada. Sebagian pembatik dapat menjelaskan arti dari motif batik yang dibuat,
namun sebagian besar pembatik pesisiran tidak terlalu mementingkan makna sosial-filosofi dari batik.
Mereka lebih mementingkan ragam hias dari batik sendiri ( motif, warna, ukuran, bentuk) dan nilai
ekonomi dari batik tersebut.
ABSTRACT
Batik is one of Indonesia's cultural products known not only in the country but also admiredin various other countries. Technically, batik is a piece of cloth decorated with decorative way by
applying hot night fluids with the aim as a color rhyme. The dyestuff can only provide color on the part
of the cloth that is not covered by the night layer. When batik cloth is boiled to remove a particular
decorative night will appear on the part of the cloth that was originally covered by a layer of night.Batik is a cultural expression that has a unique symbolic meaning and noble for the people
of Indonesia. Batik is not just a picture cloth with no meaning. Instead batik itself contains aesthetic
value and high philosophy as a result of reflection on the values of life and hope which is then translated
through production cooperation and various actors in various stages of making batik to become a cloth
with batik design.The great value in Indonesian batik culture is original and has so that Indonesian batik gets
international recognition by UNESCO (united nation educational, scientific and cultural organization).
The result of this recognition is the obligation of the preservation and development of Indonesian batik,
in this case is the documentation of the history of Indonesian batik development which is strategic as
reference material for the government, batik entrepreneurs, and the general public, especially the
younger generation to understand the diversity of decoration and color of batik products.Variety of Indonesian batik based on the variety of hiasanya generally divided into two kinds
of batik hinterland and batik pesisiran. The first developed in the interior of Java island, based in
Surakarta and Yogyakarta and has a characteristic brown sogan, which is made using either natural dyes
or synthetic dyes. Beside that, batik hinterland style is more likely to be geometric and has important
social-philosophy meaning in order to achieve a better life.Then the second is batik pesisiran which is in accordance with its name is growing rapidly in
the coastal area of the north coast of Java island where the variety of decoration looks more free and
describes the strong individual expression of the makers. The meaning of social-philosophy on batik
pesisiran not too exist. Some batik can explain the meaning of batik motifs made, but most batik
batikiran not too concerned with the meaning of social-philosophy of batik. They are more concerned
with the variety of decorative batik (motif, color, size, shape) and economic value of the batik.Daftar isi
Daftar isi …………………………………………………………………………….vii
Daftar ga mbar………………………………………………………………………viii Daftar diag ram………………………………………………………………………ix Daftar table
…………………………………………………………………………..x
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................9
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................................10
1.4 Perumusan Masalah……………………………………………………………..10
1.5 Tujuan Penelitian………………………………………………………………..10
1.6 Manfaat Penelitian………………………………………………………………10
1.7 Metodologi Penelitian…………………………………………………...............10
1.8 Sistematika Penulisan…………………………………………………………...12
BAB II
2.1 Kerangka Ber fikir……………………………………………………………….14
2.2 Landasan Teori…………………………………………………………….........15
2.3 Kajian Pustaka…………………………………………………………………..24
2.4 Studi Komparasi………………………………………………………………...25
BAB III
3.1 Analisis………………………………………………………………………….27
3.2 Khalayak Sasaran……………………………………………………………….34
3.3 Strategi Komunikasi…………………………………………………………….34
BAB IV 4.1 konsep Verbal………………………………………………………………….38 4.2 konsep Visual………………………………………………………………….39 4.3 visualisasi Desain……………………………………………………………...42
BAB V
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….82
5.2 Saran…………………………………………………………………………...82 Daftar Gambar
Gambar 1.1……………………………………………………………………………6 Gambar 1.2……………………………………………………………………………8 Gambar 1.3……………………………………………………………………………9 Gambar 2.1…………………………………………………………………………..21 Gambar 2.2…………………………………………………………………………..26 Gambar 3.1…………………………………………………………………………..34 Gambar 4.1…………………………………………………………………………..39 Gambar 4.2…………………………………………………………………………..40 Gambar 4.3…………………………………………………………………………..41 Gambar 4.4…………………………………………………………………………..42 Gamba r 4.5………………………………………………………………………42-43 Gambar 4.6………………………………………………………………………43-45 Gambar 4.7………………………………………………………………………46-70 Gambar 4.8…………………………………………………………………………..71
Gambar 4.9…………………………………………………………………………..71 Gambar 4.10…………………………………………………………………………72 Gamb ar 4.11…………………………………………………………………………73 Gambar 4.12…………………………………………………………………………73 Gambar 4.13……………………………………………………………………..74-75 Gambar 4.14……………………………………………………………………..75-76 Gambar 4.15…………………………………………………………………………76 Gambar 4.16……………………………………………………………………..77-78 Gambar 4.17……………………………………………………………………..79-80 Gambar 4.18……………………………………………………………………..80-81
Daftar Diagram Diagram 3.1………………………………………………………………………..28 Diagram 3.2……………………………………………………………………......28 Diagram 3.3………………………………………………………………………..29 Diagram
3.4………………………………………………………………………..29 Diagram 3.5………………………………………………………………………..30 Diagram 3.6………………………………………………………………………..30 Diagram 3.7………………………………………………………………………..31 Diagram 3.8………………………………………………………………………..31 Diagram 3.9………………………………………………………………………..32 Diagra m 3.10………………………………………………………………………32 Diagram 3.11………………………………………………………………………33 Diagram 3.12………………………………………………………………………33 Daftar table
Table 3.1 ……………………………………………………………………………………….37