ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA PEDAGANG DI PASAR BATIK GROSIR BATIK SETONO PEKALONGAN SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

RENI PRATIWI SETYAWARDHANI NIM. F0107108 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Halaman Persetujuan

Skripsi dengan judul:

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan

Surakarta, 07 Desember 2011 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing Skripsi

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Surakarta, Januari 2012

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

....Allah SWT....

...Keluarga yang aku cintai dan aku sayangi...

...Sahabat-sahabatku Diana, Titha, Diana, Ajeng, Weni, Ita, nene, Ratih.... u’re my best friends...

...Teman Hatiku Andry. Selalu setia walaupun kita long distance...

...Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2007 Kelas B yang sudah berjuang dari awal masuk kuliah, Anin, Desta, Rendi, Mas Cuz, Eliza, Mas Tut, Johan, dkk ... banyak cerita dan kenangan yang gag akan ku

lupa...

....Teman-teman di Kediri, Meme, Mega, Mas Sunu, Mas Heri, Mas Ucil.. makasih udah baik bangeet sama saya...

....... Terima Kasih ......

MOTTO

..... Jika kamu tidak bisa menjadi yang pertama, kamu masih bisa menjadi yang terbaik.....

..... Kebahagiaan tidak pernah diukur bisa dari banyaknya materi, melainkan dari apa yang kita rasakan dan dapat membuat kita bahagia dalam hati.....

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir

Batik Setono Pekalongan”, yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Secara khusus dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan hormat kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si, selaku pembimbing yang selalu memberikan saran dan bimbingan selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

4. Bapak Ir.H.Chairuddien Mosthahal, selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pekalongan yang telah memperkenankan penulis melakukan kegiatan penelitian di kantor Bappeda Pekalongan.

5. Bapak Drs. Gunindyo, selaku Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi yang telah memperkenankan penulis 5. Bapak Drs. Gunindyo, selaku Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi yang telah memperkenankan penulis

6. Kepala Organisasi Pedagang Pasar Grosir Batik Setono, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian dan menyebar kuisioner kepada pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua saya Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd. dan Drs. Siti Mundjajanah, M.Pd yang tiada hentinya mendukung dan memberikan semangat serta doa bagi penulis untuk menyelesaikan studi.

8. Saudara-saudaraku, mba’ Rini, mas Whisnu, mas Kirno, yang selalu memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan studi.

9. Teman hatiku, Andry. Yang sedang bekerja untuk masa depan, yang selalu sabar memberi kasih sayang dan semangat bagi penulis. Jarak bukan halangan untuk kita bisa bersama.

10. Sahabat-sahabatku, (Diana, Ajeng, Ita, Weni, Titha, Nene) terima kasih atas motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. You are my best friends.

11. Teman-teman Fakultas Ekonomi Pembangunan angkatan 2007 kelas B, (Anin, Desta, Rendi, Mas Cuz, Eliza, Mas Tut, Johan, Ratih, dan semua teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.) Terima kasih buat dukungannya kepada penulis. Sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Non-Reguler 2007 (Fatih, Imam, Soni, Bekasi, Rahma). Terima kasih buat kebersamaannya selama setahun ini.

13. Teman-teman saya di Kediri (Meme, Mega, Mas Sunu, Mas Heri, Mas Ucil) makasih selalu menemani saya saat berkunjung ke kota Kediri.

Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih belum lengkap dan sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kemajuan penulis. Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan yang berharga bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................

i ABSTRAKSI....................................................................................

ii ABSTRACT ....................................................................................

iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................

iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................

vi HALAMAN MOTTO .....................................................................

vii KATA PENGANTAR ....................................................................

viii DAFTAR ISI ..................................................................................

xi DAFTAR TABEL ...........................................................................

xv DAFTAR GAMBAR .....................................................................

xvii BAB I. PENDAHULUAN .............................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................

B. Perumusan Masalah .......................................................

C. Tujuan Penelitian ............................................... ........... 10

D. Manfaat Penelitian .........................................................

11 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................

