PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

  

INSOMNIA PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang)

  

Disusun Oleh:

LULUK MASITA

13.321.0097

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

  

INSOMNIA PADA LANSIA

(studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo,Kecamatan Diwek,

Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

Luluk Masita

13.321.0097

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

ii

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Luluk Masita NIM : 13.321.0097 Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 29 juni 1996 Institusi

  : Prodi S1 Keperawatan STIKes “ICME” Jombang Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul Pengaruh Terapi Tertawa terhadap

  Penurunan Insomnia pada Lansia (Studi Di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang). Adapun Proposal skripsi ini bukan milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sangsi Akademis.

  Jombang, Juni 2017 Mahasiswa,

  Luluk Masita 13.321.0097

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Mojokerto 29 Juni 1996, peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Giat, dan Ibu Sunariah.

  Pada tahun tahun 2007 penulis lulus dari SDN Gemekan Mojokerto, pada tahun 2010 lulus dari Mts.Negeri Mojokerto, pada tahun 2013 penulis lulus dari SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Mojokerto. Dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur tes PMDK. Penulis memilih program studi S1 keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKes”ICMe” Jombang.

  Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

  Jombang, Juni 2017 Luluk Masita

  

MOTTO

Kalian akan dapatkan apapun yang kalian inginkan jika dimulai dengan keyakinan

dan usaha yang sungguh-sungguh, dibantu dengan doa kepada Tuhan.

  Apapun yang kalian pikirkan (cita-cita) kan akan terwujud

  PERSEMBAHAN

  sujud syukur kepada Allah SWT karena-Nya Skripsi ini dapat terselesaikan, serta saya panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW. Dengan penuh kecintaan dan keikhlasan saya persembahkan Proposal SKRIPSI ini untuk turut berterima kasih kepada :

  1. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Giat dan Ibu Sunariah yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepadaku, serta selalu mendoakan ku disetiap sujudnya. Tanpa itu semua tidak akan ada arti apa- apa.

  2. Pembimbing utama dan pembimbing anggota (Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Drs.Suhardono,M.Kes) terima kasih telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran serta memberi ilmu dan pengalaman yang luar biasa sehingga saya bisa menyelesaikan karya ini.

  3. Sahabat terbaikku yang telah memberikan bantuan dan semangat serta teman temanku kelas A,B terimalah ini sebagai persembahan atas kebersamaan kita selama ini.

  4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen s1 Keperawatan terima kasih banyak atas semua ilmu nasehat serta motivasi yang telah diberikan semoga dapat bermanfaat.

  5. Kepala Desa Ngudirejo Diwek Jombang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

  Juni 2017

  Jombang, Luluk Masita

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti menyelesaikan skripsi dengan judul “pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia”. Penyusunan skripsi penelitian ini, penyusun banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

  H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep. Ns.,MH selaku ketua STIKES Insan Cendekia Meddika Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini. Inayatur Rosyidah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini. Inayatur Rosyidah S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimning I yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Drs. Suhardono, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Bapak, Ibu, dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga skripsi ini selesai pada waktunya.

  Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kesalahan serta kekurangan yang dimiliki peneliti. Untuk itu peneliti menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini, seoga ini dapat bermanfaat. Amin

  Jombang, Juni 2017 Peneliti

  

ABSTRAK

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

  INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang)

Oleh :

  

Luluk Masita

133210097

Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang paling sering

dialami oleh lanjut usia. Sekitar 60% lansia mengalami insomnia atau sulit tidur. untuk

mengatasi insomnia pada lansia dapat menggunakan beberapa cara diantaranya yaitu

terapi non farmakologi yang salah satunya yaitu terapi tertawa. Tujuan penelitian ini

menganalisis pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di

Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

  Desain penelitian ini adalah one group pre test-post test design. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami insomnia di Posyandu Lansia Desa

Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 42 lansia, sampelnya

berjumlah 32 lansia dengan tehnik sampling purposive sampling. Variabel independent

yaitu terapi tertawa dan variabel dependent yaitu penurunan insomnia pada lansia.

