HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

  

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN

PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

  SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

  Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

  Diajukan oleh: SITA RUSMINDARTI

  NIM : A11300943 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

  2017 ii

iii

iv

v

vi

  Program Studi S1 Keperawatan SekolahTinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Gombong Skripsi, Juni 2017 1) 2) 3) SitaRusmindarti , IsmaYuniar, M.Kep , Sarwono, S.KM.,M.Kes

ABSTRAK

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN

  

PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

LatarBelakang, Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular yang erat

kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang buruk. Penemuan kasus

tuberkuosis paru baru BTA+ di Kebumen 2015 sebanyak 672 kasus. Kasus ini meningkat

dari tahun 2014 sebelumnya yaitu sebanyak 435 kasus.

  

TujuanPenelitian, Untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah (bahan bangunan

rumah, ventilasi, pencahayaan dan kepadatan hunian) dengan kejadian penderita

tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1.

  

MetodePenelitian, Analitik korelasional dengan pendekatan kasus kontrol. Sampel

penelitian berjumlah 80 responden. Pengambilan data menggunakan lembar observasi,

alat meteran dan alat luxmeter. Analisis dilakukan dengan anlisis univariat dan analisis

bivariat yang menggunakan chi square dan penghitungan odd ratio.

  

HasilPenelitian, Didapatkan bahan bangunan rumah (p=1,000; OR=0,879), ventilasi

(p=0,309; OR=0,519), pencahayaan (p=0,036; OR=0,265) dan kepadatanhunian (p=0,367;

OR= 1,667).

  

Kesimpulan,Yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian tuberkulosis paru

adalah pencahayaan, sedangkan yang tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah

bahan bangunan rumah, ventilasi dan kepadatan hunian rumah. Dari hasil keseluruhan

bahan bangunan rumah, luas ventilasi, pencahayaan dan kepadatan hunian bukan menjadi

faktor resiko kejadian tuberkulosis paru.

  

Rekomendasi, Kepada penderita tuberkulosis paru sebaiknya merenovasi

rumah/membangun rumah yang pencahayaanya lebih baik dan menjaga kesehatan

lingkungan rumah.

  Kata Kunci; Tuberkulosis paru, kondisi fisik rumah 1)

  Mahasiswa

  2)

  DosenPembimbing 1

  3)

  DosenPembimbing 2

  

vii

  S1 Program of Nursing Dept Muhammadiyah Health Sciences Institute of Gombong Mini-thesis, June 2017 1) 2) 3) SitaRusmindarti , IsmaYuniar, M.Kep , Sarwono, SKM.,M.Kes

ABSTRACT

THE CORRELATION OF PHYSICAL CONDITION OF A HOUSE ANDTHE

  

INCIDENCE OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENT IN THE WORKING

AREA OF COMMUNITY HEALTH CENTRE 1

OFSEMPOR

Background:Pulmonary tuberculosis is a chronic and contagious disease closely related with poor

environmental condition. In 2015 there were 672 cases of new pulmonary tuberculosis BTA+ in

Kebumen regency. There are increase as many as 435 cases compared to the incidence in 2014.

  

Objective:To determine the correlation of the physical condition of a house (building materials,

ventilation, lighting, occupancy density) and the incidence of pulmonary tuberculosis patient in the

working area of Community Health Centre 1 (Puskesmas) of Sempor.

  

Method:This study is a correlative analysis with case control approach. The samplesare 80

respondents. Data collection was done by using observation sheet, meter and luxmeter tools. The

analysis was performed by univariate analysis and bivariate analysis using chi square and odd ratio

calculation (OR).

  

Result:This study resulting in the findings of the values of the building materials (p = 1,000, OR =

0,879), ventilation (p = 0,309; OR 0,519), lighting (p = 0,036; OR = 0,265) and occupancy density (p

= 0,367; OR = 1.667).

  

Conclusion: There is a significant correlation oflighting andthe incidence of pulmonary tuberculosis.

