HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KATARAK PRESENILIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS MATA PROVINSI SUMATERA SELATAN
HUBUNGAN M E R O K O K DENGAN KEJADIAN
PENYAKIT KATARAK PRESENILIS DI RUMAH
SAKIT KHUSUS MATA PROVINSI
SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
Sebagai saJah satu syarat mempero!^ gelar
Sarjana Kedokteran (SJCed)
Oleh:
ADITYA PRASETYO LEISAN
NIM:70 2012 011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
HALAMAN
PENGESAHAN
HUBUNGAN M E R O K O K DENGAN KEJADIAN P E N Y A K I T
K A T A R A K PRESENILIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS
MATA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Dipersiapkan dan disusun oleh
ADITYA PRASETYO L E I S A N
NIM:70 2012 Oil
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Pada tanggal 5 Febuari 2016
Mcnyctujui:
i
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menerangkan bahwa:
1. K a n a Tulis Saya, skripsi ini adaiah asli dan belum pemah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Palembang,
maupun Perguruan Tinggi lainnya
2. Kar\a Tulis ini mumi gagasan, rumusan, dan penelitian Saya sendiri. tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis mi tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lam, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan
sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan
dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Pemyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan kelidakbenaran dalam pemyataan ini, maka Saya
bersedia menenma sanksi akademik atau sanki lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi im.
Palembang, 13 Januari 2016
Yang membuat pemyataan
(Aditva Prasetvo Leisan)
N I M . 70 2012 011
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Segalanya. Alhamdulillah puji
syukur atas rahmat. karunia. kasih dan sa\ang Allah SWT \ang selalu berlimpah
sehingga pada akhirm a sa\ a mampu menxelesaikan skripsi ini
Terima kasih atas segala pihak yang telah mendukung :
1
Orang Tua tersayang dan lerkasih. Ayahanda H Arisma Leisan. SE. Ibunda Hj.
Saonauati. Kakek Drs H Djauhan Soeleiman dan Nenek Hj, Nursimah. terima
kasih unluk doa dan dukungan moril maupun materil. Semoga kelak anak dan
cucumu ini bisa dan lerus membenkan dan menebarkan kebaikkan, kebanggaan
dan kebahagian, Amin.
2, Saudara tersayang Bari/ Mubarak Leisan yang selalu membenkan semangat,
menyayangi. dan selalu ada di siluasi apapun.
3. Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang, yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter.
4
Pembimbing tercinta dr. Hj. Hasmeinah Bambang. Sp. M . dr. Hibsah Ridwan. M .
Sc, dan penguji skripsi dr. Yanti Rosita, M. Kes yang selalu menyediakan
uaklunya untuk membimbing dan menyempumakan skripsi sa\ a.
5, Pembimbing Akademik Ibu Trisnavvati, S.Si, M.Kes yang senantiasa memberikan
nasihat dan arahan selama diperkuliahan.
6, Keluarga Besar Staf dan Dosen FK UMP, staf Puskesmas Pembina Palembang,
selama ini telah membantu dalam mengurusi administrasi, pemberkasan, dan
perkulihan.
7, Sahabat yang senantiasa memberikan dukungan, kebahagiaan,
nasihat, dan
motivasi, dan kekeluargaan selama ini. Afif Naufal Akbarsyah, Alqodri Setiawan,
ill
Alpriansyah Hadiwijava. M Fakhri Hamas. Bunyamin. M . Rizky Rachmadi.
Feizal Faturahman. M , Alif Pakubuana A l fajri Ridho Pratama M . Iqbal A l i
Rabani, M Bagus Hadikesuma Rangga Tagan. Yogi Aranses. Dimas Ismail. M .
Muamin, Syaifudin Baharsyah, Monda Darma Kumiadi Diyan Eka Putra Egyd
Tradiga. Faidi Pramayuda Putra Pandu Sentosa M. Awin Arja Sirait. dan kawan
satu pembimbing I//.at\ A H , Nidiah Syarifatul Hidayah, Siska Sarwana dan
Bunga Rezeki Ananda
8, Teman-teman sejawat FK UMP Angakatan 2012, kakak tingkal angkatan 20082011 yang telah memberikan bimbingan, dan keijasamanya selama perkuliahan.
9, Serta pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
S K R I P S I , JANUARI 2016
ADITYA P R A S E T Y O LEISAN
Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak Presenilis Di
Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan
xii + 54 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 7 lampiran
ABSTRAK
Merokok merupakan salah salu faktor resiko terjadinva penyakit katarak
baik presenilis maupun senilis, Peningkatan kejadian katarak presenilis secara
signifikan dipengaruhi oleh aktivitas merokok secara aktif. Katarak merupakan
penvebab kebutaan dan gangguan penglihatan lerbanvak di dunia. Di Indonesia,
menunjukkan angka kebutaan di Indonesia adaiah 1,5%. Dimana penyebab utama
kebutaan adaiah Katarak (0,78%). Glaukoma (0,20%), dan Kelainan Refraksi
(0,14%) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dengan
kejadian penyakit katarak presenilis di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi
Sumaiera Selatan. Jenis penelitian ini adaiah analitik observasional dengan
pendekatan studi Case Control Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik
Consecutive sampling di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan
sebanyak 66 orang Data diambil dengan isntrumen penelilian berupa wawancara
dan rekam medik. Hasil penelitian di dapat adanya hubungan antara Merokok dan
kejadian Katarak Presenilis denganp value (0.000; a^ O.OS).
Referensi : 32
Kata K u n c i : Katarak Presenilis, Merokok
V
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH
MEDICAL
FACULTY
PATEMBANO'
SKRIPSI,
JANUARY2016
ADITYA PRASETYO
LEISAN
The Relationship of Snwking with Presenile Catarct Disease Incidence in
Special Eye Hospital of South Sunuttera Province
xii + 54pages + 6 table f 2 picture + 7 enclosure
ABSTRACT
Smoking is a risk factor for both diseases presenile and senile cataract.
Presenile increased incidence of cataract was significantly influenced by ihe
acitvity of smoking actively. Cataract is the leading cause of blindness and visual
imfHiirment m the world. In Indonesia, showed the blindness in Indonesia is 1.5'%.