Pengumpulan data menggunakan lembar wawancara KSPBJ-IRS. Tehnik pengolahan

data menggunakan Editing, Coding, Scroring, Tabulating serta uji statistiknya

menggunakan uji statitstik Wilcoxon signed rank test.

  Hasil penelitian ini didapatkan dari 32 responden, sebelum dilakukan terapi

tertawa sebagian besar responden mengalami insomnia ringan sejumlah 2 lansia (6,3%),

insomnia sedang sejumlah 12 lansia (37,5%), dan insomnia berat sejumlah 18 lansia

(56,3%), sesudah dilakukan terapi tertawa sebagian besar responden mengalami insomnia

ringan sejumlah 12 lansia (37,5%), insomnia sedang sejumlah 16 lansia (50%), dan

insomnia berat sejumlah 4 lansia (2,5%). Uji statistik menunjukkan bahwa nilai p value =

0,000 < α (0.05) sehingga H diterima.

1 Kesimpulannya penelitin ini ada pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan

  

insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang. Kata kunci : terapi tertawa, insomnia, lansia

  

ABSTRACT

THE EFFECT OF LAUGHTER THERAPY AGAINTS DECREASING

INSOMNIA ON ELDERLY

  

(Studied in the Posyandu of elderly village of Ngudirejo sub-district of Diwek Jombang regency)

by:

Luluk Masita

133210097

  Sleep disturbance or insomnia one of the most often disturbance experienced by

the elderly. About 60% elderly have sleep disturbance. To handle insomnia can be done

with some ways like non pharmacology that one of them is laughter therapy. The purpose

of this research was to analyze the effect of laughter therapy againts decreasing insomnia

on elderly in the Posyandu of elderly village of Ngudirejo sub-district of Diwek Jombang

regency.

  This research design was one group pre test post test design. The populations in

this research were whole elderly who experienced insomnia in the Posyandu of elderly

village of Ngudirejo sub-district of Diwek Jombang regency number 42 elderly, the

samples were 32 elderly with technique of purposive sampling. The independent variable

was laughter therapy and the dependent variable was the decreasing insomnia on elderly.

Data collecting used interview sheet of KSPBJ-IRS. The technicque of data processing

used Editing, Coding, Scoring, Tabulating and the statistical test used statististical test of

Wilcoxon signed rank test.

  This research result was obtained from 32 respondents, before being conducted

laughter therapy most of respondents experienced mild insomnia were as many as 2

elderly (6,3%), moderate insomnia were as many as 12 elderly (37,5%) and severe

insomnia were number of 18 elderly (56,3%), after being conducted laughter therapy

most of respondents experienced mild insomnia were number of 12 elderly (37,5%),

moderate insomnia were number of 16 elderly (50%), and severe insomnia were number

of 4 e lderly (12,5%). The statistical test of Wilcoxon showed that’s the value of p = 0,000 < α (0.05) so H1 was accepted.

  This conclusion of this research was that there’s the effect of laughter therapy

againts decreasing insomnia on elderly in the Posyandu of elderly village of Ngudirejo

sub-district of Diwek Jombang regency. Keywords : laughter therapy, insomnia, elderly.

  xi

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... v M OTTO .......................................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

  vii

  

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

  ix

  ABSTRAK ...................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................... xviii

  BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................

  3 1.3 Tujuan............................................................................................

  3 1.4 Manfaat penelitian .........................................................................

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Lansia .....................................................................

  5 2.1.1 Pengertian Lansia .................................................................

  5 2.1.2 Siklus Hidup Lansia .............................................................

  5 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menua ...........................

  7 2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia ..................

  9 2.1.5 Proses menua ......................................................................

  13 2.2 Konsep insomnia ...........................................................................

  17 2.2.1 Pengertian insomnia .............................................................

  17 2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Insomnia .......................................

  18

  2.2.3 Klasifikasi Insomnia ............................................................

  53

  4.4 Kerangka kerja (frame work) ..................................................................

  50

  4.5 Identifikasi Variabel ..................................................................................

  51 4.6 Definisi Operasional .................................................................................

  52

  4.7 Pengumpulan dan analisa data ................................................................

  4.8 Etika Penelitian ..........................................................................................

  4.3 Populasi, sampel dan sampling ...............................................................

  58 4.9 Keterbatasan penelitian ............................................................................

  59 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian .............................................................................

  60 5.1.1 Gambaran lokasi penelitian ................................................

  60 5.1.2 Data Umum ..........................................................................

  61 5.1.3 Data Khusus .........................................................................

  62 5.2 Pembahasan ..................................................................................

  48

  48

  21 2.2.4 Gejala insomnia ...................................................................

  29 2.3.3 Manfaat Terapi Tertawa untuk Kesehatan ...........................

  22 2.2.5 Dampak Insomnia ................................................................

  22 2.2.6 Penatalaksanaan insomnia ...................................................

  23 2.2.7 Alat Ukur Insomnia .............................................................

  25 2.3 Konsep dasar terapi tertawa ..........................................................

  28 2.3.1 Pengertian ............................................................................

  28 2.3.2 Jenis-Jenis Terapi Tertawa...................................................

  33 2.3.4 Tehnik terapi tertawa ...........................................................

  47 4.2 Waktu dan tempat penelitian ...................................................................

  38 2.3.5 Kontra indikasi terapi tertawa ..............................................

  41 2.4 Hasil Penelitian Terkait .................................................................

  41 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

  3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................

  45 3.2 Hipotesis ......................................................................................................

  46 BAB 4 METODE PENILITIAN

  4.1 Desain Penelitian .......................................................................................

  65

  BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................

  1.1 Kesimpulan 74 .............................................................................................................

  1.2 Saran

  74 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

  Kabupaten

  5.6 Tabulasi silang pengaruh terapi tertawa terhadap penuruan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ..............................................................................................

  63

  5.5 Data Khusus penurunan insomnia sesudah diberikan terapi tertawa di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ..................................................................................................................

  62

  5.4 Data khusus penurunan insomnia responden sebelum dilakukan terapi tertawa di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ..............................................................................................

  62

  Jombang ..................................................................................................................

  5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek

  4.1 Rancangan Pra-Pasca test dalam satu kelompok (one-group pra-post test design ) ..............................................................................................................

  61

  5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten ..............

  61

  5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang .............................

  52

  4.2 Definisi Operasional ..............................................................................................

  48

  63

  

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

  3.1 Kerangka Konseptual pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia ............................................................................................

  45

  4.1 Kerangka kerja penilitian tentang pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang ..........................................................

  51

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Jadwal Penyusunan Proposal Penelitian 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden 3. Lembar Pernyataan Menjadi Responden 4. Lembar Kuesioner Data Umum 5. Lembar Kuesioner 6. Standart Operasional Prosedur (SOP) 7. Tabulasi Data Umum 8. Tabulasi Data Khusus 9. Lembar Hasil SPSS 10.

  Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan 11. Lembar Surat Studi Pendahuluan 12. Lembar Ijin Penelitian 13. Lembar Nota Dinas dan Pengambilan Data 14. Lembar Surat ijin Penelitian dari Puskesmas Cukir 15. Lembar Surat Balasan Dari Desa 16. Lembar konsultasi 17. Lembar Surat Pernyataan Keaslian 18. Lembar Bebas Plagiasi

DAFTAR LAMBANG

  1. Ho : hipotesis nol

  2. H1/Ha : hipotesis alternatif 3. % : prosentase 4.

  : alfa (tingkat signifikansi)

  5. K : Subjek 6. X : perlakuan 7.

  N: jumlah populasi 8. n: jumlah sampel 9. >: lebih besar

  10. < : lebih kecil

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.5 Pertambahan usia pada individu merupakan suatu proses fisiologis yang

  akan terjadi pada manusia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami masalah baik secara fisik maupun mental (Fitriani, 2014). Menua adalah proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik serta peurunan fungsi organ tubuh. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami lanjut usia. Sekitar 60% lansia mengalami insomnia atau sulit tidur (Saragih, 2010). Hal ini diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan kemunduran kognitif seperti suka lupa dan hal-hal yang mendukung lainnya kecemasan yang berlebihan, kepercayaan diri menurun, insomnia, juga kondisi biologis yang semuanya saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut usia (Kadir, 2007 dalam Dhin 2015). Lebih dari 70%, penyakit mempunyai hubungan dengan stress , salah satunya yaitu insomnia. (Desinta,2011).

  Usia Harapan Hidup di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 Usia Harapan Hidup (UHH) adalah 69,43 tahun (dengan populasi lansia adalah 7,6%) dan pada tahun 2015 Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 70,8 tahun (dengan propulasi lansia 8,5%). Dari data Depkes (2015) menunjukkan Indonesia masuk 5 besar negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014 jumlah penduduk lansia di Indonesia menjadi

  1

  2 18.781 juta jiwa dan diperkirakan 2025 jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. Jumlah penduduk lansia di Provinsi Jawa Timur 11,5 % dari jumlah peduduk Jawa Timur. Sedangkan di wilayah Jombang jumlah penduduk lansia sebesar 9,83

  % dari 1.240.985 jiwa penduduk. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya insomnia. Prevelansi insomnia pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67% (Seoud et al,2014 dalam Muhlisin 2015).

  Masalah yang muncul pada lansia yang mengalami insomnia yaitu kesulitan untuk tidur, sering terbangun lebih awal, sakit kepala di siang hari, kesulitan berkonsentrasi, dan mudah marah. Dampak yang lebih luas akan terlihat depresi, insomnia juga berkontribusi pada saat mengerjakan pekerjaan rumah maupun berkendara,serta aktivitas sehari-hari dapat terganggu (Rafiudin, 2004 dalam Utami, 2015). Jika lansia kurang tidur yaitu persaan bingung, curiga, hilangnya produktifitas kerja, serta menurunnya imunitas. Kurang tidur menyebabkan masalah pada kualitas hidup lansia, memperburuk penyakit yang mendasarinya, mengubah perilaku, suasana hati menjadi negatif, mengakibatkan kecelakaan, seperti terjatuh, serta kecelakaan dalam rumah tangga. Insomnia juga dapat menyebabkan kematian pada lansia (fitriani,2014)

  Berkenaan dengan hal diatas, penyembuhan terhadap insomnia sangat diperlukan. Upaya penyembuhan dapat berupa terapi farmakologi dan non- farmakologi. Salah satu upaya non-farmakologi untuk mengatasi insomnia adalah dengan terapi modalitas berupa terapi tertawa (Sari, 2014). Terapi tertawa merupakan suatu terapi untuk suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang

  3 lapang, peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan

  dapat

  memelihara kesehatan (Andol,2009 cit Mathofani 2010). tertawa membentuk pola pikir positf sehingga seseorang akan berpikir dengan cara yang lebih positif. Tertawa merupakan cara yang paling baik dan paling ekonomis dalam melawan kecemasan. Tertawa akan merelaksasikan otot-otot yang tegang.

  Selain itu tertawa juga dapat menurunkan kadar hormon stress. Jadi, bisa dikatakan bahwa tertawa merupakan meditasi dinamis atau tehnik relaksasi yang dinamis dalam waktu singkat (Tarigan, 2009 cit Mathofani 2010).

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian terapi tertawa untuk mengatasi insomnia dengan tujuan mengetahui Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap penurunan insomnia pada Lansia.

  Rumusan Masalah

  1.6

  “Apakah ada pengaruh Terapi Tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang

  ”?

1.7 Tujuan

  1.7.1 Tujuan Umum Menganilisis pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten

  Jombang

  1.7.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengidentifikasi insomnia pada lansia sebelum dilakukan terapi tertawa di Posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

  4

2. Mengidentifikasi insomnia pada lansia sesudah dilakukan terapi tertawa di Posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

  3. Menganilisis pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

1.8 Manfaat penelitian

  1.8.1 Teoritis Diketahuinya terapi tertawa terhadap penurunan insomnia dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya dalam bidang keperawatan gerontik.

  1.8.2 Praktis 1.

  Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dasar atau usaha mandiri yang digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan terapi untuk mengatasi insomnia pada lansia yang praktis dan tidak mengeluarkan biaya karena dapat dilakukan sendiri.

  2. Bagi kader posyandu lansia Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu terapi untuk mengatasi gangguan tidur pada lansia dan sebagai acuan dalam meningkatkan kesehatan lansia khususnya yang mengalami insomnia.

  3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai informasi serta menjadi referensi ilmiah pada penelitian lebih lanjut untuk lebih menyempurnakan pembahasan dan penggunaan perlakuan atau metode lain guna membantu mengatasi insomnia yang dialami lansia. Penelitian lanjutan dapat berupa penelitian dengan sampel yang lebih

  5 banyak, dan penelitian terapi tertawa terhadap insomnia pada kelompok selain lansia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Lansia

  2.5

  2.5.1 Pengertian Lansia Menurut (Bandiyah, 2009) usia lanjut merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya.

  Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu (WHO,2009)

  2.5.2 Siklus Hidup Lansia WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi: 1. Usia pertengahan (middle age ), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

  2. Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun.

  3. Lanjut usia tua (old), antara 60-75 dan 90 tahun.

  4. Usia sangat tua (very old), di atas 90 tahun.

  Selain itu, dibawah ini dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat lain mengenai siklus hidup manusia (stanley,M.,2006):

  1. Menurut Prof.Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (alm), Guru Besar

  Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran, membagi periodesasi biologis perkembangan sebagai berikut: a. 1 tahun = masa bayi

  6

  7 b.

  1-6 tahun = masa prasekolah c. 6-10 tahun = masa sekolah d.

  10-20 tahun = masa pubertas e. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium) f. 65 tahun keatas = masa lanjut usia (senium) 2. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikologi UI) Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

  Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu (1) fase iuventus, antara 25 tahun

  • – 40 tahun, (2) fase verilitas, antara 40 tahun – 50 tahun, (3) fase presenium, antara 55 tahun-65 tahun, dan (4) fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia.

  Menurut Prof.Dr.Koesoemato Setyonegoro 3.

  Pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut : (1) usia dewasa muda (elderly adulhood), 18/20 tahun-25 tahun, (2) usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25 tahun-60/65 tahun, (3) lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65/70 tahun. Geriatric age terbagi menjadi young old (70 tahun- 75 tahun), old (75 tahun-80 tahun), dan very old (lebih dari 80 tahun).

  2.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menua Menurut Siti Bandiyah (2009, dalam Abdul Muhith, 2016),yang mempengaruhi menua adalah:

  1. Herediter atau Genetik Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang dikaitkan dengan peran DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel.

  Secara genetik, perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom X

  8 sedangkan laki-laki oleh satu kromosom X. Kromosom X ini ternyata membawa unsur kehidupan sehingga perempuan berumur lebih panjang daripada laki-laki.

  Nutrisi/Makanan 2.

  Berlebihan atau kekurangan mengganggu keseimbangan reaksi kekebalan.

  3. Status kesehatan Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh faktor luar yang merugikan yang berlangsung tetap dan berkepanjangan.

  4. Pengalaman hidup a.

  Paparan sinar matahari: kulit yang tak terlindungi sinar matahari akan mudah ternoda oleh flek, kerutan, dan menjadi kusam b.

  Kurang olahraga : olahraga membantu pembentukan otot dan menyebabkan lancarnya sirkulasi darah.

  c.

  Mengonsumsi alkohol : alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada pada kulit dan menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit.

  5. Lingkungan Proses menua secara biologik berlansung secara alami dan tidak dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam status sehat.

  6. Stress

  Tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan, ataupun

  9 masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan berpengaruh terhadap proses penuaan.

  2.5.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia Menurut (Muhith & Siyoto, 2016), perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut :

  1. Sel a.

  Pada lansia, jumlah akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar.

  b.

  Cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang.

  c. proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang.

  d.

  Jumlah sel otak akan menurun.

  e.

  Mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak akan menjadi atropi.

  2. Sistem Pernafasan a.

  Rata-rata berkurangnya saraf neucortial sebesar 1 per detik (Pakkenberg dkk.,2003) b.

  Hubungan persarafan cepat menurun.

  c.

  Lambat dalam merespons, baik dari gerakan maupun jarak waktu, khusus dengan stress.

  d.

  Mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.

  3. Sistem pendengaran a.

  Gangguan pada pendengaran b.

  Membran timpani atropi c. Terjadi pengumpulan dan pergeseran serumen karena peningkatan keratin

  10 d.

  Pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress.

  4. Sistem penglihatan a.

  Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar.

  b.

  Kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis) c. Lensa lebih suram dapat menyebabkan katarak.

  d. meningkatnya ambang.

  e.

  Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap.

  f.

  Hilangnya daya akomodasi.

  g.

  Menurunnya lapang pandang dan menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan hijau pada skala pemeriksa.

  5. Sistem Kardiovaskuler a.

  Elastisitas dinding aorta menurun.

  b.

  Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

  c.

  Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

  d.

  Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi.

  e.

  Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

  11

  6. Sistem pengaturan suhu tubuh.

  a.

  Suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis +35C. Hal ini diakibatkan oleh metabolisme yang menurun.

  b.

  Keterbatasan reflek menggigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

  7. Sistem pernapasan a.

  Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

  b.

  Menurunnya aktivitas dari silia.

  c.

  Paru-paru kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

  d.

  Menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman bernapas menurun.

  e.

  Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mm Hg, kemampuan untuk batuk berkurang, dan penurunan kekuatan otot pernapasan.

  8. Sistem gastrointestinal a.

  Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.

  b.

  Esofagus melebar.

  c.

  Sensitivitas akan rasa lapar menurun.

  d.

  Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menurun.

  e.

  Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

  f.

  Fungsi absorbsi menurun.

  g.

  Hati (liver) semakin mengecil dan menurunnya tempat menyimpan.

  h.

  Berkurangnya suplai aliran darah.

  12

  9. Sistem genitourinaria.

  a.

  Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, protein uria biasanya +1), Blood Urea Nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

  b.

  Otot-otot kandung kemih melemah kapasitasnya, menurun hingga 200 ml dan menyebabkan rekurensi buang air kecil meningkat, kandung kemih dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.

  c.

  Pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga +75% dari besar normalnya.

  10. Sistem endokrin Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta sekresi hormon kelamin seperti progesteron, estrogen, dan testosteron.

  11. Sistem integumen a.

  Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

  b.

  Permukaan kulit kasar dan bersisik c. Menurunnya respons terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.

  d. kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.

  e.

  Rambut dalam hidung dan telinga menebal f. Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.

  13 g.

  Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

  h.

  Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya. i.

  Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

12. Sistem muskuloskeletal a.

  Tulang kehilangan kepadatan (density) dan semakin rapuh, b.

  Kifosis c. Persendian membesar dan menjadi kuku.

  d.

  Tendon mengkerut dan mengalami sklerosis.

  e.

  Atropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot kram dan menjadi tremor.

  2.5.5 Proses menua

  1. Definisi Menurut Constantanides (1994 dalam Siti Bandiyah, 2009) menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

  Menua adalah proses suatu kaedaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua adalah proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school, school,

  14 remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013)

  2. Teori-Teori Proses Penuaan.

  Menurut Sheiera Saul (1974 dalam Muhith, 2016) teori-teori proses penuaan dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok teori biologis dan teori kejiwaan sosial : a.

  Teori Biologi Teori biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya. Beberapa macam teori biologis, sebagai berikut :

  1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

  Menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).

