REPRESENTASI MAKNA TEKAD DALAM FILM KAHAANI ( Sebuah Analisis Semiotika Model Roland Barthes ) - FISIP Untirta Repository

  REPRESENTASI MAKNA TEKAD DALAM FILM KAHAANI ( Sebuah Analisis Semiotika Model Roland Barthes ) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi

  Program Studi Ilmu Komunikasi

  Oleh : NINA PRASETYANINGSIH NIM. 6662120845

KONSENTRASI HUMAS JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2016

  UCAPAN TERIMA KASIH Hadirnya skripsi ini tak lepas dari banyak pihak yang telah mendukung penulis.

  

Alhamdulillah, dengan rahmat serta kemurahan Tuhan Yang Maha Esa yang tiada hentinya serta

  semangat dari ketauladanan Rasulullah SAW pada penulis, pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Darwis Sagita, M.Ikom, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Neka Fitriyah, S.Sos,. M.Si, selaku pembimbing I skripsi yang sangat banyak membantu memberikan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, serta dorongan semangat yang diberikan kepada penulis.

  5. Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si, selaku pembimbing II skripsi yang telah banyak memberikan semangat dan membantu serta memberikan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom, selaku pembimbing mata kuliah seminar proposal tahap dua, terimakasih bu atas dorongan motivasi, kritik dan sarannya.

  7. Seluruh Bapak Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan yang sangat berharga serta tak ternilai.

  8. Seluruh Staff Program Studi Ilmu Komunikasi yang selalu membantu dan mengarahkan penulis.

  

viii

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes ...................................... 25Gambar 2.2 Gambar Kerangka Berfikir ........................................................... 30Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes ...................................... 42Gambar 4.1 Poster Film Kahaani ..................................................................... 43

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada umumnya film merupakan media hiburan dalam masyarakat.

  Perkembangan seni film selalu mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat dan mampu menunjukkan keberhasilannya untuk menampilkan kelayakan alur cerita, keindahan seni pengambilan latar dan sudut kamera, hingga keelokkan budaya disuatu tempat. Di tengah perkembangan perfilman yang pesat ini, tentu banyak para sineas perfilman baik dalam negeri maupun luar negeri yang mewarnai dunia ini, salah satunya yang terkenal adalah film Bollywood. Film Bollywood merupakan film yang cukup diminati di masyarakat karena penyajian pesan dari sang pembuat film diselipkan melalui keunikannya berupa kebudayaan anggukan kepala, logat bahasa yang digunakan, dan yang melekat sekali ialah gerakan tari- tarian hingga nyanyian lagu-lagu menawan yang diselipkan didalamnya. Namun dengan beberapa keunikan tersebut, tak sedikit masyarakat menilai film Bollywood terlalu tertele-tele dan membosankan dengan adegan tari-tarian dan nyanyian lagu- lagunya. Untuk itu, masyarakat memerlukan gebrakan terbaru agar masyarakat kembali tertarik dengan film Bollywood, tentunya dengan tidak menghilangkan sekali keunikan dan ciri khasnya. Film Kahaani merupakan salah satu film Bollywood yang mencoba sedikit keluar dari jalur unik Bollywood. Dalam film ini, tidak terdapat ciri khas nyanyian, lagu serta gerakan tari, namun didalam film ini tetap menampilkan ciri khas logat India dan tak lupa memperkenalkan budaya India berupa acara hari besar Puja Durga.

  Film juga berkembang menjadi media komunikasi yang ampuh. Berbagai macam pesan dapat tersaji dengan baik di dalam sebuah film. Film dapat membawa dampak bagi penikmatnya, dampak tersebut dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung bagaimana cara penonton menyerap dan menonton sebuah film. Selain dianggap sebagai refleksi dari kehidupan, film juga dianggap sebagai media yang baik untuk merepresentasikan realitas kehidupan masyarakat. Realitas kehidupan masyarakat sangatlah banyak dan beragam. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kali kita menemukan dan melihat orang-orang dengan segala keterbatasan, baik secara ekonomi hingga keterbatasan kita sebagai manusia dalam memerankan peran kita sebagai manusia di muka bumi. Kita seringkali menganggap diri kita tidak bisa melakukan satu hal sebelum kita mencobanya. Setiap keterbatasan yang dimiliki oleh manusia hendaknya tidak dijadikan penghalang dalam menjalani kehidupan.

  Seringkali keterbatasan yang dimiliki menjadikan banyak manusia patah semangat dan tidak bergairah serta pasrah dalam menghadapi kehidupannya, padahal disetiap kehidupan manusia, sudah semestinya manusia memiliki tujuan hidup untuk lebih mewarnai hidupnya. Semua orang pasti memiliki cita-cita, memiliki harapan dan tujuan hidup. Namun untuk mencapai itu semuanya membutuhkan proses. Dari mulai proses yang sederhana hingga proses yang rumit. Contoh tujuan hidup manusia adalah mencari kebahagiaan. Untuk menggapainya, manusia haruslah memiliki semangat dan tekad yang kuat demi mendapatkan kebahagiaan tersebut. Semua manusia memiliki kekuatan yang luar biasa, seperti raksasa dalam dirinya. Kekuatan itu biasa disebut dengan inner power. Kekuatan itu bisa muncul ketika kita hendak menggunakannya, walaupun belum tentu kita

  1 merasa mampu melakukannya.

