S ADP 1003283 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu akses dalam meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM). Tinggi rendahnya SDM tergantung pada tingkat pendidikan.
Pendidikan di Indonesia penyelenggaraannya belum merata dan belum dinikmati oleh
masyarakat luas khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pendidikan
terkesan semata-mata merupakan kewajiban pemerintah, padahal untuk mengatasi
pembiayaan pendidikan tersebut, pemerintah memiliki kemampuan yang kecil. Oleh
karena itu, pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani pendidikan.
Seperti diketahui bahwa pendidikan di Indonesia terbagi dalam beberapa jalur
pendidikan. Jalur pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1
dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal, dan
informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas; Pendidikan Anak Usia Dini (TK/RA), Pendidikan Dasar (SD/MI),
dan Pendidikan Tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari pendidikan
formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan non formal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti; Lembaga Kursus
dan pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dan lain-lain.
Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui
sama dengan pendidikan formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standar nasional pendidikan. Seperti; Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan
Santun, Moral, dan Sosialisasi.

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Pada prinsipnya, jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai
dengan sifat dan kekhususan tatanannya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 15,

jenis pendidikan terbagi atas; Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, Pendidikan
Akademik, Pendidikan Profesi, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Keagamaan, dan
Pendidikan Khusus.
Jenis pendidikan tersebut mempunyai jenjang pendidikan yang jelas. Jenjang
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal
terdiri atas; Pendidikan Usia Dini (TK/RA), Pendidikan Dasar (SD/MI), Pendidikan
Menengah (SMA/SMK), dan Pendidikan Tinggi (Universitas).
Salah satu jenjang pendidikan adalah pendidikan menengah yang terdiri atas
pendidikan menengah umun, dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
Jenjang pendidikan yang menitikberatkan siswa agar mempunyai keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK
menurut Gustimulya (2004; 7) merupakan salah satu wahana pendidikan formal yang
mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat
menengah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, keahlian dan akhirnya
mempunyai kesiapan kerja setelah menamatkan pendidikannya, karena pendidikan

SMK adalah tamatan yang 80% memilih untuk mencari kerja. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan salah satu bentuk
pendidikan bagi sekolah kejuruan yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG). Hal ini dipertegas melalui Kepmendikbud Nomor 323/UU/1997 tanggal 31
Desember 1997, tentang penyelenggaraan PSG, yang didalamnya dinyatakan
ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Oemar Hamalik (2009; 91) menyatakan bahwa “Prakerin merupakan suatu tahap
kesiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara
formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten
dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
melaksanakan tanggungjawab dalam bidangnya”.

Prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program
SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja di dunia usaha atau dunia
industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di
SMK. Untuk mendukung pelaksanaan Prakerin, maka harus ada manajemen Prakerin.
Manajemen Prakerin menurut Sri Suwarno (2009; 2) adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan berupa proses mengelola atau menata agar dapat berjalan secara
efektif dan efisien sehingga mencapai tujuan secara optimal, dengan suatu proses
yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pelaksanaan manajemen mengharuskan SMK bersama dunia usaha atau dunia
industri membicarakan bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah dan bagian
untuk pelatihan di industri. Guru-guru harus mempunyai pengalaman industri
sehingga dapat memberikan contoh bekerja untuk menghasilkan produk seperti yang
dikehendaki industri. Instruktur di industri juga harus memiliki pengetahuan
kependidikan guna pembimbingan siswa dan evaluasinya. Implikasi penerapan
manajemen Prakerin mengharuskan SMK berbenah diri untuk melakukan
pembaharuan di sekolah sehingga program Prakerin berjalan efektif dan dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh sekolah untuk menghasilkan tenaga kerja
yang memiliki keahlian sesuai bidangnya, melalui pelaksanaan manajemen yang baik
dengan memilih tempat Prakerin, membekali pengetahuan, bersosialisasi, dan

membuat kerjasama dengan pihak dunia usaha atau dunia industri.
Tetapi kenyataan dilapangan, masih kurangnya link and match antara pendidikan
yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia
industri sehingga mengakibatkan proses pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

pembangunan sehingga hasilnya tidak cocok (match) dengan kebutuhan dunia kerja.
Dan kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk dipraktekan dalam pelaksanaan
Prakerin.
Selain itu, kompetensi keahlian siswa tidak sesuai dengan instansi tempat
Prakerin sehingga membuat siswa tidak dapat mengaplikasikan teori atau konsep
yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, kurangnya kesiapan
pada pengetahuan dan pembekalan siswa dalam melaksanakan Prakerin sehingga
menghambat dalam kelancaran proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau

lembaga.
Prakerin dalam pelaksanaannya bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang
berkompetensi, melibatkan pihak sekolah dengan intansi atau lembaga untuk
mengaplikasikan teori atau konsep sehingga menghasilkan pengalaman sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan lapangan kerja.
Kunci keberhasilan pendidikan kejuruan adalah keterlibatan dunia usaha atau
dunia industri. Keterlibatan dunia usaha atau dunia industri tersebut dimulai dari
perencanaan hingga evaluasi mutu lulusan. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional, yang memberikan peluang luas bagi dunia usaha atau dunia industri untuk
mengembangkan pendidikan. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat pokok
untuk peningkatan mutu SDM dalam memasuki persaingan global. Sejarah
menunjukan negara yang memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami
perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa hasil pendidikan
berupa SDM yang bermutu, menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi
perkembangan suatu negara.
Oleh karena itu, mutu tersebut harus dimiliki atau dicapai oleh setiap siswa
setelah mengikuti pelaksanaan Prakerin. Dengan memadukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya


Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang
tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Bertolak dari apa yang dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud untuk
mengadakan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Praktek Kerja
Industri (Prakerin) terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga
Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Program Prakerin tidak

terlepas

dari kendala


atau

hambatan dalam

pelaksanaannya. Ketidaksesuaian perencanaan yang telah ditentukan karena adanya
hambatan-hambatan yang tidak terduga, ditambah dengan kurangnya pengawasan
baik dari pihak sekolah maupun pihak dunia usaha atau dunia industri yang dijadikan
tempat praktek kerja, berpengaruh pada kurangnya link and match antara pendidikan
yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia
industri. Hal tersebut mengakibatkan proses pendidikan tidak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan sehingga hasilnya pun tidak cocok (match) dengan
kebutuhan dunia kerja. Selain itu kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk
dipraktekan dalam pelaksanaan Prakerin, serta kompetensi keahlian siswa tidak
sesuai dengan instansi tempat Prakerin yang membuat siswa tidak dapat
mengaplikasikan teori atau konsep yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah.
Secara tidak langsung menyebabkan kurangnya kesiapan siswa pada pengetahuan dan
pembekalan dalam melaksanakan Prakerin sehingga menghambat dalam kelancaran
proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau lembaga.


C. Perumusan Masalah Penelitian
Proses pendidikan yang terjadi didalamnya adalah kegiatan belajar mengajar
antara siswa dengan pengajar atau guru dan tujuan yang hendak dicapai adalah
menghasilkan lulusan sesuai yang diharapkan. SMK adalah sekolah formal yang
mencetak lulusan yang siap pakai dalam artian siap terjun dalam dunia usaha

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

ataudunia industri.Berdasarkan identifikasi

masalah penelitian diatas penulis

merumuskan rumusan masalahpenelitian sebagai berikut:
1.


Bagaimana manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) di SMK Bina Warga
Bandung?

2.

Bagaimana mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung?

3.

Bagaimana pengaruh manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap
mutu praktek kerja di SMK Bina Warga Bandung?

D. Tujuan Penelitian
1.

Umum
Adapun tujuan secara umum adalah untuk memperoleh gambaran tentang

Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap Mutu Praktek Kerja
di SMK Bina Warga Bandung.

2.

Khusus
a.

Untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen Praktek Kerja Industri
(Prakerin) di SMK Bina Warga Bandung.

b.

Untuk memperoleh gambaran mengenai mutu praktek kerja di SMK Bina
Warga Bandung.

c.

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh manajemen Praktek Kerja
Industri (Prakerin) terhadap mutu praktek kerja di SMK Bina Warga
Bandung.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat secara praktis maupun secara
teoritis, yaitu :
1.

Manfaat Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai

berikut :

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

a.

Peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang masalah
kependidikan sebelum terjun langsung di lapangan kerja serta dapat mendorong
diadakannya penelitian lanjutan.

b.

SMK Bina Warga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan
dalam upaya meningkatkan mutu praktek kerja, melalui manajemen Prakerin
pada periode yang akan datang.

c.

Dunia usaha atau dunia industri pasangan yang merupakan tulang punggung
pelaksanaan Prakerin, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama
dengan pihak sekolah.

2.

Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat secara

teoritis sabagai berikut :
a.

Menambah khasanah keilmuan terutama berkenaan dengan manajemen Prakerin
sebagai upaya peningkatan mutu praktek kerja.

b.

Dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih mendalam bagi penelitian-penelitian
lanjutan yang sifatnya lebih luas dan mendalam.

F. Struktur Organisasi Skripsi
Secara garis besar struktur organisasi penulisan laporan penelitian ini, dibagi
menjadi lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian
berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Bab III berisi
Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V
berisi Kesimpulan dan Rekomendasi.
Bab I

PENDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang
Penelitian;Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah Penelitia;,
Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN. Penelitian terdiri dari sub bab: Manajemen Prakerin;

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Pembelajaran di SMK;

Mutu Praktek Kerja; Kerangka Pemikiran dan

Hipotesis Penelitian.
Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Metode
Penelitian dan Desain Penelitian;
Operasional;

Instrumen

Penelitian;

Populasi

dan Sampel;

Prosedur

Penelitian;

Definisi
Teknik

Pengumpulan; Kesimpulan Hasil Uji Instrumen; dan Analisis Data.
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab: Hasil
Penelitian dan Pembahasan.
Bab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI terbagi menjadi sub bab:
Kesimpulan dan Rekomendasi.

Melly Putri Novitasari, 2014
Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu