PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DALAM PROSES GUGAT CERAI (KHULU’) DI PENGADILAN AGAMA PALEMBANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN DALAM PROSES

   KHULU’

GUGAT CERAI ( ) DI PENGADILAN AGAMA PALEMBANG

  

M. Syaifuddin dan Sri Turat miyah

  Fakult as Hukum Universit as Sriwij aya Palembang Email :

  

Abst r act

Di vor ce cases i n t he Isl ami c Cour t of Palembang (Pengadi l an Agama Pal embang) becomes t he t op of

t he l i st , dur ing t he year 2009 (72%), 2010 (72%) and 2011 (i n June) about 70%. The pur pose of t hi s

st udy i s t o anal yze t he causes of hi gh di vor ce r at e happeni ng in t he cit y of Palembang, besi de t o

expl ai n t he f or ms of l egal pr ot ect ion and anal yzes t he f act or s t hat becomi ng obst acl es f or t he wi f e

i n a f i l ed di vor ced. The r esear ch was conduct ed wi t h a Nor mat i ve-Jur i di cal appr oach whi ch i s

compl et ed wit h Empir i cal Jur i di cal , The l ocat i on is i n t he j ur i sdi ct i on of t he Isl ami c Cour t s i n

Pal embang (Pengadi l an Agama Pal embang. Causes of hi gh di vor ce cases i n t he ci t y of Pal embang,

among ot her s: a) economi c f act or s; b) Lack of r esponsi bi l i t y; c) a young age and no per manent

empl oyment ; d) cheat i ng and Unheal t hy pol ygamy as wel l as domest i c viol ence. Legal pr ot ect ion

t owar ds wives who f i l ed t he di vor ce, i n Indonesi an l egal syst em has been ar r anged as equal i t y i n l aw

and equal t r eat ment bef or e t he l aw and t he r i ght t o j ust i ce. Bar r i er s t owar d t he wi f e f i l i ng t he

di vor ce among ot her s: cul t ur al f act or s, economi c dependence, l ack of knowl edge, and bi as

Per spect i ve of j udges who t end t o bl ame t he women, t he long pr ocess of t r i al and expensive f ees t o

be pai d, al so Over val ued sel f -est eem i n Indonesi an peopl e's communi t y, as wel l as women's r i ght s

ar enot easi l y execut ed. Key wor ds: l egal pr ot ect ion, divor ce pr ocess

  

Abst rak

  Kasus gugat cerai di Pengadilan Agama Palembang menempat i urut an t erat as, sepanj ang t ahun 2009 (72%), 2010 (72%) dan 2011 (bulan Juni) sebanyak 70%. Penelit ian ini menganalisis mengenai penyebab t ingginya gugat cerai yang t erj adi di Kot a Palembang, bent uk perlindungan hukum sert a f akt or yang menj adi hambat an bagi pihak ist ri dalam mengaj ukan gugat cerai. Met ode pendekat an yang digunakan adalah yuridis normat if yang dilengkapi dengan yuridis empiris, dengan lokasi penelit ian di wilayah hukum Pengadilan Agama Palembang. Berdasarkan hasil penelit ian, penyebab t ingginya kasus gugat cerai di Kot a Palembang ant ara lain: f akt or ekonomi; t idak ada t anggung j awab; usia muda dan t idak ada pekerj aan t et ap; selingkuh dan poligami t idak sehat sert a KDRT. Perlindungan hukum t erhadap ist ri yang mengaj ukan gugat cerai, sebagaimana sist em hukum Indonesia sudah mengat ur persamaan kedudukan dalam hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum dan hak memperoleh keadilan. Hambat an pihak ist ri menga-j ukan gugat cerai ant ara lain: f akt or budaya, ket ergant ungan ekonomi, penget ahuan yang minim, perspekt if hakim yang bias dan cenderung menyalahkan pihak perempuan, proses sidang yang lama dan biaya yang harus dibayar, harga diri dalam kehidupan masyarakat , sert a hak-hak perempuan yang t idak mudah dieksekusi.

  Kat a kunci: perlindungan hukum, gugat cerai.

  

Pendahuluan an) adalah ikat an lahir bat hin ant ara seorang

  Perkawinan sebagaimana diat ur dalam pria dengan seorang wanit a sebagai suami ist ri ket ent uan Pasal 1 UU No. I Tahun 1974 Tent ang dengan t uj uan membent uk keluarga (rumah Perkawinan Selanj ut nya disebut UU Perkawin- t angga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

  Ket uhanan Yang Maha Esa. Hubungan ant ara

   Tul isan ini merupakan r ingkasan Hasil Penel i t i an Hi bah

  suami ist ri adalah int i at au merupakan masalah Fundament al DP2M T. A 2011 dengan kont rak No. pokok dalam hubungan ant ara sesama manusia

  168/ UN9. 3. 1/ PL/ 2011 t anggal 15 Apr il 2011

  Perl indungan Hukum t er hadap Per empuan dal am Proses Gugat Cer ai ( Khul u’ ) di PA Pal embang 249

  2 Masalah kekerasan t erhadap perempuan

  (CEDAW) yang dit erj emahkan sebagai Pengha- 1 Dat a di ambil dari Pengadil an Agama Pal embang t anggal 20 Sept ember 2011. 2 AM. Muj ahidin, “ Penghapusan Kekerasan Dal am Rmah Tangga (KDRT) Ruang Lingkup Perl indungan Ter hadap

  of Al l For ms of Di scr i mi nat ion Agai nst Women

  Indonesia t elah banyak melakukan ra- t if ikasi t erhadap perj anj ian int ernasional, salah sat unya adalah Convent ion on t he El i mi nat ion

  banyak perempuan yang sadar akan hak-hak dan kewaj ibannya, maka perempuan sebagai ist ri t idak t inggal diam dan t idak mau diperla- kukan sewenang-wenang oleh laki-laki, maka pihak perempuan akan menggunakan haknya dengan mengaj ukan gugat cerai ke pengadilan. Kondisi ini j elas j auh berbeda dengan masa be- berapa t ahun lalu, di mana suami ist ri, khusus- nya pihak ist ri, akan memilih sikap bert ahan demi keut uhan keluarganya apapun masalah yang dihadapi.