A. Landasan Teori ................................................................

1. Kajian Informal dan Ciri-ciri Sektor Informal ...........

2. Penyebab Timbulnya Sektor Informal ........................

3. Pengertian Keuntungan ..............................................

5. Teori Permintaan dan Penawaran ................................

6. Pengertian Pedagang .....................................................

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan .........

B. Penelitian Terdahulu ....................................................... 32

C. Keangka Pemikirn Teoritis .................................................. 38

D. Hipotesis Pemikiran .......................................................

40 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................

A. Jenis Penelitian ..............................................................

B. Populasi, Sampel, dan Metode Teknik Sampling ..........

1. Ukuran Populasi .......................................................

2. Ukuran Sampel .........................................................

3. Pengambilan Teknik Sampling .................................

C. Sumber Data .................................................................

1. Data Primer ..............................................................

2. Data Sekunder ...........................................................

D. Definisi Operasional Variabel .......................................

1. Variabel Dependen ....................................................

2. Variabel Independen .................................................

E. Metode Analisis Data ....................................................

1. Uji Statistik ...............................................................

2. Uji Asumsi Klasik .....................................................

51 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................

A. Gambaran Umum Kota Pekalongan ..................................

2. Aspek Demografi ........................................................

3. Kondisi Perekonomian Kota Pekalongan ..................

4. Pasar Batik Setono Pekalongan .................................

B. Karakteristik Pedagang...................................................

1. Karakteristik Umur dn Jenis Kelamin .......................

2. Status Perkawinan ....................................................

4. Pengalaman Usaha ...................................................

5. Jumlah Tenaga Kerja ...............................................

6. Pendapatan Perbulan .............................................. 71

7. Jam Berdagang ....................................................... 72

8. Tingkat Pendidikan ...................................................

9. Produk Yang Dijual ..................................................

10. Hambatan Usaha .......................................................

C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan ..........

1. Uji Statistik .............................................................

2. Uji Asumsi Klasik .....................................................

3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ............................

87 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................

A. Kesimpulan ......................................................................

B. Saran-saran ......................................................................

92 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1.1 Distribusi PDRB Kota Pekalongan Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah) ..........

1.2 Banyaknya pasar dan pedagang yang tercatat di Kota Pekalongan Tahun 2008............................................................

4.1 Penduduk Pekalongan Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 ................................................................

4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan di

Kota Pekalongan Tahun

4.3 Banyaknya Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan di Kota Pekalongan Tahun 2008.......

4.4 Distribusi presentase masing-masing sektor terhadap total PDRB Kota Pekalongan Tahun 2008........................................

4.5 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ..................

4.6 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan............

4.7 Karakteristik Responden Menurut Modal Usaha ..................

4.8 Karakteristik Responden Menurut Lapangan Usaha .............

4.9 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja ......

4.10 Karakteristik Responden Menurut Rata-rata Pendapatan Per bulan .....................................................................................

4.11 Karakteristik Responden Menurut Jam Berdagang ..............

4.13 Karakteristik Responden Menurut Produk Yang Dijual .......

74

4.14 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya modal..........

74

4.15 Karakteristik Responden Menurut Banyaknya Pesaing ........

75

4.16 Hasil Analisis Regresi ...........................................................

77

4.17 Uji Multikolinearitas .............................................................

85

4.18 Korelasi Matrik .....................................................................

86

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

2.9 Diagram Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keuntungan Pedagang Batik....................................................................

39

4.1 Peta Kota Pekalongan .........................................................

55

4.2 Uji t untuk variabel modal ..................................................

78

4.3 Uji t untuk variabel jam berdagang ....................................

79

4.4 Uji t untuk variabel pengalaman usaha...............................

80

4.5 Uji t untuk variabel tenaga kerja .........................................

81

4.6 Uji t untuk variabel dummy produk yang dijual .................

82

4.6 Uji F ....................................................................................

84

4.7 Uji Durbin-Watson ...............................................................

87

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan RENI PRATIWI SETYAWARDHANI

