CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PEGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016 (Analisis Alasan dan Implikasi Perceraian) SKRIPSI

  

CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT

DI PEGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016 (Analisis Alasan dan Implikasi Perceraian) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : RIYADUS SOLICHIN

  211-12-005 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  

CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT

DI PEGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016

(Analisis Alasan dan Implikasi Perceraian)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Hukum

  

Oleh :

RIYADUS SOLICHIN

NIM : 21112005

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan Hormat, Setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Riyadus Solichin NIM : 21112005

  Judul : CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI

  PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2015- 2016 (ANALISIS ALASAN DAN

IMPLIKASI PERCERAIAN)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

  Salatiaga, 16 Marer 2017 Pembimbing Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  NIP. 19671015 199803 2002

KEMENTRIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

  Jl. Nakula Sadewa

PERYATAAN KEASLIAN

  Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Riyadus Solichin NIM : 21112005 Jurusan : Hukum Keluarga Islam Fakultas

  : Syari‟ah Judul Skripsi : CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN

  AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016 (ANALISIS

ALASAN DAN IMPLIKASI PERCERAIAN)

  menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi saya ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 16 Maret 2017 Yang menyatakan,

  Riyadus Solichin NIM : 21112006

  

MOTTO

BERBUAT BAIK ‘ALA KULLI HAAL

  PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunian-Nya, shalawat salam semoga tetap tercurah kepada rasulullah SAW, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

   Bapak dan Ibuku tercinta, almarhum Bapak Sahudi dan Ibu Himawati karya ini terangkai dari keringat, kasih sayang dan do‟amu. Setiap keringat dan kasih sayangmu yang keluar karenaku menjelma dalam setiap huruf, setiap do‟a yang terpanjat menyatu menyampuli karya hidupku.

   Adikku yang aku banggakan dik Mar‟atus Solikhah, semangat belajarmu menjadi cambuk dan semangatku pula tuk belajar selalu. Semoga karya ini mampu membuatmu bangga dan mampu menggantikan peranku sebagai kakak yang selama ini belum bisa menjadi kakak yang baik bagimu karena masih terabai oleh ego dan inginku.

   Saudara, sahabat, dan orang yang saya cintai yang belum bisa saya sebutkan disini, lebih tepatnya ya calon istri yang senantia memberikan spirit dan memotivasi diri ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

  Alhamdulillahhirobbil ‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

  SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “CERAI

  TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016 (ANALISIS ALASAN DAN IMPLIKASI PERCERAIAN)

  ” tanpa halangan yang berarti.

  Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi Akhiruzaman, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikannya suritauladan. Beliaulah visioner yang telah memberikan spirit perjuangan kepada penulis dan semoga kita semua sebagai umatnya mendapatkan Syafaatnya min hadza ila yaumil qiyamah, Aamiin Yaa Robbal ‟alamin.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan bayak terima kasih kepada: 1.

  Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Dra. Siti Zumrotun, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Syariah yang juga selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu dan tenaganya kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Sukron Ma‟mun, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam.

  4. Moh. Khusen M.Ag., M.A., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Salatiga yang telah membimbing dan membina penulis baik selama penulis menerima beasiswa bidikmisi maupun sewaktu penulis sebagai wakil ketua DEMA IAIN Salatiga.

  5. Dr. Ilyya Muhsin, S.HI., M. Si,. Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasi swaan dan Kerjasama Fakultas Syari‟ah yang telah membimbing penulis sewaktu menjadi ketua DEMA Fakultas Syari‟ah periode 2015.

  6. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat.

  7. Kepada Ibu dan adik penulis yang telah memberikan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk mendukung memenuhi keinginan penulis untuk tetap bersekolah. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah ada.

  8. Sahabat-sahabati PMII Salatiga dari Rayon, Komisariat hingga Cabang yang senantiasa memberi ilmu, masukan dan hiburan di saat aku lalai dalam pergerakan dan perjuanganku.

  9. Segenap sahabat-sahabatku pengurus HMJ Syari‟ah periode 2013, HMJ Syari‟ah dan Ekonomi Islam periode 2014, Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syari‟ah periode 2015 dan Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Salatiga periode 2016.

  10. Seluruh teman-teman seperjuanganku di Ahwal Al Syakhshiyyah angkatan 2012 atas segala semangat dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 16 Maret 2017 Riyadus Solichin NIM : 211 12 005

  

ABSTRAK

Solichin, Riyadus.