  3 Seiring perubahan nilai-nilai sosial dan semakin

  ed viol ence, gender viol ence, f emal e f ocussed vi olence, domest i c vi olence” dan sebagainya.

  saat ini t idak hanya merupakan masalah indivi- dual at au masalah nasional, t et api sudah meru- pakan masalah global. Banyak ist ilah digunakan sepert i “ vi ol ence against woman, gender bass-

  masa beberapa t ahun lalu. Ket ika it u suami ist ri khususnya ist ri akan memilih sikap bert ahan de- mi keut uhan keluarganya apapun masalah yang sedang dihadapi. Saat ini sering t erj adi bent uk kekerasan dalam rumah t angga yang dilakukan pihak suami t erhadap ist ri, bahkan t idak j arang ist ri dibunuh akibat permasalahan rumah t ang- ganya. Hasil st udi menunj ukkan bahwa t indak kekerasan t erhadap ist ri t erj adi hampir pada semua masyarakat . Adapun bent uk t indak keke- rasan khususnya t erhadap perempuan di dalam lingkup rumah t angga, meliput i: kekerasan f i- sik, psikis, seksual sert a penelant aran rumah.

  sebagai individu, manusia sebagai makhluk so- sial (zoonpol it i con) manusia humosacr a humi ni sebagaimana dinyat akan Arist ot eles. Hubungan suami ist ri t ersebut dalam Hukum Islam harus- lah dilandasi dengan unsur makr uf , sakinah,

  1 Kondisi sekarang j auh berbeda dengan

  diucapkan oleh suami dengan pemba-yaran dari pihak ist ri kepada suami. Khul u’ at au lebih po- puler dengan ist ilah gugat cerai t erj adi dari kehendak at au kemauan pihak ist ri. Kasus gugat cerai di Pengadilan Agama (PA) Palembang, Su- mat era Selat an menempat i urut an t erat as, yak- ni sepanj ang t ahun 2009 sebanyak 72%, t ahun 2010 seba-nyak 72% dan bulan Juni 2011 seba- nyak 70%, sedangkan kasus cerai t alak menem- pat i urut an kedua.

  Khul u’ at au t alak t ebus adalah t alak yang

  sia berart i put usnya perkawinan ant ara suami ist ri (cerai). Perat uran Ment eri Agama No. 3 Tahun 1975 Pasal 28 dan 30 membedakan t al aq dan cerai. Tal aq adalah pemut usan hubungan perkawinan at as permohonan suami, sedangkan cerai gugat ( khul u’ ) pemut usan hubungan per- kawinan yang didahului gugat an dari pihak ist ri (Pasal 39 ayat (2) UU Perkawinan).

  Tal aq dit erj emahkan ke dalam bahasa Indone-

  Ket ent uan Pasal 38 UU Perkawinan meng- at ur bahwa put usnya perkawinan dapat t erj adi karena kemat ian, perceraian dan at as keput us- an pengadilan. Pengat uran t ersebut mempunyai pengert ian bahwa perceraian harus didahului dengan adanya gugat an perceraian yang diaj u- kan ke Pengadilan, set elah pengadilan yang bersangkut an berusaha dan t idak berhasil men- damaikan kedua belah pihak. Perceraian disya- rat kan harus ada cukup alasan bahwa ant ara suami ist ri t idak akan hidup rukun sebagai sua- mi ist ri. Dit egaskan bahwa put usnya perkawin- an dapat dilakukan melalui t al aq maupun cerai.

  an ant ara suami ist ri harus saling hormat meng- hormat i, saling menj aga rahasia masing-ma- sing. Saki nah dimaksudkan sebagai penj abaran lebih lanj ut dari makr uf yait u agar suasana ke- hidupan dalam rumah t angga suami ist ri t erda- pat keadaan yang aman dan t ent eram, t idak t erj adi silih sengket a at au pert ent angan penda- pat yang prinsipal.

  mawadah dan r ahmah. Makr uf art inya pergaul-

  Anak dan Ist ri ” , Var i a Per adi l an Maj al ah Hukum, Tahun XXV No. 290, Januar i 2010, Jakart a: Ikahi, hl m. 73. 3 Mul adi yang dikut i p dar i A. Reni Wi dyast ut i , “ Peran Hukum Dal am Member ikan Perl indungan t er hadap Perempuan dar i Tindak Keker asan di Era Gl obal isasi” , Jur nal Mi mbar Hukum, Tahun 2010, Yogyakar t a: FH

  250 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  Pembahasan. Profil Wilayah Hukum Pengadilan Agama Kot a Palembang

  Pasal 27 dan Pasal 31 UU Perkawinan t ent ang Perkawinan yang merumuskan bahwa hak dan kedudukan ist ri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah t angga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat . Oleh karena it u, segala bent uk diskriminasi t erhadap perempuan waj ib diha- puskan karena t idak sesuai dengan f alsaf ah hi- dup bangsa. Beberapa ket ent uan undang-un- dang t ersebut mengat ur t ent ang hak-hak pe- rempuan dan diperkuat lagi dengan diberlaku- kannya UU No. 23 Tahun 2004 Tent ang Pengha- pusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (selan- j ut nya disebut UU KDRT) sebagai bent uk kepe- dulian negara melindungi hak-hak perempuan sebagai warga negara.

  Permasalahan

  Berdasarkan lat ar belakang t ersebut di- ambil permasalahan dalam penelit ian ini yait u f akt or apakah yang menyebabkan t ingginya gu- gat cerai di Kot a Palembang, bagaimana bent uk perlindungan hukum t erhadap pihak ist ri dan f akt or apa yang menj adi hambat an bagi pihak ist ri dalaam mengaj ukaan gugat cerai di pe- ngadilan.

  Met ode Penelitian

  Penelt ian ini menggunakan 2 (dua) me- t ode penelit ian yang berbeda yait u penelit ian hukum normat if dan penelit ian socio-l egal . Pe- nelit ian hukum normat if dilakukan unt uk meng- ident if ikasikan konsep dan asas-asas hukum yang digunakan t ent unya yang berkait an de- ngan t opik permasalahan.

  Kot a Palembang sebagai salah sat u kot a besar di Indonesia yang merupakan Ibu Kot a Provinsi Sumat era Selat an. Palembang merupa- kan kot a t erbesar kedua di Sumat era set elah Medan. Kot a Palembang pada mulanya menj adi pusat Keraj aan Sriwij aya, sebelum kemudian berpindah ke Jambi. Bukit Sigunt ang di bagian barat kot a Palembang sampai saat ini masih dikeramat kan banyak orang dan dianggap seba- gai bekas pusat kesucian di masa lalu. Palem- bang merupakan kot a t ert ua di Indonesia, ber- dasarkan prasast i Kedukan Bukit , yang dit af - sirkan sebagai kot a yang merupakan ibukot a Keraj aan Sriwij aya pada t anggal 16 Juni 682 Masehi dan sampai sekarang t anggal t ersebut menj adi pat okan hari lahir Kot a Palembang. Luas wilayah Kot a Palembang adalah 102, 47 Km

  pusan Segala bent uk diskriminasi t erhadap Perempuan dengan UU No. 7 Tahun 1984 t en- t ang Pengesahan Konvensi mengenai Pengha- pusan Segala Bent uk Diskriminasi t erhadap Pe- rempuan. Hal ini dilakukan pemerint ah sebagai wuj ud pelak-sanaan t erhadap amanat UUD 1945

  dalam penela-ahan UU No. 1 Tahun 1974, PP No.

  9 Tahun 1975, UU No. 23 Tahun 2004, dan UU No. 39 t ahun 1999 sert a konvensi CEDAW. Pen- dekat an kasus bert uj uan unt uk mempelaj ari penerapan norma-norma at au kaidah hukum yang dalam prakt ik hukum, t erut ama menge- nai kasus gugat cerai yang t elah diput us dalam wilayah hukum Pengadilan Agama Palembang, sebagaimana yang dapat dilihat dalam yurispru- densi t erhadap perkara-perkara yang menj adi f okus penelit ian. Kasus-kasus yang t elah mem- punyai kekuat an hukum t et ap, bermakna empi- ris, namun dalam penelit ian hukum normat if , kasus-kasus t ersebut dipelaj ari unt uk memper- oleh gambaran t erhadap dampak dimensi peno- rmaan dalam suat u at uran hukum dalam prakt ik hukum, sert a menghasilkan analisis unt uk ba- han masukan ( i nput ) dalam eksplanasi hukum.

  5 Sumber dat a ut ama adalah dat a sekunder de- ngan didukung dat a primer.

4 Pendekat an peneli-

  t ian digunakan beberapa pendekat an, yait u pendekat an perat uran perundangan (St at ut e

  2

  dengan ket inggian rat a-rat a 8 met er dari permukaan laut . Let ak Palembang cukup st ra- t egis karena dilalui oleh Jalan Lint as Sumat era yang menghubungkan ant ara daerah di Pulau Sumat era. Kot a Palembang t erdapat Sungai Mu-

  Appr oach) dan pendekat an kasus (Case Appr o- ach). Pendekat an st at ut a t erut ama dit ekankan 4 Johny Ibrahi m, 2008, Teor i & Met odol ogi Penel i t i an Hukum Nor mat i f , Mal ang: Bayu Medi a Publ i shing, hl m.

  Perl indungan Hukum t er hadap Per empuan dal am Proses Gugat Cer ai ( Khul u’ ) di PA Pal embang 251

  si yang dilint asi j embat an Ampera, berf ungsi sebagai sarana t ransport asi dan perdagangan ant ar wilayah.

  Pada bulan November 1951, at as perin- t ah Kement erian Agama melalui biro Peradilan Agama Pusat , Pengadilan Agama ini dibekukan. Sebagai gant inya Kement erian Agama mengak- t if kan kembali secara resmi Pengadilan Agama Palembang sebagai lanj ut an Raad Agama Pa- lembang dengan Penet apan Ment eri Agama No.

  15 Tahun 1952 dengan Kiagus Haj i Nangt oyib sebagai ket uanya, ini sebagai Pengadilan Aga- ma pert ama di Sumat era. Sebagai realisasi dari PP No. 45 Tahun 1957 Tent ang Pengadilan Aga- ma/ Mahkamah Syar’ iyah di luar Jawa dan Ma- dura, pada t anggal 31 November 1957 Ment eri agama mengeluarkan Penet apan Nomor 58 Tahun 1957 t ent ang Pembent ukan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’ iyah di Sumat era. De- ngan demikian di Palembang dibent uk sebuah Pengadilan Agama yang mempunyai daerah hu- kum meliput i Kot a Palembang. Keadaan Penga- dilan Agama Palembang sesudah berlakunya UU Perkawinan, secara umum relat if lebih baik da- ri sebelumnya. Keadaan personil dan peralat an kant or dari t ahun ke t ahun sudah mulai diper- hat ikan, begit u j uga volume perkara meningkat rat a-rat a 40 perkara menj adi 60 perkara dalam set iap bulan. Sej ak t anggal 12 November 2009 Pengadilan Agama Palembang dipimpin oleh Drs. H. Burdan Burniat , S. H sebagai Ket ua, dan Drs. Asri Damsy, S. H sebagai Wakil Ket ua.

  put us di Pengadilan Agama Palembang berda- sarkan urut an banyaknya perkara yang masuk ant ara lain: cerai gugat , cerai t alak, pengesah- an nikah, penet apan waris, izin poligami dan lain-lain.

  rai di Kot a Palembang

  Set iap pasangan yang menikah mengha- rapkan perkawinannya akan langgeng sampai akhir hayat , begit u j uga yang menj adi harapan 6 Hasil w awancar a dengan Drs. M. Sukr i, S. H Haki m

  Pengadil an Agama Pal embang t anggal 22 Sept ember 2011. 7 Dat a di ambil dari Pengadil an Agama Pal embang t anggal

  agama dan ket ent uan perat uran perundangan yang mengat ur t ent ang perkawinan. Namun de- mikian, t erdapat pasangan yang mengalami kendala dan persoalan yang t idak dapat diat asi kehidupan rumah t angga mereka sehingga ke- bersamaan t idak lagi mendat angkan kebahagia- an, akan t et api sebaliknya mendat angkan pen- derit aan yang t idak beruj ung. Berkait an dengan hal t ersebut , aj aran agama Islam dan UU Per- kawinan mengat ur j alan keluar dari persoalan it u. Ist ri, apabila mengakibat kan kesulit an dan t idak ada j alan keluar yang lain bagi suami, maka suami dibolehkan menceraikan ist rinya, sebaliknya apabila ist ri t idak t ahan lagi me- nanggung derit a karena suaminya, ist ri diboleh- kan mengaj ukan gugat an cerai t erhadap suami- nya. Kewaj iban memberikan naf kah kepada is- t ri dan anak-anak, t idak hanya berlaku sewakt u masih t erikat dalam perkawinan. Suami masih berkewaj iban unt uk menaf kahi mereka sekali- pun t elah t erj adi perceraian. Ist ri waj ib diberi naf kah layak sesuai dengan st andar kehidupan st andar.

