2-1 2.1 Konsep Perencanan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta Karya 2.1.1 Kedudukan Infrastruktur Dalam Konteks Pembangunan

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

KONSEP PERENCANAAN BIDANG

2.1

Konsep Perencanan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta Karya

2.1.1 Kedudukan Infrastruktur Dalam Konteks Pembangunan
Pembangunan infrastruktur tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus ditempatkan dalam
konteks upaya pengembangan wilayah. Hal ini perlu dilakukan karena, infrastruktur
merupakan salah satu faktor pendorong dalam mewujudkan tujuan pembangunan. Karena itu
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur harus diselenggarakan secara sistematis,
terarah, komprehensif, dan berkelanjutan sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien. Untuk itu,
diperlukan adanya manajemen pembangunan yang mampu mengarahkan setiap kegiatan
agar memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan dan sasaran yang selaras dengan visi
daerah. Oleh karena itu setiap kegiatan pembangunan harus didesign sedemikian rupa
sehingga mempunyai relefansi dengan Visi - Misi daerah. Dalam konteks ini maka, yang

menjadi orientasi penyelenggaraan pembangunan infrastruktur adalah sasaran strategis
(strategic goals) yaitu:
1. Kontribusi Pelayanan Infrastruktur bagi Pertumbuhan Ekonomi;
2. Kontribusi Pelayanan Infrastruktur bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan
pengentasan kemiskinan;
3. Kontribusi Pelayanan Infrastruktur bagi Peningkatan Kualitas Lingkungan.
4. Menjamin agar daya dukung lingkungan dalam pengelolaannya dapat menjadi
berkelanjutan.
Sesuai dengan sasaran strategis yang menjadi orientasi penyelenggaraan pembangunan
tersebut maka, konsep perencanaan dan pelaksanaan pengembangan infrastruktur dapat
diperlihatkan seperti pada Gambar II.1. Dalam formulasinya, pengembangan infrastruktur
menurut konsep tersebut dimaksudkan agar pada tataran perencanaan dapat diselenggarakan
secara terpadu dan pada tataran pelaksanaan dapat dilaksanakan secara bersinergis antar
pemangku kepentingan.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-1

LAPORAN AKHIR


Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Gambar II.1.
Konsep Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur
Amanat Penataan Ruang
/Spasial:
- UU No. 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
- RTRW Nasional/KSN
- RTRW pulau Sumatera
- RTRW Provinsi Bengkulu
- RTW Kabupaten Kaur

Kondisi Eksiting
Pembangunan
Bidang Cipta Karya

Isu-Isu Strategis:
- Bencana Alam

- Perubahan Iklim
- Kemiskinan
- Reformasi Birokrasi
- Kepadatan Penduduk
Perkotaan
- Pengarusutamaan Gender
- Green Economy

Amanat Pembangunan
Nasional:
- RPJP 2005 - 2025
- RPJMN 2009 – 2014
- UU/PP (UU 32 2004/
PP 38 2007, dll
- MP3EI
- KEK
- Direktif Presiden

Amanat Pembangunan Bidang PU/Cipta
Karya:

- UU No. 1/2011 Tentang Rumah Susun
- UU 28/2002 Tentang Bangunan
Gedung
- UU 18/2008 Tentang Pengelolaan
Persampahan
- UU 7/2004 Tentang SDA
- PP 16/2005 Pengembangan SPAM
- PP 81/2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumahtangga dan Sampah
Sejenis
- PP 36/2005 Tentang Peraturan
Pelaksana UU Bangunan Gedung
- Standar Pelayanan Minimal Bidang PU
dan Penataan Ruang

A. Rencana dan Program Bidang
Cipta Karya
B. Pelaksanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya


Permasalahan dan
Potensi Daerah

Amanat Internasional:
- Agenda Habitan
- RIO + 20
- MDGs
- SDG

Permukiman yang Layak
Huni dan Berkelanjutan

Dukungan Stakeholders:
- Daerah (Prov./Kota/Kab.
- Dunia Usaha
- Masyarakat

Berdasarkan kerangka pikir dan konsep keterpaduan sebagaimana yang diuraian tersebut di
atas maka, yang menjadi dasar rujukan utama dalam merumuskan rencana kebutuhan
program infrastruktur permukiman adalah Rencana Tata Ruang (RTR), baik tata ruang

nasional, Tata Ruang Pulau, maupun Tata Ruang Provinsi, Kab./Kota dan Kawasan. Karena
itu yang menjadi Pendekatan Kebijakan Keterpaduan bidang Cipta Karya adalah pengisi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya wilayah-wilayah yang menjadi kawasan
strategis, baik kawasan strategis nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Melalui
pendekatan tersebut maka, pembangunan keciptakaryaan dapat terintegrasi, yang dengan
sendirinya program/kegitan Cipta Karya dapat mendukung pengembangan kabupaten/kota
yang responsif dan sesuai kebutuhan penanganannya. Dalam kaitan ini maka, yang menjadi
tujuan tujuan Pembangunan Bidang Cipta Karya adalah :
1.

Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur dan permukiman, dan
pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan
(termasuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim):

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-2

LAPORAN AKHIR


Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

 Penyusunan NSPK (UU, PP, Perpres, Permen, SNI)
 Pendampingan Penyusunan NSPK Daerah/Perda
 Pembinaan SDM
 Sosialisasi
 Pendidikan/Pelatihan
2.

Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) bidang
pekerjaan umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.

Pengembangan prasarana dan sarana bidang Cipta Karya

4.

Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan penanganan
kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah.


2.1.2 Pendekatan Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur
Sejalan dengan konsep tersebut di atas maka, pendekatan penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur bidang cipta karya adalah:
1.

Pendekatan Perencanaan
a) Pencapaian Sasaran Kinerja Kementrian Pekerjaan Umum
 Mendukung dan berbasis penataan ruang
 Mendukung Prioritas pembangunan nasional dan pencapaian sasaran RPJM
dan Renstra 2010-2014
 Mendukung implementasi otonomi daerah yang nyata dan bertangung jawab.
b) Peningkatan Kualitas Kegiatan
 Mengacu pada kinerja, keterpaduan, dan sinergi (baik antar sektor dan antar
aras/level kewenangan)
 Memenuhi kaidah-kaidah teknis dan dapat dipertanggung jawabkan
 Memenuhi standar kelayakan dari segi teknik, lingkungan social, dan juga
ekonomi
c) Penanganan Isu-Isu Strategis
 Mengikuti konsepsi pelestarian lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan

iklim (climate change)
 Mengeliminasi timbulnya penyebab dan mengatasi bencana
 Menerapkan prinsip-prinsip “Good Governance”
 Mendukung pengembangan sumberdaya manusia
 Mendukung pengembangan dibidang jasa konstruksi
 Mendukung percepatan pencapaian MDGs.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-3

LAPORAN AKHIR

2.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Pendekatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Pendekatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya, terutama yang
terkait dengan pola kegiatan dan pendanaan diselenggarakan berdasarkan kaidah-kaidah

sebagai berikut:
1. Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan (Turbinwas)


Pengaturan yang dilakukan Pemerintah melalui penyusunan kebijakan dan
strategi, NSPM, SPM, dll.



Pembinaan yang dilakukan Pemerintah dalam bentuk pemberian bimbingan
teknis, supervisi, konsultasi.



Pengawasan yang dilakukan Pemerintah dalam bentuk monitoring dan evaluasi



Dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dengan menggunakan dana APBN.


2. Pembangunan


Cost Recovery, kegiatan pulih biaya yang tidak memerlukan bantuan dana
pemerintah.
 Pengusahaan / mandiri



Non Cost Recovery
 Stimulan, yaitu kegiatan yang dilakukan bersama Pemerintah dan
Pemerintah Daerah (berdasarkan RPIJM).
 Pemberdayaan, yaitu kegiatan untuk mendorong peran masyarakat dalam
pembangunan lingkungan
 DAK, bantuan khusus yang diberikan kepada Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu.
 Hibah, yaitu Bantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah atau
Masyarakat untuk melaksanakan kegiatan strategis.

2.1.3 Prinsi Penyusunan RPIJM
Dalam rangka penyusunan program yang sesuai dengan isu-isu strategis di daerah yang
selaras dengan konsep perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Bidang Cipta Karya
tersebut di atas maka, yang menjadi prinsip dasar penyusunan RPIJM adalah:
1.

Mengedepankan pencapaian Output Tepat Sasaran, melalui pelaksanaan kegiatan yang
efektif dengan pemanfaatan sumberdaya (termasuk pendanaan) secara efisien;

2.

Berorientasi pada Pencapaian Outcome, yaitu berfungsinya output secara tepat waktu
sesuai dengan rencana serta bermanfaat secara luas dan menerus (sustain);

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-4

LAPORAN AKHIR

3.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Memperkuat Sinergi Antar-Stakeholders dalam rangka pemanfaatan sumberdaya
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Masyarakat, dan sumber dari luar negeri;

4.

Dalam Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) yang Mengedepankan
Pendekatan Program, bukan pendekatan keproyekan.

