IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG (Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

KHIFDATUL KHOIRIYAH
14.131.0055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

i

IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)


Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan pendidikan pada
Program Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendkia Medika Jombang

KHIFDATUL KHOIRIYAH
14.131.0055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

ii

IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Khifdatul Khoiriyah¹, Awaluddin Susanto², Miftachul Sobirin³

Diploma III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
[email protected]
ABSTRAK
Kualitas air kolam renang harus cukup terpelihara secara teratur dan terus
menerus sehingga air kolam renang dapat bebas dari pencemaran serta harus
memenuhi syarat-syarat kualitas air kolam renang, karena air kolam renang yang
tercemar ini dapat menyebabkan beberapa penyakit salah satunya adalah infeksi saluran
kemih yang mana penyakit tersebut penyebarannya ditularkan dari air kolam renang
yang terkontaminasi oleh bakteri Proteus sp. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
adanya bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di wilayah Kecamtan Jombang
Kabupaten Jombang.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Populasinya air
kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebanyak empat
sampel. Sampling menggunakan total sampling dan variabelnya adalah bakteri Proteus
sp., pengumpulan data menggunakan observasi laboratories. Pengolahan data
menggunakan tabel dan hitung persentase air kolam renang yang positif bakteri Proteus
sp.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di Laboratorium STIKes
ICMe Jombang, dari empat sampel air kolam renang ditemukan satu sampel air kolam

renang (25%) adanya bakteri Proteus sp., sedangkan pada ketiga sampel air kolam
renang (75%) tidak ditemukan adanya bakteri Proteus sp. namun pada kedua sampel air
kolam renang ditemukan adanya bakteri Coliform dan satu sampel air kolam renang tidak
ditemukan adanya bakteri.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hasil positif ditemukan adanya bakteri
Proteus sp. pada satu sampel air kolam renang dengan persentase 25% dari empat
sampel air kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Kata kunci : Proteus sp., Air kolam renang

iii

IDENTIFICATION OF Proteus sp. BACTERIA TO SWIMMING
POOL WATER
(Study in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Khifdatul Khoiriyah¹, Awaluddin Susanto², Miftachul Sobirin³
Diploma III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
[email protected]
ABSTRACT
Quality of swimming pool must be well maintained regularly and continuously so

that the water can be free from contamination also must fulfill requirements the quality of
swimming pool water, because this contaminated water can cause some diseases one of
them was urinary infection which the spreadness of that disease by swimming pool water
that contaminated by Proteus sp. bacteria. The purpose of this research to know the
existence of Proteus sp. bacteria to swimming pool water in Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang.
Research method used was kind of descriptive. Population were swimming pool
water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang a number of four samples. Sampling
used was total sampling and its variable was Proteus sp. bacteria, data were collected by
using laboratory observation. Data were processed by table and counted the percentage
of swimming pool water that positively containing Proteus sp. bacteria.
Based on examination result that has been done in Laboratory of STIKes ICMe
Jombang, from four samples of swimming pool water was found one of samples (25%) is
contained Proteus sp. bacteria, while the third samples of swimming pool water (75%)
weren’t found the existence of Proteus sp. but both of samples of swimming pool water
were found the existence of Coliform bacteria and one sample of swimming pool water
wasn’t found the existence of bacteria.
Conclusion of this research known that was positive found the existence of Proteus
sp. bacteria in one sample of swimming pool water with percentage of 25% of four
samples of swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

Keywords : Proteus sp., Swimming Pool Water

iv

v

vi

vii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Pasir, 06 Juli
1996 dari pasangan bapak Junaidi dan ibu Wasilah. Penulis merupakan putri
pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari TK Tunas Mulia Kayungo 1A Pasir
Kalimantan Timur, tahun 2008 penulis lulus dari MI Mathla’un Najah Bragung
Sumenep, tahun 2011 penulis lulus dari MTS 1 putri Annuqayah Guluk-guluk,
dan tahun 2014 penulis lulus dari MA 1 Annuqayah putri Guluk-guluk Sumenep.
Pada tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika”
Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih Program Studi DIII Analis

Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia
Medika” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 19 Juli 2017
Yang menyatakan

Khifdatul Khoiriyah

viii

MOTTO
“ Yang kalah adalah wujud hukuman atas kegagalan
Pemenang adalah penghargaan atas kesuksesan “.

ix

PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur atas segala Rahmat, dan karunia-Mu Ya Allah
SWT. Engkau berikan kemudahan dalam setiap langkah hidup saya, serta saya

haturkan sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW. Dengan
penuh kecintaan dan keikhlasannya. Pembuatan dan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini tentu tidak terlepas dari adanya peran serta dukungan orang-orang
yang saya sayangi. Untuk itu saya ucapkan terimaksih kepada semua pihakpihak terkait. Saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada :
1.

Kedua orang tua saya Bapak Junaidi dan Ibu Wasilah, yang selalu
memberikan semangat, kepercayaan dan harapan dalam diri saya, yang
tidak pernah bosan menegur, menuntun, menyayangi dan mendo’akan di
setiap langkah hidup saya.

2.

Fakhrur Rozi Alharisy yang senantiasa memberi semangat kepada saya,
sehingga saya mampu menyelesaikan tugas ini sampai selesai.

3.

Pembimbing utama dan pembimbing anggota (Awaluddin Susanto, S.Pd.,
M.Kes dan Miftachul Sobirin, S.Pd., M.Si) yang telah memberi bimbingan

dengan penuh kesabaran.

4.

Dosen-dosen STIKes ICMe Jombang khususnya Prodi DIII Analis Kesehatan.

5.

Sahabat-sahabat saya (Sucay, Rizkot) yang sudah menemani saya, atas
kebersamaan dan kekompakan kita tidak akan saya lupakan.

6.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis hingga terselesaikannya pembuatan karya tulis ilmiah ini.

x

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten jombang)” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang.
Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menghaturkan
terima kasih kepada: H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH, selaku ketua
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, Erni Setiyorini, S.KM., MM., selaku
ketua Program Studi D III Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang. Awaluddin Susanto, S. Pd., M.Kes dan Miftachul Sobirin, S.Pd., M.Si
atas kesediaan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
masukan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Serta kedua orang tua untuk
doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa mendatang. Akhir kata, semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Jombang, 19 Juli 2017
Penulis,

xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................

i

HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................

ii

ABSTRAK ............................................................................................

iii

ABSTRACT .........................................................................................


iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ..............................

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................

vi

SURAT PERNYATAAN .......................................................................

vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................

viii

MOTTO ...............................................................................................

ix

PERSEMBAHAN .................................................................................

x

KATA PENGANTAR ............................................................................

xi

DAFTAR ISI .........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................

xv

DAFTAR SINGKATAN .........................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Renang ....................................................................

4

2.2 Air Kolam Renang ..............................................................

11

2.3 Bakteri Proteus sp ..............................................................

16

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual .........................................................

22

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .......................................

23

BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................

24

4.2 Desain Penelitian ................................................................

24

4.3 Kerangka Kerja ...................................................................

25

4.4 Populasi, Sampling .............................................................

26

xii

4.5 Definisi Operasional ...........................................................

26

4.6 Alat dan Bahan ...................................................................

27

4.7 Prosedur Penelitian ............................................................

28

4.8 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................

31

4.9 Analisa Data .......................................................................

32

4.10 Etika Penelitian .................................................................

33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ...................................................................

35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.........................................................................

42

6.2 Saran..................................................................................

42

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Gambar Morfologi Proteus sp...........................................

17

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual........................................................

22

Gambar 4.1

Kerangka Kerja Penelitian.................................................

25

xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 4.2

Definisi Operasional Variabel……………………………….

27

Tabel 4.3

Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium………………...

32

Tabel 5.1

Hasil Pemeriksaan Bakteri Proteus sp...............................

37

xv

DAFTAR SINGKATAN dan SIMBOL
DAFTAR SINGKATAN
BAP

: Blood Agar Plate

CFU

: Colony Forming Unit

DEPKES

: Departemen Kesehatan

EMB

: Eosin Methylen Blue

HPC

: Heterotrophic Plate Count

HJK

: Hitung Jenis Kuman

HAAs

: Haloacetic acids

ISK

: Infeksi Saluran Kemih

KB

: Keluarga Berencana

MCA

: Mac Conkey Agar

MPN

: Most Probable Number

Proteus sp.

: Spesies Proteus

P3K

: Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

WHO

: World Health Organization

DAFTAR SIMBOL
%

: Persentase

˚C

: Derajat Celcius

±

: Kurang Lebih

Ppm

: Part Per Million



: Meter Persegi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Surat pernyataan

Lampiran 2

Pemberitahuan siap seminar proposal dan seminar hasil

Lampiran 3

Lembar formulir penggunaan laboratorium

Lampiran 4

Lembar persetujuan penggunaan laboratorium

Lampiran 5

Surat keterangan penelitian

Lampiran 6

Lembar konsultasi

Lampiran 7

Tabel hasil

Lampiran 8

Dokumentasi

Lampiran 9

Surat keterangan bebas plagiasi

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air yang terdapat di muka bumi ini selain digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi misalkan kolam
renang, water boom, water park dan lain-lain. Pemanfaatan air untuk
kegiatan rekreasi khususnya kolam renang sudah di atur oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), yaitu :
“persyaratan kesehatan air untuk kolam renang dan pemandian umum
terlindung dari sumber pencemaran, makhluk hidup pembawa penyakit,
tempat perkembang biakan vektor (nyamuk Aedes aegypti dan lain-lain), dan
aman dari kemungkinan kontaminasi’’. Kolam renang atau pemandian umum
merupakan media yang cukup baik dalam perkembangbiakan beberapa
penyakit, adanya kontak langsung antara manusia dalam satu tempat,
mengakibatkan

penyakit-penyakit

tersebut

dapat

ditularkan

oleh

mikroorganisme patogen dalam air kolam renang seperti bakteri, virus, jamur
dan protozoa (WHO, 2006).
Sebagian besar kolam renang ternyata tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2010) menyatakan bahwa
air kolam renang di salah satu kolam renang yang berada di Yogyakarta
sudah terkontaminasi bakteri Escherichia coli, hal ini dikarenakan sumber air
kolam renang tersebut berasal dari air tanah

yang telah terkontaminasi

sebagai akibat dari adanya pencemaran limbah yang masuk ke dalam air
tanah.