  Tujuan hidup yang tertanam dalam diri manusia akan membuat seorang manusia terus bertahan dalam menghadapi apapun cobaan yang terjadi dihidupnya. Hidup tanpa tujuan sama dengan hidup tanpa perjuangan dan tentunya kebahagiaan yang diidamkan, tidak akan tercapai. Dalam berbagai ajaran agama, sebagai manusia tidaklah diperbolehkan memiliki sikap patah semangat dan justru harus memiliki tekad kuat dalam menjalankan kehidupan dan juga demi mencapai tujuan 1 hidup yang diinginkan. Sikap tekad merupakan sebuah sikap yang harus dimiliki

  Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Leutika. hlm. 6 setiap manusia. Sikap tekad dapat memotivasi seseorang agar dapat menggapai tujuan yang diinginkan. Tekad merupakan kesungguhan hati untuk keluar dari sesuatu yang negatif yang ada dihidup kita. Tekad mampu membangkitkan manusia dari kegagalan, rasa tidak puas dan semangat menggapai tujuan didalam hidup. Tekad bukan sebuah talenta dasar yang dimiliki oleh manusia, tekad merupakan sikap yang sudah semestinya harus dimiliki oleh manusia. Dengan tekad yang teguh, kuat, dan ditambah sifat tidak patah semangat, seorang manusia pasti mampu menjalani segala cobaan yang berat sekalipun.

  Film Kahaani ini bukannya film pertama yang menyisipkan konsep kekuatan tekad dalam dan menggapai tujuan hidup. Di Indonesia, pada tahun 2014 film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar merepresentasikan kekuatan tekad seorang wanita dalam menggapai kebahagiaan hidupnya. Pada film ini diceritakan Merry Riana sang pemeran utama mengalami kebangkrutan pada masa kerusuhan tahun 1998 yang akhirnya sang ayah mengirimkan Merry sampai di Singapura untuk melanjutkan hidup disana. Dengan kekuatan tekad dan semangat yang tiada henti, Merry akhirnya berhasil menggapai kebahagiaannya. Sedangkan di Barat, pada tahun 2008, film Challangeing yang dibintangi oleh Angelina Jolie juga tak kalah menggugah semangat kita dalam bertekad. Kehilangan anak yang dicintainya membuat Mrs. Collins terus berusaha mencari Walter, anaknya yang hilang. Dengan sikap tekad kuat yang ditampilkan sosok Mrs. Collins akhirnya Mrs.Collins dapat menemukan anaknya meskipun banyak sekali hambatannya dalam proses pencariannya. Yang membedakan film Kahaani dengan dan Merry Riana adalah alirannya. Film Kahaani dan Film Challangeing memiliki aliran yang sama berjenis thiller, sedangkan film Merry Riana beraliran drama. Yang menjadi kesamaan dalam ketiga film tersebut adalah sama-sama menyimpan pesan secara tersirat, yakni sama-sama ingin membangun pentingnya sikap bertekad dalam diri seseorang. Meskipun sama-sama mengangkat kekuatan tekad, film Kahaani yang beraliran thiller ini memiliki adegan yang lebih menegangkan dan rumit karena yang membuat berbeda adalah budaya India yang terdapat didalamnya.

  Kurangnya film bergenre motivasi di Indonesia serta banyaknya film bergenre horror berbalut sex, membuat pecinta film Indonesia banyak tertarik pada film-film luar negeri yang bergenre motivasi, salah satunya adalah film Bollywood. Sebanyak 10 juta orang Indonesia menyukai film India karena memiliki banyak

  2

  kesamaan dalam hal budaya, nilai-nilai dan selera. Film Bollywood tak kalah bergengsinya dengan Hollywood. Bagi pecinta Bollywood tentunya sudah tidak asing lagi dengan film motivasi India berjudul Taare Zameen Par yang rilis di tahun 2007, yang merupakan peringkat kedua film India terbaik dengan rating 8.5 dari

  3

  skala 10, berhasil merepresentasikan motivasi belajar. Ditahun 2012, muncul dua film motivasi berjudul English Venglish dan Kahaani. Dari kedua film tersebut, penulis tertarik pada film Kahaani karena dalam penyajiannya berbeda dengan film English Venglish, film Kahaani dengan peringkat kesepuluh film India terbaik dengan rating 8.2 dari skala 10 tidak menyelipkan keunikan film Bollywood pada umumnya dan jalan ceritanya juga jauh lebih menarik dan terlihat berbeda jika

  

4

  dibandingkan dengan film India biasanya. Film dengan genre motivasi diharapkan mampu menyulut semangat penontonnya untuk selalu positif dan selalu menumbuhkan semangat bertekad khususnya, agar segala tujuan dalam hidupnya dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pesan-pesan dan simbol yang digambarkan baik secara tersurat maupun tersirat dalam suatu film dapat menggambarkan atau menceritakan suatu kisah dan makna yang terkandung didalamnya.

  Film Kahaani ini merupakan film motivasi dengan membawa nilai-nilai yang berdampak positif bagi yang menonton. Nilai-nilai memotivasi seperti sikap tekad yang ditunjukkan dalam film tentunya dapat memberikan insprasi kepada yang menontonnya. Film-film motivasi memberikan semangat untuk menjalani hidup yang penuh dengan semangat dan penuh dengan kegigihan dalam 2 Ria Pratiwi. 2014. Channel Khusus Film Bollywood Rambah Televisi Berbayar Indonesia.