2.2

Amanat Pembangunan Nasional

2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional disusun dalam bentuk visi, misi dan arah
pembangunan nasional. Dokumen bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang
mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka
menengah dan tahunannya.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang
meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas
mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut
memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi. Upaya pelaksanaan tersebut
dilakukan dalam konteks memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 merupakan kelanjutan dari
pembangunan sebelumnya untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
itu, dalam 20 tahun mendatang, sangat penting dan mendesak bagi bangsa Indonesia untuk
melakukan penataan kembali dengan berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang
pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup dan
kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan mempunyai
posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam pergaulan masyarakat Internasional.
RPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam tahap perencanaan menurut periodisasi
pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima) tahunan, yaitu: RPJM Nasional I (2005–
2009), RPJM Nasional II (2010–2014), RPJM Nasional III (2015–2019), dan RPJM
Nasional IV (2020–2025).
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-5

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

RPJP Nasional sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Nasional. Pentahapan rencana
pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM Nasional sesuai dengan
visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat. RPJM Nasional
memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga
dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan
mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan
amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, maka Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025
adalah : Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Dengan penjelasan:
Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan
kekuatan sendiri.
Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki
kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.
Adil : Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik
antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur : Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh
kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsabangsa lain di dunia.
Terkait dengan Visi tersebut, Misi pembangunan nasional adalah:
1.

Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter
bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan
antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal
sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika
pembangunan bangsa.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-6

LAPORAN AKHIR

2.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju inovasi
secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang
hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan, termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3.

Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan
kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan
pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum serta menegakkan
hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil.

4.

Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI
hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar
mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindakan kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan
kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi
industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5.

Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan
pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan
kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi
kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi
masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi;
serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6.

Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap
menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan masa kini dan masa
depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permu-kiman,
kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-7

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

sumber daya alam dan lingkungan secara berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan;
memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan
dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7.

Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan;
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut
nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.

8.

Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional
adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan
nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan
pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama
internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta antar
lembaga di berbagai bidang.

2.2.2 RPJM Nasional 2010 – 2014
Strategi pelaksanaan Visi - Misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima
tahunan atau RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah). Masing-masing tahap
mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari
skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Pentahapan
RPJM dapat diperlihatkan seperti pada Gambar II.2.
Skala prioritas penanganan masing-masing tahapan RPJM Nasional tersebut adalah :
1.

RPJM ke-1 (2005–2009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia
di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai,
yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.

2.

RPJM ke-2 (2010–2014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali
Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya
saing perekonomian.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-8

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Gambar II.2
Tahapan RPJM Nasional
RPJM 1
(2005 - 2009
Menata Kembali NKRI,
Membangun Indonesi
yang Aman dan Damai,
yang adil dan demokratis,
dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih
baik

RPJM 2
(2010 - 2014
Memantapkan penataan
kembali NKRI, meningkatkan
kualitas SDM, membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya saing
perekonomian

RPJM 3
(2015 - 2019
Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan
menekankan pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA
yang yang tersedia, SDM yang
berkualitas, serta kemampuan
iptek

RPJM 4
(2020 – 2024)
Mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju,
adil dan makmur melalui
percepatan pembangunan di
segala bidang dengan struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif

RPJP (2005 - 2024

3.

RPJM ke-3 (2015–2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat.

4.

RPJM ke-4 (2020–2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan
berdaya saing.

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2
ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
RPJM sebagaimana tersebut di atas dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
yang merupakan rencana pembangunan tahunan nasional, yang memuat prioritas
pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program
kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka
regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-9

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

2.2.3 Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah
merupakan salah satu bagian dari rencana pembangunan jangka panjang Indonesia yang
difokuskan pada beberapa sektor seperti pangan, energi, dan infrastruktur. MP3EI
merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia untuk periode lima belas tahun sejak 2011 sampai 2025 dalam rangka pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dan melengkapi dokumen
perencanaan yang ada.
Untuk mendukung penguatan MP3EI, Pemerintah menetapkan Cetak Biru Pengembangan
Sistem Logistik Nasional, yang antara lain mengatur strategi program, peta panduan, dan
rencana aksi dalam memperbaiki kinerja logistik sebagaimana diatur dalam Perpres No. 26
tahun 2012. Dalam lampiran Perpres itu, disebutkan bahwa MP3EI disusun mengingat
membesarnya peran Indonesia dalam perekonomian global. Indonesia menempati urutan
ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Karena itu Indonesia diharapkan terlibat dalam berbagai
forum global dan regional seperti ASEAN, APEC, G-20, dan berbagai kerjasama bilateral
lainnya. Lebih lanjut dipaparkan bahwa keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi
global tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional.
Sementara itu, keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan
Asia Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan negara ini mempersiapkan diri lebih baik
untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan
kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.
Luasnya wilayah, penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya menempatkan
Indonesia sebagai kekuatan utama di Asia Tenggara. Karena itu Indonesia perlu memposisikan dirinya sebagai basis ketahanan pangan dunia, pusat pengolahan produk pertanian,
perkebunan, perikanan, dan sumber daya mineral serta pusat mobilitas logistik global.
MP3EI memfukuskan pada 8 (delapan) program utama, yaitu: pertanian, pertambangan,
energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan
strategis. Pengembangan kawasan dengan penentuan koridor-koridor tersebut dapat
memberi dampak spill over (melampaui batas) dan mendorong pertumbuhan kawasankawasan sekitarnya secara lebih cepat. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-10

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi serta strategis wilayah dalam
enam koridor pengembangan. Percepatan dan perluasan pembangunan dilakukan melalui
pengembangan delapan program utama yang terdiri atas 22 kegiatan ekonomi utama.
Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu :
(1) Mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi (KE) Indonesia,
yaitu: KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi, KE Bali–Nusa Tenggara,
dan KE Papua–Kepulauan Maluku;
(2) Memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal dan terhubung secara
global (locally integrated, globally connected);
(3) Memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek nasional untuk
mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. Sesuai dengan
yang dicanangkan, ketiga strategi utama itu dilihat dari perspektif penelitian perguruan
tinggi sesuai dengan cabang keilmuan di setiap perguruan tinggi tersebut, dan
sumberdaya alam (SDA) yang berada dalam setiap koridor terkait.
Indonesia masih menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komoditas,
antara lain kelapa sawit (penghasil dan eksportir terbesar di dunia), kakao (produsen terbesar
kedua di dunia), timah (produsen terbesar kedua di dunia), nikel (cadangan terbesar keempat
di dunia), dan bauksit (cadangan terbesar ketujuh di dunia) serta komoditas unggulan
lainnya seperti besi baja, tembaga, karet, dan perikanan. Indonesia juga memiliki cadangan
energi yang sangat besar seperti batu bara, panas bumi, gas alam, dan air yang sebagian
besar dimanfaatkan untuk mendukung industri andalan seperti tekstil, perkapalan, peralatan
transportasi, dan pangan. Selengkapnya tentang tema pembangunan Koridor Ekonomi
berdasarkan Keunggulan dan Potensi Strategis Masing-masing Wilayah dapat dilihat pada
Gambar II.3.
MP3EI ini diletakkan pada delapan program utama, yaitu: pertanian, pertambangan, energi,
industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis.
Delapan program utama tersebut terdiri atas 22 kegiatan ekonomi utama, yaitu: pertanian/
pangan, pariwisata, perikanan, bauksit, tembaga, nikel, batu bara, minyak dan gas,
perkayuan, peternakan, kakao, karet, kelapa sawit, alutsista, besi baja, makanan-minuman,
tekstil, perkapalan, telematika, peralatan transportasi, dan KSN Selat Sunda, serta wilayah
Jabodetabek (Gambar II.4) serta distribusinya dalam koridor-koridor terkait (Gambar II.5)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-11

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Gambar II.3
Tema Pembangunan Koridor Ekonomi Berdasarkan Keunggulan
dan Potensi Strategis Masing-Masing Wilayah

Gambar II.4

Gambar II.5

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-12

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Gambar II.6

2.2.4 MP3KI
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).
Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di
Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi rencana
besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas
makro-ekonomi, mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim
investasi, mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan skema
kerja sama pembiayaan investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan,
reformasi birokrasi dan tata kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi
teknologi.
Sementara, fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan
kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan sosial. Klaster II
adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua, transformasi
perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga, pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses
berusaha dan kredit, dan pengembangan kawasan berbasis potensi lokal.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-13

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Untuk klaster-klaster yang terdapat dalam MP3KI, pemerintah sudah melakukan identifikasi
dan mmerealisasikannya. Klaster I diibaratkan sebagai ikan, dimana melalui MP3KI, pada
2012 lalu, pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat miskin atau rumah tangga
sasaran (RTS). Bantuan dimaksud berupa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
dianggarkan Rp27,67 Triliun. Untuk BOS ini, per siswa SD seharusnya mendapatkan Rp.
580.000 per tahun dan SMP Rp. 710.000 per tahun. Selain itu juga ada beras untuk rumah
tangga miskin (Raskin) sebanyak 15 kg/RTS/bulan dengan harga RP 1.600/kg. Kedua,
Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin
(RTSM). Setiap RTSM mendapat Rp600.000 sampai dengan Rp. 2,2 Juta per tahun. Ketiga,
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat gratis di Puskesmas dan rumah
sakit kelas III milik pemerintah. Tahun 2011, peserta Jamkesmas diperluas kepada
gelandangan dan narapidana. Selain Jamkesmas, diberikan juga Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) senilai Rp. 100 Juta/Puskesmas/Tahun. Keempat, Bantuan sosial untuk
pengungsi/korban bencana. Kelima, bantuan untuk penyandang cacat Rp. 300 Ribu/bulan.
Keenam, bantuan untuk lanjut usia (lansia) terlantar sekitar Rp. 300 ribu/bulan.
Selain program-program tersebut, yang terkait dengan masyarakat yang berpengasilan
rendah dan usaha kecil, dikembangkan juga program-program antara lain:
1.