  8 UU Perkawinan mengat ur hak yang sama

  unt uk mengaj ukan perceraian bagi suami mau pun ist ri. Dalam Kompilasi Hukum Islam (selan- j ut nya disebut KHI) Pasal 114 mengat ur bahwa put usnya perkawinan disebabkan perceraian dapat karena t alak at au berdasarkan gugat an perceraian. Perceraian karena t alak maupun gugat cerai, hanya dapat dilakukan di depan si- dang Pengadilan Agama.

6 Sement ara j enis perkara yang masuk dan di-

  Alasan perceraian, baik karena cerai t a- lak maupun cerai gugat diat ur dalam Pasal 116 KHI, sebagai berikut :

  a. apabila salah sat u pihak berbuat zina at au menj adi pemabuk, pema-dat , penj udi dan lainnya yang sukar disembuhkan; b. salah sat u pihak meninggalkan yang lain selama 2 (dua) t ahun bert urut - t urut t anpa izin pihak lain dan t anpa alasan yang sah at au karena hal lain di luar kemampuannya; 8 Hart ini dan Dest r i Budi Nugraheni, “ St udi t ent ang

7 Faktor-fakt or Penyebab Tingginya Gugat Ce-

  Pemut usan Hak-Hak Ist eri Ol ah Suami Yang Menikah Menurut Hukum Isl am Di Daer ah Ist i mewa Yogyakart a” , Jur nal Mi mbar Hukum, No. 42/ X/ 2002, Tahun 2002,

  252 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  bahan sosial masyarakat Indonesia yang mem- buat angka perceraian dewasa ini meningkat t aj am. Banyaknya perempuan yang bekerj a membuat mereka kini t idak lagi banyak t er- gant ung pada laki-laki. Perempuan, sekarang berani hidup sendiri, berbeda dengan dahulu ket ika perempuan lebih banyak bergant ung ke- pada laki-laki.

  14 11 Ibi d. 12 Ibi d. 13 Hasil waw ancara dengan Drs. M. Sukri, S. H. , Haki m Pengadil an Agama Pal embang t anggal 22 Sept ember 2011. 14 Dat a dari Pengadil an Agama Pal embang, diambil

  Pengaruh gender at au meningkat nya pe- nget ahuan hukum perempuan merupakan po- t ensi besar yang memot ivasi ist ri berani meng- aj ukan cerai gugat . Kaum perempuan saat ini memiliki pemikiran lebih krit is karena mereka sudah biasa dan mudah mendapat kan semua in- f ormasi hak-hak perempuan dalam kait an de- ngan perkawinan. Hak unt uk mengaj ukan cerai kepada suami ist ri dalam ranah hukum memberi peluang bagi kaum perempuan memperoleh ke- hidupan yang lebih baik. Perempuan sebagai is- t ri mempunyai hak yang sama unt uk menda- pat kan perlindungan dan kehidupan yang layak. Alasan inilah yang umumnya melat arbelakangi ist ri mengaj ukan gugat cerai ke Pengadilan Agama.

  pada saat ini t erj adi perubahan sit uasi, karena biasanya suami yang menggugat ist ri, sekarang ist ri yang menggugat suami. Hal demi- kian dapat saj a t erj adi karena pengaruh kehi- dupan sosial, misalnya i nf ot ai nment / media ma- ssa. Hal ini memunculkan f enomena yang me- nimbulkan penaf siran bahwa pihak perempuan t elah memiliki kesadaran cukup t inggi dalam menunt ut hak kepada suami. Mereka t idak i- ngin set erusnya dij adikan sub ordinat yang ha- nya menerima sesuai keinginan suami.

  13

  ra,

  12 Berdasarkan hasil wawanca-

  11 Dini P. Daengsari mengakui adanya peru-

  c. salah sat u pihak mendapat hukuman penj ara 5 (lima) t ahun at au hukum-an yang lebih berat set elah perka-winan berlangsung; d. salah sat u pihak melakukan keke- j aman at au penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain;

  Pusat Nasyiat ul Aisyiyah, Evi Sof ia Inayat i, me- nyadari bahwa perceraian ini bukanlah masalah baru. Namun yang membuat nya prihat in, kasus perceraian t erus meningkat seiring dengan pe- rubahan zaman. Perubahan nilai-nilai sosial yang sedang t erj adi di masyarakat Indonesia membuat t ingkat perceraian semakin t inggi, bahkan akibat kemampuan ekonomi yang t erus meningkat di kalangan kaum hawa ikut mempe- ngaruhi t ingginya kasus gugat cerai. Seiring pe- 9 Dat a Pengadil an Agama Pal embang yang diambil pada t anggal 20 Sept ember 2011. 10 Kasus Per cer ai an Meningkat , t ersedia di websi t e rubahan nilai-nilai sosial t ersebut , sangat me- ngej ut kan ket ika t ingkat gugat cerai yang di- aj ukan ist ri t erhadap suami j auh lebih t inggi. Kenyat aan ini t erj adi karena kemampuan eko- nomi dari kaum perempuan t erus membaik.

  Tingginya t ingkat perceraian t erj adi karena adanya perubahan nilai-nilai sosial yang sedang t erj adi di t engah masyarakat Indonesia umum- nya dan di Kot a Palembang khususnya, bahkan akibat kemampuan ekonomi yang t erus mening- kat di kalangan kaum perempuan, ikut mempe- ngaruhi t ingginya gugat cerai yang diaj ukan is- t ri t erhadap suami.