  Business Portal. via swa.co.id/swa/capital-market/corporate-action/channel-khusus-film- 3 bollywood-rambah-televisi-berbayar-indonesia diakses pada 16 Oktober 2016 03:17 p.m Jaafar3m. 2013. Top Rated Indian Movieslist/ls053237568 diakses pada 16 4 Oktober 2016 3:23 p.m Jaafar3m. 2013. Top Rated Indian Movieslist/ls053237568 diakses pada 16 Oktober 2016 3:23 p.m menjalankan kehidupan yang cerah. Apalagi ketika film tersebut mampu memberikan sebuah solusi untuk sebuah masalah dan hambatan dalam menjalani setiap kahidupan ini. Namun, sebaik apapun film yang ditonton, motivasi yang anda

  5

  perlukan biasanya hanya terdapat dalam diri sendiri. Berlatar belakang pada acara hari besar Puja Durga di India, film Kahaani mengisahkan tentang seorang wanita yang berusaha dan bertekad menemukan kebenaran yang terjadi pada suaminya yang hilang. Kesabaran dan kekuatan tekadnya untuk membuka misteri kehilangan suaminya membuahkan hasil. Film Kahaani mengajarkan penonton film bagaimana cara menyikapi permasalahan dalam kehidupan. Banyak pelajaran yang dapat diperoleh dari film Kahaani ini, dan dalam penelitian ini akan lebih membahas sikap tekad dalam diri seseorang. Alasan pemilihan tema tekad karena peneliti merasa tema tersebut sesuai dengan pesan-pesan yang ditampilkan dalam film tersebut. Kesamaan budaya seperti budaya biasanya orang Asia menjadikan film ini dapat dijadikan bahan referensi mengenai tekad. Ketetapan universal mimik wajah dan intonasi yang ada juga mendukung referensi mengenai makna tekad itu sendiri. Tekad merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu, namun tetap kembali lagi kepada niat dari individu itu sendiri.

  Latar belakang itulah yang membuat menarik peneliti untuk mengkaji tentang bagaimana representasi makna tekad dalam film Kahaani. Banyaknya tanda yang mempunyai pesan tersirat yang merepresentasikan tekad seseorang dalam film Kahaani. Adegan-adengan yang tersaji menampilkan tanda yang memiliki makna. Untuk mengkaji tanda penyusun film tersebut diperlukan analisis secara semiotika. Analisa semiotika dipilih karena pada dasarnya manusia hidup berdampingan dengan tanda. Tanda tersebut diharapkan dapat bekerja sama untuk mencapai efek yang diharapkan dari komunikator kepada komunikan. Dengan demikian semiotika

  6

  digunakan untuk mempelajari hakikat keberadaan suatu tanda. Analisa ini 5 digunakan agar dapat melihat bagaimana sebenarnya proses gejala penandaan yang

  Setia Furqon. 2015. Film Motivasi Islam. Setiafurqon.com/film-motivasi-islami.html diakses 6 pada 16 Oktober 2016 pada 3:34 p.m Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya. hlm. 87 ada pada film tersebut. Alur film yang dibuat agak berliku, dan tanda atau adegan yang tersaji sangat menarik, menjadikan film Kahaani pantas dijadikan sebagai objek penelitian yang mampu menjadi inspirasi dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata, khususnya dalam merepresentasikan kekuatan tekad dalam menggapai tujuan hidup dan kebagahiaan yang diidamkan. Dari pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Representasi Makna Tekad dalam Film Kahaani (Analisis Semiotika Model Roland Barthes)”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Dari penjabaran latar belakang yang telah dijabarkan, penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah Representasi Makna Tekad dalam Film Kahaani?”

  1.3 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana makna denotasi tentang tekad yang terdapat dalam film

  Kahaani?

  2. Bagaimana makna konotasi tentang tekad yang terdapat dalam film

  Kahaani?

1.3.1 Batasan Masalah

  Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memiliki kemungkinan bias data yang cukup besar, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, maka melakukan pembatasan masalah untuk mempertegas masalah yang diteliti. Batasan masalahnya adalah penelitian ini berfokus memaparkan makna denotasi dan makna konotasi yang terdapat pada film Kahaani dengan memperhatikan tanda, baik berupa bahasa verbal yang berupa tulisan maupun bahasa non verbal yang berupa gambar yang teridentifikasi makna dan proses bertekad pada diri seseorang. Selain itu, penelitian ini berfokus pada sikap tekadnya saja, serta proses bertekad yang terdapat dalam diri seseorang yang terepresentasi dalam film Kahaani.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi proses bertekad seseorang dan memahami makna tekad dalam film Kahaani.

  1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi pengembangan kajian penelitian komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, khususnya bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi mengenai penggunaan analisis semiotika dalam pemaknaan simbol pada sebuah film. Disamping itu penulis juga ingin menyumbangkan bahan perpustakaan dengan harapan dapat menjadi tambahan referensi tulisan yang bermanfaat.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah film. Selain itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi kemajuan ilmu komunikasi dan selanjutnya masyarakat diharapkan dapat memahami bagaimana film Kahaani adalah salah satu media komunikasi massa untuk merepresentasikan kekuatan tekad untuk mencapai tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Film Kata film dalam kamus lengkap bahasa Indonesia berarti gambar hidup.

  7 Definisi film menurut UU 8/1992 adalah karya cipta seni dan budaya yang

  merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asa sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.

