PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH
SISWA KELAS VIII SMP MASEHI TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2013/ 2014
DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Anggita Septiana
NIM: 081114011


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH
SISWA KELAS VIII SMP MASEHI TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2013/ 2014
DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Anggita Septiana
NIM: 081114011

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


seringkali kita menyerah akan cobaan yang terus
terjadi dalam hidup kita
namun ingatlah janji allah, akan ada jalan bagi
hambanya yang mau bersabar dan berusaha

kupersembahkan karya ini untuk :
allah swt yang selalu memberikan
berkah dan ridho-nya kepada hamba

untuk kedua alm. orangtua ku: sholeh suprapto dan
ruminah
untuk kakakku: eko budi prabowo
yang senantisa memberikan dukungan dan doanya

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Juli 2014
Penulis

Anggita Septiana

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Anggita Septiana

Nomor Mahasiswa

: 081114011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH
SISWA KELAS VIII SMP MASEHI TEMANGGUNG TAHUN
AJARAN 2013/ 2014 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Juli 2014
Yang menyatakan

Anggita Septiana

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ABSTRAK
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH SISWA
KELAS VIII SMP MASEHI TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2013/ 2014
DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
KLASIKAL
Anggita Septiana
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Masehi Temanggung tahun ajaran
2013/2014 yang berjumlah 62 orang. Penelitian ini termasuk penelitian populasi.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Kuesioner Kesulitan Belajar yang
disusun oleh peneliti sendiri.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan kategorisasi kesulitan
belajar yang dialami siswa berdasarkan kriteria Azwar. Kesulitan belajar yang
dialami siswa dikategorisasi menjadi lima yaitu sangat dialami, dialami, cukup
dialami, tidak dialami, sangat tidak dialami.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 0 butir (0%) kesulitan belajar

yang sangat dialami, 5 butir (10%) kesulitan belajar yang dialami, ada17 butir
(34%) kesulitan belajar yang cukup dialami, ada 21 butir (42%) kesulitan belajar
yang tidak dialami dan 7 butir (14%) kesulitan belajar yang sangat tidak dialami
.Bertolak dari kesulitan-kesulitan belajar yang dialami dan cukup dialami, peneliti
menyusun suatu usulan topik-topik bimbingan belajar untuk siswa kelas VIII SMP
Masehi Temanggung.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Learning Difficulties Experienced by the Students of SMP Masehi
Temanggung Grade VIII Academic Year 2013/2014 and Its Implications
Towards the Suggested Topics of Study Guidance

Anggita Septiana
Sanata Dharma University
2014
This research is a descriptive research which was conducted by applying
survey method. The research population is the student of SMP Masehi
Temanggung grade VIII academic year 2013/2014 consisting of 62 students. This
research is categorized as a population research. The data was collected by
conducting a survey through questionnaire asking about learning difficulties. The
questionnaire was formulated by the researcher.
The data was analyzed by categorizing the students’ learning difficulties
using Azwar criteria. The students’ learning difficulties were then categorized into
five categories which are very frequent, frequent, frequent enough, not really
frequent, not frequent.
The result of the research shows that there is 0 item (0%)of learning
difficulties categorized as very frequent, 5 items (10%) of learning difficulties
categorized as frequent, 17 items (34%) of learning difficulties categorized as
frequent enough, 21 (42%) items of learning difficulties categorized as not really
frequent and 7 items (14%) of learning difficulties categorized as not frequent.
From the learning difficulties categorized as frequent and frequent enough, the
researcher proposed learning course topics for the students of SMP Masehi

Temanggung grade VIII.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi
penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih secara
tulus kepada:
1.

Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak Stefanus Priatmoko selaku staff sekretariat Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

4.

Bapak Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran dan ketulusan hati telah membimbing dan memberikan
motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

5.

Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendampingi penulis dan memberikan
berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6.

Ibu Urip Suharti, S.Pd selaku kepala sekolah yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7.

Bapak Purbowo Usodo, S.Kom selaku guru pembimbing yang telah
memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8.

Siswa kelas VIII SMP Masehi Temanggung yang telah bersedia
meluangkan waktu manjadi responden dalam penelitian.

9.

Kedua almarhum orang tuaku Sholeh Suprapto (Bapak) dan Ruminah
(Ibu) yang memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.

10.

Kakakku tersayang Eko Budi Prabowo yang telah memberikan motivasi
dan doanya.

11.

Tunanganku Aldi Garnadi Sunaryo yang dengan setia dan sabar
memberikan semangat, doa, perhatian dan kasih sayangnya di saat penulis
sedih dan senang.

12.

Adik sepupuku Harindra Andy Taufan dan Astiawan Aziz Daniswara yang
selalu memberikan semangat dan dukungan selama penulis menyusun
skripsi.

13.

Sahabat-sahabatku : Candra “Ao”, Judith, Warih, Oky, Yunita dan Tika
“BK 09” yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan skripsi.

14.

Sahabat-sahabatku mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2008 dan 2009
yang memberikan semangat dan perhatian.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan memberikan sumbangan bagi pengembangan Bimbingan dan
Konseling.

Penulis

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………….

ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………….