  

Meanwhile,building materials, ventilation, and occupancy density have no significant correlationwith

the incidence of pulmonary tuberculosis. Therefore,building materials, ventilation, lighting and

occupancy density are not risk factorsof pulmonary tuberculosis.

  

Recommendation:The pulmonary tuberculosis patient is expected to renovate or build a new house

with good lighting and havinghealthier environment of his house.

  Keywords: Pulmonary tuberculosis, physical condition of a house 1)

  Student

  2)

  First Consultant

  3)

  Second Consultant

  

viii

KATA PENGANTAR

  Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh… Dengan Mengucap syukur Alhamdulilah atas ridho Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.

  Adapun maksud dan tujuan peneliti menyusun skripsi ini yaitu untuk memaparkan hasil penelitian dalam tahap akhir jenjang pendidikan Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Dalam menyusun skripsi ini, peneliti memiliki banyak hambatan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada :

  1. Ibu Hj. Herniyatun, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  2. Ibu/Bapak Direktur beserta jajaran Puskesmas Sempor I.

  3. Bapak Basirun Al Umah, M.Kes selaku Penguji 4.

  Ibu IsmaYuniar, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong dan sebagai Pembimbing 1.

  5. Bapak Sarwono, SKM., M.Kes selaku pembimbing II.

  6. Seluruh staff dan dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  7. Ibu Titi Sudarti, Bapak Dody Rusmandar (Alm), kakak, dan adik-adiku serta seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan baik secara materi maupun moral dan spiritual.

  8. Ibu Mariyah dan Bapak Amad Parlan yang selalu menyayangi dan memberi semangat dalam menjalankan kewajiban saya sehari-hari.

  9. Sahabatku Umi Choi dan Sri Astuti yang selalu bersama-sama dan saling percaya dalam suka maupun duka selama menjalankan kuliah maupun diluar jam kuliah.

  10. Teman teman seperjuanganku di kelas 4 B S1 Keperawatan.

  

ix Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Selanjutnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan ilmu keperawatan. Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…..

  Gombong, 7 Juni 2017 Sita Rusmindarti

  

x

HALAMAN MOTTO

  xi

  “Pendidikan Merupakan Erlengkapan Paling Baik Untuk Hari Tua” (Aritoteles) „‟Barang Siapa Keluar Untuk Mencari Ilmu Maka Dia Berada Di Jalan Allah „‟

  (Hr.Turmudzi) “Orang-Orang Yang Sukses Telah Belajar Membuat Diri Mereka Melakukan Hal

  Yang Harus Dikerjakan Ketika Hal Itu Memang Harus Dikerjakan, Entah Mereka Menyukai Atau Tidak”

  (Aldus Huxley) “Rahmat Sering Daratng Kepada Kita Dalam Bentuk Kesakitan, Kehilangan,

  Kekecewaan; Tapi Kalau Kita Sabar, Kita Akan Segera Melihat Bentuk Aslinya” (Joseph Addison)

  “Kadang Hidup Itu Membuat Kita Bimbang, Tapi Percayalah Apabila Kita Bersungguh-

  Sungguh Akan Ada Buah Manis Di Hadapan Kita” (Sita Rusmindarti)

  “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga ”

  ( H.R Muslim)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan Segala Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya dan skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang-orang yang saya cintai;

  1. Kedua Nenek dan Kakek yaitu Ibu Mariyah dan bapak Amad Parlan yang telah memberikan segala bentuk kasih sayang dan sudah merawat saya sejak dari kecil. Tanpa kasih sayang yang beliau berikan saya tak akan menjadi sebesar ini.

  2. Ibuku Titi Sudarti, yang sudah memberikan segala bentuk dukungannya sehingga saya bisa sampai pada tahap ini. Terimakasih atas segalanya yang sudah diberikan kepadaku, kegigihan dan semangat yang tak pernah usai untuk membahagiakan anakmu ini. Tiada hal yang bisa menggantikan kasih sayang mu didunia ini, hanya secercah harapan dari selama menjalani masa pendidikan saya dapat membuatmu bangga dan membahagiakan mu disuatu hari nanti.