F 0107108

ABSTRAKSI

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan usaha para pedagang di Pasar Grosir Batik Setono di Pekalongan.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer tersebut diambil dari wawancara, yaitu dengan berdialog langsung dengan para responden, observasi atau pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis pada objek penelitian, dan kuisioner yang disebarkan kepada para pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode Slovin, sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 72 responden, 62,5% responden laki-laki dan 37,5% responden perempuan. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) melalui program eviews dan menunjukan hasil antara lain F-statistic sebesar 18.730, significance probability sebesar 0.000, R-squared sebesar 0.586, dan Adjusted R-Squared sebesar 0.555.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh pedagang, (2) variabel jam berdagang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang, (3) variabel pengalaman usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang, (4) variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang, (5) variabel produk yang dijual tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

Kata kunci: Pedagang, Metode Slovin, modal, jam berdagang, pengalaman usaha, tenaga kerja, produk yang dijual .

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BUSINESS PROFIT IN THE TRADERS WHOLESALE MARKET BATIK SETONO PEKALONGAN. RENI PRATIWI SETYAWARDHANI

F 0107108

ABSTRACT

The main objective of this study is to analyze what are the factors that can affect the profitability of the traders in the Market Wholesale Batik Setono in Pekalongan.

The type of data used are the primary data and secondary data. Primary data was taken from the interview, namely by direct dialogue with the respondents, observation or collection data through systematic observation and recording on the research object, and a questionnaire distributed to traders in the Market Wholesale Batik Setono Pekalongan. The sampling method used is the method Slovin, so that samples obtained as much as 72 respondents, 62.5% male respondents and 37.5% female respondents. Data were analyzed using Multiple Linear Regression analysis tool with the method of Ordinary Least Square (OLS) through eviews program and the results show, among others, the F-statistic of 18.730, significance probability for 0000, R-squared of 0.586, and Adjusted R- Squared of 0.555.

The results of this study indicate that: (1) capital variables have a significant influence on the profits of merchants, (2) variable hours trading does not have a significant influence on the profit received by traders, (3) business experience variables have a significant influence on benefits received by the merchant, (4) labor variables have a significant influence on the profit received by traders (5) variable product for sale does not have a significant influence on the profit received bt traders.

Key words: Traders, Methods Slovin, capital, hours of trade, business experience, manpower, product for sale.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikan pendapatan nasional riil, juga untuk meningkatkan produktivitas. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersediannya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka sistem ekonomi serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan dan Suparmoko, 1998: 5)

Pembangunan ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi disuatu negara membawa dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif dari pembangunan ekonomi yaitu melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pembangunan. Dampak negatif dari pembangunan ekonomi Pembangunan ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi disuatu negara membawa dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif dari pembangunan ekonomi yaitu melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pembangunan. Dampak negatif dari pembangunan ekonomi

Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain memberikan dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukan oleh berbagai masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Hal ini menjadi masalah yang sangat serius bagi bangsa Indonesia, mengingat jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang berlebihan, sedangkan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja sangat terbatas. Hal ini akan menambah angka pengangguran serta akan menimbulkan keresahan sosial (Mudrajad Kuncoro, 1994:86)

Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berdimensi jamak yang melibatkan pembangunan-pembangunan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan kelembagaan nasional seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan yang absolut (Todaro,1994: 190). Di dalam pembangunan yang dilaksanakan secara terpadu dan berarti jamak akan mencakup semua bidang. Dengan demikian pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berdimensi jamak yang melibatkan pembangunan-pembangunan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan kelembagaan nasional seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan yang absolut (Todaro,1994: 190). Di dalam pembangunan yang dilaksanakan secara terpadu dan berarti jamak akan mencakup semua bidang. Dengan demikian pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari

Pada banyak negara dunia ketiga, yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Oleh karena masih relatif lemahnya kemampuan partisipasi swasta domestik dalam pembangunan ekonomi, mengharuskan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mengambil peran sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi kerakyatan melalui penguatan pad sektor informal (Suparmoko, 1986:120)

Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagi para tenaga kerja. Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak terjadi Putus Hubungan Kerja (PHK) pada sektor formal ini. Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal yang justru kelihatannya sektor ini tidak mampu menampung tenaga kerja seperti harapan kita, namun pada kenyataannya sektor informal bisa menjadi penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita hadapi. Banyak bidang Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagi para tenaga kerja. Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak terjadi Putus Hubungan Kerja (PHK) pada sektor formal ini. Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal yang justru kelihatannya sektor ini tidak mampu menampung tenaga kerja seperti harapan kita, namun pada kenyataannya sektor informal bisa menjadi penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita hadapi. Banyak bidang

Seperti yang kita ketahui bahwa lapangan pekerjaan di sektor formal daya serapnya terbatas, oleh karea itu perlu diarahkan ke sektor informal. Penyerapan tenaga kerja informal yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor formal terjadi hampir disetiap propinsi di Indonesia. Hal ini mencerminkan betapa besar peranan masyarakat Indonesia dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, sehingga setidaknya dapat menarik para anggota keluarga demi sedikit mengurangi pongangguran. Selain itu, untuk memulai kegiatan usaha di sektor informal tidak terlalu dituntut persyaratan ketat seperti keahlian dan tingkat pendidikan yang tinggi. Adanya pertumbuhan yang tidak seimbang antara tingginya angkatan kerja dengan keterbatasan lapangan kerja mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran. Oleh karena itu, penciptaan lapangan pekerjaan di sektor informal perlu mendapatkan perhatian dan tampaknya sektor ini sedikit banyak akan dapat ikut memecahkan masalah ketenagakerjaan dengan segala implikasinya terhadap pembangunan yang ideal dari suatu daerah.

Sektor informal, termasuk sektor perdagangan, di samping mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat berpenghasilan rendah juga memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi khususnya terhadap Produk Domestik Regional

Di Kota Pekalongan kontribusi sektor perdagangan di Tahun 2008 mencapai 7,32% dari total nilai PDRB kota Pekalongan. Kontribusi sektor- sektor dalam PDRB kota Pekalongan tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel

1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1 Distribusi PDRB Kota Pekalongan Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah)

No Lapangan Usaha

- - 3 Industri Pengolahan

4 Listrik, gas, dan Air bersih

Sumber: BPS Kota Pekalongan 2008

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 sektor perdagangan (418.977,18) menduduki urutan pertama dalam pembentukan PDRB kota Pekalongan. Pada tahun 2005 distribusi PDRB kota Pekalongan pada sektor perdagangan (439.455,91) menempati urutan pertama dan pada urutan kedua adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 354.605,57. Pada tahun 2006 distribusi PDRB kota Pekalongan pada sektor perdagangan menempati urutan yang pertama yaitu sebesar 460.252,95. Pada tahun 2007 Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 sektor perdagangan (418.977,18) menduduki urutan pertama dalam pembentukan PDRB kota Pekalongan. Pada tahun 2005 distribusi PDRB kota Pekalongan pada sektor perdagangan (439.455,91) menempati urutan pertama dan pada urutan kedua adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 354.605,57. Pada tahun 2006 distribusi PDRB kota Pekalongan pada sektor perdagangan menempati urutan yang pertama yaitu sebesar 460.252,95. Pada tahun 2007

Usaha berdagang merupakan bagian dari sektor informal yang mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pedagang pasar merupakan salah satu kelompok dari sektor informal yang perlu dibina, dibimbing, dan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidupnya dan mampu meningkatkan pendapatannya. Keberadaan mereka sebagai pedagang sangat diperlukan oleh masyarakat. Usaha ini memang cukup menarik dilihat dari sudut pandang kemandirian dalam menciptakan lapangan kerja serta menyediakan barang dan jasa dengan harga murah dalam lingkup usaha yang mencegah merajalela pengangguran dan keresahan sosial (Muchamad L, 2004: 4)