Pinjaman untuk Rakyat Miskin
Berikutnya, Klaster II diibaratkan sebagai kail yang dilaksanakan dalam Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan melibatkan 13
kementerian dan 1 lembaga. Anggaran untuk mendukung program ini sebesar Rp. 9,94
Triliun, dimana setiap kecamatan memperoleh bantuan hingga Rp. 3 Miliar. Seperti
pada 2012 lalu, PNPM telah mencapai sasaran sebanyak 6.680 Kecamatan, 495
Kabupaten/Kota di 33 Provinsi.
Klaster III dapat dikatakan sebagai perahu. Melalui program ini, usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 19 bank, yakni BRI,
BNI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank DKI,
Bank Nagari, Bank Jabar-Banten, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB,
Bank Kalbar, BPD Kalsel, Bank Kalteng, Bank Sulut, Bank Maluku dan Bank Papua.
Pemerintah memberikan jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo)
sebesar Rp. 2 Triliun/tahun. Realisasi KUR 2010 mencapai Rp. 17,23 triliun. Jumlah ini
terus meningkat, pada 2011 menjadi Rp29 Triliun dan 2012 mencapai Rp. 30 Triliun.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-14

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Besaran pinjaman yang dilepas ke masyarakat hingga Rp 20 juta. Persyaratannya sangat
mudah, dimana nasabah KUR harus memiliki usaha tetap, lalu menyerahkan Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan Keterangan Usaha dari desa/
kelurahan. Sementara itu ada juga KUR untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan
kredit maksimal mencapai Rp. 60 Juta.
Untuk Klaster IV terbagi dalam beberapa program. Pertama, program Rumah Sangat
Murah dan Murah yang mulai dilaksanakan pada 2012 oleh Kementerian Perumahan
Rakyat (Kemenpera). Program ini menyerap anggaran sebesar Rp. 514,58 Miliar untuk
membangun 6.162 unit rumah. Sedangkan tahun 2011 melalui PNPM Mandiri
Perumahan dan Permukiman, telah dibangun 20.600 unit dan peningkatan kualitas
39.500 unit di 33 provinsi dengan anggaran sebesar Rp. 812,88 Miliar. Kedua, Program
Kendaraan Umum Angkutan Murah. Pada 2012, program ini disokong anggaran dari
APBN sebesar Rp. 10 Miliar. Ketiga, Program Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat (Pamsismas). Tahun 2012, program ini sudah dilaksanakan di 15 Provinsi,
694 Kabupaten dengan anggaran sebesar Rp. 144,3 Miliar. Tahun sebelumnya, program
berjalan di 15 provinsi, 560 kawasan dengan anggaran sebesar Rp. 240,8 Miliar.
Keempat, Program Listrik Murah dan Hemat. Kelima, Program Peningkatan Kehidupan
Nelayan. Dan keenam, Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir Kota. Pada
2012, program ini sudah dilaksanakan di DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan,
Palembang dan Makassar.
Hasil dari implementasi MP3KI sudah terlihat, seperti pada Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) yang diprediksi terus menurun dari 6,32% pada Februari 2012, menjadi
5,8% – 6,1% pada bulan yang sama tahun 2013. Penurunan ini dengan asumsi bahwa
pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 6,8% sampai 7,2%. Inti dari MP3KI adalah
pendapatan masyarakat yang terintegrasi dengan koridor pembangunan dalam MP3EI.
Ekonomi masyarakat diperkuat dengan pendekatan pemberdayaan lahan dan juga
pelatihan. Sebagai contohnya, dalam Koridor I MP3EI, yaitu sektor pertambangan dan
perkebunan akan disinergikan dengan program pengentasan kemiskinan dalam MP3KI.
Caranya, masyarakat di wilayah Koridor I dilibatkan dan diberi pekerjaan pada kedua
sektor tersebut. Idealnya, menurut Hatta, pengurangan kemiskinan berjalan seiring
dengan percepatan pembangunan ekonomi.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-15