  3. Kepada bapak Chris yang sudah memberikan semangat dan membuat saya semakin menjadi bersemangat dalam menjalani proses pendidikan. Terimakasih atas dukungan yang diberikan baik dukungan moral maupun material. Semoga bapak selalu sehat dan saya bisa membuat bangga dengan nilai akhir proses belajar saya.

  4. Kepada kakaku Eagief Rusmandar terimakasih atas nasehat dan dukungannya, serta adik-adiku Gatra Gautama Wibowo dan Ragil Sangga Wibowo yang selalu memberi semangat dan kasih sayang melimpah dan dukungan moral maupun spiritual.

  5. Kepada kedua pembimbing dalam pembuatan skripsi beliau Ibu Isma Yuniar serta Bapak Sarwono yang telah memberikan waktu dan segala masukan-masukan yang terbaik.

  6. Kepada teman seperjuanganku Susi Dwi Lestari dan Sri Astuti yang selalu sabar, selalu bersama dalam proses pembuatan tugas akhir ini dan saling memberikan semangat.

  7. Sahabat-sahabat tersayangku Siti Umi Khoiriah, Sri Astuti, Yuniarti. Terimakasih atas waktu dan kebersmaan ini selama + 4 tahun. Beruntung bisa kenal kalian yang selalu saling percaya atas persahabtan ini dan selalu ada baik suasana duka maupun suasana happy. Sahabat forever untuk kita yaaa…

xii

8. Kepada seseorang kesayangan yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam .

  perjalanan mencapai gelar kesarjanaan mas Purwanto dan segenap keluarganya 9. Dan untuk teman seperjuangan S1 Keperawatan baik kelas B maupun Kelas A yang saling memberi semnagat satu sama lain, banyak hal yang sudah terlewati bersama. Dan untuk semua pihak yag sudah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Semoga hasil dari skripsi ini bermanfaat. xiii

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL PENELITIAN ................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... ii HALAMAN BEBAS PLAGIARISME ............................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v HALAMAN PUBLIKASI ................................................................. vi HALAMAN ABSTRAK ................................................................... vii HALAMAN ABSTRACT ................................................................. viii KATA PENGANTAR ....................................................................... ix HALAMAN MOTTO ........................................................................ xi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ xii DAFTAR ISI ...................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xix

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian....................................................................... 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru................................................. 9 1. Definisi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ............................. 9 2. Etiologi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ............................. 9 3. Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ........................ 10 4. Gejala-gejala Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru .................... 12 5. Pencegahan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ...................... 13 6. Penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru.......................... 14

  xiv

  7. Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru .................... 15 8.

  Pemeriksaan Penunjang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 16 9. Komplikasi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ....................... 16 10.

  Pengobatan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ....................... 16 11. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru ...............................................................................

  17 B. Faktor Lingkungan Rumah .......................................................... 20 1.

  Lingkungan Rumah ................................................................ 20 2. Kondisi Fisik Rumah ............................................................. 23 a.

  Definisi Rumah ................................................................ 23 b.

  Kondisi Fisik Rumah ....................................................... 23 1)

  Bahan Bangunan Rumah............................................ 23 2)

  Ventilasi ..................................................................... 24 3)

  Pencahayaan Ruangan ............................................... 25 4)

  Luas Padat Hunian Rumah......................................... 27 C. Kerangka Teori ............................................................................ 30 D.

  Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 31 E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 32

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian .................................................................. 33 B. Populasi dan Sampel .................................................................... 33 C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 35 D. Variabel Penelitian ....................................................................... 35 E. Definisi Operasional .................................................................... 36 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 38 G. Teknik Analisa Data .................................................................... 39 H. Instrument Penelitian ................................................................... 43 I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................ 43 J. Etika Penelitian ............................................................................ 44 BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48

  xv

  xvi B.

  Pembahasan ................................................................................ 53 C. Keterbatasan ............................................................................... 60

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 61 B. Saran ........................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah orang dibandingkan jumlah kamar tidur ...............

  28 Tabel 2.2 Jumlah orang dibandingkan dengan luas lantai kamar ......

  29 Tabel 3.1 Definisi operasional ...........................................................

  36 Tabel 3.2 Penghitungan odd ratio (or) ...............................................

  42 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan bahan bagunan rumah ........................................................................

  47 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan ventilasi rumah ...................................................................................

  48 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan pencahayaan rumah ............................................................................

  48 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan padat hunian rumah ......................................................................................

  49 Tabel 5.1 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan bahan bangunan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru .....................................................

  50 Tabel 5.2 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis paru.................................................................... 50

Tabel 5.3 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan pencahayaan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru..................................................................

  51 Tabel 5.4 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan padat hunian rumah dengan kejadian tuberkulosis paru..................................................................

  52

  xvii

  xviii

  DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori ...............................................................

  30 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...........................................................

  31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lampiran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Observasi Lampiran 4 Lembar Rekap Observasi Kasus Lampiran 5 Lembar Rekap Observasi Kontrol Lampiran 6 Lembar Hasil Univariat Lampiran 7 Lembar Hasil Bivariat Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Lampiran 9 Surat Ijin Kesbangpol Lampiran 10 Surat Ijin Bapeda Lampiran 11 Surat Lolos Uji Etik Lampiran 12 Lembar Bimbingan Lampiran 13 Revisi Lampiran 14 Jadwal Penelitian

  xix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 (2014) menyatakan

  bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, sosial, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 2015).

  Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya kejadian tuberkulosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurang adanya fasilitas ventilasi yang baik, pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Selain lingkungan rumah yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis keadaan lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan dapat merugikan kesehatan dan dapat mempengaruhi penyakit tuberkulosis dan pada akhirnya mempengaruhi tingginya kejadian tuberkulosis (Muaz, 2014). Menurut Analisis Situasi Tuberkulosis di Kebumen (2014) lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat apabila sudah melakukan perilaku hidup masyarakat khususnya rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan data yang telah diperoleh bahwa Kabupaten Kebumen mengalami peningkatan secara kuantitatif dalam perilaku PHBS. Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan rumah yang memiliki jamban sehat, air bersih, tempat pembuangan sampah, ventilasi rumah yang baik,

  2 Presentasi rumah sehat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 sebesar 67,62 %.

  Faktor - faktor yang erat hubungannya dengan kejadian tuberkulosis paru adalah adanya sumber penularan, riwayat kontak penderita, tingkat sosial ekonomi, virulensi basil, daya tahan tubuh rendah berkaitan dengan genetik, keadaan gizi, usia, nutrisi, imunisasi, keadaan perumahan meliputi (bahan bangunan dalam rumah, ventilasi, pencahayaan dalam rumah, kelembaban rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan sekitar rumah) dan pekerjaan (Amir, 2008).

  Menurut penelitian Erwin Ulinnuha Fahreza (2012) menunjukan bahwa pengaruh kualitas fisik rumah mempengaruhi tingginya angka tuberkulosis paru. Kondisi fisik rumah yang buruk beresiko terkena tuberkulosis paru sebesar 45,50 kali dibandingkan kondisi lingkungan fisik rumah yang baik. Menurut penelitian Melisah Pitri Siregar (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara padat hunian rumah, ventilasi, jenis lantai, pencahayaan dan suhu kelembaban di dalam rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru.

  Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang buruk. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

  

Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular melalui udara yaitu

  percikan ludah atau droplet, bersin dan batuk. Penyakit tuberkulosis paru yang sering menyerang paru-paru dan dapat juga menyerang organ lain. Sampai saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan di dunia (Kepmenkes, 2010).

  Menurut WHO (2015) menyatakan bahwa penyakit tuberkulosis paru saat ini telah menjadi ancaman global, karena hampir sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi. Sebanyak 95% kasus tuberkulosis paru dan 98% kematian akibat tuberkulosis paru didunia, terjadi pada negara-negara berkembang. Negara dengan kasus pertama di dunia

  3

  ke dua dengan presentasi kasus 10% dan Cina menempati urutan ke tiga dengan presentase 10% sama seperti Indonesia dari seluruh penderita tuberkulosis di dunia.