  “Cerai Talak Dan Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Tahun

  2015-2016 (Analisis Alasan dan Imlikasi Perceraian) ”. Skripsi. Fakultas

  Syari‟ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. Kata Kunci: Pernikahan, Cerai, Cerai Talak, Cerai Gugat.

  Penelitian ini berusaha mengungkap problematika yang dahulu tabu dimasyarakat namun sekarang malah menjadi hal yang biasa terjadi yaitu perceraian. Penelitian ini penelitian berusaha membandingkan perceraian yaitu antara cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Salatiga. Pertayaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah faktor- faktor yang melatarbelakangi terjadinya perceraian baik cerai talak maupun cerai gugat di Pengadilan Agama Kota Salatiga? Bagaimanakah implikasi cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016?

  Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha untuk mengungkap fokus permasalahan diatas. Dengan metode tersebut kami melakukan wawancara kepada beberapa narasumber sesuai dengan data yang peneliti butuhkan. Dan untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga mencari sumber-sumber/ literature yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Peneliti juga akan menggunakan data serta dokumentasi yang ada. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti menganalisis data dengan menggunakan kerangka teoritik yang peneliti susun.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa cerai gugat lebih mendominasi jika dibandingkan denga cerai talak. Pengadilan Agama Salatiga Pada tahun 2015 telah menangani cerai talak sebanyak 379 perkara, sedangkan cerai gugat sebanyak 945 perkara, kemudian tahun 2016 cerai talak sebanyak 368 perkara, sedangkan cerai gugat sebanyak 948 perkara. Adapun faktor perceraian yang menjadi alasan diputuskannya suatu perkara pada tahun 2015-2016, dilatar belakangi oleh krisis akhlak/ moral, faktor ekonomi, tidak adanya tanggungjawab dalam rumah tangga, penganiayaan atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), gangguan/ hadirnya pihak ketiga, tidak ada keharmonisan. Perbedaan dalam hukum islam maupun hukum positif adalah pada gugatan yang disampaikan dan akhirnya diputuskan oleh majelis hakim dalam persidangan. Implikasi yang harus ditanggung oleh mantan suami dan mantan istri, baik selama masa iddah maupun setelahnya.

  

DAFTAR ISI

  Sampul Lembar Berlogo Judul .................................................................................................................... i Nota Pembimbing ............................................................................................... ii Pengesahan Kelulusan ......................................................................................... iii Pernyataan Keaslian ............................................................................................ iv Motto ................................................................................................................... v Persembahan ....................................................................................................... vi Kata Pengantar .................................................................................................... vii Abstrak ................................................................................................................ x Daftar Isi.............................................................................................................. xi Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv Daftar Lampiran .................................................................................................. xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9 E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 10 F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11 G. Metodologi Penelitian ............................................................................. 13

  H.

  Sistematika Penulisan .............................................................................. 24

  BAB II CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN 1. Pengertian Perceraian ....................................................................... 26 2. Macam-macam dan Cara Pemutusan Hubungan Perkawinan .......... 35 3. Alasan-alasan Perceraian.................................................................. 43 B. PROSES MENGAJUAN PERCERAIAN 1. Proses mengajuan Cerai Talak ......................................................... 44 2. Proses mengajukan Cerai Gugat ...................................................... 46 3. Tatacara Perceraian .......................................................................... 48 C. SEBAB-SEBAB PUTUSNYA PERCERAIAN 1. Khulu‟............................................................................................... 54 2. Ila‟ .................................................................................................... 56 3. Li‟an ................................................................................................. 58 4. Fasakh............................................................................................... 59 5. Syiqaq ............................................................................................... 60 6. Taklik Talak ..................................................................................... 60 7. Zhihar ............................................................................................... 62 D. AKIBAT PERCERAIAN ........................................................................ 63 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA A. PROFIL PENGADILAN AGAMA SALATIGA 1. Sejarah Pengadilan Agama Salatiga ................................................. 65 2. Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Salatiga................ 71 3. Visi Misi Pengadilan Agama Salatiga ............................................. 71 4. Struktur Pengadilan Agama Salatiga................................................ 72 5. Kewenangan Pengadilan Agama Salatiga ........................................ 73 B. PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA ................... 74 C. TEMUAN PENELITIAN ....................................................................... 78

  D. ANGKA PERCERAIAN CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA 1.

  Cerai Talak di Pengadilaan Agama Salatiga .................................... 78 2. Cerai Gugat di Pengadilan Agama Salatiga ..................................... 78 E. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN 1.

  Faktor Cerai Talak ............................................................................ 79 2. Faktor Cerai Gugat ........................................................................... 81

  BAB IV ANALISIS ALASAN DAN IMPLIKASI PERCERAIAN A. GAMBARAN PERKARA CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA .............................. 87 B. ANALISIS ALASAN CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGASILAN AGAMA SALATIGA................................................... 91 C. ANALISIS IMPLIKASI CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 110 B. Saran .................................................................................................... 112 DATAR PUSTAKA ........................................................................................... 113 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

1.

Table 1.1 Daftar cerai talak dan cerai gugat ................................................ 7 2.Table 3.4 data cerai talak ............................................................................. 78 3.Table 3.5 data cerai gugat ............................................................................ 78 4.Gambar 4.1 data perceraian di Pengadilan Agama Salatiga ........................ 91

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Lampiran II Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran III Permohonan Izin Penelitian Lampiran IV Daftar Nilai SKK Lampiran V Lembar Konsultasi Skripsi

  DAFTAR TABEL 1.

Table 2.1 Daftar Informan Penelitian ...................................................... 16 2.Table 3.1 Fasilitas Pendidikan di Desa Sidoharjo ................................... 66 3.

  Table 3. 2 Proful Pelaku Perkawinan Poliandri ...................................... 74 4. Table 3. 3 Bentuk Keluarga Berdasarkan Pemukiman ........................... 83 5. Table 3. 4 Bentuk Keluarga Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga ........ 85 6. Table 3. 5 Bentuk Keluarga Berdasarkan Bentuk Perkawinan ............... 86 7. Table 3. 6 Bentuk Keluarga Berdasarkan Jenis Perkawinan ................... 88 8. Table 4. 3 Dampak Hukum Perkawinan Poliandri .................................. 98 9. Table 4. 2 Dampak Sosiologis Perkawinan Poliandri ............................. 106 10.

Tabel 4.3 Dampak Psikologis Perkawinan Poliandri ............................. 113

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Lampiran II Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran III Permohonan Izin Penelitian Lampiran IV Daftar Nilai SKK Lampiran V Lembar Konsultasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal penciptaan alam semesta dan seisinya, Allah SWT

  menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini berpasang-pasangan termasuk di dalamnya laki-laki dan perempuan. Dalam upaya menghalalkannya, manusia memiliki aturan yang berbeda dari makhluk yang lain, yaitu adanya pernikahan.

  Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 2 menyebutkan tentang pengertian pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan

  ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakaan ibadah (Departemen Agama RI, 2000: 14).

  Pernikahan adalah sebuah karunia dari Allah SWT kepada hamba- Nya karena pernikahan dapat memberikan rasa ketentraman, kedamaian dan rasa cinta kasih antara pasangan suami istri, seperti firman Allah SWT dalam surat Ar Rum ayat 21 yang berbunyi:

  ْنُكٌَْيَب َلَعَجَو بَهْيَلِااْىٌُُكْسَتِّل بًجاَوْصَا ْنُكِسُفًَْا ْيِّه ْنُكَل َكَلَخ ْىَا هِتيا ْيِهَو ًتَوْحَسَّوًةَّدَىَّه ىلل

  ( َىْوُشَّكَفَتَّي ٍمْىَمِّل ٍتَي َلَ َكِلر ْيِف َّىِا 12 ) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir(QS.Ar-Rum: 21) Para ulama memerinci makna lafal nikah menjadi empat macam.

  

Pertama , nikah diartikan akad yang sebenarnya dan diartikan percampuran

  suami istri dalam arti kiasan. Kedua, sebaliknya nikah diartikan percampuran suami istri dalam arti sebenarnya dan akad berarti kiasan.

  

Ketiga , nikah lafal musytarak (mempunyai dua makna yang sama).

Keempat , nikah diartikan adh-damm (bergabung secara mutlak) dan al-

ikhtilath (percampuran). Dari keterangan tersebut, jelas bahwa nikah

  diucapkan pada dua makna yaitu akad pernikahan dan hubungan intim antara suami dan istri. Nikah menurut syara‟ maknanya tidak keluar dari dua makna tersebut (Azzam, 2009: 38) Perkawinan mempunyai tujuan seperti dalam Undang-undang No.

