taman belanja di yogyakarta

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR

TAMAN BELANJA DI YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik

diajukan oleh :
MARTINA PURBASARI
NIM. L2B 099 245

Periode 84
September – Desember 2003

Kepada

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2003


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dengan perkembangan jaman disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup
tinggi terutama di wilayah perkotaan, seringkali terjadi adanya masalah keterbatasan
lahan perkotaan pada kawasan strategis kota, dikarenakan tingkat perubahan yang tinggi
dan investasi besar. Kota Yogyakarta sebagai pusat pengembangan wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta menunjang peranan penting baik dalam pemerintahan maupun
kegiatan sosial, ekonomi dan pusat distribusi jasa yang melayani kegiatan lokal maupun
regional, karena peran tersebut Kota Yogyakarta menjadi kawasankomersil kota.
Kegiatan komersil yang berada di Kota Yogyakarta banyak didominasi kegiatan
perdagangan dan jasa yang tersebar di beberapa bagian kota dan ditunjang pula dengan
lingkungan perdagangan yang merupakan sub-sub pusatnya.
Dengan melihat ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa
komersial lain merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
perekonomian kota Yogyakarta dimana Yogyakarta sendiri sebagai pusat kota.
Dalam perkembangan, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang
terpadat dibanding 4 kabupaten lainnya. Oleh karena itu, kawasan komersial Daerah

Istimewa Yogyakarta terkonsentrasi pada pusat kota berpusat pada garis imejiner (Tugu
Mangkubumi) dimana fasilitas-fasilitas lain yang mendukung pusat kota sehingga terjadi
tumpang tindih dalam skala pelayanannya sehingga perlu adanya penyatuan berupa
perpaduan beberapa fasilitas dalam satu kesatuan untuk mengantisipasi oenggunaan lahan
yang tidak terencana pada pusat kota.
Aktivitas penduduk cukup beragam dalam setting kota Yogyakarta yang relatif
kecil, dengan melihat menyebarnya fasilitas fisik kota tanpa adanya pemisahan fungsi
secara tegas dan pemanfaatan lahan yang tidak optimal, maka perlu untuk wilayah pusat
kota mempunyai nilai ruang atau lahan yang tinggi, oleh karena itu intensifikasi lahan
kota sebagai alternatif pemecahannya dengan mengembangkan horizontal kota maupun

pemanfaatan lahan secara maksimal dan pengembangan vertikal. Memang dalam
keragaman kegiatan kota menumbuhkan kompleksitas, kekayaan dan perbedaan
kehidupan kota yang pada akhirnya akan menuntut adanya fasilitas kota yang mampu
mendukungnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa guna lahan kota Yogyakarta adalah mix
land use sebagai alternatif dalam mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat serta kebutuhan masyarakat yang meningkat juga sebagai alternatif
pemanfaatn lahan, dimana kota Yogyakarta disamping sebagai kota pendidikan,
perdagangn, pariwisata dan sebagainya.

Kecenderungan kota Yogyakarta ditunjukkan dengan adanya peningkatan
prosentase keperluan konsumsi jenis sandang yang semakin meningkat, sehingga
pendapatan pada kegiatan sektor komersial (termasuk kegiatan perdagangan) 80 % dari
pendapatan daerah, dari prosentase tersebut sektor perdagangan memberikan sumbangan
23 – 24%, sehingga munculnya perbelanjaan lain masih layak untuk diperlukan.
Oleh karena itu perlu ditambahkan lagi dengan pengembangan fasilitas komersial
yang lebih terpadu dalam melayani kebutuhan masyarakat perkotaan dapat terpenuhi
disamping untuk mengurangi masalah parkir yang semakin padat pada pusat kota
sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menjawab permasalahan kepadatan lalu
lintas dengan memberikan pada suatu bangunan komersial tempat parkir yang mewadahi
terutama pada pusat kota.
Untuk saat ini maupun yang akan datang kota Yogyakarta semakin meningkat
dalam perkembangan ekonominya. Boleh dikatakan jantung dari kota Yogyakarta berada
pada garis imajiner (Tugu Mangkubumi - Keraton) yang merupakan daerah pusat bisnis
untuk saat ini atau masa yang akan datang. Akan tetapi akibat terputusnya jalan menuju
pusat terputus akibat jalan kereta api Tugu Yogyakarta, sehingga menjadikan Jalan
Mangkubumi menjadi sepi walaupun pada kawasan itu telah terdapat fasilitas kesenangan
(bioskop) disamping bangunan perkantoran, sehingga perlunya menghidupkan kembali
kawasan tersebut disamping bisa memberikan arti tersendiri bagi kawasan nantinya.
Taman belanja ini merupakan fasilitas komersial yang diharapkan menjadi faktor