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………….

vi

ABSTRAK………………………………………………………

vii

ABSTRACT…………………………………………………….

viii

KATA PENGANTAR………………………………………….

ix

DAFTAR ISI …………………………………………………..

x

DAFTAR TABEL……………………………………………..

xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….

xi i

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah………………………………….

1

B. Rumusan Masalah…………………………………………

3

C. Tujuan Penelitian………………………………………….
xi i

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Manfaat Penelitian……………………………………………

4

E. Definisi Oprasional…………………………………………..

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………

6

A. Hakekat Belajar………………………………………………

6

1. Pengertian belajar…………………………………………

6

2. Ciri-ciri belajar……………………………………………

7

B. Kesulitan Belajar yang Dialami siswa SMP…………………

9

1. Pengertian kesulitan belajar………………………………

9

2. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar………………

9

3. Gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar…………..

22

C. Program Bimbingan…………………………………………..

23

1. Arti bimbingan dan arti program bimbingan………………

23

2. Bimbingan belajar…………………………………………

25

3. Bimbingan klasikal………………………………………..

26

4. Materi bimbingan………………………………………….

27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………

29

A. Jenis Penelitian…………………………………………………

29

B. Subjek Penelitian………………………………………………

29

C. Instrumen Penelitian………………………………………….

30

D. Uji Coba……………………………………………………….

33

E.

Prosedur Pengumpulan Data………………………………….

36

F.

Teknik Analisis Data………………………………………….

37

xi i i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIKTOPIK BIMBINGAN KLASIKAL………………………………

40

A. Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa Kelas VIII
SMP Masehi Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014………

40

B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………

47

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal…………………….

54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………….

55

A. Kesimpulan…………………………………………………..

55

B. Saran…………………………………………………………

55

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….

57

LAMPIRAN………………………………………………………

59

xi v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Populasi Penelitian………………………………………..

Tabel 2.

Kisi-kisi Kuesioner Kesulitan Belajar Siswa SMP Masehi

30

Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014………………….

32

Tabel 3.

Kriteria Guilford………………………………………...

35

Tabel 4.

Penggolongan Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Masehi
Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014………………….

Tabel 5.

Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa Kelas VIII SMP Masehi
Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014…………………..

Tabel 6.

38

40

Kesulitan Belajar yang Dialami dan Cukup Dialami Siswa Kelas VIII
SMP Masehi Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014……..

xv

46

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Masehi
Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014 ( Uji Coba ) …… 59
Lampiran 2 : Data Uji Coba Kesulitan Belajar………………………… 63
Lampiran 3 : Rincian Valid dan Tidak Valid dalam Uji Coba………… 64
Lampiran 4 : Jumlah item Valid dan Tidak Valid………………………. 68
Lampiran 5 : Hasil Perhitungan Taraf Reabilitas Kuesioner Uji Coba… 69
Lampiran 6 : Kuesioner Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Masehi
Temanggung Tahun Ajaran 2013/2014 (Final )………....... 70
Lampiran 7 : Hasil Skor Kategori Item Kesulitan Belajar yang Dialami
Siswa Kelas VIII SMP Masehi Temanggung
Tahun Ajaran 2013/2014………………………………..

74

Lampiran 8 : Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal
SMP Masehi Temanggung ….…………………………

76

Lampiran 9 : Satuan Pelayanan Bimbingan…………………………. .

83

Lampiran 10 : Surat Ijin Penelitian……………………………………

91

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan keadaan sosial budaya
yang berlangsung pesat telah membawa banyak perubahan pada setiap
individu. Perkembangan ini memberikan dampak yang sangat luas bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia, antara lain individu dituntut memiliki
kemampuan untuk menghadapi perkembangan jaman. Salah satu tempat di
mana individu mengasah otak dan memperoleh ketrampilan sebagai bekal
untuk mendapatkan pekerjaan adalah lembaga pendidikan formal yang
biasanya disebut sekolah.
Sekolah merupakan tempat terjadinya kegiatan belajar mengajar.
Belajar adalah hal yang akan dialami oleh setiap orang. Dalam kenyataannya
banyak siswa yang tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang
diharapkan. Nilai-nilai sebagian siswa termasuk rendah meskipun guru telah
berusaha dengan sebaik-baiknya. Dalam proses belajar mengajar, guru sering
menghadapi siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar.
Dengan kata lain, guru sering menghadapi siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Kesulitan belajar siswa yang ditunjukkan oleh adanya hambatanhambatan untuk mencapai hasil belajar dapat bersifat psikologis, sosiologis,
maupun fisiologis, dan dapat menyebabkan prestasi belajar rendah. Faktor
yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
faktor dalam diri individu (internal) dan faktor dari luar individu (eksternal).
Menurut Winkel (2004 :151-152), faktor internal dan faktor eksternal
merupakan aspek-aspek “keadaan awal”. Keadaan awal adalah suatu hal yang
mempengaruhi proses belajar, yaitu pribadi siswa, pribadi guru, struktur
jaringan hubungan sosial, sekolah sebagai institusi dan faktor situasional.
Yang termasuk faktor internal adalah pribadi siswa sedangkan yang termasuk
faktor ekternal adalah pribadi guru, struktur jaringan hubungan sosial, sekolah
sebagai institusi dan faktor situasi.
Dalam rangka pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru pembimbing
dan guru bidang studi perlu mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa
supaya dapat memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa demi
perkembangan diri siswa secara lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang menjadi tujuan bimbingan di sekolah yaitu: “terbentuknya seorang
manusia muda yang mampu mengatur dirinya sendiri dengan mengindahkan
kemampuannya, ciri-ciri kepribadiannya, dan tanggung jawabnya terhadap
masyarakat”. (Winkel, 2004: 27).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai kesulitan belajar yang dialami oleh siswa SMP Masehi
Temanggung. Alasan peneliti tertarik mempelajari masalah kesulitan belajar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