8 Oey Hong Lee menyebutkan :

  “Film sebagai alat komunikasi masa yang kedua muncul didunia, mempunya masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar, dibikin lenyap. Ini berarti bahwa dari perm ulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalai unsure-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya dalam abad ke-18 dan permulaan abad ke-19. Dan mencapai puncaknya diantara perang dunia 1 dan perang dunia 2, namun kemudian merosot tajam setelah tahun 1945, seiring dengan munculnya medium televisi.”

  9 Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang berasal dari kata

cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan graphie atau graph (tulisan, gambar,

  citra). Jadi, dalam pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya, harus 7 Ali, Muhammad. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, hlm.

  97 8 Undang-undang Perfilman No.8 Tahun 1992 Pasal 1 Bab 1 9 Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 126

  menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera. Itulah mengapa seperti yang telah diutarakan tadi bahwa film tidak akan jauh dari kata ‘kamera’ dengan menggunakan konsep sinematografi dalam pembuatannya baik dengan atau

  10

  tanpa suara. Dalam Tjasmadi terdapat tiga fungsi film, yaitu :

  1. Film sebagai medium ekspresi seni peran yang berkaitan erat hubungannya dengan seni.

  2. Film sebagai tontonan yang bersifat dengar-pandang (audio-visual) atau bisa dibilang sebagai hiburan.

  3. Film sebagai piranti penyampaian pesan apa saja yang bersifat dengar pandang, oleh karenanya film berkaitan erat dengan informasi. Film secara struktur terbentuk dari sekian banyak shot, scene dan sequence. Tiap shot membutuhkan penempatan kamera pada posisi yang paling baik bagi pandangan mata penonton dan bagi setting secara action pada saat tertentu dalam perjalanan cerita, itulah sebabnya seringkali film disebut gabungan dari gambar- gambar yang dirangkai menjadi satu kesatuan utuh yang bercerita kepada penontonnya. Sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita film memiliki

  11

  beberapa struktur, yaitu :

  a) Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar untuh yang tidak terinterupsi oleh potongan gambar (editing).

  b) Adegan (scene), adegan adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan.

  c) Sekuen (sequence), salah satu adegan besar yang memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling berhubungan. Dalam sinematografi, unsur visual merupakan “alat” utama dalam berkomunikasi. Maka secara konkrit bahasa yang digunakan dalam sinematografi 10 adalah suatu rangkaian beruntun dari gambar bergerak yang dalam pembuatannya

  

Tjasmadi, Johan HM. 2008. 100 Tahun Sejarah Bioskop di Indonesia, Bandung: PT. Megindo 11 Tunggal Sejahtera. hlm. 44 Prastista, Himawan. 2008 Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka. hlm. 29 memperhatikan ketajaman gambar, corak penggambarannya, memeprhatikan seberapa lama gambar itu ditampilkan, iramanya dan sebagainya yang kesemuanya merupakan alat komunikasi non verbal. Setiap pembuatan program pada gambar yang bergerak, pada hakekatnya adalah ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain/pemirsa; itu berarti pembuat program ingin berkomunikasi dengan

  12 menggunakan audio visual kepada orang lain.

  Film adalah salah satu media komunikasi massa, film merepresentasikan realitas dari kehidupan masyarakat. Film dapat menggambarkan sebagai dimensi kehidupan dimasyarakat termasuk representasi seorang tokoh Vidya dalam Film Kahaani, sebagai seseorang yang memiliki tekad kuat untuk mencapai seseuatu. Menurut Bittner, dalam Psikologi Komunikasi Jalaludin Rakhmat, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

  13

  orang. Sebagaimana media massa umumnya film merupakan cermin atau jendela masyarakat dimana media massa itu berada. Nilai, norma, dan gaya hidup yang berlaku pada masyarakat akan disajikan dalam film yang diproduksi. Film juga berkuasa menetapkan nilai-nilai budaya yang “penting” dan “perlu” dianut oleh

  14

  masyarakat, bahkan nilai-nilai yang merusak sekalipun. Menurut Cultural Norm

  

Theory, media tidak berpengaruh langsung terhadap individu-individu melainkan

  juga mempengaruhi kebudayaan, pengetahuan, norma-norma dan nilai-nilai suatu masyarakat. Semuanya ini membentuk citra, ide-ide, evaluasi dimana audiens

  15

  menentukan tingkah lakunya sendiri. Film juga sebagai salah satu bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari cerita yang ditayangkan. Unsur intrinsik dan ekstrinsik dari filmlah yang mampu menarik perhatian khalayak untuk menonton film terutama adalah untuk memperoleh fungsi informatif maupun edukatif, bukan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi 12 perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain media hiburan, film nasional

  Setyawati, Irma Fitri. 2012. Moral Anak dalam Film Hafalan Sholat Delisa. UIN Sunan 13 Kalijaga Yogyakarta. hlm. 1

Rakhmat. Jalaludin. 2009. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. hlm.

14 155

Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa Kontroversi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Widya

15 Padjajaran. hlm. 89 Sihabudin. Ahmad. 2011. Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 135

  digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka

  16 nation and character building.

  Sesuatu yang diceritakan, tentu saja perihal kehidupan. Disinilah lantas menyebut film sebagai konstruksi dunia nyata, dunia yang kita tinggali. Dibanding media lain, film memiliki kemampuan untuk meniru kenyataan sedekat mungkin dengan kenyataan sehari-hari. Tentu yang dimaksud disini adalah film live in action (film yang dimainkan tokoh nyata bukan film animasi) sekaligus film yang bercerita

  17 (film naratif, bukan fil eksperimental yang tak mengandung narasi atau cerita.

2.2 Representasi

  Istilah representasi merupakan penggambaran (perwakilan) kelompok- kelompok dan institusi sosial. Penggambaran itu tidak hanya berkenaan dengan tampilan fisik (appearance) dan deskripsi, melainkan juga terkait dengan makna (atau nilai) dibalik tampilan fisik. Tampilan fisik representasi adalah suatu jubah

  18 yang menyembunyikan betuk makna sesungguhnya yang ada di baliknya.

  Representasi secara definisi lain adalah segala aktifitas yang membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan oleh semua

  19

  manusia. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau

  20

  dirasakan dalam bentuk fisik tertentu. Danesi mencontohkan representasi dengan sebuah konstruksi X yang dapat mewakilkan atau memberikan suatu bentuk kepada suatu materil atau konsep tentang Y. Sebagai contoh misalnya konsep sex diwakili

  16 Ardianto, Elvaro & Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Bandung: 17 Simbiosa Rekatama Media. hlm.134 18 Irwansyah, Ade. 2009. Seandainya Saya Kritikus Film, Yogyakarta: Humorian Pustaka. hlm. 17 19 Burton, Graeme 2007. Membincangkan Televisi, Yogyakarta & Bandung: JalaSutra. hlm.41-42

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan 20 Teori Komunikasi, Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 24 Ibid. hlm.208 atau ditandai melalui gambar sepasang sejoli yang sedang berciuman secara

  21 romantis.

  Representasi berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu secara bermakna, atau merepresentasikan pada orang lain. Representasi dapat berupa kata, gambar, sekuen, cerita dan sebagainya yang ‘mewakili’ ide, emosi, fakta dan sebagainya. Representasi bergantung pada tand dan citra yang sudah ada dan dipahami secara kultural, dalam pembelajaran bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem tekstual secara timbal balik. Hal ini melalui fungsi

  22 tanda ‘mewakili’ yang kita tahu dan mempelajari realitas.

  Menurut Stuart Hall seperti yang dikutip Nuraini Juliastuti, ada 2 proses representasi: pertama, representasi mental, yaitu tentang seseuatu yang ada di kepala kita masing-masing (peta konseptual). Representasi mental ini masih berbentuk sesuatu yang abstrak. Kedua, “bahasa”, yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam “bahasa” yang lazim supaya kita dapat menghubungkan

  23 konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dan symbol-simbol tertentu.

  Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan baru. Menurut Nuraini Julianti representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu

  24 terjadi proses negosiasi dalam pemaknaan.

  Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelktual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan 21 berubah. Representasi merupakan suatu bentuk usaha konstruksi, karena pandangan

  

Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi, Aplikasi Praktis Penelitian dan

22 Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media. hlm. 148

Hartley, John. 2010. Communication, Culture, and Media Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta:

23 Jalasutra. hlm. 265 Juliastuti, Nuraini. Maret 2000. Representasi, Newsletter KUNCI No.4 (online)

24 diakses pada 17 Agustus 2016) Wibowo, Indiawan Seto Wahyu.Op.Cit. hlm. 150

  baru yang menghasilkan pemaknaan baru juga merupakan hasil pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia. Juliastuti mengatakan bahwa melalui representasi makna diproduksi dan dikonstruksi. Ini terjadi melalui proses penandaan, praktik yang membuat sesuatu hal bermakna sesuatu.

  25

2.3 Teori Representasi

  Dalam bab 3 buku Studying Culture: A Practical Introduction dalam Nurzakiyah

  26

  , terdapat tiga definisi dari kata ‘to represent’, yakni :

  1. To stand in for (untuk menandakan). Hal ini dapat dicontohkan dalam peristiwa bendera suatu negara, yang jika dikibarkan dalam suatu event olahraga, maka bendera tersebut menandakan keberadaan negara yang bersangkutan dalam event tersebut.

  2. To speak or act on behalf of (untuk berbicara atau bertindak atas nama sesuatu). Contohnya adalah Paus menjadi orang yang berbicara dan bertindak atas nama umat Katolik.

  3. To re-present (untuk mewakili). Dalam arti ini, misalnya tulisan sejarah atau biografi yang dapat menghadirkan kembali kejadian-kejadian di masa lalu. Dalam praktiknya, ketiga makna dari representasi ini bisa menjadi saling tumpang tindih. Oleh karena itu, untuk mendapat pemahaman lebih lanjut mengenai apa makna dari representasi dan bagaimana caranya beroperasi dalam masyarakat budaya, teori Hall akan sangat membantu. Menurut Hall sendiri dalam bukunya

  Representation: Cultural Representation and Signifying Practices, “Representation connects meaning and language to culture. . . Representation is an essential part of the process by which meaning is produced and exchanged between members of culture.” (Representasi:

  Representasi Budaya dan Praktek Penandaan, “Representasi menghubungkan makna dan bahasa dengan budaya. . . Representasi merupakan bagian penting dari proses dimana makna diproduksi dan dipertukarkan antara anggota budaya.”).

  27 Melalui representasi, suatu makna diproduksi dan dipertukarkan antar

  anggota masyarakat. Jadi dapat dikatakan bahwa, representasi secara singkat adalah 25 Ibid,. hlm. 150 26 Ahmad, Nurzakiyah. 2009. Representasi Maskulinitas Baru Pada Iklan Produk Kosmetik Pria

  dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigitte dan Stern. Depok: FIB UI hlm. 12 27 Ibid,. salah satu cara untuk memproduksi makna. Representasi bekerja melalui sistem representasi yang terdiri dari dua komponen penting, yakni konsep dalam pikiran dan bahasa. Kedua komponen ini saling berkorelasi. Konsep dari sesuatu hal yang dimiliki dan ada dalam pikiran, membuat manusia atau seseorang mengetahui makna dari sesuatu hal tersebut. Namun, makna tidak akan dapat dikomunikasikan tanpa bahasa, sebagai contoh sederhana, konsep ‘gelas’ dan mengetahui maknanya. Maka seseorang tidak akan dapat mengkomunikasikan makna dari ‘gelas’ (benda yang digunakan orang untuk tempat minum) jika seseorang tidak dapat mengungkapkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain. Oleh karena itu, yang terpenting dalam sistem representasi adalah bahwa kelompok yang dapat berproduksi dan bertukar makna dengan baik adalah kelompok tertentu yang memiliki suatu latar belakang pengetahuan yang sama sehingga dapat menciptakan suatu pemahaman yang (hampir) sama. Menurut Stuart Hall, dalam Nurzakiyah,

  Member of the same culture must share concepts, images, and ideas which enable them to think and feel about the world in roughly similar ways. They must be share, broadly speaking, the same ‘cultural codes’. In this sense, thinking and feeling are themselves ‘sistem of representations’. (Anggota

  dari budaya yang sama harus berbagi konsep, gambar, dan ide-ide yang memungkinkan mereka untuk berpikir dan merasa tentang dunia dengan cara yang kurang lebih sama. Mereka harus berbagi, umumnya, sama dengan 'kode budaya' tersebut. Dalam hal ini, pikiran dan perasaan mereka

  28 adalah 'sistem representasi’.).

  Berfikir dan merasa menurut Hall juga merupakan sistem representasi. Sebagai sistem representasi berati berfikir dan merasa juga berfungsi untuk memaknai sesuatu. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan hal tersebut, diperlukan latar belakang pemahaman yang sama terhadap konsep, gambar, dan ide (cultural codes).

  Pemaknaan terhadap sesuatu bisa sangat berbeda dalam budaya atau kelompok masyarakat yang berlainan, karena pada masing-masing budaya, kelompok, dan masyarakat tersebut tentunya ada cara-cara tersendiri dalam 28 memaknai sesuatu. Kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang Ibid,. pemahaman yang tidak sama terhadap kode-kode budaya tertentu tidak akan bisa memahami makna yang diproduksi oleh kelompok masyarakat lain.

  Makna tidak lain adalah suatu konstruksi. Manusia mengkonstruksi makna dengan sangat tegas sehingga suatu makna terlihat seolah-olah alamiah dan tidak dapat diubah. Makna dikonstruksi melalui sistem representasi dan difiksasi melalui kode. Kode inilah yang membuat masyarakat yang berbeda dalam suatu kelompok budaya yang sama mengerti dan menggunakan nama yang sama, yang telah melewati proses konvensi secara sosial. Misalnya, ketika kita memikirkan ‘rumah’ atau dalam bahasa Inggris ‘home’ yang bereati rumah, maka kita menggunakan kata RUMAH atau HOME untuk mengkomunikasikan apa yang ingin kita ungkapkan kepada orang lain. Hal ini karena kata RUMAH atau HOME adalah kode yang telah disepakati dalam masyarakat untuk memaknai suatu konsep mengenai ‘rumah’ yang ada di pikiran kita (tempat berlindung atau berkumpul dengan keluarga). Kode, dengan demikian, membangun korelasi antara sistem konseptual yang ada dalam pikiran kita dengan sistem bahsa yang kita gunakan dan kita mengerti. Teori representasi seperti ini memaknai pendekatan konstruksionis, yang berargumen bahwa makna dikonstruksi melalui bahasa. Menurut artikel Stuart Hall dalam Nurazakiyah,

  “things don’t mean: we construct meaning, using representational systems- concepts and signs.”(Sesuatu tidak berarti: kita membangun makna, 29 menggunakan sistem-konsep representasi dan tanda-tanda.).

  Oleh karena itu, konsep (dalam pikiran) dan tanda (bahasa) menjadi bagian yang penting yang digunakan dalam proses konstruksi atau produksi makna. Jadi dapat disimpulkan bahwa representasi adalah suatu proses untuk memproduksi makna dari konsep yang ada dipikiran kita melalui bahasa. Proses produksi makna tersebut dimungkinkan dengan hadirnya sistem representasi. Namun, proses pemaknaan tersebut tergantung pada latar pengetahuan dan pemahaman suatu kelompok harus memiliki pengalaman yang sama untuk dapat memaknai sesuatu dengan cara yang nyaris sama. 29 Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana proses representasi ini bekerja

  Ibid., hlm. 25 pada film Kahaani dengan membedahnya melalui tanda yang tersaji dengan memaknai tanda kedalam makna denotasi, makna konotasi dan mitos yakni bagaimana makna denotasi (gambaran sebuah pertanda) yang bersifat langsung yang dilanjutkan dengan makna konotasi yang bersifat subjektif yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan yang kemudian dikaitkan dengan mitos yakni bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.

2.4 Tekad

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tekad diartikan sebagai kemauan

  30 (kehendak) yang pasti; kebulatan hati; iktikad.

  Determination is simply not giving up. No matter how hard things get, or how badly you want to just give up, you keep on going. (Sederhananya, tekad

  adalah tidak menyerah. Tidak peduli bagaimana sulitnya mendapatkan atau bagaimana buruknya seseorang untuk menyerah, namun tetap

  31 menjalankannya.).

  Tekad adalah keteguhan seseorang dalam memegang prinsip untuk mencapai maksud dan tujuan yang sudah ditetapkannya. Tekad adalah kekuatan niat. Tekad adalah bersegera dalam memanfaatkan kesempatan yang ada, bersegera dalam melaksanakan niat, dan tidak berlambat-lambat dalam mengejar sesuatu

  

32

  yang dikhawatirkan dapat terlewatkan. Dalam sebuah struktur, awal mula tindakan seseorang bertekad selalu diawali dari perkataan dari dalam dirinya sendiri atau seringkali disebut dialog internal diri sendiri. Ketika dialog internal terkumpul dan membulat menjadi sesuatu keinginan kuat, maka setelah itu seseorang akan mengumpulkan dalil, alasan serta motivasi-motovasi sehingga setelah itu seseorang menjadi semakin yakin akan niatnya. Niat terbagi atas dua tingkatan, pertama niat dengan kesungguhan dan kedua adalah niat yang terbentuk biasa saja tidak terlalu 30 31 Kbbi.web.id/tekad Abdumac. 2006. Top Definition; Determination.

  diakses pada 16 Oktober 2016 32 3:40 p.m.

  

Ust. Novel Alaydrus. 2010. Kalam Habib Muhammad Bin Abdullah Alaydrus: Kekuatan Niat.

  Ar-Raudah Majelis Ilmu dan Dzikir Pelabuhan Hati Penuntut Ilmu. (online, ar-raudah.info/niat/ diakses pada Kamis, 06 Oktober 2016 01:01 a.m) menggebu. Kekuatan niat seseorang ini dapat dilihat dari gerakan, suara hingga tindakan yang sedang dilakukannya untuk menggapai niat tersebut. Tekad menjadi penting didalam kehidupan manusia karena dengan adanya tekad, dapat menjadi energi positif bagi manusia untuk mencapai sebuah tujuan.

  Tekad tidak muncul begitu saja, tekad muncul dari kekuatan karakater yang sengaja dibangun oleh manusia itu sendiri agar manusia itu dapat menggapai tujuan hidupnya dengan cara yang diinginkannya. Semua manusia memiliki kekuatan yang luar biasa, seperti raksasa dalam dirinya. Kekuatan itu biasa disebut dengan

  

inner power. Kekuatan itu bisa muncul ketika kita hendak menggunakannya,

  33 walaupun belum tentu kita merasa mampu melakukannya.

   34 Life is made out of our determinations. (Hidup kita terbuat dari tekad.).

  Semua orang pasti memiliki cita-cita, memiliki harapan dan tujuan hidup. Namun untuk mencapai itu semuanya membutuhkan proses. Dari mulai proses yang

  35

  sederhana hingga proses yang rumit . Terlepas dari kenyataan bahwa pencapaian tujuan kita adalah penting untuk dicapai, tidak jarang bagi banyak orang gagal dalam memenuhi target mereka. Dalam penerapannya, tekad berawal dari sebuah niat, keyakinan dalam diri, lalu pengambilan keputusan dan berakhir tindakan. Keempat penerapan tekad diatas merupakan konsep dari bertekad. Berikut pemaparannya : a. Pertama, niat. Niat merupakan sesuatu yang dilakukan dengan cara menyengaja atau menyadari dengan total atas keinginan tertentu.

  b. Kedua, yakin. Dalam proses yakin, setiap manusia mulai memvisualisasikan dan mengembangkan secara kinestiknya mengenai 33 niat yang ingin digapainya didalam pikirannya Pikiran kita adalah

  Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah, Cetakan Pertama, Yogyakarta: 34 Leutika. hlm. 6 Sarah. 2016. https://www.linkedin.com/pulse/determination-your-life-rui-enes- 35 alves?articleId=7441129728695531620

Muhammad, Rifqi.. 2015. Ketika Hidup Tak Seperti Jalan Tol. Cetakan I, Fikri Press, Ciputat- Tangerang Selatan. hlm. 23 kekuatan besar yang mampu memberikan semua yang kamu inginkan, ia dipengaruhi oleh semua yang kita masukkan ke dalam pikiran. Apa yang

  36

  dipikirkan, maka itulah yang terjadi. . Keyakinan dalam diri menjadi penting, karena jika seseorang tidak memiliki keyakinan penuh untuk menggapai niatnya, maka yang terjadi visualisasi serta kinestiknya akan sering berubah-ubah dan mendatangkan dua kemungkinan motivasi kepada dirinya, yakni motivasi baik dan motivasi buruk. Jika motivasi baik yang hadir, maka seseorang yang bertekad akan mendekati bayangan yang baik-baik dan semakin semangat untuk mewujudkan niatnya. Sedangkan jika motivasi buruk yang hadir, maka seseorang yang bertekad akan menjauhi bayangan yang buruk-buruk dan semakin menjauh serta mengurungkan niatnya untuk diwujudkan. Keyakinan akan kemampuan diri sendiri harus diimbangi dengan semangat untuk meraihnya. Karena semangat dan keyakinan akan mengalahkan segalanya. Keyakinan akan melahirkan kekuatan akan kemampuan diri sendiri. kemudian semangat akan membakar keyakinan itu untuk menuntaskan segala rintangan,

  37 tantangan dan hambatan yang ada didepan sana.

  c. Ketiga adalah keputusan. Setelah melalui niat dan keyakinan yang kuat sehingga motivasi baik hadir, maka seseorang akan membuat keputusan- keputusan yang akan dijalani untuk membuat niat menjadi kenyataan.