  652 1479 141 511

  1. 2009 379 946 283 737 2. 2010 415 1065 291 831 3. 2011 (Juni)

  9 Tabel 1: Kasus Gugat Cerai di PA Palembang No. Tahun Cerai talak diterima Cerai gugat diterima Cerai talak diputus Cerai gugat diputus

  h. peralihan agama at au murt ad yang menyebabkan t erj adinya ket idakru- kunan dalam rumah t angga. Berdasarkan hasil penelit ian, kasus gugat cerai di Pengadilan Agama Palembang dapat disaj ikan pada t abel berikut ini:

  e. salah sat u pihak mendapat cacat badan at au penyakit yang mengaki- bat kan t idak dapat menj alankan ke- waj ibannya sebagai suami/ ist ri; f . ant ara suami ist ri t erus menerus t erj adi perselisihan dan pert engkar-an dan t idak ada harapan akan hi-dup rukun lagi dalam rumah t angga; g. suami melanggar t a’ lik t alak;

10 Ket ua Umum Pimpinan

  Perl indungan Hukum t er hadap Per empuan dal am Proses Gugat Cer ai ( Khul u’ ) di PA Pal embang 253

  nganiayaan, baik yang berupa penyiksaan f isik, psikis/ emosi, seksual maupun ekonomi. Pada kasus KDRT, para wanit a dit empat kan sebagai korban, namun sebenarnya t anpa sadar pihak perempuan memilih t et ap menj adi korban ka- rena berbagai alasan. Keberanian unt uk t idak menj adi korban suami t erus menerus yanag membuat ist ri berani mengambil t indakan dras- t is, yait u meninggalkan suaminya dan menggu- gat cerai.

  Rumah Tangga (KDRT) Yang Dil akukan Ol eh Suami Terhadap Ist ri di Kot a Pekanbaru” , Jur nal Il mu Hukum, Edisi I No. I, Agust us 2010, Ri au: Fakul t as Hukum Uni versit as Riau, hl m. 62. 18 Sj amsi ah Ahmad, 2010, Tent ang Ger akan Per empuan dan CEDAW di Indonesi a, Jakart a: Komnas Per empuan

  dari sist em kemasyarakat an yang sering berin- 17 Gusl iana, “ Penyebab Terj adi nya Keker asan Dal am

  i ng) digunakan sebagai dasar dari apl l i ed t heo- r y. Hukum dan ekonomi merupakan dua sist em

  masyarakat ( l aw as a t ool os soci al engineer -

  18 Hukum sebagai alat unt uk membangun

  harus diberdayakan unt uk memanf aat kan po- t ensi yang ada. Bukan hanya f isik dan int elek- t ual t et api soci al cul t ur al j uga t ermasuk ling- kungan dan orang t ua. St at e obl i gat i on (t ang- gung j awab negara) t ermasuk j udi ci al syst em (syst em peradilan) yang j uga harus menj amin equal i t y (keadilan).

  ci al measur e menekankan bahwa perempuan

  Set elah adanya UU KDRT, dalam imple- ment asinya, dif okuskan sepert i kepada keset a- raan dalam pendidikan, pelaksanannya. Ket en- t uan Pasal 4 ayat (100) CEDAW t empor ar y spe-

  17 KDRT merupakan segala bent uk pe-

  Ada beberapa f akt or penyebab gugat cerai di Pengadilan Agama Palembang. Per t a-

  dinya KDRT secara umum adalah budaya pat - riarki yang masih kuat sehingga laki-laki diang- gap paling dominan, baik di dalam rumah t ang- ga maupun di luar rumah t angga. Himpinan ekonomi keluarga, himpit an masalah kot a besar yang mendorong st ress, kondisi lingkungan dan pekerj aan yang berat mendorong t emperamen- t al orang.

  Keempat , KDRT. Fakt or penyebab t erj a-

  j adi masalah yang paling menyit a wakt u sepan- j ang hidup. Kepercayaan yang hilang t ampak- nya sulit dikembalikan lagi, dit ambah perasaan sakit karena t elah dikhianat i akhirnya membuat ist ri memilih bercerai.

  Isl am” , Jur nal Hukum Equal i t y, Vol . 13 No. 1, Februar i

  wah Umur Dal am Perspekt i f Hukum Pidana dan Hukum Isl am” , Jur nal Mi mbar Hukum, Vol . 21 No. 3, Okt ober 2009, Yogyakart a: Fakul t as Hukum UGM, hl m. 591. 16 Raml an Yusuf Rangkut i, “ Pembat asan Usi a kawin Dan Perset uj uan Cal on Mempel ai Dal am per spekt if Hukum

  hat . Perselingkuhan yang dilakukan suami membuat ist ri kehilangan kepercayaannya dan upaya unt uk kembali mempercayai suami men- 15 Supri yadi dan Yul karnain Harahap, “ Perkawi nan Di Ba-

  merupakan hal sensit ive sif at nya, karena di- sebabkan sangat erat kait annya dengan per- masalahan set uj u at au t idaknya seseorang un- t uk dinikahkan. Perlu adanya ket ent uan bat as umur, hal ini didasarkan pada pert imbangan t ent ang kemaslahat an keluarga dan rumah t angga yang dibent uk dalam suat u ikat an per- kawinan. Calon suami maupun ist ri yang akan at au hendak melangsungkan perkawinan harus t elah “ masak” j iwa dan raganya agar dapat me- wuj udkan t uj uan perkawinan secara baik t anpa harus berakhir dengan perceraian sert a dapat menghasil-kan ket urunan yang baik dan sehat .

  j awab. Perubahan sosial mempengaruhi pola hidup seseorang, sehingga t unt ut an akan kebu- t uhan rumah t angga mengalami perubahan. Suami, dalam keadaan kurang memberikan t anggung j awabnya sebagai kepala rumah t ang- ga dan t idak memikirkan kebut uhan akan ist ri dan anaknya, sert a ist ri merasa mampu unt uk hidup sendiri, maka ist ri cenderung memilih cerai dari suami. Kedua, usia muda dan t idak ada pekerj aan t et ap. Fakt or usia menj adi salah sat u penyebab t erj adinya gugat cerai. Usia yang belum mat ang dalam mengarungi rumah t angga, didukung j uga belum mempunyai peng- hasilan yang t et ap. Fenomena perkawinan usia muda at au di bawah umur t elah “ menampar” waj ah pembuat hukum dan aparat hukum di negeri ini. Prakt ek perkawinan di bawah umur mengindikasikan bahwa hukum perkawinan In- donesia nyaris sepert i hukum yang “ t ak ber- gigi” , karena t erj adi pelanggaran hukum perka- winan t anpa dapat dit egakkan secara hukum.

  ma, f akt or ekonomi dan kurangnya t anggung

15 Berkait an dengan bat asan usia perkawinan, ini

16 Ket i ga, selingkuh dan poligami t idak se-

  254 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012 t egrasi sat u dengan yang lain.