  Di Indonesia pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 330.910 kasus, meningkat bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut kelompok umur, kasus tuberkulosis pada tahun 2015 paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 18,65% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,33% dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 17,18% (Kemenkes RI, 2016).

  Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015) didapatkan data di Dinas Kabupaten Kebumen ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 672 kasus, naik bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2014 yang sebesar 435 kasus. Kecamatan Sempor khususnya memiliki 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sempor 1

  2,

  dan Puskesmas Sempor 2 dimana luas wilayah 100 km terdiri dari 16 Desa dengan kondisi geografisnya sebagian besar pegunungan. Kondisi geografis yang demikian memungkinkan sulitnya jarak dan fasilitas, sehingga tergolong biaya transportasi tinggi maka masyarakat terutama penderita tuberkulosis paru yang berada di lingkungan ekonomi yang rendah akan mementingkan biaya sehari-hari dari pada pergi untuk berobat.

  Menurut Analisis Situasi Tuberkulosis di Kebumen (2014) data dari Kecamatan Sempor pada tahun 2015, terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 19.502 dan penduduk perempuan sebanyak 20.148, total semua jumlah penduduk sebanyak 39.750 orang. Jumlah kasus

  4

  sebanyak 14 penduduk laki-laki, 8 penduduk perempuan jadi total kasus baru sebanyak 22 penduduk, kasus lama tidak ada, jumlah kasus baru dan kasus lama berjumlah 22 penduduk, prevelensi dari 100.000 penduduk terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 71,4, penduduk perempuan sebanyak 39,7 jadi total penduduk laki-laki dan perempuan dalam prevelensi 100.000 penduduk sebanyak 55,3, jumlah kematian akibat tuberkulosis paru baik perempuan dan laki-laki tidak ada.

  Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015) di Puskesmas Sempor 1 terdapat jumlah seluruh rumah sebanyak 10.266 rumah. Rumah dibina sebanyak 1.511 rumah (46,08%), rumah dibina memenuhi syarat sebanyak 7 rumah (0,46) dan rumah memenuhi syarat atau rumah sehat sebanyak 6.995 (68,14). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen (2009) Di Puskesmas Sempor 1 penemuan kasus Tuberkulosis (TB) Paru tergolong tinggi. Hasil penemuan penderita tersebut menunjukan bahwa angka penderita Tuberkulosis masih tinggi.

  Dalam upaya mendukung keberhasilan penangulangan tuberkulosis pernah dilakukan penangulangan faktor resiko lingkungan dan perilaku, tindakan tersebut belum mengatasi dan terbukti masih cukup tinggi kasus penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Sempor 1.

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober sampai tanggal 1 November 2016 di dapatkan data dari Puskesmas Sempor 1 terdapat penderita Tuberkulosis (TB) Paru sebanyak 42 orang pada periode bulan tahun 2015-2016. Pada tahun 2015 terdapat 19 penderita tuberkulosis, 11 penderita berjenis kelamin laki-laki dan 8 penderita perempuan, sedangkan pada tahun 2016 bejumlah 23 penderita tuberkulosis, 17 penderita berjenis kelamin laki- laki dan 6 penderita perempuan. Informasi dari Kepala Puskesmas Sempor 1 bahwa 2 orang diantaranya mengalami kematian akibat penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, sehingga jumlah keseluruhan penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Sempor 1 pada periode 2015-

  5

  2016 bejumlah 40 penderita, 10 penderita masih aktif dalam menjalani pengobatan.

