BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM MASA KLIMAKTERIUM PADA NY.S P4 A0 UMUR 48 TAHUN DI PKD BESUKI KECAMATAN LUMBIR - repository perpustakaan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan ( Kusmiran, 2011, h. 94 ).
Hak
- – hak reproduksi merupakan hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih aman, efektif, terjangkau, serta metode
- –metode pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih dan tidak bertentangan dengan hukum serta perun
- – undangan yang berlaku.
Hak
- – hak reproduksi meliputi hal – hal berikut ini : Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
a. Hak mendapat pelayanandan perlindungan kesehatan reproduksi.
b. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.
c. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.
d. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan.
e. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.
f. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk
10 perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
g. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya.
h. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga. i. Hak unutk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi. j. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
II. Definisi Menopause Menopause berasal dari kata menopause, men = bulan; pause = pausa; pause = pauoo = periode atau tanda berhenti. Jadi menopause adalah berhentinya secara definitif menstruasi atau berhentinya menstruais jika ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen, yaitu hormon yang membuat wanita benar- benar murni wanita ( Herawati, 2009, h. 164).
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani, yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium atau indung telur ( Joseph, 2011, h. 41).
Menopause adalah berhentinya menstruasi secra permanen. Klimakterium adalah periode transisi pada saat fungsi reproduksi berhenti. Istilah “perimenopause” jug digunakan untuk menyebut tahun – tahun menjelang setelah menopause ( Jan, 2009, h. 165).
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata
- –rata menopause natural terjadi pada usia 51,4 tahun untuk negara industri, secara umum terjadi pada usia 40
- –58 tahun. Menopasue dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, merokok, pengangkatan ovarium, dan kemoterapi (Kusmiran, 2012, h. 145 ).
Menopause adalah berhentinya haid secara permanen. Kata men diambil dari kata Yunani men, yang mempunyai arti siklus menstruasi , kata pause berasal dari kata latin yang memilki arti berhentinya proses (varney, 2006, h. 301 ).
Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti. Usia rata- rata menopause ialah 51,4, tetapi 10 % wanita berhenti menstruasi pada usia 40 dan 5 % tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun ( Bobak, dkk, 2004, 1015 ).
Berikut adalah beberapa istilah yang ada dalam masa menopause.
a. premenopause, yaitu masa antara usia 40 tahun dan dimulainya siklus hadi yang tidak teratur.
b. Perimenopause, yaitu masa perubahan antara premenopause dan menopause yang ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dan disertai pula dengan perubahan
- – perubahan fisiologis termasuk juga masa 12 bulan setelah menopause.
c. Menopause, yaitu haid terakhir yang masih dikendalikan oleh fungsi hormon ovarium. d. Pascamenopause, yaitu menorhea 12 bulan ( 12 bulan setelah menopause) ditandai dengan kadar FSH dan LH yang tinggi serta kadar estrogen dan progesteron yang rendah.
e. Menopause iatrogenik, yaitu menopause karena pengangkatan kedua ovarium atau kerusakan ovarium akibat radiasi, penggunaan obat sitostika atau penyebab lainnnya.
f. Menopause prekok, yaitu menopause sebelum usia 40 tahun.
g. Sindrom klimakterium, yaitu keluhan
- – keluhan spesifik yang timbul kaibat kekurangan estrogen yang dapat dimulai pada masa perimenopause dan berlanjut sampai beberapa tahun pascamenopause ( Herawati, 2009, h. 164).
III. Tahapan Dalam Menopause
a. Fase premanopause Pada fase ini seseorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadinya perubahan psikologi atau kejiwaan. Terjadi perubahan fisik yang berlangsung selama 4- 5 tahun, pada usia antara 48- 55 tahun ( Herawati, 2009, h. 164).
Gejala
- – gejala yang timbul : 1) Siklus hais yang tidak teratur 2) Pendarahan haid yang memanjang 3) Jumlah darah haid yang banyak 4) Nyeri haid
b. Fase Perimenopause Masa ini biasanya terjadi selama kira- kira 4-5 tahun, dan dimulai sebelum masa menopause. Biasanya seorang wanita akan mengalami gejala menopause ( misalnya hot flushes atau rasa panas, berkeringat dingin di malam hari). Menstruasi biasanya kurang dapat diprediksikan selama tahap ini. Seorang wanita mungkin akan merasa bahwa menstruasinya menjadi semakin jarang atau semakin sering, tidak teratur, lebih banyak atau lebih sedikit. Apabila seorang wanita mengalami setahun penuh ( atau lebih dari dua tahun dan berusia dibawah 50 tahun) tanpa menstruasi, maka hal itu menandai akhir dari masa perimenopause dan awal dimulainya menopause (Rebecca, 2007, h.16).
c. Fase post menopause Terjadi pada usia diatas 60 tahun, wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, dan keluhan semakin berkurang (Herawati, 2009, h. 165).
4. Etiologi dan Faktor Yang Mempengaruhi Menopause
a. Penyebab Dari Menopause Pada laki-laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai usia tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel secara bermakna. Pada seorang anak wanita lahir, primordial folikel tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki
10.000 folikel. Penyebab berkurangnya folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti sel- sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal bebas, kerusakan permanen dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. Karena oosit selalu mengalami kendali mutu yang ketat, oosit yang telah mengalami kelainan akan dikeluarkan melalui proses apoptosis ( kematian sel yang terprogram ). Bila jumlah primordial folikel mencapai jumlah yang kritis, akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon, yang berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik, dan pada akhirnya terjadi oligomenorea. Bila sudah tidak tersedia folikel lagi, berarti wanita tersebut telah memasuki usia pascamenopause. Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah tidak teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan kemungkinan hamil selalu ada ( Baziad, 2003, h. 5-6 ).
b. Faktor
- – Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala premenopause antara lain : 1) Faktor psikis
Perubahan
- – perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain – lain.
- – beda tergantung dari kemampuan untuk menyesuaikan diri.
2) Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor
- – faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor
- –faktor tersebut cukup baik, bakan mengurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan fakor klimakterium sebagai faktor fisiologis.
3) Budaya dan lingkungan Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini. 4) Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita kerier baik yang sudah atau belum berumah tangga, menarch (menstruais pertama) yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan
- – keluhan klimakterium yang ringan ( Atikah, 2010, h. 40).
5. Patofisiologi Menopause Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi dikelenjar hipofisis yang ada diotak ( FSH dan LH ) dan dua hormon lagi yang dihasilkan oleh ovarium ( estrogen dan progesteron ). Pada saat menjelang masa menopause, FSH dan LH terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi, karena ovarium semakin tua maka kedua ovarium tidak dapat merespon FSH dan LH sebagaimana seharusnya. Akibatnya, estrogen dan progesteron yang diproduksi juga semakin berkurang.
Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat lagi menghasilkan hormon- hormon tersebut dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus menstruasi. Jadi kesimpulannya, ketika seseorang memasuki menopause kadar estrogen dan progesteron turun dengan drastis karena ovarium berhenti merespons FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang ada di otak. Sebagai usaha agar kedua ovarium dapat berfungsi dengan baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan LH lebih banyak lagi tetapi hal itu tidak akan gunanya karena kedua ovarium sudah tidak dapat berfungsi dengan normal. Akan tetapi, kecenderungan otak untuk memproduksi lebih banyak FSH memberikan satu keuntungan yaitu kadar FSH yang tinggi dapat dideteksi dalam darah atau urine dan dapat digunakan sebagai tes sederhana untuk mendeteksi menopause ( Rebecca, 2007, h. 19 ).
6. Tanda dan Gejala Menopause
a. Tanda Menopause Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini, pre- menopause, perimenopause, dan post- menopasue, umumnya mengalami gejala puncak ( klimakterium) dan mempunyai masa transisi atau masa peralihan. Fase ini disebut dengan periode klimakterium ( cimacter = tahun perubahan, pergantian tahun yang berbahaya). Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis yang ditandai dengan rasa terbakar ( hot flush ), haid tidak teratur, jantung berdebar dan nyeri saat berkemih.
Pada umumnya, menopause diawali dengan suatu fase pendahuluan fase pre menopause, yang menandai suatu proses
“pengakhiran”, maka munculah tanda – tanda, antara lain : 1) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur 2)
“Kotoran” haid yang keluar banyak sekali ataupun terlalu sedikit 3) Muncul gangguan
- – gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh
- – pembuluh darah 4) Merasa pusing disertai sakit kepala 5) Berkeringat tiada henti 6) Neuralgia atau gangguan sakit syaraf
b. Gejala Sindrom Premenopause 1) Gangguan vasomotor
Hot flush ( perasaan panas dari dada hingga wajah), wajah
dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi kemerahan muncul di dada dan lengan terasa panas ( hot flushes). Ini terjadi bebrapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi.
2) Night Sweat ( berkeringat di malam hari)
Keringat dingi dan gemetaran juga dapat terjadi. Ini biasanya dialami selama 30 detik sampai 5 menit.
3) Dryness Vaginal ( kekeringan pada vagina)
Area genital yang kering dan bisa sebagai bahan perubahan kadar estrogen. Kekeringan ini bisa menyebabkan adanya infeksi vaginal.
4) Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
Pemurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmitter yang ada diotak. Neurotransmitter yang terdapat diotak antara lain : dopamin, serotonin, dan endorfin. Neurotranmitter
- – neurotransmitter ini berfungsi dalam menunjang proses kehidupan.
Dopamin mempunyai fungsi untuk mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh, dan seksual. Kadar dopamin dipengaruhi oleh estrogen, selain ituendorfin dapat merangsang terbentuknya dopamin. Serotonin berfungsi untuk mempengaruhi suasana hati dan aktivitas. Sedangkan endorfin menjalankan fungsi yang berhubungan dengan ingatan dan perasaan seperti rasa nyeri dan sakit.
Produksi endorfin pada masa pre menopause mengalami penurunan hal ini terjadi karena kadar estrogen dalam darah juga mengalami penurunan. Penurunan kadar endorfin, dopamin dan serotonin tersebut mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berubah dan mudah tersinggung.
5) Insomnia ( susah tidur )
Kesulitan tidur dapat disebabkan karena Hot flushes, selain itu dapat disebabkan juga karena rendahnya kadar serotonin pada masa pre menopause. Kadar serotonin dipengaruhi oleh kadar endorfin.
6) Gejala akibat kelainan metabolik
Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL dan menurunnya kadar kolesterol HDL.
7) Depresi ( rasa cemas ) Penurunan hormon estrogen menyebabkan turunnya neurotransmitter di dalam otak, neurotransmitter di dalam otak tersebut mempengaruhi suasana hati sehingga jika neurotransmitter ini kadarnya rendah, maka akan muncul perasaan cemas yang merupakan pencetus terjadinya depresi ataupun stress. 8) Fatigue ( mudah lelah ) 9) Penurunan libido
Beberapa wanita mengalami penurunan gairah seks ketika menjelang pre menopause. Hal ini terjadi karena terjadi perubahan pada vagina, seperti kekeringan yang membuat areal genital sakit dan selain itu terjadi perubahan hormonal sehingga dapat menurunkan gairah seks. 10) Dispareunia ( rasa sakit saat berhubungan seksual )
Hal ini terjadi karena vagina menjadi pendek menyempit, hilang elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi. 11) Inkontinensia urin ( sering buang air kecil )
Gejala yang disebabkan oleh karena atrofi urogenitalis, yang sering dirasakan kering pada vagina, rasa perih, keputihan, rasa pana pada vagina, selalu ingin kencing, dispareunia dan nokturia. Uretra dan vagina yang berasal dari jaringan embriologik yang sama, sehingga defisiensi estrogen menyebabkan atrofi pada keduanya. Dinding vagina akan menipis dan terjadi atrofi kelenjar vagina sehingga lubrikasi berkurang dan menyebabkan dispareuni.
12) Ketidakteraturan siklus haid
Adanya gangguan siklus haid seperti polymenorrhoe, olygomenorrhoea, amenorrhoea, dan metrorrargia yang terjadi akibat adanya penurunan kadar estrogen saat masa pre menopause.
13) Gejala kelainan metabolisme mineral Mudah terjadi fraktur pada tulang, akibat ketidakseimbangan absorpsi dan resorbsi mineral terutama kalsium. Bila hali ini berlangsung lama, maka dapat mengakibatkan osteoporosis ( Atikah,, 2010, h. 32
- – 39 ).
7. Kelainan Jadwal Menopause Menopause bisa terjadi secara alamiah atau sebagai akibat pembedahan atau penyinaran. Berhentinya haid karena operasi terjadi apabila uterus diangkat. Pengangkatan ovarium kadang- kadang dilakukan karena penyakit ovarium, akan tetapi lebih sering dilakukan histerektomi untuk suatu sebab dan ovarium diangkat sebagai tindakan prefentif terhadap karsinoma ovarii.
Tindakan terakhir ini masih kontroversial jika dilakukan pada wanita sebelum menopause, tetapi umumnya dibenarkan pada wanita pasca menopause. Menopause buatan umumnya menimbulkan gejala-
- – gejala seperti pada umumnya, namun lebih sering terjadi gejala gejalanya dengan menopause alamiah.
a. Menopause Premature Umumnya batas terendah terjadinya menopause ialah 44 tahun. Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun dinamakan menopause premature.
Diagnosis menopause premature dapat dibuat apabila penghentian haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta meningkatnya kadar hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terakhir ini tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab- sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium.
Faktor
- – faktor yang dapat menyebabkan menopause premature ialah karena faktor herediter (keturunan), gangguan gizi yang cukup berat, penyakit
- – penyakit menahun, dan penyakit – penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium.
Menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan.
b. Menopause terlambat Batas terjadinya menopause umumnya ialah 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid diatas umur 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab
- – sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah konstitusional, fibromioma uteri, dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Menurut Novak, wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat ( Sarwono, 2007, h. 241 ).
8. Diagnosa Menopause Untuk melakukan pencegahan terhadap adanya sindrom pre menaopause maka perlu dilakukan penegakan diagnosis dari tahap pre menopause sendiri. Dengan mengetahui gejala dan hasil pemeriksaan maka dapat membantu menghambat terjadinya sindrom pre menopause.
Diagnosis pre manopause selalu terlihat dari riwayat kesehatan wanita dan gejala yang mendukungnya. Tes darah dapat mengetahui penurunan kadar estrogen. Selain itu kita juga melihat umur dan gejala
- – gejala yang timbul. Gejala yang timbul pada tahap pre menopause seperti gangguan vasomotor, night sweat, dryness vaginal, penurunan daya ingat dan mudah tersinggung, insomnia, gejala akibat kelainan metabolik, depresi dan rasa cemas, fatigue, drypareunia, penurunan libido, inkontinensia urin, ketidakteraturan siklus haid, dan kelainan metabolisme mineral.
Apabila seorang wanita dengan usia sekitar 40 tahun mengalami gejala
- – gejala seperti tersebut maka kemungkinan dapat di diagnosis mengalami sindrom pre menopause karena pada usia 40 tahun biasanya wanita sudah memasuki tahapan pre menopause. Maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menangani gejala tersebut dan perlu dilakukan pemeriksaan lain agar dapat mengetahui berbagai gangguan kesehatan yang terjadi.
9. Pemeriksaan menopause Pada masa pre menopause banyak terjadi perubahan, baik perubahan fisik maupun perubahan psikis yang terjadi karena menurunnya kadar estrogen. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh, berikut ini akan dijelaskan beberapa pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan pada masa pre menopause.
Menurut Varney (2007, h. 321) ada beberapa jenis pemeriksaan yaitu:
a. Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal atau tahunan (1) Urinalisis atau dipstik urine.
(2) Papsmear dengan indeks maturasi. (3) Mamografi, setiap 1 dan 2 tahun diusia antara 40 dan 49 tahun, setiap tahun dari usia 50 tahun.
(4) Feses untuk melihat adanya samar darah. (5) Kolesterol plasma puasa, trigliserida, dan profil lemak setiap 3 sampai 5 tahun jika normal.
(6) TSH pada usia 45 tahun dan selanjutnya setiap tahun. Terdapat peningkatan insiden hipotiroidisme seiring dengan proses penuaan.
b. Uji lain ( menggunakan variasi berdasarkan profil klinis dan faktor resiko individu ) (1) Gonadotrofin hipofisis
Digunakan untuk menentukan status menopause. Kadar FSH adalah 4-30 mIU/mL dengan lonjakan pada masa praovulasi hingga 50 mIU/mL pada masa reproduktif, > 100 mIU pada pasca menopause. FSH meningkat lebih awal aetelah menopause dan kadarnya lebih tinggi daripada LH. Kadar LH adalah 4-30 mIU/mL dengan lonjakan pada masa praovulasi sampai 100 mIU/mL pada masa reproduktif, > 100 mIU/mL pada pasca menopause.
(2) Estrogen Digunakan untuk mnegevaluasi status menopause dan efek terapi hormon pada kadar estradiol sirkulasi. Kadar normal estradiol adalah 50-350 pg/mL ( piktogram per milimeter ) pada masa reproduktif dan 5-25 pg/mL pada pasca menopasue. Karena kadar akhir tidak tumpang tindih dengan kadar pramenopause, pengukuran < 25 pg/mL dapat membantu dalam mendiagnosis menopause. Kadar estron adalah 20-70 pg/mL. Terdapat tumpang tindih yang besar antara wanita muda dan lansia, sehingga pengukuran estron tidak banyak membantu sebagai alat diagnostik. (3) Kadar glukosa puasa dan posprandial dua jam Berguna jika faktor resiko menunjukan adanya diabetes.
(4) Uji fungsi hati Dilakukan sebelum meresepkan terapi hormon jika penyakit hati ada atau diduga.
(5) Biopsi endometrium Tepat untuk menyingkirkan dugaan hiperplasia dan kanker endometrium pada wanita pasca menopause yang mengalami perdarahan uterus setelah labih dari setahun mengalami amaenorea. Juga bermanfaat dalam menyingkirkan dugaan patologi akibat kelebihan estrogen eksogenus yang tampak secara klinis dalam perdarahan tidak tterjadwal dengan penggunaan terapi sulih hormon. Biopsi endometrium tidak diperlukan unutk perubahan siklus normal yang menyertai pramenopause, dengan pemeriksaan panggul normal serta tidak ada faktor resiko hieprplasia dan kanker endometrium, atau aebelum permulaan terapi hormon. (6) Ultrasonografi transvagina
Digunakan untuk mengevaluasi massa pangguk dan perdarahan tidak terjadwal untuk menyingkirkan dugaan patologi endometrium. Penebalan endometrium pascamenopause berhubungan dengan ada atau tidaknya patologi seperti neoplasia, mioma atau polip. Hal ini juga bermanfaat untuk mengevaluasi adanya massa atau neoplasia. (7) DXA ( dual energy x-ray absorptiometry )
Berguna jika wanita belum memutuskan rencana terapeutik mana yang harus diikuti ( terapi sulih hormon, biofosfonat, olahraga atau suplemen kalsium ), dan data lain akan membantu membuat keputusan klinis terhadap plilihan ini.
10. Perubahan Organ Pada Masa Menopause
a. Perubahan Pada Organ Reproduksi 1) Uterus ( rahim )
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstitial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
2) Tuba Fallopi ( saluran Telur ) Lipatan
- – lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.
3) Serviks ( mulut rahim ) Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.
4) Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae,berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. Keasaman vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil Donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternal melemah menyebabkan uretritis dan pembentukan karankula. 5) Dasar pinggul
Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.
6) Perineum dan anus Lemak dan subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina. 7) Vesica Urinaria (kandung kencing )
Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.
8) Kelenjar payudara Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.
b. Perubahan Diluar Organ Reproduksi 1) Adipositas ( penimbunan lemak )
Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas. Ditemukan 29 % wanita klimakterium memperlihatkan kenaikan berat badan yang sedikit dan 20 % kenaikan yang menyolok. Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
2) Hipertensi ( tekanan darah tinggi )
Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik sistol maupun diastol. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esensial primer adalah wanita antara 45 – 70 tahun. Pada permulaan peningkatan tekanan darah paling banyak terjadi selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia klimkaterium terjadi secara bertahap, kemudian menetap dna lebih tinggi dari tekanan darah sebelumnya.
3) Hiperkolesterolemia ( kolesterol tinggi ) Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol pada wanita terjadi 10
- – 15 tahun lebih lambat dari laki – laki. Peningkatan kadar kolesterol merupakan faktor utama dalam penyebab arterosklerosis.
4) Aterosklerosis ( perkapuran dinding pembuluh darah ) Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan peningkatan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Sklerosis koroner primer dan infark miocard akan terjadi 1
- – 2 Kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun. 5) Virilisasi ( pertumbuhan rambut
- – rambut halus ) Turunnya estrogen dalam darah dan adanya efek androgen menyebabkan t
- – tanda diferensiasi dari defeminisasi dan maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri dalam membentuk estron yang bersifat androgen.
6) Osteoporosis ( keropos tulang ) Dengan menurunnya kadar estrogen, maka proses
osteoblast yang berfungsi dalam pembentukan tulang akan
terhambat dan fungsi osteoclast dalam merusak tulang akan meningkat. Karena tulang tua diserap dan dirusak oleh osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblas, Maka tulang menjadi osteoporosis ( Proverawati, 2010, h. 27
- – 30 ).
11. Perubahan Psikologis pada Masa Menopause
a. Perubahan peran dalam kehidupan keluarga Perubahan peran ini menginjak pada saat anak- anak menuju usia dewasa dan mandiri. Menurut Cumming dan Herry, orang yang lebih tua yang mengalami pelepasan itu menjadi bahagia dengan kebebasannya yang lebih banyak, kewajiban- kewajibannya berkurang terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama.tf b. Ibu Merasa Tidak Lagi Dibutuhkan
Dengan bertambah dewasa dan mandirinya, seorang anak terkadang anak tidak mengikutsertakan orang tua kedalam suatu permasalahan
- –permasalahannya, seorang anak ingin mengatasi berbagai masalahnya sendiri. Disini akan timbul suatu konflik baru, orang tua akan merasa tidak lagi dibutuhkan oleh anak- anak mereka.
c. Perubahan Hubungan Sosial dengan Lingkungan Dalam teori Disengagement dikatakan bahwa manusia yang menjadi tua dan terutama yang sudah sangat tua akan mencari bentuk
- – bentuk isolasi sosial tertentu dan justru dalam isolasi itu, atau karena isolasi ituia menjadi bahagia dan puas.
d. Kehilangan Anggota Keluarga Ketika seorang anak menjadi seorang dewasa dan pada waktunya mereka harus menikah, orang tuatentunya akan merasa senang kerana kewajibannya telah selesai dalam mengasuh anaknya, dan dalam kesenangan itu ada perasaan kehilangan terhadap salh satu anggota keluarganya. Hal ini dapat menjadi konflik ketika semua anggota keluarga hidup mandiri dan tidak menjadi satu ( tidak hidup bersama) dengan orang tuanya ( Mansur, 2009, h. 165
- – 166 ).
12. Upaya untuk Mengurangi Gejala Pada Menopause Melihat berbagai gejala dan dampak yang ditimbulkan akibat sindrom pre menoapause maka diperlukan suatu upaya penanggulangan untuk mengatasi berbagai dampak yang terjadi pada masa pre menopause, antara lain : a. Pada umumnya wanita mengalami gejala haid tidak teratur, ketidakteraturan ini disebabkan oleh keadaan hormon yang tidak seimbang yang dapat berupa siklus haid yang lebih pendek, jarak haid yang tidak teratur atau perdarahan yang banyak perlu diwaspadai karena ada kemungkinan merupakan pertanda adanya suatu yang tidak beres pada tubuh, misalnya adanya tumor, kanker, atau jaringan fibroid yang sering muncul menjelang menopause. Segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan tidak adanya kelainan.
b. Selalu berdiri, duduk dan berjalan dengan tegak. Mengurangi pemakaian garam untuk menghindari penumpukan air oleh jaringan.
c. Edukasi dan dukungan dari pemberi pelayanan kesehatan, edukasi meliputi pengertian pre manopause, menopause, dan post menopause. Menjelaskan bahwa proses tersebut adalah proses yang alamiah terjadi , apa saja gejala- gejala yang mungkin timbul pada masa pre menopause serta cara mengatasi sindrom pre menopause ( baik secara medikal atau pendekatan alternatif )..
d. Minumlah susu non fat atau low fat, jus jeruk, sayur hijau, makan
- – sarden kaleng yang banyak mengandung kalsium. Hindari faktor faktor yang dapat memicu rasa panas seperti makanan berbumbu banyak, makanan yang pedas dan panas, makanan berlemak, alkohol dan kafein juga dapat memicu hot flush.
e. Berolahraga, mulai dari berjalan jauh atau senam jauh.
f. Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin ( A, B, C, E complex, D, Bioflavonoid ) dan kalsium atau jenis makanan yang mengandung keduanya. Vitamin A, pada biji kedelai berasal dari keroten yang merupakan bahan dasar vitamin A, membantu kelancaran fungsi organ penglihatan dan pertumbuhan tulang. Vitamin B1 atau yang sering disebut tianin sangat berperan dalam reaksi
- – reaksi dalam tubuh yang menghasilkan energi. Vitamin B2 disebut juga flavin, merupakan pigmen yang banyak terdapat pada susu, baik susu sapi atau susu manusia, maupun susu kedelai. Vitamin E melancarkan proses reproduksi dan proses menstruasi, mencegah impotensi, keguguran dan penyakit jantung kardiovaskuler, meningkatkan produksi air susu, membantu memperpanjang umur dan sebagai antioksidan.
g. Jangan merokok, minum alkohol, dan minum banyak air putih.
h. Medikasi herbal atau disebut sebagai suplemen dibandingkan sebagai obat. Contoh herbal yang sering dipakai di Indonesia adalah ginseng dan ginkgo biloba ( 120- 160 mg ), digunakan untuk mengurangi gejala menopause seperti salah satunnya memory loss. i. Memeriksakan kesehatan secara berkala. Dengan melakukan pemeriksaan secara berkala maka diharapkan para wanita dapat mengetahui kondisi kesehatannya dan menjaga kesehatannya pada msa pre menopause sampai seterusnya. j. Rasa tidak nyaman atau nyeri pada saat berhubungan intim karena kurangnya cairan vagina bisa diatasi dengan pemberian jelly atau lubricant yang banyak dijual di apotek. k. Senam untuk menguatkan otot panggul (kegel) senam kegel adalah senam untuk menguatkan otot dasar panggul, dinamakan sesuai dengan penemunya yaitu seorang dokter kebidanan kandungan bernama dr. Arnold kegel pada tahun 1945.
Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul pubococygeus (PC) atau pelvic floor muscle yang semula dipergunakan untuk terapi pada wanita maupun pria yang tidak mampu mengontrol keluarnya urine. Senam kegel sangat baik dilakukan untuk mencegah syndrom pre menopause. Pada sindrom pre menopause terjadi inkontensia urine sehingga sangat baik apabila dilakukan senam kegel karena dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol urinnya.
Cara melakukan senam kegel : (1) Senam kegel sangat mudah dilakukan di mana saja dan tanpa seorang pun tahu (2) Langkah pertama, posisi duduk atau berbaring, cobalah untuk menahan mengontraksikan otot panggul dengan cara yang sama ketika menahan kencing. Anda harus dapat merasakan otot panggul andameremas uretra dan anus. Apabila otot perut atau bokong juga mengeras maka anda tidak berlatif dengan otot yang benar. (3) Kontraksikan otot panggul selama 1 detik, kemudian istirahat selama 10 detik.
(4) Lakukan latihan ini berulang- ulang sampai 10- 15 menit kali per sesi.
Lakukan tiga kali sehari. (5) Latihan kegel efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8- 12 minggu setelah latihan teratur.
Manfaat senam kegel : (a) Memperkuat otot- otot panggul (b) Mencegah terjadinya beser (c) Mencegah haemoroid (d) Membantu meningkatkan kepuasan seksual
Menurut Sinclair (2010, h. 713), bisa juga akibat penurunan libido dengan waktu yang diperlukan untuk rangsangan seksual memanjang baik pria atau wanita seiring pertambahan usia.
13. Penyakit Yang Mudah Timbul Akibat Menopause Hal penting lain yang berhubungan dengan masalah pre menopause adalah sejarah pemakaian alat kontrasepsi oleh wanita pada masa pre menopause. Beberapa wanita menghubungkan cepatnya mengalami menopause dan resiko perdarahan yang panjang dengan pemakaian IUD. Sebagian wanita yang menggunakan alat kontrasepsi suntik dan pil mengalami masa haid yang tidak teratur. Akibatnya mereka ragu
- – ragu untuk menggunakan kontrasepsi dan mereka menghadapi resiko kehamilan tidak diinginkan. Adapun dampak yang dapat terjadi akibat pre menopause antara lain :
- – sel kanker dibentuk dari sel – sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi ( penyinaran ) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
Salah satu faktor terjadinya kanker payudara adalah karena adanya peningkatan konsumsi lemak. Lemak yang tadinya berkonsentrasi di pinggul dan paha akan merayap naik ke atas pinggang dan perut. Banyak wanita yang mengalami penambahan berat badan selama transisi dari masa pre menopause menuju masa menopause. Mengendalikan berat badan amatlah penting karena kenaikan berat badan pada transisi pre menopause sampai masa pasca menopause ternyata terkait erat dengan peningkatan resiko kanker payudara.
b. Kanker Leher Rahim ( serviks ) Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim ( uterus ) dengan liang senggama ( vagina ). Setelah terpapar HPV, sistem imun wanita biasanya mencegah virus untuk membahayakan tubuh. Pada beberapa kelompok wanita, virus ini dapat bertahan selama bertahun
- – tahun sampia pada akhirnya mengkonversi beberapa sel pada permukaan serviks menjadi sel kanker.
Setengah dari kejadian kanker serviks terjadi pada wanita diantara umur 35 dan 55 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada tahapan pre menopause karena terjadi penurunan hormon estrogen yang berfungsi mempertahankan fungsi tubuh, dan jika hormon ini mengalami penurunan maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh. Sehingga tubuh kurang dapat menghalau virus maupun mikroba yang menyebabkan penyakit. Pemeriksaan pap smear untuk skrining dapat menurunkan angka kematian dari kanker serviks.
c. Risiko Kanker Rahim Kanker rahim adalah tumor ganas pada endometrium ( lapisan rahim ). Kaknker rahim biasanya terjadi setealh masa pre menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50
- – 60 tahun. Kanker ini bisa menyebar ( metastase ) secara lokal maupun ke barbagai bagian tubuh ( misalnya : kanalis servikalis, tuba fallopi, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah ).
Penyebab penyakit kanker rahim belum diketahui secara pasti, tetapi penyakit ini melibatkan penurunan kadar estrogen.
Estrogen bertanggung jawab terhadap pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Selama masa reproduktif, pembentukan lapisan rahim diikuti dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi. Berkurangnya kadar pada estrogen pada pre menopasue menyebabkan tidak terjadinya pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Tetapi hormon androgenik yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal diubah menjadi estrogen dan kadang hal ini menyebabkan perdarahan pasca menopasue. Hal ini tidak perlu di khawatirkan, tetapi karena perdarahan pasca menopause bisa merupakan penunjuk adanya suatu kelainan ( termasuk kanker ).
d. Insomnia Menurut Hoeve ( 1992 ), insomnia merupkan keadaan tidak dapat tidur atau terganggunya pola tidur. Pre menopause merupakan sumber potensial lain pada masalah tidur. Nyeri tiba
- – tiba atau dikenal dengan hot flush dan perubahan cara bernafas termasuk yang paling banyak di alami kaum wanita di saat pertama kali datang menopause. Separuh wanita pada pre manopause menderita nyeri tiba – tiba, dan rata – rata mengalaminya selama lima tahun pertama.
Kondisi ini cukup mengganggu tidur dan bisa memicu kelelahan di siang hari.
Menurut Hawari ( 1990 ), insomnia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain fisik dan psikis. Faktor fisik misalnya, terserang flu sehingga sulit tidur. Sedangkan gangguan psikis adalah stress, cemas, depresi.
Menurut Kartono ( 1992 ) perubahan psikis yang terjadi terjadi
- – pada masa menopause dapat menimbulkan sikap yang berbeda beda, di antaranya yaitu adanya suatu kritis yang dimanifestasikan
- – gejala psikologis seperti depresi, mudah tersinggung, mudah menjadi marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur, karena sangat bingung dan gelisah.
Lebih lanjut Kartono mengungkapkan ketika masa pre menopause berlangsung, terjadilah perubahan fisik maupun psikis.
Menurunnya fungsi hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan timbulnya keluhan
- – keluhan seperti pusing, mual, gerah, berdebar
- – debar, dan sebagainya. Masalah pre menopause memberikan perubahan psikis karena adanya anggapan bagi sementara wanita bahwa pre menopause adalah t
- – tanda penuaan dan akan berakhirnya semua sifat – sifat kewanitaannya.
Terjadinya kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan pada masa pre menopause dapat menyebabkan terjadinya insomnia. Hal ini didukung oleh pendapat Walsleben ( Handita, 2004 ) bahwa gangguan tidur tidak langsung berhubungan dengan mneurunnya hormon, namun kondisi psikologis dan meningkatnya kecemasan, gelisah dan emosi sering tidak terkontrol akibat menurunnya hormon estrogen yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya gangguan tidur pada wanita pre menopause.
e. Risiko Osteoporosis Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikroarsitektur dari jaringan tulang. Hal tersebut diakibatkan oleh meningkatnya fragilitas serta kecenderungan tulang untuk mengalami fraktur.
Pada fase pre menopause siklus menstruasi mulai anovulatoir. Selama periode ini wanita mengalami percepatan kehilangan folikel yang sangat dramatis bahkan sampai folikel habis. Terjadinya percepatan kehilangan folikel ini berhubungan dengan peningkatan FSH dan penurunan inhibin. Peningkatan FSH akibat dari berkurangnya kualitas dan kapabilitas folikel yang matur dan berkurangnya sekresi inhibin dari sel granulose. Inhibin berperan dalam mekanisme umpan balik negative terhadap sekresi FSH di hipofise. FSH berfungsi dalam proses perkembangan dan pematangan folikel ovarium, tetapi ovarium terjadi kehilangan folikel bahkan pada saat menopause dapat dinyatkan tidak ada yang tersisa, ovarium tidak lagi memproduksi estrogen, akibatnya kadar FSH meningkat. Pada menopasue terjadi peningkatan kadar FSH di atas 30 IU/ml dan penurunan kadar estrogen kurang dari 40 pg/ml.
Estrogen akan berikatan dengan reseptor estrogen pada osteoblast yang secara langsung memodulasiaktifitas osteoblastik dan secara tidak langsung mengatur pmebentukan osteoklast yang bertujuan menghambat resorpsi tulang sehingga jika kadar estrogen turun maka tidak ada yang dapat menghambat resoprsi tulang. Hormon estrogen ini sangat berperan dalam pembentukan tulang, remodelling tulang yang mempertahankan keseimbangan kerja osteoblas ( formasi tulang ) dan osteoklast ( penyerapan tulang ). Akibat dari penurunan hormon estrogen ini, maka proses pada tulang tersebut terganggu. Hal ini akan semakin mempermudah terjadinya penyakit osteoporosis.
f. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL ( kolesterol jahat ) dan menurunnya kadar kadar kolesterol HDL ( kolesterol baik ). Ketidak beradaan estrogen membuat produksi membuat produksi NO ( Nitric oxide ) menurun, NO itu sendiri berperan dalam vasodilatasi arterial dan pencegahan adhesi dari makrofag dan trombosit ke dinding arteri ( Proverawati, 2010, h. 80 - 105 ).
14. Penatalaksaan Medis
a. Terapi Hormon Pengganti Kebanyakan kaum wanita yang mengalami menopause mempunyai kebutuhan terhadap hormon estrogen. Sedangkan, pada tahap pre menopause jika dilakukan penambahan hormon estrogen akan sangat bermanfaat bagi kesehatan kaum wanita. Sebaiknya sebelum menjalani terapi hormon estrogen, seseorang harus menjalani lebih dahulu pemeriksaan terhadap rahim, kelenjar payudara, darah ( air kencing ) secara ruitn, fungsi hati dan ginjal, lemak darah, gula darah, dan disfungsi pengentalan darah, dengan demikian baru dapat memperoleh pengobatan yang aman dan efektif.
Terapi sulih hormon ( TSH ; Hormon Replacement Therapy = HRT ) efektif untuk meringankan gejala yang menyertai sindrom pre menopause, menopause dan mencegah osteoporosis, serta menjaga kestabilan berat badan.
b. Jenis
- – jenis Hormon Pengganti Ada beberapa macam jenis HRT, yaitu dengan estrogen saja, serta dengan kombinasi estrogen dan progesteron. HRt dengan kombinasi proggesteron merupakan pilihan yang efektif untuk
Adapun jenis HRT antara lain : 1) Combined Hormon Replacement Therapy ( CHRT )
Yaitu hormon dengan estrogen Estradiol Hemyhidrate Drospirenone, yaitu Angelic, produksi schering, sebuah perusahaan farmasi yang juga memproduksi pil KB. Drospirenone merupakan salah satu jenis dari progesteron. Pada CHRT digunakan kombinasi progesteron dan estrogen, sedangkan ERT hanya estrgoen saja. CHRT itu sendiri ada yang bersifat kontinu ( C- CHRT ) dan sequensial ( S- CHRT ).
2) Estrogen Replacement Therapy (ERT) contohnya Estradiol Hemyhidrate memiliki beberapa keunggulan, yaitu merupakan estrogen alami yang lebih ditoleransi oleh tubuh, sehingga lebih efektif dan tidak memberatkan kerja liver. Angeliq juga terbukti efektif untuk mengatasi hot flush ( gejolak panas ), menjaga kestabilan berat badan dan membantu mengontrol tekanan darah.
c. Strategi Terapi Strategi terapi dapat diabgi menjadi :
1) Strategi jangka pendek dilakukan untuk tujuan simptomatik, setelah gejala berkurang maka pemberian obat dikurangi secara gradual untuk mencegah rekuensi. Apabila terjadi rekurensi terapi harus dilanjutkan sampai tanda withdrawal menghilang.
Perencanaan terapi dilakukan dalam 2
- – 3 tahun sedang terapi jangka panjang.
2) Strategi jangka panjang
Bertujuan preventif yakni mencegah osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler. Lama terapi antara 5