siswa selain peneliti pernah bersekolah disana juga karena peneliti mendapat
informasi bahwa pihak sekolah ingin mengetahui kesulitan belajar yang
dialami siswanya dengan lebih jelas dan mengetahui kesulitan belajaran
manakah yang siswa alami.
Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti terdorong untuk memberikan
usulan bimbingan belajar dalam rangka bimbingan klasikal yang sesuai
dengan kesulitan belajar siswa, yang diketahui sebagai hasil dari penelitian
yang dilaporkan dalam skripsi ini.
B. Rumusan Masalah
Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan belajar manakah yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP
Masehi Temanggung tahun ajaran 2013/2014 ?
2. Topik-topik manakah yang sesuai untuk membantu siswa kelas VIII
SMP Masehi Temanggung mengatasi kesulitan belajarnya ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa
kelas VIII SMP Masehi Temanggung tahun ajaran 2013/2014.
2. Membuat usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk
membantu siswa mengatasi kesulitan belajarnya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru pembimbing

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Memperoleh gambaran umum mengenai kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa dan topik bimbingan yang kiranya cocok untuk membantu
siswa mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya.
2. Guru bidang studi
Mendapat informasi atau masukan mengenai kesulitan belajar siswa
yang membutuhkan bantuan guru juga untuk mengatasinya.
3. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman dan wawasan mengenai kesulitan
belajar yang dialami para siswa, sehingga jika kelak ia menjadi guru
BK ia dapat memberikan bimbingan yang relevan dan berguna bagi
siswanya.
E. Definisi Oprasional
1. Belajar: suatu proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku
melalui interaksi antar guru dan siswa maupun antar siswa di dalam
kelas VIII SMP Masehi Temanggung.
2. Kesulitan belajar: keadaan dimana peserta didik atau siswa tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya (Ahmadi dan Widodo, 1991: 74).
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang dialami oleh siswa kelas
VIII SMP Masehi Temanggung tahun ajaran 2013/ 2014 yang
membuatnya tidak dapat memenuhi tuntutan di sekolah dalam hal
pengetahuan pemahaman, ketrampilan, perilaku dan hubungan dengan
guru.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

3. Siswa: anak-anak yang tercatat sebagai peserta didik kelas VIII SMP
Masehi Temanggung tahun ajaran 2013/2014.
4. Program bimbingan: suatu rangkaian topik yang direncanakan sebagai
isi atau bahan pelayanan bimbingan selama periode tertentu misalnya
satu tahun ajaran. Dalam penelitian ini yang disoroti adalah program
bimbingan belajar yang akan dilaksanakan pada sekolah yang
bersangkutan di tingkat kelas VIII secara klasikal.
5. Bimbingan klasikal: pelayanan bimbingan yang diberikan oleh
konselor/guru pembimbing pada kelompok siswa yang tergabung
dalam suatu satuan kelas di tingkatan kelas tertentu dan pada waktu
tertentu yang telah ditetapkan dalam jadwal pelajaran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini disajikan pembahasan mengenai pengertian belajar, ciriciri belajar, kesulitan belajar siswa, faktor yang berperan dalam belajar dan
program bimbingan belajar.
A. Hakekat Belajar
1. Pengertian belajar
Menurut Winkel (2004: 59) belajar adalah suatu aktivitas mental/
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan

perubahan-perubahan

dalam

pengetahuan,

pemahaman,

ketrampilan, dan sikap-sikap. Perubahan itu bersifat relatif, konstan dan
berbekas.
Sedangkan menurut Joko (2005: 22) belajar adalah suatu perilaku jika
siswa belajar responsnya akan berubah menjadi lebih baik. Sebaliknya bila
siswa tidak belajar responsnya menurun. Belajar hanya dialami oleh siswa itu
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Hamalik (2005: 21) mengartikan belajar sebagai suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku ke arah menjadi semakin baik, dimana