  Selain itu, peneliti melakukan wawancara dan kunjungan langsung kerumah dengan 10 responden, didapatkan hasil wawancara dari 3 responden yang kondisi fisik rumahnya tergolong cukup dan kebutuhan harian tercukupi. Di dalam satu rumah terdapat 5 anggota keluarganya dan ruangan cukup untuk lima anggota keluarga, rumahnya terbuat dari batu bata, ventilasi mencukupi dan selalu dibuka saat pagi hari, dan pencahayaan terbuat dari pencahayaan buatan menggunakan lampu. Keluarga juga mengatakan pentingnya menjaga lingkungan rumah untuk kesehatan dan mengantisipasi penularan penyakit yang diderita responden. Sedangkan 7 responden lainyan kondisi fisik rumahnya masih kurang baik, karena dipengaruhi oleh keadaan ekonominya yang kurang mencukupi dalam keseharian sehingga rumahnya terlihat kurang terurus, 5 responden rumah sudah bertembok dan belum dirapihkan, sedangkan 2 responden rumah masih tebuat dari bambu/bukan tembok, terdapat ventilasi dan jarang membuka jendela, masing-masing rumah masih kurangnya kamar untuk anggota keluarga, dan pencahayaan masih kurang terang menggunakan lampu 5 wat.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan

  Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1 ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan

  Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1.

  6 C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan

  Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1.

  2. Tujuan Khusus a.

  Untuk mengetahui kejadian penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1 b. Untuk mengetahui hubungan bahan bangunan rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja

  Puskesmas Sempor 1 c. Untuk mengetahui hubungan luas ventilasi dalam rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah

  Kerja Puskesmas Sempor 1 d. Untuk mengetahui hubungan pencahayaan dalam rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah

  Kerja Puskesmas Sempor 1 e. Untuk mengetahui hubungan padatan hunian rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja

  Puskesmas Sempor 1 D.

   Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat bagi peneliti Menambahkan pengalaman dan wawasan peneliti terhadap gambaran hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita

  Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1.

  2. Manfaat bagi institusi pendidikan kesehatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bacaan dan kepustakaan serta pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru.

  7 3.

  Manfaat bagi responden Sebagai sumber pengetahuan dan pendidikan terhadap responden tentang pentingnya lingkungan kondisi fisik rumah sehingga dapat meminimalkan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru.

4. Manfaat bagi Puskesmas Sempor 1

  Mengetahui hubungan kondisi fisik rumah pasien dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru dan dapat menjadikan program baru untuk mengurangi penderita Tuberkulosis (TB) Paru dengan memotivasi penderita Tuberkulosis (TB) Paru untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan kondisi fisik rumah dengan baik.

E. Keaslian Penelitian

  Sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang berjudul hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1, penelitian yang berhubungan antara lain:

1. Penelitian May. Liani S. Sinaga (2014) dengan judul Hubungan Antara

  Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah Observasioanal Analitik dengan populasi sampel pencocokan sebanyak 35 Responden untuk control yang sesuai dengan criteria inklusi dan eksklusi. Analisa data menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan kuisioner dan observasi pada rumah responden data kemudian dianalisis dalam tabel frekuensi untuk mengethaui hubungan variabel terikat dan variabel bebas secara bivariat digunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara suhu ruangan dengan kejadian TB Paru, terdapat hubungan antara kelembaban dengan kejadian TB Paru, tidak terdapat hubungan antara kepadatan hunian dan pencahayaan alami dengan kejadian TB Paru. Hasil penelitian menyarankan agar

  8

  agar hidup bersih dan melakukan tindakan promosi kesehatan bagi masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini adalah didalam salah satu variabel dan pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada waktu, tempat, sampel yaitu pada tahun 2017 di Wilayah Keja Puskesmas Sempor 1, sedangkan penelitian May. Liani S. Sinaga sampel yang digunakan di Wilayah Keja Puskesmas Tuminting dengan 35 Responden .