  2) Teori Interaksi Seluler

  Bahwa sel-sel yang saling berinteraksi satu sama lain dan mempengaruhi keadaan tubuh akan baik-baik saja selama sel-sel masih berfungsi dalam suatu hormon. Akan tetapi, bila tidak lagi demikian maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed-back di mana lambat laun sel-sel akan mengalami degenerasi.

  15 3)

  Teori Replikasi DNA Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan merupakan akibat akumulasi bertahap kesalahan dalam masa replikasi DNA sehingga terjadi kematian sel. Kerusakan DNA akan menyebabkan pengurangan kemampuan replikasi ribosomal DNA ( rDNA) dan mempengaruhi masa hidup sel. Sekitar 50% Rdna akan menghilang dari sel jaringan pada usia kira-kira 70 tahun.

  4) Teori Ikatan Silang.

  Proses penuaan merupakan akibat dari terjadinya ikatan silang yang progesif antara protein-protein intraseluler dan interseluler serabut kolagen. Ikatan silang meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini mengakibatkan penurunan elastisitas dan kelenturan kolagen di membran basalis atau di substansi dasar jaringan penyambung. Keadaan ini akan mengakibatkan kerusakan fungsi organ. 5) Teori Radikal Bebas.

  Teori radikal bebas dewasa ini lebih banyak dianut dan dipercaya sebagai mekanisme proses penuaan. Radikal bebas adalah sekelompok elemen dalam tubuh yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan reaktif hebat. Sebelum memiliki pasangan, radikal bebas akan terus-menerus menghantam sel-sel tubuh guna mendapatkan pasangannya, termasuk menyerang sel-sel tubuh yang normal.

  16 6)

  Reaksi dari Kekebal Sendiri (Auto Immune Theory) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

  b. Teori Kejiwaan Sosial 1)

  Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory) Para lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran pola hidup dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia. 2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

  Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang dimilikinya.

  3) Teori Pembebasan (Didengagement Theory)

  Teori ini menerangkan putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. 4) Teori Subkultural

  Lansia merupakan kelompok yang memiliki norma, harapan, rasa percaya, dan adat kebiasaan tersendiri sehingga dapat digolongkan sebagai subkultural. Akan tetapi, mereka ini kurang

  17 terintegrasi pada masyarakat luas dan lebih banyak berinteraksi dengan sesama.

  5) Teori Strati Kasi Usia Teori ini menerangkan adanya saling ketergantungan antara usia dengan struktur sosial yang dapat dijelaskan sebagai berikut; orang-orang tumbuh dewasa bersama masyarakat dalam bentuk kohor dalam artian sosial, biologis, dan psikologis.

  d. Teori Penyesuaian Individu dengan Lingkungan Ada hubungan antara kompetensi individu dengan lingkungannya. Kompetensi ini merupakan ciri fungsional individu, antara lain kekuatan ego, keterampilan motorik, kesehatan biologis, kapasitas kognitif, dan fungsi sensorik.

2.6 Konsep insomnia

  2.6.1 Pengertian insomnia Insomnia ialah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 yaitu tidak dapat memulai tidur, tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga, dan bangun dini serta tidak dapat tidur kembali (Potter,2005)

  Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur (Hidayat, 2006)

  Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. lansia rentan terhadap insomnia mencakup ketidakmampuan

  18 untuk tertidur, sering terbangun, ketidakmampuan untuk kembali tidur dan terbangun pada dini hari (Stanley, 2007)

Dokumen yang terkait

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) Genduk Lestari Endang Y Baderi ABSTRAK - PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyand

3 15 6

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI DENGAN MOTIVASI IBU DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA (Studi di RW 01 Dusun Dempok Desa Grogol Kecamatan Diwek Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9

KADAR HEMOGLOBIN PADA PETANI YANG TERPAPAR PESTISIDA (Studi Di Dusun Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 8 81

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA (Di Posyandu Lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 142

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PRA LANSIA USIA 45-55 TAHUN (Studi di Kelurahan Kaliwungu kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 101

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU PRIMIPARA (Di Posyandu Balita Desa Segodobancang Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 109

EFEKTIFITAS SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 88

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 106