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

perubahan itu dapat terjadi jika adanya kemauan dari dalam diri siswa
tersebut, karena siswa penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
2. Ciri–ciri belajar
Ahmadi dan Widodo (1991: 121-123) menjelaskan ciri-ciri belajar di
sekolah yang dialami siswa sebagai berikut:
a. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa individu yang belajar, akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya Ia menyadari
bahwa

pengetahuannya

bertambah,

kecakapannya

bertambah,

kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku individu yang
terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk
perubahan

dalam

pengertian

belajar,

karena

individu

yang

bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika
seorang anak menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak
dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus
hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia
dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu dengan kecakapan
menulis yang telah dimilikinya, ia dapat memperoleh kecakapankecakapan lain misalnya, dapat menulis surat menyalin catatan-catatan,
mengerjakan soal-soal dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam

perbuatan

belajar,

perubahan-perubahan

itu

senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya
perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan
sendirinya karena dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer yang terjadi hanya
untuk beberapa saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis,
dan sebagainya tidak bisa digolongkan sebagai perubahan.
B. Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
1. Pengertian kesulitan belajar
Ahmadi dan Widodo (1991: 74) mengartikan kesulitan belajar sebagai
keadaan di mana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya. Pengertian ini menunjukkan suatu keadaan dimana siswa kurang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

mampu menghadapi tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi di sekolah,
sehingga hasilnya kurang memuaskan.
2. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
Ada lima faktor pokok yang berperan dalam belajar menurut
Winkel ( 2004 : 155 -252), yaitu:
a. Pribadi Siswa,
Faktor ini mencangkup beberapa fungsi yaitu:
1) Fungsi kognitif
Yang termasuk dalam fungsi ini ialah taraf intelegensi, daya
kreativitas, bakat khusus, organisasi kognitif, taraf kemampuan
berbahasa, daya fantasi, gaya belajar dan teknik-teknik individual.
(a)

Intelegensi: kemampuan untuk mencapai prestasi belajar dalam
sekolah. Intelegensi memegang peranan penting dalam berpikir
siswa.

(b)

Bakat khusus: kemampuan khusus yang menonjol yang dimiliki
oleh siswa. Dalam hal ini, siswa memahami dan mampu
mengembangkan bakat tersebut.

(c)

Organisasi kognitif: menunjuk pada cara materi yang sudah
dipelajari, dan disimpan dalam ingatan, apakah tersimpan secara
sistematis atau tidak. Hal ini tergantung pada cara materi yang
dipelajari dan diolah, semakin mendalam dan semakin sistematis
pengolahan materi pelajaran, makin baiklah taraf organisasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

dalam ingatan itu sendiri. Misalnya: mengahafalkan bahan
pelajaran dan membuat kesimpulan isi pelajaran.
(d)

Kemampuan berbahasa: kemampuan untuk menangkap isi
bacaan dan merumuskan pengetahuan, pemahaman yang
diperoleh itu dalam bahasa yang benar. Misalnya: kemampuan
menyampaikan bahan pelajaran secara lisan menyusun karangan
yang baik.

(e)

Daya fantasi: aktivitas kognitif yang mengandung pikiran-pikiran
dan tanggapan-tanggapan, yang bersama-sama menciptakan
sesuatu dalam alam kesadaran. Daya fantasi merupakan aktifitas
kognitif yang tidak hanya menghadirkan kembali hal-hal yang
pernah diamati, tetapi juga dapat mengembangkan sesuatu yang
baru.

(f)

Gaya belajar: merupakan cara belajar yang khas bagi siswa,
misalnya berkenaan dengan tipe belajar yang digunakan oleh
siswa. Adapun tipe belajar siswa adalah tipe belajar visual dan
tipe belajar auditif.

(g)

Teknik belajar: teknik belajar secara efisien dan efektif jelas
membantu siswa dalam belajar, teknik belajar merupakan cara
belajar yang menunjuk pada kebiasaan mengatur belajar.
Misalnya, siswa mampu mengatur waktu belajarnya di rumah
dengan baik, meringkas pelajaran yang disampaikan oleh guru,
membuat kelompok belajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

2) Fungsi konasi
Fungsi ini terdiri dari tiga bagian yang dijelaskan sebagai berikut :
(a)

Hasrat-kehendak yang berkaitan dengan arah dan tujuan belajar.
Dalam berhasrat siswa mencari apa yang memberikan kepuasan
belajarnya dan menyingkirkan apa yang tidak memuaskan
baginya.

(b)

Motivasi belajar: motivasi adalah daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar demi mencapai tujuan.

(c)

Konsentrasi perhatian: konsentrasi adalah pemusatan perhatian
dan energi psikis dalam menghadapi suatau objek, dalam hal ini
situasi proses mengajar belajar di kelas.

3) Fungsi afektif
Fungsi ini terdiri dari empat bagian yang dijelaskan sebagai
berikut:
(a)

Temperamen meliputi tiga hal yaitu, streaming dasar, sifat-sifat
perasaan, dan tempo psikis yang berirama tinggi atau lambat.
Streaming dasar adalah nada dasar alam perasaan yang biasanya
menetap. Sifat-sifat perasaan meliputi mudah tersentuh perasaan,
intensitas persaan, dalamnya dan lamanya perasaan.

(b)

Perasaan: perasaan yang dimaksud di sini adalah perasaan
momentan dan internasional. Momentan berarti perasaan timbul

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

pada saat tertentu, sedangkan internasional berarti reaksi
perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi
tertentu.
(c)

Sikap: orang yang bersikap tertentu cenderung menerima atau
menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu
sebagai hal yang berguna atau tidak berguna.

(d)

Minat: kecenderungan siswa yang menetap, untuk merasa tertarik
pada bidang studi atau pokok bahasan dan merasa senang
mempelajari.