19 Dit egaskan

20 Bentuk Perlindungan Hukum bagi Pihak Istri

  22 Hakim dalam menj alankan t ugas-

  dalam Proses Gugat Cerai

  Perlindungan merupakan suat u hal at au perbuat an unt uk melindungi subj ek hukum ber- dasarkan perat uran perundangan yang berlaku disert ai dengan sanksi-sanksi apabila ada yang melakukan wanprest asi. Perlindungan hukum j uga merupakan j aminan hak-hak dan kewaj ib- an manusia dalam rangka memenuhi kepent ing- an sendiri maupun di dalam hubungan dengan manusia lain.

  oleh Sat j ipt o Rahardj o bahwa berlakunya at ur- an hukum secara ef ekt if set idaknya diperlukan keserasian ant ara hukum at au perat uran it u sendiri, ment alit as pelaksana hukum, f asilit as pendukung pelaksana hukum sert a kesadaran hukum, kepat uhan hukum dan perilaku masya- rakat .

  bagai t uj uan hukum yait u keadilan, kemanf aat - an, dan kepast ian hukum. Urut an t ersebut se- suai dengan priorit as t uj uan hukum.

  Hukum yang berisi kaidah-kaidah at au at uran adalah unt uk menj amin adanya kepas- t ian hukum. Pemahaman akan kaidah-kaidah hukum t ersebut , maka masyarakat akan menya- dari bahwa kehidupan bersama akan t ert ib apa- bila t erwuj ud kepast ian dalam hubungan ant ara sesama manusia. Kepast ian hukum merupakan perlindungan yust i abel t erhadap t indakan se- wenang-wenang dan hal ini berart i seseorang akan dapat memperoleh sesuat u yang diharap- kan dalam keadaan t ert ent u. Masyarakat meng- harapkan adanya kepast ian hukum, karena ada- nya kepast ian hukum masyarakat akan lebih t ert ib. Hukum bert ugas mencipt akan kepast ian hukum karena bert uj uan mencapai ket ert iban masyarakat .

21 Sif at manusia, cenderung ingin kepent i-

  40. 20 Sat j i pt o Rahardj o dal am H. M. Abdi Koro, Ibi d, hl m. 41. 21 Sudikno Mert okusumo, 1991, Mengenal Hukum (Suat u

  keur ). Ket idakwaj aran, ket idakpant asan, bah-

  kan penyalahgunaan kekuasaan, t idak selalu t erj angkau oleh hukum.

  23 Keadilan diart ikan se-

  bagai perbuat an at au perlakuan yang adil. Adil adalah t idak berat sebelah, t idak memihak dan berpihak kepada yang benar. Keadilan adalah t idak merugikan seseorang dan memperlakukan kepada t iap-t iap manusia apa yang menj adi haknya, apabila kedua hal t ersebut dij alankan oleh seorang hakim, maka baru dikat akan adil.

  24 UU No. 48 Tahun 2004 t ent ang Kekua-

  saan Kehakiman menekankan bahwa hakim waj ib menggali, mengikut i, dan memahami nilai-nilai hokum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat . Hal ini dimaksudkan agar 22 Sudikno Mert okusumo, Op. Ci t . , hl m. 58. 23 Bagir Manan, “ Peranan Pedoman Tingkah Laku Haki m Sebagai Penj aga Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka” ,

  Var i a Per adi l an Maj al ah Hukum, Jakart a: Ikahi, Tahun XXIV No. 282 Mei 2009, hl m. 5. 24 H. M. Ar syad Sanusi, “ Keadil an Subst ant if dan Probl ema- t ika Penegakannya” , Var i a Per t adi l an Maj al ah Hukum, Tahun XXV No. 288 November 2009, Jakart a: Ikahi , hl m.

  dikait kan dengan Perl indungan Hukum t erhadap Anak Di Bawah Umur dal am Upaya Pengembangan Kual it as Sum- ber Daya Manusia” , Var i a Per adi l an Maj al ah Hukum, Tahun XXV No. 2391, Tahun 2010, Jakart a: Ikahi , hl m.

  ngannya dipenuhi t erlebih dahulu, t anpa meng- ingat kepent ingan orang lain dan t idak j arang t erj adi kepent ingan-kepent ingan saling bert en- t angan. Keadaan t ersebut , apa-bila t idak diat ur at au t idak dibat asi, maka yang lemah akan t er- t indas at au set idak-t idaknya t imbul pert ent ang- an at au gej olak. Berkait an dengan perlindung- an hukum, maka keadilan dan kepast ian hukum yang harus diberikan kepada seseorang mana- kala orang t ersebut memerlukan perlindungan. Hukum senant iasa berhubungan dengan ma- syarakat . Dalam masyarakat sering t erj adi kon- f lik, oleh sebab it u diperlakukan suat u at ur-an unt uk mengat ur kepent ingan ant ara manusia dalam masyarakat . Sesuai dengan t eori konf lik yang menekankan bahwa set iap masyarakat merupakan subj ek dari perubahan sosial dan perubahan it u ada dimana-mana. Pendapat Gust av Radburch seorang Filsuf Jerman menya- t akan bahwa ada 3 (t iga) ide dasar hukum se- 19 H. M. Abdi Koro, “ Tinj auan Hukum At as Perkaw inan Dini

  nya bert uj uan ant ara lain menj alankan ket en- t uan Undang-undang, demi keadilan, sert a un- t uk kepast ian hukum. Kebebasan hakim sepert i pedang bermat a dua, kalau dipergunakan seca- ra t idak waj ar, t idak layak, apalagi unt uk me- nyalahgunakan kekuasaan, kebebasan t ersebut menj adi sewenang-wenang ( ar bit r ar y wi l l e- Perl indungan Hukum t er hadap Per empuan dal am Proses Gugat Cer ai ( Khul u’ ) di PA Pal embang 255

  put usan hakim sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat ” . Hakim dilarang menolak unt uk memeriksa dan mengadili suat u perkara yang diaj ukan kepadanya, sert a berkewaj iban unt uk menggali nilai-nilai hukum yang hidup. Sekalipun perat uran t ert ulis dapat memberikan perasan kepast ian hukum yang lebih kuat , namun kepast ian hukum t erut ama berasal dari kepercayaan bahwa hukum t idak dit erapkan sewenang-wenang. Hakim sebagai penegak hu- kum mempunyai t ugas dan kewaj iban unt uk se- lalu menggali, mengikut i dan memahami nilai- nilai hukum yang hidup menurut adat set em- pat .