Where the main causes of blindness are cataract (0.78%)). glaucoma (0.20%). and
Refraction disorder (0 /4%). This study aims to determine the relationship of
smoking with presenile cataract disease incidence m the Special Eye Hospital of
South Sumatra Province This type of research is observational analytic with case
control study approach. Data is collected using sampling techniques Consecutive
Special Eye Hospital in South Sumatra province as many as 66 people. Data
taken by the instrument o f accession of research in the form o f interview s and
medical records. The results of research m the can the relationship between
smoking and the incidence of cataract presenile with p value (0.000; a = 0.05).
Reference : 32
Keyyvords : Presenile Cataract, Smoking
vi
KATA PENGANTAR
Puji s> ukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menvelesaikan
penelilian ini. Salawal
beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnva sampai akhir zaman.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan di masa mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung peneliti dan semoga hasil
penelitian ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan
ilmu
pengetahuan
kedokteran Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin,
Palembang, 13 Januari 2016
Aditya Prasetyo Leisan
vii
D A F T A R ISI
Halaman
HALAMAN J U D U L
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN P E R N Y A T A A N
HALAMAN P E R S E M B A H A N
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
D A F T A R ISI
DAFTAR T A B E L
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
'
"
iii
V
vi
vii
viii
x
xi
xii
BAB 1. P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teorilis
1.4.2. Manfaat Praktisi
1.4.3. Manfaat Inslansi
1.5. Keaslian Penelitian
'
3
3
3
3
4
4
4
4
4
BAB I I . TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasaii Teori
2.1.1. Merokok
2.1.2. Katarak
2.1.3. Hubungan Merokok dengan kejadian penyakit Katarak
Presenil pada Pasien Katarak
2.2. KerangkaTeon
2.3. Hipotesis
BAB I I I . M E T O D E P E N E L I T I A N
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Waklu dan l empat Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel dan Besar Sampel
3.3.4. Kriteria Inklusi dan Eklusi
3.4. Variabel Penelitian
viii
10
10
13
21
24
25
26
26
26
26
26
27
28
29
35
36
3 7,
38
39
3 4 I Variabel Dependent
3 4 2 Variabel independent
Defmisi Operasional
Cara Pengumpulan Data
Cara Pengolahan
Analisis Data
Alur Penelitian
29
29
29
30
30
31
32
BAB IV. H A S I L DAN PFMBAHASAN
4 1. Hasil
4,1 1. Analisis Univariat
4,1.2 Analisis Bivariat
4 2 Pembahasan
4.2,1 Analisis Univanat
4.2.2. Analisis Bivariat
4,3. Keterbatasan Penelitian
33
33
34
35
35
37
38
BAB V. K E S I M P L L A N DAN SARAN
5 I . Kesimpulan
5.2. Saran
39
39
D A F T A R PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
40
43
54
ix
DAFTAR T A B E L
Tabel
Halaman
1,1 Penelitian sebelumnva lentang Hubungan merokok dengan kalarak
4
3 1. Definisi Operasional Merokok dan Katarak Presenilis
29
3 2 Rencana Kegiatan
32
4 1 Distribusi Sampel Kasus Katarak Berdasarkan Umur
34
4.2. Distribusi Sampel Kasus Katarak Berdasarkan Riwayat Merokok
35
4.3, Hubungan Merokok dengan Kejadian Katarak Presenilis
35
X
DAFTAR GAMBAR
Tabel
Halaman
2 1. Kerangka Teori
24
3.1. Alur Penelitian
31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
I
Rekapitulasi Dala Rekam Medik
2, Hasil Pengolahan Data Dengan Software SPSS 16.0
3
Daftar Wawancara
4, Sural Keterangan Telah Melakukan Penelitian
5
Kartu Aktivitas Bimbingan Proposal Penelitian
6
Kartu Aktivitas Bimbingan Skripsi
7
Dokumentasi Penelitiiui
xii
Halaman
43
45
48
49
50
51
52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Katarak adaiah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa denaturasi protein lensa
terjadi akibat kedua - duanya (Ilyas, 2014). Katarak merupakan penvebab
kebutaan dan gangguan penglihatan lerbanvak di duma. Jumlah katarak
yang mengakibatkan kebutaan reversible melebihi i 8 juta (48%) dan 38 juta
penderita kebulaan df dunia (Jiang et al. 2012). Menurut Hasil Survei
Kesehatan
Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun
1993 -
1996
menunjukkan angka kebutaan di Indonesia adaiah 1,5%. Dimana penyebab
utama kebutaan berdasarkan hasil survei tersebut adaiah Katarak (0,78%),
Glaukoma (0,20%), dan Kelainan Refraksi (0,14%) (DEPKES. 2006).
Katarak merupakan salah satu kelainan pada lensa, dimana lensa
keruh mengakibatkan gangguan pada penglihatan miilai dari pandangan
kabur sampai dengan kebutaan. Sekitar 80% dari seluruh kejadian katarak
dikaitkan dengan usia Insidensi terjadinya katarak meningkat pada usia
lebih dari 60 tahun. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan yang terjadi di
dalam lensa (Jiang et ai, 2012). Kekeruhan lensa dengan nukleus yang
mengeras akibat usia lanjut biasanva mulai terjadi pada usia lebih dari 60
tahun (llyas, 2014). Terdapat dua mekanisme utama terjadinya katarak,
yaitu : adanya faktor genetik yang menyebabkan perubahan pada lensa dan
adanya stress oksidatif yang menyebabkan kerusakan pada protein lensa
hingga mengakibatkan terjadinya kekeruhan (Jiang et al. 2012).
Peningkatan kejadian katarak presenil secara signifikan dipengaruhi
oleh aktivitas merokok secara aktif. Menghisap dua puluh batang rokok atau
lebih per hari dapat meningkatkan sedikimya dua kali terjadinya katarak tipe
nuclear dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (Kelly et al, 2005).
Faktor resiko katarak meningkat seiring dengan banyaknya jumlah rokok
yang dihisap tiap hari sehingga tingkat keparahan penyakit katarak jauh
1
2
lebih tinggi pada perokok berat dibandingkan dengan perokok ringan
(Lindblad et al. 2lH4)
Terdapat dua mekanisme terjadinya katarak akibat merokok yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung terjadi ketika asap
rokok vang dihisap oleh perokok setiap hannya mengandung banyak radikal
bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) seperti anion superoksida (02-),
hydroxyl (OH) dan hydrogen peroksida (I1202), Radikal bebas yang paling
berperan adaiah hydrogen peroksida (H202). Karena berukuran kecil.
bersifat netral dan dapat melewati membrane plasma sehingga H202 dapat
masuk ke dalam lensa Ha! mi mengakibatkan tingginya kadar radikal bebas
pada lensa. Meski demikian hal ini lidak berpengaruh lerhadap lensa bila
diimbangi dengan antioksidan yang dapat menetralkan
radikal bebas
tersebut (Berthoud dan Beyer. 2009).
Namun kenyataannya didapatkan kadar antioksidan yang rendah pada
perokok aktif Hal ini terjadi karena secara tidak langsung merokok secara
aktif
dan
terus-menerus
mengakibatkan
terjadinya
penurunan
kadar
antioksidan yaitu Cilutathion (GSH). GSH dalam tubuh selalu dipertahankan
dalam keadaan tereduksi agar dapat berfungsi sebagai elektom donor unluk
GSH peroksidase ketika mereduksi H202 menjadi H 2 0 dan 02. Merokok
secara aktif
menyebabkan
kadar GSH menjadi
turun
karena GSH
mengalami oksidasi dan berubah menjadi GSSG. Sehingga kadar H202
menjadi semakin tinggi dan terjadilah stress oksidatif pada lensa karena
kadar antioksidan yang rendah tidak mampu menetralkan radikal bebas yang
tinggi (Johnson et al, 2010)
Stress oksidatif menyebabkan terjadinya perubahan pada lensa yaitu
protein lensa kehilangan snlfhyxiryl (protein-SH) dan terjadi oksidasi
metionin di dalam inti lensa Sehingga menyebabkan terjadinya saling
keterikatan antar protein yang dihubungkan oleh ikatan disulfide. Adanya
ikatan ini membentuk agregasi molekul tinggi yang tidak dapat larut dan
menyebabkan lensa menjadi tidak jerbih atau terjadi katarak (Berthoud dan
Beyer, 2009).
3
Berdasarkan
uraian di atas dapat
disimpuikan bahwa merokok
merupak:m salah salu fakior resiko lerjadinva penyakit katarak baik
presenilis maupun senilis. Sehubimgan dengan hal tersebut dilakukan
penelitian apakah terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian
penyakit katarak presenilis pada pasien katarak di Rumah Sakit Khusus
Mata Prov insi Sumatera Selatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian penyakil
katarak presenil pada pasien katarak di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi
Sumatera Selatan '
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1.
Tujuan Umiim
Menganalisis hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit
katarak presenil pada pasien katarak di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi
Sumatera Selatan,
1.3.2.
Tujuan Khusus
1, Mengidentifikasi jumlah penyakit katarak di Rumah Sakit
Khusus Mata Provinsi Sumaiera Selatan periode Januari 2014 Desember 2014.
2. Mengidentifikasi jumlah pasien katarak yang memiliki nvvayat
merokok di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera
Selatan periode Januan 2014 - Desember 2014.
3 Menganalisis
hubungan
antara
merokok
dengan
kejadian
penyakit katarak presenilis pada pasien katarak di Rumah Sakit
Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan periode Januari 2014 Desember 2014.
4
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1.
Manfaat Teoiitis
I
Peneliti mendapat pengetahuan dan pengalaman penelilian di
masyarakat serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu
yang lelah diperoleh selama perkuliahan
2. Diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi referensi bagi
penelitian- penelitian selanjutnya.
1.4.2.
Manfaat Pi-aktisi
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi bagi tenaga kesehatan sang berada di Rumah Sakit Mata
Provinsi sumatera Selatan mengenai hubungan merokok dengan
kejadian kalarak presenil pada pasien katarak sehingga dapat
dijadikan dasar melakukan promosi kesehatan untuk tidak merokok
sebagai suatu upaya preventif terjadinya katarak. dan juga kita
dapat memberikan sosiaiisasi kepada masvarakat karena merokok
dapat mengakibatkan kalarak pada usia muda.
1.4J.
Manfaat Instansi
Sebagai bahan rujukan untuk penelilian selanjutnya.
1.5.
Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Penelitian Sebelumnya tentang Hubungan merokok dengan katarak
Nama
Judul Penelilian
Desain
Hasil
Penelitian
Kelly el al. Smoking and Caiaraci :
Cross
Dari perbandingan studi
2005.
Review
sectional
tersebut.
United
Association
study.
bahwa 19 dari 27 studi
Cohort
menemukan
Prospective
hubungan posilif antara
.case
merokok dan satu atau
Kingdom
of
('asucd
ditemukan
adanya
5
amirol
lebih
jenis
kalarak.
Risiko formasi katarak
pada
perokok
adaiah
3.31 dan pada bukan
perokok
adaiah
Studi
nil
1.08.
juga
menunjukkan
b;ih\va
adanya hubungan yang
lebih
kuat
antara
merokok
dengan
katarak
nuklear
dibanding
dengan
katarak
subkapsular
posterior Prevalensinya
lebih
tinggi
pada
perokok berat ( > 20
batang rokok per ban)
dan tidak ada hubungan
prevalensi katarak pada
perokok ringan. Selain
itu.
menurut
studi
Chesapake
Bay
Waterman,
prevalensi
kekeruhan
nuklear
paling
tinggi
pada
mereka vang merokok
sebelum usia 16 tahun,
menandakan
keparahan
kekeruhan
lensa
meningkat
dengan
6
peningkatan
konsumsi
rokok
Tan
et
al. Smoking and the Long-
2008.
Term
Australia
Cataract
Incidence
:
The
Mountains eye study
of
Blue
Cohort
Pada studi ini. perokok
study
saat ini memiliki risiko
50%
lebih
tinggi
terkena kalarak nuklear
dalam
10
tahun
dibanding
bukan
perokok.
rala-ialu
timbul 2 tiiliun
lebih
awal pada perokok. dan
lebih cepat memerlukan
operasi
katarak.
Peningkatan risiko ini
juga diinngi
seberapa
banyak jumlah bungkus
rokok yang dikonsumsi
sehingga
adanya
diajukan
efek
merokok
perkembangan
dosis
dalam
katarak.
Tembakau
menyebabkan
kerusakan
pada
lensa
oksidatif
dengan
dilemukannya
peningkatan
serum
superoksida,
kadar
dismutase
katalase.
7
glutation
peroksidase.
dan glutation reduktase,
Rokok
juga
menyebabkan
p emb entu kan
p ro d u k
akhir
reaklif
glikasi
\ang berpotensi dalam
perkembangan
katarak.
Mekanisme
lainnya
adaJah
komposisi
kadmium,
timah
tembaga.
yang
dapat
terakumulasi pada lensa
dan
menyebabkan
toksisitas
langsung.
Selain
itu,
rokok
mempercepat
akselerasi
proses
penuaan
biologi karena katarak
nuklear
merupakan
penanda
penuaan
biologis.
Ye
et
2012,
Korea.
al,
Smoking
and
Age-Related
Risk
ij
Cataract :
A Meta-Ana lysis
Cross
Studi
ini
sectional
studi
meta
study.
untuk
mengevaluasi
hubungan merokok dan
Cohort
Prospective
study.
katarak
(KTU)
merupakan
analisis
terkait
Studi
usia
vang
sesuai
diidentifikasi
melalui
pencarian
komputer dan mengulas
daftar
referensi
dari
8
artikel
tersebut
Ringkasan rasio nsiko
relatif, rasio odd. dan
95%
interval
kepercav aan dihitung
Terdapat
13
studi
kohort prospektif dan 8
case
eoniro!
>iiog
memenuhi
kriteria
inklusi
studi
ini,
Perokok secara statistik
memiliki
korelasi
signifikan
dengan
peningkatan K T U pada
studi kohort (OR 1 41,
95% CI 1.23-1.62) dan
studi case-control (OR
1.57, 95% CI 1.202.07). Pada analisis sub
kelompok.
perokok
menunjukkan hubungan
positif dengan katarak
nuclear
dan
secara
marginal
signifikan
dengan
katarak
subkapsular
posterior
pada
sludi
kohort.
Perokok
saat
ini
memiliki risiko lebih
tinggi terjadinya K T U
disbanding
bukan
perokok
Tidak
ada
ditemukan
adanya
hubungan
antara
merokok dan katarak
kortikal.
Uinblad,
Smoking Cessation and
Prospective
Studi
Hakanson,
the Risk of cataract.
Cohort
memperkirakan
ini
risiko
9
Wolk. 2014.
Swedia.
Smdv
katarak
ekstraksi
berdasarkan
lumlah
rata-rata
rokok
yang
dihisap dalam salu hari
selama
periode
merokok.
dosis
kumulatif
merokok.
usia
merokok.
awal
durasi merokok (tahun).
penghentian merokok <
10 tahun. 10 hingga 20
tahun,
lebih dan
20
tahun. Faktor risiko lain
juga
dipertimbangkan
seperti
usia,
melitus.
diabetes
hiperlensi,
pengobalan
kortikosteroid.
konsumsi
alkohol,
penggunaan
suplemen
V itamin. indeks massa
tubuh,
dan
tingkat
pendidikan.
Setelah
penghentian
merokok,
risiko ekstraksi katarak
menunin seiring waktu
(P < 0,001). Diantara
laki-laki \ang merokok
lebih dari 15 rokok per
hari. risikonva menunin
10
seinng
waklu
berhenli
sejak
merokok
dibanding
bukan
perokok (tren p 50 tahun).
Hasil penelitian ini didapatkan distribusi pasien mendenta katarak
berdasarkan umur dapat dilihat di tabel 4.1
Hasil penelilian didapatkan
33,3% pasien mendenta katarak presenilis (< 50 tahun), dan 66,7% pasien
menderila katarak senilis (> 50 tahun).
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Kasiis Katarak Berdasarkan llnnir (ii=66)
Katarak
Ere ku en si
Persentase (%)
Katarak Presenilis (< 50 tahun)
22
33.3
Katarak Senilis (> 50 taiiun)
44
66.7
Total
66
100
34
B. Riwayat Merokok
Merokok dalam penelilian ini dikelompokan menjadi dua kategori
yaitu merokok (Ya) dan tidak merokok (Tidak), Distribusi sampel
kasus
berdasarkan nwayat merokok dapat dilihat pida tabel 4,2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 36,4% pasien penderita kalarak merokok (Ya) dan 63,6%
pasien penderita katarak tidak merokok (Tidak).
Riwayat Merokok
Fiekuensi
Persentase (%)
Merokok (Ya)
24
36.4
42
63,6
66
100
Tidak Merokok
(Tidak)
Total
4.1.2. Analisis Bivaiiat
A. Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak Presenilis
Tabel 4.3 Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak Presenilis
(n^66)
Katarak
Total
Ya
Kasus
Kontrol
20
4
24
83.3%
16 7%
100.0%
2
40
4„8%
95.2%
22
44
33.3%
66.7%
Merokok
p
0.000
Tidak
42
100,0%
Total
OR = 100,000 (CI 95% = 16,860 - 593;il9)
^66
100.0%
35
Hubungan merokok dengan kejadian katarak presenilis dapat
dilihat pada tabel 4 3 Hasii penelilian menunjukkan persentase pasien
yang merokok mendenta katarak presenilis (83.3%) lebih banyak
daripada pasien yang tidak merokok menderila kalarak presenilis
(4,8%), Sedangkan pasien merokok mendenta katarak senilis (16.7%)
lebih sedikit dan pasien yang tidak merokok menderila katarak senilis
(95,2%),
Hasil uji chi-squurc
menun)ukkan
tingkal signifikansi (p)
sebesar 0.000 dimana signifikansi a < 0.05 Hal ini menujukkan ada
hubungan
bermakna
presenilis
Nilai OR vang didapat adaiah 100.000 dengan ( 7 95%
antara
merokok
dengan
kejadian
katarak
antara 16.860-593.119,
4.2 Pembahasan
4.2.1. Analisis Univanat
A. Katarak
Dari 66 sampel kasus yang ditelili. diperoleh jumlah kejadian
pasien yang menderila katarak senilis (> 50 tahun) menempati jumlah
yang terbesar yaitu 44 orang (66,7%), dan jumlah kejadian pasien
yang menderila
PENYAKIT KATARAK PRESENILIS DI RUMAH
SAKIT KHUSUS MATA PROVINSI
SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
Sebagai saJah satu syarat mempero!^ gelar
Sarjana Kedokteran (SJCed)
Oleh:
ADITYA PRASETYO LEISAN
NIM:70 2012 011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
HALAMAN
PENGESAHAN
HUBUNGAN M E R O K O K DENGAN KEJADIAN P E N Y A K I T
K A T A R A K PRESENILIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS
MATA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Dipersiapkan dan disusun oleh
ADITYA PRASETYO L E I S A N
NIM:70 2012 Oil
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Pada tanggal 5 Febuari 2016
Mcnyctujui:
i
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menerangkan bahwa:
1. K a n a Tulis Saya, skripsi ini adaiah asli dan belum pemah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Palembang,
maupun Perguruan Tinggi lainnya
2. Kar\a Tulis ini mumi gagasan, rumusan, dan penelitian Saya sendiri. tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis mi tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lam, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan
sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan
dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Pemyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan kelidakbenaran dalam pemyataan ini, maka Saya
bersedia menenma sanksi akademik atau sanki lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi im.
Palembang, 13 Januari 2016
Yang membuat pemyataan
(Aditva Prasetvo Leisan)
N I M . 70 2012 011
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Segalanya. Alhamdulillah puji
syukur atas rahmat. karunia. kasih dan sa\ang Allah SWT \ang selalu berlimpah
sehingga pada akhirm a sa\ a mampu menxelesaikan skripsi ini
Terima kasih atas segala pihak yang telah mendukung :
1
Orang Tua tersayang dan lerkasih. Ayahanda H Arisma Leisan. SE. Ibunda Hj.
Saonauati. Kakek Drs H Djauhan Soeleiman dan Nenek Hj, Nursimah. terima
kasih unluk doa dan dukungan moril maupun materil. Semoga kelak anak dan
cucumu ini bisa dan lerus membenkan dan menebarkan kebaikkan, kebanggaan
dan kebahagian, Amin.
2, Saudara tersayang Bari/ Mubarak Leisan yang selalu membenkan semangat,
menyayangi. dan selalu ada di siluasi apapun.
3. Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang, yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter.
4
Pembimbing tercinta dr. Hj. Hasmeinah Bambang. Sp. M . dr. Hibsah Ridwan. M .
Sc, dan penguji skripsi dr. Yanti Rosita, M. Kes yang selalu menyediakan
uaklunya untuk membimbing dan menyempumakan skripsi sa\ a.
5, Pembimbing Akademik Ibu Trisnavvati, S.Si, M.Kes yang senantiasa memberikan
nasihat dan arahan selama diperkuliahan.
6, Keluarga Besar Staf dan Dosen FK UMP, staf Puskesmas Pembina Palembang,
selama ini telah membantu dalam mengurusi administrasi, pemberkasan, dan
perkulihan.
7, Sahabat yang senantiasa memberikan dukungan, kebahagiaan,
nasihat, dan
motivasi, dan kekeluargaan selama ini. Afif Naufal Akbarsyah, Alqodri Setiawan,
ill
Alpriansyah Hadiwijava. M Fakhri Hamas. Bunyamin. M . Rizky Rachmadi.
Feizal Faturahman. M , Alif Pakubuana A l fajri Ridho Pratama M . Iqbal A l i
Rabani, M Bagus Hadikesuma Rangga Tagan. Yogi Aranses. Dimas Ismail. M .
Muamin, Syaifudin Baharsyah, Monda Darma Kumiadi Diyan Eka Putra Egyd
Tradiga. Faidi Pramayuda Putra Pandu Sentosa M. Awin Arja Sirait. dan kawan
satu pembimbing I//.at\ A H , Nidiah Syarifatul Hidayah, Siska Sarwana dan
Bunga Rezeki Ananda
8, Teman-teman sejawat FK UMP Angakatan 2012, kakak tingkal angkatan 20082011 yang telah memberikan bimbingan, dan keijasamanya selama perkuliahan.
9, Serta pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
S K R I P S I , JANUARI 2016
ADITYA P R A S E T Y O LEISAN
Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak Presenilis Di
Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan
xii + 54 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 7 lampiran
ABSTRAK
Merokok merupakan salah salu faktor resiko terjadinva penyakit katarak
baik presenilis maupun senilis, Peningkatan kejadian katarak presenilis secara
signifikan dipengaruhi oleh aktivitas merokok secara aktif. Katarak merupakan
penvebab kebutaan dan gangguan penglihatan lerbanvak di dunia. Di Indonesia,
menunjukkan angka kebutaan di Indonesia adaiah 1,5%. Dimana penyebab utama
kebutaan adaiah Katarak (0,78%). Glaukoma (0,20%), dan Kelainan Refraksi
(0,14%) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dengan
kejadian penyakit katarak presenilis di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi
Sumaiera Selatan. Jenis penelitian ini adaiah analitik observasional dengan
pendekatan studi Case Control Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik
Consecutive sampling di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan
sebanyak 66 orang Data diambil dengan isntrumen penelilian berupa wawancara
dan rekam medik. Hasil penelitian di dapat adanya hubungan antara Merokok dan
kejadian Katarak Presenilis denganp value (0.000; a^ O.OS).
Referensi : 32
Kata K u n c i : Katarak Presenilis, Merokok
V
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH
MEDICAL
FACULTY
PATEMBANO'
SKRIPSI,
JANUARY2016
ADITYA PRASETYO
LEISAN
The Relationship of Snwking with Presenile Catarct Disease Incidence in
Special Eye Hospital of South Sunuttera Province
xii + 54pages + 6 table f 2 picture + 7 enclosure
ABSTRACT
Smoking is a risk factor for both diseases presenile and senile cataract.
Presenile increased incidence of cataract was significantly influenced by ihe
acitvity of smoking actively. Cataract is the leading cause of blindness and visual
imfHiirment m the world. In Indonesia, showed the blindness in Indonesia is 1.5'%.
Where the main causes of blindness are cataract (0.78%)). glaucoma (0.20%). and
Refraction disorder (0 /4%). This study aims to determine the relationship of
smoking with presenile cataract disease incidence m the Special Eye Hospital of
South Sumatra Province This type of research is observational analytic with case
control study approach. Data is collected using sampling techniques Consecutive
Special Eye Hospital in South Sumatra province as many as 66 people. Data
taken by the instrument o f accession of research in the form o f interview s and
medical records. The results of research m the can the relationship between
smoking and the incidence of cataract presenile with p value (0.000; a = 0.05).
Reference : 32
Keyyvords : Presenile Cataract, Smoking
vi
KATA PENGANTAR
Puji s> ukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menvelesaikan
penelilian ini. Salawal
beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnva sampai akhir zaman.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan di masa mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung peneliti dan semoga hasil
penelitian ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan
ilmu
pengetahuan
kedokteran Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin,
Palembang, 13 Januari 2016
Aditya Prasetyo Leisan
vii
D A F T A R ISI
Halaman
HALAMAN J U D U L
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN P E R N Y A T A A N
HALAMAN P E R S E M B A H A N
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
D A F T A R ISI
DAFTAR T A B E L
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
'
"
iii
V
vi
vii
viii
x
xi
xii
BAB 1. P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teorilis
1.4.2. Manfaat Praktisi
1.4.3. Manfaat Inslansi
1.5. Keaslian Penelitian
'
3
3
3
3
4
4
4
4
4
BAB I I . TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasaii Teori
2.1.1. Merokok
2.1.2. Katarak
2.1.3. Hubungan Merokok dengan kejadian penyakit Katarak
Presenil pada Pasien Katarak
2.2. KerangkaTeon
2.3. Hipotesis
BAB I I I . M E T O D E P E N E L I T I A N
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Waklu dan l empat Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel dan Besar Sampel
3.3.4. Kriteria Inklusi dan Eklusi
3.4. Variabel Penelitian
viii
10
10
13
21
24
25
26
26
26
26
26
27
28
29
35
36
3 7,
38
39
3 4 I Variabel Dependent
3 4 2 Variabel independent
Defmisi Operasional
Cara Pengumpulan Data
Cara Pengolahan
Analisis Data
Alur Penelitian
29
29
29
30
30
31
32
BAB IV. H A S I L DAN PFMBAHASAN
4 1. Hasil
4,1 1. Analisis Univariat
4,1.2 Analisis Bivariat
4 2 Pembahasan
4.2,1 Analisis Univanat
4.2.2. Analisis Bivariat
4,3. Keterbatasan Penelitian
33
33
34
35
35
37
38
BAB V. K E S I M P L L A N DAN SARAN
5 I . Kesimpulan
5.2. Saran
39
39
D A F T A R PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
40
43
54
ix
DAFTAR T A B E L
Tabel
Halaman
1,1 Penelitian sebelumnva lentang Hubungan merokok dengan kalarak
4
3 1. Definisi Operasional Merokok dan Katarak Presenilis
29
3 2 Rencana Kegiatan
32
4 1 Distribusi Sampel Kasus Katarak Berdasarkan Umur
34
4.2. Distribusi Sampel Kasus Katarak Berdasarkan Riwayat Merokok
35
4.3, Hubungan Merokok dengan Kejadian Katarak Presenilis
35
X
DAFTAR GAMBAR
Tabel
Halaman
2 1. Kerangka Teori
24
3.1. Alur Penelitian
31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
I
Rekapitulasi Dala Rekam Medik
2, Hasil Pengolahan Data Dengan Software SPSS 16.0
3
Daftar Wawancara
4, Sural Keterangan Telah Melakukan Penelitian
5
Kartu Aktivitas Bimbingan Proposal Penelitian
6
Kartu Aktivitas Bimbingan Skripsi
7
Dokumentasi Penelitiiui
xii
Halaman
43
45
48
49
50
51
52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Katarak adaiah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa denaturasi protein lensa
terjadi akibat kedua - duanya (Ilyas, 2014). Katarak merupakan penvebab
kebutaan dan gangguan penglihatan lerbanvak di duma. Jumlah katarak
yang mengakibatkan kebutaan reversible melebihi i 8 juta (48%) dan 38 juta
penderita kebulaan df dunia (Jiang et al. 2012). Menurut Hasil Survei
Kesehatan
Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun
1993 -
1996
menunjukkan angka kebutaan di Indonesia adaiah 1,5%. Dimana penyebab
utama kebutaan berdasarkan hasil survei tersebut adaiah Katarak (0,78%),
Glaukoma (0,20%), dan Kelainan Refraksi (0,14%) (DEPKES. 2006).
Katarak merupakan salah satu kelainan pada lensa, dimana lensa
keruh mengakibatkan gangguan pada penglihatan miilai dari pandangan
kabur sampai dengan kebutaan. Sekitar 80% dari seluruh kejadian katarak
dikaitkan dengan usia Insidensi terjadinya katarak meningkat pada usia
lebih dari 60 tahun. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan yang terjadi di
dalam lensa (Jiang et ai, 2012). Kekeruhan lensa dengan nukleus yang
mengeras akibat usia lanjut biasanva mulai terjadi pada usia lebih dari 60
tahun (llyas, 2014). Terdapat dua mekanisme utama terjadinya katarak,
yaitu : adanya faktor genetik yang menyebabkan perubahan pada lensa dan
adanya stress oksidatif yang menyebabkan kerusakan pada protein lensa
hingga mengakibatkan terjadinya kekeruhan (Jiang et al. 2012).
Peningkatan kejadian katarak presenil secara signifikan dipengaruhi
oleh aktivitas merokok secara aktif. Menghisap dua puluh batang rokok atau
lebih per hari dapat meningkatkan sedikimya dua kali terjadinya katarak tipe
nuclear dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (Kelly et al, 2005).
Faktor resiko katarak meningkat seiring dengan banyaknya jumlah rokok
yang dihisap tiap hari sehingga tingkat keparahan penyakit katarak jauh
1
2
lebih tinggi pada perokok berat dibandingkan dengan perokok ringan
(Lindblad et al. 2lH4)
Terdapat dua mekanisme terjadinya katarak akibat merokok yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung terjadi ketika asap
rokok vang dihisap oleh perokok setiap hannya mengandung banyak radikal
bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) seperti anion superoksida (02-),
hydroxyl (OH) dan hydrogen peroksida (I1202), Radikal bebas yang paling
berperan adaiah hydrogen peroksida (H202). Karena berukuran kecil.
bersifat netral dan dapat melewati membrane plasma sehingga H202 dapat
masuk ke dalam lensa Ha! mi mengakibatkan tingginya kadar radikal bebas
pada lensa. Meski demikian hal ini lidak berpengaruh lerhadap lensa bila
diimbangi dengan antioksidan yang dapat menetralkan
radikal bebas
tersebut (Berthoud dan Beyer. 2009).
Namun kenyataannya didapatkan kadar antioksidan yang rendah pada
perokok aktif Hal ini terjadi karena secara tidak langsung merokok secara
aktif
dan
terus-menerus
mengakibatkan
terjadinya
penurunan
kadar
antioksidan yaitu Cilutathion (GSH). GSH dalam tubuh selalu dipertahankan
dalam keadaan tereduksi agar dapat berfungsi sebagai elektom donor unluk
GSH peroksidase ketika mereduksi H202 menjadi H 2 0 dan 02. Merokok
secara aktif
menyebabkan
kadar GSH menjadi
turun
karena GSH
mengalami oksidasi dan berubah menjadi GSSG. Sehingga kadar H202
menjadi semakin tinggi dan terjadilah stress oksidatif pada lensa karena
kadar antioksidan yang rendah tidak mampu menetralkan radikal bebas yang
tinggi (Johnson et al, 2010)
Stress oksidatif menyebabkan terjadinya perubahan pada lensa yaitu
protein lensa kehilangan snlfhyxiryl (protein-SH) dan terjadi oksidasi
metionin di dalam inti lensa Sehingga menyebabkan terjadinya saling
keterikatan antar protein yang dihubungkan oleh ikatan disulfide. Adanya
ikatan ini membentuk agregasi molekul tinggi yang tidak dapat larut dan
menyebabkan lensa menjadi tidak jerbih atau terjadi katarak (Berthoud dan
Beyer, 2009).
3
Berdasarkan
uraian di atas dapat
disimpuikan bahwa merokok
merupak:m salah salu fakior resiko lerjadinva penyakit katarak baik
presenilis maupun senilis. Sehubimgan dengan hal tersebut dilakukan
penelitian apakah terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian
penyakit katarak presenilis pada pasien katarak di Rumah Sakit Khusus
Mata Prov insi Sumatera Selatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian penyakil
katarak presenil pada pasien katarak di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi
Sumatera Selatan '
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1.
Tujuan Umiim
Menganalisis hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit
katarak presenil pada pasien katarak di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi
Sumatera Selatan,
1.3.2.
Tujuan Khusus
1, Mengidentifikasi jumlah penyakit katarak di Rumah Sakit
Khusus Mata Provinsi Sumaiera Selatan periode Januari 2014 Desember 2014.
2. Mengidentifikasi jumlah pasien katarak yang memiliki nvvayat
merokok di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera
Selatan periode Januan 2014 - Desember 2014.
3 Menganalisis
hubungan
antara
merokok
dengan
kejadian
penyakit katarak presenilis pada pasien katarak di Rumah Sakit
Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan periode Januari 2014 Desember 2014.
4
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1.
Manfaat Teoiitis
I
Peneliti mendapat pengetahuan dan pengalaman penelilian di
masyarakat serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu
yang lelah diperoleh selama perkuliahan
2. Diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi referensi bagi
penelitian- penelitian selanjutnya.
1.4.2.
Manfaat Pi-aktisi
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi bagi tenaga kesehatan sang berada di Rumah Sakit Mata
Provinsi sumatera Selatan mengenai hubungan merokok dengan
kejadian kalarak presenil pada pasien katarak sehingga dapat
dijadikan dasar melakukan promosi kesehatan untuk tidak merokok
sebagai suatu upaya preventif terjadinya katarak. dan juga kita
dapat memberikan sosiaiisasi kepada masvarakat karena merokok
dapat mengakibatkan kalarak pada usia muda.
1.4J.
Manfaat Instansi
Sebagai bahan rujukan untuk penelilian selanjutnya.
1.5.
Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Penelitian Sebelumnya tentang Hubungan merokok dengan katarak
Nama
Judul Penelilian
Desain
Hasil
Penelitian
Kelly el al. Smoking and Caiaraci :
Cross
Dari perbandingan studi
2005.
Review
sectional
tersebut.
United
Association
study.
bahwa 19 dari 27 studi
Cohort
menemukan
Prospective
hubungan posilif antara
.case
merokok dan satu atau
Kingdom
of
('asucd
ditemukan
adanya
5
amirol
lebih
jenis
kalarak.
Risiko formasi katarak
pada
perokok
adaiah
3.31 dan pada bukan
perokok
adaiah
Studi
nil
1.08.
juga
menunjukkan
b;ih\va
adanya hubungan yang
lebih
kuat
antara
merokok
dengan
katarak
nuklear
dibanding
dengan
katarak
subkapsular
posterior Prevalensinya
lebih
tinggi
pada
perokok berat ( > 20
batang rokok per ban)
dan tidak ada hubungan
prevalensi katarak pada
perokok ringan. Selain
itu.
menurut
studi
Chesapake
Bay
Waterman,
prevalensi
kekeruhan
nuklear
paling
tinggi
pada
mereka vang merokok
sebelum usia 16 tahun,
menandakan
keparahan
kekeruhan
lensa
meningkat
dengan
6
peningkatan
konsumsi
rokok
Tan
et
al. Smoking and the Long-
2008.
Term
Australia
Cataract
Incidence
:
The
Mountains eye study
of
Blue
Cohort
Pada studi ini. perokok
study
saat ini memiliki risiko
50%
lebih
tinggi
terkena kalarak nuklear
dalam
10
tahun
dibanding
bukan
perokok.
rala-ialu
timbul 2 tiiliun
lebih
awal pada perokok. dan
lebih cepat memerlukan
operasi
katarak.
Peningkatan risiko ini
juga diinngi
seberapa
banyak jumlah bungkus
rokok yang dikonsumsi
sehingga
adanya
diajukan
efek
merokok
perkembangan
dosis
dalam
katarak.
Tembakau
menyebabkan
kerusakan
pada
lensa
oksidatif
dengan
dilemukannya
peningkatan
serum
superoksida,
kadar
dismutase
katalase.
7
glutation
peroksidase.
dan glutation reduktase,
Rokok
juga
menyebabkan
p emb entu kan
p ro d u k
akhir
reaklif
glikasi
\ang berpotensi dalam
perkembangan
katarak.
Mekanisme
lainnya
adaJah
komposisi
kadmium,
timah
tembaga.
yang
dapat
terakumulasi pada lensa
dan
menyebabkan
toksisitas
langsung.
Selain
itu,
rokok
mempercepat
akselerasi
proses
penuaan
biologi karena katarak
nuklear
merupakan
penanda
penuaan
biologis.
Ye
et
2012,
Korea.
al,
Smoking
and
Age-Related
Risk
ij
Cataract :
A Meta-Ana lysis
Cross
Studi
ini
sectional
studi
meta
study.
untuk
mengevaluasi
hubungan merokok dan
Cohort
Prospective
study.
katarak
(KTU)
merupakan
analisis
terkait
Studi
usia
vang
sesuai
diidentifikasi
melalui
pencarian
komputer dan mengulas
daftar
referensi
dari
8
artikel
tersebut
Ringkasan rasio nsiko
relatif, rasio odd. dan
95%
interval
kepercav aan dihitung
Terdapat
13
studi
kohort prospektif dan 8
case
eoniro!
>iiog
memenuhi
kriteria
inklusi
studi
ini,
Perokok secara statistik
memiliki
korelasi
signifikan
dengan
peningkatan K T U pada
studi kohort (OR 1 41,
95% CI 1.23-1.62) dan
studi case-control (OR
1.57, 95% CI 1.202.07). Pada analisis sub
kelompok.
perokok
menunjukkan hubungan
positif dengan katarak
nuclear
dan
secara
marginal
signifikan
dengan
katarak
subkapsular
posterior
pada
sludi
kohort.
Perokok
saat
ini
memiliki risiko lebih
tinggi terjadinya K T U
disbanding
bukan
perokok
Tidak
ada
ditemukan
adanya
hubungan
antara
merokok dan katarak
kortikal.
Uinblad,
Smoking Cessation and
Prospective
Studi
Hakanson,
the Risk of cataract.
Cohort
memperkirakan
ini
risiko
9
Wolk. 2014.
Swedia.
Smdv
katarak
ekstraksi
berdasarkan
lumlah
rata-rata
rokok
yang
dihisap dalam salu hari
selama
periode
merokok.
dosis
kumulatif
merokok.
usia
merokok.
awal
durasi merokok (tahun).
penghentian merokok <
10 tahun. 10 hingga 20
tahun,
lebih dan
20
tahun. Faktor risiko lain
juga
dipertimbangkan
seperti
usia,
melitus.
diabetes
hiperlensi,
pengobalan
kortikosteroid.
konsumsi
alkohol,
penggunaan
suplemen
V itamin. indeks massa
tubuh,
dan
tingkat
pendidikan.
Setelah
penghentian
merokok,
risiko ekstraksi katarak
menunin seiring waktu
(P < 0,001). Diantara
laki-laki \ang merokok
lebih dari 15 rokok per
hari. risikonva menunin
10
seinng
waklu
berhenli
sejak
merokok
dibanding
bukan
perokok (tren p 50 tahun).
Hasil penelitian ini didapatkan distribusi pasien mendenta katarak
berdasarkan umur dapat dilihat di tabel 4.1
Hasil penelilian didapatkan
33,3% pasien mendenta katarak presenilis (< 50 tahun), dan 66,7% pasien
menderila katarak senilis (> 50 tahun).
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Kasiis Katarak Berdasarkan llnnir (ii=66)
Katarak
Ere ku en si
Persentase (%)
Katarak Presenilis (< 50 tahun)
22
33.3
Katarak Senilis (> 50 taiiun)
44
66.7
Total
66
100
34
B. Riwayat Merokok
Merokok dalam penelilian ini dikelompokan menjadi dua kategori
yaitu merokok (Ya) dan tidak merokok (Tidak), Distribusi sampel
kasus
berdasarkan nwayat merokok dapat dilihat pida tabel 4,2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 36,4% pasien penderita kalarak merokok (Ya) dan 63,6%
pasien penderita katarak tidak merokok (Tidak).
Riwayat Merokok
Fiekuensi
Persentase (%)
Merokok (Ya)
24
36.4
42
63,6
66
100
Tidak Merokok
(Tidak)
Total
4.1.2. Analisis Bivaiiat
A. Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak Presenilis
Tabel 4.3 Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak Presenilis
(n^66)
Katarak
Total
Ya
Kasus
Kontrol
20
4
24
83.3%
16 7%
100.0%
2
40
4„8%
95.2%
22
44
33.3%
66.7%
Merokok
p
0.000
Tidak
42
100,0%
Total
OR = 100,000 (CI 95% = 16,860 - 593;il9)
^66
100.0%
35
Hubungan merokok dengan kejadian katarak presenilis dapat
dilihat pada tabel 4 3 Hasii penelilian menunjukkan persentase pasien
yang merokok mendenta katarak presenilis (83.3%) lebih banyak
daripada pasien yang tidak merokok menderila kalarak presenilis
(4,8%), Sedangkan pasien merokok mendenta katarak senilis (16.7%)
lebih sedikit dan pasien yang tidak merokok menderila katarak senilis
(95,2%),
Hasil uji chi-squurc
menun)ukkan
tingkal signifikansi (p)
sebesar 0.000 dimana signifikansi a < 0.05 Hal ini menujukkan ada
hubungan
bermakna
presenilis
Nilai OR vang didapat adaiah 100.000 dengan ( 7 95%
antara
merokok
dengan
kejadian
katarak
antara 16.860-593.119,
4.2 Pembahasan
4.2.1. Analisis Univanat
A. Katarak
Dari 66 sampel kasus yang ditelili. diperoleh jumlah kejadian
pasien yang menderila katarak senilis (> 50 tahun) menempati jumlah
yang terbesar yaitu 44 orang (66,7%), dan jumlah kejadian pasien
yang menderila