4) Fungsi motorik
Fungsi ini mencangkup semua kemampuan yang dimiliki siswa di
bidang psikomotorik. Kemampuan ini misalnya kecepatan menulis,
kecepatan berbicar, menggunakn alat, dan sebagainya.
(a)

Kemampuan dalam kecepatan menulis: kemampuan siswa untuk
mencatat materi yang diberikan oleh guru saat itu.

(b)

Kemampuan dalam berbicara dan artikulasi kata-kata: menunjuk
pada keahlian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dengan
kalimat-kalimat yang harus diucapkan.

(c)

Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran
dan garis.

5)

Beberapa hal lain yang menyangkut kepribadian siswa
Beberapa

hal

yang

menyangkut

kepribadian

siswa

yaitu

individualitas biologis, kondisi mental, vitalitas psikis, lingkungan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

hidup, perkembangan kepribadian dalam kaitan dengan diferensiasi
dan integrasi.
(a)

Individualitas biologis meliputi konstitusi dan habitat: Konstitusi
meliputi susunan kimiawi badan, susunan alat-alat perlengkapan
badan, daya tahan terhadap penyakit dan daya hidup. Habitat
mencakup bentuk badan yang khas untuk setiap manusia yang
paling berperan dalam belajar adalah daya tahan terhadap penyakit,
daya hidup dan alat-alat perlengkapan badan.

(b)

Kondisi Mental: merupakan akibat dari keadaan psikis siswa,
seperti stabilitas mental.

(c)

Vitalitas psikis: menunjuk pada pada jumlah dan kekuatan energi
yang dimiliki sesorang berkaitan erat dengan daya hidup jasmani.
Vitalitas psikis mencakup beberapa aspek yaitu penggerak vital,
kemampuan memulihkan kembali kekuatan, irama hidup seharihari dan kepekaan alat dria.

(d)

Lingkungan hidup keluarga siswa: keseluruhan keadaan yang
melingkupi keadaan siswa yang memberi pengaruh terhadap
perkembangan

siswa

tersebut.

Misalnya

keadaan

ekonomi

keluaraga siswa, seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa
dengan perlengkapan material untuk belajar.
(e)

Perkembangan kepribadian: berkaitan dengan diferensiasi dan
integrasi antara fungsi-fungsi psikis. Diferensiasi antara fungsifungsi psikis artinya subjek mampu membedakan antara berpikir,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

berkemauan, dan berperasaan serta menghayati perbedaan itu.
Integrasi antara fungsi-fungsi psikis artinya subyek mampu
menggunakan daya berpikir, berkemauan dan berperasaan secara
terpadu demi mencapai tujuan hidupnya.
b. Pribadi Guru
Pribadi guru antara lain mencakup beberapa peran guru dan kepribadian
guru, yaitu:
1) Kepribadian guru
Kepribadian guru meliputi tiga hal yaitu :
(a)

Penghayatan nilai-nilai kehidupan
Penghayatan nilai-nilai kehidupan oleh guru nampak dalam tingkah
lakunya. Seorang guru diharapkan dapat menjadi teladan bagi para
siswanya.

(b)

Motivasi kerja
Motivasi Kerja guru ada bermacam-macam, antara lain bekerja untuk
mendapat penghasilan semaksimal mungkin atau bekerja untuk
menyumbangkan tenaga pikiran bagi perkembagan generasi muda.
Motivasi kerja guru ini nampak dalam perilakunya, baik disadari
maupun tidak disadari oleh guru yang bersangkutan.

(c)

Sifat dan sikap
Dari hasil penelitian tentang guru ideal diperoleh informasi tentang
ciri-ciri kepribadian yang sebaiknya dimiliki seorang guru yang baik,
yaitu luwes dalam pergaulan, suka humor, mampu untuk menyelami

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

alam pikiran dan perasaa anak, peka terhadap tuntutan keadilan,
mampu mengadakan organisasi, kreatif dan rela membantu. Ciri-ciri
tersebut belumlah memberikan jaminan bahwa seseorang akan
menjadi seorang guru yang efisien dan efektif dalam pengelolaan
pengajaran.
2) Guru sebagai pendidik
Pada bagian ini dijelaskan dua hal yang berhubungan dengan peran
guru sebagai pendidik yaitu:
(a)

Inspirator dan Korektor
Sebagai inspirator, guru memberikan semangat pada setiap siswa,
tanpa terpaku pada taraf kemampuan intelektual atau tingkat
motivasi belajarnya. Sebagai korektor, guru harus berusaha
membetulkan sikap dan tindakan siswa yang tidak sesuai dengan
tuntutan kehidupan manusia yang sungguh-sungguh dewasa.

(b)

Penjaga Disiplin
Guru menjaga disiplin di dalam kelas, dengan tujuan untuk
menciptakan suasana kelas yang memungkinkan siswa untuk belajar.

3) Guru sebagai didaktikus
Ada lima hal yang berkaitan dengan peran guru sebagai didaktikus,
yaitu:
(a)

Keahlian dalam penggunaan prosedur didaktis
Keahlian dalam penggunaan prosedur-prosedur didaktis meliputi
beberapa hal, seperti mengetahui atau menyadari keuntungan dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

kelemahan dari masing-masing prosedur, memperhitungkan sifat
materi pelajaran dan tujuan pengajaran, memperhatikan kebutuhan
siswa, keadaan kelas pada waktu tertentu dan pengalaman guru
sendiri.
(b) Keahlian dalam penguasaan materi
Keahlian dalam penguasaan materi pelajaran adalah syarat bagi
penggunaan prosedur-prosedur didaktis.
(c) Gaya memimpin kelas
Gaya guru dalam memimpin kelas diartikan sebagai cara khas
masing-masing guru mengelola kelas. Pengelolaan kelas diartikan
sebagai usaha di pihak guru untuk mengatur semua kegiatannya,
dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar.
(d) Berkomunikasi dengan siswa
Baik guru maupun siswa mengkomunikasikan sikap dan perasaannya
selama proses belajar-mengajar berlangsung. Sikap dan perasaan
yang dimiliki guru atau siswa terungkap dalam kata-kata dan
perilakunya non verbalnya seperti sikap badan, isyarat, raut muka,
kontak mata dan nada bicara.
(e) Kemampuan berbahasa
Kemampuan

guru

untuk

berbahasa

Indonesia

dengan

baik

menunjang ketrampilan didaktis yang dimilikinya, bahkan menjadi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

salah satu komponen dalam profesionalitasnya sebagai tenaga
pengajar.
4)

Guru sebagai rekan seprofesi
Kerja sama antara tenaga-tenaga pengajar dan pimpinan sekolah
merupakan syarat untuk mengusahakan agar pendidikan dan pengajaran
di sekolah dapat berlangsung sebagaimana mestinya.

c.

Struktur jaringan hubungan sosial
1) Sistem sosial
Sistem sosial terbagi menjadi pola organisasi formal dan pola organisasi
informal. Pola organisasi formal terbentuk secara resmi dan biasanya
digambarkan dalam suatu bagan organisasi dengan disertai garis perintah
dan garis konsultasi. Pola organisasi informal terbentuk secara tidak
resmi.
2) Status sosial siswa
Status sosial seorang siswa tergantung pada kedudukan yang
ditempatinya, baik menurut pola organisasi formal maupun

pola

organisasi informal.
3) Interaksi guru dengan siswa
Dalam proses belajar-mengajar terjadi interaksi sosial antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut dipengaruhi
oleh sistem sosial yang berlaku di kalangan siswa dan variasi status
sosial yang dimiliki oleh siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

d.

18

Sekolah sebagai institusi
Sekolah sebagai institusi meliputi beberapa hal, yaitu prasarana dan
sarana, suasana di sekolah, kurikulum sekolah, sistem progresi siswa,
pengelompokan siswa, pengelompokan tenaga pengajar, pelayanan
kepada siswa di luar bidang pengajaran dan kontak dengan orang tua
siswa.

1)

Prasarana dan sarana
Prasarana dan Sarana meliputi hal-hal seperti gedung sekolah, perabot,
media pengajaran, ruang-ruang laboratorium, fasiltas perpustakaan,
tempat olah raga, fasilitas UKS, ruang untuk pelayanan Bimbingan dan
Konseling, ruang guru, ruang pimpinan sekolah, ruang dan perangkat
administrasi sekolah, kamar-kamar kecil. Pada umumnya, semakin
lengkap dan memadai prasarana dan sarananya, semakin lancar proses
belajar-mengajar.

2)

Suasana di sekolah
Suasana di sekolah menunjuk pada iklim psikologis yang terdapat di
suatu sekolah, yaitu bagaiamana cara warga sekolah bergaul satu sama
lain, bagaimana tata cara kesopanan yang berlaku di sekolah,
bagaimana tata cara disiplin sekolah ditentukan kemudian dijamin
pelaksanaannya dan sebagainya.

3)

Kurikulum sekolah
Kurikulum sekolah untuk sebagian besar sekolah mengikuti rancangan
pendidikan nasional yang telah ditentukan untuk berbagai jenjang dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

jenis pendidikan sekolah. Kurikulum meliputi program pendidikan
nasional, program kerja sekolah, silabus untuk masing-masing bidang
studi, petunjuk pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar.
4) Sistem progresi siswa
Sistem progresi siswa adalah prosedur yang diikuti dalam memajukan
siswa, dari tingkatan kelas yang satu ke tingkatan kelas berikutnya.
Sistem ini terungkap dalam istilah “naik kelas” atau “ tidak naik
kelas”.
5) Pengelompokan siswa
Pengelompokan siswa terjadi menurut dua bentuk, yaitu bentuk
pengelompokan kualitatif dan kuantitatif. Pengelompokan kualitatif
dibentuk berdasarkan ciri-ciri seperti umur, jenis kelamin, kemajuan
dalam bidang studi atau kurikulum jurusan. Pengelompokan kuantitatif
dibentuk berdasarkan jumlah siswa yang digabung menjadi satu kelas.
6) Pengelompokan tenaga pengajar
Pengelompokan tenaga pengajar memiliki beberapa variasai bentuk.
Di kelas-kelas rendah sekolah dasar tenaga pengajar diberi tanggung
jawab penuh terhadap satuan kelas tertentu untuk semua bidang studi
(guru kelas). Di kelas-kelas tinggi sekolah dasar, mungkin terdapat
guru tersendiri untuk beberapa bidang studi (guru bidang studi),
misalnya Matematika, Bahasa Indonesia, IPA. Untuk meningkatkan
kerja sama dan konsultasi professional, dianjurkan supaya guru-guru
kelas memegang kelas pada tingkat yang sama dan guru-guru bidang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

studi yang memegang bidang studi yang sama, berkumpul secara
rutin untuk merundingkan hal-hal yang menyangkut pengelolaan
pengajaran.