  1 Tahun 1974 pada pasal 1 yang disebutkan bahwa:

  “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

  Tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk memenuhi tuntutan naluri hidup manusia, berhubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan keluarga sesuai ajaran Allah dan Rasul- Nya (Basyir, 2007: 13).

  Tujuan pernikahan bukan saja untuk menyalurkan kebutuhah biologis, tetapi juga menyambung keturunan yang baik dalam naungan rumah tangga yang penuh dengan kedamaian, cinta dan kasih sayang. Ini sesuai dengan bunyi pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yakni: “perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang

  

sakinah mawaddah warahmah” (Departemen Agama RI, 2000: 14).

  Menurut ajaran agama Islam, menikah adalah menyempurnakan agama. Oleh karenanya, barang siapa yang menuju kepada pernikahan, maka dia telah berusaha menyempurnakan agamanya dan berarti juga turut berjuang untuk kesejahteraan masyarakat.

  Setiap pasangan yang telah melangsungkan pernikahan dan memulai lembaran baru dalam kehidupannya menuai kebahagiaan pada awal perjalanannya. Namun selang beberapa tahun bahkan beberapa bulan sejak pernikahannya akan ada masalah-masalah yang bermunculan di tengah-tengah keluarga, yang disebabkan oleh beberapa pengaruh dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Pada era yang bebas akan konsumsi informasi dari TV, smartphone yang semakin canggih akhir- akhir ini, dimungkinkan banyak sekali menyumbangkan kontribusi yang besar bagi ketidak keharmonisan sebuah keluarga.

  Keadaan sebuah pernikahan tidak dapat dipungkiri pasti mempunyai problem-problem yang sedikit banyak mengganggu keharmonisannya. Konflik-konflik kecil selalu mewarnai perjalanan kehidupan pernikahan, dari sinilah kehidupan rumah tangga mulai sedikit terkoyak. Kedua belah pihak harus mampu untuk mengurai permasalahan rumah tangga mereka, jika konflik terus berkepanjangan dan tidak menemukan titik temu, maka tujuan perkawinan yang tersebut mustahil untuk didapatkan. Dan kemungkinan besar kedua belah pihak akan mengakhiri perjalanan rumah tangganya.

  Perceraian merupakan solusi akhir dari semua konflik yang tidak kunjung ditemukan solusinya. Menurut hukum positif di Indonesia perceraian hanya dapat dilakukan melalui Pengadilan Agama untuk masyarakat yang beragama Islam, sesuai dengan UU No.7 tahun 1989 jo.

  UU No. 50 tahun 2009. Hal tersebut juga diatur dalam Kompalasi Hukum Islam (KHI) pasal 113, perkawinan dapat putus karena: kematian, perceraian dan atas putusan Pengadilan(Departemen Agama RI, 2000: 56).

  Perceraian pada hakekatnya adalah suatu proses dimana hubungan suami istri tidak ditemui lagi keharmonisan dalam keluarga. Mengenai definisi perceraian dalam undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 tidak diatur secara eksplisit, melainkan hanya menentukan bahwa perceraian hanyalah satu sebab dari putusnya perkawinan, disamping sebab lain yakni kematian dan putusan pengadilan. Perceraian ialah penghapusan perkawinan karena keputusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu (Subekti, 1953: 42). Dengan diberlakukannya UU No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), dimana peraturan itu juga dijadikan sebagai hukum positif di Indonesia, maka terhadap perceraian diberikan pembatasan yang ketat dan tegas baik mengenai syarat-syarat untuk bercerai maupun tata cara mengajukan perceraian, hal ini dijelaskan dengan ketentuan pasal 39 UU No 1 tahun 1974 yaitu:

  1. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak;

  2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri;

3. Tata cara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersebut.

  Selanjutnya pada pasal 115 KHI disebutkan, perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak (Departemen Agama RI, 2000: 56)

  Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 prinsipnya memperketat terjadinya perceraian, dimana perceraian hanya dapat dilaksanakan di hadapan sidang pengadilan, dengan alasan-alasan tertentu. Putusnya perkawinan dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian, maka dari berbagai peraturan tersebut dapat diketahui ada dua macam perceraian yaitu cerai gugat dan cerai talak.

  Cerai talak hanya berlaku bagi mereka yang beragama Islam dan diajukan oleh pihak suami. Cerai talak adalah istilah yang khusus digunakan di lingkungan Peradilan Agama untuk membedakan para pihak yang mengajukan adalah suami, sedangkan cerai gugat yang mengajukan adalah dari pihak istri. Sebagaimana disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 114, bahwa

  : “Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak ataupun berdasarkan gugatan perceraian” (Departemen Agama RI, 2000: 56).