LAPORAN AKHIR

2.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Menggapai yang Rentan Miskin
Sejak diluncurkan pada Mei 2012 lalu, MP3KI diarahkan untuk menyasar 40%
kelompok masyarakat paling bawah secara ekonomi. Menurut perkiraan jumlah
kelompok ini mencapai 29 juta orang miskin dan 70 juta orang rentan miskin. Kenapa
kelompok rentan miskin jauh lebih besar dengan yang miskin? Hal ini disebabkan oleh
program pemerintah yang tumpang tindih. Untuk mendukung MP3KI, programprogram yang selama ini ada di tiap kementerian, fokus pada satu kementerian saja.
Dalam pandangan Hatta, dengan fokus di satu kementerian, mengontrolnya akan lebih
muda dan realisasinya juga lebih bisa mencapai sasaran.
Memasukkan kelompok masyarakat rentan miskin ke program pengentasan kemiskinan
yang terintegrasi dalam MP3KI. Keberadaan Komite Ekonomi Nasional (KEN) bisa
dioptimalkan untuk realisasi MP3KI dengan cara melakukan pengawasan langsung ke
lapangan. Misalnya, memastikan bahwa program perlindungan sosial, raskin dan
sebagainya tidak hanya diperuntukkan kelompok miskin. Karena apabila hanya untuk
kelompok miskin, maka yang masuk kategori rentan akan masuk dalam jurang
kemiskinan lagi.
Mengingat pentingnya program ini, tidak ada alasan untuk tidak merealisasikannya.
Menko Perekonomian menegaskan bahwasannya untuk soal anggaran tidak
dikhawatirkan karena alokasinya sudah di-plot jauh-jauh hari. Dengan dijalankannya
MP3KI, diharapkan sebagian besar masyarakat miskin memiliki akses terhadap sumber
daya ekonomi dan lapangan kerja untuk meningkatkan taraf hidupnya di masa depan.

2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dilaksanakan pembangunan
perekonomian nasional berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi,
diperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih memberikan kesempatan dan dukungan
pada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan koperasi dan sekaligus memberikan
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-16

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

manfaat bagi industri dalam negeri. Berkaitan dengan hal itu, dalam Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) disediakan lokasi bagi UMKM dan koperasi agar dapat mendorong
terjadinya keterkaitan dan sinergi hulu hilir dengan perusahaan besar, baik sebagai Pelaku
Usaha maupun sebagai pendukung Pelaku Usaha lain.
Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukan
peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan
kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan
sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain
industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
mengatur bahwa ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan UndangUndang. Ketentuan tersebut menjadi dasar hukum perlunya diatur kebijakan tersendiri
mengenai KEK. KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan
mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi,
transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain.
Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona
pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang
kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung,
adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak
pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan
dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang
jelas, baik batas alam maupun batas buatan. Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk
lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan
Kawasan di tingkat provinsi. Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap
KEK untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK.
Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha. Fasilitas yang
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-17

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agar lebih diminati oleh
penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa perpajakan,
kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang
berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta
fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan
diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pengawasan, ketentuan larangan tetap diberlakukan di KEK, seperti halnya
daerah lain di Indonesia. Namun, untuk ketentuan pembatasan, diberikan kemudahan dalam
sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan tetap mengutamakan
pengawasan terhadap kemungkinan penyalahgunaan atau pemanfaatan KEK sebagai tempat
melakukan tindak pidana ekonomi.
Menilik statusnya yang “multifungsi”, KEK seharusnya bisa menjadi motor pertumbuhan
berbagai sector industri manufaktur nasional. Dengan fasilitas fiskal dan nonfiskal yang
demikian luas, seperti perpajakan, kepabeanan, perdagangan, pertanahan, keimigrasian,
ketenagakerjaan, perizinan, permodalan, kepelabuhan, dan keamanan, KEK bukan saja bisa
meningkatkan pertumbuhan industri, ekspor, investasi, dan menyerap banyak tenaga kerja,
tapi juga berpotensi meningkatkan keunggulan kompetitif produk local dan kualitas SDM
domestik melalui transfer teknologi.
KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi
dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan
kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
KEK terdiri atas satu atau beberapa zona: pengolahan ekspor; logistik; industri;
pengembangan teknologi; pariwisata; energi; dan/atau ekonomi lainnya. Didalam KEK
dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Didalam setiap KEK
disediakan lokasi untuk UMKM dan koperasi.
2.2.6 Direktif Presiden
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan 10 direktif dan instruksi kepada jajaran
Pemerintahannya, dalam rangka percepatan dan peningkatan ekonomi nasional. 10
(Sepuluh) arahan khusus Presiden meliputi:
1.

Lakukan langkah-langkah untuk mengatasi kenaikan harga pangan dan energi dunia


Stabilisasi harga, dan insentif fiscal

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-18

LAPORAN AKHIR

2.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]



Meningkatkan stock, utamanya BULOG



Meningkatkan produksi nasional, utamanya beras mulai tahun 2011



Persiapkan rencana kontinjensi

(Bersama DPR) pastikan APBN (kemungkinan Perubahan) senantiasa tepat kelola agar
subsidi tepat sasaran dan jumlahnya tepat serta lakukan penyerapan anggaran secara
optimal dan tepat waktu.

3.

Pastikan program pembangunan infrastruktur dan listrik berhasil baik


Jangan ada yang meleset



Pemda fasilitasi dan permudah perijinan



Swasta yang telah diberikan peluang jangan sampai meleset pula



Pemda bantu dan tangani pembebasan tanah sesuai ketentuan, “untuk kepentingan
umum, tanpa mengorbankan hak rakyat”

4.



Kalau ada permasalahan dan kemacetan, segera carikan jalan keluarnya



Peningkatan daya listrik adalah prioritas nasional, termasuk geo-thermal



Terus kembangkan “public private partnership”

Untuk mencapai iklim investasi yang benar-benar baik :


Pastikan betul perijinan mudah, cepat dan murah



Peran Gubernur, Bupati, Walikota sangat penting Jangan kecewakan rakyat karena
tanpa investasi, pengangguran dan kemiskinan tidak akan turun.



Pastikan “kepastian hukum” dapat dijaga, demikian pula jika ada sengketa, “Rule of
Law” ditegakkan



Pastikan tidak ada pertentangan antara peraturan daerah dengan peraturan di tingkat
pusat


5.

Selesaikan restrukturisasi industri strategis/pertahanan yang belum tuntas

Pastikan penyimpangan dan korupsi terus berkurang


Intensifkan gerakan pencegahan korupsi, jangan terkesan “dijebak dan dibiarkan”



Pejabat pemerintah (pusat dan daerah) yang ragu-ragu (apakah keputusan dan
tindakan yang akan diambil korupsi atau bukan) konsultasi dengan pejabat terkait



Berhentilah dari tindakan korupsi sejalan dengan peningkatan gaji dan
kesejahteraan pejabat dan pegawai



Cegah penggunaan anggaran negara untuk kepentingan politik perseorangan
(misalnya Pemilu kada)



Cegah dan berantas korupsi dan kolusi di sektor pajak

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-19

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]



Cegah dan berantas “mark up” pengadaan barang



Cegah dan hentikan pungli kepada para investor (beritanya tersebar ke seluruh
dunia)



Cegah dan berantas praktek-praktek mafia hukum dan peradilan



Lakukan reformasi di Ditjen Pajak



Reformasi di semua lembaga penegak hukum perlu dilanjutkan



Tertibkan praktek usaha pertambangan dan kehutanan yang illegal dan merusak
lingkungan



Pejabat daerah, kepolisian dan penegak hukum lainnya, berada di “depan”



Cegah kolusi antara “pejabat-pengusaha” yang menyimpang



Penegakan hukum mesti dilaksanakan secara sungguh-sungguh, dengan ancaman
hukuman yang berat



Kementerian terkait bersama para Gubernur, Bupati dan Walikota mesti sering
turun ke lapangan


6.

Cegah dan hentikan pemberian ijin yang tidak semestinya (pusat dan daerah)

Mari kita kikis dan cegah politik uang


KPU perlu membuat aturan yang tidak mudah politik uang terjadi



Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas keuangan dlm kompetisi politik perlu
diperketat


7.

Perlu dipikirkan tentang cara mengurangi “politik biaya tinggi” dan “politik uang”

Pastikan program-program pro-rakyat, dan pelayanan masyarakat berjalan baik


Kelancaran dan ketepat-waktuan program BOS, Jamkesmas, Raskin, PKH, PNPM
dan KUR



Tingkatkan pelayanan kepada kelompok marjinal



Berikan pelayanan cepat dan baik untuk para korban bencana



Permudah, percepat dan permurah pengurusan administrasi masyarakat (KTP, SIM,
STNK, dll)


8.

Capai sasaran MDGs dan sukseskan program KB

Tingkatkan perlindungan dan bantuan kepada TKI


Pelatihan dan penyiapan di perusahaan jasa TKI (PJTKIS)



Tawarkan program KUR untuk TKI



Pastikan TKI mengerti hak dan kewajibannya (termasuk wajib lapor jika
mengalami masalah)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-20

LAPORAN AKHIR



Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Pastikan perwakilan RI di luar negeri aktif dan bertanggung jawab membantu dan
melindungi TKI



Bagi negara penerima TKI yang pemerintah, agen TKI dan pihak yang
mempekerjakan lalai dan tidak bertanggung jawab, dapat diberlakukan moratorium.

9.

Pastikan daerah dan pusat memiliki kesiagaan dan kesigapan mengatasi bencana alam


Daerah pemukiman yang sangat berbahaya memang harus direlokasi



Protap menghadapi bahaya (tsunami dan Letusan G. Berapi) harus dimengerti dan
dilatihkan



Jika terjadi bencana BNPD dan pemda harus sangat aktif (sebelum BNPB dan pusat
memberikan bantuan



Peringatan dini harus sungguh dimengerti, dilatihkan dan dijalankan secara efektif



Untuk menyelamatkan jiwa penduduk (Pemerintah bisa memaksa mereka untuk
pindah ke tempat yang aman)



Militer dan organisasi kemanusiaan harus tetap siaga dan siap dikerahkan
kemanapun.