Beberapa

guru

merencanakan,

mengelola

dan

mengevaluasi pengajaran yang diberikan kepada beberapa kelompok
siswa. Pembagian tugas di antara mereka didasarkan pada keahlian
dalam bidang studi tertentu, ketrampilan mengajar dan minat.
7)

Pelayanan kepada siswa di luar bidang pengajaran
Pelayanan kepada siswa di luar bidang pengajaran meliputi kegiatan
ekstrakurikuler, Bimbingan dan Konseling, UKS dan sebagainya.

8)

Kontak dengan orang tua siswa
Kontak dengan orang tua siswa diatur menurut pola kontak rutin dan
kontak insidental. Hubungan

yang rutin berlangsung melalui

pemberian laporan hasil belajar siswa kepada orang tua dan melalui
pertemuan dengan orang tua. Hubungan insidental diadakan bila
timbul masalah khusus yang menyangkut siswa tertentu.
e) Faktor-faktor situasional
Yang dimaksudkan dengan faktor situasional ialah keadaan yang
telah timbul dan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar di kelas, namun tidak menjadi tnggung jawab guru ataupun
siswa. Faktor ini terdiri dari :
1)

Kondisi sosial-ekonomi
Keadaan ekonomi yang serba sukar dan memprihatinkan, misalnya
dengan naiknya harga-harga barang termasuk alat-alat sekolah dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

buku-buku pelajaran, dapat menyebabkan guru dan siswa merasa
gelisah dan sulit berkonsentrasi penuh pada tugas mengajar dan
belajar.
2)

Kondisi sosial-politik
Keadaan politik yang kurang stabil menyebabkan guru dan siswa
merasa tidak aman dan terancam, seperti adanya kerusuhan,
penjarahan dan sebagainya.

3)

Kondisi waktu
Keadaan waktu mencakup jumlah hari dalam tahun ajaran tersedia
untuk kegiatan pengajaran.

4)

Lokasi
Lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar, misalnya sekolah yang terletak di tepi jalan raya, dekat
dengan

fasilitas

umum

seperti

pasar,

atau

adanya

proyek

pembangunan jalan atau gedung di sekitar sekolah.
5)

Keadaan iklim dan musim
Keadaan iklim dan musim sering menciptakan kondisi fisik yang
kurang menguntungkan pada pihak guru dan siswa, sehingga
konsentrasi belajar dan mengajar terganggu.
Kelima faktor pokok tersebut dalam buku Psikologi Pengajaran
(Winkel, 2004: 138) disebut sebagai keadaan awal, yang pengertiannya
keadaan awal dijelaskan sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Keselurahan kenyataan kepribadian, sosial,
institusional dan situasional yang dalam kaitanya
dengan tujuan instruksional, dapat berpengaruh
a ta u
nyata-nyata
berpengaruh
terhadap
kelangsungan proses belajar-mengajar dalam
kelas (Winkel, 2004: 139)
Yang dimaksud dengan tujuan instruksional dalam pengertian di
atas adalah “rumusan secara terinci apa saja yang harus dikuasai oleh
peserta didik sesudah dia mengikuti kegiatan pengajaran sesuai dengan
pokok bahasan yang bersangkutan” (Idris dan Lisma 1992: 31).
3. Gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar
Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan
beberapa gejala yang menjadi indikasi kesulitan belajar (Ahmadi dan
Widodo, 1991: 88) yaitu:
a. Siswa menunjukkan hasil belajar yang rendah. Hasil belajar yang
rendah ini ditunjukkan, antara lain, oleh taraf prestasi belajar di
bawah rata-rata nilai yang dicapai kelompok kelas.
b. Hasil belajar yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang
dilakukan. Siswa telah melakukan upaya aktivitas belajar dengan
sebaik-baiknya, akan tetapi hasilnya kurang memuaskan.
c. Siswa selalu atau sering tertinggal dalam melakukan tugas
pembelajaran. Siswa memerlukan waktu yang lebih panjang dalam
melakukan tugas-tugasnya.
d. Siswa menunjukkan perilaku yang kurang wajar.
Perilaku ini dibagi berdasarkan sumber timbulnya perilaku, yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