  Pada dasarnya di dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 116, mengatur dan menentukan tentang alasan-alasan yang dapat digunakan untuk mengajukan perceraian, yaitu : a.

  Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan; b. Salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya; c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain; e.

  Salah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri; f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; g. Suami menlanggar taklik talak; h. Peralihan agama tau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga (Departemen Agama

  RI, 2000: 57). Pengadilan dalam hal ini adalah Pengadilan Agama berkontribusi besar dalam upayanya menjaga keutuhan rumah tangga yang sedang dilanda permasalahan-permasalahan dari rumah tangga yang diajukan gugatannya ke pengadilan melalui mediasi-mediasi yang diusahakan oleh majelis hakim. Namun pengadilan juga tidak segan-segan memutuskan suatu pernikahan apabila proses mediasi yang dilakukan tidak membuahkan hasil dan salah satu dari kedua belah pihak masih tetap kekeh pada gugatannya.

  Perceraian tidak akan terjadi apabila tidak ada faktor-faktor yang melatar belakangi timbulnya perceraian itu sendiri. Di dalam sebuah rumah tangga pasti banyak sekali permasalahan-permasalahan yang muncul, baik dari suami, istri, anak, bahkan dari kedua belah pihak sekalipun. Dan dari rumah tangga tersebut, salah satu pihak menuntut untuk bercerai dengan melayangkan gugatan, baik cerai talak maupun cerai gugat ke Pengadilan Agama dalam hal ini adalah Pengadilan Agama Kota Salatiga.

  Penulis tertarik meneliti mengenai cerai talak dan cerai gugat dan berusaha untuk menganalisis dari alasan dan implikasinya. Pemilihan tempat penelitian di Kota Salatiga dikarenakan angka kasus perceraian yang diajukan cukup tinggi setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada laporan tahunan Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015 dan 2016 tentang cerai talak dan cerai gugat, sebagai berikut:

  10 Oktober

  29

  56

  13

  48

  8 Agustus

  23

  77

  30

  95

  9 September

  33

  94

  39

  88

  30

  74

  84

  25

  77

  11 November

  31

  79

  27

  82

  12 Desember

  26

  90

  24

  69 Sub Jumlah 379 945 368 948 Jumlah total 1324 1316

  Sumber laporan tahunan Pengadilan Agama Salatiga Dari latar belakang tersebut penulis tertarik meneliti mengenai analisis alasan dan implikasi cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di

  7 Juli

  33

Tabel 1.1 daftar cerai talak dan cerai gugat

  3 Maret

  No Bulan Tahun 2015 Tahun 2016 Cerai

  Talak Cerai

  Gugat Cerai Talak

  Cerai Gugat

  1 Januari

  35

  82

  37

  95

  2 Februari

  32

  75

  45

  82

  37

  68

  5 Mei

  29

  6 Juni

  78

  32

  71

  26

  81

  79

  26

  90

  48

  4 April

  79

  37

  Pengadilan Agama Salatiga. Baik cerai talak maupun cerai gugat yang sangatlah menarik untuk diteliti, yang memang sebenarnya perkara perceraian adalah perkara yang halal namun dibenci oleh Allah SWT. akan tetapi banyak sekali masyarakat yang menjalaninya. Maka dari itu, penulis mencoba mengangkat persoalan yang terjadi, sehingga diangkatlah judul “CERAI TALAK DAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA TAHUN 2015-2016 (Analisis Alasan dan Implikasi Perceraian)

  ” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka dapat ditarik permasalah sebagai berikut:

  1. Apakah faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya cerai talak maupun cerai gugat di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016?

  2. Bagaimanakah implikasi cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya cerai talak maupun cerai gugat di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016.

  2. Mengetahui implikasi cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Hasil penelitian dapat menyumbangkan informasi dan wawasan terkait praktek-praktek Hukum Islam khususnya dalam masalah hukum Perceraian yang berkembang di masyarakat.

  b.

  Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan rujukan ilmiah bagi para peneliti.

  c.

  Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi ilmu bagi para pembaca pada umumnya dan bagi para mahasiswa IAIN Salatiga pada khusunya.