25 Set iap orang menginginkan agar rumah

  t angganya harmonis. Hal ini t ert uang dalam UU Perkawinan di mana Pasal 31 ayat (1) mengat ur bahwa hak dan kedudukan ist ri seimbang de- ngan hak dan kedudukan suami dalam kehidup- an rumah t angga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat . Namun dalam kehidupan sehari-hari t idaklah seindah dengan apa yang t elah dirumuskan dalam undang-undang t erse- but . Namun, realit a yang t erj adi bahwa masih banyak dij umpai ket idakseimbangan hak ant ara laki-laki dan perempuan di masyarakat . Laki- laki sebagai kepala rumah t angga dan mempu- nyai f isik yang lebih kuat dari perempuan se- ringkali melakukan t indakan diskriminasi at au penindasan t erhadap perempuan. Kondisi ini banyak dit unj ang oleh budaya masyarakat Indo- nesia yang banyak menyimpan pola-pola diskri- minasi t erhadap perempuan, sehingga perem- puan sebagai seorang ist ri haruslah pat uh dan t unduk at as segala perint ah suami, dalam art i perempuan t elah menj adi ist ri, maka hidup ist ri hak seut uhnya suami.

  Hak suami dan ist ri dalam menj alankan rumah t angga diat ur dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 34 yang menent ukan:

  1) Suami waj ib melindungi ist rinya dan memberikaan segala sesuat u keper- luan hidup berumah t angga sesuai dengan kemampuannya. 25 F. H. Edy Nugroho, “ Keberadaan Hukum Adat Dal am Penegakan Hukum Pi dana Indonesi a” , Gl or i a Jur i s, Vol .

  2) Ist ri waj ib mengat ur rumah t angga sebaik-baiknya. 3) Jika suami at au ist ri melalaikan ke- waj ibannya masing-masing dapat mengaj ukan gugat an ke pengadilan. Ist ri sebagai ibu rumah t angga bukan berart i harus diam di rumah mengurus rumah t ang- ganya. Ist ri mempunyai hak unt uk mengakt ua- lisasikan dirinya dan menghindari penelant aran dalam rumah t angganya. Hal ini dikarenakan is- t ri mempunyai penghasilan sendiri. Lahirnya UU Perkawinan dan perat uran lain yang t erkait , selain karena t unt ut an unif ikasi hukum dan upaya merespon perkembangan dan t unt ut an zaman, j uga t idak t erlepas dari keinginan dan perj uangan panj ang dari perempuan-perempu- an Indonesia. Tunt ut an kaum perempuan unt uk keset araan ini banyakj dilat arbelakangi oleh prakt ik hukum dan sikap masyarakat yang t idak menghargai hak-hak perempuan dalam perka- winan, sepert i t erj adinya perkawinan paksa de- ngan alasan i j baar wali, suami t idak memenuhi hak-hak ist ri dan anak, poligami semaunya, t a- lak sewenang-wenang dan t idak menghiraukan hak perempuan yang dit alak.

  26 Selanj ut nya dit egaskan dalam UU No. 1

  Tahun 1974 ayat (1), (2) dan (3): (1) Hak dan kedudukan ist ri seimbang de- ngan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah t angga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat .

  (2) Masing-masing pihak berhak melaku- kan perbuat an hukum. (3) Suami adalah kepala keluarga dan ist ri ibu rumah t angga.

  Kedudukan perempuan dalam pandangan Islam t idak sebagaimana diduga at au diprakt ikan se- bagian masyarakat . Aj aran Islam pada hakikat - nya memberikan perhat ian yang sangat besar sert a kedudukan t erhormat kepada perempuan. M. Al-Gazali menyebut kan bahwa:

  27

  ” kalau kit a mengembalikan pandang-an ke masa sebelum seribu t ahun, maka kit a akan menemukan perempuan menikmat i 26 Isnaw at i Rai s, “ Kedudukan Hukum Perempuan dal am

  Undang-Undang Perkawi nan (UUP)” , Jur nal Legi sl asi Indonesi a, Jakart a: Dit j en Perat uran Perundang- Undangan Kement er ian Hukum dan HAM RI, Vol 7 No. 2 Tahun 2010, hl m. 188.

8 No. 1 Tahun 2008, Jakar t a: F. H. UNIKA At maj aya,

  256 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  keist imewaan dalam bidang mat eri dan sosial yang t idak dikenal perempuan di kelima benua. Keadaan mereka ket ika it u lebih baik dibandingkan dengan keadaan perempuan barat dewasa ini, asal saj a kebebasan dalam berpakaian sert a per- gaulan t idak dij adikan bahan perban- dingan. ” Perlindungan hukum t ersebut , secara umum diberikan oleh Pasal 28 D UUD 1945 ayat

  (1) yang mengat ur set iap orang berhak at as pe- ngakuan, j aminan, perlindungan dan kepast ian hukum yang adil sert a perlakuan yang sama di hadapan hukum. Set iap orang di sini menegas- kan bahwa baik perempuan maupun laki-laki adalah memiliki hak-hak yang sama di hadapan hukum. Selain it u dalam Pasal 1 ayat (4) UU KDRT, bahwa perlindungan adalah segala upaya yang dit uj ukan unt uk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak ke- luarga, advokad, lembaga sosial, kepolisian, ke- j aksaan, pengadilan at au pelaksana lainnya baik sement ara maupun berdasarkan penet apan pengadilan. Hakim, dalam memut uskan suat u kasus, harus senant iasa berorient asi pada pene- gakan hukum dan keadilan, sehingga put usan- nya akan dinilai dengan obj ekt if bagi masyara- kat umumnya dan khususnya bagi pencari ke- adilan, apa-lagi di t engah-t engah era ref omasi hukum dan t rasf ormasi yang sedang berj alan saat ini, peran dan f ungsi hukum semakin di- t empat kan sebagai inst rument pent ing dalam mengadakan berbagai perubahan yang diren- canakan.