2.2.7 Rencana Aksi Direktif Presiden Bidang Ke-PU-aN
Presiden memberikan rencana aksi direktif kepada para pimpinan pusat, provinsi dan
kabupaten/kota untuk tahun 2011. Dalam pertemuan di Bogor beberapa waktu lalu, Presiden
RI memberikan arahan Sembilan Rencana Aksi Direktif Bogor. Instruksi kepada Menteri
Pekerjaan Umum dan menteri terkait dengan pembangunan dan penyediaan infrastruktur
adalah meng-up date dan menentukan kembali prioritas pembangunan infrastruktur.
Rumusan dan penganggaran, panduan antara APBN dan APBD sesuai dengan kemampuan.
Pertemuan para pimpinan pusat, provinsi dan kabupaten/kota telah menghasilkan Inpres I,
Inpres II dan 9 direktif (arahan) Presiden dalam Inpres Bogor. Penekanannya pada
menyamakan pemahaman sistem penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan UUD
1945 yang telah diamandeman. Selain itu, koordinasi antara Kepala Pemerintahan/Kepala
Negara dengan Gubernur dan Bupati. Presiden mengarahkan agar Gubernur dan Bupati
mempertanggungjawabkan pekerjaan dengan bersinergi. Bupati walau dipilih oleh
masyarakat tetap harus melapor kepada Gubernur. Gubernur melapor kepada Presiden.
Bagaimanapun, Gubernur dan Bupati melaksanakan kewenangan yang diberikan pemerintah
pusat untuk dilaksanakan di daerah.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-21

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Presiden mengharapkan agar semua pejabat baik di pusat, provinsi dan kabupaten/kota
mengerti, memahami asal dan rencana penggunaan APBN. APBN yang diterima oleh pusat
akan diserahkan ke daerah untuk pembiayaan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di daerah.
Dari Survei Kementerian Dalam Negeri, pemanfaatan APBN di daerah sebagian besar
dipergunakan untuk gaji pegawai dan belanja barang sehingga, dana untuk pembangunan
menjadi berkurang. Selain dari itu, pelaksanaan pembangunan bidang infrastruktur antara
pusat dan daerah belum terintegrasi dengan baik, sehingga belum efisien dan efektif. Arahan
Presiden yang langsung kepada Kementerian PU adalah mensinkronkan dan mempertajam
kembali pembangunan infrastruktur yang ada di daerah. Pedoman harus dibuat sebagai
panduan kepada pemerintah daerah agar dalam pembuatan program ke depan memperhatikan program di sektor yang disesuaikan dengan APBD. Dengan demikian program dan
pelaksanaan pekerjaan menjadi efisien, terintegrasi dan termanfaatkan dengan baik.
Otonomi dipersepsikan seluas luasnya. Pemilihan Daerah baik Gubernur dan Bupati
dipahami memiliki kewenangan seluas-luasnya di daerah sehingga, antara pusat dan daerah
kadang tidak terkoordinasi. Padahal menurut UU, Gubernur dan Bupati adalah perwakilan
representatif pusat yang ada di daerah.
Pemahaman lokal yakni janji-janji saat pilkada dimasukkan dalam pembangunan sehingga,
untuk mendukung program dan merealisasikan janji, cenderung diinterpretasikan dalam
rekrutmen pegawai. Padahal potensi daerah dan kemampuan kapasitas dan rencana yang
direalisasikan banyak mengalami kemunduran. Ketiga, RTRW dan rencana pembangunan
harus disinergikan antara program pusat, kebutuhan di daerah dan program daerah.
Tantangan ke depan yaitu, pemahaman anggaran, dan sinkronisasi pusat dengan daerah
harus disamakan, penyusunan pedoman program, memonitor dan pengawasan agar
terorganisasi dengan baik. Ada dua hal penting untuk Kementerian PU, pertama sinkronisasi
dan penajaman program pusat dan daerah. kedua, memuat Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional (BPKRN).
2.3

Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang Cipta Karya

2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat (1)
menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Tempat tinggal mempunyai peran
yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

2-22

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif
sehingga terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
manusia, yang akan terus ada dan berkembang sesuai dengan tahapan atau siklus kehidupan
manusia. Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat
tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan yang sehat,
aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia, idealnya rumah harus dimiliki oleh setiap keluarga, terutama bagi
masyarakat yang berpenghasilan rendah dan bagi masyarakat yang tinggal di daerah padat
penduduk di perkotaan. Negara juga bertanggung jawab dalam menyediakan dan
memberikan kemudahan perolehan ru