2. Manfaat Praktis

  Memberikan informasi tentang potensi-potensi terjadinya perceraian dalam upayanya membangun keharmonisan keluarga agar terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah dapat menangani masalah yang muncul di dalam keluarga supaya rumah tangga yang masih utuh tidak mengalami kejadian yang sama, yaitu bercerai. Hal ini diharapkan dapat dijadikan tendensi bagi para pembaca untuk dapat memahami arti penting dalam berkeluarga, supaya tidak menimbulkan permasalahan yang mengakibatkan keretakan rumah tangga untuk bisa dipecahkan dan diselesaikan. a.

  Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi peneliti mengenai pentingnya menjaga keutuhan keluaga yang harus dijaga oleh baik suami dan istri.

  b.

  Bagi Pasangan yang telah menikah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pasangan yang telah menikah supaya senantiasa menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya agar tidak sampai bercerai.

  c.

  Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan oleh pemerintah dalam merumuskan kembali aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan mengenai prosesi perceraian, suapaya pemerintah bisa menekan angka perceraian.

E. Penegasan Istilah

  Supaya tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dalam memahami topik penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan istilah untuk beberapa kata yang terlihat masih abstrak, sehingga mempermudah pemahaman selanjutnya, antara lain sebagai berikut:

1. Pernikahan

  Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU No 1 tahun 1974) dan didalam KHI (pasal 2) pengertian pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakaan ibadah (Departemen Agama RI, 2000: 14).

2. Perceraian

  Kata cerai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: v (kata kerja), 1. pisah; 2. putus hubungan sebagai suami istri; talak.

  Kemudian, kata perceraian mengandung arti: n (kata benda), 1. Perpisahan; 2. Perihal bercerai (antara suami istri); perpecahan. Adapun kata bercerai berarti: v (kata kerja), 1. Tidak bercampur (berhubungan, bersatu, dsb) lagi: 2. Berhenti berlaki bini (suami istri) (KBBI, 1997: 185).

  Perceraian dalam bahasa Arab disebut dengan talak. Menurut bahasa talak berasal dari kata

  “ithlaq” yang berarti melepaskan atau

  meninggalkan. Menurut istilahnya yaitu atinya

  “melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan”(Sabiq, 1980: 7).

  Dalam buku Hukum Perceraian (Syaifuddin, Turatmiyah & Yahanan. 2013: 19-20), perceraian menurut hukum Islam yang telah dipositifkan dalam Pasal 38 dan Pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 yang telah dijabarkan dalam PP No. 9 Tahun 1975, mencakup:

3. Cerai Talak

  Cerai talak yaitu perceraian yang diajukan permohonan cerainya oleh dan atas inisiatif suami kepada Pengadilan Agama, yang dianggap terjadi dan berlaku beserta segala akibat hukumnya sejak saat perceraian itu dinyatakan (diikrarkan) di depan sidang Pengadilan Agama (vide. Pasal 14 sampai dengan Pasal 18 PP No. 9 Tahun 1975) 4. Cerai gugat

  Cerai gugat yaitu Perceraian yang diajukan gugtana cerainya oleh dan atas inisiatif istri kepada Pengadilan Agama, yang dianggap terjadi dan berlaku beserta segala akibat hukumnya sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (vide Pasal 20 sampai dengan Pasal 36).

F. Tinjauan Pustaka

  Dari hasil penelusuran penulis, ditemukan beberapa karya ilmiah yang membahas tentang cerai talak dan cerai gugat, di antaranya:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Hukum Islam terhadap Frekuensi Cerai

  Talak dan Cerai Gugat di Pengadilan Agama Bangkalan dan Pengadilan Agama Surabaya (Studi Komparasi Terhadap Cerai Talak dan Cerai Gugat)” oleh Yuyun Nailufar pada tahun 2006. Skripsi ini

  mencoba membandingkan angka cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di wilayah Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa cerai talak yang terjadi di

  Kabupaten Bangkalan lebih besar dibandingkan cerai gugat, hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran hukum pada masyarakat bangkalan. Sedangkan di Kota Surabaya berbanding terbalik dengan yang terjadi di Bangkalan, cerai gugat justru lebih besar daripada cerai talak, hal ini disebabkan kesadaran hukum yang tinggi pada masyarakat Surabaya.

  2. Skripsi dengan judul “Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan

  Agama Sidoarjo (Studi Kasus Tahun 2004 sampai 2006)” oleh Agung

  Rohmawanto pada tahun 2008. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor penyebab cerai gugat yang tertinggi di Kabupaten Sidoarjo kurun waktu 3 tahun, yakni 2004 sampai 2006 adalah tidak adanya tanggung jawab suami dan perselisihan yang terus menerus terjadi.

  3. Skripsi dengan judul “Fenomena Cerai Gugat (Studi Data Cerai

  Gugat di Pengadilan Agama Surabaya Tahun 2002- 2005)” oleh

  Mochammad Azis Qoharudin, pada tahun 2006. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis hukum Islam terhadap fenomena cerai gugat yang terjadi di Surabaya. Dari data yang dihasilkan, krisis akhlaq, tidak adanya tanggung jawab dan perselisihan yang terus menerus merupakan penyebab utama cerai gugat dalam kurun waktu 4 tahun, yakni dari tahun 2002 sampai tahun 2005.

  Dari beberapa karya tulis ilmiah di atas, penulis melakukan penelitian yang berbeda, yakni lokasi dan tahun yang berbeda, penulis melakukan penelitian di Pengadilan Agama Salatiga tentang perkara cerai talak dan cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Salatiga pada tahun 2015 dan 2016, sehingga tidak mengulangi penelitian yang sudah ada.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian dan pendekatan Untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif dan beberapa pendekatan untuk menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Secara jelasnya penulis akan paparkan sebagai berikut: a.

  Penelitian kualitatif Dalam buku Prof. Dr. Lex J. Moleong, M.A dari kutipan

  Bogdan dan Taylor (2011: 4) bahwa, “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dari pengertian tersebut, sudah barang tentu sesuai dengan judul penelitian yang telah ada ini, peneliti akan berada latar yang ilmiah sehingga metode yang akan digunakan adalah dengan melakukan wawancara, observasi, catatan lapangan dan pemanfaatan dokumen.

  Penelitian ini termasuk field research, berarti penelitian lapangan yaitu penelitian obyek di lapangan untuk mendapatkan data, gambaran yang jelas dan konkrit tentang perkara perceraian yang telah diputus oleh Pengadilah Agama Salatiga.

  b.

  Pendekatan Pendekatan yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih, hubungan antar variable, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi dan lain-lain. Selain itu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normative, yakni sebuah pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka, produk-produk hukum, perbandingan konsep hukum, sejarah ataupun idiologi yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat ukum (Soekanto & Mamudji, 1995: 13-14).

  Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan menelisik penyebab perkara cerai talak dan cerai gugat yang ada di PA Salatiga dengan mengumpulkan data-data perceraian pada periode 2015-2016, guna memperoleh informasi mengenai alasan-alasan pengajuan cerai talak dan cerai gugat serta implikasi yang timbulkan dari perceraian tersebut.

  Diharapkan melaui penelitiaan ini mampu menguak apa yang menjadi rumusan masalah yang penulis rumuskan sebelumnya c.

  Kehadiran Peneliti Melalui penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi dengan subyek penelitian dan melakukan wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti terjun langsung kepada subyek penelitian, tanpa mewakilkan kepada orang lain, supaya kegiatan yang berkaitan dengan menggali, mengidentifikasi data informasi dapat diperoleh secara akurat.

  d.

  Lokasi Penelitian Adapun untuk lokasi penelitian yaitu berada di Pengadilan

  Agama Kota Salatiga, Jl Lingkar Selatan Dukuh Jagalan Rt 14 Rw

  05 Cebongan Salatiga, Telp (0298) 322853, Fax (0298) 325243 2. Kebutuhan dan Sumber Data

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Data primer Data primer: data yang diperoleh dari berbagai sumber, data yang diperoleh langsung dari penelitian, termasuk apa yang didengar dan disaksikan oleh penulis. 1)

  Informan Adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Jadi seorang informan harus memiliki banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi tim anggota penelitian walaupun hanya bersifat informal, sebagai anggota tim dengan kebaikanya dan kesukarelaanya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam, tentang nilai- nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat (Moleong, 2002: 90). Dalam penelitian ini adalah hakim, panitera dan pegawai di Pengadilaan Agam Kota Salatiga.

  2) Dokumen

  Adalah setiap bahan tertulis ataupun film (Nastangin, 2012:13). Sumber tertulis dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Nastangin, 2012:13). Dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah setiap bahan tertulis berupa data-data maupun surat-surat keterangan, baik itu berupa putusan- putusan pengadilan dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

  b.

  Data sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain, hasil kajian buku-buku karya lmiah serta peraturan perundang- undangan yang erat kaitannya dengan penelitia ini adalah sebagai berikut : 1)

  Undang-undang Perkawinan no. 1 tahun 1974 2)

  Kompilasi Hukum Islam (KHI) 3)

  PP No. 9 Tahun 1975 4)

  Al-Qur‟an dan Hadits 5)

  Buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini 6)

  Arsip-arsip yang mendukung 3. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik yakni: a.

  Observasi Dalam buku Dr. Suwartono, M. Hum. (2014: 41) Cara ini sangat sesuai untuk mengkaji proses dan perilaku. Menggunakan metode ini berarti menggunakan mata dan telinga sebagai jendela untuk merekam data. Dilihat dari sejauh mana keterlibatan peneliti/ pengumpul data dalam event yang diamati, observasi dibagi menjadi dua, yaitu: 1)

  Observasi partisipan/partisipatoris Dalam obsetvasi jenis ini peneliti adalan bagian dari apa yang diamati.

  2) Observasi nonpartisipan/nonpartisipatoris

  Dalam pengamatan ini peneliti tidak berada di dalam atau melakukan keterlibatan dalam kegiatan yang diamati.

  Namun peneliti di sini hanya akan menggunakan observasi partisipan/ partisipatoris, supaya data yang diperoleh saat observasi merupakan data yang real di lapangan yakni di Pengadilan Agama Kota Salatiga.

  b.

  Wawancara Dalam teknik wawancara penulis melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang bersangkutan dalam hal ini hakim pengadilan dan panitera di lingkungan Pengadilan Agama Kota Salatiga yang mengetahui kondisi sosial dari gejala tersebut untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai dengan rumusan masalah.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda da sebagainya (Nastangin, 2012:15).

  Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dimaksud adalah pengambilan beberapa fenomena keluarga yang diteliti, prosesi penelitian baik itu wawancara maupun observasi.

  d.

  Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan catatan yang peneliti buat di lapangan pada saat melaksanakan penelitian yang berisikan informasi penting apa saja yang didapatkan peneliti berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan saat melaksanakan observasi lapangan.

  e.

  Analisis Data Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis,

  Dalam penganalisisan data tersebut penulis menggunakan analisis kualitatif yaitu analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk urian sebagai berikut: 1)

  Reduksi Data Yaitu dengan melakukan proses identifikasi satuan unit.

  2) Kategorisasi

  Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.

  3) Sintesisasi

  Mensintesisasi berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori yang lainnya agar bertemu titik permasalahannya.

Dokumen yang terkait

PENELANTARAN ISTRI SEBAGAI ALASAN GUGAT CERAI (Studi Kasus Perkara Putusan No.1117/ Pdt.G/ 2014 /PA.Mlg dan 392/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

0 4 24

GUGAT REKONPENSI DALAM PERMOHONAN CERAI TALAK (Perkara No. 2443 / Pdt.G / 1996 / PA.Jr.)

0 3 71

KAJIAN YURIDIS COUNCORSUS (PERBARENGAN) PERKARA ISBATH NIKAH DENGAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA JEMBER

0 4 16

KAJIAN YURIDIS PENYELESAIAN PERKARA GUGAT CERAI DENGAN ALASAN SALAH SATU PIHAK PINDAH AGAMA MENURUT HUKUM ISLAM

0 7 16

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERANAN HAKAM DALAM PERKARA CERAI GUGAT DENGAN ALASAN SYIQIQ DI PENGADILAN AGAMA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Jember Nomor : 1355/Pdt.G/2004/PA.Jr,Tgl 21-12-2004)

0 6 85

IMPLEMENTASI KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM HITUNGAN TALAK TERHADAP CERAI KHULU’

0 1 19

PERAN KEARIFAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CERAI PADA ISTRI YANG MENGAJUKAN CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

0 1 205

TINGGINYA ANGKA CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA PEKANBARU DAN RELEVANSINYA DENGAN KONSEP KESETARAAN GENDER

0 0 15

BEBERAPA MASALAH CERAI TALAK YANG DIJATUHKAN DI LUAR SIDANG PENGADILAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 32

ANALISIS DOMINASI KASUS CERAI GUGAT MASYARAKAT MUSLIM KOTA SALATIGA DI PENGADILAN AGAMA (PA) SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119