1

2

Bakteri yang biasanya berada di kolam renang di antaranya
Escherichia coli, Pseudomonas sp., Klebsiella sp., Proteus sp. dan lain-lain.
Salah satu bakteri tersebut adalah dari genus Proteus sp., bakteri ini
merupakan salah satu genus bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia
dan hewan lainnya, habitat utama Proteus sp. adalah saluran usus hewan
(burung, reptil, hama tanaman) dan manusia (Herendra, 2009). Proteus sp.
merupakan bakteri batang lurus, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup
secara anaerobik fakultatif, bergerak dengan flagel (Bergey, 2014). Bakteri
ini sering ditemukan di tanah, dan air serta merupakan flora normal pada
saluran pencernaan manusia dan mamalia (Wassif C., 2008). Bakteri
Proteus sp. merupakan bakteri nomor dua yang menyebabkan infeksi
saluran kemih atau kelainan bernanah seperti abses, infeksi luka, dan diare
terutama pada anak-anak (Herendra, 2009).
Kebiasaan berenang di kolam renang dapat menimbulkan pengaruh
yang kurang baik bagi kesehatan dan keamanan para perenang. Hal ini
dapat terjadi karena keadaan kolam renang yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kolam
renang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama kualitas airnya agar
para perenang terhindar dari penularan penyakit dan kecelakaan (Permana,
T. 2012). Karena kualitas air kolam renang yang kurang baik akan mudah
tercemar oleh bakteri patogen seperti Proteus sp. yang mana air yang
tercemar oleh bakteri ini akan memberikan dampak yang fatal bagi
pengguna kolam renangnya.
Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin
melakukan ”Identifikasi Bakteri Proteus

sp. pada Air Kolam Renang di

Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ”.

3

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah terdapat bakteri
Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi secara laboratorium adanya bakteri Proteus sp. pada
air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi ilmiah untuk
penelitian

selanjutnya

dan

memberikan

sumbangan

pemikiran

bagi

perkembangan ilmu kesehatan umumnya dan dalam bidang Bakteriologi
khususnya.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Renang
2.1.1 Definisi Kolam Renang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 Tahun (2014)
kolam renang didefinisikan sebagai suatu usaha bagi umum yang
menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga, serta
jasa pelayanan lainnya, yang menggunakan air bersih yang telah diolah.
Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa
melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang
bertujuan untuk olahraga maupun hanya sekedar mencari kesenangan
(Sitanggang, 2000).
2.1.2 Klasifikasi Kolam Renang
Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut
pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya.
Berdasarkan pemakaiannya, kolam renang dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam
renang milik pribadi yang terletak di rumah perseorangan.
2. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam
renang yang biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan
sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya.
3. Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang
yang diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan
(WHO, 2006).

4

5

Berdasarkan letaknya, tipe kolam renang terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Outdoor swimming pool, yaitu kolam renang yang terletak di tempat
terbuka.
2. Indoor swimming pool, yaitu kolam renang yang terletak di tempat
tertutup atau yang berada di dalam ruangan (WHO, 2006).
Berdasarkan cara pengisian air pada pemandian buatan termasuk
kolam renang, dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang
apabila kondisi airnya kotor akan diganti secara keseluruhan.
Penentuan kondisi air tersebut ditetapkan dengan melihat kondisi fisik
air atau dari jumlah perenang yang menggunakan.
2. Flow trough pool, yaitu sistem airan dimana air di dalam kolam akan
terus-menerus bergantian dengan yang baru. Tipe ini dianggap yang
terbaik namun membutuhkan banyak air yang berasal dari satu mata
air di alam.
3. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang
dimana airnya dialirkan secara sirkulasi dan menyaring air kotor
dalam filter-filter (Suparlan, 1988 dalam Hasibuan, 2009).
2.1.3 Sanitasi Kolam Renang
Kolam renang yang ideal adalah kolam renang yang memenuhi
syarat keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. Suatu kolam renang
diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi para pengunjung
namun tetap harus mengedepankan faktor keamanan, terutama untuk
semua fasilitas penunjang yang berada di dalam area kolam renang.
Selain itu, aspek kebersihan juga merupakan hal penting untuk
diperhatikan karena berkaitan erat dengan aspek kesehatan khususnya
faktor penularan penyakit. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan di

6

kolam renang meliputi semua penyakit food and water borne disease,
seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning (hepatitis), dan
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan (Mukono, 2007).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.66
Tahun 2014, suatu kolam renang harus memenuhi persyaratan
kesehatan lingkungan kolam renang, antara lain :
1. Persyaratan umum
1) Lingkungan Kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan
dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta
tidak menjadi sarang dan perkembangbiakan vektor penular
penyakit.
2) Bangunan Kolam renang dan semua peralatan yang digunakan
harus memenuhi persyaratan kesehatan serta dapat mencegah
terjadinya kecelakaan.
2. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai
fungsinya dan harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga
tidak menyebabkan pencemaran terhadap air kolam renang.
3. Persyaratan konstruksi bangunan
1. Lantai
1. Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan
yang rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2. Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus
memiliki kemiringan yang cukup (2-3%) ke arah saluran
pembuangan air limbah.

7

2. Dinding kolam renang
1. Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
2. Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air.
3. Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di
dalam ruang dengan baik.
4. Sistem pencahayaan
1. Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
2. Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus
dilengkapi dengan lampu berkapasitas 12 volt.
5. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya
genangan air.
6. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari
lantai dan mudah dibersihkan.
7. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit
seperti serangga, tikus, dan binatang pengganggu lain.
4. Persyaratan kelengkapan kolam renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya:
bak cuci kaki, kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan
barang, kamar P3K, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan
peturasan, serta tempat cuci tangan) dan gudang bahan-bahan kimia
dan perlengkapan lain.

8

5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi
1) Area kolam renang
1.

Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang
dengan area lainnya.

2. Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna
terang, dan mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar
kolam harus melengkung
3.

Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat
injakan maka pegangan dan tangga tidak boleh ada
penonjolan, terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan
karat.

4.

Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah
sisinya.

2) Bak cuci kaki
1. Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang
1,5 meter, lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan
pengisian air yang penuh.
2.

Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.

3) Kamar dan pancuran bilas
1.

Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.

2.

Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas
untuk wanita.

4) Tempat sampah
1.

Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori
tangan.

9

2.

Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat ,
kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya.

3.

Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki
volume yang sesuai untuk menampung sampah dari tiap
kegiatan.

4.

Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak
terbuat dari beton permanen dan tidak menjadi ternpat
perindukan vektor penyakit.

5.

Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan
minimal 3x 24 jam.

5) Jamban dan peturasan
1)

Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita
dan 1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus
terpisah antara jamban untuk pria dan wanita.

2)

Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.

3)

Apabila

kapasitas

kolam

renang

kurang

dari

jumlah

pengunjung diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah
jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3 buah jamban
untuk wanita.
4)

Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding
berwarna terang, jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan
penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, dan
memiliki luas lantai minimal 1 m².

5)

Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan
karat, sistem leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m².

10

6)

Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka
untuk tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 meter.

6) Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau
dan berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti
pakaian serta dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan
cermin.
7) Gudang bahan kimia
1.

Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan
kimia.

2.

Penempatan

kalsium

hipoklorit

harus

terpisah

dengan

aluminium sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.
8) Perlengkapan lain
1. Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan
berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin,
penyakit epilepsi, penyakit jantung dan lain-lain.
2. Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain
pelampung, tali penyelamat dan lain-lain.
3.

Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air
kolam renang secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan
pH air kolam renang harian, diumumkan kepada pengunjung
melalui papan pengumuman.

4. Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan
(Depkes, 2013).

11

2.2 Air Kolam Renang
2.2.1 Sumber Air Kolam Renang
Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari
beberapa sumber air. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi
menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah (Budiman,
2007).
1. Air angkasa (hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi.
Pada saat presipitasi air tersebut merupakan air yang paling bersih,
namun cenderung akan mengalami pencemaran ketika berada di
atmosfer. Pencemaran tersebut dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya gas karbon dioksida, nitrogen,
dan amonia.
2. Air permukaan
Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan
tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah, maupun pencemar lainnya
3. Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan

bumi

yang

kemudian

mengalami

perkolasi

atau

penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut dalam
perjalanannya ke bawah tanah akan membuat air tanah menjadi lebih
baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Akan tetapi, air
tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi.

12

Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral seperti magnesium,
kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan
kesadahan air.
2.2.2 Pencemaran Air Kolam Renang
Pencemaran air kolam renang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
pencemaran mikrobiologis dan pencemaran kimia.
1. Pencemaran Mikrobiologis
Pencemaran mikrobiologis pada air kolam renang dapat
disebabkan karena kontaminasi fekal dan kontaminasi non-fekal.
Kontaminasi fekal berasal dari kotoran yang dikeluarkan oleh
pengguna kolam renang maupun dari kotoran yang terdapat pada
sumber air yang digunakan sebagai air kolam renang. Pada kolam
renang terbuka, kontaminasi fekal juga dapat berasal dari kotoran
hewan seperti burung dan tikus yang berada di area kolam renang.
Kontaminasi non-fekal di kolam renang dapat berasal dari
pengguna kolam renang, yaitu dari muntahan, lendir, air liur, atau
lapisan kulit yang mencemari air kolam renang. Kontaminasi tersebut
merupakan sumber potensial dari mikroorganisme patogen seperti
bakteri,

virus,

jamur,

dan

protozoa

dalam

air

yang

dapat

menyebabkan infeksi pada pengguna kolam renang lain apabila
kontak dengan air yang telah terkontaminasi tersebut (WHO, 2006).
2. Pencemaran kimia
Pencemaran kimia pada air kolam renang berasal dari bahan
kimia yang dihasilkan dari proses desinfeksi serta berasal dari bahan
kimia yang dihasilkan oleh pengguna kolam renang seperti keringat,
urin, sisa sabun, dan lotion kosmetik yang melekat pada tubuh
pengguna kolam renang (WHO, 2006).

13

Senyawa kimia yang dihasilkan dari proses desinfeksi berupa
senyawa khlor dapat bereaksi dengan senyawa organik dalam air
seperti amonia dan urea yang berasal dari urin dan keringat.
Senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi dan membentuk produk
sampingan dari proses desinfeksi seperti Trihalomethane (THM),
Chloramines, dan Haloacetic acids (HAAs). Produk sampingan
tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan
seperti iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernafasan (Zarzoso M, et
al, 2010).
2.2.3 Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang
Kualitas air yang digunakan sebagai air kolam renang harus
memenuhi standar persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014 Tentang SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air. Adapun persyaratan kualitas air
untuk kategori kolam renang yang telah ditetapkan meliputi persyaratan
fisik, persyaratan kimia, dan persyaratan biologi.
1. Persyaratan fisik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014,
syarat fisik yang ditetapkan untuk air kolam renang antara lain :
1) Bau
Air yang digunakan dalam kolam renang harus terbebas dari
bau yang mengganggu. Bau pada air kolam renang dapat
disebabkan oleh tumbuhan algae yang berlebihan, serta dari
kontaminasi limbah. Selain itu, bau pada air juga dapat
disebabkan karena kandungan khlor yang tinggi dalam air kolam
renang akibat proses desinfeksi (Soemirat, 2011).

14

2) Kejernihan
Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan piringan
yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam. Air kolam
renang dapat dikatakan jernih apabila piringan tersebut dapat
dilihat dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 meter.
3) Benda terapung
Benda terapung merupakan benda-benda asing yang ada di
permukaan air yang dapat berasal dari kotoran-kotoran. Kotoran
dapat dibawa oleh pengguna kolam renang maupun berasal dari
lingkungan di sekitar kolam renang. Air kolam renang harus
terbebas

dari

benda

terapung

supaya

tidak

mengganggu

kenyamanan dari pengguna kolam renang.
2. Persyaratan kimia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014,
syarat kimia yang ditetapkan untuk air kolam renang antara lain :
1) Alumunium
Alumunium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber
alamiah dari alumunium adalah bauksit dan kryolit. Pada dosis
tinggi alumunium dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Sifat
toksisitas alumunium bergantung dari senyawanya, jika berikatan
dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik
(Soemirat, 2011). Batasan maksimal kandungan alumunium dalam
air kolam renang adalah sebesar 0,2 mg/l.
2) Kesadahan
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh ion-ion
magnesium atau kalsium. Ion-ion tersebut terdapat dalam air
dalam bentuk sulfat, klorida, hidrogen karbonat. Sedangkan pada

15

air alam, kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau
garam asamnya. Adanya kalsium klorida atau magnesium sulfat
disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya (Sastrawijaya, 2009).
Batasan minimum kesadahan dalam air kolam renang adalah 50
mg/l dan maksimalnya adalah 500 mg/l.
3) pH
pH dalam air sebaiknya netral yaitu tidak asam maupun
basa. Kualitas air dengan pH 6,7 - 8,6 dapat dikatakan normal dan
tidak terganggu. Air yang berasal dari pegunungan biasanya
memiliki pH yang tinggi. Akan tetapi semakin lama pH akan
menurun menuju suasana asam akibat dari pertambahan bahanbahan organik yang kemudian membebaskan CO2 jika mengurai
(Sastrawijaya, 2009). Standar pH untuk air kolam renang adalah
6,5 – 8,5.
4) Sisa khlor
Sisa khlor merupakan sebagian khlor yang tersisa akibat dari
reaksi antara senyawa khlor dengan senyawa organik maupun
anorganik yang terdapat di dalam air (Tri, 2010). Kandungan sisa
khlor bebas dalam air sengaja dipertahankan sebesar 0,2 mg/l
untuk membunuh kuman patogen dalam air (Budiman, 2007).
Batas kandungan sisa khlor dalam air kolam renang sebesar 0,2 0,5 mg/l.
5) Tembaga (Cu)
Tembaga pada umumnya diperlukan oleh tubuh untuk
perkembangan tubuh manusia. Akan tetapi jika dosisnya terlalu
tinggi, tembaga justru bersifat racun yaitu dapat mengganggu
enzim yang terkait dengan pembentukan sel darah, dapat

16

menimbulkan gejala pada ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah,
anemia, kram dan lain sebagainya. Pada dosis yang terlalu
rendah, tembaga dalam air dapat menimbulkan rasa kesat,
berwarna, dan korosi pada pipa (Soemirat, 2011). Kadar maksimal
tembaga dalam air kolam renang sebesar 1,5 mg/l.
3. Persyaratan Biologi
Persyaratan biologi yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.66 Tahun 2014 untuk kategori kolam renang antara
lain :
1) Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan kelompok bakteri yang memiliki
ciri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, serta
bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35ºC (APHA 1989 dalam Kusnadi dkk, 2005). Batasan
kandungan bakteri Coliform dalam air kolam renang adalah 0 per
100 ml sampel air.
2) Kuman
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014,
batas maksimum jumlah angka kuman yang ada di dalam air
kolam renang adalah 200 koloni per 100 ml sampel air.
2.3 Bakteri Proteus sp.
2.3.1 Pengertian Bakteri Proteus sp.
Bakteri Proteus sp. merupakan salah satu anggota dari famili
Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri
gram negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada
sistem usus manusia dan binatang. Keluarga Enterobacteriaceae

17

meliputi

banyak

Enterobacter,

jenis

yaitu

Klebsiella,

(Escherichia,

Serratia,

Shigella,
dan

Proteus,

Salmonella,
lainnya).

Enterobacteriaceae merupakan fakultatif anaerob atau aerob yang dapat
memfermentasikan
komplek,

dan

karbohidrat,

menghasilkan

memiliki
berbagai

struktur
toksin

antigenik

yang

yang

mematikan.