  kum Indonesia, UUD 1945 dan UU No. 39 Tahun 1999 Tent ang HAM t elah menegaskan keset ara- an perempuaan dengan laki-laki, namun t idak sedikit produk hukum negara baik di t ingkat na- sional, propinsi, maupun kot a/ kabupat en yang berpot ensi menim-bulkan diskriminasi t erhadap perempuan, sepert i di masa awal kemerdeka- an, produk hukum di Indonesia di t ahun 2000- 28 Heru Susant o, “ Peran Haki m Agung Dal am Penemuan

  Hukum (Resht svinbding) dan Pencipt aan Hukum (Recht sschepping) Pada Er a Ref ormasi dan Tr ans- f ormasi ” , Jur nal Hukum Masal ah-Masal ah Hukum, Vol .

  an at au pascaref ormasi 1998, sudah menunj uk- kan perhat ian t erhadap perempuan dan keset a- raan gender, akan t et api pot ensi diskriminasi t et ap ada dan masin dij umpai dalam masya- rakat .

  Kedudukan perempuan dalam hukum In- donesia sudah dij elaskan secara eksplisit dalam UUD 1945 Pasal 28 D sebagaimana di uraikan di at as. Keset araan kedudukan perempuan dan laki-laki t ersebut dipert egas dalam UU No. 39 Tahun 1999 Tent ang HAM Pasal 3:

  (1) Set iap orang dilahirkan bebas de- ngan harkat dan mart abat manusia yangg sama dan sederaj at sert a di- karuniai akal dan hat i nurani unt uk hidup bermasyarakat , berbangsan dana bernegara dalam semangat persaudaraan. (2) Set iap orang berhak at as pengaku- an, j aminan, perlindungan dan per- lakuan hukum yang adil sert a men- dapat kepast ian hukum dalam se- mangat di depan hukum. (3) Set iap orang berhak at as perlindu- ngan hak asasi manusia dan kebe- basan manusia, t anpa diskriminasi. Kemudian Pasal 2 UU HAM menent ukan bahwa Negara RI mengakui dan menj unj ung t inggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kondrat i melekat pada dan t idak t erpi-sahkan dari manusia, yang harus dilindu-ngi, dihormat i, dan dit egaskan demi pe- ningkat ann mart abat kemanusiaan, kesej ah- t eraan, kebahagiaan, dan kecerdasan sert a ke- adilan. Pasal 3 ayat (2) j uga menent ukan bah- wa set iap orang berhak at as perngakuan, j a- minan perlindungan dan perlakuan hukum yang adil sert a mendapat kepast ian hukum dan per- lakuan yang sama di depan hukum. Sedangkan ayat (3) merumuskan bahwa set iap orang ber- hak at as perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia t anpa diskriminasi.

28 Kedudukan perempuan dalam sist em hu-

  Pasal 8 merumuskan bahwa perlindungan, pe- maj uan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia t erut ama menj adi t anggung j awab Pe- merint ah.

  Perlindungan hukum bagi pihak berper- kara, secara umum, dit egaskan dalam Pasal 17 UU No. 39 Tahun 1999 yang mengat ur bahwa

36 No. 2 Apr il -Juni 2007, Semar ang: Fakul t as Hukum

  Perl indungan Hukum t er hadap Per empuan dal am Proses Gugat Cer ai ( Khul u’ ) di PA Pal embang 257

  mi ng) dan ket ika perempuan mengadukan ka-

  dalam hal perat uran perundangan t idak meng- at ur permasalahan t ent ang suat u kasus konkre- t o; ket iga, berani menyingkirkan pasal undang- undang yang t idak sesuai lagi dengan kebenaran dan keadilan: keempat , mampu berperan me- ngadili secara kasuist ik, yait u pengadilan/ ha- kim harus mampu mengadili set iap perkara yang diaj ukan kepadanya, harus mampu meng- adili perkara case by case. Fungsi pengadilan, 29 Wahyu Ernaningsih, “ Perspekt i f Gender Dal am Undang-

  kedua, berani berperan mencipt a hukum baru,

  kum dan keadilan maka hakim harus melakukan beberapa hal. Per t ama, Mampu menaf sir Un- dang-undang secara akt ual, agar hukum yang dit erapkan dilent urkan sesuai dengan kebut uh- an perkembangan kondisi, wakt u dan t empat , dit erapkan sesuai dengan t unt ut an kepent ing- an umum dan kemaslahat an masa sekarang;

  30 Tuj uan peradilan adalah menegakkan hu-

  sebut sampai kapan pihak ist ri dapat mempu- nyai kedudukan yang sama haknya dengan sua- mi kalau t idak melalui put usan-put usan peng- adilan. Berdasarkan pada asas kedudukan dan persamaan hak ant ara laki-laki dan perempuan maka sudah selayakanya pihak Pengadilan Agama memberikan keput usan yang adil bagi pihak perempuan at au ist ri sebagai pihak yang mengaj ukan gugat cerai.

  29 Kenyat aan t er-

  lit pula unt uk dit anggulangi secara t unt as. Hal ini dipengaruhi oleh st er eot ype dan pola pikir masyarakat yang disosialisasi dan t elah t erin- t ernalisasi, sert a dit unrunkan dari generasi ke generasi, sepert i posisi dan peran gender (laki- laki dan perempuan) yang berdampak t erhadap pandangan mengenai pant as at au t idak pant as, boleh at au t idak bolehnya suat u hal dilakukan oleh laki-laki at au perempuan.

  gender cenderung sulit dipahami, sehingga su-

  Kekerasan dalam rumah t angga berbasis

  Faktor yang Menj adi Hambat an bagi Pihak Is- t ri dalam Mengaj ukan Gugat Cerai di Penga- dilan.

  mulai berpikir bagaimana cara mereka mencari keadilan (cl ai mi ng).

  at au mulai menunt ut orang at au pihak yang melakukan kekerasan t erhadap dirinya ( bl a-