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi pada sektor perdagangan dan jasa disekitarnya
disamping untuk pengembangan wisata dalam kota, seperti halnya kawasan Malioboro,

padahal pada kawasan Mangkubumi sendiri mempunyai vitalitas yang tinggi dan dapat
dijadikan sebagai pusat aktivitas yang nantinya dapat beperan sebagai penghidup
kawasan tersebut.
Potensi yang mendukung adanya lokasi taman belanja ini antara lain kondisi di
sekitar lokasi tapak jantung atau pusat dari kota Yogyakarta disamping mudah dalam
pencapaian.

1.2. Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Tujuan
Mendapatkan konsep ungkapan tata ruang dalam dan ruang luar dalam suatu
pusat perbelanjaan dengan konsep taman yang mampu menambah daya tarik dalam
menghidupkan kawasan Mangkkubumi dan dapat menampung kegiatan perbelanjaan dan
rekreasi
1.2.2. Sasaran
1. Perumusan pewadahan kegiatan berbelanja dan rekreasi
2. Perumusan konsep arsitektural berupa penyediaan ruang bagi kegiatan komersial
secara aman dan nyaman

3. Perumusan konsep arsitektur tata ruang dalam dan ruang luar yang mencerminkan
rancangan fisik yang bersifat komersial.

1.3. Manfaat
1.3.1. Secara Subyektif
 Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
 Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam penyusunan LP3A yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir
1.3.2. Secara Obyektif
 Dapat menambah wacana suatu rumusan permasalahan dalam perencanaan dan
perancangan taman belanja di Yogyakarta
 Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan
menyusun LP3A suatu Tugas Akhir

1.4. Lingkup Pembahasan
1. Pembahasan terbatas pada bangunan dan taman dilihat dari program-program
arsitekturalnya, serta disiplin ilmu lain diluar lingkup tersebut yang dianggap
mendasar dan menentukan dibahas dengan pendekatan logika sederhana untuk
memperkuat pembahasan dari sudut pandang arsitektur.

2. Analisa permasalahan utama terfokus pada pusat perbelanjaan dengan konsep taman
untuk memperkecil kemungkinan pembahasan yang meluas dan tidak terarah.

1.5. Metode Pembahasan
Metodologi penyusunan Landasan Program Perencanan dan Perancangan Taman
Belanja di Yogyakarta ini menggunakan metode :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Deskriptif dokumentatif, yaitu pengumpulan data melalui observasi lapangan dan
wawancara dengan pihak terkait
b. Metode pendatan sekunder, metode ini menggunakan studi literatur serta sumber
informasi valid lainnya yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan pusat
perbelanjaan dan taman
2. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu dengan mengumpulkan
dan menganalisa data dan melakukan studi banding.

1.6. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur Taman Belanja di Yogyakarta ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN

Mengungkap latar belakang permasalahan, pengungkapan masalah, tujuan dan
sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan serta sistematika
pembahasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan pusat perbelanjaan dan taman,
baik karakteristik fisik dan non fisiknya

BAB III STUDI BANDING
Berisi studi banding terhadap beberapa taman dan pusat perbelanjaan untuk
diambil referensi yang mendukung perencanaan Taman Belanja di Yogyakarta
BAB IV TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA
Pada bab ini tinjauan kota Yogyakarta ini membahas mengenai kondisi umum
kota Yogyakarta, tonjauan perekonomian, karakter masyarakat kota Yogyakarta
dan kebijaksanaan pemerintah kota Yogyakarta mengenai pengembangan
fasilitas dan utilitas kota
BAB V KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
Berisikan tenatng uraian kesimpulan dari pembahasan, batasan dan anggapan
yang digunakan untuk mengarah pada pendekatan perencanaan dan
perancangan Taman Belanja di Yogyakarta
BAB VI PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN

BELANJA DI YOGYAKARTA
Berisikan mengenai landasan pendekatan perencanaan, perancangan dan
persyaratan bangunan
BAB VII PROGRAM DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR
Pada bab ini berisi tentang konsep dasar, tata ruang luar, penekanan desain dan
program ruang dan pendekatan penentuan lokasi dan tapak