Enterobacteriaceae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang
yang mempunyai terminologi, tetapi bakteri tersebut dapat disebut
coliform (Jawetz, 2005).
2.3.2 Morfologi Bakteri Proteus sp.

Gambar 2.1 Morfologi Proteus sp.
(Sumber. http://lookfordiagnosis.com 2009)

Proteus sp. merupakan bakteri bentuk batang, gram negatif,
tidak berspora, tidak berkapsul, berflagel peritrik, bakteri ini berukuran
0,4 – 0,8 × 1,0 - 3,0 µm. Proteus sp. termasuk dalam bakteri non laktosa
fermenter, bersifat fakultatif aerob/anaerob (Wahyu, 2005). Sifat koloni
Proteus sp. pada media MCA membentuk koloni sedang besar, tidak
berwarna atau berwarna merah muda, non lactose fermented, smooth,
menjalar atau tidak menjalar, kalau menjalar permukaan koloni kasar,
sedangkan pada media EMB koloni tidak berwarna, transparan, dan
halus. Proteus sp. mengeluarkan bau khas dan swarming pada media
BAP. Proteus sp. menunjukkan pertumbuhan yang menyebar pada suhu
37ºC. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa sifatnya khas

18

antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin piruvat atau
PAD dan menghidrolisa urea dengan cepat karena adanya enzim
urease pada TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk

S (Jawetz,

2005). Secara umum morfologi bakteri Proteus sp. dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
2.3.3 Klasifikasi Bakteri Proteus sp.
Menurut Jawetz (2005) Proteus sp. dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom

: Bacteria

Filum

: Proteobacteria

Kelas

: Gamma Proteobacteria

Ordo

: Enterobacteriales

Famili

: Enterobacteriaceae

Genus

: Proteus

Spesies

: Proteus vulgaris
Proteus morganii
Proteus mirabilis
Proteus rittgeri

2.3.4 Patogenitas Bakteri Proteus sp.
Proteus sp. sering ditemukan di tanah, air dan merupakan flora
normal pada saluran pencernaan manusia. Bakteri ini menyebabkan
infeksi pada manusia apabila manusia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri tersebut atau menggunakan air yang kurang
bersih yang kemungkinan terkontaminasi oleh Proteus sp. kemudian
bakteri ini meninggalkan saluran usus dan menginfeksi organ seperti
kantong kemih dengan cara berkembang biak yang mengakibatkan
penyumbatan pada aliran kemih kemudian menyebabkan peradangan

19

atau infeksi pada saluran kemih dan pada sebagian kasus Proteus sp.
ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-anak (Jawetz, 2005).
Proteus

sp.

adalah

bakteri

patogen

oportunistik,

dapat

menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi
luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus sp. dapat menyebabkan
infeksi pada manusia hanya bila bakteri tersebut meninggalkan saluran
usus (Jawetz, 2005). Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih
dan menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita
yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena, pada
infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Proteus sp. ini urin bersifat
basa sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak
mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus sp.
mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies
Proteus sp. menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang
cepat dengan pembebasan amonia (Radji, 2009).
2.3.5 Cara Uji Bakteriologi Laboratorium
Untuk pemeriksaan mikrobiologi air terdapat 4 metode yang
secara

rutin

dilakukan

dan

direkomendasikan

sesuai

standart

(Permenkes, 2010). Metode tersebut adalah:
1. Heterotrophic Plate Count (HPC)
Heterotrophic Plate Count

dikenal di Indonesia sebagai

pemeriksaan metoda lempeng total, Hitung Jenis Kuman (HJK) atau
Total Plate Count (TPC). Dalam metode ini digunakan 1 ml sampel
cair dimasukkan pada petridish dan menambahkan sekitar 15 ml
media mikrobiologi cair dicampur merata dan

menunggu sampai

padat. Setelah itu menginkubasi selama 48 jam pada suhu 35ºC.

20

Hasil koloni yang tumbuh dinyatakan sebagai Colony Forming Unit
(CFU).
2. Presence Absence
Tujuan metode ini adalah mendapatkan informasi data kualitatif
ada tidaknya sebuah bakteri atau group bakteri dalam sampel. Dalam
metode ini digunakan 100 ml sampel yang disimpan dalam botol
media. Kemudian ditambahkan media mikrobiologi cair.
3. Most Probable Number (MPN) atau Multiple Tube Technique
Teknik MPN

merupakan modifikasi dari metode presence

absence. Sampel yang akan dianalisa dibagi menjadi beberapa
tabung dengan konsentrasi yang berbeda. Jika sampel yang
digunakan 5-10 ml maka media mikrobiologi yang digunakan adalah
single strength, untuk sampel dengan volume 10-100 ml digunakan
media mikrobiologi double strength, dan sampel di atas 100 media
yang digunakan adalah triple strength. Nilai MPN dapat dibaca
menggunakan tabel MPN yang bisa didapatkan di standar metode.
4. Membrane Filter
Membrane filter merupakan metode yang lebih mudah dan
memberikan hasil yang lebih cepat. Sampel yang digunakan
biasanya 100 ml dan jumlah sampel yang lebih besar dalam analisa
air kolam renang yaitu 500 ml, biasanya membrane filter yang sering
digunakan mempunyai porositas 0,45 mikron dengan diameter sekitar
50 mm.
Pengujian mikrobiologi juga dapat dilakukan dengan cara
mengisolasi bakteri pada media selektif. Selanjutnya dilakukan
serangkaian uji biokimia yang meliputi uji fisiologis (uji motil), uji metil-

21

red, uji voges-proskauer, uji TSIA, uji KIA, sehingga diperoleh data
yang menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bakteri tersebut.
2.3.6 Pencegahan dan Pengobatan
Infeksi yang disebabkan oleh Proteus sp. dapat dicegah dengan
menjaga kebersihan tubuh, memperhatikan makanan yang dikonsumsi,
dan melakukan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara
lain: pemakaian antibiotika secara tepat, tindakan antiseptik yang benar,
misalnya pada pemakaian kateter urina. Bakteri Proteus sp. yang
diisolasi dari infeksi yang terjadi di masyarakat biasanya sensitif
terhadap obat anti mikroba yang efektif terhadap bakteri Gram-negatif
meskipun ada galur yang resisten. Galur yang resisten terutama
dijumpai pada penderita yang memiliki riwayat pengobatan antibiotik.
Cairan infus dan elektrolit perlu diberikan pada penderita diare berat
(Radji, 2009).

22

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan gambaran dan arahan asumsi
mengenai variabel-variabel yang akan di teliti, atau memiliki arti hasil sebuah
sintesis dan proses berpikir deduktif maupun induktif, dengan kemampuan
kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Iskandar, 2008). Kerangka
konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Faktor pencemaran adanya bakteri
Proteus sp. pada air kolam renang :

Air kolam
renang

1. Kontaminasi oleh pengguna
kolam renang.

Bakteri Proteus sp.

2. Saluran air kolam renang.
3. Sumber air itu sendiri.

Positif

Negatif

Kontaminasi bakteri Proteus
sp. dapat menyebabkan :
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Infeksi Luka
3. Infeksi Saluran Napas

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam
Renang.

22

23

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konsep pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan
bahwa faktor penyebab adanya bakteri Proteus sp. pada air kolam renang
terdiri dari kontaminasi oleh pengguna kolam renang, saluran air kolam
renang, dan sumber air itu sendiri. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak
diteliti. Pada penelitian ini peneliti hanya mengidentifikasi bakteri Proteus sp.
pada air kolam renang yang ditunjukkan dengan hasil positif dan negatif. Jika
hasil positif maka kontaminasi bakteri Proteus sp. dapat menyebabkan
infeksi saluran kemih (ISK), infeksi luka, serta infeksi saluran pernapasan.

24

BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses
penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara
rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengambilan data,
analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil penelitian. Untuk penelitian
yang menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan metode pendekatan yang
digunakan secara lebih mendetail (Hidayat, 2008).
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
4.1.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari perencanaan penyusunan
proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu sejak bulan
November 2016 sampai bulan Agustus 2017.
4.1.2 Tempat Penelitian
Pada penelitian ini sampel diambil dari 4 kolam renang yang
berada di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan
pengujian bakteri Proteus sp. pada air kolam renang dilaksanakan di
Laboratorium Bakteriologi Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
STIKes ICMe Jombang.
4.2 Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi
tanpa mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap obyek
atau wilayah penelitian (Arikunto 2010, h. 3). Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif karena peneliti hanya ingin melihat positif atau
negatif bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang.

24

25

4.3 Kerangka Kerja
Kerangka kerja dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Penentuan Masalah

Penyusunan Proposal

Populasi
Semua kolam renang di Wilayah Kecamatan
Jombang sebanyak 4 kolam renang.

Sampling
Total Sampling

Jenis Penelitian
Deskriptif

Pengumpulan dan Pengolahan Data
Observasi
Cooding dan tabulating

Analisa Data

Penyusunan Laporan Akhir

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di
Wilayah Kecamatan Jombang.

26

4.4 Populasi Penelitian, Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah semua obyek yang menjadi sasaran penelitian
yang akan diteliti (Isgiyanto 2009, h. 4). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua air kolam renang di Kecamatan Jombang yang
berjumlah 4 kolam renang.
4.4.2 Sampling
Sampling adalah cara mengambil sampel dari populasinya dengan
tujuan sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang akan diteliti
(Nashir dkk 2011, h. 209). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
Non Probability Sampling dengan metode Total Sampling adalah cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi semua
menjadi sampel (Aziz, 2010).
4.5 Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini
adalah Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam renang.
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel
secara operasional berdasarkan kriteria yang diamati, memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena (Nasir, Muhith & Ideputri, 2011).
Definisi operasional variabel pada penelitian ini disajikan pada Tabel
4.2.

27

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel tentang identifikai bakteri Proteus sp.
Variabel

Identifika
si bakteri
Proteus
sp. pada
air
kolam
renang

Definisi
operasio
nal
pemeriks
aan untuk
mengetah
ui Positif
(+) atau
Negati (-)
adanya
Bakteri
Proteus
sp.

Parameter

Alat ukur

a.Makrospis Observasi
Pada media
EMB
permukaan
koloni
halus,
transparan,
tidak
berwarna.
Pada
mediaTSIA
bersifat
Alkali-asam
dengan
membentuk
H2S.

Skala
data
Ordinal

Kriteria

1.Positif (+) terdapat
Proteus sp.

2. Negatif (-) tidak
terdapat Proteus
sp.

b.
Mikroskopis
:Gram
negatif,
warna
merah,
bentuk
batang.

4.6 Alat dan Bahan
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010). Untuk
identifikasi bakteri Proteus sp. menggunakan alat dan bahan sebagai berikut
4.6.1 Alat
1. Beaker glass

7. Ose jarum

2. Tabung reaksi

8. Hot plate

3. Rak tabung reaksi

9. Autoclave

4. Batang pengaduk

10. Cawan petri

5. Incubator

11. Obyek

6. Ose bulat

12. Deck glass

13. Mikroskop

28

14. Nampan pewarnaan
15. Bunsen
16. Timbangan Analitik
17. Pipet tetes
4.6.2 Bahan
1.

Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

2.

Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

3.

Air kolam renang ± 1 ml

4.

Oil imersi

5

.Kapas

6.

Alumunium foil

7.

Pengecatan Gram
Gram 1 : Gentian Violet
Gram 2 : Lugol
Gram 3 : Asam Alkohol
Gram 4 : Safranin

4.7 Prosedur Penelitian
A. Pembuatan Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
1.

Menyiapkan alat dan bahan.

2.

Menimbang media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) sebanyak 6,5 gram.

3.

Memasukkan media ke dalam beaker glass dan menambahkan
dengan 100 ml aquadest.

4.

Memanaskan hingga mendidih di atas hot plate dan mengaduk
dengan batang pengaduk.

5.

Setelah mendidih menuangkan media TSI (Triple sugar Iron Agar) ke
dalam tabung reaksi kemudian menutupnya dengan kapas dan
alumunium foil.

29

6.

Membiarkan media tersebut membeku atau memadat.

7.

Mensterilkan media TSI di dalam autoclave pada suhu 121˚C selama
15 menit.

8.

Memiringkan media TSI pada tabung reaksi sehingga diperoleh agar
miring.

9.

Memasukkan media ke dalam kulkas dan menginkubasi selama 24
jam.

B. Pembuatan Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) sebanyak 3,6
gram kemudian memasukkan ke dalam beaker glass dan melarutkan
dalam 100 ml aquadest.
3. Memanaskan di atas hot plate
4. Mengaduk dengan batang pengaduk sampai homogen hingga
mendidih
5. Menuangkan media ke dalam cawan petri dan membungkus dengan
Koran
6. Mensterilkan media di dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu
121˚C.
7.

Memasukkan media ke dalam kulkas selama 24 jam

C. Pengambilan sampel
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Botol yang digunakan dalam pengambilan sampel air kolam renang
harus memiliki mulut lebar dan bertutup serta memiliki volume yang
cukup.
3. Mensterilkan alat yang akan digunakan dalam pengambilan sampel.

30

4. Membuka bungkus kertas pada botol tersebut kemudian memegang
botol pada bagian bawah yang masih ada kertas pembungkusnya
sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol.
5. Membuka tutup botol tersebut kemudian menurunkan pelan-pelan
sampai mulut botol masuk dan mencapai kedalaman kolam.
6. Setelah botol terisi penuh,mengangkat botol dan sebagian isinya
dibuang kemudian menutup rapat.
D. Penanaman Sampel ke dalam Media
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan penanaman pada media EMBA (Eosin Methylene Blue
Agar) dengan cara menggoreskan sampel air secara zig-zag kemudian
menginkubasi pada suhu 37˚C selama 24-48 jam dan memasukkan ke
dalam inkubator.
3. Melakukan pengamatan makroskopis pada media EMBA, jika terdapat
koloni khusus yang memiliki ciri-ciri seperti bakteri Proteus sp. maka
mengambil koloni tersebut dan melakukan pembuatan preparat dan
melakukan pengamatan mikroskopis pada preparat tersebut.
4. Mengambil koloni yang sama kemudian melakukan penanaman pada
media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dan menginkubasi selama 24-48
jam.
5. Melakukan pengamatan secara Makroskopis pada media TSIA yang
akan membentuk

S dan bersifat alkali asam.

E. Pembuatan Preparat
1.

Menyiapkan alat dan bahan.

2.

Memfiksasi bagian luar cawan petri di dekat spiritus.

3.

Mengambil sedikit koloni dengan ose bulat yang sudah difiksasi.

31

4.

Menggoreskan aquadest.koloni di atas obyek glass yang ditetesi
dengan

5.

Membiarkan sampai kering.

6.

Melakukan pengecatan gram menunggu sampai kering kemudian
mengamati bakteri d

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

Kualitas pelayanan puskesmas dengan kepuasaan pasien lanjut usia (Studi di Puskesmas Mojowanro Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 136

KADAR HEMOGLOBIN PADA PETANI YANG TERPAPAR PESTISIDA (Studi Di Dusun Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 8 81

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PRA LANSIA USIA 45-55 TAHUN (Studi di Kelurahan Kaliwungu kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 101

EFEKTIFITAS SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 88

IDENTIFIKASI CEMARAN JAMUR Candida albicans PADA AIR BAK TOILET DI RUANG BERSALIN (Studi di RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 64

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 126

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106