Pasar berfungsi sebagai tempat yang penting dalam penyaluran barang. Sesuai dengan perkembangan pembangunan, saat ini banyak hadir pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern dimana konsumen bisa berbelanja lebih efisien. Pada tahun 2008 ada 10 pasar yang ada di Kota Pekalongan, yang meliputi empat kecamatan yaitu 4 pasar di Pekalongan Barat, 4 pasar di Pekalongan Timur, 2 pasar di Pekalongan Selatan, dan 1 pasar di Pekalongan Utara. Dan jumlah pedagang pada tahun 2008 ada 5640 Pasar berfungsi sebagai tempat yang penting dalam penyaluran barang. Sesuai dengan perkembangan pembangunan, saat ini banyak hadir pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern dimana konsumen bisa berbelanja lebih efisien. Pada tahun 2008 ada 10 pasar yang ada di Kota Pekalongan, yang meliputi empat kecamatan yaitu 4 pasar di Pekalongan Barat, 4 pasar di Pekalongan Timur, 2 pasar di Pekalongan Selatan, dan 1 pasar di Pekalongan Utara. Dan jumlah pedagang pada tahun 2008 ada 5640

Tabel 1.2 Banyaknya pasar dan pedagang yang tercatat di Kota Pekalongan Tahun 2008

Jumlah Pekalongan Barat

Sumber: BPS Kota Pekalongan 2008 Kota Pekalongan merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik yang terkenal di Indonesia. Perdagangan batik di kota Pekalongan memiliki peranan yang besar, tidak hanya dalam penyerapan tenaga kerja, tetapi juga karena peranannya dalam mendukung sektor-sektor lain seperti: pariwisata, perindustrian, dan sebagainya.

Salah satu bagian yang terpenting atau instrument dari sektor perdagangan adalah pasar. Dalam penelitian ini lebih difokuskan untuk menganalisis pasar tradisional. Perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar tradisional masih mampu untuk bertahan dan bersaing ditengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Kenyataan ini dipengaruhi oleh Salah satu bagian yang terpenting atau instrument dari sektor perdagangan adalah pasar. Dalam penelitian ini lebih difokuskan untuk menganalisis pasar tradisional. Perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar tradisional masih mampu untuk bertahan dan bersaing ditengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Kenyataan ini dipengaruhi oleh

Atas dasar itulah Pemerintah Kota Pekalongan harus lebih serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Pemkot Pekalongan seharusnya menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perhatian Pemkot Pekalongan tersebut dapat dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional diberbagai tempat.Target yang dituju sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat mendasar. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, kotor, serta berbau tidak enak, dan karennya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti diatas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian, masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi jual beli dipasar tradisional.

Salah satu pusat perdagangan atau pasar tradisional yang cukup terkenal di Kota Pekalongan adalah Pasar Batik Setono. Hal ini bukan saja dikarenakan sebagai sentra bisnis grosir dengan harga yang cukup murah, namun keberadaannya sebagai pusat penjual batik yang merupakan salah Salah satu pusat perdagangan atau pasar tradisional yang cukup terkenal di Kota Pekalongan adalah Pasar Batik Setono. Hal ini bukan saja dikarenakan sebagai sentra bisnis grosir dengan harga yang cukup murah, namun keberadaannya sebagai pusat penjual batik yang merupakan salah

Para pedagang batik dan produk batik sering dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana mencapai keberhasilan usaha melalui optimalisasi peningkatan keuntungan yang dituangkan dalam pemilihan kombinasi dari beberapa variabel keputusan. Banyak faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keuntungan pedagang, termasuk diantaranya adalah modal dagang, jam bedagang, pengalaman berdagang, usia berdagang, tingkat pendidikan pedagang, dan letak kios pedagang. Namun dari beberapa variabel yang disebutkan tadi, terdapat beberapa variabel yang diduga paling kuat berpengaruh terhadap keuntungan pedagang yaitu variabel modal, jam, pengalaman berdagang, dan tenaga kerja. Untuk itulah, dengan diketahuinya pengaruh dari keempat variabel tersebut terhadap pedagang, diharapkan mereka dapat mengembangkan usahanya dengan mengambil kebijaksanaan yang tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dilakukan penelitian mengenai ”Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

1. Bagaimana modal dagang berpengaruh terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Sentono Pekalongan.

2. Bagaimana jam berdagang berpengaruh terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Sentono Pekalongan.

3. Bagaimana pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap keuntungan pedagang batik di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

4. Bagaimana tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

5. Bagaimana produk yang dijual berpengaruh signifikan terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui modal dagang berpengaruh signifikan terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

b. Untuk mengetahui jam berdagang berpengaruh terhadap keuntungan di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

c. Untuk mengetahui pengalaman berdagang berpengaruh terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

d. Untuk mengetahui tenaga kerja berpengaruh terhadap keuntungan di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

e. Untuk mengetahui produk yang dijual berpengaruh terhadap keuntungan di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pemerintah Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam rangka menata dan mempertahankan eksistensi Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

b. Bagi Pedagang Hasil penelitian ini diharapan menjadi bahan masukan bagi pedagang batik di Pasar Grosir Batik Setono Kota Pekalongan dalam upaya melakukan pengembangan usaha dalam berdagang

c. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian sejenis yang lingkupnya lebih luas dan lebih mendalam

d. Bagi Pembaca Memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca tetang kegiatan dan perkembangan usaha batik di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sektor Informal dan Ciri-Ciri Sektor Informal

Sektor informal adalah merupakan unit-unit usaha tidak resmi berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa tanpa memiliki izin usaha dan atau izin lokasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sektor informal digambarkan suatu kegiatan usaha berskala kecil yang dikelola oleh individu-individu dengan tingkat kebebasan yang tinggi dalam mengatur cara bagaimana dan dimana usaha tersebut dijalankan. Sektor informal juga didefinisikan sebagai sektor yang tidak menerima bantuan dari pemerintah; sektor yang belum menggunakan bantuan ekonomi dari pemerintah meskipun bantuan itu telah tersedia dan sektor yang telah menerima bantuan ekonomi dari pemerintah namun belum sanggup berdikari (Soetjipto, 1985: 5).

Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan salah satu faktor utama Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan salah satu faktor utama

Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik khas seperti bidang kegiatan produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja, dan teknologi yang dipakai relative sederhana (Todaro, 2000:351).

Bahwa dengan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat golongan bawah maka terjadi peningkatan taraf hidup mereka. Keadaan ini diharapkan memberikan kontribusi peningkatan pendapatan daerah dan nasional. Oleh karena itu peranan sektor informal mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan pemerataan pembangunan

Ø Ciri-ciri sektor informal :

1. Pola kegiatannya tidak teratur

2. Skala usaha kecil dan menggunakan teknologi sederhana

3. Struktur usahanya didasarkan atas struktur unit kerja keluarga

4. Jam kerja tidak teratur / tidak tetap

6. Usaha tersebut untuk melayani golongan masyarakat tertentu

/ terbatas dan memiliki daya saing yang tinggi

7. Tidak memerlukan keahlian dan ketrampilan yang

berdasarkan pada pendidikan formal khusus

8. Tidak mampu memanfaatkan keterkaitan dengan usaha lain

yang sejenis dan lebih besar

9. Bersifat inofatif didasarkan pada kebutuhan konsumen terbatas dan mempunyai kekenyalan terhadap perubahan.

10. Tidak terjangkau sistem pelayanan formal Dari beberapa ciri yang ada, dapat diambil kesimpulan bahwa kebanyakan dari mereka bermodal kecil, teknologi yang digunakan sederhana, kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik, serta karyawan sedikit dan merupakan kerabat atau anggota keluarga dari pengusaha.

2. Penyebab timbulnya sektor informal

Dijelaskan oleh Subri (2003: 85-87), munculnya dilema ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari makin kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat yang dualistis. Bias pembangunan secara makro akan menghasilkan sistem ekonomi lain, yaitu sektor informal yang sebagian besar terjadi di negara-negara sedang berkembang. Fenomena dualisme ekonomi yang melahirkan sektor informal ini menunjukkan bukti adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara sektor formal

Hal ini sekaligus memberi legitimasi ekonomi dan politik bahwa perekonomian suatu negara mengalami stagnasi dengan tingkat pengangguran yang sangat tinggi dan ketimpangan sosial ekonomi yang cukup besar. Kegiatan sektor informal yang menonjol biasanya terjadi dikawasan yang sangat padat penduduknya, dimana pengangguran (unemployment) maupun pengangguran terselubung (disquised unemployment) merupakan masalah yang utama. Dengan kenyataan seperti ini limpahan tenaga kerja tersebut masuk kedalam sektor informal, tetapi masih dipandang sebagai penyelesaian sementara karena di dalam sektor informal sendiri terdapat persoalan yang sangat rumit.

3. Pengertian keuntungan

Keuntungan merupakan pendapatan yang diterima oleh seseorang atau perusahaan setelah dikurangi oleh biaya-biaya yang seharusnya dikeluarkan. Keuntungan didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan dan biaya tersebut positif, maka itulah yang disebut keuntungan. Apabila sebaliknya selisihnya negatif itu disebut rugi.

Menurut Lincolin Arsyad (1996:23) keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya sehingga keuntungan tergantung pada besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau seseorang.

Pemilik usaha menjalankan kegiatan usahanya untuk Pemilik usaha menjalankan kegiatan usahanya untuk

4. Pasar

a. Pengertian Pasar

Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang menentukan permintaan terhadap produk dan para penjual sebagai kelompok yang menentukan penawaran terhadap produk (Mankiw, 2007:75). Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang mejadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.

Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat sebagai berikut:

2) adanya pembeli

3) tersedianya barang yang akan diperjualbelikan

4) terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun fungsi pasar ada tiga macam, yaitu (Sadono, 1994:220):

1) Fungsi Distribusi

Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen. Melalui transaksi jual beli, produsen dapat memasarkan barang hasil produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen atau kepada pedagang perantara lainnya. Melalui transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya secara mudah dan cepat.

2) Fungsi Pembentukan Harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli

3) Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan brosur penawaran, membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebaginya.

b. Faktor-faktor Yang Menentukan Struktur Pasar

1. Jumlah penjual atau produsen Jumlah produsen akan menentukan jumlah penjual dalam suatu industri atau pasar. Semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama maka akan semakin keras persaingan dalam pasar. Hal ini akan mendorong produsen bekerja secara efisien, atau kualitas produknya semakin unggul. Meskipun produk yang dihasilkan sama tetapi orang dapat membedakan karena merek, kualitas atau kemasan. Struktur pasar yang demikian ini tetap dalam persaingan yang sering disebut persaingan monopolistik. Jika dalam pasar hanya ada satu penjual merupakan pasar monopoli. Disamping itu jika dalam pasar untuk barang tertentu terdapat cukup banyak produsen disebut struktur

2. Jenis atau sifat barang yang dihasilkan perusahaan akan menentukan pula struktur sifat atau jenis barang yang mempengaruhi struktur pasar. Misalkan barang yang dihasilkan sama dan homogin atau berbeda dan tidak dapat diganti dengan produk yang dihasilkan oleh produsen lain.

c. Jenis-Jenis Struktur Pasar

Dalam perekonomian, bentuk-bentuk pasar dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: (i) pasar persaingan sempurna, (ii) pasar monopoli, (iii) pasar persaingan monopolistis, dan (iv) pasar oligopoli (Sadono, 1994:227)

1) Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna di dalam teori ekonomi mikro pada umumnya adalah suatu pasar yang ditandai oleh tidak adanya sama sekali persaingan yang bersifat pribadi diantara perusahaan-perusahaan individu yang ada didalamnya. Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna:

a) Jumlah penjual dan pembeli masing-masing banyak dan mereka masing-masing bertindak sebagai penerima harga.

b) Jenis barang yang diperjualbelikan bersifat homogen

(sama).

c) Adanya kebebasan bagi penjual dan pembeli untuk keluar masuk pada bidang usaha atau pasar barang yang bersangkutan.

d) Setiap pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang

sempurna tentang keadaan pasar

e) Adanya mobilitas sumber daya yang ada secara sempurna, artinya pembeli mudah untuk mendapatkan sumber daya produksi.

Pada pasar yang bersaing sempurna terdapat kebebasan keluar masuk dalam pasar atau industri. Seorang produsen yang memandang bahwa dalam pasar suatu produk menguntungkan, ia bebas memasuki pasar tanpa ada rintangan apapun. Tantangan yang dihadapi adalah harus berani bersaing. Jika keuntungan yang diperoleh merupakan keuntungan yang cukup baik menurut pandangan mereka, maka mereka tetap dalam pasar.

Sebagai implikasi adanya kebebasan keluar masuk pasar atau industri, adalah adanya kebebasan untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki (modal, tenaga kerja, dan sebagainya). Dalam pasar persaingan sempurna tidak diperlukan promosi, karena penjual dan pembeli relatif banyak.

2) Pasar Monopoli

Pengertian monopoli murni adalah suatu pasar hanya ada satu penjual atau produsen yang tidak ada substitusinya. Struktur pasar yang demikian ini di mana hanya ada satu penjual atau produsen tidak dipengaruhi harga dan produk dari produsen lain.

Pasar monopoli adalah suatu pasar yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Hanya ada satu penjual

b) Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti secara baik (close subtitute) output yang dijual monopolis.

c) Ada halangan (baik alami maupun buatan) bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar.

3) Pasar Persaingan Monopolistik

Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan dengan model pasar persaingan sempurna atau monopoli relatif masih baru. Ciri-cirinya adalah:

a) Di pasar terdapat cukup banyak penjual dan juga pembeli

b) Produk yang dihasilkan produsen heterogen

c) Terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar dari pasar.

d) Dalam

batas-batas

tertentu

produsen dapat mempengaruhi harga (meskipun tidak sekuat monopoli)

e) Diperlukan promosi untuk memperluas pasar

4) Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari beberapa produsen saja, namun ada kalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja, yang dinamakan duopoli (Sadono, 1994:311). Dalam pasar oligopoli tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri. Sebagian perusahaan menghasilkan barang yang sangat bersamaan, tetapi ada pula perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak. Biasanya struktur industri dalam pasar oligopoli terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli, antara 70% sampai 80% dari seluruh nilai penjualan. Ciri-ciri pasar ologopoli:

a) Jika dalam pasar hanya terdapat dua penjual disebut

duopoly

b) Jika produk yang dijual homogen disebut pure

poligopoly

c) Jika produk yang dijual adalah berbeda disebut

differentiated oligopoly differentiated oligopoly

e) Tindakan seorang produsen dalam pasar oligopoli akan

mempengaruhi produsen lain

Pasar Tradisional

Menurut Laksono yang dimaksud sebagai pasar gtradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah. Pemerintah daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

5. Teori Permintaan dan Penawaran

a. Permintaan

Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan jumlah suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga suatu periode tertentu. Permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang tersebut. Apabila harga barang naik sedang pendapatan tidak berubah maka permintaan barang tersebut akan turun.

berubah maka permintaan barang akan mengalami kenaikan atau bertambah (Soekirno, 1985).

Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta yaitu harga produk, sedangkan faktor-faktor lain seperti selera, pendapatan dan faktor diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak berubah). Dengan demikian dapat diketahui hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tersebut (Sudarsono, 1983). Hukum permintaan menyatakan bahwa, bila harga suatu barang naik sedangkan faktor-faktor lain dianggap ceteris paribus maka jumlah barang yang diminta konsumen akan mengalami penurunan.

b. Penawaran

Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan seberapa banyak produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan per periode pada berbagai kemungkinan tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara langsung berhubungan dengan harganya, hal lain diasumsikan konstan. Jadi semakin rendah harganya, jumlah yang ditawarkan semakin sedikit dan sebaliknya semakin tinggi harganya, semakin tinggi juga jumlah yang ditawarkan.

6. Pengertian Pedagang

Pedagang merupakan orang yang berusaha dibidang produksi dan berjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan informal. Mereka adalah orang yang menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan hak atas orang lain secara terus menerus sebagai sumber penghidupannya (Irawan Bayu Swastha, 1992: 289).