2. Penelitian Melisah Pitri Siregar (2012) yang berjudul Hubungan

  Karakteristik Rumah Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Simpang Kiri Kota Sibulussalam Tahun 2012. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru di Puskesmas Simpang Kiri Kota Sibulusalam tahun 2012 dengan rancangan penelitian case control. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua golongan, yang pertama sampel kasus yaitu penderita penyakit tuberculosis paru berdasarkan bulan Januari sampai Juni tahun 2012, dan yang kedua sampel control yaitu orang terdekat dari penderita kasus yang bermukim di sekitar rumah penderita tuberculosis dengan pencocokan sama dengan kasus. Analisis data dengan menggunakan Chi-Square, sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh perbedaan menggunakan analisis Odd Ratio dengan derajat kepercayaan. Hasil penelitian berdasarkan penelitian karateristik rumah responden yang memiliki hubungan signifikan adalah kepadatan hunian, ventilasi, jenis lantai, pencahayaan, suhu dan kelembaban.. Persamaan penelitian ini terdapat pada salah satu variabel dan pendekatan penelitian. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada waktu, tempat, responden, dan sampel yaitu pada tahun 2017 di Wilayah Keja Puskesmas Sempor 1, sedangkan dalam penelitian ini berada di Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012.

  

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

  Alamsyah, D., & Muliawati, R. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Citra. Chandra, B. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan

  Melaksanakan dsn Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.

  Fahreza, E. U. (2012). Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1 .

  Faqih, N. (2011). Bahan Konstruksi Teknik. Wonosobo: UNSIQ. Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok. Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

  Khadijah, A. (2013). Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengsn Prevalensi TB Paru Di Provinsi DKI Jakarta, Banten Dan Sulawesi Utara

  Kasjono, & Kristiawan. (2008). Intisari Epidemologi. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Kementrian Kesehatan Indonesia. (2010). Menuju Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Jakarta. Latifah, N. L. (2015). Fisika Bangunan 2 Kenyamanan Visual : Pencahayaan

  Alami & Buatan Kenyamanan Audial : Akustik & Auditorium. Jakarta: Griya Kreasi.

  Meilya, F. I. (2014). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ddahup Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas

  Muaz, F. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2014.

  Muhammad, A. I. (2013). Hubungan Tingkat Sirkulasi Oksigen Dan Karakteristik Individu Dengan Kejadian TB Paru Pada Kelompok Usia Produktif Di Puskesmas Pondok Pucung Tahun 2013

  Niko, R. P. (2011). Hubungan Perilaku Dan Kondisi Sanitasi Rumah Dengan Kejadian TB Paru Di Kota Solok Tahun 2011

  Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

  Peraturan Pemerintah Nomor 66. (2014). Kesehatan Lingkungan Sari, K. P., Priyo, Widiyanto, P., Yudha, H. T., Yuniar, I., Purwati, et al.

  (2014). Analisa Situasi Tuberkulosis (TB) Di Kabupaten Kebumen. Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktik Bagi Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

  Pemula.

  Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika. Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktik Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Sayogi. (2015). Hubungan Sanitasi Lingkungan Penderita TB Paru Dengan

  Tingkat Penyebaran Penyakit TB Paru Di Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali

  Sinaga, M. L. (2014). Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi .

  Siregar, M. P. (2012). Hubungan Karakteristik Rumah Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012.

  Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

  Bandung: Alfabeta. Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

  Taufiq. (2009). Tuberkulosis Paru. Dalam Laporan Pendek Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat . Tjandra, & Aditma, Y. (2012). Tuberkulosis, Rokok dan Perempuan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

  Wardhana Isha, (2016). Hubungan Antara Faktor Fisik Rumah, Karakteristik Individu Dan Faktor Lainnya Terhadap Kejadian TB Pau Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaratu Kabupaten Tasik Malaya.

  WHO. (2015). Kesehatan Lingkungan. Widiyanto, S. (2009). Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

  Widiyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Semarang: Erlangga. Wijaya. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Nuha Medika.

  LAMPIRAN Lampiran 1

  

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

  Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan Hormat,

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sita Rusmindarti NIM : A11300943 Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

  Gombong Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Kondisi

  Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”, untuk itu saya mohon kesediaan dan suka rela Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk bersedia menjadi responden atau subjek penelitian ini.

  Bapak/Ibu/Saudara/Saudari setuju menjadi responden dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah saya siapkan. Kesediaan dan perhatian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari saya harapkan dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

  Peneliti

  Sita Rusmindarti Lampiran 2

  

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong dengan judul” Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.

  Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat bermanfaat dan dipergunakan seperlunya.

  Kebumen, April 2017 Responden

  ( ) Lampiran 3

  LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1 I. DATA IDENTITAS RESPONDEN

  1. : Nomor

  2. : Tanggal Observasi

  3. : Nama Responden

  4. : Umur Responden

  5. : L/P Jenis Kelamin

  6. : Pendidikan

  7. : Pekerjaan Responden

  8. : 1. Kasus Kelompok

  2. Kontrol 9. Status Kepemilikan Rumah: 1. Kontrak/Sewa

  2. Milik Sendiri II.

LEMBAR OBSERVASI KONDISI FISIK RUMAH 1.

  Bahan bangunan rumah yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru : a.

  Tembok b. Bukan tembok 2. Luas ventilasi rumah yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :

  2

  ……… m 3. Pencahayaan ruangan yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru

  : …….. Lux 4. Luas ruangan yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :

  2

  ……. m 5. Jumlah anggota keluarga di rumah yang ditempati penderita Lampiran 4

  LEMBAR REKAP OBSERVASI RESPONDEN KASUS HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

  2

  26 R25 Bukan Tembok 5%

  2

  46 Lux 2,4 m

  25 R24 Bukan Tembok 6,8%

  2

  54 Lux 3,5 m

  24 R23 Tembok 9%

  2

  57 Lux 2,5 m

  23 R22 Bukan Tembok 8,5%

  54 Lux 3,2 m

  2

  21 R21 Bukan Tembok 6,8%

  2

  58 Lux 3,5 m

  20 R20 Bukan Tembok 7,5%

  2

  54 Lux 3,5 m

  19 R19 Bukan Tembok 7%

  2

  46 Lux 2,5 m

  18 R18 Tembok 8%

  2

  34 Lux 2,4 m

  27 R26 Bukan Tembok 5,8%

  17 R17 Bukan Tembok 20%

  2

  45 Lux 3,2 m

  35 R35 Bukan Tembok 5,5%

  2

  91 Lux 3,2 m

  34 R34 Bukan Tembok 6,5%

  2

  49 Lux 3,4 m

  33 R32 Bukan Tembok 6%

  2

  56 Lux 2,4 m

  32 R31 Bukan Tembok 8,5%

  58 Lux 3,2 m

  46 Lux 2,2 m

  31 R30 Bukan Tembok 8%

  2

  48 Lux 2,2 m

  30 R29 Tembok 16%

  2

  49 Lux 1,8 m

  29 R28 Bukan Tembok 6,5%

  2

  36 Lux 2,4 m

  28 R27 Bukan Tembok 8%

  2

  89 Lux 2,8 m

  2

  No Nama Responde n

  3 R3 Tembok 6%

  2

  38 Lux 4,5 m

  6 R6 Tembok 8%

  2

  36 Lux 4,5 m

  5 R5 Bukan Tembok 6%

  2

  80 Lux 4 m

  4 R4 Tembok 14%

  2

  38 Lux 3,5 m

  2

  34 Lux 3,4 m

  49 Lux 2,5 m

  2 R2 Bukan Tembok 6%

  2

  20 Lux 2 m

  1 R1 Bukan Tembok 8%

  )

  2

  Luas padat hunian (m

  ) Pencahayaan Ruangan (Lux)

  2

  Bahan Bangunan Luas Ventilasi (m

  7 R7 Bukan Tembok 4%

  2

  48 Lux 3,5 m

  38 Lux 2,5 m

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PROGRAM PENYULUHAN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP PERILAKU SEHAT PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JANTI DAN MULYOREJO KOTA MALANG

5 45 31

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP KESEMBUHAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNGU KABUPATEN BANYUWANGI

1 34 28

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINANGA KABUPATEN MAMUJU

0 0 6

ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYU URIP KABUPATEN PURWOREJO

0 0 11

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI LINGKUNGAN FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAGUBOTI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBASA TAHUN 2013 SKRIPSI

0 0 14

21 HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS BABAT LAMONGAN

0 0 8

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KONDISI RUMAH DENGAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS KUNTI KABUPATEN PONOROGO

0 2 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MACCINI SAWAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

0 0 79

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KETERATURAN BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI

0 0 52