  38 Peluang selalu menggoda siapa saja yang ada didekatnya . Keputusan

  yang dibuat ini juga memikirkan kemungkinan apa saja yang akan terjadi dalam penggapaian tujuan yang ingin digapai. Semua yang telah sedang dan akan terjadi dalam hidup, kuncinya terdapat dalam diri kita masing- masing yang memutuskan. Karena apapun alasannya, kitalah yang

  39 menjalani hidup ini.

  36 Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah, Cetakan Pertama, Yogyakarta: 37 Leutika. hlm. 57 38 Ibid,. hlm. 127 39 Ibid,. hlm. 39 Ibid,. hlm.18 d. Keempat adalah tindakan. Tindakan ini adalah hasil akhir dari proses bertekad. Tindakan yang dilakukan ini akan membuktikan berhasil atau tidaknya atas niat yang diinginkan. Meskipun gagal, seseorang yang memiliki tekad kuat akan melakukan tindakan apa saja untuk menggapai keinginan dan tujuan hidupnya. Tekad adalah awal mula dari sebuah tindakan. Tidak ada tindakan jika tidak ada tekad dalam diri. Tindakan yang dilakukan bukan tindakan omong kosong, tetapi merupakan tindakan yang benar-benar komitmen dan totalitas dari apa yang dia miliki untuk menggapai tujuan hidupnya dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Tekad yang kuat juga merupakan kunci dari keberhasilan dalam kehidupan, tak tergoyahkan oleh berbagai kesulitan dan masalah yang ada. Ilmuwan sendiri tak bisa memberi ciri-ciri pada hal ini namun dalam beberapa kasus, jelas sekali tekad itu sikap penting yang dapat memberi seseorang kekuatan di luar batas manusia normal. Berikut ada tiga ciri seseorang yang memiliki tekad kuat menurut beberapa surat dalam kitab Al-Qur’an, diantaranya :

  a. Pertama, orang yang memiliki tekad tidak akan mudah tergoda, sebesar apapun godaan yang datang kepadanya.

  b. Kedua, tekad yang kuat tidak cukup mengantarkan seseorang pada tujuannya, jika tidak dibarengi dengan amal sholeh.

  c. Ketiga, tawakal. Sebab tawakal akan menjadikan seseorang bersyukur jika sukses mencapai tujuan dan menjadikan seseorang tetap berbaik sangka kepada Tuhan. Orang yang bertekad yang kuat juga terlihat dari cara dirinya berbicara, dari intonasi dan dari kata-kata yang digunakan melambangkan keyakinan. Selain itu seseorang yang memiliki tekad yang kuat juga dapat terlihat dari mimik wajahnya, bisa dari tatapan mata yang melambangkan ke fokusan seseorang terhadap sesuatu. Banyak sekali alasan seseorang untuk terus bertekad didalam hidupnya, misalnya sebagai motor penggerak keputusan manusia dalam menjalani kehidupan, maka dibutuhkan tekad. Karena tekad merupakan ruh atau landasan dari seseorang untuk mencapai dan meraih impian.

  Determination is closely associated with resilience: the ability to bounce back from setbacks, rather than giving up. When the going gets tough, the tough get going! Perseverance and persistence are also highly related.

  (Tekad erat kaitannya dengan ketahanan: kemampuan untuk bangkit kembali dari kemunduran, daripada menyerah. Ketika akan menjadi sulit, yang sulit

  40 pergi! Kekuatan hati dan ketekunan juga sangat terkait.).

  Tekad yang terbentuk didalam diri manusia tentunya memiliki fungsi bagi manusia itu sendiri, diantaranya dengan adanya tekad, seseorang dapat mencapai apa yang diinginkannya dan apa yang ingin di tujunya. Tekad juga sebagai landasan awal agar manusia mau melakukan dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sehingga menciptakan keyakinan yang total yang akhirnya menghasilkan sebuah perbuatan atau tindakan. Dalam hal menggapai tujuan hidup, manusia sering kali melawan rintangan dan banyak kesulitan yang menghadang. Namun rintangan dan kesulitan tersebut akan dapat terlewati dengan mudah jika setiap manusia memiliki semangat serta tekad yang kuat untuk menghadapinya demi menggapai tujuan hidup tersebut. Kemauan, optimis, antusias dan keyakinan untuk mau

  41 bertindak nyata adalah bagian yang harus dipersiapkan untuk merevolusi diri.

  Tekad pantang menyerahlah yang akan mengantarkan kamu menuju tangga-tangga

  42 impian yang selama ini diidamkan.

2.5 Semiotika Film

  Sebagai sebuah ilmu (pengetahuan), semiotika memiliki makna atau arti yang beragam. Semiotic adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda,

  43

  yakni sesuatu yang harus kita beri makna. Pada umumnya, semiotika dipahami 40 Josey Wales. 2015. Determinationdiakses 41 pada 16 Oktober 2016 42 Purnadina. 2010. Op.Cit. hlm. 110 43 Ibid,. hlm. 107