1) Tingkah laku yang bersumber pada sikap yang kurang wajar
bagi siswa, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, iri hati, dan
sebagainya.
2) Tingkah laku yang bersumber pada reaksi emosional yang
kurang wajar seperti murung, mudah tersinggung, marah,
kurang gembira, dan sebagainya.
3) Tingkah laku yang bersumber pada sikap menentang seperti
membolos, mengganggu, datang terlambat, tidak membuat PR,
tidak teratur belajar, mengasingkan diri, dan sebagainya.
C. Program Bimbingan.
Ada empat hal yang dijelaskan pada bagian ini yaitu arti bimbingan dan
arti program bimbingan, bimbingan belajar, bimbingan klasikan dan materi
bimbingan.
1. Arti bimbingan dan arti program bimbingan
Para ahli mendefinisikan kata “bimbingan” dengan banyak arti. Di
bawah ini disajikan arti kata “bimbingan” menurut beberapa tokoh, yaitu :
a. Shertzer-Stone (Winkel dan Sri Hastuti, 2007: 29)
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu untuk
memahami diri dan lingkungannya. Dalam arti ini orang yang
memberikan bantuan dianggap lebih mampu mengatur keselarasan
antar dirinya dengan lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu orang yang
memberikan bantuan perlu terlebih dahulu membiasakan diri untuk
dapat hidup selaras dengan lingkungan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

b. Moegiadi (Winkel dan Sri Hastuti, 2007: 29)
Bimbingan dapat berarti :
1) Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,
pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri.
2) Suatu cara pemberian pertolongan/bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan kepribadiannya.
3) Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat menyusun
rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan di dalam lingkungan dimana mereka hidup.
4) Suatu proses pemberian bantuan/ pertolongan pada individu dalam
hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang
dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan
tuntutan dari lingkungan.
Program bimbingan memiliki arti sendiri, yaitu “rangkaian
kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoodinasi selama
periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran” (Winkel dan Sri
Hastuti, 2007: 119).
Suatu program bimbingan perlu direncanakan agar pelayanan yang
diberikan kepada siswi dapat terlaksana. Kegiatan bimbingan yang
dilakukan oleh guru pembimbing ditujukan terutama pada siswa, tetapi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

dapat juga kepada rekan tenaga kependidikan atau orang tua siswa.
Persiapan program bimbingan untuk suatu tahun ajaran tertentu akan
berbeda bila sudah ada program dan belum tersedia/memiliki program.
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam
bahasa inggris, sesuai istilah maka bimbingan dapat diartikan secara
umum sebagai tuntutan. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu-individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan berbagai
penyelesaian dengan bijaksana. Jadi kata bimbingan mengandung arti
bahwa suatu usaha membantu individu untuk menyelesaikan kesulitannya
sehingga

mampu

mengambil

keputusan

dalam

mengembangkan

kemampuannya agar dapat mencapai hidupnya.
2. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar sering disebut bimbingan akademi yaitu
“bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih
program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan” (Winkel
dan Sri Hastuti, 2007: 116).
Bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada
individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
dalam belajar sehingga setelah mulai proses belajar mereka dapat
mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minat yang dimilikinya. Layanan bimbingan belajar dilakukan untuk
menunjang program bimbingan di sekolah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

Program bimbingan yang dilaksanakan di suatu lembaga
pendidikan menurut Winkel dan Sri Hastuti (2007 : 116-117) memuat
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum
pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat,
dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah yang
bersangkutan.
b. Penyadaran kembali secara berkata tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah/ di rumah baik secara individual
maupun kelompok.
c. Membantu dalam hal memiliki program studi yang sesuai, kegiatan
non akademik yang menunjang usaha belajar, dan program studi
lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pengumpulan data mengenai diri siswa dan data tentang program studi
yang tersedia di berbagai perguruan tinggi.
e. Bantuan dalam hal mengatasi kesulitan belajar seperti kurang mampu
menyusun jadwal belajar dirumah. Oleh karena itu bimbingan harus
mempunyai

pengetahuan

tentang

kegiatan

belajar

termasuk

pemahaman psikologis.
f. Bantuan agar kelompok belajar dapat berjalan efektif dan efisien.
3. Bimbingan klasikal
Bimbingan klasikal adalah “bimbingan yang diberikan kepada
kelompok siswa yang tergabung dalam suatu kelas tingkat kelas tertentu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

pada suatu jenjang pendidikan tertentu, pada waktu yang ditetapkan dalam
jadwal pelajaran” (Winkel dan Sri Hastuti, 2007: 563-564). Pelaksanaan
bimbingan klasikal memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang
dapat dirasakan oleh guru pembimbing adalah mendapat kesempatan
untuk bertemu dengan banyak siswa secara bersamaan, menghemat waktu
dan tenaga dalam kegiatan bimbingan dan memperluas ruang gerak lebihlebih bila jumlah tenaga bimbingan terbatas. Keuntungan bagi pihak siswa
adalah siswa lebih rela menerima diri setelah menyadari bahwa temantemannya sering menghadapi persoalan yang kerap kali sama, diberi
kesempatan untuk mendiskusikan suatu masalah bersama-sama, melatih
menerima suatu pendapat yang dikemukakan oleh teman lain, dan
tertolong mengatasi suatau masalah yang dibicarakan langsung dengan
konselor.
Kerugian pelaksanaan bimbingan klasikal adalah kontak pribadi
antara konselor dan masing-masing siswa diatas dan kurang mendalam
sehingga konselor sulit mengevaluasi apakah pelayanannya mencapai
sasaran atau tidak. Selain itu siswa kurang dapat diajak untuk berefleksi
lebih mendalam (Winkel dan Sri Hastuti, 2007).
4. Materi bimbingan
Dalam memberikan bimbingan, baik secara individual maupun
kelompok, seorang guru pembimbing diharapkan dapat memberikan halhal yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang dibimbing. Menurut Winkel

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN